Tinjauan Atas Perbandingan Anggaran Dan Realisasi Belanja Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat

  

TINJAUAN ATAS PERBANDINGAN ANGGARAN DAN

REALISASI BELANJA DAERAH TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

  

Diajukan sebagai salah satu syarat

Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Diploma III

Program Studi Akuntasi

  

Disusun oleh :

RENDY KRISTIANDY

21308051

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2010

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kuliah kerja praktek ini dengan mengambil judul

  “TINJAUAN ATAS PERBANDINGAN

ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DAERAH TERHADAP

KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT ”

  Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Program Diploma III Jurusan Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.

  Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

  1. Dr.Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Hj Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Sri Dewi Anggadini SE.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma III Universitas Komputer Indonesia.

  4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

  5. Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak , selaku Dosen Wali Kelas AK-5 Angkatan 2008 Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma III Universitas Komputer Indonesia.

  6. Inta Budi Setya Nusa ,SE.,M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

  7. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  8. Dra.Hj.Silviaty M,Si selaku Kepala Bagian di Pemerintah Provinsi Jawa Barat bagian Akuntansi dan Pelaporan.

  9. Dindin Mahfudin SE.,M.AK,Ak selaku pembimbing kerja praktek serta semua Bapak, Ibu dan Karyawan Pemprov jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  10. Untuk keluarga tercinta Alm. Papi , mami dan kakak serta buat keponakan saya Abee

11. Teman-teman AK-5 angkatan 2008 dan juga teman – teman se-

  UNIKOM,juga semua orang yang dikenal penulis terimakasih banyak atas semua dukungannya Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu terima kasih atas semua bantuan selama laporan ini. Sebagai akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang memerlukan.

  Bandung, Desember 2010 Penulis Rendy Kristiandy NIM : 21308051

  DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR………………………………………………… i DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

  ………………….…..……. 1

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek………….……..…….. 11

  1.2.1 Maksud Kerja Praktek

  11 ……………………..….….

  1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

  11 ……………..……..………..

  1.3 Ke gunaan Kerja Praktek……………………....…………. 12

  1.4 Metode Kerja Praktek…….....……………………………. 14

  1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek…………….…………… 16

  1.5.1 Lokasi Kerja Praktek …………………………..…... 16

  1.5.2 Waktu Kerja Praktek……………....……….……… 17

  BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

  2.1 Sejarah Umum Instansi …………………………………… 20

  2.2 St ruktur Organisasi………..………………………………. 26

  2.3 Deskripsi Jabatan……………..…………………………… 29

  2.4 Aspek Kegiatan ………………..…………………………... 31

  BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek………………………. 23

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek………….…………… 24

  3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek …..………......………... 24

  3.3.1 P ambahasan Laporan realisasi anggaran ………….. 25

  3.3.2 Perbandingan hasil laporan realisasi anggaran provinsi Jawa Barat Tahun 2009……………………. 34

BAB IV PENUTUP

  4.1 Kesimpulan ……………………...………………………. 42

  4.2 Saran…………………...………………………………… 43

  

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 44

LAMPIRAN

  • – LAMPIRAN…………………………………………... 45

  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………… 55

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

  Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat yang didasarkan pada asas desentralisasi atau lebih dikenal dengan otonomi daerah.Otonomi daerah berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan secara pribadi,peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi ,dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memperkuat Pemerintah daerah untuk melaksanakan otonomi daerah berdasarkan urusan yang menjadi kewenangannya.

  Sistem Akuntansi sangat membantu pemerintah daerah untuk mempertangguungjawabkan pelaksanaan keuangan daerah dalam bentuk laporan realisasi anggaran ,neraca,laporan arus kas,dan catatan atas laporan keuangan.Pemerintah daerah merancang system akuntansi keuangan daerah agar pertanggungjawaban keuangan daerah dapat dilakukan secara efisien dan efektif.Sistem keuangan daerah merupakan prosedur pengumpulan data,pencatatan,pengikhtisaran,dan pelaporan keuangan daerah.Proses pengumpulan data meliputi kegiatan mengumpulkan bukti-bukti transaksi keuangan daerah seperti Surat Perintah Pencairan Dana(SP2D),cek dan register cek,Surat Tanda Setoran,dan Surat pengesahan Pertanggungjawaban(SPJ).

  Anngaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan waktu tertentu dimasa yang akan dating. Anggaran juga merupakan acuan bagi pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan yang telah direncanakan dan sebagai alat control untuk mengetahui dalam kurun waktu tertentu sampai dimana pelaksanaan realisasi dapat sesuai dengan yang direncanakan menurut anggaran yang telah ditetapkan. kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai/instansi

  Pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Definisi kinerja menurut Bambang Kusriyanto dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9) adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam).

  Kinerja (performance) merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi atau penyampain jasa. Kinerja seringkali dipikirkan sebagai pencapaian tugas, dimana istilah tugas sendiri berasal dari pemikiran aktifitas yang dibutuhkan oleh pekerja. (Nelson, 1997)

  Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

  . Realisasi anggaran dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh manakan anggaran tersebut di pergunakan, untuk itu dilakukanlah perbandingan anggaran dan realisasi belanja

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menhetahui dan menulis masalah tersebut kedalam bentuk Laporan Kerja Praktek dengan judul “

  

Tinjauan Atas Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah

Terhadap Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat

  ”

1.2 Tujuan Kerja Praktek

  Maksud dengan melakukannya kerja praktek ini,penulis mengetahui bagaimana Anggaran dan Realisasi terhadap kinerja khususnya di Sekretariat Daerah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Setda Pemprov Jabar) serta dapat mengimplementasikan materi

  • – materi perkuliahan pada dunia kerja,sehingga penulis dapat memahami aktivitas tersebut. Sedangkan tujuan penulisan yang ingin dicapai dari hasil pelaporan kerja peraktek ini adalah : 1.

  Mmberikan gambaran tentang perbandingan antara anggaran dan realisasi belanja daerah

  2. Mengetahui kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap hasil laporan realisasi anggaran

3. Untuk melengkapi studi akhir program Diploma III (D3)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

  Hasil kerja praktek ini diharapkan dapat membantu dan memberikan informasi bagi penulis,instansi Pemerintahan yang diteliti dan masyarakat pada umumnya yaitu sebagai berikut:

  1. Penulis Laporan kerja praktek ini berguna bagi penulis untuk menambah wawasan,serta penulis dapat memperoleh pengalaman di dunia kerja sebagai studi banding dari apa yang di dapat selama perkuliahan dengan kerja praktek ini,juga mengembangkan mental dan budaya kerja serta sebagai langkah evaluasi diri si penulis.

  2. Instansi Pemerintahan Membantu beban pekerjaan pada instansi pemrintahan khususnya pada bagian AKLAP(Akuntansi Pelaporan) di Setda Pemprov Jabar seperti membantu mngumpulkan dan mengkoreksi serta mengentry datapada transaksi keuangan seperti SP2D,STS dan Pengesahan SPJyang disusun berdasarkan program dan kegiatan serta tanggal transaksinya dan juga untuk mengetahui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)..

  3. Bagi pihak lain Laporan kerja praktek ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya materi mengenai prosedur APBD yang menjadi bagian bagi pihak

  • – pihak yang mengkaji topik-topik ini yang berkaitan dengan pembahasan dalam laporan ini

1.4 Metode Kerja Praktek

  Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah menggunakan metode

  

Block Release, yaitu dimana penulis melakukan pengamatan secara langsung dan

  mempelajari kegiatan-kegiatan mengenai masalah yang akan penulis bahas dengan terjun langsung pada objek kegiatan yang diteliti dengan mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan dari sebuah Instansi/perusahaan.

  Adapun cara dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan pendukung dalam penyajian laporan ini adalah :

  1. Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan (library research) yaitu merupakan suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik buku,diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga catatan-catatan pribadi yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan dan kerja praktek.

  2. Riset Lapangan (Field Research) Riset lapangan (Field Research) yaitu merupakan penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada objek penelitian.

