Umur Petik Dan Kualitas Buah Pepaya (Carica papaya L.)

UMUR PETlK DAN KUALITAS BUAH PEPAYA

(Caricapapaya L.)

Oleh
lsyana Rafikasari
A34302025

PROGRAM STUD1 HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ISYANA RAFIKASARI. Umur Petik dan Kualitas Buah Pepaya (Carica
papaya L.) (Dibimbing oleh WINARSO DRAJAD WIDODO dan KETTY
SUKETI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur petik dan kualitas buah
pepaya (Carzcapapayu L.) genotipe IPB 1, IPB 1 0 4 PB 174, STR 6-4, dan
Str 6-4 x PB 174 dengan mempelaja~ikualitas buah pada tiga umur petik dan uji
kesukaan konsumen. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2005 hingga
April 2006 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika (PKBT) IPB,

Tajur, Bogor. Lokasi kebun terletak pada elevasi 250-300 mdpl. Analisis sifat
fisik dan kimia buah pepaya dilakukan di Laboratorium PKBT IPB
sertaLaboratorium Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, IPB.
Percobaan lapang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Percobaan dilakukan dengan faktor tunggal yaitu tiga umur petik sebagai
perlakuan dan enam ulangan untuk setiap perlakuan. Setiap tanaman (dalam
genotipe dan kelamin yang sama) diambil tiga contoh buah pepaya untuk setiap
umur petik, sehingga tanaman yang diperlukan sebagai ulangan sebanyak enam
pohon. Buah pepaya yang dibutuhkan untuk ketiga umur petik adalah 18 buah
dengan genotipe dan kelamin yang sama dan terdapat delapan genotipe dan
kelamin yang sama, sehingga dihasilkan 144 buah sebagai satuan percobaan.
Buah pepaya dipanen pada tiga umur petik sesuai genotipenya, yaitu IPB 1
dipetik pada 130, 135, dan 140 hari setelah anthesis (HSA), PB 174, Str 6-4, dan
Str 6-4 x PB 174 dipetik pada 140,145, dan 150 HSA, IPB 10A dipetik pada 160,
165, dan 170 HSA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran buah setiap genotipe dan
kelamin yang sama tidak dipengaruhi oleh umur petik. Kekerasan kulit pada
genotipe IPB 10A betina, warna kulit buah pa& genotipe IPB 10A betina dan Str
6-4 x PB 174 hermaprodit, serta wama daging pa& genotipe IPB 10A betina

dipengaruhi oleh umur petik.

Kandungan Padatan Terlamt Total (PTT) pada genotipe IPB 10A betina
dan hermaprodit, PB 174 betina, Str 6-4 x PB 174 betina serta hennaprodit,
Vitamin C pada genotipe IPB 10A hermaprodit, nilai pH pada genotipe IPB I
hermaprodit, serta rasio PTTIATT pada genotipe PB 174 betina dipengamhi oleh
umur petik. Kadar Asam Tertitrasi Total (ATT) tidak dipengamhi oleh umw
petik.
Uji kesukaan konsumen terhadap wanla daging buah pada genotipe IPB
10A betina dan hermaprodit, kekerasan daging buah pada genotipe IP3 10A
betina, Str 6-4 x PB 174 betina clan hemaprodit, serta rasa daging buah pada
genotipe IPB 10A hermaprodit dan PB 174 betina dipengaruhi oleh umur petik.
Aroma pada uji kesukaan konsumen tidak dipengaruhi oleh umur petik. Nilai ratarata uji kesukaan konsumen pada genotipe IPB 1 hermaprodit, PB 174 betina, dan
Str 6-4 hennaprodit dipengaruhi oleh uinur petik.
Ukuran buah lima genotipe pepaya yang diamati tidak dipengaruhi oleh
tiga umur petik. Nilai kekerasan kulit semakin menurun serta wama kulit, warna
daging, dan PTT semakin meningkat pada genotipe IPB 10A betina seiring
dengan bertambahnya umur petik. Mutu fisik dan kimia yang baik diperoleh saat
buah pepaya genotipe IPB 10A betina dipetik pada 170 HSA, genotipe


IPB 1 dipetik pada 130, 135, dan 140 HSA, genotipe PB 174, Str 6-4, serta
Str 6-4 x PB 174 dipetik pada 140, 145, dan 150 HSA. Konsumen lebih menyukai

buah pepaya genotipe IPB 1 betina. Genotipe lain yang disukai adalah
Str 6-4 x PB 174 betina.

UMUR PETlK DAN KUALITAS BUAH PEPAYA
(Caricapapaya L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor

Oleh
lsyana Rafikasari
A34302025

PROGRAM STUDI HORTlKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Judul

: UMUR PETIK DAN KUALITAS BUAH PEPAYA (Caricu

pupuAvaL.)

Narna

: Isyana Rafikasari

NRP

: A34302025

Menyetujui,

Dosen Pembimbing


Pembimbing I

Dr. Ir. W i r s o Dmiad Widodo, MS

NIP :131 578 793

NIP :131 664 405

NIP. 130 422 698

..2.8..A% ..?OU6

Tanggal Lulus:. .

Ir. Kettv saketi, MSi

Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 3 Februari 1984.
Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Suparman dan Ibu Siti Istiyah
Tahun 1990 penulis lulus dari TK Bhayangkara 42 Pati, kemudian pada
tahun 1996 penuli menyelesaikan studi di SDN Pati Kidul 04. Selanjutnya

penulis lulus dari SLTPN 3 Pati pada tahun '1999 dan SMUN 1 Pati pada tahun
2002.
Tahun 2002 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI. Selanjutnya
penulis diterima sebagai mahasiswa Propram Studi Hortikultufq Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Penulis juga aktif dalam organisasi mahasiswa pada tahun 2003/2004
sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagcon), Fakultas
Pertanian, P B di bidang Seni dan Olahraga; menjadi panitia Pelatihan Terarium
Festa ke-24 dan Lintas Desa Tahun 2004 penulis mengikuti kegiatan magang
liburan di Balai Pengembangan dan Promosi Agribisnis Pembenihan Hortikultura

W T D BP2APH) Ngipiksari, Kaliurang, Yogyakarta. Selanjutnya tahun 2006
penulis be@.sipasi

dalam kegiatan Rampak Gitar dan menjadi Asisten Mata

Kuliah Hortjkultura dan Dasar Hortikultura tahun ajaran 200512006.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan ralunat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan
penelitian ini yang bejudul Umur Petik dan Kualitas Buah Pepaya (Corica

PaPoyu L.1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur petik dan kualitas buah
pepaya (Curicapapayu L.) genotipe IPB 1, IPB IOA, PB 174, STR 6 4 , dan
Six 6-4 x PB 174 dengan mempelajari kualitas buah pada tiga umur petik dan uji
kesukaan konsurnen terhadap buah pepaya pada masing-masing umur petik.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dan
sebagai tugas akhir di Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Ucapantenma kasih disarnpaikan kepada:
1. Pembimbing skripsi Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, MS dan Ir. Ketty Suketi,

MSi yang sekaligus menjadi pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.
2. Dr. Ir. Darda Efendi, MSi selaku dosen penguji.
3. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) atas penyediaan bahan kimia dan

pemakaian lahoratorium

4. Kedua orang tuaku atas semua doa, dukungan, serta perhatiannya.

Semoga hasil penelitian ini dapat bennanfaat bagi yang mernerlukannya.

