Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK

PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK
KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK
KANAK

IBRAHIM

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudulPengetahuan dan Sikap
Gizi dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013
Ibrahim
NIM I14114007

__________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

ABSTRAK
IBRAHIM. Pengetahuan dan Sikap Gizi dengan Praktek Konsumsi Susu Anak
Sekolah Taman Kanak Kanak. Dibimbing oleh HARDINSYAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan
dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu pada anak prasekolah. Penelitian
ini dilakukan menggunakan desain cross sectional study pada 136 anak sekolah
dari dua TK favorit di kota Bogor yaitu TK Aliya dan Mexindo. Kuesioner diisi
oleh ibu anak meliputi gambaran karakteristik sosial-demografis, praktek
konsumsi susu pada anak dan pengetahuan serta sikap gizi ibu. Konsumsi susu

diperoleh dari data konsumsi pangan yang dikumpulkan dengan menerapkan
metode FFQ semi kuantitatif selama sebulan terakhir yang diisi oleh ibu anak.
Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan dan sikap
gizi yang baik . Lebih dari 90% ibu setuju bahwa minum susu merupakan
kebiasaan yang baik. Mayoritas semua anak memiliki kebiasaan minum susu yang
baik setiap hari. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan positif yang
signifikan antara sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu pada anak (r =
0.31). Tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan dengan sikap gizi dan
praktek konsumsi susu.
Kata kunci: Pengetahuan gizi, sikap gizi, konsumsi susu, anak prasekolah.

ABSTRACT
IBRAHIM. Mother’s Nutritional Knowledge and Attitude with Pre-school
Children Milk Consumption. Supervised by HARDINSYAH.
Thisstudy is aimed to analyze correlation between mother’s nutritional
knowledge and attitude and milk consumption of pre-school children’s (PSC). A
cross sectional study design was applied among 136 PSC aged 4-5 yrs old in the
two favorite kindergartens of Bogor City - Aliya and Mexindo. The mothers f the
PSC filled in a questionnaire consist of sociodemographic characteristics,
children’s milk consumption, and a nutritional knowledge-and-attitude. Milk

consumsption of PSC was measured by applying a 30 days semi-FFQ method .
The results show that most of mother had good nutritional knowledge and
attitiude. More than 90% of them agree that drinking milk is a good habit for
children.
The mother’s nutritional attitudes showed significant positive
correlation with children’s milk drinking habit (r = 0.31). No relation was found
between nutritional knowledge with attitude and milk consumption.
Keywords:nutritional knowledge, nutritional attitude, milk consumption, pre-

school children.

PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK
KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TK

IBRAHIM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
pada

Departemen GiziMasyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul
Nama
NIM

: Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak
Sekolah TK
: Ibrahim
: I14114010

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Hardinsyah, MS
Pembimbing


Diketahui oleh

DrRimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul
Nama
NIM

Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak
Sekolah TK
Ibrahim
114114010

Disetujui oleh

Tanggal Lulus:


o 4 fEB

2G\4

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan keseluruhan rangkaian studi untuk
mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih disampaikan kepada pembimbing Bapak
Prof Dr Ir Hardinsyah, MS yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan
bimbingannya. Tidak lupa juga ungkapan sebesar-besarnya ditujukan kepada
rekan-rekan Alih Jenis Gizi angkatan 5 dan teman-teman yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Teruntuk Bapak dan Ibu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa, kasih
sayang, dukungan dan semangat yang selalu diberikan. Akhir kata, semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perbaikan gizi di Indonesia.

Bogor, Januari 2014
Ibrahim, AMG

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

2

Tujuan

2

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pemikiran

3

METODE PENELITIAN

4


Desain, Waktu dan Tempat

4

Jumlah dan Cara Penarikan contoh

4

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengolahan dan Analisis Data

6

Definisi Operasional

6


HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Gambaran Umum Sekolah

7

Karakteristik Anak dan Ibu

8

Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu

9

Praktek Konsumsi Susu Anak

11


Hubungan Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap Gizi, dengan Praktek
Konsumsi Susu pada Anak
15
SIMPULAN DAN SARAN

16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

18

RIWAYAT HIDUP

20

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jenis dan cara pengumpulan data
Sebaran anak berdasarkan karakteristik anak
Sebaran anak berdasarkan karakteristik ibu
Sebaran anak berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi ibu
Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu
Sebaran anak berdasarkan pernyatan sikap gizi ibu
Sebaran anak berdasarkan jumlah dan frekuensi minum susu
Sebaran anak berdasarkan jenis susu
Sebaran anak berdasarkan merek susu dan harga susu
Sebaran anak berdasarkan pertimbangan dan tempat membeli susu
Hubungan karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap gizi, praktek
konsumsi susu

7
11
13
14
14
14
15
15
16
17
20

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran Pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek
konsumsi susu anak sekolah TK
2 Cara penarikan contoh

