Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JANGKRIK
KELOMPOK TANI PERWIRA KELURAHAN PERWIRA
KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI

TRI ARFANI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan
Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan
Bekasi Utara Kota Bekasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2015

Tri Arfani
NIM D14110083

ABSTRAK
TRI ARFANI. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani
Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Dibimbing oleh
ASNATH M FUAH dan SALUNDIK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktorfaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha budidaya jangkrik
Kelompok Tani Perwira dan memformulasikan alternatif strategi dengan
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dapat dilaksanakan oleh Kelompok
Budidaya Jangkrik secara optimal. Penelitan ini menggunakan 4 metode
formulasi. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal sebagai
tahap input, matriks Internal-Eksternal, matriks Strengths Weakness Oppurtinities
Threats (SWOT) sebagai tahap pencocokan, dan Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM) sebagai tahap pengambilan keputusan. Hasil penelitian

menunjukkan faktor yang menjadi kekuatan utama Kelompok Tani Perwira yaitu
terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama
anggota. Kelemahan utama adalah belum memenuhi permintaan pasar dan jumlah
produk yang dihasilkan belum stabil dikarenakan mortalitas yang tinggi pada fase
instar (remaja) serta keterbatasan stok telur dari pembibit. Faktor eksternal yang
merupakan peluang sangat kuat yaitu permintaan pasar masih sangat tinggi
sedangkan ancaman utama yang dihadapi adalah kekuatan tawar-menawar
pedagang pengumpul tinggi. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan
didapatkan 5 strategi alternatif yang dapat diterapkan di Kelompok Tani Perwira.
Strategi utama menurut hasil adalah untuk membangun sistem jaringan informasi,
pengembangan budidaya jangkrik yang tepat, dan menjaga stabilitas harga jual.
Kata kunci: analisis IE, analisis SWOT, jangkrik

ABSTRACT
TRI ARFANI. Development Strategy of Crickets Farm Perwira Group Business
in Bekasi City. Supervised by ASNATH M FUAH and SALUNDIK.
Before doing the maintenance of crickets, business development strategy
analysis needs to be done to formulate strategies that will be used as a reference so
that the work done running optimally. This study aimed to identify and analyze
the factors that affect the internal and external maintenance of crickets officer of

farmers group to formulate an alternative strategy by utilizing the strengths and
opportunities that can be implemented by the group raising crickets optimally.
This research used four methods of formulation. Internal Factors Evaluation
Matrix and External Factors Evaluation as an input stage, Internal-External
Matrix, matrix SWOT (Strengths Weaknesses Oppurtinities Threats) as phase
matching, and matrix QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) as a
decision-making stage. The results showed that the main factors of group’s
strength was the mutual assistenship among members in good working
atmosphere. The main factor of group’s weakness is the unfulfilled market
demand and the unstable production to high mortality in the instar phase

(teenagers) and limited stocks of eggs from breeders. External factors as strong
chance was the market demand which was very high and the main threat was high
bargainig position of collecter. Based on the SWOT analysis there where 5
alternative strategies that can be applied in the group of Tani Perwira members.
The main strategy according to the results was to build a network information
systems,developing appropriate cultivation of crickets, and maintaining the
stability of selling price.
Key words: crickets, IE analysis, SWOT analysis


STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JANGKRIK
KELOMPOK TANI PERWIRA KELURAHAN PERWIRA
KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI

TRI ARFANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015
ini ialah Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani
Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Asnath M Fuah MS dan Bapak Dr Ir Salundik
MSi selaku komisi pembimbing atas saran, ilmu dan waktu dalam penulisan karya
ilmiah ini serta Bapak Dr Jakaria SPt MSi dan Bapak Winarno SP penulis
ucapkan terima kasih atas bimbingannya. Penulis ucapkan terima kasih kepada
Ibu Tuti Suryati SPt MSi selaku dosen penguji.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada Bapak (Supadi), Ibu (Idah
Rosidah), paman (Radium), kakak (Lia Rosiana dan Ricky Dwi Permana), dan
adik (Irma Azrin Kharimah dan Khoeru Rozikin) yang tidak henti memberikan
do’a, nasehat, kasih sayang, materil, moral dan dukungan yang selalu menyertai.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga, atas segala
do’a dan kasih sayangnya.
Penulis ucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada
Muhammad Fajar Sidiq atas dukungan, kerjasama dan bantuannya selama
penelitian dan pengumpulan data ini dan khususnya Melati, Rizky, Adita, Dinni,
Taofiq, Andika, Bintang, Denny, Akhdiat, Mulya, Iqbal, Rindang, Ghulam,
Hendi, Zuhriansyah, Novan, Ifan dan sahabat IPTP 48, KEPAL-D,