  Penelitian yang dilakukan dengan metode pengambilan data yang tersedia dilapangan yaitu: a.

  Pengamatan (Observation) Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari kegiatan-kegiatan mengenai masalah yang akan dibahas oleh penulis. b.

  Wawancara (Interview) Penulis melakukan tanya jawab dengan para pegawai atau petugas yang bertanggung jawab dengan instansi/perusahaan tersebut.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  1.Lokasi Kerja Praktek

  Lokasi kuliah kerja praktek dilakukan di SETDA PEMPROV JABAR(Sekretariat Pemerintah Provinsi Jawa Barat) Bandung Jl. Diponegoro no.22 Bandung, sedangkan waktu kerja praktek dimulai sejak 5 juli

  • – 6 Agustus 2010, dan hari kerja praktek yang berlaku yaitu dari hari senin sampai dengan jumat dari jam 08:00 s/d 16:00.

  2.Waktu Kerja Praktek

  Berikut ini adalah aktivitas kerja praktek dan aktivitas kantor di Instansi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) pada bagian Akuntansi Pelaporan,yaitu :

Tabel 1.1 Aktivitas Kerja Praktek dan Aktivitas di Kantor

  No Aktivitas Hari Waktu

Kerja Praktek Senin s/d Jum'at 07:30 s/d 16:00 WIB

  1 Senin s/d Kamis 12:00 s/d 13:00 WIB

  2 Istirahat Jum'at 11:30 s/d 13:00 WIB

  • 3 Libur Sabtu s/d Minggu

Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek BULAN & TAHUN KEGIATAN NO JUNI JULI AGT SEPT OKT NOV KP

  DES '10 '10 '10 '10 '10 '10 '10 Persiapan KP

  Permohonan

  1 Ijin Kp Realisasi Ijin

  2 KP

  I Menentukan

  3 Tempat Kp Mendapat surat

  4 penerimaan Mendapat

  5 Absen

   Pelaksanaan

  II

  1 Aktivitas KP Bimbingan di

  2 tempat KP

  Pelaporan KP

  1 Konsultasi Mulai

  2 Bimbingan

  III

  Pembuatan

  3 Laporan

  4 Ujian KP Selesai

  5 Pelaporan

  BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

  Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki alam dan pemandangan yang indah serta memiliki berbagai potensi yang dapat diberdayakan,antara lain menyangkut sumber daya air,alam dan pemanfaatan lahan,sumber daya hutan,pesisir dan laut serta sumber daya perekonomiannya yang sangat maju di berbagai bidang.

  Perkembangan sejarah menunjukan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang pertama di bentuk di wilayah Indonesia . Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950,tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat terdiri dari :17 Kabupaten dan 9 Kotamadya,dengan membawahkan 592 Kecamatan,5.201 Desa dan 609 Kelurahan.

  Provinsi Jawa Barat telah di pimpin oleh 12 orang Gubernur sampai saat ini,yaitu :

  1.

  (1945 M. Sutardjo Kartohadi – 1946) 2.

  (1946) Mr. Datuk Djamin 3.

  (1946 - 1952) M. Sewaka 4.

  (1952 - 1956) R. Muhammad Sanusi Hardjadinata 5.

  (1956 - 1960) R. Ipik Gandama 6.

  (1960 - 1970)

H. Mashidu 7.

  (1970 - 1975) Solihin GP

  8.

  (1975 - 1985)

H. Aang Kunaefi 9.

  (1985 - 1993) HR. Yogie SM 10.

  (1933 - 2003) R. Nuriana 11.

  (2003 - 2008)

  H. Danny Setiawan 12.

  (2008

  H. Ahmad Heryawan – Sekarang) Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdiri dari ; Sekretariat Daerah

  (SETDA),20 Dinas, 15 Badan, 1 Kas Daerah, dan 1 Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkedudukan di Jakarta.

  Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan suatu yang mempunyai Visi dan Misi.Visi dan Misi tersebut digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan Pemprov Jabar,berikut ini Visi dan Misi Pemprov Jabar :

  A.