Bogor, September 2006

Penulis

PENDAHUJXAN..........................................................................................
Latar Belakang...........................................................................................
Tujuan........................................................................................................

1
1
2

TTNJAUAN PUSTAKA.................................................................................
Botani........................................................................................................
Deskripsi Morfologi..................................................................................
Syarat Tumbuh..........................................................................................

Urnur Panen..............................................................................................
Perkernbangan Fisiologis Selama Pernasalcan Buah Pepaya ....................
Padatan Terlarut Total (PTT)....................................................................
Asam Tehtrasi Total ( A m ).....................................................................
Vitamin C..................................................................................................
Kulit Buah .................................................................................................
Tekstur Buah..............................................................................................
..
UJI Organoleptik........................................................................................
BAEIAN DAN METODE...............................................................................
Waktu dan Tempt....................................................................................
Bahan dan Alat
.........................................................................................
..
Metode Penel~han......................................................................................
Pelaksanaan..............................................................................................
Pengamatan................................................................................................

11
11


HASU DAN PEMBAHASAN ......................................................................
..
Kondlsl Urnum..........................................................................................
Pertumbuhan Buah....................................................................................
Ukuran.Buah
..........................................................................
................
.
.................................................................................................
Mutu F~slk
. .
Mutu I m l a ...............................................................................................
Uji Kesukaan Konsumen ..........................................................................

17
17
17
19
22

23
26

11

11
12
13

KESIMPULAN .............................................................................................
29
Kesimpulan ............................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

30

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Tiga Umur Petik Lima Genotipe Pepaya ......................................................
2. Panjang (P). Diameter (D). Rasio PID. dan Volume Buah

12

.......................... 19

3. Bobot Utuh,Bobot Kulif Bobot Biji. dan Bagian Dapat Dimakan (BDD) .. 21

4 . Kekerasan Kulif Warna Kulif dan Wama Daging.......................................

22

5. Derajat Kemasaman (pH). ATT. dan Rasio PTTIATT..................................

25

Lampiran
1 . Klimatologi...................................................................................................
.

.

2. Sld~kRagam Panjang Buah .........................................................................

3. Sidik Ragam Diameter Buah........................................................................
4 . Sidik Ragam Rasio P/D ................................................................................

5. Sidik Ragam Volume B u d .........................................................................
6. Sidik Ragam Bobot Utuh..............................................................................
7. Sidik Ragam Bobot Kulit..............................................................................

..

...

8. Sidik Ragam Bobot Bgi................................................................................
9. Sidik Ragam Bagian Dapat Dimakan (BDD) ...............................................

10. Sidik Ragam Kekerasan Kulit.......................................................................
11. Sidik Ragam Wama Kulit.............................................................................

12. Sidik Ragam Wama Daging.........................................................................
13. Sidik Ragam PTT..........................................................................................

.

.

14.Sld~kRagam Vitamin C................................................................................
15. Sidik Ragam Derajat Kernasaman (pH)........................................................

16. Sidik Ragam ATT.........................................................................................
17. Sidik Ragam PTTIATT.................................................................................
18.Korelasi Antar Peubah pa& Genotipe IPB 10A Betina ..............................

19. Korelasi Antar Peubah pada Genotipe IPB 10A Hermaprodit.....................
20. Korelasi Antar Peubah pa& Genotipe PB 174 Betina..................................

2 1. Korelasi Antar Peubah pa& Genotipe Str 6-4 x PB 174 Betina ..................
22. Korelasi Antar Peubah pada Genotipe Str 6-4 x PB 174 Hermaprodit.........

DAMTAR GAMBAR
Halaman

Nomor
Teks

.

1 . Warna Daging Buah Pepaya Genotipc P B 1. IPB 10A dan Str 6-4.........

14

2. Warna Daging Buah Kuning pada Genotipe PB 174 dan Str 6 4 x PB 174. 14
3. Grafik Pertumbuhan Panjang Buah Pepaya .................................................

18

4. Grafik Pertumbuhan Diameter Buah Pepaya ........................................ 18

5 . Diagram Padatan Terlamt Total (PTT) pada Tiga Umur Petik ................... 24
6. Diagram Vitamin C pada Tiga Umur Petik ............................................. 24

..

7. Diagram UJI Kesukaan Konsumen............................................................. 27

Lampiran
1. Gejala Serangan Phytophthorupulmivoru ....................................................

55

2. Buah Pepaya Betina ......................................................................................
3. Buah Pepaya Hermaprodit............................................................................

55

56

Latar Beiakang
Buah pepaya (Cirricu pupuyu L.) merupakan salah satu komoditas buah
yang mempunyai berbagai manfaat dan mengandung vitamin. Pepaya banyak
dipilih konsumen karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik seperti
vitamin A, B, dan C (PKBT, 2004). Kandungan rata-rata per 100 g bagian yang
dapat dimakan bempa 86.6 g air, 0.5 g protein, 0.3 g lemak, 12.1 g karbohidrat,
0.79 g serat, 0.5 g abu, 0.204 g kalium, 0.034 g kalsium, 0.01 1 g fosfor, 0.001 g
besi. Nilai energinya 200 kj1100 g. Komposisi jenis gula dari pepaya masak
adalah sukrosa (48.3%), glukosa (29.8%); dan fruktosa (21.9%) (Villegas, 1997).
Manfaat buah pepaya beraneka ragam. Buah yang masih muda dapat
dimanfaatkan untuk sayur atau untuk disadap papainnya yang memiliki berbagai
manfaat termasuk dalam industri farmasi dan kosmetika. Buah pepaya yang
matang dapat dikonsumsi sebagai manisan. Buah yang masak dapat dimakan
sebagai buah segar, campuran es sirup, dan campuran saus (Warisno, 2003).
Pepaya termasuk produk hortikultura yang mudah mengalami kehilangan
kuantitas dan kemunduran kualitas dari panen hingga dikonsumsi (Wills el ul.,
1989). Kays (1991) menyatakan bahwa stadia kematangan buah pa& saai buah
dipanen merupakan faktor penting yang menentukan ketahanan buah dari
kerusakan-kerusakan setelah panen. Menurut Pantastico el ui. (1989), mutu buah
tidak dapat diperbaiki melainkan dapat dipertahankan. Mutu yang baik akan
diperoleh jika pemanenan dilakukan pada tingkat kematangan yang tepat. Buahbuahan yang belum matang apabila dipetik akan menghasilkan mutu yang jelek
dan proses pemasakan yang salah.
Pantastico (l989b) menyatakan bahwa untuk buah yang berkualitas tinggi
dapat diperoleh dengan pemanenan yang dilakukan pa& waktu yang tepat.
Penundaan waktu pemanenan buah akan meningkatkan kepekaan buah terhadap
proses pembusukan sehingga mutu dan nilai jualnya rendah. Thompson (1989)
menyatakan bahwa di dalam pemanenan dan penanganan dilakukan dengan hatihati untuk &pat mempertahankan rnutu buah.

Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika (PKB'T) merniliki koleksi buah pepaya
yang bertnacarii-macam. Penelitian mengenai umur petik buali peyaya koleksi
PKBT bclurn banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
mengenai umur petik dcngan tiga macam pewanenan buah pepaya sesuai dengan

genotipenya.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk men~etahuiumur petik dan kualjtas buah
pepaya (C:acn-icapapa,vaL.) genotipe IPB 1; IPB 10A; PB 174, STR 6-4: dan
Str 6-4 s PB 1 74 dengan mempelaja-:
1. Kua!itas buah pada tiga urntir petik.

