Distribusi Dan Preferensi Habitat Udang Dan Kepiting Air Tawar (Crustacea: Decapoda) Di Danau Laut Tawar Aceh Tengah, Indonesia

DISTRIBUSI DAN PREFERENSI HABITAT UDANG DAN
KEPITING AIR TAWAR (CRUSTACEA: DECAPODA) DI
DANAU LAUT TAWAR ACEH TENGAH, INDONESIA

MEUTIYA AGUSTINA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Distribusi dan Preferensi
Habitat Udang Dan Kepiting Air Tawar (Crustacea: Decapoda) di Danau Laut
Tawar Aceh Tengah, Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2016

Meutiya Agustina
NIM G352130241

RINGKASAN
MEUTIYA AGUSTINA. Distribusi dan Preferensi Habitat Udang dan Kepiting
Air Tawar (Crustacea: Decapoda) Di Danau Laut Tawar Aceh Tengah, Indonesia.
Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan DAISY WOWOR.
Udang dan kepiting air tawar termasuk kedalam subfilum Crustacea yang
memiliki peranan penting sebagai bioindikator biologis terhadap kualitas
ekosistem perairan. Salah satu famili udang air tawar di Indonesia yang memiliki
penyebaran paling luas yaitu dari anggota family Palaemonidae (genus
Macrobrachium), dan salah satu famili terbesar kepiting air tawar yaitu dari
Famili Potamidae. Faktor pembatas utama yang mempengaruhi keberadaan udang
dan kepiting air tawar yaitu karakteristik habitat dan factor lingkungan pada
masing-masing tipe habitat. Danau Laut Tawar merupakan danau terbesar di
Provinsi Aceh. Danau Laut Tawar memiliki populasi ikan endemik yaitu ikan
Depik (Rasbora tawarensis) dan ikan Kawan (Poropuntius tawarensis).

Permasalahan kualitas lingkungan perairan secara umum yang terjadi di Danau
Laut Tawar adalah pendangkalan, peningkatan jumlah alat tangkap yang
mengakibatkan over fishing, dan pencemaran secara biologis sehingga
mempengaruhi organisme yang terdapat di danau tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari distribusi dan
preferensi habitat udang dan kepiting air tawar, serta melihat pertumbuhan
alometrik Macrobrachium lanchesteri di Danau Laut Tawar.
Pengambilan sampel dilakukan pada tepi danau dan sepanjang sungai yang
mewakili lima tipe habitat, yaitu keramba jaring apung (KJA), perkebunan,
persawahan, pemukiman dan kawasan wisata. Penentuan lokasi pengambilan
sampel secara purposive yang dilanjutkan dengan road sampling. Pengambilan
sampel menggunakan tray net dan hand net. Parameter ekologi yang diamati
adalah keberadaan tanaman air, kedalaman sungai (cm), kecepatan arus (cm/detik),
suhu (°C), tipe substrat dan pH air. Identifikasi spesimen udang berdasarkan
Wowor et al. (2004), pemisahan jenis kelamin udang berdasarkan Kashyap (1997)
dan pengukuran morfometrik berdasarkan Paschoal et al. (2013). Identifikasi dan
pemisahan jenis kelamin spesimen kepiting berdasarkan Ng danTan (1999).
Distribusi dan jumlah individu udang dan kepiting air tawar per kelas
ukuran dianalisis berdasarkan interval kelas panjang karapas dan lebar karapas
secara berturut-turut dengan menggunakan rumus Sturges (1926). Perbandingan

jumlah individu pada setiap habitat berdasarkan jenis kelamin dianalisis
menggunakan uji Dice-Leraas (Wiley 1981). Hubungan antara preferensi habitat
dan beberapa parameter ekologi dianalisis dengan menggunakan pendekatan
Principal Components Analysis (PCA) dengan menggunakan program PAST versi
2.17c. Hubungan alometrik antara beberapa parameter panjang tubuh udang
dianalisis dengan menggunakan model alometrik (Y = AXb). Data pengukuran
yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), dan data yang
berpengaruh nyata dilanjutkan analisisnya dengan menggunakan uji Tukey.
Sebagai alat bantu untuk uji statistic tersebut digunakan paket Program SPSS
versi 16,0.

Dari identifikasi berdasarkan morfologi didapatkan satu jenis udang air
tawar yaitu Macrobrachium lanchesteri, dan satu jenis kepiting air tawar yaitu
Malayopotamon turgeo.
Total jumlah udang Macrobrachium lanchesteri yang diperoleh dari
Danau Laut Tawar sebanyak 761 individu, yang didapatkan dari 14 titik sampling
dari jumlah total 42 titik sampling. Distribusi tertinggi udang ditemukan pada
bagian selatan danau, dan distribusi terendah ditemukan pada bagian timur danau.
Komposisi jenis kelamin yang ditemukanya itu 18,13% jantan, 30,49% betina
tidak bertelur, 26,94% betina bertelur dan 24,44% juvenile.

