Kriteria Kematangan Pascapanen Buah Pepaya Callina pada Umur Petik dan Umur Tanaman Berbeda

KRITERIA KEMATANGAN PASCAPANEN BUAH
PEPAYA CALLINA PADA UMUR PETIK DAN
UMUR TANAMAN BERBEDA

JAMILUDIN SUGITO
A24100188

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kriteria Kematangan
Pascapanen Buah Pepaya Callina pada Umur Petik dan Umur Tanaman Berbeda
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2015

Jamiludin Sugito
NIM A24100188

ABSTRAK
JAMILUDIN SUGITO. Kriteria Kematangan Pascapanen Buah Pepaya Callina
pada Umur Petik dan Umur Tanaman Berbeda. Dibimbing oleh KETTY SUKETI
dan WINARSO DRAJAD WIDODO.
Pemanenan dan penanganan pascapanen yang dilakukan dengan benar dan
tepat waktu dapat meningkatkan umur simpan buah. Percobaan ini bertujuan
mendapatkan kriteria kematangan pascapanen, kriteria umur simpan, dan kriteria
akumulasi satuan panas pepaya Callina dari beberapa umur petik pada umur
tanaman berbeda. Percobaan dilaksanakan pada bulan April hingga November
2014 di kebun petani pepaya Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng,
Kabupaten Bogor dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan adalah Rancangan

Kelompok Lengkap Teracak split plot dengan 3 ulangan. Petak utama adalah
umur tanaman sedangkan anak petak adalah umur petik. Umur tanaman pada
populasi tanaman pepaya berumur 9 bulan dan tanaman pepaya berumur 15 bulan,
sedangkan perbedaan umur petik buah yaitu 120, 125, 130, 135, dan 140 hari
setelah antesis. Umur tanaman tidak mempengaruhi kriteria kematangan
pascapanen pepaya Callina pada 6 skala warna kulit buah. Umur petik buah
mempengaruhi umur simpan, kekerasan kulit buah, kekerasan daging buah,
padatan terlarut total, dan kandungan vitamin C. Umur petik terbaik dicapai pada
125 HSA (akumulasi satuan panas sebesar 2 185.75 oC hari) karena memiliki
kandungan mutu kimia dan mutu fisik yang baik dengan umur simpan 9 hari.
Pepaya Callina dapat dipanen pada 120 HSA dengan akumulasi satuan panas
2 107.67 oC hari. Umur simpan terlama pepaya Callina diperoleh pada umur petik
120 HSA dengan umur simpan 10 hari yang tidak berbeda dengan umur petik
125 HSA. Umur simpan terpendek pepaya Callina selama 4–5 hari diperoleh pada
umur petik 135 dan 140 HSA.
Kata kunci: antesis, mutu fisik, umur simpan

ABSTRACT
JAMILUDIN SUGITO. Criteria of Postharvest Ripeness of Callina Papaya Fruit
in Different Harvesting Date and Planting Age. Supervised by KETTY SUKETI

and WINARSO DRAJAD WIDODO.
Harvesting and postharvest handling with good practices and timely can
increase shelf life of fruit. This experiment aims to get the maturity criteria of
postharvest ripeness, shelf life, and heat unit accumulation of Callina papaya of
some harvesting date on different planting age. The experiment was conducted at
the papaya farmer’s garden in Leuwisadeng, Bogor and Postharvest Laboratory,
Department of Agronomy and Horticulture, Bogor Agricultural University in
April to November 2014. The research was arranged by split plot randomized
block design with 3 replication. The main plot was planting age while sub plot
was harvesting date. The planting age at papaya population that was 9 and 15
months, while difference harvesting date of fruit that was 120, 125, 130, 135, and
140 Days After Anthesis. Planting age doesn’t effect criteria for post–harvest
maturity of Callina papaya on 6 colour scale of skin fruit. Harvesting date effect
the shelf life, skin fruit hardness, flesh fruit hardness, total soluble solid content,
and vitamin C content. The best harvesting date was achieved in 125 DAA (heat
unit accumulation 2 185.75 oC day) because the chemical quality and physical
quality was good with the shelf life was 9 days. Callina papaya can be harvested
on 120 DAA with heat unit accumulation 2 107.67 oC day. The longest shelf life
for Callina papaya obtained at harvesting date 120 DAA with 10 days of shelf life
that not different with harvesting date 125 DAA. The shortest shelf life for Callina

papaya during 4–5 days obtained at harvesting date 135 and 140 DAA.
Keywords: anthesis, physical quality, shelf life

