Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi nelayan di kawasan permukiman nelayan Kecamatan Labuhan Badas Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang ? 2. Bagaimana strategi kelangsungan hidup nelayan di kawasan permukiman nelayan Kecamatan Labuhan Badas Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang ? 3. Apakah faktor jarak dari pusat perkembangan wilayah kecamatan berpengaruh terhadap strategi kelangsungan hidup nelayan di dua kawasan permukiman nelayan di kecamatan Labuhan Badas ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui karakteristik sosial ekonomi nelayan di kawasan permukiman nelayan Kecamatan Labuhan Badas Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang. 2. Mengetahui strategi yang diterapkan rumah tangga nelayan di kawasan permukiman nelayan Kecamatan Labuhan Badas Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang. 3. Mengetahui pengaruh jarak dari pusat perkembangan wilayah tersebut terhadap strategi kelangsungan hidup kedua kampung nelayan di Kecamatan Labuhan Badas.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk: 1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijaksanaan khususnya bagi pemerintah daerah setempat untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang dihadapi nelayan. 2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kehidupan di kawasan nelayan dan strategi untuk melangsungkan hidup. 3. Melengkapi syarat akhir dalam ujian tingkat Sarjana di Fakultas Geografi UMS.

1.5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

Dalam Geografi terpadu integrated geography untuk mendekati atau menghampiri masalah dalam geografi digunakan bermacam-macam pendekatan atau hamparan approach yaitu pendekatan analisa keruangan, analisa ekologi dan analisa kompleks wilayah. Analisa keruangan merupakan pendekatan geografi yang mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting suatu wilayah. Perhatian pokok analisa keruangan ini adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang akan dirancangkan.Analisa ekologi merupakan pendekatan geografi yang mempelajari tentang interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Analisa kompleks wilayah merupakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Dalam analisa ini, wilayah-wilayah tertentu didekati dengan pengertian “areal differentiation”, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain. Menurut Bintarto 1987 dalam hubungannya dengan analisa keruangan akan banyak berhubungan dengan beberapa unsur yaitu : a unsur jarak, baik jarak absolute maupun jarak relatif, b unsur pola atau pattern, c unsur site dan situasi yang erat hubungannya dengan sifat dan fungsi sebuah kota, sebuah desa atau wilayah, d unsur aksesibilitas yang erat hubungannya dengan topografi dan teknologi dari suatu wilayah tertentu, e unsur keterkaitan ini banyak menentukan hubungan fungsional antara beberapa tempat. Untuk mempertahankan hidup ataupun dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, setiap kelompok masyarakat memiliki kiat-kiat atau disesuaikan dengan faktor-faktor maupun kemampuan yang dimilikinya. Nooteboom 1977 dalam Gutomo Bayu Aji 1997, mengatakan karena ketidakpastian masa depan yang tidak bisa diramalkan akan mendorong orang untuk mensiasati hidup dalam rangka mengatasi masalah melalui perjuangan hidup. Melalui cara ini perjuangan survival menempati pada tiga level, yaitu: 1. Basic need, 2. Strategi kelangsungan hidup dan 3. Melalui berbagai mekanisme sosial. Strategi apapun yang dikembangkan orang miskin dikatakan akan mempunyai dampak krusial tidak hanya terhadap kehidupan mereka , tetapi juga terhadap pembangunan jangka panjang dan keterbelakangan masyarakat. Menurutnya strategi orang miskin berbeda dalam bentuk-bentuk ekonomi, sosial, politik dan demografis. Leiten 1989 dalam Gutomo Bayu Aji 1997, membagi teori survival menjadi dua model : 1. Model survival survival model. Model ini dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: a Terdapat kecenderungan bagi adanya usaha untuk suatu jaminan, b Adanya kepercayaan diri pada seseorang terhadap keberadaan tertinggi atau takdir ketika ada pada posisi sulit, c Berusaha mencari dukungan secara eksternal, d Rumah tangga, desa, kelompok kekerabatan merupakan poin-poin penting dalam prinsip dari referensi, e Bentuk-bentuk kerjasama lain mengambil tempat pada poin-poin referensi tersebut. 