The construction of a rule to combine sentence graphs

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN GRAF
KALIMAT

AYU AMANAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Konstruksi Aturan
Penggabungan Graf Kalimat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Ayu Amanah
NRP G551110041

RINGKASAN
AYU AMANAH. Konstruksi aturan penggabungan graf kalimat. Dibimbing
oleh SRI NURDIATI dan FAHREN BUKHARI.
Sekarang ini, orang lebih memilih untuk membaca artikel atau teks dalam
media elektronik dan membutuhkan waktu yang singkat untuk memahami isi atau
inti teks tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kegiatan
lain yang lebih utama dibandingkan membaca. Namun, membaca tetap merupakan
hal penting yang harus dilakukan. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan
membuat ringkasan dari teks. Ringkasan teks dilakukan dengan menggunakan
metode Knowledge Graph dan dilakukan melalui dua tahap, yaitu representasi dan
simplifikasi atau penyederhanaan hasil representasi. Representasi dari suatu teks
dilakukan secara bertahap karena teks memiliki beberapa unsur, yaitu kata, frasa,
klausa, kalimat, dan paragraf. Representasi dari unsur teks yang sudah dilakukan
adalah kata, frasa, dan klausa. Representasi tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan representasi dari kalimat. Representasi dari kalimat dibutuhkan
suatu aturan sehingga setiap orang menghasilkan representasi yang sama. Oleh
karena itu, penulis melakukan penelitian tentang representasi terhadap makna

kalimat.
Penelitian ini bertujuan membuat aturan pembentukan graf kalimat dan
membuat aturan penggabungan dua graf kalimat. Manfaat penelitian ini adalah
memberikan aturan pembentukan graf kalimat sehingga menghilangkan
ambiguitas dari kalimat.
Metode Knowledge Graph merupakan cara untuk menggambarkan atau
representasi bahasa manusia yang lebih berpusat pada aspek semantik dari pada
aspek sintatik. Knowledge Graph memiliki dua komponen, yaitu concept dan
relationships. Concept terdiri atas tiga unsur, yaitu token, type, dan name. Token
adalah concept yang dipahami seseorang menurut cara pandang masing-masing
sehingga bersifat subjektif. Type adalah concept yang sudah disepakati bersama
dan merupakan informasi umum sehingga bersifat objektif. Name adalah concept
yang bersifat individual dan unik. Relationships terdiri atas beberapa jenis relasi,
yaitu ALI, CAU, SUB, DIS, ORD, PAR, EQU, dan SKO. Relasi ALI digunakan
untuk menghubungkan token dan type. Relasi CAU menyatakan hubungan sebabakibat antara dua concept. Relasi SUB menyatakan suatu concept merupakan
bagian dari concept lain. Relasi DIS menunjukkan dua concept yang tidak sama.
Relasi ORD menyatakan urutan waktu atau tempat dari dua concept. Relasi PAR
menyatakan suatu concept merupakan atribut sifat dari concept lain. Relasi EQU
menyatakan hubungan sederajat atau sama di antara dua concept. Relasi SKO
menyatakan hubungan ketergantungan antara dua concept.

Penelitian ini menggunakan kalimat yang memiliki jenis kalimat
berdasarkan struktur dasar kalimat, yaitu kalimat berstruktur subjek-predikat,
kalimat berstruktur subjek-predikat-objek, kalimat berstruktur subjek-predikatketerangan, kalimat berstruktur subjek-predikat-pelengkap, kalimat berstruktur
subjek-predikat-objek-keterangan, dan kalimat berstruktur subjek-predikat-objekpelengkap.
Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut, (1) studi pustaka,
yaitu mengumpulkan bahan pustaka tentang jenis-jenis kalimat, pustaka tentang