2. Vji kesukaan konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani
Pepaya (Carrcapapaya L.) mempakan salah satu komoditas buah-buahan
tropika yang berasal dari Meksiko Selatan. Tanaman pepaya telah dibudidayakan
serta dikembangkan di India. Sriiangka, Malaysia, Indonesia, Amerika Tengah
dan Selatan, A&

Utara, seaa Hawai (Dieen BPH, 2003). Tatanama pepaya

menurut Benson (1957) diklasifikasikan dalam Kingdom Plantae, Divisio
Spermatophyta,

Class

Angiospermae,

Subclass

Dicotyledonae,

Familia

Caricaceae, Ordo Caricales, s m a dalam Genus Papaya.
Pepaya termasuk buab buni dengan daging buah yang tebal serta den@
rongga buab yang besar di tengahnya. (Pantastico, 1989a). Batang berbentuk
silinder dengan diameter 10-30 cm, dan berongga. Daun-daunnya tersusun spiral
berkelompok dekat den=

ujung batang, tangkai daun dapat mencapai panjang

I tn, berongga dan berwania kelujauan, lernbami dautniya berbentuk butidar,
berdiameter 25-75 cm, bercuping 7-11, menjari dalam, serta tidak berbulu. Buah
berkulit tipis, halus, serta b e m a kekuning-kuningan atau jingga ketika masak.
Daging buah yang b e m a kekuning-kuningan sampai dengan wama jingga
merah memiliki rasa yang manis dengan aroma yang Iembut dan sedap (Villegas,
1997).

Bunga pepaya terdiri dari tiga jenis yaitu bunga jantan, bu~igabetina, d a i
bunga l~ennaprodit.Ber~tukburiga jaitan seperh tabung ramping dengan panjang
sekitar 2.5 cm tenusun atas malai yang mempunyai panjang 25-100 cm. Mahkota
bunga terdiri dm. lima malai dan letaknya saling melekat. Benang sari bejumlah
sepuluh dan ovarium mengalami mdimenter sehingga tidak akan mengbasilkan
buah, karena tidak mempunyai bakal buah maupun putik (Kalie, 19%).
Bunga betina memiliki lima daun mahkota yang saling lepas satu sama
lainnya pada bagian atas dan saling melekat pada bagian dasar serta tidak
memiliki benang sari. Bakal buah terdiri atas lima daun buah, berbentuk agak
bulat, dan licin. Bunga betina dapat menjadi buah apabila diserbuki tepung sari
bunga jantan atau hermaprodit dari tanaman lain (Warisno, 2003).

Menurut Chan (1995) ciri-ciri bunga hemaprodit terdiri atas putik, bakal
buah, dan benang sari dalarn satu kuntum, kecuali pada bunga hermaprodit
rudimenter tidak terdapat bakal buah dan putik. Bunga hermaprodit terdiri atas
empat tipe yaitu tipe elongats, pentandria, antara (infermediute), dan rudimenter.
Bunga hermaprodit elongata memiliki mahkota bunga bejumlah lima
helai, di b e a n bawah saling melekat membentuk tabung sepanjang tiga perempat
bagian bakal b u d , dan di bagian ujungnya saling lepas. Bentuk bunga
hermaprodit tipe elongata mirip dengan bunga jantan, tetapi u k u m y a relatif
besar dan panjang. Bakal buah berbentuk panjang lonjong. Benang sari berjumlah

10 helai yang terdapat pada ujung tabung bunga. Lima belai bertangkai panjang,
melekat diantara daun bung& dan lima helai pendek, melekat pada bagian tengah
daun bunga, serta menghasilkan buah yang bentuknya panjang lonjong (Chan,
1995).
Tipe pentandria memiliki mahkota bunga berjumlah lima helai, terlepas
satu sama lain, sedangkan bagian bawahnya bersatu dan melekat pa& bakal buah.
Bentuk bakal buah bulat dengan tepi beralur lima. Benang sari lima helai
bertangkai pendek, letaknya diantara mahkota bunga dan bakal buah, sedangkan
tanghi sari melekat pada bakal buah atau pada tempat mahkota bunga menjadi
satu (Chan, 1995).
Bunga hermaprodit tipe antara (intermediute) mempunyai mahkota bunga
berjumlah lima helai. Jumlah benang sari 2-10 helai yang telah mengalami
perubahan bentuk serta letaknya tidak beraturan. Bakal buah berbentuk mengkerut
dan menghasilkan buah yang bentuknya tidak beraturan (Chan, 1995).
Bunga hermaprodit tipe rudimenter mempunyai bentuk b u n g menyerupai
bunga sempurna elongata, tetapi tidak memiliki bakal buah. Muncul di musim
kemarau atau saat tanaman mengalami kekeringan. Bunga hermaprodit tipe
rudimenter tidak menghasilkan buah (Chan, 1995).
Chandler (1958) menyatakan bahwa tipe bunga tergantung sifat kelamin
dirnana sifat kelamin tersebut ditentukan oleh gen tunggal yang diberi simbol MI,

M2, dan m. Zigot diploid Mlm akan menghasilkan tanaman jantan, zigot diploid
M2m akan menghasilkan tanaman hermaprodit, dan zigot diploid mm akan
menghasilkan tanaman betina. Zigot MIMI, M1M2, dan M2M2 bersifat letal.

Deskripsi Morfologi
Menurut Magandhi (2005) dan Syahibullah (2006) genotipe IPB I
memiliki deskripsi morfologi wama batang dan petiol 100% hijau. Bentuk sinus
daun strongly closed dan bentuk tepi daun concave. Diameter batang 6.10 cm dan
tinggi tanaman 166.73 cm. Panjang buah 13.43 cm, diameter buah 9.37 cm, bobot
perbuah 644.50 g, dan tebal daging buah 2.13 cm. Wama kulit buah mentah
adalah hijau dan warna daging buah masak adalah merah.
Genotipe IPB IOA mempunyai deskripsi morfologi wama batang dan
petiol 68% ungu. Bentuk sinus daun strongly closed dan bentuk tepi daun
concave. Diameter batang 6.00 cm dan tinggi tanaman 1 17.37 cm. Panjang buah

19.70 cm, diameter buah 7.63 cm, bobot perbuah 850.80 g, dan tebai daging buah
2.13 cm. Warna kulit buah mentah adalah hijau dan wama dagiug buah masak
adalah merah (Magandhi, 2005; Syahibullah, 2006).
Deskripsi morfologi pada genotipe PB 174 yaitu wama batang dan petiol
100% hijau. Bentuk sinus daun sligl~tlyclosed dan bentuk tepi daun concuve.
Diameter batang 4.93 cm dan tinggi tanaman 173.80 cm. Panjang buah 18.20 cm,
diameter buah 9.87 cm, bobot perbuah 881.70g, dan tebal daging buah 2.10 cm.
Wama kulit buah mentah adalah hijau dan wama daging buah masak adalah
kuning (Magandhi, 2005; Syahibullah, 2006).
Genotipe Str 6-4 ~nempunyaideskripsi morfologi wama batang dan petiol
100% hijau. Bentuk sinus daun sliglzfly closed dan bentuk tepi daun concuve.
Diameter batang 5.27 cm dan tinggi tanaman 123.80 cm. Panjang buah 25.57 cm,
diameter buah 8.90 cm, bobot perbuah 1335.40 g, dan tebal daging buah 2.17 cm.
Wama kulit buah mentah adalah hijau dan warna daging buah masak adalah
oranye tua (Magandhi, 2005; Syahibuiiah, 2006).
Deskripsi morfologi pada genotipe Str 6-4 x PB 174 yaitu warna batang
dan petiol 100% hijau. Bentuk sinus daun strongly closed dan bentuk tepi daun
concuve. Diameter batang 5.10 cm dan tinggi tanaman 148.50 cm. Panjang buah

19.00 cm, diameter buah 10.50 cm, bobot perbuah 1090.00 g, dan tebal daging
buah 2.27 cm. Wama kulit buah mentah adalah hijau dan warna daging buah
masak adalah kuning (Magandhi, 2005; Syahibullah, 2006).

Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya memiliki daya adaptasi yang cukup luas terfiadap
lingkungan. Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimal mulai dari dataran
rendah hingga dataran tinggi. Rasa manis buah dipenganlhi oleh intensitas sinar
matahari dan kelembaban udara. Semakin tinggi tempat penanaman akan
rnengmmgi rasa manis pada buah pepaya. Selain itu, banyak bunga yang gugur
akibat kelanbaban yang terlalu turggi dan suhu yang terlalu rendah. Pepaya dapat
ditanam di datam rendah sampai ketinggian 700 mdpl (Asbari, 1995).
Menurut Nakasone dan Paull (1998) suhu udara optimal untuk
pertumbuhan tanaman pepaya adalah 22-23°C dan sensitif terhadap salju~
Perhunbuhan dan produksinya akm terganggn bila snhu huun sarnpai 12-14OC
beberapa jam di malam hari. Tanaman pepaya hemaprodit lebih sensitif terhadap
suhu dingin dan akan mengalami pembahan menjadi tanaman pepaya hermaprodit
yang karpeloid. Suhu dingin selama masa pertumbuhan akan sangat nyata
berpengamh pada pemunbuhan dm perkembangan buah menjadi lebih lama dari
kondisi nomalnya 120-150 hari.
Tanaman pepaya akan tumbuh baik pada tanah-tanah yang ringan dan
subur, berdrainase baik, kaya akan bahan organik dan pH tanah berkisar 6-6.5
(Villegas, 1991). Mennrut Samson (1992) tanaman pepaya termlong tanaman
dengan budidaya yang cukup sederhana, karena tanaman ini dapat tumbuh pada
berbagai jenis tau& baik jads tanah alunal, podzolik, organosol, maupun latosol.
Tanaman pepaya lebih cocok ditanam di areal yang terbuka dan rata.
Nakasone dan Paull (1998) menyatakan bahwa curah hujan yang sesuai
untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar antara 1000-2000 mm/tahun.
Produksi yang bagus tergantung pada ketersediaan pengairan tambahan selama
musim kering, tetapi tidak dapat tumbul~pada tanah yang tergenang air. Tanah
yaig tergenang oleh air akau maigakibatkan akar tamnan pepaya mengalami
pembusukan dan mudah terserang penyakit.
Chandler (1958) menyatakan bahwa tanaman pepaya yang memiliki daun
yang lebar, batang yang lunak, dan buah yang berat, sangat rentan terhadap tiupan
angin kencang. Oleh karena itu, tanaman pepaya membutuhkan penghalang yaitu
benlpa tanaman yang memiliki perakaran lebih kuat di sekelilingnya Mennrut

Nakasone dan Paul1 (1998) tanaman pepaya dengan perakaran yang dangkal
me~nerltikanpenahan angin.

llmur Panen
Tanaman pepaya mulai berbunga pada umur 5-6 bulan setelah tanam
tergantung pada lokasi penanaman. Buah pepaya dapat dipanen

* 5-6 bulan

setelah bunga mekar (Chay-Prove, 2000). Menurut Sankat dan Maharaj (1397)
perkembangan buah pepaya dari penyerbukan hingga wama kulit buah semburat
kuning adalah 135-140 hari untuk varietas Sunrise, 140-145 hari unhk varietas
Thailand, d a ~ i150-155 liari untuk varietas Wasliington pada kondisi iklim sejuk
di Iiidia. Pepaya varietas Washuigto~imemerlukati waktu 145-150 hari untuk
mencapai wama kulit buah semburat kuning pada kondisi iMim lembab.
Menurut Kays (1991) tingkat kematangan buah mempakan faktor penting
yang ~iien~pengan~hi
ketal~ananb

~ dari~ kenisakan
i
mekanik. Kriteria pemanenan

yang tepat menurut Pantastico (1989b) dapat ditentukan dengan beberapa cara
antara lain:
a. Secara visual dengan m e l h t wanla pada kuiit bu& ukuran, masilt
adanya sisa tangkai putik, adanya dam-daun tua di bagian luar yang
kering.
b. Secara fisik, mu~dahnyabuah lepas dari tangkai atau adanya lapisan absisi,
kekerasan kulit dan berat jenis.
c. Analisis kimia antara lain kandungan gula, asam, perbandingan gula
dengan asam dan kandungan zat pati. Komposisi kimiawi buah bervariasi
tergantung beberapa faktor lingkungan dan cara-cara bercocok tanam.
d. Penghitungan jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubmgan dengan
tanggal berbunga.
e. Secara fisiologi dengan mengukur respirasi pada tanggal pemanenan yang
berbeda-beda, dapat ditentukan wnktu yang terbaik.

Perkembangan Fisiologis seiama Pemasakan Buah Pepaya
Secara garis besar perkembangan buah dari mulai inisiasi bungs sa~npai
senesen meliputi beberapa tahapan antara lain p e m b u b a n buah (gmn.rh),

pematangan (n~arurarion),matang fisiologis (physiological malzrrity), pemasakan
(ripening), serta penuaan (senescence) (Reid, 1985).
Pemunbuhan melibatkan proses pembelahan sel dan diteruskan dengan
pembesaran sel yang bertanggung jawab terhadap ukuran ~naksimalsel. Selama
proses pemasakan terjadi terdapat pembahan-pembahan secara Gsik dan kimia
yang mempengamhi kualitas buah. Pembahan-perubahan yang terjadi diantaranya
kandungan Padatan Terlamt Total (PTT), Asam Terlarut Total (ATT), Vitamin C,
tingkat kekerasan, bobot buah, rasa, serta perubahan wama kulit dan daging buah
(Santoso dan Punuoko, 1995).

Padatan Terlarut Total (PTT)
Menurut Kays (1991) dalam tanaman terdapat karbohidrat dengan jumlah
melimpah dan mewakili 50-80% bobot kering tanaman. Karbohidrat sederhana
sepeni snkrosa dan fiuktosa menlpakan inti kualitas yang penting pada bualibuahan. Buah klimaterik terjadi perubahan pati menjadi gula yang memberikan
rasa mnanis d;u~berfin~gsisebagai prekusor berbagai kornponeu aroma dan cita
rasa.