2. Model emansipasi emancipation model. Model ini memiliki ciri sebagai berikut: a Adanya kecenderungan untuk memperbaiki kondisi seseorang, b Terdapat pendirian bahwa kegiatan yang dilakukan orang lain turut menentukan posisi orang lain secara luas, c Adanya keyakinan untuk mengubah aksi-aksi seseorang dengan aksi-aksi orang lain dan d Mengakui adanya kerjasama dengan yang lain untuk suatu dukungan bersama. Suparlan 1994 mengatakan bahwa keterlibatan golongan yang berpenghasilan rendah dalam aktivitas ekonomi merupakan upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Scott 1976 juga mengemukakan bahwa masyarakat golongan ekonomi lemah harus meraih kesempatan yang ada. Kesempatan ini dimaksudkan sebagai strategi untuk bertahan hidup dengan pilihan berupa : mempekerjakan semua anggota keluarga, mengesampingkan kewajiban-kewajiban seremonial yang dihargai, bermigrasi, bekerja atas dasar bagi hasil, minta belas kasihan orang lain dan menjadi anak buah seorang tuan tanah. Baheri 1996 dalam penelitiannya yang berjudul ”Kemiskinan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Desa Pantai Kecamatan Lasolo Kabupaten Kendari Sulawesi Tengah” bertujuan: 1 Mengetahui tingkat sosial ekonomi keluarga nelayan, 2 Mengetahui strategi yang digunakan untuk mempertahankan hidup di daerah penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, tanggungan keluarga, tingkat pendapatan dan jenis strategi yang digunakan. Data sekunder terdiri dari data kependudukan dan peta-peta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Tingkat sosial ekonomi keluarga nelayan di daerah penelitan adalah rendah 2. Pada musim paceklik rumah tangga nelayan menempuh strategi hubungan dengan pemilik modal tengkulak dan meminjam kepada keluarga rumah tangga lain, memelihara ternak dan unggas belum dimanfaatkan oleh rumah tangga miskin. Muntiyah 1996 dalam penelitiannya yang berjudul ”Strategi Kelangsungan Hidup Rumah Tangga Miskin Desa Cinderejo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul”, bertujuan : 1. Mengetahui tingkat status sosial ekonomi penduduk di desa cinderejo, 2. Mengetahui strategi kelangsungan hidup yang dilakukan penduduk di desa Cinderejo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, tanggungan keluarga, tingkat pendapatan dan jenis strategi yang digunakan. Data sekunder terdiri dari data kependudukan dan peta-peta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Tingkat sosial ekonomi penduduk desa Cinderejo sebagian besar adalah rendah 2. Strategi yang digunakan penduduk untuk kelangsungan hidupnya adalah dengan memperpanjang jam kerja, melakukan mobilitas dan memanfaatkan sumber lain. Adapun secara singkat perbandingan penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3. Perbandingan Penelitian Sebelumnya Penulis Baheri 1996 Muntiyah 1996 Vindi D.I 2009 Judul Kemiskinan dan Strategi Strategi Kelangsungan Strategi Survival Rumah Tangga Nelayan Di Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Desa Pantai Kecamatan Lasolo Kabupaten Kendari Sulawesi Tengah hidup Rumah Tangga Miskin Desa Cinderejo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul Kawasan Permukiman Nelayan Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Tujuan -Mengetahui tingkat sosial ekonomi keluarga nelayan. -Mengetahui strategi yang digunakan untuk mempertahankan hidup di daerah penelitian. - Mengetahui tingkat status sosial ekonomi penduduk di desa Cinderejo -Mengetahui strategi kelangsungan hidup yang dilakukan penduduk di desa Cinderejo. 1 mengetahui karakteristik sosial ekonomi nelayan di kawasan permukiman nelayan Kecamatan Labuhan Badas Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang, 2 mengetahui strategi yang diterapkan rumah tangga nelayan di kawasan permukiman nelayan Kecamatan Labuhan Badas Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang dan 3 mengetahui pengaruh jarak dari pusat perkembangan wilayah tersebut terhadap strategi kelangsungan hidup kedua kampung nelayan di Kecamatan Labuhan Badas. Data umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, tanggungan keluarga, tingkat pendapatan dan jenis strategi umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, tanggungan keluarga, tingkat pendapatan dan jenis strategi umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian. tanggungan keluarga, tingkat pendapatan dan jenis strategi Metode Survei Survei survei Hasil 1. Tingkat sosial ekonomi keluarga nelayan di daerah penelitian adalah rendah 2. Pada musim paceklik rumah tangga nelayan menempuh strategi menempuh hubungan dengan pemilik modal tengkulak dan meminjam kepada keluarga rumah tangga lain, memelihara ternak dan unggas belum dimanfaatkan oleh rumah tangga miskin. 1. Tingkat sosial ekonomi penduduk desa Cinderejo sebagian besar adalah rendah 2. Strategi yang digunakan penduduk untuk kelangsungan hidupnya adalah dengan memperpanjang jam kerja, melakukan mobilitas dan memanfaatkan sumberlain. 1karakteristik sosial ekonomi nelayan di daerah penelitian adalah sebagai berikut: a.nelayan sebagian besar berumur produktif. b. Sebagian besar tingkat pendidikan kepala keluarga nelayan adalah SMP. c. Nelayan sebagian besar mempunyai tanggungan keluarga 3 orang. 2 strategi untuk kelangsungan hidup yang diterapkan rumah tangga nelayan Desa Labuhan Sumbawa dan Bajo Medang adalah arisan. 3 strategi kelangsungan hidup antara kampung yang dekat Desa Labuhan Sumbawa dan yang jauh Desa Bajo Medang dari pusat kecamatan, yaitu semakin dekat dengan pusat perkembangan semakin banyak strategi yang dilakukan.

1.6. Kerangka Pemikiran