4
6

DAFTAR LAMPIRAN
1 Frekuensi minum susu anak perminggu
2 Hasil Uji korelasi

25
27

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak prasekolah merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak
akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan
(Sutomo 2010).
Namun, perkembangan dan pertumbuhan pada anak banyak mengalami
gangguan. Gangguan gizi pada anak merupakan dampak kumulatif dari berbagai
faktor baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak.
Salah satu pengaruh langsung status gizi anak adalah asupan. Kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi dapat memengaruhi status gizi dan status kesehatannya.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional
sebesar 35.6 persen (Kemenkes 2010).Stunting menjadi salah satu masalah gizi di
Indonesia yang perlu dicermati dengan baik.
Terdapat kecenderungan dimana semakin tinggi umur anak, khususnya
umur 6 bulan ke atas, penyimpangan status gizi anak terhadap baku status gizi
WHO-NCHS semakin melebar ke kiri (status gizi memburuk) yang
mengindikasikan buruknya kualitas makanan sapihan dan masalah kesehatan
(penyakit/infeksi) pada anak berumur diatas 6 bulan (Riyadi 2011).
Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang
fisik dan biologis balita belum diberikan secara tepat dan berimbang menjadi
penyebab masalah gizi. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zatzat gizi yang sesuai kebutuhan. Berimbang berarti komposisi zat-zat gizinya
menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan terpenuhinya
kebutuhan gizi secara baik, perkembangan dan pertumbuhan akan berlangsung
optimal (Soekirman 2006).
Kebutuhan zat gizi anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap
melalui konsumsi susu, termasuk zat-zat gizi yang tidak diperolehnya dari
makanan (Muchtadi 2002). Susu merupakan salah satu sumber protein hewani
yang sangat baik bagi tubuh manusia. Susu disebut sebagai makanan yang hampir
sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Susu mengandung air,
protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D
dalam jumlah memadai. Susu juga memiliki berbagai manfaat, antara lain
menunjang pertumbuhan, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis
(Greer 2007).
Anak yang mengonsumsi susu memiliki status gizi yang lebih baik
(Hartoyo et al. 2007). Konsumsi susu dan frekuensi minum susu memiliki
hubungan dengan tinggi badan dan densitas tulang (Hardinsyah et al. (2008).
Hoppe et al. (2006) menyatakan bahwa susu memiliki efek merangsang
pertumbuhan. Zat gizi pada susu menjadi bagian penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak(Anwar 2009).
Saat ini konsumsi susu masyarakat Indonesia ternyata masih rendah,
kecenderungan konsumsi susu dari tahun ke tahun tampaknya memang ada

2

kemajuan, namun kemajuannya relatif lambat. Kebiasaan minum susu masyarakat
Indonesia terendah di Asia Tenggara. Berdasarkan data Tetra Pak Indonesia tahun
2010, konsumsi susu di Indonesia hanya 11,9 liter/kapita/tahun.Artinya, rata-rata
konsumsi susu orang Indonesia tiap satu orang hanya satu gelas setiap minggu.
Jauh dari anjuran normal konsumsi susu satu sampai dua gelas per hari. Sebagai
pembanding, konsumsi susu di India mencapai 42.8 liter, Malaysia dan Filipina
22,1 liter, Thailand 31,7 liter, sementara Vietnam 12.1 liter. Rendahnya pola
mengkonsumsi susu di Indonesia diduga dipengaruhi oleh pola pikir dan pola
hidup serta pemahaman masyarakat mengenai susu yang masih minim.
Melihat fakta diatas, peneliti menyadari konsumsi susu memiliki peran
dalam membantu mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi pada anak.
Pengetahuan dan sikap ibu yang baik diharapkan dapat menentukan kebiasaan
pola konsumsi yang baik pada seorang anak. Oleh karena itu, peneliti bertujuan
mengkaji pengetahuan, sikap gizi dan praktek konsumsi susu pada anak

Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak sekolah TK
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu tentang susu bagi anak.
2. Mempelajari praktek konsumsi susu (jenis susu, bentuk, frekuensi
konsumsi susu, tempat pembelian, alasan mengkonsumsi produk).
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik anak dan ibu, pengetahuan dan
sikap gizi ibu serta praktek konsumsi susu dengan status gizi anak.

Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
tentang pengetahuan, sikap, dan praktek konsumsi susu pada anak sehingga dapat
memperkaya ilmu pengetahuan khususnya bidang gizi dan kesehatan. Selain itu,
informasi dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna mewujudkan
kesejahteraan keluarga dan pengembangan kualitas tumbuh kembang pada anak.

Kerangka Pemikiran
Gangguan gizi pada anak merupakan dampak kumulatif dari berbagai
faktor baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak.
Salah satu pengaruh langsung status gizi anak adalah asupan. Kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi dapat memengaruhi status gizi dan status kesehatannya.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional
sebesar 36 persen. Praktek konsumsi susu merupakan bagian dari penerapan
kebiasaan makan anak.

3

Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan
pangan dan gizi. Pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan gizi dapat
diperoleh melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Khomsan
(2009) menyatakan seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi melalui
berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, media massa maupun orang lain.
Sikap dapat dipelajari, baik dalam keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap
diantaranya adalah pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting serta
media massa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap
gizi seseorang dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu maupun keluarganya
serta sumber informasi yang tersedia di lingkungannya.
Pengetahuan dan sikap gizi dapat mempengaruhi kebiasaan makan
seseorang. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap
dan kemudian
berpengaruh terhadap perilaku pemilihan makanan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan. Khomsan et al. (2012)
menyatakan bahwa perpaduan antara pengetahuan dan sikap gizi mempunyai
korelasi positif dengan perkembangan status gizi anak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu,
praktek konsumsi susu serta hubungannnya dengan status gizi anak balita. Skema
kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar 1

Media Informasi
Karakteristik ibu:
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan

Pengetahuan
sikap gizi ibu

Sekolah
dan

Praktek konsumsi susu:
Jenis dan bentuk
Frekuensi dan jumlah
konsumsi susu
Kemasan susu yang biasa
dikonsumsi
Tempat pembelian
Pertimbangan
memilih
produk

Keterangan:

Status gizi:
TB/U

: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis

Karakteristik anak:
Jenis kelamin

4

Gambar 1 Pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak
sekolah TK

METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan di dua taman kanak-kanan yaitu TK Aliya dan TK Mexindo, Bogor.
Kedua lokasi dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan dimana
kedua TK tersebut merupakan TK favorit dan untuk kalangan menengah ke
atas.Hal ini dimaksudkan agar mudah diperoleh contoh yang mengonsumsi
susu.Waktu dilaksanakan penelitian ini adalah bulan mei hingga juli 2013.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa TK Aliya dan TK Mexindo
Bogor.Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa, laki-laki
maupun perempuan yang memenuhi kriteria inklusi.Penarikan contoh dilakukan
secara purposive.Adapun yang merupakan kriteria inklusi adalah siswa yang
memiliki status aktif sebagai siswa di TK Aliya dan TK Mexindo Bogor, bersedia
menjadi contoh dalam penelitian dan bersedia diukur, orangtua bersedia
memberikan informasi. Berikut cara penarikan contoh yang dilakukan (Gambar
2).
TK Mexindo