KRITERIA KEMATANGAN PASCAPANEN BUAH
PEPAYA CALLINA PADA UMUR PETIK DAN
UMUR TANAMAN BERBEDA

JAMILUDIN SUGITO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Judul Skripsi
Nama
NIM

: Kriteria Kematangan Pascapanen Buah Pepaya Callina pada
Umur Petik dan Umur Tanaman Berbeda
: Jamiludin Sugito
: A24100188

Disetujui oleh

Dr Ir Ketty Suketi, MSi
Pembimbing I

Ir Winarso Drajad Widodo, MS, PhD
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Segala puji hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kriteria
Kematangan Pascapanen Buah Pepaya Callina pada Umur Petik dan Umur
Tanaman Berbeda. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana dan sebagai tugas akhir Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari peranan berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dukungannya. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sugito dan Ibu Juanah serta seluruh
keluarga atas doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
2. Dr Ir Ketty Suketi, MSi dan Ir Winarso Drajad Widodo, MS, PhD
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan panduan dan
bimbingannya selama penelitian ini berlangsung.

3. Ir Megayani Sri Rahayu, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama penulis belajar di Institut Pertanian
Bogor.
4. Dr Ani Kurniawati, SP, MSi sebagai dosen penguji pada ujian tugas akhir
yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan karya ilmiah
ini.
5. Keluarga besar Beastudi Etos LPI DD Republika yang telah
memberikan fasilitas beasiswa dan pembinaan pengembangan diri
selama 6 semester penulis kuliah di Institut Pertanian Bogor.
6. Keluarga besar Genksi Social Fund (GSF) beasiswa alumni IPB
angkatan 14 yang telah memberikan dukungan beasiswa pada tahun
2014–2015.
7. Ibu Uun Unaesih, Ibu Siti, Bapak Anwar, Ibu Andayani, Kakak Anni
Kholida, Kakak Yaghi Permana, dan Kakak Endro Prasetyo yang telah
memberikan nasihat, saran, dan masukan kepada penulis selama belajar
di Institut Pertanian Bogor.
8. Keluarga Edelweiss 47 serta teman–teman yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2015


Jamiludin Sugito

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pepaya
Panen
Pascapanen
Produksi etilen
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Percobaan
Bahan Percobaan
Peralatan Percobaan
Prosedur Percobaan

Pengamatan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekapitulasi Sidik Ragam
Umur simpan
Mutu Fisik
Mutu Kimia
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
vii
1
1
2

2
2
3
4
5
5
5
5
5
6
7
10
11
11
12
14
15
17
17
17

18
21
24

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Rekapitulasi sidik ragam
Satuan panas dan umur simpan pepaya
Kualitas fisik pepaya Callina pada skala warna 5
Kualitas kimia pepaya Callina pada skala warna 5

11
13
14
15

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Keragaan tanaman pepaya pada umur tanaman berbeda
Pengukuran susut bobot buah pepaya Callina
Perubahan warna kulit buah pepaya Callina
Pengukuran kekerasan buah pepaya Callina
Perubahan warna kulit buah pepaya Callina hasil penelitian

6
8
8
9
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Deskripsi pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
umur simpan pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
susut bobot pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
kekerasan kulit buah pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
kekerasan daging buah pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
padatan terlarut total pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
asam tertitrasi total pepaya Callina
Sidik ragam pengaruh umur tanaman dan umur petik terhadap
kandungan vitamin C pepaya Callina