metode Knowledge Graph, penelitian penerapan metode Knowledge Graph, dan
tata baku bahasa Indonesia. (2) membuat atau konstruksi aturan pembentukan graf
kalimat, dengan langkah sebagai berikut, (2a) pembentukan graf kalimat, (2b)
pengujian aturan pembentukan graf kalimat, (2c) perbaikan aturan pembentukan
graf kalimat. (3) membuat atau konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat,
dengan langkah sebagai berikut, (3a) penggabungan dua graf kalimat, (3b)
pengujian aturan penggabungan dua graf kalimat, (3c) perbaikan aturan
penggabungan dua graf kalimat. (4) penggabungan tiga graf kalimat.
Pembentukan graf kalimat terdiri atas tiga langkah, yaitu (1) pemisahan
kalimat berdasarkan struktur kalimat, (2) pembentukan graf dari masing-masing
struktur kalimat, (3) penggabungan graf dari graf struktur kalimat. Pengabungan
dua graf kalimat terdiri atas empat langkah, yaitu (1) pembentukan graf kalimat.
(2) pemeriksaan setiap struktur kalimat, dengan hasil pemeriksaan, yaitu (2a)

antara dua kalimat ada komponen yang sama, (2b) antara dua kalimat ada
komponen yang sama tetapi dalam maknanya, (2c) antara dua kalimat tidak ada
komponen yang sama. (3) komponen yang tidak sama menggunakan relasi yang
sama pada masing-masing graf kalimat ketika dilakukan penggabungan. (4)
penggabungan dua graf kalimat dengan menggunakan komponen yang sama.
Penggabungkan tiga graf kalimat memiliki langkah-langkah yang hampir sama
dengan langkah-langkah penggabungan dua graf kalimat.
Kata kunci: aturan pembentukan graf kalimat, aturan penggabungan graf kalimat,
Knowledge Graph, Sentence Graph.

SUMMARY
AYU AMANAH. The construction of a rule to combine sentence graphs.
Supervised by SRI NURDIATI and FAHREN BUKHARI.
Nowadays, people prefer to read an electronic article or text and it requires a
short time to understand the content or substance of the text. This is due to time
constraints and other activities are more important than reading. However, reading
remains an important thing to do. This can be solved by making a summary of the
text. Summary text is done by using the Knowledge Graph and carried through
two stages, namely representation and simplification or simplification results
representation. Representation of a text is carried out in stages because the text

has several elements, ie words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs.
Representation of text elements that have been researched are words, phrases, and
clauses. The representation can be used to generate a representation of the
sentence. Representation of sentences requires a rule so that everyone produces
the same representation. Therefore, the authors conducts a study on a
representation of the meaning of the sentence.
This research aims are to create a rule to construct a sentence graph and a
rule to combine sentence graphs. The benefit of this research is to provide the
rules for constructing a sentence graph thus eliminating the ambiguity of the
sentence.
Knowledge Graph method is a way to describe or represent of human
language that is more centered on the semantic aspects of the syntactic aspect. The
Knowledge Graph consists of two components, namely concept and relationship.
Concept consists of three elements, namely token, type, and name. Token is a
concept that is understood by a person according to their perspectives; this affects
token to be subjective. Type is a concept that has been agreed and it is considered
as general information so that affect type to be objective. Name is an
individualized concept and unique. Relationship consists of several types of
relations, namely ALI, CAU, SUB, DIS, ORD, PAR, EQU, and SKO. ALI
relation is used to connecting the token with the type. CAU relation is used to

connecting the two concepts that have a causal relationship. SUB relation
expresses a concept as a part of another concept. DIS relation is used to presenting
two concepts are not the same. ORD relation is stated that two things have a
certain order to each other. PAR relation is stated that a thing is an attributes
(properties) of the other things. EQU relation is used to connecting the two equal
or similar concept. SKO relation expresses dependency relationship between two
concepts.
This study uses a sentence that has a type based on the basic structure of the
sentence, which is the structure of subject-predicate sentence, the structure of
subject-predicate-object sentence, the structure of subject-predicate-adverb
sentence, the structure of subject-predicate-complement sentence, the structure of
subject-predicate-object-adverb sentence, and the structure of subject-predicateobject-complement sentence.
Chronology of the research is as follows, (1) studying literature which is
about the types of sentences, the Knowledge Graph methods, the application of
the Knowledge graph methods, and the standard procedures for Indonesian