  VISI Pemprov Jabar :

  Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Jawa Barat serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat adalah :

  “TERCAPAINYA MASYARAKAT JAWA BARAT YANG MANDIRI,DINAMIS DAN S EJAHTERA”

  Di dalam Visi tersebut banyak makna yang terucap dan menjadi acuan semua masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan Visi tersebut sebagai alat dan penyemangat dalam kehidupan sehari

  • – hari,untuk lebih jelasnya adapula penjabaran dari arti Visi Jawa Barat tersebut,yaitu : 1.

  Mandiri Terus berusaha Adalah sikap dan kondisi semua masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri,terutama dalam bidang pendidikan,kesehatan,tenaga kerja,pelayanan publik yang berbasis e-

  government ,energy,infrastruktur,lingkungan dan sumber daya air.

  2. Dinamis Selalu ingin maju dalam hal apapun adalah sikap dan kondisi masyarakat

  Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon sekecil apapun peluang yang ada dan tantangan zaman yang semakin tahun semakin bersaing antara satu dengan yang lainnya juga ikut serta berkontribusi dalam proses pembangunan daerah untuk kepentingan dan kenyamanan bersama sesame warga Jawa Barat.

  3. Sejahtera Saling menghormati adalah Sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir maupun batin mendapatkan rasa aman dan nyaman serta makmur dalam menjalani kehidupan juga saling membantu antara satu sama lain.

B. MISI Pemprov Jabar :

  Dalam rangka mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka rumusan Misi Provinsi Jawa Barat dalam rangka pencapaian Visi Jawa Barat 2013 ditetapkan dalam 5 misi berikut ini, untuk mencapai masyarakat Jawa Barat yang mandiri, dinamis dan sejahtera,yaitu: 1.

   Misi Pertama, “Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang

  Produktif dan Berdaya Saing ”.

  Tujuan :Mendorong masyarakat ke arah peningkatan kualitas

  pendidikan, kesehatan, dan kompetensi kerja;Menjadikan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi pekerti luhur serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Sasaran :Tuntasnya program pemberantasan buta aksara

  Meningkatnya akses dan mutu pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pencanangan wajib belajar 12 tahun bagi anak usia sekolah;Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak;Meningkatnya pelayanan sosial dan penanggulangan korban bencana;Meningkatnya kesetaraan gender;Meningkatnya kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja;Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat;Meningkatnya kualitas kehidupan beragama;Revitalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan

  2. Misi Kedua, “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis

  Potensi Lokal ”.

  Tujuan :Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan

  masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal.

  Sasaran :Meningkatnya aktivitas ekonomi regional berbasis

  potensi lokal;Meningkatnya kesempatan dan penyediaan lapangan kerja;Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan ekonomilokal yang berdaya saing;Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja;Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.

  3. Misi Ketiga, “Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur

  Wilayah ”.

  Tujuan :Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya.

  Sasaran :Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan

  terintegrasi untuk mendukung pergerakan perhubungan orang, barang dan jasa;Tersedianya infrastruktur sumber daya air dan irigasi yang handal untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air;Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan ketenagalistrikan di Jawa Barat;Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah);Terwujudnya keamanan dan keserasian dalam pembangunan infrastruktur.

  4. Misi Keempat, “Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung

  Lingkungan Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan ”.

  Tujuan :Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.

  Sasaran :Terkendalinya pertumbuhan, pertambahan jumlah serta

  persebaran penduduk;Berkurangnya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan, dan resiko bencana;Meningkatnya fungsi kawasan lindung Jawa Barat;Terlaksananya penataan ruang yang berkelanjutan;Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan serta energi terbaharukan diantaranya panas bumi, angin, dan surya.

  5. Misi Kelima, “Meningkatkan Efektifitas Pemerintahan Daerah dan

  Kualitas Demokrasi ”.

  Tujuan :Mengembangkan birokrasi yang semakin profesional dan

  akuntabel;Mewujudkan kehidupan demokrasi dan terpeliharanya semangat kebangsaan.

