9
adanya upaya perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas dikaitkan dengan hak-hak pemegang saham berdasrkan prinsip Good Corporate
Governance.
18
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEMEGANG SAHAM
MINORITAS DALAM
PERSEROAN TERBATAS TERBUKA BERDASARKAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
” Studi di PT. SRI REJEKI ISMAN.
Tbk.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang perlu dikemukakan. Adapun perumusan masalah yang
hendak dikemukakan penulis adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance di PT. Sri Rejeki Isman. Tbk?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas
dalam Perseroan Terbatas Terbuka berdasarkan prinsip Good Corporate Governance di PT Sri Rejeki Isman, Tbk?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:
18
Antonius Fidy Setiady, 2009, Peranan Komisaris Independen Dalam Implementasi Good Corporate Governance, SKRIPSI, Yogyakarta, hal. 8.
10
1. Untuk menjelaskan dan mempertegas perlindungan hukum pemegang
saham minoritas dalam Perseroan Terbatas Terbuka berdasarkan prinsip Good Corporate Governance dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007.
2. Untuk mengetahui peranan Good Corporate Governance dalam
melindungi pemegang saham minoritas perseroan terbatas terbuka. Berdasarkan permasalahan di atas, manfaat yang ingin dicapai dalam
penelitian hukum ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis a.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat mengenai Perlindungan Hukum Pemegang Saham
Minoritas dalam Perseroan Terbatas Terbuka berdasarkan prinsip Good Corporate Governance.
b. Memberikan gambaran dari hasil penelitian mengenai penerapan
prinsip Good Corporate Governance dalam perseroan terbatas terbuka. 2.
Manfaat Praktis a.
Memberikan pengetahuan bagi penulis sendiri mengenai pokok masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis dan sistematis bagi penulis dalam membuat sebuah karya tulis.
D. Kerangka Pemikiran
Meninjau dari aspek yuridis yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
11
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannnya.
19
Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa, kata “Perseroan”
menunjuk modalnya yang terdiri dari sero saham, sedangkan kata “Terbatas” menunjuk pada tanggung jawab pemegang saham yang tidak melebihi nilai
nominal saham yang dimilikinya. Secara eksplisit tidak ada definisi tentang pemegang saham minoritas,
hal ini dikarenakan antara perusahaan yang satu dengan yang lain seringkali berbeda prosentase antara pemegang saham minoritas dan mayoritasnya,
sehingga definisi minoritas tiap perusahaan pun berbeda-beda, akan tetapi Pengertian pemegang saham minoritas dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal
79 ayat 2 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu satu orang pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili
110 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, atau suatu jumlah yang lebih kecil sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar PT
yang bersangkutan.
20
Di dalam Bab V Tentang Pedoman Umum GCG Indonesia menyebutkan tentang prinsip dasar pemegang saham yaitu:
Pemegang saham sebagai pemilik modal, memiliki hak dan tanggungjawab atas perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan anggaran dasar perusahaan. Dalam melaksanakan hak dan tanggung jawabnya, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
19
Pasal 1 Angka 1UU RI No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
20
Fiki Priyatna, Loc. Cit.
12
1. Pemegang saham harus menyadari bahwa dalam melaksanakan hak dan
tanggungjawabnya harus memperhatikan juga kelangsungan hidup perusahaan.
2. Perusahaan harus menjamin dapat terpenuhinya hak dan tanggung jawab
pemegang saham atas dasar asas kewajaran dan kesetaraan fairness sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar
perusahaan. Penerapan GCG memberikan keyakinan kepada pemegang saham
bahwa perusahaan dikelola secara baik dan benar agar dapat memberikan hasil yang wajar dan bernilai tinggi sehingga memiliki daya saing dan daya tahan
yang kuat, baik secara nasional maupun internasional. Dikeluarkannya Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance dan diundangkannya UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sedikit banyak telah memberikan jawaban tentang
adanya pengaturan atas perlindungan hukum serta terjaminnya kepastian hukum bagi para pemegang saham dalam PT khususnya pemegang saham
minoritas, akan tetapi aplikasinya dalam praktek masih membutuhkan kajian lebih lanjut. Agar pembaca lebih mudah memahami kerangka pemikiran
penulis, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan dibawah ini.
13
Perseroan Terbatas Terbuka
Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 22 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Pemegang Saham
Mayoritas
Bentuk Perlindungan Hukum
Sistem mayoritas dalam mekanisme
RUPS
BAPEPAM sebagai lembaga
pelaksana
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Minoritas
UUPM Pasal 82 ayat
2,48, 49, 85-89 UUPT
pasal 61 ayat 1, 62, 79 ayat 2, 97ayat 6,
114 ayat 6, 138 ayat 3, 144 ayat 1
Pedoman GCG Prinsip GCG:
1. Transparasi
2. Akuntabilitas
3. Responsibilitas
4. Independensi
5. Kewajaran
dan kesetaraan
Penerapan UUPT, UUPM
dan Prinsip
GCG dalam
melindungi hak- hak pemegang
saham minoritas?
Kepastian Hukum Tujuan:
Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan,fungsi
organ,nilai moral
yang tinngi
terhadap peraturan
perundang undangan, kesadaran dan tanggung
jawab,meningkatkan kepercayaan, pertumbuhan ekonomi dan
arus investasi
14
E. Metode Penelitian