Asam Terlamt Total (ATT)
Menurut Muchtadi dan Sugiyono (1989) selama pemasakan pada buah
akan terjadi peningkatan hadar gula untuk memberikan rasa manis. Penunman
kadar asam organik serta senyawa fenolik untuk rnengurangi rasa asam dan sepat.
Asam organik sehin mnanpengaruhi rasa juga tnempeugmlui aroma b u a l ~
sehingga digunakan u ~ m ~nena~tukan
k
mutu buah.

Vitamin C
Pembahan asam organ&, proteiq asam amino, dan lipid dapat
mempengamhi rasa pada buah pepaya. Kehilangau kandungan vitamin, terutama
Vitamin C merugikan kualitas nutrisi. Menurut Andawlan dan Koswara (1992)
asam askorbat juga bersifat sangat larut dalam air, akibatnya sangat mudah hilang
akibat luka di p m u k a a n atau pada waktu pernotongan bahan pangan.

Kuiit Buah
l'ingkat kematangan buah pepaya paling baik ditentukan oleh perubahan
\+lama pada ujung buah. Jika sebagian kulit buah tampak wama kuning pada ujung
buahnya. maka buah pepaya segera dipetik (Pantastico er

(I/.,

1989). Wama

merupakan indikator utama yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan
kematangan buah. Oleh karena itu, pembahan wama selama pematangan dan
penyimpanan buah rnenjadi indikator yang penting. Perubahan kulit buah terjadi
karena kulit buah kehilangan klorofilnya dan terjadi sintesis karotenoid serta
antosianin selama proses pemasakan buah (Kays, 1991).

Tekstur Buah
Tekstur buah dapat diketahui secara fisik. Tekstur secara tidak langsung
dipengaruhi oleh kelembaban dan serat dalam produk (Kays, 1991). Secara umum
pektin terdapat di &lam dinding sel primer tanaman khususnya di sela-sela
selulosa dan hemiselulosa. Senyawa-senyawa pektin ini berfungsi sebagai bahan
perekat antara dinding sel yang satu dengan yang lainnya. (Winamo dan
Wirakartakusumah, 1979).
Proses peinasakan &pat menambah jumlah zat-zat pelitin yang dapat l a ~ t
dan mengurangi bagian yang tidak terlarut sehingga inengakibatkan sel mudah
lerpisah-pisah. Hal ini mengakibatkan buah rnenjadi lunak (Matto er a/., 1989).
Kays (1991) inenyatakan bahwa terjadinya pembahan tekstur pada buah akan
~neningkatkan kelunakan sehingga menyebabkan buah akan cepat mengalami
kerusakan mekanik.

Uji Organoleptik
Komponen penampilan, tekstur, flavour, nilai nutnsi, dan keamanannya
inenentukan kualitas buah pepaya. Faktor yang mempengaruhi kualitas
penampilan diantaranya ukuran, bentuk, warna kilap, dan tingkat kecacatan.
Tekstur dapat dilihat dari kekerasan, sukulensi, dan juiciness. Buah ini harus
dipanen di bawah tingkat kematangan yang baik untuk kualitas flavour Evaluasi
kualitas tlavour melibatkan panca indera terhadap senyawa yang dapat
mernpengaruhi aroma dan rasa (Kader, 1985; Santoso dan Punvoko; 1995)

Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai matu komoditi
hasil pertanian dan makanan. Pelaksanaan penilaian organoleptik memerlukan
panel yang bertindak sebagai instnunen terdiri dari seorang atau beberapa orang
yang bettugas menilai sifat atau mutu suatu benda (Soekarto, 1985). Penhian uji
organoleptik ini merupakan uji yang bersifiit subyektif (Rahayu, 2001).

Cara pengujian organoleptik dapat digolongkan dua kelompok yaitu
pengujian pembedaan (diffrrence test) dan pengujian pernilkin atau penerimaan
(preference test). Uji kesukaan (hedonik) merupakan salah satu bagian dari uji

penerimaan (Soekarto, 1981). Uji kesukaan bertujuan untuk mengetahui produk
mana yang paling disukai konsumen. Informasi ini diperlukan untuk memilih
produk mana yang paling cocok untuk tujuan tertentu. Panel yang biasa digunakan
adalah panel tak terlatil~dan anggota panel tidak tetap. Skala uji organoleptik yang
sesuai adalal~4-7 (Soekarto, 1985).

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan penetitian dimulai bulan September 2005 hingga April 2006.
l'enelitian dilaksanakan di kebun percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika
(PKBT) IPB, Tajur, Bogor. Lokasi kebun terletak pada elevasi 250-300 mdpl.
Analisis sifat fisik dan kimia buah pepaya dilakukan di Laboratorium PKBT IPB
dan Laboratorium Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, IPB.

Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalarn percobaan ini terdiri atas etnpat
yenotipe tetua (IPB 1, IPB 10A, PB 174, dan Str 6-4) dan satu genotipe pepaya
hasil persilangan lzalfdialell (Str 6-4 x PB 174) yang bemmur rt 6 bulan. Genotipe
IPB I , IPB 1OA, dan Str 6-4 x PB 174 yang diamati terdiri atas kelamin betina dan
hermaprodit, sedangkan pada genotipe PB 174 hanya kelamin betina dan Str 6-4
hanya kelamin hermaprodit.
Bahan kirnia yang digunakan terdiri atas lamtan NaOH, perealrsi iodium,
indikator fenolptalein (PP), amilum, dan alkohol. Alat yang digunakan antara lain
penggaris, jangka sorong, alat tulis, pisau, timbangan, sendok tnakan, ember, hand
refr-crk~oi~~e~er.,
hot~d,fruifhardt~essresler., pH meter, blender, labu takar, alat-alat
titrasi, neraca analitik, dan corong pemisah.

Metode Penelitian
Percobaan lapang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Percobaan dilakukan dengan faktor tunggai yaitu tiga umur petik sebagai
perlakuan dan enam ulangan untuk setiap perlakuan. Setiap tanaman (dalam
genotipe dan kelamin yang sarna) diambil tiga contoh buah pepaya untuk setiap
umur petik, sehingga tanaman yang diperlukan sebagai ulangan sebanyak enam
pohon. Percobaan terdiri atas delapan genotipe dan kelamin yang sarna. Setiap

buah pepaya dengan genotipe dan kelamin yang sama dibutuhkan 18 buah untuk
tiga urnur petik, sehingga dihasilkan 144 satuan percobaan.

Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian terdiri atas pelabelan bunga pepaya, pengamatan,
pemanenan, serta pengkajian sifat fisik dan kimia.
I . Pelabelan

Setiap pohon dipilih lebih dari tiga bunga pepaya untuk diamati dan diberi
label dengan menggunakan plastik label. Pelabelan bunga dilakukan
setelah anthesis. Setiap tanaman dipilih lebih dari tiga bunga untuk diberi
label agar bunga rontok akibat baik serangan hama dan penyakit tanaman
maupun angin serta hujan dapat diatasi

2. Pengamatan
Pengamatan di kebun percobaan dilakukan setiap minggu untuk melihat
pemmbuhan dan perkembangan buah pepaya hingga siap dipetik
3. Pemanenan

Pemanenan buah pepaya dilakukan pada tiga umur petik (Tabel 1)
Tabel I . Tiga Umur Petik Lima Genotipe Pepaya
Genotipe
IPB I
IPB 10A
PB 174
Str 6 4
Str 6 4 x PB 174

Umur Petik
2
3
.....hari setelah u/r/liesi.s(HSA). .. ..
130
135
140
160
165
170
140
145
150
140
145
150
140
145
150
1

4. Pengkajian sifat fisik dan kimia.
Pengkajian sifat tisik dan kimia buah pepaya dilakukan di Laboratonurn
PKBT IPB dan Laboratorium Produksi Tanaman, Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Pengkajian sifat fisik dan kimia
dilakukan langsung setelah buah dipanen. Hasil pengkajian sifat fisik dan
kimla dibedakan antara buah pepaya betina dan hermaprodit.