TK Aliya

Memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian

100 orang

150 orang

Mengembalikan
kuisioner
77 orang

94 orang

Missing
59 orang

77 orang

Gambar 2 Cara penarikan contoh
Jumlah contoh yang diperkirakan berpartisipasi dalam penelitian adalah
250 anak. Jumlah ini merupakan total dari siswa TK Mexindo dan Aliya

5

berdasarkan keterangan dari pihak sekolah yang masuk dalam kriteria inklusi.
Semua siswa tersebut diberikan kuisioner untuk dibawa pulang dan diisi oleh
orangtuanya.Jumlah contoh berkurang dikarenakanterdapat beberapa contoh yang
tidak hadir di sekolah dan tidak mengembalikan kuisioner.Terdapat beberapa data
kuisioner yang tidak diisi lengkap oleh orangtua contoh sehingga beberapa data
missing dan tidak dapat dimasukkan sebagai contoh penelitian. Jumlah contoh
yang diambil yaitu 59 contoh dari TK Mexindo dan 77 contoh dari TK Aliya.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, pengetahuan dan sikap gizi
ibu, data antropometri, dan praktek konsumsi susu. Data sekunder yaitu data
mengenai gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi profil taman kanakkanak, dan jumlah siswa.
Pengambilan data karakteristik contoh, karakteristik ibu contoh,
pengetahuan dan sikap gizi diambil dengan menggunakan kuisioner yang diisi
oleh ibu. Pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur pengetahuan dan sikap gizi
disusun oleh penulis untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan dan
sikap gizi ibu mengenai gizi secara umum, susu dan kesehatan serta tumbuh
kembang anak. Data praktek konsumsi susu diambil dengan cara memberikan
kuesioner untuk diisi oleh ibu. Data sekunder didapatkan dari arsip taman kanankkanak yang terkait. Berikut adalah rangkuman jenis dan cara pengumpulan data
(Tabel 1).
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
No Variabel

Alat

1.

Kuisioner

3.

Karakteristik anak:
Jenis kelamin
Karakteristik ibu:
Pekerjaan
Pendidikan
Pendapatan keluarga
Pengetahuan gizi ibu

4.

Sikap gizi ibu

Kuisioner

5.

Praktek konsumsi susu
Jenis dan bentuk
Kemasan yang biasa
dikonsumsi
Frekuensi konsumsi
susu
Jumlah
konsumsi
susu
Pertimbangan
memilih susu
Tempat
pembelian
susu

2.

Kuisioner
Kuisioner
Kuisioner
Kuisioner

Kuisioner
Kuisioner
FFQ Semi-kuantitatif
FFQ Semi –kuantitatif
Kuisioner
Kuisioner

Cara
pengumpulan
data
Pengisian
kuisioner
oleh ibu
Pengisian
oleh ibu

kuisioner

Pengisian
oleh ibu
Pengisian
oleh ibu

kuisioner
kuisioner

Pengisian kuisioner
oleh ibu

6

6.

Profil sekolah TK

Sekolah TK Aliya dan Mexindo oleh enumerator

Pengolahan dan Analisis Data
Data karakteristik ibu meliputi usia ibu, pekerjaan, pendidikan ibu, dan
pendapatan ibu. Data pekerjaan ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu
ibu rumah tangga, PNS, swasta, wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data
pendidikan terakhir ibu dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah,
SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data
pendapatan dikategorikan dala tiga kelompok yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Pengetahuan ibu tentang gizi diukur dengan menggunakan pertanyaan yang
kemudian diberi nilai. Pengetahuan gizi, terdiri atas 20 pertanyaan pilihan
beganda (best answer multiple choice test). Setiap jawaban yang benar diberi nilai
1, jawaban yang salah diberi nilai 0, dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0.
Sikap gizi diukur dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju,
setuju, tidak setuju dan tidak tahu. Sikap positif sangat setuju dan setuju diberi
skor 1, kemudian untuk sikap tidak setuju dan tidak tahu diberi skor 0. Pernyataan
negatif sangat setuju dan setuju serta tidak tahu diberikan skor 0 sedangkan tidak
setuju diberi skor 1. Selanjutnya, pengetahuan dan sikap ibu masing-masing
dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar
80%) (Khomsan 2000).
Data praktek konsumsi susu meliputi data jenis dan bentuk susu, jumlah dan
frekuensi susu yang dikonsumsi, pertimbangan dalam memilih susu serta tempat
pembelian susu. Data jenis susu dikelompokkan menjadi susu bubuk, susu kental
manis (SKM), dan susu cair. Data jumlah susu yang dikonsumsi dideskripsikan
sedangkan frekuensi minum susu dideskripsikan menjadi terbiasa atau tidak
mengkonsumsi susu setiap hari. Data bentuk kemasan susu yang biasa dibeli dan
dikonsumsi dideskripsikan. Data tempat pembelian dan pertimbangan dalam
membeli susu dideskripsikan.
Data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 17.0 for windows, dan
WHO AnthroPlus 1.0.4. Proses pengolahan data meliputi coding, editing,
cleaning, analisis deskriptif dan inferensia untuk menganalisis hubungan antar
variabel.
Uji korelasi pearson digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik
ibu dengan pengetahuan dan sikap gizi ibu (kec. Jenis kelamin & Pekerjaan).
karakteristik ibu dengan praktek konsumsi susu anak (kecuali jenis kelamins,
pekerjaan, ukuran dan tempat membeli susu)