Total jumlah kepiting Malayopotamon turgeo yang diperoleh dari sungai
outlet Danau Laut Tawar adalah 76 individu empat titik sampling. Kepiting hanya
ditemukan pada bagian barat danau. Komposisi jenis kelamin kepiting yang
ditemukan yaitu56% jantan dan 43% betina
Berdasarkan Principal Components Analysis (PCA) diketahui bahwa
faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi dan preferensi habitat udang
Macrobrachium lanchesteri adalah tumbuhan air dan substrat. Sedangkan faktor
yang membatasi distribusi M. lanchesteri adalah derajat kemiringan dasar perairan,
arus, suhu, dan kedalaman air. Banyak tumbuhan air ditemukan pada habitat
keramba jaring apung dan persawahan, sehingga jumlah individu yang dijumpai
pada kedua habitat tersebut hampir sama. Betina bertelur dan juvenil banyak
ditemukan pada habitat yang memiliki banyak tumbuhan air dan berarus tenang.
Sedangkan jumlah individu terendah ditemukan pada kawasan pemukiman
penduduk dan sama sekali tidak ditemukan pada kawasan wisata.
Faktor lingkungan yang mendukung keberadaan Malayopotamon turgeo
adalah arus dan pH perairan. Kepiting tidak ditemukan pada arus tenang dan
mengalir lambat, tetapi hanya ditemukan pada sungai yang mempunyai arus deras
dan memiliki substrat berbatu.
Panjang karapas dan panjang abdomen pada udang Macrobrachium
lanchesteri berkorelasi erat. Jika abdomen mengalami pertambahan panjang maka

karapas juga akan bertambah panjang. Sedangkan pada udang betina, korelasi
panjang total dan panjang pleura adalah alometri positif.
Kata kunci: kepiting, udang, distribusi, prefensi, Danau Laut Tawar, Aceh
Tengah.

SUMMARY
MEUTIYA AGUSTINA. Distribution and Habitat Preferences of Freshwater
Shrimps and Crab (Crustacea: Decapoda) at Laut Tawar Lake in the District of
Central Aceh, Indonesia. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and DAISY
WOWOR.
The shrimp and freshwater crab are included into sub phylum crustacean
that has an important role as bio-indicators of the biological quality of aquatic
ecosystems. One family of freshwater shrimp in Indonesia which has the most
extensive deployment is from family Palaemonidae (genus Macrobrachium) and
one of the largest family of freshwater crabs is from Family Potamidae. The main
limiting factor affecting the availability of fresh water shrimps and crabs are the
habitat characteristics and environmental factors for habitat type of each. Laut
Tawar Lake is the largest lake in the province. Laut Tawar Lake has fish endemic
known as depik fish (Rasbora tawarensis), and Kawan fish (Poropuntius
tawarensis). The problems of water environment quality that occurred in Laut

Tawar Lake in general is shallowing, the increase in the number of fishing gear
(over fishing), and biological contamination, thus affecting the organisms that are
present in the lake.
The purpose of this research is to study the distribution and habitat
preferences of freshwater shrimps and crabs as well as to examine allometric
growth of Macrobrachium lanchesteri in Laut Tawar Lake.
Samples collection performed at the edge of the lake and along the river
which represent the five habitats types, namely cage culture (KJA), plantation,
rice field, residential and tourist areas. Determination of sample location was
performed by purposive sampling followed by road sampling. Sample collection
used tray net and a hand net. Ecological parameters were observed were the
presence of other aquatic plants, river depth (cm), current (cm/sec), temperature
(°C), substrate type and pH. Identification of shrimp specimen were based on
Wowor et al. (2004), the segregation of sexes shrimp based on Kashyap (1997)
and morphometric measurements based on Paschoal et al. (2013). Identification of
crab specimen were based on Ng and Tan (1999).
Distribution and number of individual freshwater shrimp and crab based
on carapace size were analyzed by class intervals using a formula that refers to
Sturges (1926).The relationships of shrimp and crab distribution with ecological
parameters were analyzed using Principal Components Analysis (PCA) approach

in the PAST program version 2.17c. Comparisons of the number of individuals in
each habitat of different sexes were performed by Dice-Leraas (Wiley 1981).
Allometric relationship between shrimp body length were analyzed using a model
alometrik (Y = AXb). Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA),
and the data that has significant different continoued with a further test of Tukey.
SPSS version 16.0 was used asthe tools to test the statistical package.
Based on identification on morphologcal character it was found that one
species from freshwater shrimp and one species from freshwater crab;
Macrobrachium lanchesteri and Malayopotamon turgeo respectively.
Total number of Macrobrachium lanchesteri shrimp obtained from Laut
Tawar Lake as much as 761 individuals at 14 sites from 42 sites. The highest

distribution of shrimp was found in the southern part of the lake and the lowest
distribution was found in the eastern part of the lake. Sex composition found were
male (18.13 %), non ovigerous females (30.49 %), ovigerous females (26.94 %)
and juvenile (24.44 %).
The total number of Malayopotamon turgeo crabs obtained along the
river outlet of Laut Tawar Lake, as many as 76 individuals obtained at four sites.
Crab Distribution was only found in the western part of the lake. Sex composition
found were males (56 %), and females (43 %).