Pengamatan
Pengamatan dilaln~kan tlntuk mengetahui pertumbnhan buah pepaya,
peneutuan ulnur petik setiap genotipe, serta sifat-sifat fisik dan kimia buah
PePaYa.
1. Pertumbuhan buah.
Peubah yang diamati meliputi pertumbuhan panjang dan diameter buah
yang dilakukan serninggu sekali.
2. Penentuan umur petik.

Percobaan pendahuluan dilakukan nntuk menentukan umur pet& pertama
dengan menghihmg waktu yang diperlukan setelah bunga menlplami
anthesis hingga warna kulit buah berkisar i 20% semburat kuning. Selang

waktu pananenan untuk setiap unur petik adalah lima hari. Penenhm
umur petik dihitung berdasarkan HSA dan dipanen pada tiga umur petik.
Setiap gmtotipe buah pepaya me~nilikiumur petik yang berbeda-beda.
3. Pengkajian sifat-sifat lisik meliputi :
Q

Panjang buah (cm) diukur dengan menggunakan penggaris dimulai
dari pangkal buah sarnpai ujung buah.

o Pengukuran diameter buah (cm) pada bagian buah yang memiliki
diameter terbesar dengal jangka sorong.

o

Rasio panjaugtdiameter.

o

Volume buah (ml) diukur dengan mencelupkan buah kedalam gelas

ukur plastik bedcuran 2000 ml atau ember yang telah terisi penuh
air. Voltune buah dipemlell dari hasil pengukuuan tumpahan air yang

telah ditampung.

o Tingkat kekerasan kulit, diukur deugan mnet~ggu~ukanhand fruit
harhess tesjer. Pengukuran buah pepaya dilakukan sebelm kulit

dikupas pada enam bagian yang berbeda, masing-masing dua tusukan
di bagian ujung, tengah, dan pangkal. Kekmsan kulit secara
keselun~hanmerupakan hasil rata-rata antara kekerasan kulit di bagian
ujung, ten&,

dan pangkal. Sahlan kekerasan M i t buah yang

digunakan adalah kds.

o Bobot bush utuh (g) ditimbang dengan menggunakan timbangaa
o Bobot kulit (g) ditimbang setelah buah dikupas.
o

Bobot biji ( g ) ditimbang setelah biji dipisalkan

o Bagian dapat dimakan dengan menggunakan rumus :
BDD (Oh)= Bobot buah utuh - bobot kulit - bobot biii x 100%
Bobot buah utuh
o Warua kulit bush diamati secara visual (Kader, 1985).
Pembahn warn kulit buah pepaya yaitu: 1= hija11 penuh, 2 = hijau
dengan garis-gark kuning, 3 = 50% hijau dai~50% huning, 4
banyak ktining daripada hijau, 5

=

= lebih

kuning dengan garis-garis liija~g

o Wama dagiug buah diamati secara visual dengall penilaiau skoring
mtuk setiap genotipe yaug sama (Gambar 1). Genotipe PB 174 dan
Str 6 4 x PB 174 memiliki wama daging buah kuning pada tiga m w
petik sehingga tidak dilakukan penilaian dengan skoring (Gambar 2).

Gambar I. Warna Daging Buah Pepaya Genotipe IPB 1,
IPB 10A dan Str 6-4; (1) = kuning-merah,
(2) = oranye, (3) = oranye-merak d m (4) = merah.

Gambar 2. Wama Daging B11ah Kuning pada Genotipe PB 174 dm
Str 6-4 x PB 174

u Uji kesukaan konsutnen terhadap wama daging buah, aroma,
kekerasan, dan rasa buah pepaya. Penilaian parameter mutu buah
pepaya menurut intensitas kesukaan konsumen yaitu : skor 1

=

sangat

tidak suka, skor 2 = tidak suka, skor 3 = suka, dan skor 4 = sangat suka
(Soekarto, 1985).
4. Pengkajian sifat-sifat kimia meliputi :

o Derajat kemasaman sari buah diukur dengan menggunakan pH meter
metode kalibrasi (Apriyantono e! 01.. 1988). Sampel buah pepaya
mempakan padatan yang lamt dalam air (sebagian besar l a ~ t maka
)
sampel dilarutkan terlebih dahulu dalam air dengan perbandingan
tertentu yang salna untuk sampel yang sama. Alat pH meter dinyalakan
dan dibersihkan dengan air akuades. Elektroda dicelupkan pada larutan
sampel hingga diperoleh petnbacaan pH sampel yang stabil.

o Kandungan vitamin C, diukur dengan menggunakan metode titrasi
Iodium (Sudannaji

el ul.,

1984). Bagian buah yang akan digunakan

dikupas dan diblender sampai hancur, diambil serta ditimbang
sebanyak 25 g. Hancuran buah yang telah ditimbang dimasukkan
kedalam labu takar 100 ml dan ditambah aquades sampai tanda tera
sambil dikocok. Setelah penyaringan selesai, filtrat yang telah
diperoleh dipipet 5 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 125 ml.
Sebagai indikator digunakan larutan amilurn lo%, ke~nudiandititrasi
dengan larutan lodium 0.01 N hingga timbul warna biru-ungu yang
stabil.

1 mlO.O1 N Iodium

= 0.88

mg asam askorbat, sehingga

A (mg/100 g) = ml lod 0.01 N x 0.88 x faktor Denqenceran x 100
Bobot contoh (g)

o Kandungan asam tertitrasi atau Asam Tertitrasi Total (ATT) diukur
dengan menggunakan metode titrimetri (Sibarani et a/., 1986). Cara
pengukuran asam tertitrasi relatif sama dengan penskuran kandungan
vitamin C, perbedaan terletak pada filtrat dalam erlemeyer 125 ml
dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N, dengan phenolptalein sebagai
indikator sacnpai ti~nbulwarna merah muda.

Rumus yang diymakan addah sebagai herikut :
A X (md100 g bahan) = ml NaOH x N NaOH x fo x 100
Bobot contoh (g)
Ket :

fp = Faktor pengenceran

o Padatan T e r l a ~ tTotal ( P n ) diukur dengal met~gguuakau hand
rcfru/r/ometer(Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Pengukuran dildukan

pada buah yang diiris mernbujur dan dihancurkan dengan blender
kemudian disaring dengan menggmakan kertas saring. Filtrat
diteteskan secukupnya pada kaca hand refiakkrometer, kemudian PTT
dihitung sebagai nilai 'Bnx yang dapat dibaca pada skala yang telah
tertera. Setiap satuan percobaan pengamatan dilakukan duplo.

KASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Selama pengamatan berlangsung, curah hujan yang tinggi terjadi setiap
hari mulai 7 BST @dan Setelah Tanam) hingga mencapai 320 mm dengan
17 hari hujan (Tabel Lampiran 1). Curah liujan yang tinggi mengakibatkan
tanaman pepaya di Tajw banyak terserang penyakit jamur Fuwrium sp. dan
busuk pada akar serta pangkal batang oleh jamur Phytophthora plmivora (Butl.).
Hal ini menyebahkan banyak tanaman yang mati terutama pada genotipe Str 6-4
betina sehingga buah tidak dapat diamati. Menurut Semangun (1989) jamur
Phyiophihora pln~ivoru(Butl.) akan menyerang tanaman pepaya dengan gejala

awal daun-daun bawah l a p , menguning, dan menggantung di sekitar batang
sebelum rontok. Selanjutnya daundaun yang muda menunjukkan gejala yang
sama dan akllirnya tanaman mati (Garnbar Lampiran 1).
Balian taurunan pepaya yang diamati bejutnlah lima genotipe. Setiap
genotipe memiliki bunga betitla dan liennaprodit kecuali pada genotipe PB 174
hermaprodit yang tidak tersedia di lahan percobaan. Tanaman pepaya genotipe
Str 6-4 x PB 174 hermaprodit yang tumbuh di lahan percobaan terdiri atas dua
tipe bunga yaitu elongata dan pentandria. Perbandingan antara tipe hunga elongata
dan pentandria yang diamati adalah 1.3. Menum~tVillegas (1997) perbandingan

dau macam bunga yang diilasilkan pada satu pol1011 dapat bervariasi. Hal ini
bergautuug dari faktor genetik, faktor umur serta keadaan lirtgktmgat~

Pertumbuhan Buah
Laju perturnbuhan buah pepaya dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Buab
pepaya ~nengalamilaju pertumbuhan panjang dan diameter setiap mU~gguh g g a
siap dipanet~. Genotipe IPB 10A memiliki waktu pettuunbulm panjang dati
diameter paling lama dibanding genotipe yaug lain karena masa pauen dimulai
dari 160 HSA Genotipe IPB 1 memiliki mass pane11 palulg cepat (genjah) yaitu
mulai 130 HSA, sedangkan untuk genotipe PB 174, Str 6-4,dan Str 6-4 x PB 174
masa panennya dimulai 140 HSA.

Pols! perit~mbuhan parijang setiap genotipe bual? he]-1r:aprodit lebih
inenyebar dibandingkan buab pepaya be:ina (Gainbar 3). Geno:ipe Str 6-4
ilennaprodit ntemiliki iaju pelTtt~nbuharipanjmg bvai~paling cepat datr gellotipe
IPB 1 betina rnetlliiiiki lajii pertuil~buhiutpan;mg buai~paling ia111921. Gelloripe
EPB 1 belina dan iPB IOA beliila ii~enpirrlyaipersainaan lajic peritc~nbuhari
panjang buah.

Galnba-3. Grafik Pertuinb~tlla~
Panjat~gBuaI1 Pepaya: B = Berina.
W = Weinlapr~dit

u h a n Buah Pepaya: B = Beyha.
Ga~nbav4. Gra& P e ~ ~ ~ t ~ n bDiaineier
H = Elennaprodit

Bnah pepaya genotipe Str 6-4 x PB 174 betina dan hermaprodit rnemiliki
laju pemunbuhan diameter yang hampir sarna (Garnbar 4) serta paling cepat
diantara genotipe yang lain. Genotipe IPB 1 betina dan IPB 10A hennaprodit
~nernilikilaju pertumbuhan diameter buah paling rendah. Genotipe IPB 10A
betina dan PB 174 betina memiliki laju pertumbuhan diameter yang bampir sama.

Ukuran Buah
Ukuran buah metiputi panjang, diameter, rasio panjang/diieter (PD),
volume bualh bbot utuh, bobot kulit, bobot biji, dau bagiau dapar dimakan
(BDD) diamti langsung setelah buah dipauen (Tabel 2 dan 3). Buah pepaya yang
diamati rnemifiki ukuran buah yang tidak berbeda nyata pada setiap umur pehi
(Tabel Lampim 2-9). Hal ini disebabkan bahwa perbedaan umw pet& tidak
tnen~penganlhi~ h u a nbnah. Oleh karena ihl penyajian data pada Tabel 2 dan 3,
uliluan b11ah yang dizunati tidak dibedakan berdasarkan tuntu petik.
Genotipe IPB 10A hermaprodit, Str 6-4 hermaprodit, dan Str 6-4 x PB 174
hennaprodit memiliki panjang buah lebih dari 20 cm. Panjang buah kurang dari
20 cm dimiliki oIeh IPB 1 betina dan hermaprodit, IPB 10A betina, PB 174
betina, dan Str 6-4 x PB 174 betina. Diameter buah Str 6-4 x PB 174 betina lebih
dari 12 cm, sedangkan genotipe IPB I betina dan hermaprodit, IPB IOA betina
dan hermaprodit, PB 174 betina, Str 6 4 hermaprodit, serta Str 6 4 x PB 174
hennaprodit diameter buah berkisar 9.7-1 1.0 an
Tabel 2. Panjang (P), Diameter (D), Rasio P/D, dan Voiutne Bud1

*

P sd
Genotipe

*

D sd
PD

......em......

IPB 1 Betina
IPB 1 Hermaprodit
IPB 10A Betina
IPB I OA Hermaprodit
PB 174 Betina
Str 6 4 Hemaprodit
Str 6-4 x PB 174 Becitla
Str 6-4 x PB 174 Hennaprodit
-Ket

sd = stnndar deviasi

12.9k2.3
14.8 i 1.5
15.5+ 1.7
22.851.8
13.4i1.8
26.5i1.6
17.1 1.1
22.3 3.4

*
*

Volume
sd

*

(ml)

10.0 *2.4
9.7 + 1.1
10.7 1.8
lO.Okl.1
11.0i1.9
10.3il.l
13.0* 1.1
12.6 rt 1.8

*

1.3 * 0 2
1.5 i 0.1
1.5 *0.1
2.3*0.2
120.1
2.6h0.2
1.3 *0.1
1.8 0.4

*

*
*

678 435
654 192
871 &397
1125*247
%5*367
1330*285
1404*391
1724 506

*

Genotipe IPB 1 betina dan hennaprodit; IPB 10A betina, PB 174 betina,
sena Str 6-4 s PB 174 betina b e n d buah cendemng bulat (Gambar
ILamp~ran2 dan 3a). Bentuk buah yang cendemng bulat dapat dilihat dari rasio
I'iD yang dimiliki berkisar 1.2 sacnpai 1 .5 (Tabel 2). Bentuk buah pepaya genotipe
IPB IOA hermaprodit serta Str 6-4 hermaprodit cenderung lonjong dengan rasio

P/D 2 3 dan 2.6 (Ganibar Lampiran 3b dan 3c). Genotipe IPB 1 hermaprodit
bentuk buah cenderung bulat, ha1 ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik dari