Definisi Operasional

7

Contoh adalah siswa taman kanak-kanak Aliya dan Mexindo yang berusia 2.5-5
tahun dan bersedia mengikuti setiap tahap penelitian.
Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi jenis kelamin dan
usia contoh
Karakteristik ibu adalah keadaan ibu contoh yang meliputi pekerjaan,
pendidikan, dan pendapatan keluarga ibu
Jenis pekerjaan ibu adalah pekerjaan atau mata pencaharian ibu contoh yang
dikelompokkan menjadi PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan
ibu rumah tangga (hanya ibu).
Pendapatan keluarga adalah besarnya penghasilan keluarga yang diperoleh baik
dari ayah, ibu maupun anggota keluarga lain yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.Data pendapatan rumah tangga
dikelompokkan dalam empatkategori yaitu < Rp 2,000,000; Rp 2,000,0003,000,000; Rp 3,000,000-5,000,000 dan > Rp 5,000,000. Pengkategorian
berdasarakan upah minimun (UMR).
Tingkat pendidikan ibu adalah Jenjang pendidikan formal yang pernah
ditempuh ibu contoh.Data pendidikan terakhir ibu dikategorikan dalam
lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat,
SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.
Pengetahuan gizi adalah pemahaman ibu mengenai gizi secara umum dan susu
diperoleh dengan menilai jawaban ibu contoh terhadap 20 pertanyaan.
Pengetahuan gizi ibu kemudian dikelompokkan menjadi baik apabila skor
> 80%; sedang apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor 80%; sedang apabila skor 60-80%;
dan kurang apabila skor 6 tahun
Total

n

%

71
65
136

52.2
47.8
100.0

21
89
26
136

15.4
65.4
19.1
100.0

9

Tingkat pendidikan sebagian besar ibu adalah perguruan tinggi dengan
persentase sebesar 75.0%. Sebagian besar (48.5%)ibu adalah ibu rumah tangga
dengan 56.6% ibu memiliki kategori besar pendapatan keluarga yaitu> Rp
5.000.000,- . Sebagian besar keluarga (73.5%) memiliki jumlah keluarga kurang
dari sama dengan 4 orang (tabel 3).
Tabel 3 Sebaran anak berdasarkan karakteristik keluarga
Variabel
Pendidikan Ibu
Tidak sekolah
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
Total
Pekerjaan Ibu
PNS
Wiraswasta
IRT
Pegawai swasta
Buruh
Lainnya
Total
Pendapatan
Rp 5.000.000
Total
Besar Keluarga
7
Total

n

%

0
0
3
31
102
136

0.0
0.0
2.2
22.8
75.0
100.0

23
8
66
30
0
9
136

16.9
5.9
48.5
22.1
0
6.6
100.0

1
18
40
77
136

0.7
13.2
29.4
56.6
100.0

100
33
3
136

73.5
24.3
2.2
100.0

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting yang ikut
menentukan keadaan gizi anak.Hasil penelitian Adnan et al. (2012) tentang
pendidikan ibu dan praktek pemberian makan pada anak di Malaysia menjelaskan
bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi praktek pemberian makan anak
sehingga akan menentukan status gizi pada anak. Tingkat pendidikan ibu yang
tinggi ini diharapkan dapat mempermudah ibu memperoleh akses informasi lebih
baik.
Menurut Simamora (2008) konsumen yang mempunyai pengetahuan dan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan yang lebih
baik kualitasnya daripada yang berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi
kualitas pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan pendidikan yang lebih
tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap keburukan dan resiko dalam
mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku lebih kritis dalam pembelian
dan pemilihan suatu produk.

10

Simamora (2008) menyatakan bahwa pekerjaan seseorang mempengaruhi
barang dan jasa yang dibelinya. Pekerjaan sehari-hari ibu rumah tangga tentu juga
mempengaruhi pola konsumsinya termasuk dalam perilaku mengkonsumsi produk
susu.
Sumarwan (2003) menyatakan pendapatan merupakan imbalan yang
diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah
dalam bentuk uang. Pendapatan yangdiukur dari seorang konsumen biasanya
bukan hanya pendapatan yang diterima olehseorang individu, tetapi diukur semua
pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga dimana konsumen berada
(Sumarwan 2003). Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanyaditentukan oleh
pendapatan dari satu orang, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja
(Sumarwan 2003). Pendapatan rumah tangga merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan (Martianto dan Ariani 2004).
Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu
Pengetahuan gizi ibu pada penelitian ini meliputi pengetahuan tentang
fungsi zat gizi, sumber zat gizi, manfaat konsumsi susu dan masalah gizi pada
anak di Indonesia. Terdapat lebih dari 75% ibu mampu menjawab 13 dari 20
pertanyaan dengan benar. Pertanyaan tersebut meliputi fungsi zat gizi, sumber zat
gizi, manfaat susu dan kandungan gizi pada susu.
Tabel 4 Sebaran anak berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi ibu
n
%
Pengetahuan gizi ibu
Baik
88
64,7
Sedang
36
26,5
Kurang
12
8,8
Jumlah
136
100
Sikap gizi ibu
Baik
4
2,9
Sedang
115
84,6
Kurang
17
12,5
Jumlah
136
100
Sebagian besar (64.7%) ibu memiliki pengetahuan gizi dalam kategori
baik dan hanya sedikit (8.8%) ibu yang memiliki pengetahuan gizi kurang. Hal ini
dimungkinkan karena tingkat pendidikan ibu yang tiga perempatnya (75%)
merupakan lulusan perguruan tinggi (Tabel 4).
Ibu merupakan orang tua yang paling dekat dengan anak yang juga
merupakan pengasuh anak di dalam suatu rumah tangga. Pengetahuan gizi ibu
merupakan hal penting yang mempengaruhi konsumsi seorang anak. Pengetahuan
gizi ibu yang baik diharapkan dapat membentuk sikap dan prilaku yang dapat
membentuk kebiasaan pola makan yang baik dan sehat pada anak (Khomsan
2012).
Pengetahuan gizi menjadi landasan penting untuk menentukan konsumsi
pangan keluarga. Ibu yang berpengetahuan gizi baik akan berupaya menerapkan

