Identifikasi Permasalahan Penelitian INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN SURAU DALAM TRANSFORMASI KEWARGANEGARAAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA : Studi Deskriptif di SMP Perguruan Islam Ar-Risalah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat.

Muspardi, 2014 INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN SURAU DALAM TRANSFORMASI KEWARGANEGARAAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wenny Liztia tahun 2011 tentang Internalisasi Nilai –Nilai dalam Proses Pembelajaran PKN di Perguruan Islam Ar- Risalah Kota Padang Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang : Hasil penelitian di temukan bahwa upaya internalisasi nilai – nilai dalam proses pembelajaran PKN tidak berjalan sendiri, namun didukung oleh program dan mata pelajaran lain, untuk perencanaan yang dibuat guru seperti silabus dan RPP memiliki muatan nilai yang secara tidak langsung dapat dimaknai dari kompetensi dasar dan indikator yang ada. Sedangkan dalam proses pembelajaran upaya menginternalisasikan dilakukan melalui pendekatan cerita. Proses internalisasi tersebut dapat dibuktikan melalui lima pentahapan, yaitu tahap pemberian pengetahuan tentang nilai, tahap memahami nilai, tahap meneriman nilai, tahap bersikap dan tahap mengamalkan nilai- nilai. Untuk proses penilain pembelajaran dipengaruhi dari nilai sikap dan aktivitas selama diasrama. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Surau Dalam Transformasi Kewarganegaraan Untuk Mengembangkan Karakter Siswa.

B. Identifikasi Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi berbagai masalah yang ada berkaitan dengan integrasi nilai-nilai pendidikan surau yaitu sebagai berikut: 1. Surau sebagai lembaga pendidikan tradisional Minangkabau sangat berperan dalam menenamkan karakter kepada generasi muda Minang tempo dulu. Banyak ulama dan pemikir besar yang berasal dari Minangkabau seperti K.H. Agus Salim, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Hamka dan lain-lain, merupakan tokoh Minang dan tokoh bangsa Indonesia yang didik dan dilatih di surau. Namun, saat ini pendidikan surau tidak seperti dulu lagi, generasi muda Minang saat ini sudah merasa cukup belajar di surau sampai mampu membaca Al- Qur’an dan tata cara beribadah sholat saja. Sementara dahulu generasi muda Minang untuk mendalami ajaran Islam secara mendalam tidurpun di surau sehingga surau sangat berperan membentuk karakternya. Mengembalikan peran dan fungsi surau seperti tempo dulu tentu tidak mungkin dilakukan lagi Muspardi, 2014 INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN SURAU DALAM TRANSFORMASI KEWARGANEGARAAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan juga tidak cocok dengan kondisi saat ini, karena sudah banyak aspek kehidupan masyarakat Minangkabau yang berubah. Fenomena sekarang terlihat norma lama yang luhur mulai agak memudar, sementara tatanan baru belum juga terbentuk. Oleh karena itu perlu di gali nilai-nilai luhur dahulu yang bisa di integrasikan pada institusi pendidikan saat ini. Setidaknya sebagai langkah awal untuk melihat sejauh mana nilai-nilai pendidikan surau terintegrasi dalam pola pembinaan karakter siswa di Sekolah. 2. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal harusnya mampu melahirkan siswa yang cerdas dan berkribadian luhur. Kecendrungannya, dalam pelaksanaan pendidikan dikebanyakan sekolah terkesan lebih menitik beratkan pada penguasaan kognitif pada siswa ketimbang penanaman sikap. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya tawuran antar pelajar, siswa melawan pada gurunya, pelecehan seksual, curang ketika ujian dan berbagai bentuk tindakan yang mengindikasikan belum berhasilnya penanaman karakter kepada para siswa oleh sekolah. Oleh karena itu, perlu diteliti sekolah yang benar-benar melaksanakan pendidikan karakter dengan sunguh-sungguh dan memiliki prestasi baik akademik maupun non-akademik yang sudah di akui oleh masyarakat, agar dapat dijadikan sebagai model bagi sekolah lainnya. Sesuai dengan paparan dalam latar belakang di atas maka peneliti menilai SMP Perguruan Islam Ar-risalah pantas untuk diteliti lebih lanjut pembelajaran dan budaya sekolah di sekolah tersebut.

C. Perumusan Masalah Penelitian