  Sasaran :Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang berbasis

  kompetensi;Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerahserta pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan berbasis teknologi informasi;Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat;Meningkatnya kinerja pemerintahan desa dan pembangunan perdesaan;Meningkatnya pembangunan dan pembinaan hukum di daerah;Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;Meningkatnya kerjasama daerah dalam pembangunan;Meningkatnya peran dan fungsi partai politik;Menguatnya peran masyarakat madani dalam kehidupan politik;Tumbuhnya pembangunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.2 Struktur Organisasi

  Struktur Organisasi merupakan susunan wewenang kerangka kerja yang mewujudkan pola kerja tetap serta mengatur hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang mewujudkan kedudukan dan peranan masing-masing jabatan dalam mewujudkan kerjasama, struktur organisasi juga membuka adanya kesatuan arah dan langkah dalam melaksanakan kegiatan, serta adanya kejelasan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari orang-orang yang melaksanakan tugas tersebut.

  Struktur organisasi di Biro Keuangan yang baru sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut : A.

  Biro Keuangan Dipimpin oleh seorang kepala biro, dimana Biro Keuangan ini membawahi :

1. Bagian Anggaran, membawahkan: 2.

  Sub bagian Anggaran Program; 3. Sub bagian Anggaran Non Program; 4. Sub bagian Evaluasi dan Pembinaan; B. Bagian Perbendaharaan, membawahkan: 1.

  Sub bagian Perbendaharaan Belanja Program; 2. Sub bagian Perbendaharaan Belanja Non Program; 3. Sub bagian Belanja Pegawai; C. Bagian Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan: 1.

  Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan; 2. Sub bagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset; 3. Sub bagian Evaluasi dan Pembinaan; D. Bagian Kas Daerah, membawahkan: 1.

  Sub bagian Pengelolaan Kas; 2. Sub bagian Penerimaan; 3. Sub bagian Pengeluaran; E. Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah, membawahkan: 1.

  Sub bagian Penganggaran; 2. Sub bagian Penatausahaan; 3. Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan;

2.3 Deskripsi Jabatan Biro Keuangan Akuntansi dan Pelaporan

  Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 tahun 2009 pada

  pasal 131 menyebutkan: Biro Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah.

  Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Biro Keuangan mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan umum anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat

  Daerah 2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat

  Daerah 3. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah.

  Rincian tugas Biro Keuangan: 1.

  Menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Biro Keuangan 2. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi serta fasilitasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah

  4. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi perbendaharaan 5.

  Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan 6. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi Kas Daerah 7. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi administrasi keuangan Sekretariat

  Daerah 8. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah 9. Menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan APBD 10.

  Menyelenggarakan pengendalian anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah

  11. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

  12. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota 13. Menyelenggarakan ketatausahaan Biro Keuangan 14. Menyelenggarakan perumusan bahan Rencana Strategis, Laporan

  Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Biro Keuangan 15. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Biro Keuangan 16. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait 17. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

  Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan.

  Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi: 1.

  Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

  2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

  3. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

2.4 Aspek Kegiatan Utama Bagian Akuntansi dan Pelaporan

  Bagian Akuntansi dan Pelaporan merupakan salah satu bagian dari Biro Keuangan yang sangat penting kontribusinya untuk menyusun dan meninjau semua transaksi yang ada/terjadi.

  Berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan oleh bagian Akuntansi dan Pelaporan: 1.

  Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bagian Akuntansi dan Pelaporan 2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebujakan umum akuntansi keuangan

  Daerah 3. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum peleporan keuangan

  4. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan 5.

  Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan inventarisasi 6. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi evaluasi dan pembinaan 7. Menyelenggarakan pengkajian bahan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

  8. Menyelenggarakan pengkajian sistem informasi keuangan 9.

  Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan evaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota

  10. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum pembinaan pengelolaan keuangan daerah akuntansi dan pelaporan

  11. Menyelenggarakan fasilitasi penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

  12. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan

  13. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota 14. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bagian Akuntansi dan

  Pelaporan 15. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait 16. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bagian Akuntansi dan Pelaporan juga membawahkan : 1.

  Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan Subbagian Akuntansi dan Pelaporan melakukan berbagai aktivitas yang di antaranya:

1. Menyusun program kerja Subbagian Akuntansi dan Pelaporan 2.

  Menyusun bahan sistem akuntansi dan kebijakan akuntansi meliputi pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

  Kebijakan akuntansi harus dibuat untuk mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran dan antarperiode. Kebijakan akuntansi diterapkan dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Jawa Barat, termasuk Catatan atas Laporan Keuangan,yaitu melaksanakan penyusunan bahan akuntansi dan pelaporan,menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara berkala.

  Dalam hal ini, laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD adalah berupa laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang salah satu bagian dari laporan keuangan tersebut adalah Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan pertanggungjawaban APBD tersebut harus dilakukan secara berkala baik per semester maupun per tahun.

  Dalam hal ini juga staf yang bertugas menyusun Catatan atas Laporan Keuangan melakukan konsolidasi dengan tiap SKPD tingkat provinsi untuk dijadikan sebagai Catatan atas Laporan Keuangan pemda. Selain melakukan konsolidasi, Sub Bagian ini pun melakukan koordinasi dengan tiap SKPD tersebut untuk mengurangi kesalahpamahan dalam menyusun CaLK pemda sehingga dapat menghasilkan kualitas laporan keuangan yang akuntabel,yaitu: 1.

  Menyusun bahan nota pengantar pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2. Menyusun bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

3. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Subbagian Akuntansi dan

  Pelaporan 4. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

  Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan melaksanakan koordinasi dengan tiap SKPD tingkat Provinsi Jawa Barat agar pada saat menyusun Catatan atas Laporan Keuangan tidak ada kesalahpahaman antara SKPD dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Koordinasi ini dilakukan oleh staf Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan dengan staf tiap SKPD yang bertugas membuat Catatan atas Laporan Keuangan. Koordinasi biasanya dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Praktek kerja ini dilakukan sejak tanggal 05 Juli sampai 06 Agustus 2010 yang bertenpat di Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Jl.Diponegoro No. 22 Bandung. Di dalam pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis ditempatkan di bagian Akuntansi dan Pelaporan (AKLAP) pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Praktek kerja ini dilakukan sesuai dengan pokok bahasan yang ingin diketahui dan diteliti penulis yaitu mengenai tinjauan perbandinagn anggaran dan realisasi belanja terhadap kinerja pemerintah.Pada Pemerintah Provinsi Jawea Barat.

  Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan.

  Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi:

  1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

  2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

  

23

  3. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek Teknik kuliah kerja praktek ini dilaksanakan dalam satu periode selama satu bulan yaitu 25 hari kerja yang berlangsung mulai tanggal 05 Juli 2010 sampai 04

  Agustus 2010.Selama melaksanakan kerja praktek pada Sekretariat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, penulis ditempatkan pada bagian Akuntansi dan Pelaporan (AKLAP) dimana bagian ini mempunyai fungsi dan peran sama pentingnya dengan bagian lain:

1. Membantu mengentry lapotan realisasi anggaran 2.

  Mengambil data-data yang diperlukan dalam pembahasan Kerja Praktek 3. Diskusi atau Tanya jawab dengan pegawai AKLAP,di bidang pelaporan anggaran 4. Mendengarkan arahan dari Ibu dan Bapak pembimbing di AKLAP.

  Namun dalam hal ini penulis tetap dibimbing dan diarahkan agar tidak terjadi kesalahan yang akan menimbulkan koreksi pada masa yang akan datang.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

  Di dalam pembahasan yang akan penulis jabarkan, penulis akan menjabarkan pula apa yang dimaksud anggaran, belanja, realisasi dan kinerja

  Pengertian anggaran menurut Munandar dalam bukunya Budgeting , perencanaan kerja, pengawasan kerja (2000,1) adalah “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang

  meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktuperiode tertentu yang akan data ng”

  Pengertian belanja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah : “Belanja adalah mengeluarkan uang untuk mendapatkanyang diharapkan mempunyai nilai yang seimbang.