Based on Principal Components Analysis (PCA) analysis it is known
that environmental factors affecting the distribution of Macrobrachium
lanchesteri were plants and water pH while the factors that restrict the distribution
of M. lanchesteri were the slope, current, temperature, and depth of water. Many
aquatic plants were found incage culture habitats and rice fields, so the number of
individuals encountered in both habitats are almost the same. Ovigorous Females
and juveniles were found in habitats that have a lot of water plants with moderate
flow running water while the lowest number of individuals found in a residential
area and was not found in the tourist areas.
Environmental factors that support the existence of Malayopotamon
turgeo were current and the pH of the water. The crab was not found in the
moderate flow running water but the crab found abundant in streams with
moderate flow running water gravel–cobble substrate.
The length of carapace and abdomen in Macrobrachium lanchesteri
shrimp were significantly correlated; if abdomen have added its length then it will
also increase the length of carapace while in the female shrimp there was a
positive allometry in the correlation between total length and the length of the
pleura.
Keywords: crab, shrimp, distribution, preferences, Laut Tawar Lake, Central Aceh


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

DISTRIBUSI DAN PREFERENSI HABITAT UDANG DAN
KEPITING AIR TAWAR (CRUSTACEA: DECAPODA) DI
DANAU LAUT TAWAR ACEH TENGAH, INDONESIA

MEUTIYA AGUSTINA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada

Program Studi Biosains Hewan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Isdradjad Setyobudiandi, MSc

Judul Tesis : Distribusi dan Preferensi Habitat Udang dan Kepiting Air Tawar
(Crustacea: Decapoda) di Danau Laut Tawar Aceh Tengah,
Indonesia
Nama
: Meutiya Agustina
NIM
: G352130241

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing


Dr Ir Achmad Farajallah, MSi
Ketua

Dr Ir Daisy Wowor, MSc
Anggota

Diketahui oleh
Kepala Program Studi
Biosains Hewan

Dr Ir R R Dyah Perwitasari, MSc

Tanggal Ujian: 19 Juli 2016

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya. Shalawat dan salam kita ucapkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah Distribusi dan Preferensi Habitat
Udang dan Kepiting Air Tawar (Crustacea: Decapoda) di Danau Laut Tawar Aceh
Tengah, Indonesia.
Dalam penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
dukungan berbagai pihak, sehingga sepenuh hati penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Achmad Farajallah, MSi dan Dr Ir Daisy Wowor, MSc selaku komisi
pembimbing penelitian yang telah memberikan saran dan masukan serta
bimbingan untuk kesempurnaan penelitian dan karya ilmiah ini.
2. Dr Ir Isdradjad Setyobudiandi, MSc selaku dosen penguji yang memberikan
banyak saran dan masukan untuk perbaikan karya ilmiah ini.
3. Dr Ir R R Dyah Perwitasari, MSc selaku ketua program studi Biosains Hewan.
4. Dinas Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh
Tengah, yang telah membantu berlangsungnya penelitian lapangan.
5. Terima kasih penulis ucapkan kepada Iwan Hasri, SPi, MSi atas bantuan
dalam pengambilan data penelitian serta kepada semua pihak yang telah
membantu dilapangan.
6. Ayahanda Abdullah Rasyid, SPd dan Ibunda Nurhayati, serta seluruh keluarga
adikku Agus, Nauval, Daniel dan Salsa. Terima kasih dengan sepenuh hati
atas cinta, doa serta dorongan moril dan materil yang telah diberikan kepada
penulis.
7. Semua sahabat penulis dari program studi Biosains Hewan angkatan 2013,
serta semua mahasiswa Biosains Hewan yang selalu memberikan dukungan
dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2016

Meutiya Agustina

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah
Manfaat Penelitian

1
1
2
2
2

METODE
Lokasi Penelitian
Koleksi Sampel
Pengamatan Ekologi Habitat
Identifikasi Sampel
Pengukuran Morfometrik
Analisis Data

3
3
3
3
4
5
5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Udang
Identifikasi Kepiting
Jumlah Udang dan Kepiting pada seluruh Lokasi
Komposisi Udang dan Kepiting pada setiap Habitat
Distribusi Macrobrachium lanchesteri berdasarkan ukuran
Distribusi Malayopotamon turgeo berdasarkan ukuran
Pengamatan Ekologi Habitat Udang dan Kepiting
Hubungan Alometrik Pertumbuhan Macrobrachium lanchesteri
Pembahasan

