Pertumbuhan Embrio Kepiting Bakau, Scylla serrata, pada Beberapa Tingkat Salinitas Media

dan (5) berbagai data pendukung seperti osmolaritas media, tingkat kerja osmotik
telur (TKO), normalitas larva.
Sebanyak 12 induk kepiting bakau matang gonad yang telah terseleksi
dipelihara di dalam wadah fiber-glass berkapasitas satu ton hingga memijah. Wadah
pemeliharaan tersebut berdasar lumpur dan dilengkapi dengan sistem aerasi. lnduk
yang sudah siap memijah dipindahkan ke dalam wadah pengeraman hingga telur
mencapai Tingkat Kematangan Gonad (TKG) IV, yaitu ditandai dengan perubahan
warna telur menjadi abu-abu kehitaman. Pada kondisi tersebut, telur sudah siap
untuk dipergunakan sebagai bahan percobaan.
Telur dari induk yang sama diinkubasikan hingga menetas di dalam 12 buah
wadah percobaan, masing-masing dengan salinitas perlakuan 32.5, 35.0, 37.5, dan
40.0 ppt. Suhu media dari ke empat taraf perlakuan diatur konstan sebesar 29°C.
Penghitungan jumlah zoea dilakukan sejak tahap zoea terlihat untuk pertama kalinya,
dan selanjutnya dilakukan penghitungan setiap selang waktu satu jam. Pengamatan
terhadap volume embrio dan diameter kuning telur dilakukan sejak outline embrio
terlihat, dan pengamatan selanjutnya dilakukan setiap selang waktu 24 jam hingga
telur menetas. Tingkat kenormalan larva dievaluasi sesaat setelah telur menetas.
Berdasarkan pade percobaan pendahuluan diperoleh informasi suhu terbaik
bagi proses penetasan telur kepiting bakau adalah sebesar 29°C. Tingkat penetasan
di etas 50% dihasilkan pada media dengan salinitas 35.0 dan 40.0 ppt, sedangkan
nilai maksimum dicapai pada salinitas sebesar 36.40 ppt.

Pada percobaan utama diperoleh informasi bahwa laju pertumbuhan embrio,
tingkat penetasan, dan efisiensi enegi tetas terbaik dicapai pada salinitas sebesar
34.32 - 35.05 ppt. Tingkat keja osmotik terkecil terjadi pada salinitas 36.39 ppt. Pola
respon dari laju pertumbuhan embrio, laju penurunan diameter kuning tetw, waktu
tetas, tingkat penetasan, dan efksiensi enegi tetas terhadap satinitas adalah kuadratik.
Semua larva dari setiap wadah pertakuan tertihat menunjukkan adanya kriteria

normal.

Ukuran tubuh larva terpanjang ditemukan pada perlakuan 35.0 ppt,

sedangkan yang terpendek dijumpai pada media dengan salinitas 40.0 ppt. Nilai
berbagai parameter kualitas air selama percobaan berlangsung adalah masih berada
pada kisaran yang layak bagi proses penetasan telur kepiting bakau.
Disimpulkan bahwa salinitas sangat nyata berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan embrio, laju penurunan diameter kuning telur, waktu tetas, tingkat
penetasan, dan efisiensi energi tetas telur kepiting bakau. Salinitas optimum bagi
proses penetasan telur kepiting bakau (Scylla serrata ) berkisar antara 34.32-35.05
ppt. Tingkat kerja osmotik minimum terjadi pada salinitas 36.39 ppt. Diduga bahwa
media dengan salinitas sebesar 36.39 ppt memiliki tingkat osrnolaritas yang

mendekati isokmotik terhadap cairan telur.