11

pengetahuannya dalam pemilihan dan pengolahan pangan (Khomsan 2012).. Hal
ini menunjukkan bahwa ibu memiliki pemahaman yang cukup mengenai masalah
gizi di Indonesia.
Tabel 5 Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu
No Pertanyaan Pengetahuan Gizi Ibu
n
%
1 Zat gizi adalah zat yang terdapat dalam makanan dan 136
100,0
diperlukan oleh tubuh
2 Makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang 135
99,3
beraneka ragam
3 Zat gizi sumber tenaga atau energi disebut karbohidrat 123
90,4
4 Zat gizi sumber pembangun untuk tubuh disebut 102
75,0
protein
5 Zat gizi untuk mendukung pertumbuhan anak adalah 35
25,7
protein
6 Zat pengatur fungsi dan kerja organ tubuh agar 97
71,3
berjalan dengan baik disebut mineral
7 Nasi, mie, dan roti adalah sumber pangan yang 132
97,1
mengandung karbohidrat
8 Yang termasuk masalah kekurangan gizi adalah 49
36,0
kependekan
9 Kita harus minum air putih ±8 gelas dalam sehari
126
92,6
10 Ibu tahu bahwa sepertiga anak di Indonesia pendek 59
43,4
(ya/tidak)
11 Anak seharusnya minum susu 1-2 gelas dalam sehari
87
64,0
12 Susu merupakan sumber utama mineral kalsium
131
96,3
13 Fungsi kalsium membantu pertumbuhan tulang dan 131
96,3
gigi
14 Minum susu saja tidak cukup untuk membuat tubuh 125
91,9
sehat (ya/tidak)
15 Susu bermanfaat untuk pertumbuhan tinggi badan anak 125
91,9
(ya/tidak)
16 Susu dapat meningkatkan kecerdasan anak (ya/tidak)
122
89,7
17 Gejala alergi susu sapi adalah diare dan sakit perut
90
66,2
18 Zat gizi selain kalsium yang berperan dalam 112
82,4
pembentukan tulang dan gigi adalah fosfor dan vit D
19 Makanan sumber vitamin D adalah daging dan telur
108
79,4
20 Makanan sumber fosfor adalah susu dan daging
94
69,1
Lebih dari 90% ibu setuju bahwa susu merupakan makanan bergizi,
minum susu merupakan kebiasaan yang baik dan anak perlu minum susu untuk
menyokong pertumbuhannya (Tabel 6). Namun, berturut-turut terdapat 72.8% dan
96.3% ibu yang setuju pada pernyataan susu merupakan makanan penganti asupan
makan utama dan kalau sudah minum susu tidak perlu makan makanan lain. Hal
ini merupakan sikap yang tidak sesuai. Respon sikap ini akan mendorong ibu
untuk membiasakan anak minum susu setiap hari. Setelah dikategorikan, sebanyak
84% ibu memiliki sikap gizi dengan kategori sedang dan terdapat ibudengan sikap
gizi kurang (12.5%) (tabel 4).

12

Sikap terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman. Ibu yang memiliki
pengetahuan gizi yang baik umumnya memiliki sikap yang sesuai (Khomsan
2012). Sikap gizi ibu pada penelitian ini adalah kecenderungan untuk bersikap dan
bertindak setuju atau tidak terhadap pernyataan-pernyataan yang terdiri dari
kebiasaan minum susu, manfaat konsumsi susu, masalah gizi dan pemantauan
status gizi pada anak.
Tabel 6 Sebaran anak berdasarkan pernyataan sikap setuju ibu
No Pernyataan sikap
n
%
1 Susu merupakan makanan bergizi
130,0
95,6
2 Minum susu merupakan kebiasaan yang baik
135,0
99,3
3 Anak perlu minum susu untuk menunjang
pertumbuhannya
135,0
99,3
4 Saya yakin dengan pemberian susu pada anak
akan mencegah kependekan anak saya
99,0
72,8
5 Minum susu sebaiknya minimal 1 kali sehari
103,0
75,7
6 Susu merupakan makanan penganti asupan
makan utama
99,0
72,8
7 Kalau sudah minum susu tidak perlu makan
131,0
96,3
makanan yang lain
8 Saya yakin dengan pemberian susu pada anak
akan meningkatkan kecerdasan anak saya
114,0
83,8
9 Saya yakin anak yang bertubuh kurus lebih
sering sakit-sakitan
19,0
14,0
10 Ibu perlu memantau perkembangan tinggi dan
berat badan anak
136,0
100,0
Praktek Konsumsi Susu Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua (83.1%) anak terbiasa
minum susu dan terdapat16.9% anak yang tidak terbiasa minum susu setiap
hari.Rata-rata frekuensi minum susu anak sebesar 18.74 kali/minggu. Rata-rata
jumlah konsumsi susu anak sebesar 497.31±340.65 ml/hari. Jumlah susu yang
dikonsumsi paling banyak adalah 1400 ml dalam sehari dan paling sedikit
sebanyak 4.17 ml/hr (Tabel 7).
Tabel 7 Sebaran anak berdasarkan jumlah dan frekuensi minum susu
Frekuensi minum susu (kali/minggu)
21
Total
Rata-rata frekuensi minum susu ± SD
Jumlah rata-rata konsumsi susu
Maks
Min

n
%
6
4.4
27
19.9
36
26.5
29
21.3
38
27.9
136
100.0
18.74 ± 12.35 kali/minggu
497.31±340.65 ml/hari
1400 ml/hr
4.17 ml/hr