6
6
7
8
8
12
13
15
15
17

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

21
21
21

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

25

RIWAYAT HIDUP

31

DAFTAR TABEL
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4

Topografi lahan disekitar Danau Laut Tawar
Perbandingan rata-rata jumlah individu Macrobrachium lanchesteri
berdasarkan jenis kelamin pada setiap tipe habitat
Perbandingan rata-rata jumlah individu Malayopotamon turgeo
berdasarkan jenis kelamin pada setiap lokasi pengambilan sampel
Distribusi dan Parameter ekologi habitat udang (Macrobrachium
lanchesteri), kepiting (Malayopotamon turgeo) di Danau Laut Tawar
Hasil analisis regresi data morfometri Macrobrachium lanchesteri,
panjang Total (TL), panjang Abdomen (AL), panjang karapas (CL),
panjang pleura (PL). *berbeda nyata pada p 45%
(Tabel 1.1). Daerah dengan kemiringan 0-8% terdapat di sebagian pusat kota
wilayah Barat, sedangkan daerah Timur dan Selatan memiliki kemiringan 8-25 %
dan wilayah Utara 25-45% (Uswa 2008, Iriadi 2015).
Tabel 1.1 Topografi lahan di sekitar Danau Laut Tawar
Bentuk Lereng
Kemiringan (%)
Datar
0-3%
Agak Miring
3-8%
Miring
8-15 %
Agak Curam
15-25 %
Curam
25-45%
Sangat Curam
>45%
Sumber : BLHKP Kabupaten Aceh Tengah (2014)

Koleksi Sampel
Sampel dikoleksi pada bulan Januari sampai Februari 2015. Titik lokasi
pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Titik sampling tersebut berada
pada daerah aliran sungai yang masuk ke danau (inlet), sepanjang tepi danau dan
aliran sungai keluar danau (outlet). Sebanyak 42 titik sampling yang dicuplik di
seputaran Danau Laut Tawar (Gambar 2.1). Koleksi sampel menggunakan metode
road sampling dengan berjalan di setiap titik pengambilan sampel yang telah
ditentukan selama 60 menit sejauh 100 m (Ratti & Garton 1996). Pengambilan
sampel dilakukan tiga kali pengulangan secara random (acak) pada setiap titik
sampling. Sampel dikoleksi menggunakan tray net dan hand net. Sampel hasil
tangkapan diawetkan dalam etanol 96%.
Pengamatan Ekologi Habitat
Parameter lingkungan yang diamati saat pengambilan sampel meliputi
keberadaan tanaman air (%) perluas titik sampling, kedalaman sungai (cm), tipe
arus (m/detik), suhu (°C), pH dan substrat.

4
Tipe arus dilihat dari kecepatan waktu pelampung, dengan ketentuan
kecepatan lebih dari 2 m/detik tergolong arus deras, dan kecepatan kurang dari 2
m/detik tergolong arus lambat. Tipe substrat sungai dilihat dari dominasi substrat
dasar perairan, yaitu berbatu, kerikil, berpasir, lumpur berpasir atau lumpur
berdasarkan Wentworth (1922). Pengukuran suhu menggunakan termometer, dan
pengukuran pH air menggunakan kertas pH indikator.

(
Malayopotamon turgeo

b)

Macrobrachium

a)
Gambar 2.1 (a) Peta Aceh (b) lokasi Danau Laut Tawar, Takengon Aceh Tengah

Identifikasi Sampel
Identifikasi dilakukan di Laboratorium Krustasea Pusat Penelitian Biologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong. Kunci identifikasi udang yang
digunakan menurut Wowor et al. (2004) berdasarkan ciri-ciri morfologi yaitu;
bentuk karapas, bentuk rostrum, bentuk scaphocerite, dan kaki jalan. Penentuan
jenis kelamin udang air tawar dilihat pada endopodite kaki renang kedua: udang
jantan memiliki appendix masculina dan appendix interna, udang betina hanya
memiliki appendix interna saja, sedangkan pada juvenil kedua macam appendix
tersebut belum terlihat jelas (Kashyap 1997).
Identifikasi kepiting mengacu pada Ng dan Tan (1999) berdasarkan ciriciri morfologi, yaitu bentuk karapas, bentuk abdomen, gonopod pertama (G1) dan
gonopod kedua (G2). Kepiting jantan memiliki gonopod pertama (G1) dan
gonopod kedua (G2), serta abdomen yang berbentuk agak lancip menyerupai
segitiga sama kaki. Kepiting betina adanya memiliki gonopor, dan bentuk

5
abdomen agak membundar dan melebar yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan telur yang telah dibuahi.

Pengukuran morfometrik
Dalam penelitian ini sampel udang yang didapatkan diukur berdasarkan
panjang total (TL), panjang abdomen (AL), panjang karapas (CL) dan panjang
pleura kedua (PL) mengacu pada Paschoal et al. (2013) (Gambar 2.2).
Pengukuran morfometrik kepiting berdasarkan lebar karapas (CW). Pengukuran
dilakukan menggunakan kaliper digital dengan akurasi 0.01 mm.

Gambar 2.2 Pengukuran morfometrik pada udang air tawar (Paschoal et al. 2013)
Analisis Data
Faktor lingkungan, habitat dan keberadaan udang dan kepiting air tawar
dianalisis dengan menggunakan pendekatan Principal Components Analysis
(PCA) dalam program PAST versi 2.17c. Perbandingan jumlah individu pada
setiap habitat berdasarkan jenis kelamin dianalisis dengan menggunakan uji DiceLeraas (Wiley 1981). Ukuran panjang karapas udang dan lebar karapas kepiting
didistribusi kedalam interval kelas dengan menggunakan rumus yang mengacu
pada Sturges (1926) sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan :

K = Jumlah Kelas Interval
n
= Jumlah Data Observasi
log = Logaritma

Hubungan alometrik dianalisis berdasarkan korelasi antara panjang
beberapa bagian tubuh dengan panjang karapas pada udang. Betina dan jantan
dianalisis secara terpisah, menggunakan model alometrik (Y = AXb). Relasi
isometrik ditunjukkan dengan nilai b = 1. Jika nilai b 1 hubungan alometrik positif (Mantelatto dan Barbosa 2005;
Botello dan Alvarez 2006; Paschoal et al. 2013). Data pengukuran yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data yang berpengaruh nyata
dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey (Kim et al. 2008). Sebagai alat bantu untuk
uji statistik tersebut digunakan paket Program SPSS versi 16,0.

6

HASIL
Identifikasi Udang
Jenis udang yang ditemukan di Danau Laut Tawar adalah Macrobrachium
lanchesteri (Gambar 3.1). Ciri morfologi spesies ini adalah bentuk badan yang
panjang dan langsing, gigi rostrum yang tidak tersebar merata dan ada bagian
yang tidak bergerigi, memiliki 1 gigi di ujung rostrum (Gambar 3.2a), dan karpus
pada kaki jalan kedua (periopod) lebih panjang dibandingkan chela (Gambar
3.2b).
1 cm

Gambar 3.1 Macrobrachium lanchesteri

Rostrum

Karpus
Chela
(a)

(b)

Gambar 3.2 (a) cephalothorax dan (b) periopod kedua

7
Identifikasi Kepiting
Jenis Kepiting yang ditemukan di Danau Laut Tawar adalah
Malayopotamon turgeo (Gambar 3.3). Kepiting ini memiliki karapas berbentuk
trapesium (subquadrate), permukaannya halus, bagian brankhial dan gastrik
gembung; anterolateral cembung, menonjol, daerah anterolateral memiliki
guratan-guratan yang tidak dalam; gigi epibranchial kecil tetapi nyata, terpisah
dari gigi pada mata luar (external orbital tooth) dengan celah yang dangkal; lobus
epibranchial nyata, bergerigi, tidak menyambung dengan tonjolan postorbital;
tonjolan postorbital nyata, menyambung mencapai dasar gigi epibranchial.
Segmen ujung gonopod 1 (G1) seperti tabung, melengkung, ujungnya terpotong
(truncated), terpilin lebih dari setengah panjang segmen subterminal.

Gambar 3.3 Malayopotamon turgeo; a. tampak dorsal sisi kanan karapas, b.
tampak ventral karapas (jantan), c. tampak ventral G1, d. G2, e.
tampak dorsal G1 (Ng dan tan 1999)

8
Jumlah Udang dan Kepiting pada seluruh Lokasi
Total jumlah individu udang air tawar yang didapatkan dari Danau Laut
Tawar adalah 761 individu, yaitu dari 14 titik dari 42 jumlah total titik sampling.
Distribusi dan komposisi udang yang ditemukan pada setiap wilayah danau yaitu;
selatan 457 individu (60,05%), barat 177 individu (23,25%), utara 93 individu
(12,22%), dan timur 34 individu (4,47%). Kepiting hanya terdapat di bagian barat
danau yang diperoleh dari 4 titik sampling pada aliran sungai outlet Danau Laut
Tawar. Jumlah kepiting yang ditemukan adalah 76 individu (Gambar 3.4).

93 individu udang

177 individu udang

34 individu udang

457 individu udang
76 individu kepiting

Gambar 3.4 Distribusi udang dan kepiting berdasarkan wilayah danau

Komposisi Udang dan Kepiting pada setiap Habitat
Keramba jaring apung (KJA) merupakan habitat yang memiliki komposisi
individu jenis udang air tawar tertinggi yaitu 392 individu, Persawahan 253
individu, Perkebunan 61 individu, Pemukiman 55 individu, dan tidak ditemukan
udang air tawar pada daerah wisata. Secara umum, komposisi jenis kelamin udang
yang ditemukan yaitu (18,13%) jantan, (30,49%) betina tidak bertelur, (26,94%)
betina bertelur dan (24,44%) juvenil (Gambar 3.5).
Jumlah Individu

120
100
80
60
40
20
0
Persawahan
Jantan

KJA
Betina

Perkebunan
Betina Bertelur

Pemukiman

Juvenil

Gambar 3.5 Komposisi Macrobrachium lanchesteri di Danau Laut Tawar pada
semua tipe habitat

9
Komposisi jumlah individu udang bervariasi berdasarkan tipe habitat pada
14 lokasi titik sampling yang ditemukan udang air tawar (Gambar 3.6).

Jumlah Individu

80

KJA

60
40
20
0
Kalang

Pedemun

Jumlah Individu

80

Pukes

Boom

Mendali

Persawahan

60
40
20
0
Bewang

Rawe 2

Jumlah Idividu

80

Mengaya

Nosar

Perkebunan

60
40
20
0
Weh Bengi

Gegarang

Jumlah Individu

80

Kalasegi

Pemukiman

60
40
20
0
Lot Kala

Jantan

Betina

Kala Pasir

Betina bertelur

anak

Gambar 3.6 Komposisi Macrobrachium lanchesteri pada setiap tipe habitat
Sampel udang dari berbagai lokasi dan habitat menunjukkan total jumlah
individu yang beragam berdasarkan jenis kelamin. Uji Dice-Leraas menunjukkan
jumlah jantan tertinggi ditemukan di daerah Nosar, betina dan juvenil di daerah
Pedemun, dan betina bertelur di daerah Rawe 2 (Tabel 3.1).

10

Tabel 3.1 Perbandingan rata-rata jumlah individu Macrobrachium lanchesteri berdasarkan jenis kelamin pada setiap tipe habitat
Jantan

Betina

Betina Bertelur

Juvenil

Lokasi
rata-rata±SE

range

rata-rata±SE

range

rata-rata±SE

range

rata-rata±SE

range

Kalang

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

9,00 ± 0,50

8,00 - 10,00

4,00 ± 1,15

1,70-6,30

10,00 ± 1,42

7,16-12,84

Pedemun

5,33 ± 0,62

4,09-6,57

18,67 ± 1,28

16,11-21,24

6,67 ± 0,34

5,99-7,35

22,33 ± 1,27

19,79-24,87

Pukes

2,67 ± 0,89

0,89-4,45

0,66 ± 0,81

-0,96-2,28

11,00 ± 2,11

6,78-15,22

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

Boom

12,33 ± 0,83

10,67-13,99

3,67 ± 0,46

2,75-4,59

10,33 ± 1,22

7,89-12,77

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

Mendali

5,00 ± 0,26

4,5-5,5

5,00 ± 0,26

4,48-5,52

3,00 ± 0,88

1,24-4,76

1,00 ± 1,00

-1,00-3,00

Bewang

1,00 ± 1,00

-1,00 - 3,00

1,67 ± 0,68

0,31-3,03

2,67 ± 0,89

0,89-4,45

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

Rawe 2

3,67 ± 0,46

2,75-4,59

9,00 ± 0,88

7,24-10,76

14,00 ± 0,56

12,88-15,12

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

Mengaya

2,00 ± 0,71

0,58-3,42

5,33 ± 0,14

5,05-5,61

10,33 ± 1,80

6,73-13,93

10,00 ± 2,03

5,94-14,06

Nosar

12,33 ± 0,58

11,17-13,49

6,67 ± 0,26

6,15-7,19

2,67 ± 1,63

-0,59-5,93

9,67 ± 1,62

6,43-12,91

Lot Kala

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

1,33 ± 1,15

0,97-3,63

0,67 ± 0,82

-0,97-2,31

2,67 ± 0,82

1,03-4,31

Kala Pasir

2,00 ± 0,82

0,36-3,64

10,33 ± 0,27

9,79-10,87

1,33 ± 1,15

-0,97-3,63

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

Weh Bengi

4,00 ± 1,32

1,36-6,64

3,00 ± 0,88

1,24-4,76

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

2,33 ± 0,79

0,75-3,91

Gegarang

5,67 ± 0,92

3,83-7,51

2,00 ± 0,82

0,36-3,64

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

1,33 ± 1,15

(-0,97)-3,63

Kalasegi

0,67 ± 0,82

-0,97-2,31

1,33 ± 1,15

0,97-3,63

1,67 ± 1,29

-2,13-5,47

1,67 ± 1,29

0.91-4,25

SE = standar eror; Range = rata-rata ± 2.SE perlokasi

11
Jumlah individu kepiting tertinggi diperoleh pada daerah Tansaril
sebanyak 27 individu, Uning 20 individu, Pendere 18 individu dan Lukop Bada 11
individu. Komposisi jenis kelamin kepiting yang ditemukan yaitu 56% jantan dan
43% betina (Gambar 3.7).
25

Jumlah Individu

20

15

10

5

0
Lukop Bada

Tansaril
Jantan

Pendere

Uning

Betina

Gambar 3.7 Komposisi individu Malayopotamon turgeo di Danau Laut Tawar
Sampel kepiting dari berbagai lokasi dan habitat menunjukkan total
jumlah individu yang beragam berdasarkan jenis kelamin. Uji Dice-Leraas
menunjukkan jumlah jantan dan betina berbeda nyata kecuali pada daerah Uning.
Jumlah jantan dan betina tertinggi ditemukan di daerah Tansaril (Tabel 3.2).
Tabel 3.2 Perbandingan rata-rata jumlah individu Malayopotamon turgeo
berdasarkan jenis kelamin pada setiap lokasi pengambilan sampel
Jantan
Betina
Lokasi

rata-rata ±
SE

Range

rata-rata ± SE

range

Uning

1,00 ± 1,00

-1,00-3,00

0,00 ± 0,00

0,00 ± 0,00

Tansaril

6,33 ± 0,26

5,81-6,85

2,66 ± 0,26

2,14-3,18

Lukop Bada

4,00 ± 0,28

3,44-4,56

2,00 ± 0,81

0,38-3,62

Pendere

3,00± 1,00

1,00-5,00

3,66 ± 0,96

1,74-5,58

SE = standar eror; Range = rata-rata ± 2.SE perlokasi

12
Distribusi Macrobrachium lanchesteri berdasarkan ukuran
Dari keramba jaring apung diperoleh individu dari berbagai ukuran yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan habitat lainnya. Persawahan didominasi
oleh betina bertelur yang berukuran besar. Perkebunan didominasi oleh jantan
muda, pemukiman didominasi oleh betina yang berukuran besar, sedangkan di
daerah wisata tidak ditemukan udang M. lanchesteri (Gambar 3.8).
Persentase (%)

10

Keramba

8
6
4
2
0
3,43 - 5,42

5,43 -7,42

Persentase (%)

10

7,43 - 9,42

9,43 - 11,42

11,43 - 13,42

13,43 - 15,42

11,43 - 13,42

13,43 - 15,42

11,43 - 13,42

13,43 - 15,42

Persawahan

8
6
4
2
0

3,43 - 5,42

5,43 -7,42

7,43 - 9,42

9,43 - 11,42

Persentase (%)

10

Pemukiman
8
6
4
2
0
3,43 - 5,42

5,43 -7,42

Persentase (%)

10

7,43 - 9,42

9,43 - 11,42

Perkebunan

8
6
4
2
0
3,43 - 5,42

5,43 -7,42

7,43 - 9,42

9,43 - 11,42

11,43 - 13,42

13,43 - 15,42

Panjang Karapas

Jantan

Betina

Betina Bertelur

Juvenil

Gambar 3.8 Sebaran Macrobrachium lanchesteri pada berbagai tipe habitat di
Danau Laut Tawar berdasarkan panjang karapas

13
Distribusi Malayopotamon turgeo berdasarkan ukuran
Betina terbesar yang berukuran lebar karapas 23.27 – 26.26 mm diperoleh
pada tiga lokasi yaitu Lukop Bada, Tansaril dan Uning, sedangkan jantan terbesar
yang berukuran lebar karapas 23.27 – 26.26 mm hanya ditemukan pada Tansaril.
Jantan paling banyak ditemukan di daerah Pendere, sedangkan betina paling
banyak ditemukan di daerah Uning (Gambar 3.9).
12

Tansaril

Persentase (%)

10
8
6
4
2
0
8,27- 11,26

11,27 - 14,26

12

14,27 - 17,26

17,27 - 20,26

20,27 - 23,26

23,27 - 26,26

17,27 - 20,26

20,27 - 23,26

23,27 - 26,26

17,27 - 20,26

20,27 - 23,26

23,27 - 26,26

Lukop Bada

Persentase (%)

10
8
6
4
2
0
8,27- 11,26

11,27 - 14,26

12

14,27 - 17,26

Uning

Persentase (%)

10
8
6
4
2
0
8,27- 11,26

11,27 - 14,26

Persentase (%)

12

14,27 - 17,26

Pendere

10
8
6
4
2
0
8,27- 11,26

11,27 - 14,26

14,27 - 17,26

17,27 - 20,26

20,27 - 23,26

23,27 - 26,26

Lebar Karapas (mm)
Jantan

Betina

Gambar 3.9 Sebaran Malayamon turgeo di Danau Laut Tawar berdasarkan lebar
karapas

14
Tabel 3.3 Distribusi dan parameter ekologi habitat udang (Macrobrachium lanchesteri), kepiting (Malayopotamon turgeo) di Danau Laut Tawar
Area

Lokasi

Tipe Lokasi

Utara

Weh Bengi
Weh Bengi
Gegarang
Gegarang
Mandale
Kalasegi
Kalasegi
Pante Menye
Pante Menye
Kala Bintang
Kala bintang
Kala Bintang 1
Kala Bintang 1
Kala Bintang 2
Kala Bintang 2
Kala Bintang 3
Kala bintang 4
Pante Menye 5
Linung Bulen
Nosar
Nosar
Nosar
Pedemun
Pedemun
Pedemun
Rawe 1
Rawe 2
Rawe 2
Mengaya
Kalang
Bewang
Bewang
Pukes
Lot Kala
Kala Pasir
Boom
Bale
Pendere
Uning
Tansaril
Jurusen
Lukop Bada

Danau
Aliran Sungai
Danau
Aliran sungai
Danau
Aliran Sungai
Danau
Danau
Aliran Sungai
Danau
Aliran Sungai
Danau
Aliran Sungai
Danau
Aliran Sungai
Danau
Danau
Danau
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Danau
Danau
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Danau
Danau
Aliran Sungai
Danau
Danau
Danau
Aliran Sungai
Danau
Danau
Danau
Danau
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Aliran Sungai
Aliran Sungai

Timur

Selatan

Barat

Lingkungan
sekitar
Perkebunan
Perkebunan
Perkebunan
Perkebunan
Keramba
Perkebunan
Perkebunan
Wisata
Wisata
Wisata
Persawahan
Wisata
Pemukiman
Wisata
Pemukiman
Wisata
Wisata
Persawahan
Pemukiman
Persawahan
Persawahan
Persawahan
Keramba
Persawahan
Perkebunan
Persawahan
Persawahan
Persawahan
Persawahan
Keramba
Persawahan
Pemukiman
Keramba
Pemukiman
Pemukiman
Keramba
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman

Arus Air

Substrat

Tenang
Arus mengalir deras
Tenang
Arus mengalir deras
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus mengalir lambat
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus mengalir lambat
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus tenang
Arus mengalir deras
Arus mengalir deras
Arus mengalir deras
Arus mengalir deras
Arus mengalir deras

Lumpur Berpasir
Berbatu
Lumpur
Berbatu
Lumpur
Berbatu
Kerikil Kecil
Lumpur
Berbatu kerikil
Kerikil kecil
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Berbatu kecil
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Berbatu
Lumpur Berpasir
Lumpur Berpasir
Lumpur
Berpasir
Berbatu kerikil
Lumpur Berpasir
Pasir kerikil
Berbatu
Lumpur
Lumpur
Lumpur Berpasir
Berbatu
Lumpur
Lumpur
Lumpur
Lumpur
Kerikil
Berbatu
Berbatu
Berbatu
Berbatu
Berbatu

Ketinggian
(mdpl)
1244
1515
1691
1696
1495
1615
1603
1603
1611
1588
1596
1572
1514
1560
1501
1548
1529
1494
1482
1456
1478
1480
1442
1444
1448
1493
1497
1493
1440
1512
1449
1465
1418
1447
1420
1411
1406
1365
1346
1374
1284
1260

Tumbuhan
Air (%)
85
40
65
20
60
25
70
40
0
0
35
0
15
10
0
0
0
50
0
0
20
55
90
30
0
45
30
25
40
45
50
0
45
45
50
75
0
0
0
0
0
0

Kedalaman
air (cm)
80
50
65
15
30
25
35
75
40
110
95
50
75
70
55
100
95
80
60
45
40
75
110
70
75
60
70
35
70
60
110
40
50
45
70
125
95
70
85
70
110
120

Suhu
Air (°C)
20
18
20
19
22
19
20
23
20
25
23
25
23
25
22
25
25
24
23
22
22
24
23
22
22
21
21
20
23
24
23
22
21
23
23
24
24
24
24
24
23
23

pH
Air
7
7
7
7
6
7
7
7
7
6
7
7
6
6
6
7
7
6
6
6
6
7
7
7
7
6
6
6
6
7
7
6
7
6
6
7
7
7
7
7
7
7

Udang

Kepiting

(individu)

(individu)

34
0
17
0
42
0
34
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
80
159
0
0
80
0
0
53
69
16
0
43
14
41
79
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
20
27
0
11

15
Pengamatan Ekologi Habitat Udang dan Kepiting
Setiap habitat memiliki karakter ekologi yang berbeda. Habitat tersebut
berpengaruh terhadap jumlah dan ukuran udang yang ditemukan. Udang banyak
ditemukan pada habitat keramba jaring apung (KJA) dan habitat lahan
persawahan dengan arus yang mengalir lambat, substrat lumpur sampai lumpur
berpasir, dengan kedalaman yang dangkal. Udang tidak ditemukan pada aliran
sungai dan habitat yang tidak memiliki tumbuhan air dan berarus deras (Tabel
3.3).
Hasil analisis PCA menunjukkan bahwa parameter ekologi berkaitan
dengan distribusi udang dan kepiting. Parameter ekologi yang mendukung
distribusi udang Macrobrachium lanchesteri adalah substrat dan tumbuhan air.
Faktor ekologi yang mendukung keberadaan kepiting Malayopotamon turgeo
yaitu kecepatan arus dan pH air (Gambar 3.10).

Suhu

Kedalaman

Macobrachium lanchesteri
Substrat
Tumbuhan Air
Arus
Malayamon turgeo

pH

Derajat Kemiringan

Gambar 3.10 Diagram analisis PCA distribusi udang dan kepiting air tawar
berdasarkan faktor lingkungan di Danau Laut Tawar

Hubungan alometrik Pertumbuhan Macrobrachium lanchesteri
Sebanyak 761 sampel udang yang dianalisis, terdiri dari 138 jantan, 437
betina dan 186 juvenil. Hasil analisis regresi berbagai macam ukuran tubuh tersaji
pada (Tabel 3.4), dengan panjang karapas (CL) dan panjang pleura (PL) sebagai
variabel independent. Korelasi antara panjang karapas dan panjang abdomen
relatif lebih tinggi (r2 = 0.77 pada jantan, r2 = 0.84 pada betina) (Gambar 3.11).
Sedangkan korelasi antara panjang total dan panjang pleura pada udang betina
menunjukkan hubungan alometri positif.

16
Berdasakan uji ANOVA dengan uji lanjut Tukey, panjang total dan
panjang abdomen tidak berbeda nyata dengan panjang karapas, begitu juga
dengan panjang total dan panjang karapas tidak berbeda nyata dengan panjang
pleura (P > 0.05), sedangkan ukuran panjang pleura dengan panjang karapas
berbeda nyata (P < 0.05).
Tabel 3.3 Hasil analisis regresi data morfometri Macrobrachium lanchesteri,
panjang Total (TL), panjang Abdomen (AL), panjang karapas (CL),
panjang pleura (PL). * berbeda nyata pada p