21
21
21
22
22
22
23
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya L.) dari keluarga Caricaceae adalah salah satu jenis
buah yang diusahakan secara komersial di banyak negara. Pepaya mengandung
nutrisi yang tinggi diantaranya vitamin A, vitamin C, kalsium, dan karbohidrat.
Potensi luar biasa secara komersial menjadikan pepaya sebagai komoditas yang
diutamakan di India (Singh et al. 2012). Jumlah konsumsi per kapita nasional
tahun 1990–2011 mencapai 2.738 kg, pada urutan ke–3 terbanyak dikonsumsi
setelah pisang dan rambutan (PKHT 2013). Produksi pepaya tahun 2013
mencapai 871 282 ton (BPS 2015), dengan total volume ekspor dan volume impor
masing–masing sebesar 468 dan 299 ton (PKHT 2013). Jika dikaitkan data
volume ekspor terhadap data produksi pepaya nasional, jumlah konsumsi per
kapita, dan volume impor sangat memprihatinkan, bahkan nilai ekspor–impor
pepaya pada tahun 2012 menunjukkan bahwa nilai ekspor hanya mencapai
22 101 US dolar sedangkan nilai impor sebesar 70 241 US dolar (Ditjenhort 2013).
Hal–hal yang menyebabkan nilai komoditas pepaya menurun yaitu kualitas
pepaya yang tidak sesuai standarisasi GHP (Good Handling Practices) dan tidak
memenuhi keinginan konsumen. Penanganan pascapanen yang baik dan benar
diperlukan untuk menghasilkan kualitas buah yang menjamin keamanan pangan
dan memenuhi keinginan konsumen. Berdasarkan BSN (2009), ketentuan
minimum varietas komersial dari pepaya (Carica papaya L.) famili Caricaceae
yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan
adalah utuh, penampilan buah segar, bertekstur padat, layak konsumsi, bersih,
bebas dari benda–benda asing yang tampak, bebas dari hama dan penyakit, bebas
dari memar, bebas dari kerusakan akibat temperatur rendah dan atau tinggi, bebas
dari kelembaban eksternal yang abnormal, bebas dari aroma dan rasa asing, dan
tangkai buah memiliki panjang tidak lebih dari 3 cm. Mengacu pada PKBT (2004),
penampilan fisik adalah hal pertama yang dilihat konsumen saat memilih
buah–buahan. Sifat–sifat buah pepaya yang diinginkan untuk konsumsi segar
adalah berukuran kecil–medium (0.5–1.0 kg per buah) atau besar (bobot buah
kurang dari 3 kg per buah), warna daging buah jingga sampai merah, mempunyai
warna kulit hijau dengan warna merah–jingga di selanya, rongga buah kecil, kulit
buah halus, buah dari bunga hermafrodit, bentuk lonjong, tekstur padat, rasa
manis dan tidak ada pahitnya atau rasa getah, shelf life lama, dan beraroma khas.
Sentra produksi pepaya tersebar di berbagai daerah di Indonesia,
diantaranya DKI Jakarta: Jagakarsa; Jawa Barat: Sukabumi, Cibinong, dan
Citayam; Jawa Tengah: Pati, Kudus, Banyumas, Cilacap, Kesugihan, Pringsurat,
Boyolali, dan Musuk; DI Yogyakarta: Sleman; Jawa Timur: Turen (Malang);
Lampung Tengah: Metro; Sulawesi Selatan: Toraja; dan Sulawesi Utara: Manado
(Sunarjono 2007). Berbagai macam tujuan pasokan buah pepaya mulai dari pasar
tradisional, swalayan, dan ekspor. Sampai saat ini presentase pasokan buah paling
besar dipasok ke pasar tradisional, kemudian swalayan, dan terakhir ekspor.
Pengendalian mutu dalam pemenuhan standarisasi yang cukup ketat pada pasokan
swalayan dan ekspor menjadi kendala bagi petani buah pepaya dari skala kecil
sampai dengan skala besar (Basulto et al. 2009). Buah pepaya yang diangkut