language. (2) creating rules to construct a sentence graph, with the following steps,
(2a) construct a sentence graph, (2b) test rules to construct a sentence graph, (2c)
improve rules to construct sentence graph. (3) making or construct a rule to
combine two sentence graphs, with the following steps, (3a) combine two

sentence graphs, (3b) test rules to combine two sentence graphs, (3c) improve
rules to construct two sentence graphs.
Construction of a sentence graph consists of three steps, namely (1) the
separation of sentences based on sentence structure, (2) the establishment of a
graph of each sentence structure, (3) the combination of sentence structure graph.
Combine two sentence graphs consists of four steps, namely (1) construct the
sentence graphs. (2) examine the structure of each sentence, with the result of the
examination, ie (2a) between the two sentences has same component, (2b)
between the two sentences there are the same components in its meaning, (2c)
between the two sentences has not same component. (3) combine two sentence
graphs using the same relation to each sentence graph. (4) combine two sentence
graphs using the same components.
Keywords: a rule to combine sentence graphs, a rule to construct a sentence graph,
Knowledge Graph, Sentence Graph

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN GRAF
KALIMAT

AYU AMANAH

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Matematika Terapan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Bib Paruhum Silalahi, MKom

Judul Tesis : Konstruksi Aturan Penggabungan Graf Kalimat
Nama
: Ayu Amanah
NIM
: G551110041

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Sri Nurdiati, MSc
Ketua

Dr Ir Fahren Bukhari, MSc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Matematika Terapan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Jaharuddin, MS

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:

Tanggal Lulus:

7 Maret 2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “Konstruksi Aturan
Penggabungan Graf Kalimat” dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Sri Nurdiati dan Bapak Dr Ir
Fahren Bukhari selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Bib Paruhum Silalahi

selaku penguji luar komisi yang telah memberi masukan maupun saran demi
kesempurnaan tesis ini. Ungkapan banyak terima kasih penulis sampaikan kepada
abah, umi, serta seluruh keluarga, atas segala doa, kasih sayang dan dengan tulus
telah memberikan dukungan moril maupun materil. Terima kasih juga untuk
Program Mayor Matematika Terapan Sekolah Pascasarjana IPB yang telah
memberikan izin serta memfasilitasi penulisan dalam penyusunan tesis ini, serta
rekan mahasiswa MAT 2011 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, atas kerjasama, bantuan dan masukan. Demikian tesis ini disusun,
semoga dapat bermanfaat dalam pengembangan Knowledge Graph di Indonesia.
Bogor, Mei 2014
Ayu Amanah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Formulasi Masalah
Tujuan Penelitian

1
1
1
2

2 TINJAUAN PUSTAKA
Kalimat
Knowledge Graph

2
2
5

3 METODE
Studi Pustaka
Konstruksi Aturan Pembentukan Graf Kalimat
Konstruksi Penggabungan Dua Graf Kalimat
Penggabungan Tiga Graf Kalimat

8
8
8
11
12

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Konstruksi Aturan Pembentukan Graf Kalimat
Konstruksi Aturan Penggabungan Dua Graf Kalimat
Penggabungan Tiga Graf Kalimat

13
13
18
32

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

34
34
34

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

36

RIWAYAT HIDUP

52

DAFTAR TABEL
1
2

Verifikasi aturan pembentukan graf kalimat
Pengujian aturan penggabungan dua graf kalimat

14
26

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Contoh Relasi ALI
Relasi CAU
Relasi EQU
Relasi SUB
Relasi DIS
Relasi ORD
Relasi PAR
Relasi SKO
Frame bahasa logika and
Frame bahasa logika or
Frame bahasa logika if … then
Konstruksi pembentukan graf kalimat
Konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat
Frasa Tanah negeri ini
Graf kalimat (1.1)
Graf Kalimat (1.2)
Graf frasa negeri pertanian
Graf frasa sumber kehidupan
Graf Kalimat (1.3)
Graf Kalimat (1.3) ke-2
Penggabungan Graf Kalimat (1.2) dan Graf Kalimat (1.3)
Graf kalimat (1.4)
Graf kalimat (1.5)
Penggabungan graf kalimat (1.4) dan graf kalimat (1.5)
Graf kalimat (1.6)
Graf kalimat (1.7)
Graf frasa sebagai guru
Penggabungan graf kalimat (1.6) dan graf kalimat (1.7)
Graf kalimat (1.8)
Graf kalimat (1.9)
Graf kalimat (1.10)
Penggabungan tiga graf kalimat

6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
10
12
13
13
18
19
19
19
19
20
21
21
21
24
24
24
25
33
33
33
34

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Hasil pembentukan graf kalimat
Hasil penggabungan dua graf kalimat

36
37

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Representasi teks bermanfaat untuk menghilangkan ambiguitas dan
kemudahan dalam memperoleh informasi dari tulisan tersebut. Representasi dapat
dilakukan dengan menggunakan Knowledge Graph dan menghasilkan graf dari
teks. Graf dari teks tersebut merupakan makna teks sehingga dapat diperoleh
informasi dari teks yang membuat cara pandang setiap orang terhadap teks sama.
Teks berbahasa Indonesia memiliki beberapa unsur, yaitu kata, frasa, klausa,
kalimat, dan paragraf. Tahapan penelitian representasi makna teks dimulai dengan
menerapkan metode Knowledge Graph pada unsur yang paling dasar dari teks
yaitu kata. Hasilnya adalah graf kata yang merupakan makna dari kata. Tahapan
dilanjutkan sampai menghasilkan graf teks.
Pada tahun 1982, Hoede dan Stokman mepelopori penelitian tentang
Knowledge Graph, yaitu melakukan pencarian pengetahuan dari teks bidang
medis dan sosiologi (Ardian 2011). Selanjutnya pada tahun 2002, Zhang meneliti
tentang metode Knowledge Graph. Menurut Zhang, Knowledge Graph merupakan
hal baru yang berguna untuk menggambarkan bahasa manusia yang lebih berpusat
pada aspek semantik dari pada aspek sintaksis. Zhang sudah melakukan penelitian
tentang penerapan Knowledge Graph pada teks berbahasa Inggris dan Cina.
Knowledge Graph juga dapat diterapkan pada bahasa lain. Aturan yang digunakan
antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia berbeda sehingga hasil penerapan
Knowledge Graph pada kedua bahasa tersebut juga berbeda.
Penelitian Knowledge Graph untuk teks berbahasa Indonesia sudah
dilakukan oleh beberapa mahasiswa di Departemen Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Rusiyamti
(2008) menentukan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam
menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graf.
Saleh (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata benda. Muslik
(2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata kerja. Rahmat (2009)
merancang aturan dan menyusun word graph kata sifat. Angraeni (2009)
merancang aturan dan menyusun word graph preposisi. Samba (2010)
menganalisis pembentukan word graph kata keterangan dengan menggunakan
metode Knowledge Graph. Mahmuda (2010) merancang aturan dan menyusun
graf frasa berbahasa Indonesia. Ardian (2011) melakukan konstruksi pola graf
klausa berbahasa Indonesia menggunakan metode Knowledge Graph. Oleh karena
itu, penulis akan melakukan konstruksi aturan pembentukan graf kalimat dan
konstruksi aturan penggabungan graf kalimat. Hasil konstruksi aturan
pembentukan graf kalimat selanjutnya digunakan untuk konstruksi penggabungan
dua graf kalimat.
Formulasi Masalah
Penelitian terakhir dari penerapan Knowledge Graph pada dokumen
berbahasa Indonesia adalah membuat graf dari klausa. Penelitian terakhir tersebut
menimbulkan pertanyaan atau masalah yang harus diselesaikan, yaitu seperti di
bawah ini:

2
1.
2.

Bagaimana langkah-langkah dalam membentuk graf kalimat atau disebut
dengan aturan pembentukan graf kalimat?
Bagaimana langkah-langkah dalam menggabungkan dua graf kalimat atau
disebut dengan aturan penggabungan dua graf kalimat?
Tujuan Penelitian

1.
2.

Tujuan dari penelitian ini adalah:
Konstruksi aturan pembentukan graf kalimat.
Konstruksi aturan penggabungan graf kalimat.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Kalimat
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan
suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi
berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain.
Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat
perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya (Lukman 2012).
Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Pada umumnya kalimat berupa
kelompok kata. Contoh kalimat: Ia tinggal sendirian di rumahnya (Sunarti 2002).
Struktur Kalimat
Struktur kalimat diisi oleh unsur-unsur yang bersifat relatif tetap. Unsurunsur tersebut ada yang disebut subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan (Sunarti 2002).
1.
Subjek (S)
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu
kalimat. Fungsi ini umumnya diisi oleh kata atau frase benda, baik itu yang
konkret ataupun yang abstrak.
2.
Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Predikat
memiliki fungsi yang sangat penting. Ketidakhadiran predikat, dapat
menyebabkan tidak jelasnya makna suatu kalimat.
3.
Objek (O)
Objek adalah fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di belakang
predikat dan berupa kata benda yang dapat diganti dengan imbuhan-nya.
Kehadiran objek, dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
4.
Pelengkap (Pel)
Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di
belakang predikat. Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
Perbedaan dengan objek adalah pelengkap tidak dapat diganti dengan imbuhannya dan kehadiran pelengkap tidak dapat mengubah kalimat aktif menjadi pasif.

3
5.

Keterangan (Ket)
Keterangan adalah unsur kalimat yang fungsinya menerangkan seluruh
fungsi yang ada dalam kalimat. Unsur kalimat ini terdiri atas enam jenis, yaitu
keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan, keterangan cara,
keterangan penyerta, dan keterangan alat.
Menurut Moeliono (1998), kalimat-kalimat berdasarkan struktur dasar
kalimat adalah seperti berikut.
1.
Kalimat berstruktur S-P.
2.
Kalimat berstruktur S-P-O.
3.
Kalimat berstruktur S-P-Ket.
4.
Kalimat berstruktur S-P-Pel.
5.
Kalimat berstruktur S-P-O-Ket.
6.
Kalimat berstruktur S-P-O-Pel.
Jenis-Jenis Kalimat
Kalimat memiliki beberapa jenis. Di bawah ini akan dijelaskan jenis-jenis
kalimat berdasarkan pengucapan, jumlah frasa, isi atau fungsi, unsur kalimat,
susunan S-P, dan subjek (Lukman 2012).
1.
Berdasarkan pengucapan
Berdasarkan pengucapannya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan
ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang
memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini
biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat
tanya atau kalimat perintah.
b.
Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali
ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi
dengan tanda petik dua dan sudah diubah menjadi kalimat berita.
2.
Berdasarkan jumlah frasa (Struktur gramatikal)
Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil
dari klausa dan kalimat. Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa
tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Berdasarkan jumlah frasa kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang
terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
b.
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk
dapat terdiri atas 3 jenis yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
3.
Berdasarkan isi atau fungsinya
Berdasarkan fungsinya kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
a.
Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah diakhiri

4
dengan tanda seru (!) dalam penulisannya, sedangkan dalam bentuk lisan,
kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
b.
Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
Dalam penulisannya, diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk
memberikan tanggapan.
c.
Kalimat tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan.
d.
Kalimat seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan yang kuat atau mendadak. Kalimat seruan ditandai dengan intonasi
yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda
titik (.) dalam penulisannya.
4.
Berdasarkan unsur kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a.
Kalimat lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri
atas satu buah subjek dan satu buah predikat.
Contoh :
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas
S
P
K
Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam
S
P
O
b.
Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena
hanya memiliki subjek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau
keterangan saja. Kalimat tidak lengkap berupa semboyan, salam, perintah,
pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
5.
Berdasarkan susunan S-P
Berdasarkan susunan subjek dan predikat kalimat dapat dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:
a.
Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan
mempengaruhi makna untuk menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan
jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya
dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota
S
P
K

5
b.

6.

Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur
kalimatnya sesuai dengan struktur kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-OK).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu
S
P
O
K
Aku dan dia bertemu di cafe ini
S
P
K
Berdasarkan subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan atau tindakan. Kalimat ini memiliki predikat berupa kata kerja
yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus
(kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi,
tidur, mandi, dan lain-lain. (kecuali makan dan minum).
b.
Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau
tindakan. Kalimat ini memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan
ter- serta diikuti oleh kata depan oleh.
Knowledge Graph

Knowledge Graph merupakan hal baru yang berguna untuk menggambarkan
bahasa manusia yang lebih berpusat pada aspek semantik dari pada aspek sintaksis.
Dibandingkan dengan metode lain Knowledge Graph memiliki manfaat yang
lebih kuat dalam mengekspresikan dan mengambarkan aspek semantik secara
mendalam dengan menggunakan relasi yang sedikit serta dapat meniru
pengamatan manusia. Knowledge Graph memberikan jalan untuk penelitian
terhadap komputer agar dapat memahami bahasa manusia (Zhang 2002).
Knowledge Graph terdiri atas dua komposisi yaitu konsep (concept) dan relasi
(relationship) (Zhang 2002).
Konsep (Concept)
Ada 2 jenis konsep dalam Knowledge Graph, yaitu token dan type (Zhang
2002).
1.
Token
Token adalah konsep yang dipahami seseorang menurut cara pandang
masing-masing, hal tersebut mengakibatkan token bersifat subjektif. Token
dinyatakan dengan simbol ” ” (Zhang 2002).
2.
Type
Type adalah konsep yang sudah disepakati bersama dan merupakan
informasi umum sehingga menurut setiap orang sama atau bersifat objektif
(Zhang 2002).
3.
Name
Name adalah konsep yang bersifat individual dan unik (Van den Berg 1993).

6
Relasi (Relationship)
Dalam teori graf relationship merupakan edge yang menghubungkan
konsep dengan konsep yang lain. Gambaran dari hubungan konsep dengan
menggunakan jenis relasi tertentu disebut dengan ontologi. Ada beberapa jenis
penghubung atau relasi antara konsep, yaitu (Zhang 2002):
1.
Relasi ALI (ALIKENESS)
Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dengan type yang
bertujuan untuk mengekspresikan bahwa token tersebut mempunyai type tertentu.
Contoh : “padi” adalah type.
ALI
padi
Gambar 1 Contoh Relasi ALI
Relasi CAU (CASUALITY)
Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang memiliki
hubungan sebab-akibat.
CAU

2.

Gambar 2 Relasi CAU
Relasi EQU (EQUALITY)
Relasi yang digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang sederajat
atau sama dan untuk memberi nama pada suatu konsep.
EQU
EQU
3.

Gambar 3 Relasi EQU
Relasi SUB (SUBSET)
Jika terdapat dua token yang berturut-turut menyatakan dua buah himpunan,
dan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain, maka terdapat relasi
SUB di antara dua token tersebut.
Jika a SUB b, maka terdapat dua penafsiran yang berbeda.
a.
Konsep a adalah bagian dari konsep b. Contohnya, bulu SUB kelinci. Ini
menyatakan bahwa bulu kelinci dapat dianggap sebagai bagian dari kelinci
karena molekul dari bulu membentuk suatu himpunan bagian dari molekul
dari kelinci.
b.
Konsep a lebih umum dari pada konsep b. Oleh karena itu, konsep b berisi
sedikitnya semua karakteristik dari konsep a. Contohnya, mamalia SUB
kelinci. Hal tersebut menyatakan bahwa kelinci adalah jenis mamalia.
SUB
4.

Gambar 4 Relasi SUB

7
5.

Relasi DIS (DISPARATENESS)
Relasi DIS digunakan untuk menunjukkan bahwa dua konsep tidak sama.
DIS

Gambar 5 Relasi DIS
Relasi ORD (ORDERING)
Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan tertentu satu
sama lain. Relasi ini selain digunakan untuk menunjukkan urutan waktu dan
tempat, juga dapat digunakan untuk menyatakan relasi “