-~enotipetersebut. Samson (1986) menyatakan bahwa bentuk buah yang berasal
dari bunga betina bentuknya agak bulat, sedangkan buah yang berasal dari bunga
hennaprodit bentuknya bulat panjang atau lonjong.
Bentuk buah pada genotitx Str 6-4 x PB 174 hermaprodit masih terdapat
variasi antara bulat tnaupun lonjong dengan nilai P/D 1.8 dan standar deviasi
mcncapai 0.4. Hal ini disebabkan ketidakseragaman bentuk buah rnasih tinggi
pada genotipe Str 6-4 x PB 174 hennaprodit dimana &lam satu pohon
hermaprodit masih terdapat buah pepaya berbentuk bulat maupun lonjong
(Gambar Lampiran 3d). Menurut Nakasone dan Paull (1988) perbedaan bentuk
buah biasa terjadi pada pohon hermaprodit karena pengarull ikiim yang
menyebabkan pembahan pada struktur bunga dan berlanjut pada bentuk buah.
Volume buah disajikan pada Tabel 2. Genotipe IPB I betina dan
herinaprodit, IPB 10A betina, serta PB 174 memiliki volume buah kurang dari
I 000 ml. Genotipe IPB IOA hennaprodit, Str 6-4 hennaprodit, Str 6-4 x PB 174

betina dan Str 6-4 x PB 174 hermaprodit memiliki volume lebih dari 1 000 ml.
Bobot utuh, bobot kulit, bobot biji, dan perserttase bagian dapat dimakan
disa.jikan pada Tabel 3. Genotipe IPB 1 betina dan hermaprodif IPB 10A betina,
sers I-'B 174 betina memiliki kisaran bobot utuh antara 584-902 g. Genotipe
IPB 10A hermaprodit, Str 6-4 hermaprodit, Str 6-4 x PB 174 betina dan
hennaprodit bobot buali kurang berkisar 1091-1361 g. Menurut Samson (1986)
bobot buah pepaya umumnya berkisar 0.5-2 kg. Saryoko (2004) menambahkan
bahwa terdapat liasil uji korelasi positif antara bobot buah dengan panJan&buah.
I3uall pepaya yang panjang akan cendemng memiliki bobot buah besar.

Tabel 3. Bobot Utuh, Bobot Kulit, Bobot Biji, dan BagianDapat Dimakan
(BDD)
Bobot
Bobot
Bobot
BDD
Genotipe
Utuh i sd Kulit i sd Biji sd
it sd
... ...gram.. . . ..
(%I
IPB 1 Betina
584 353
99*67
M i 3 6 76*5
IPB 1 Hermaprodit
621*157
92*23
59*18 7 5 * 5
IPB 10A Betina
728i329
93i42
63*32 7 8 3 ~ 5
IPB 10A Hermaprodit
1091*231
123*29
76-120 81*4
PB 174 Betina
902i307
lll*54
9 5 i 4 1 77*5
Str 6-4 Hermaprodit
1175*189
170i42
66*21 80*3
1127*276
132*36
91it31 81*5
Str 6-4 x PB 174 Betina
1361 330
139 -+ 27
94 41 82 5
Str 6-4 x PB 174 Hermaprodit

*

*

*

Ket :

*

*

sd = standar deviasi

Bobot kulit pada genotipe IPB 1 betina dan hermaprodit, serta IPB 10A
betina berkisar 92-99 g. Genotipe IPB 10A hermaprodit, PB 174 betina, Str 6-4
hermaprodit, Str 6-4 x PB 174 betina dan hermaprodit memiliki bobot kulit
berkisar 111-170 g. Bobot biji lima genotipe buah pepaya yang diamati berkisar
44-95 g.
Secara mum buah pepaya betina memiliki ukuran buah dengan standar
deviasi lebih besar dibandingkan buah pepaya hermaprodit kecuali pada genotipe
Str 6-4 x PB 174 hermaprodit yang memiliki standar deviasi cukup tinggi. Hal ini
disebabkan pada bunga betina tejadi penyerbukan silang, sedangkan pada bunga
hermaprodit tejadi penyerbukan sendiri sehingga ukuran buah lebih seragam
dibandingkan ukuran buah betina. Genotipe Str 6-4 x PB 174 hermaprodit
memiliki standar deviasi cukup tinggi karena buah pepaya yang diamati berasal
dari bunga pentandria berbentuk bulat hingga mencapai 75%. Menurut Chan
(1994) penyerbukan sendiri pada bunga pepaya dapat menjaga keutuhan varietas

dan tidak berpengaruh pada kehilangan vigor.
Persentase BDD genotipe IPB 1 betina dan hermaprodit, P B 10A betina,
serta PB 174 betina kurang dari 80%. Genotipe IPB 10A hermaprodit, Str 6-4
hermaprodit, Str 6-4 x PB 174 betina dan hermaprodit memiliki persentase BDD
lebih dari 80%. Seeara umum jika semalun besar nilai panjang, diameter, volume,
dan bobot utuh buah maka nilai persentase BDD akan semakin tinggi.

Mutu Fisik
Sifat-sifat h i k buah meliputi kekerasan kulit, wama kulit, dan wama
daging buah disajikan pada Tabel 4. Umur pet& yang semakin bertambah
berpengaruh nyata terhadap penurunan nilai kekerasan kulit buah pada genotipe
IPB I OA betina (Tabel Lampiran 10). Secara umum semakin kecil nilai kekerasan
kulit maka kulit buah akan semakin lunak.
Tabel 4. Kekerasan Kuiit, Wama Kulic dan Wama Daging
Genotipe

IPB I Betina

*

Kekerasan
kulit sd

Wama hlit

Wama daging

(kg/det)
3.64 i0.79
3.18 i 1.05
2.77 rt 1.38
4.14 i 0.21

isd

*sd

2.3 i0.5
2.7 i 1.2
2.8 i 0 . 8
2.0 + 1.3

3.7 i0.5
3.5 0.5
3.8it0.4
3.3 i 1.0

165

4.20 i0.08a

2.2 i0.4ab

1.0 iOb

145
150
140

3.53 k 0.60
3.04i0.5J
3.87 k 0.66

2.7 i 1 -5
3.7*1.6
2.5 1.8

3.5 i0.5
3.3 k 0.5

petik
(HSA)
130
135
140
130

*

.

IPB 10A Betina
IPB IOA
- 7

..

Str 6-4 Hermaprodit

Str '

'

--

*

-

-

Kei :

Angka yang diikuti hurui ymg berbeda pada b l o m dm genotipe ymg sama berbeda
nvata
berdawkm
uii Tukev taraf 5%: sd = standm deviasi; HSA = Hari Setelah
> - ~ genoti~e
xIPB 174.
A.nrhsrir *)= ~..n m ; l d-n..l.r-i n nk i n g rnnda
- ~~ PB
~ 174
~dm.Str &
Warna daging genotipe IPB 1,
Wama LUi:
1 = Wiau
n
t
h
IPB 10A. dm Str M
- -> - w
r --I = Ahg-merah
2 = Hiiau dmgm &s-gnris Axning.
-2= oranye
3 =so?hhijau dan 500/0kaming.
3 = oranye-merah
4 = Lebih banyak kuning daripada hijau.
4 = merah
5 = Kuning dengm @-garis hijau.
6 = Kuning penuh.
~~

~~

~

<

.

Wama kulit pada genotipe IPB 10A betina dan Str 6-4 x PB 174
hennaprodit menunjukkan perbedaan nyata antara ketiga umur petik (Tabel
Latnpiran I I). Hasil korelasi menunjukkan bahwa peningkatan wvarna kulit seiring
dengan bertambahnya umur petik dan berkurangnya kekerasan kulit pada genotipe
IPB 1OA betina dan Str 6-4 x PB 174 hermaprodit (Tabel Lampiran I7 dan 21).
Wama daging pada genotipe IPB 10A betina menunjukkan prbedaan
nyata antara ketiga umur petik (Tabel Lampiran 12).