2
melalui udara harus dipertimbangkan dengan manajemen yang tepat seperti suhu,
jenis kultivar, dan stadia kematangan buah. Suhu panas atau dingin selama
penanganan pascapanen dapat menimbulkan kerugian yang sangat signifikan pada
tingkat konsumen (Nunes et al. 2006).
Pemanenan dan penanganan pascapanen buah yang dilakukan dengan benar
dan tepat waktu dapat meningkatkan umur simpan buah (Suketi et al. 2010a).
Salah satu masalah penanganan pascapanen adalah penentuan indeks panen yang
masih belum dikembangkan. Hal ini mempengaruhi mutu dan kualitas pepaya
akibat terlalu cepat atau lambat dilakukan pemetikan. Semakin tua umur panen
atau semakin lama waktu simpan, persentase warna kulit buah yang berwarna
kuning semakin besar, dan buah semakin lunak (Suketi et al. 2007).
Tanaman pepaya Callina mulai berbunga pada umur 4 bulan setelah tanam
dan buah dapat dipanen pada umur 8.5 bulan setelah tanam (PKBT 2010), namun
belum ada penelitian yang menjelaskan irama pertumbuhan dan perkembangan
buah pepaya. Berdasarkan hasil penelitian PPKKI (2010) pada tanaman kakao
periodisitas musim berbunga dipengaruhi oleh umur tanaman dan berhubungan
dengan irama pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pada tanaman muda
pertumbuhan didominasi oleh pertumbuhan vegetatif, kemudian setelah berumur
3–4 tahun pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan berjalan berurutan
bahkan didominasi oleh perkembangan yaitu pembungaan dan pembentukan buah.
Penelitian tentang penyimpanan pascapanen pepaya telah banyak dilakukan,
namun hasil yang diperoleh belum memuaskan karena informasi indeks panen
belum tersedia. Intensitas pembungaan pada umur tanaman tertentu akan
berkolerasi dengan kualitas dan kuantitas buah pepaya yang dihasilkan. Informasi
mengenai kisaran umur tanaman pepaya Callina yang optimal dalam
menghasilkan kualitas dan kuantitas buah akan sangat membantu dalam
memperkirakan umur produksi kebun pepaya yang diupayakan dalam usaha
pertanian. Budidaya dalam skala besar memerlukan lebih banyak informasi
tentang sifat fisiologi tanaman pepaya pada beberapa umur tanaman yang akan
berguna bagi manajemen budidaya untuk efisiensi dan optimalisasi produksi buah
pepaya yang diusahakan secara komersial. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian tentang kriteria kematangan panen, kriteria umur simpan, dan kriteria
akumulasi satuan panas pepaya Callina dari beberapa umur petik pada umur
tanaman berbeda.
Tujuan Penelitian
Percobaan ini bertujuan mendapatkan kriteria kematangan pascapanen,
kriteria umur simpan, dan kriteria akumulasi satuan panas pepaya Callina dari
beberapa umur petik pada umur tanaman berbeda.

TINJAUAN PUSTAKA
Pepaya
Tanaman pepaya banyak dibudidayakan baik di daerah tropis maupun
subtropis. Pepaya dapat ditanam di daerah–daerah basah dan kering

3
atau di daerah–daerah dataran dan pegunungan sampai ketinggian 1 000 m dpl
(BAPPENAS 2000). Secara umum tanaman pepaya tumbuh optimal pada
ketinggian 200–500 m dpl. Pertumbuhan pepaya menjadi lambat dan memiliki
rasa kurang manis pada ketinggian di atas 500 m dpl, selain itu penanaman pepaya
pada dataran tinggi menyebabkan mudah terserang penyakit karena kelembaban
udara relatif tinggi (Sujiprihati dan Suketi 2009). Tanaman pepaya tumbuh dengan
baik pada lahan dengan pH 6–7.5 atau pH netral. Pada pH netral unsur hara utama,
seperti nitrogen, fosfor, kalium, belerang, kalsium, dan magnesium tersedia dalam
jumlah optimal. Pepaya tergolong tanaman yang memerlukan cahaya penuh
(Kalie 1999). Tanaman pepaya yang mendapat sinar matahari dalam jumlah
banyak lebih cepat berbunga dan berbuah, mempercepat proses pemasakan buah
dan mempengaruhi kemanisan buah. Curah hujan yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pepaya adalah berkisar antara
1 500 sampai 2 000 mm/tahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya
berkisar antara 22 sampai 26 oC, sedangkan suhu minimum 15 oC dan suhu
maksimum 43 oC (BPTBT 2008). Pada penelitian lain tanaman pepaya
berproduksi secara optimal pada suhu 25 sampai 30 oC dan cocok ditanam pada
daerah curah hujan 1 000–2 000 mm/tahun dengan bulan kering (CH