13

Susu memiliki hampir semua zat gizi dasar yang dibutuhkan oleh
anakseperti lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Meskipun, sebagian
besar zat gizi dalam susu dapat diperoleh dengan mudah dari sumber lain, seperti
sayuran, kacang-kacangan, dan makanan laut, susu memiliki semua zat gizi
tersebut dalam satu paket. Susu menjadi sumber pangan kaya zat gizi paling
praktis untuk dikonsumsi oleh anak-anak (Sears 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Briawan et al. (2011) menyimpulkan
bahwa selain air putih, sebagian besar anak sekolah dasar terbiasa minum susu
dan teh (>70%). Anak yang sering mengonsumsi susu memiliki status gizi yang
lebih baik (Hartoyo et al. 2007). Penelitian mengenai konsumsi susu dan kalsium
pada tinggi badan anak remaja oleh Hardinsya et al. (2008) terdapat hubungan
konsumsi susu dan frekuensi minum susu dengan tinggi badan dan densitas tulang
(Hardinsyah et al. (2008). Hoppe et al. (2006) menyatakan bahwa susu memiliki
efek merangsang pertumbuhan. Zat gizi pada susu menjadi bagian penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak(Anwar 2009).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Semba (2012) konsumsi susu
berdampak nyata terhadap tinggi badan pada anak pra-sekolah di Indonesia.
Kebiasaan minum susu pada anak sekolah TK di Aliya dan Mexindo yang baik
diharapkan mampu mendukung pertumbuhan anak.
Tabel 8 Sebaran anak berdasarkan jenis dan bentuk susu
Jenis dan bentuk susu
Bubuk
Susu Kental Manis (SKM)
Cair
Bubuk+SKM
Bubuk+Cair
Bubuk+SKM+cair
SKM+Cair
Jumlah
Kemasan susu
Kotak
Kaleng
Sachet
Kotak+kaleng
Kotak+sachet
Jumlah

n

%

66
7
23
1
32
6
1
136

48.5
5.1
16.9
0.7
23.5
4.4
0.7
100

112
13
3
5
3
136

82,4%
9,6%
2,2%
3,7%
2,2%
100,0%

Berdasarkan jenis menurut bentuk fisiknya, susu terdiri dari susu segar,
susu kental manis, dan susu bubuk. Sebagian anak (48.5%) mengonsumsi susu
bubuk dan hanya 5.1% anak mengkonsumsi susu kental manis (SKM). Sebagian
besar ibu memilih produk susu dengan kemasan kotak.(Tabel 8 ).
Hasil penelitian menunjukkan sepertiga ibu memilih susu merek Dancow
dan dua pertiganya memilih produk susu lain. Pada tabel 9 kandungan protein
ditemukan lebih tinggi pada jenis susu premium. Merk susu yang dicantumkan

14

adalah beberapa merek susu di pasaran yang dikonsumsi oleh anak dalam
penelitian ini.
Susu jenis premium memiliki harga yang lebih tinggi untuk setiap gram
nya daripada susu biasa. Kandungan energi dan protein dalam susu jenis premium
memiliki rata-rata harga yang lebih tinggi dibandingkan susu biasa (tabel 9).
Dapat dikatakan bahwa, untuk zat gizi yang sama susu jenis premium lebih mahal
dibandingkan susu biasa.
Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah
simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang
sudah lama dikenal konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan simbol status
bagi produk tersebut (Sumarwan 2002).
Tabel 9 Sebaran anak berdasarkan merk susu yang dipilih, kandungan energi,
protein, kemasan dan harga susu
Merk susu
a

Bebelac 3+
Dancow 3+
a
Enfakid A 3+
b
Frisian Flag
b
Indomilk
b
Milo
a
Morinaga
a
Nutrilon R
a
Pediasure
a
S26 Promise
b
SGM
b
Sustagen Kid
b
Ultramilk
b
Zee
Jumlah
b

a

n

%

3
40
2
26
13
6
6
2
3
2
4
3
16
10
136

2.2
29.4
1.5
19.1
9.6
4.4
4.7
1.5
2.2
1.5
2.9
2.2
11.8
7.4
100

Rata-rata harga susu premium
Rata-rata harga susu biasa
a
Rata-rata protein susu premium
b
Rata-rata protein susu biasa
b

Energi
(Kkal)/taka
ran saji

Protein
(gr)/takar
an saji

Kemasan

Harga susu ( Rp)
/gram

190
140
170
150
130
150
200
140
235
240
160
160
150
180

5.1
6.0
7.2
7.1
4.0
4.3
7.4
6.3
7.1
8.0
5.2
6.3
8.4
6.0

Kotak
Kotak
Kaleng
Kotak
Kotak
Kotak
Kaleng
Kaleng
Kaleng
Kaleng
Kotak
Kotak
Kotak
Kotak

131.1
78.8
136.3
66.1
65
72.3
213.4
176.7
224.1
187.7
89.6
63.1
120
90
Rp. 152.8±48.4/gr
Rp. 81.2±20.2/gr
6.6±0.9gr
5.7±1.5gr

Susu dengan merek-merek premium memiliki harga per gram yang jauh
lebih mahal dari pada merek susu biasa.Merek susu premium mempunyai kelas
tersendiri di masyarakat. Susu kelas premium adalah susu formula yang memiliki
kandungan komposisi yang lengkap dan berkualitas yang tidak terdapat pada susu
(biasa) lower class, seperti AA, DHA, nukleotida, beta karoten alamiah, lutein dan
lainnya (Rakhmawati 2006). Adapun merek susu premium yang terdapat pada
tabel 9 adalah Bebelac, Childschool, Enfakid, Morinaga, Nutrilon, Pediasure dan
S26 Promise Gold.
Penelitian ini juga menunjukkan sebanyak72.1%ibu lebih memperhatikan
kandungan gizi susu saat memilih produk susu hanya 2.2% ibu
mempertimbangkan harga.Tempat pembelian pada penelitian ini adalah tempat