  

  Pengertian realisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

  “Realisasi adalah menjadi nyata, perwujudan pernyataan nyata (mengusahakan melaksanakan perwujudan”

  Dari definisi diatas dapat disimpulakan bahwa perbandingan anggaran dan realisasi belanja adalah urutan dalam membuat laporan dari pelaksanaan realisasi yang digunakan untuk menjalankan kegiiatan pemerintahan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter selam periode tertentu.

3.3.1. Pembahasan Laporan Realisasi Anggaran

A. Anggaran

1. Unsur-Unsur Dalam Anggaran

  Dalam suatu anggaran yang disusun oleh organisasi baik itu organisasi swasta ataupun pemerintahan haruslah mencakup beberapa unsure yang biasanya terkandung dalam suatu anggaran. Unsur-unsur tersebut harus terkandung dalam suatu anggaran dikarenakan unsure-unsur tersebut menggambarkan rencana kegiatan perusahaan yang akan dilakukan dalam periode yang akan dating. Menurut Munandar (2001:3), suatu anggaran mempunyai empat unsu yaitu :

  1. Rencana, ialah suatu penetuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Anggaran juga merupakan suatu rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan dating. Hanya saja anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

  Mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, maka sudah semestinya bahwa anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

  3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia ialah unit “Rupiah”. Unit moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beraneka ragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbeda- beda, seperti kilogram, meter, meer persegi, liter dan sebagainya. Dengan unit moneter dapatlah diseragamhakan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut.

  4. Jangka waktu tertentu yang akan dating, yang menunjukan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

2 Fungsi Anggaran

  Bagi organisasi sector public seperti lembaga pemerintah, anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana public yang dibebankan kepadanya. Anggaran dalam akuntansi sector public memiliki beberapa fungsi, menurut Nordiawan (2007:20) fungsi anggaran antara lain adalah : 1.

  Anggaran sebagai alat perencanaan Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke arah mana kebijakan akan dibuat.

  2. Anggaran sebagai alat pengendalian Dengan adanya anggaran, organisasi nsektor public dapat menghidari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).

  3. Anggaran sebagai alat kebijakan

  Melalui anggaran, organisasi sector public dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.

  4. Anggaran sebagai alat politik Dalam organisasi sector public, komitmen pengelola dalam melaksanakan progam-program yang telah dijanjikan dapat dilihat melalui anggaran.

  5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi Melalui dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian, unit kerja, atau departemen yang merupakan sub organisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya.

  6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerja telah memenuhi target, baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhnya efisiensi biaya.

  7. Anggaran sebagai alat motivasi Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai- nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan, anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika memenuhi sifat “ menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai “ (challenging but attainable

  atau demanding but achievable). Maksudnya adalah suatu anggaran

  hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah dicapai.

  B. Tujuan Laporan Realisasi Anggaran 1.

  Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah menetapkan dasar dasar penyajian laporan realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntanbilitas sebagai mana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

  2. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingakat ketercapaian target- target yang tealah disepakati antara legislative dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  C. Struktur Laopran Realisasi Anggaran

  Laporan realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/deficit dan pembiayaan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggaranya dalam satu periode. Dalam laporan realisasi anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu informasi berikut :

  1. Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya

  2. Cakupan entitas pelaporan

  3. Periose yang dicakup

  4. Mata uang pelaporan, dan

  5. Satuan angka yang diugunakan

D. Isi Laporan Realisasi Anggran

  Laporan realisasi anggran disajikan sedemikian rupa sehingga menciptakan unsur pendapatan, belanja, transfer, surflus/defisit, dan pembiayaan yang dilakukan untuk penyajian yang wajar. Laporan realisasi anggaran menyandingkan realisai pendapatan, , belanja, transfer, surflus/deficit, dan pembiayaan dengan anggaranya. Laporan realisasi anggran dijelaskan lebih lanjut dalam catatan atas laoran keuangan yang memuat hal hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggarn seperti kebijakn fiscal dan moneter, sebab- sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan

  Laporan realisasi anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut :