Pengaruh Interaksi Orangtua-Anak Dan Pengambilan Keputusan Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja

PENGARUH INTERAKSI ORANGTUA–ANAK DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA TERHADAP
KENAKALAN REMAJA

Lisa ‘Adah Arisna Dewi

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Interaksi
Orangtua-Anak dan Pengambilan Keputusan Keluarga Terhadap Kenakalan
Remaja adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Lisa ‘Adah Arisna Dewi
NIM I24100039

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
LISA ‘ADAH ARISNA DEWI. Pengaruh interaksi orangtua-anak dan pengambilan
keputusan keluarga terhadap kenakalan remaja. Dibimbing oleh Tin Herawati.
Fase remaja merupakan periode kritis dalam perkembangan anak menuju ke
dewasaan. Mereka membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk proses penemuan jati
dirinya baik dari keluarga ataupun lingkungan hidup yang mendukungnya. Kenakalan
minor dan mayor yang kerap dilakukan oleh remaja. Fenomena ini cukup
memprihatinkan dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi orangtua dengan anak dan pengambilan
keputusan keluarga terhadap kenakalan remaja. Desain penelitian ini menggunakan
crosssectional study. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan melibatkan SMK

X di Kota Bogor dan melibatkan 52 responden. Responden merupakan siswa kelas XI,
dikarenakan pada masa tersebut responden berada pada usia remaja yang sedang rentan
mencari jati dirinya. Tingkat interaksi orangtua-anak dalam kategori rendah. Pengambilan
keputusan dilakukan oleh dominan ibu. Kenakalan remaja tergolong pada kategori
rendah. Terdapat hubungan positif antara interaksi ibu dengan anak dan interaksi ayah
dengan anak. Adanya hubungan negatif antara interaksi ayah dengan anak terhadap
kenakalan remaja. Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah adanya pengaruh
negatif interaksi ayah dengan anak.

Kata kunci: interaksi orangtua-anak, kenakalan remaja, pengambilan keputusan keluarga
ABSTRACT
LISA ' ADAH ARISNA DEWI . The Influence of Parent-Child Interaction and Family
Decision Making to Juvenile Delinquency. Supervised by Tin Herawati.
The adolescent phase is a critical period in a child's development towards
maturity. They need an environment that is conducive to the discovery of his true identity
either from the family or the environment that supports it. Minor and major mischief
often done by teenagers. This phenomenon is quite alarming among young generation as
the nation's future. This study aims to determine the effect of parental interaction with the
child and family decision making to juvenile delinquency. This study used a crosssectional design of the study. Locations were selected purposively involving SMK X in
Bogor and involving 52 respondents. Respondents are students of class XI, because at

that time the respondents were in their teens who are susceptible looking for identity. The
level of parent-child interaction in the low category. Decision-making is done by a
dominant mother. Juvenile delinquency classified in the low category. There is a positive
relationship between mother and child interaction and interaction with the child's father.
The existence of a negative relationship between interaction with the child's father to
juvenile delinquency. Factors affecting juvenile delinquency is the negative effect of
interaction with the child's father.

Keywords: parent-child interaction, juvenile delinquency, decision-making family

Pengaruh Interaksi OrangTua-Anak dan Pengambilan
Keputusan Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja

LISA ‘ADAH ARISNA DEWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen


DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Pengaruh Interaksi Orangtua-Anak dan Pengambilan Keputusan
Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja
Nama
: Lisa ‘Adah Arisna Dewi
NIM
: I24100039

Disetujui oleh

Dr. Tin Herawati, S.P. ,M. Si.
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M. Sc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
ALHAMDULILLAH, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwa
Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik
yang dipilih dalam penelitian di laksanakan sejak bulan November 2014 adalah
interkasi dan pengambilan keputusan kelauarga terhadap kenakalan remaja. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Tin Herawati, S.P.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikam karya
ilmiah ini.
2. Ibu Ir. Retnaningsih M. Si, selaku dosen pembimbing akademik dan Ibu Dr.
Megawati Simanjuntak, SP, M.Si selaku moderator seminar skripsi. Ibu Dr. Ir.
Diah Krisnatuti, M. Si dan Ibu Nur Islamiah, S,Psi, M,Psi selaku penguji sidang
skripsi.
3. Ketua Departemen beserta seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Keluarga dan

Konsumen yang telah mendidik, mengajar, dan membagi pengalaman berharga
kepada penulis terkait keilmuan di bidang keluarga.
4. Dinas Pendidikan Kota Bogor serta Bapak Teddy dan staf SATGAS yang
membantu melengkapi data-data dalam penulisan serta Ibu Dwi dan Bapak
Samosir bagian kurikulum di SMK X Bogor, beserta staf guru pengajar yang
sudah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah.
5. Kedua orangtua Bapak Tri Prajitno dan Ibu Yuli Kristiana serta adik penulis dan
seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya.
6. Teman satu bimbingan Triyani Rahmawati, Andrelina Firdau, Shoimatul
Maghfiroh, dan Yenni Rambe atas segala kesetiaan, dukungan dan semangat
selama masa penelitian ini dilakukan.
7. Sahabat kesayangan Prilita Permata Sari, Lintang Kusuma Dewi, Dita
Muwartami, Isna Nurlela, M. Mardi Dewantara, Zervina Rubi, Yunita Tri Lestari,
Tri Susandari, Anggie Pangestika, Hayuningtyas, Rizky Perdana, Bella Ananda,
Milatul Ulfa, Rachmaniar, Zulfa, ka Lastri, ka Amel, ka Sari, ka Aida, ka Asilah,
Ka Nora dan teman-teman IKK 47 atas bantuan, semangat dan dukungannya
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Responden yang telah berpartisipasi dan meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner penelitian ini serta pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu
namanya yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Lisa ‘Adah Arisna Dewi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

Kerangka Pemikiran

4


METODE

5

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

5

Teknik Pengambilan Contoh

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6

Pengolahan dan Analisis Data

8


Definisi Operasional

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

24

RIWAYAT HIDUP

29


DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jenis, cara pengumpulan data responden, dan sumber kuesioner
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4 Sebaran kategori interaksi ibu dengan anak
Tabel 5 Sebaran kategori interaksi ayah dengan anak
Tabel 6 Sebaran pengambilan keputusan
Tabel 7 Sebaran pengambilan keputusan keluarga
Tabel 8 Sebaran kategori kenakalan remaja
Tabel 9 Hubungan karakteristik keluarga dengan variabel utama
Tabel 10 Faktor - faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja

7
11
12
12
13
15
15
16
17
17

DAFTAR GAMBAR
Gambar1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Interaksi Dan Pengambilan
Keputusan Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja
Gambar 2 Skema penarikan contoh

5
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Sebaran interaksi orangtua dengan anak
Sebaran pengambilan keputusan
Sebaran kenakalan remaja
Indikator interaksi orangtua-anak
Resume jurnal

26
28
29
31
34

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak peristiwa yang muncul akhir-akhir ini telah menunjukkan adanya
kelabilan yang tengah dihadapi para remaja dalam mencari identitas dirinya. Erik
Erikson, seorang pencetus teori perkembangan psikososial, mengemukakan bahwa
dalam periode remaja merupakan periode kritis yang dikenal dengan fase identity
vs identity confusion. Erikson menjelaskan bahwa jika remaja telah terpapar oleh
peran-peran positif maka remaja akan dapat mencapai identitas positif tentang
dirinya (Santrock 2009).
Masa remaja merupakan salah satu periode kritis dalam perkembangan
anak menuju kedewasaan, membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk proses
penemuan jati diri atau identitas, baik dari keluarga ataupun lingkungan hidup
yang mendukungnya. Bronfenbrenner (1981) dalam Puspitawati (2009)
mengatakan bahwa proses sosialisasi anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
yang berada disekitar, seperti lingkungan mikrosistem, mesosistem, dan
makrosistem. Lingkungan mikrosistem merupakan lingkungan anak berinteraksi
langsung dengan lingkungan yang ada disekitarnya seperti keluarga dan sekolah.
Beberapa kasus yang menimpa remaja seperti kasus bunuh diri, narkoba,
free sex, dan lainnya telah menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan di
kalangan generasi muda sebagai penerus bangsa. Berbagai kasus menunjukkan
masih banyak remaja di Indonesia yang melakukan kenakalan kriminal, asusila,
dan pergaulan bebas, kehilangan identitas diri, terpengaruh budaya barat serta
masalah degradasi moral seperti kurang menghormati orang lain, tidak jujur,
sampai usaha untuk menyakiti diri sendiri (Puspitawati 2009). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami remaja cukup serius. Rendahnya
kualitas karakter generasi muda dan juga perilaku-perilaku antisosial yang terjadi
pada remaja perlu mendapatkan perhatian dari orangtua ataupun lingkungan
sosialnya.
Orangtua berperan besar dalam perkembangan kepribadian anak.
Terutama dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan
gambaran seseorang setelah dewasa (Pujianti 2008). Permasalahan remaja yang
semakin rentan akhir-akhir ini dikarenakan semakin melemahnya kualitas
komunikasi antara anggota keluarga sehingga memudarnya fungsi keluarga dalam
melindungi anggotanya dari pengaruh luar (Puspitawati 2006). Proses komunikasi
dalam keluarga merupakan hal yang penting karena melalui komunikasi, interaksi
dalam keluarga akan menjadi lebih baik. Kondisi tersebut akan memberikan
kontribusi besar dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, pemecahan masalah,
serta pengambilan keputusan (Guhardja et al 1992).
Menurut Puspitawati (2012), interaksi adalah suatu tindakan atau aksi
yang terjadi pada dua atau lebih objek saling memengaruhi atau memiliki efek
satu sama lain. Interaksi yang terjadi di dalam keluarga terdiri dari interaksi
orangtua dengan anak, antara saudara, antara suami dan istri. Selanjutnya Larasati
(2013) mengatakan bahwa interaksi keluarga yang baik akan memberikan
kebahagiaan di dalam keluarga, menjauhkan keluarga dari berbagai permasalahan
dan meminimalisir terjadinya hal-hal negatif pada anak.

2
Interaksi keluarga erat kaitannya dengan pengambilan keputusan keluarga.
Menurut Kusumo et al. (2008), bahwa pengambilan keputusan yang baik adalah
keputusan yang diambil secara bersama-sama. Keputusan di dalam keluarga
membutuhkan interaksi yang baik pada setiap anggota keluarga tersebut. Jika pola
interaksinya tidak dijaga akan menyebabkan pola pengambilan keputusan yang
kurang baik dan berdampak kepada kesejahteraan di dalam keluarga (Puspitawati
2008). Pengambilan keputusan yang baik melibatkan semua orang yang ada di
dalam keluarga atau dilakukan secara bersama-sama antar anggota keluarga.
Lingkungan yang baik di temukan pada keluarga yang ayah dan ibu sama-sama
berperan dalam pengambilan keputusan (Martiastuti 2012).
Penelitian mengenai pengaruh interaksi orangtua–anak dan pengambilan
keputusan keluarga menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut dengan
semakin maraknya kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Oleh karena itu,
penelitian interaksi orangtua-anak dan pengambilan keputusan keluarga
terhadapat kenakalan remaja perlu untuk dilakukan.

Perumusan Masalah
Data Badan Pusat Statistik (BPS), Bappenas dan United Nations fund for
Population Activities (UNFPA) tahun 2010 menyatakan bahwa separuh dari 63
juta jiwa remaja pada rentang usia 10 sampai 24 tahun di Indonesia rentan
berperilaku tidak sehat. Masalah yang menonjol pada remaja saat ini adalah
masalah seksualitas (hamil di luar nikah, aborsi, infeksi penyakit menular seksual)
serta penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba). Sebanyak 34.7 persen
remaja putri dan 30.9 persen remaja putra yang berusia 14 sampai 19 tahun pernah
melakukan hubungan seksual di luar nikah (Martiastuti 2012 ).
Hasil penelitian Puspitawati (2006) menunjukkan bahwa lebih dari tiga
perempat jumlah contoh dari sekolah negeri maupun sekolah swasta melaporkan
tidak adanya hubungan yang hangat dan dukungan dari pihak ayah maupun ibu
terhadap anaknya. Sikap tersebut tercermin dari perilaku ayah dan ibu dalam hal
menanyakan, mendengarkan, menghargai pendapat, memberikan kepedulian,
mencintai dengan hangat, membantu pekerjaan, tertawa bersama, bertindak sportif
dan pengertian, dan menyatakan cinta kepada anaknya.
Masa remaja merupakan masa transisi, sehingga masih memerlukan
bimbingan dan arahan dari orangtuanya, terutama ibu untuk dapat membimbing
remaja agar dapat melewati masa remajanya dengan baik. Jika remaja tidak
diberikan arahan dalam masa remajanya akan timbul berbagai kenakalan seperti
sering terjadi saat ini. Kenakalan yang terjadi pada masa remaja merupakan
ekspresi dari ketidakpuasan cara pengasuhan, komunikasi dan kelekatan yang
terjalin antara orangtua dengan remaja. Adanya perasaan tidak puas dalam diri
remaja berawal dari adanya komunikasi yang tidak harmonis dalam hubungan ibu
dan anak kemudian berujung pada ketengangan hubungan diantara keduanya.
Pada masa remaja, anak mulai merasakan ketertarikan hubungan antar teman
sebaya lebih kuat dibandingkan dengan hubungan dengan orangtua anak.
Penelitian Rizkillah (2013) menyatakan bahwa wanita bekerja mengalami
masalah pekerjaan rumah tangganya terkait dalam pengasuhan anak, masalah
interaksi/hubungan suami istri, dan kurangnya waktu yang tersedia untuk anak.

3
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka orangtua memiliki keterbatasan waktu
untuk bertemu dan berinteraksi dengan anggota keluarga serta pola pengambilan
keputusan di dalam keluarga yang kurang baik. Selanjutnya penelitian Puspitawati
(2009) menunjukkan bahwa penggasuhan ibu mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam mencegah anaknya dari tindakan kenakalan, baik tipe kenakalan
umum maupun kenakalan kriminal.
Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh interaksi orangtua-anak dan pengambilan keputusan keluarga
terhadap kenakalan remaja. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan karakteristik keluarga dengan interaksi orangtuaanak dan pengambilan keputusan terhadap kenakalan remaja?
2. Bagaimana hubungan interaksi orangtua-anak dan pengambilan keputusan
keluarga terhadap kenakalan remaja?
3. Bagaimana pengaruh interaksi orangtua-anak dan pengambilan keputusan
keluarga terhadap kenakalan remaja?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi
keluarga dan pengambilan keputusan keluarga terhadap kenakalan remaja.
Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan:
1. Mengidentifikasi hubungan karakteristik keluarga dengan interaksi
orangtua-anak dan pengambilan keputusan terhadap kenakalan remaja.
2. Menganalisis hubungan interaksi orangtua-anak dan pengambilan
keputusan keluarga terhadap kenakalan remaja.
3. Menganalisis pengaruh interaksi orangtua-anak dan pengambilan
keputusan keluarga terhadap kenakalan remaja.

4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai
pihak, antara lain:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang
bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya bagi pihak yang yang tertarik
mengkaji masalah keluarga, seperti:
1. Peneliti, yang ingin mengkaji lebih dalam ilmu keluarga mengenai
interaksi, pengambilan keputusan keluarga terhadap kenakalan remaja
2. Kalangan akademisi, yang ingin menambah literatur dalam mengkaji
interaksi keluarga, pengambilan keputusan keluarga terhadap kenakalan
remaja
3. Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
gambaran mengenai interaksi, pengambilan keputusan keluarga terhadap
kenakalan remaja
4. Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan acuan dalam
tambahan membuat kebijakan terkait hal keluarga

Kerangka Pemikiran
Keluarga memiliki sistem jaringan interaksi yang bersifat interpersonal,
dikatakan hubungan personal karena masing-masing anggota keluarga mempunyai
intensitas hubungan antara satu dengan yang lainnya saling ketergantungan. Peran
orangtua dalam berkomunikasi dan berinteraksi sangat besar. Keluarga
mempunyai peranan penting dalam berinteraksi dengan anak usia remaja, karena
dengan orangtua memberikan rasa aman, pengertian, rasa cinta maka akan
membuat remaja merasakan lebih nyaman.
Interaksi keluarga yang baik akan memberikan kebahagiaan di dalam
keluarga dari berbagai permasalahan dan meminimalisir terjadinya hal-hal negatif
pada anak. Interaksi yang efektif akan memberikan dampak pada kegiatan seharihari dan pemecahan masalah, serta pengambilan keputusan. Adanya interaksi
yang terjalin dengan sehat diantara keluarga memicu terbentuknya pengambilan
keputusan yang baik dan bijak. Semakin kecil jumlah anggota keluarga maka
pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama atau setara. Interaksi
keluarga erat kaitannya dengan pengambilan keputusan keluarga. Keputusan di
dalam keluarga membutuhkan interaksi yang baik pada setiap anggota keluarga.
Pengambilan keputusan yang bijak yaitu dengan cara mengkomunikasikan dengan
baik kepada anggota keluarga. Keterlibatan antar anggota keluarga dalam
mengambil suatu keputusan dapat menentukan keharmonisan di dalam keluarga.
Pengambilan keputusan yang bijak yaitu dengan adanya penuh
pertimbangan. Proses pertimbangan tersebut akan terjadi jika di dalam interaksi
keluarga hangat dan positif. Proses pengambilan keputusan perlu dirundingkan
dengan anggota keluarga sehingga terjadi pertukaran informasi atau pendapat,
sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama-sama dari
kesepakatan anggota keluarga serta adanya lingkungan yang baik di temukan pada

5
keluarga yang ayah dan ibu sama-sama berperan dalam pengambilan keputusan
agar tidak menimbulkan penyimpangan perilaku pada remaja.
Perilaku menyimpang yang dilakukan remaja, lebih banyak menjurus
kepada kenakalan yang tergolong biasa, seperti tawuran, berkelahi, membolos
sekolah, tidak pamit saat keluar rumah, dan minum-minuman keras. Adanya
pengarahan dari orangtua membantu remaja untuk masa depan anak. Kenakalan
remaja sering muncul dari keluarga dengan interaksi yang kurang baik.

Interaksi
Keluarga :

Karakteristik
Contoh :












Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Besar Keluarga

Kasih sayang
Kebersamaan
Kelekatan
Komunikasi
Konflik

Pengambilan
Keputusan :





Kenakalan
Remaja :
 Kenakalan
minor
 Kenakalan
mayor

Pendidikan
Keuangan
Pangan
Keperluan
keluarga
lainnya

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Interaksi Dan Pengambilan Keputusan
Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja

METODE
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengukuran
variabel-variabel penelitian pada satu waktu bersamaan dengan objek yang

6
berbeda. Penelitian dilakukan di SMK X Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi
penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan bahwa, menurut
SATGAS Kota Bogor pada tahun 2014 bahwa banyak remaja memiliki tingkat
kenakalan yang tinggi. Penelitian telah dilakukan selama lima bulan, terhitung
mulai Februari sampai Juni 2015 yang mencakup persiapan, pemgumpulan,
pengolahan, analisi data, dan penulisan laporan.
Teknik Pengambilan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang telah memasuki usia remaja
(usia 16-19 tahun) dan bersekolah di SMK X Kota Bogor. Contoh dalam
penelitian ini adalah siswa SMK X kelas XI, karena pada jenjang kelas tersebut
remaja sudah terpapar oleh lingkungan sekolahnya dan linkungan pe-er group.
Penarikan contoh dilakukan secara purposive dengan contoh sebanyak 52 siswa
dengan kriteria siswa yang masih mempunyai orangtua utuh.

Kota Bogor

Purposive, berdasarkan informasi
dari Kepala SATGAS KOTA
BOGOR 2014

SMK X

Kelas XI

Purposive, berdasarkan pada
rentang umur remaja yang sudah
terpapar oleh informasi dari
lingkungan dan pe-er group

n = 52 siswa

Purposive, siswa kelas XI yang
memenuhi kriteria mempunyai
orang tua utuh

Gambar 2 Skema penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh langsung dengan cara self report oleh siswa dengan bantuan
kuesioner yang meliputi karakteristik contoh, karakteristik keluarga, interaksi
keluarga, pengambilan keputusan dan kenakalan remaja. Data sekunder dapat
diperoleh melalui studi literatur, instansi yang bersangkutan, internet, penelitianpenelitian sebelumnya terkait dengan topik penelitian.
Pengambilan data contoh awalnya sebanyak 55 orang siswa SMK X, namun
pada perjalanan pengolahan data terdapat data yang tidak masuk dalam kriteria
mempunyai orangtua lengkap, sehingga data contoh yang dipakai hanya sebanyak
52 responden untuk penelitian ini.
Pengukuran interaksi keluarga menggunakan instrumen yang modifikasi
dari Lange et al. (2002), Chuang (2005) dan Puspitawati (2012) dengan nilai
Cronchbach’s alpha 0,746. Instrumen pola pengambilan keputusan diacu

7
Puspitawati (2012) dengan nilai Cronchbach’s alpha 0,758. Pengambilan
keputusan terdiri dari keuangan, pangan, pendidikan dan keperluan keluarga
lainnya. Instrument kenakalan remaja diacu Puspitawati (2012) dan Hastuti (2013)
dengan nilai Cronchbach’s alpha 0,992.
Tabel 1 Jenis, cara pengumpulan data responden, dan sumber kuesioner
Variabel

Sub Variabel

Skala

Besar keluarga

Rasio

Umur (responden)

Umur
(ayah dan ibu)

Rasio

Rasio

Karakterirtik
keluarga

Pekerjaan
(ayah dan ibu)

Pendidikan
(ayah dan ibu)

Interaksi
keluarga







Kasih sayang
Kebersamaan
Kelekatan
Komunikasi
Konflik

Nominal

Rasio

Ordinal

Kategori Data
Berdasarkan BKKBN (2005):
1. Keluarga kecil (0-4 orang)
2. Keluarga sedang (5-7 orang)
3. Keluarga besar (> 8 orang)
Berdasarkan Hurloc (1980):
1. Remaja awal: 12-14 tahun
2. Remaja pertengahan: 14-18 tahun
3. Remaja akhir: 18-21 tahun
Berdasarkan Hurloc (1980):
1. Dewasa awal: 18-40 tahun
2. Dewasa madya: 41-60 tahun
3. Dewasa lanjut: >60 tahun

1. Petani
2. Pedagang
3. Buruh
4. Peternak
5. PNS
6. TNI/Polri
7. Wirausaha
8. Guru / Dosen
9. Karyawan BUMN
10. Karyawan swasta
11. Tidak bekerja
12. Lainnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tidak sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat D1 / D2 / D3
D4 / S1
S2
S3

Dikategorikan menjadi:
1. Rendah (