15

konsumen membeli produk susu, diantaranya seperti supermarket, pasar, apotek,
toko/ warung terdekat dan tempat lainnya. Hasil menunjukkan hampir semua ibu
(97%) membeli susu di supermarket dan hanya 1.5% ibu yang membeli susu di
tempat lain.
Penelitian Sunarti (2006) yang membahas tentang “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembelian Susu Formula Anak Pada Keluarga Berpendapatan
Rendah (Kasus di Kelurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan
Bogor Tengah, KotaBogor)”,menyimpulkan bahwa kandungan gizi dan harga
merupakan faktor penting jadi atau tidaknya membeli susu. Hal ini dimungkinkan
karena sebagian besar tingkat pendapatan keluarga yang cukup tinggi yaitu diatas
lima juta per bulan.
Tabel 10Sebaran anak berdasarkan pertimbangan dan tempat membeli susu.
Pertimbangan memilih susu
Kandungan gizi
Jenis
Harga
Rasa
Lainnya
Jumlah
Tempat membeli susu
Supermarket
Pasar
Apotek
Toko
Lainnya
Jumlah

n

%

98
11
3
14
10
136

72.1
8.1
2.2
10.3
7.4
100

132
0
0
2
2
136

97.1
0.0
0.0
1.5
1.5
100

Hubungan Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap Gizi, dengan Praktek
Konsumsi Susu pada Anak
Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara
pendidikan terakhir ibu dengan pengetahuan gizi ibu (r=0.132). Hasil juga
menunjukkan tidak terdapat hubungan pendidikan terakhir ibu dengan sikap gizi
ibu (r= - 0.012).Hasil uji juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
siginifikan antara pendapatan dengan sikap gizi ibu dan jumlah susu yang
dikonsumsi setiap hari.
Pada penelitian ini pengetahuan gizi meliputi pengetahuan gizi secara
umum, manfaat susu pada anak dan masalah gizi pada anak di Indonesia. Hasil
uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan
gizi dengan sikap gizi ibu, jumlah konsumsi, kebiasaan minum susu dan
pertimbangan ibu memilih susu (Tabel 11).
Uji korelasimenunjukkan adanya hubungan positif (r = 0.31) yang
signifikan antara sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu setiap hari (Tabel
11). Artinya, semakin baik sikap gizi ibu maka semakin baik ibu membiasakan
anak minum susu setiap hari.

16

Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan nyata positif antara
kebiasaan minum susu dengan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari (Tabel
11).Dapat dikatakan bahwa ibu yang memiliki sikap gizi yang baik memiliki anak
yang terbiasa minum susu setiap hari namun dari hasil uji tidak ditemukan
hubungan antara sikap dengan jumlah konsumsi dan pertimbangan ibu dalam
memilih susu (Tabel 11).
Al-Shookri (2011) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan responden yang rendah dengan pengetahuan gizinya.
Pengetahuan mengenai gizi tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal namun
bisa melalui pengalaman dan mudahnya akses terhadap informasi.
Pada penelitian Destriana (2005) mengenai perilaku konsumsi susu pada
konsumen keluarga di Babakan Raya Bogor menyatakan bahwa tingginya
pendapatan yang diperoleh responden memiliki hubungan yang nyata dengan
perilaku konsumsi susu. Hal ini senada dengan Martianto dan Ariani (2004) yang
menyatakan tingkat pendapatan seseorang akan berpengaruh terhadap jenis dan
jumlah bahan pangan yang dikonsumsinya.
Pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sikap. Azwar
(2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dalam diri individu.
Penelitian Al-Shookri (2011)di Oman mengenai pengetahuan dan sikap
gizi ibu terhadap intik makanan pada anak menyebutkan bahwaasupan makanan
tertinggi ditemukan pada anak-anak dari ibu dengan tingkat pendidikan yang
tinggi dan ibu yang memiliki nilai sikap yang positif. Vereecken (2012)
menyatakan bahwa pengetahuan, sikap gizi ibu, tingkat pendidikan dan pekerjaan
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kebiasaan makan pada anak.
Tabel 11 Hubungan antara karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap gizi, praktek
konsumsi susu
Pendidikan
Pendapatan
RT
Pengetahuan
Sikap
Jml susu
Kebiasaan
minum susu
frekuensi
konsumsi
susu
pertimbangan
memilih susu

Pendi
dikan
1.00

Pendap
RT
0.47*

Pengeta
huan
0.13

Sikap
gizi
-0.01

Jml
Kons
0.09

Kebiasaan
minum
-0.02

Frekuensi
minum
-0.10

Pertimbang
an memilih
0.08

1.00

0.02

0.23*

0.21*

0.09

0.07

0.05

1.00

-0.02

0.09

-0.03

-0.00

0.13

1.00

0.17

0.31*

0.14

-0.02

1.00

0.49*

0.56*

0.06

1.00

0.56*

-0.08

1.00

-0.11
1.00

*p < 0.05

SIMPULAN DAN SARAN

17

Kesimpulan
Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik dan lebih dari
75% ibu mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Hampir semua ibu memiliki
sikap gizi yang sesuai dalam kategori sedang dengan lebih dari 90% ibu setuju
bahwa minum susu merupakan kebiasaan yang baik.
Hampir semua anak memiliki kebiasaan minum yang baik setiap hari
dengan rata-rata jumlah konsumsi susu 497 ml/hari dan frekuensi minum susu
anak sebesar 18.74 kali/minggu. Sebanyak 48.5% ibumemilih produk susu bubuk
dan terdapat 13.6% ibu memilih produk susu premium. Kandungan gizi menjadi
perhatian utama ibu dalam memilih susu dan hampir semua ibu membeli susu di
supermarket.
Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan dengan
jumlah dan kebiasaan minum susu setiap harinamun hasil menunjukkan sikap gizi
ibu dengan kebiasaan minum susu memiliki hubungan positif yang signifikan.
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan minum susu setiap
hari dengan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari.Semakin baik sikap gizi ibu
maka semakin baik frekuensi minum susu pada anak.

Saran
Perlunya penyuluhan kepada guru dan orang tua mengenai konsumsi susu
pada anak karena hasil penelitian menunjukkan ada anak yang mengkonsumsi
susu lebih dari 1000 ml perhari dan ada pula anak yang hanya mengkonsumsi
susu kurang dari 1 kali perminggu. Anak sebaiknya mengkonsumsi susu 1-2 gelas
setiap hari sebagai pelengkap makanan. Disarankan kepada ibu untuk jeli dalam
memilih merek produk susu yang dibutuhkan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Norshahida, Muniandy, Naleena, Devi. 2012. The Relationship between
Mothers' Educational Level and Feeding Practices among Children in
Selected Kindergartens in Selangor, Malaysia: A Cross-sectional
Study.Asian Journal of Clinical Nutrition. 4(2): 39-52.
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
Al-Shookri A,Al-Shukaily, Layla, Hassan, Fouad, Al-Sheraji, Sadeqet al. 2011.
Effect of Mothers Nutritional Knowledge and Attitudes on Omani
Children's Dietary Intake.Oman Medical Journal. 26 (4): 253-257
Anwar F, Khomsan A. 2009. Makan Tepat, Badan Sehat. Jakarta (ID): Hikmah,
2009.
Anwar S. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta (ID):
Pustaka Pelajar.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

18

Briawan B, Rachma F, Annisa K. 2011. Kebiasaan Konsumsi Minuman dan
Asupan Cairan pada Anak Usia Sekolah di Perkotaan. Jurnal Gizi dan
Pangan 6(3): 186-191.
Detik health.2012.Konsumsi Susu Orang Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia
dan Filipina[Internet]. [diacu 7 Maret 2013]. Tersedia pada:
http://finance.detik.com/read/2012/05/28/165325/1926614/4
Destriana A. 2008. Perilaku Konsumsi Susu pada Konsumen Keluarga di Wilayah
Babakan Raya Kecamatan Dramaga [Skripsi]. IPB
Sutomo B, Anggraini D. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita dan Balita.
Jakarta (ID): Demedia.
Gibson, R. 2005. Principles of Nutrition Assessment. New York (US) : Oxford
University Press.
Greer, Frank R. 2007. Proposed New FDA Health Claim Recognizes Role of Key
Nutrients in Dairy in Reducing The Risk of Osteoporosis [Internet]. [diacu
2 Agustus 2013].Tersedia pada:www.midwestdairy.com
Hardinsyah, Damayanthi E, Zulianti W. 2008. Hubungan konsumsi susu dan
kalsium dengan densitas tulang dan tinggi badan remaja. Jurnal Gizi dan
pangan. 3 (1): 43-48.
Hartoyo, Sulaeman A, Syarief, dan Yulianti LN. 2007. Dampak konsumsi susu
dan pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak 2-5 tahun
di kota bogor. Media gizi dan keluarga.
Irianto DP. 2007. Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan. Yogyakarta
(ID): penerbit andi.
Kusharisupeni. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta (ID): Rajawali Pers.
Khomsan dkk. 2012. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. Bogor (ID): IPB
Press
[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta (ID):
Kemenkes
Martianto D, Ariani M. 2004. Analisis Perubahan Konsumsi &Pola Konsumsi
Pangan Masyarakat dalam Dekade Terakhir. Di dalam Soekirman dkk,
editor. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII; 2004 Mei
17-19; Jakarta (ID): LIPI
Onis M, Bloosner M, Borqhi E. 2012. Prevalence and trends of stunting among
pre-school children, 1990-2020. Public Health Nutr. 15(1):142-148
Rakhmawati E. 2006. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Susu Formula
Merek Procal Gold PT. Wyeth Indonesia [Skripsi]. IPB
Rachmadewi A. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Pemberian ASI serta
Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan [Skripsi].
IPB
Riyadi H, Martianto D, Hastuti D, Damayanthi E, Murtilaksono K. 2011. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita di Kabupaten Timor
Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Pangan
6(1): 66-73
Sears,William. 2006.Milk [Internet]. [diacu 2 Agustus 2013]. Tersedia pada:
www.AskDrSears.com
Semba RD, Moench-Pfanner R, Sun K,de Pee S, Akhter N, Rah JH, Campbell
AA,et al. 2012. Consumption of micronutrient-fortified milk and noodles

19

is associated with lower risk of stunting in preschool-aged children in
Indonesia.Food And Nutrition Bulletin. 32(4): 347-53.
Simamora B. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Gramedia
Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia
Sunarti. 2006.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Susu Formula Anak
Pada Keluarga Berpendapatan Rendah (Kasus di Kelurahan Tegallega
dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor)[Skripsi]. IPB
Soekirman. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia.
Jakarta (ID): Primamedia Pustaka.
Soehardi, Soenarso. 2004. Memelihara kesehatan jasmani melalui makanan.
Bandung (ID): Penerbit ITB.
Tetrapak.2010. Tetra Pak Dairy Index I [internet]. [diacu 2013 Maret 7]. Tersedia
www.tetrapak.com/Document%20Bank/Food_categories/Dairyindex_201
0.pdf.
Vereecken C. 2012. Young children's dietary habits and associations with the
mothers' nutritional knowledge and attitudes.Appetite. 54(1): 44-51.

20

LAMPIRAN

21

Lampiran 1 Frekuensi minum susu anak per minggu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Frekuensi
(kali/minggu)
21
28
28
21
1
14
14
21
35
1
14
0.5
14
35
14
14
2
21
14
21
28
21
35
7
14
5
42
14
35
28
7
0.5
14
14
7
21
5
28
7
21

No
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Frekuensi
(kali/minggu)
21
21
28
14
21
2
14
14
35
14
14
7
28
21
21
49
21
28
14
21
21
14
35
21
14
14
7
35
5
14
7
14
21
2
35
21
35
5
3
14

No
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Frekuensi
(kali/minggu)
28
2
14
21
21
42
28
35
14
21
28
4
35
28
1
7
3
28
21
35
7
21
14
21
21
42
14
14
5
28
14
49
28
14
28
35
14
35
35
14

No
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136

Frekuensi
(kali/minggu)
21
28
4
2
2
7
14
14
14
1
21
7
21
0.5
35
7

22

Lampiran 2 Hasil uji korelasi
pddkn_ibu

kat_pendapt

kat_peng

kat_sikap

jmlsusu

freq_mnm_ss

biasa_mnm

katfrekkons

Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Sig. (2-tailed)

pddkn_ib

kat_penda

kat_peng

kat_sikap

jmlsusu

freq_mnm

biasa_mnm_hr

1,00
.
136
0,47
0,00
136,00
0,13
0,12
136,00
-0,02
0,83
136,00
0,10
0,26
136,00
-0,1