HIMAPROTER dan BEM-D atas bantuan, semangat dan dukungannya. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2015

Tri Arfani

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Alat
Bahan

Prosedur
Analisis Deskriptif
Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)
Analisis Strengths Weaknes Opportunities Threats (SWOT)
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kelompok Tani Perwira
Peluang dan Ancaman Usaha Kelompok Tani Perwira
Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Tani Perwira
Matriks IE Kelompok Tani Sumber Mukti
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix

x
x
x
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
4
5
5
6
6
6

8
9
9
10
12
13
14
16
19

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Contoh matriks IFE
Contoh matriks EFE

Contoh analisis SWOT
Analisis matriks IFE
Analisis matriks EFE
Matriks SWOT kelompok Tani Perwira

4
4
5
7
8
11

DAFTAR GAMBAR
1 Contoh matriks I-E
2 Matriks IE kelompok Tani Perwira

4
10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix internal
2 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix eksternal
3 Contoh matriks analisis QSPM

16
17
18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat mulai mengembangkan satwa harapan karena kebutuhan
modal yang relatif lebih kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas, serta teknis
budidaya lebih mudah dan menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu potensi
pengembangan usaha di bidang satwa harapan adalah pembudidayaan jangkrik
yang merupakan pakan tambahan terbaik bagi burung kicau dan ikan hias.
Jangkrik berpontensi sebagai sumber protein hewani alternatif dengan kandungan
protein sekitar 60% (Setiawan 2004). Melihat manfaat dari jangkrik tersebut,
maka banyak masyarakat yang mencari informasi mengenai cara budidaya
jangkrik sampai dengan pemasarannya.
Kota Bekasi merupakan salah satu daerah yang cocok untuk
pengembangan usaha budidaya jangkrik, didukung oleh sumberdaya ekonomi dari
limbah pasar yang dijadikan sebagai sumber alternatif pakan bagi usaha budidaya
jangkrik. Secara geografis Kota Bekasi juga memiliki kedekatan dengan pasar
yang menjadi tujuan utama bagi usaha budidaya jangkrik yaitu wilayah
JABODETABEK.
Salah satu organisasi usaha yang bergerak pada subsektor budidaya
jangkrik di Kota Bekasi adalah Kelompok Tani Perwira yang berlokasi di
Kelurahan Perwira RW 16, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Pengembangan usaha budidaya jangkrik pada Kelompok Tani Perwira dapat
dikatakan berpotensi karena mereka sudah memililki arah untuk mengembangkan
usaha budidaya jangkrik secara intensif. Pada umumnya, masyarakat di Kota
Bekasi melakukan budidaya jangkrik sebagai usaha sampingan yang tidak
diimbangi dengan pengelolaan yang memadai. Sementara pada Kelompok Tani
Perwira, usaha budidaya jangkrik melalui pengelolaan yang secara khusus dan
aktivitas budidaya yang lebih baik.
Analisis strategi pengembangan usaha perlu dilakukan untuk merumuskan
strategi yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan usaha budidaya
jangkrik, agar usaha yang dilakukan berjalan secara optimal. Strategi merupakan
rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan
perusahaan dengan tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan
bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
oleh organisasi (Jauch dan Glueck 1995). Penyusunan strategi yang lengkap dapat
disusun menggunakan matriks IFE dan EFE sebagai tahap input, matriks IE dan
SWOT sebagai tahap pencocokan dan matriks QSPM sebagai tahap pengambilan
keputusan (David 2006).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha budidaya jangkrik Kelompok
Tani Perwira dan memformulasikan alternatif strategi yang sesuai dan dapat
dilaksanakan oleh kelompok budidaya jangkrik.

2

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang menjadi fokus penelitian sekaligus unit analisis
penelitian ini adalah aktivitas pengelolaan usaha budidaya ternak jangkrik
Kelompok Tani Perwira, dalam bentuk budidaya jangkrik mencakup matriks
internal (IFE) dan matriks eksternal (EFE) digunakan untuk menganalisis faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Matriks I-E untuk menentukan
posisi usaha, matriks strengths-weaknesses-opportunities-threats (SWOT) untuk
merumuskan strategi, dan analisis quantitatif strategic planing matrix (QSPM)
untuk menetapkan prioritas strategi. Selain itu juga dilakukan pengamatan
terhadap manajemen pemeliharaan, SDM, pada fase pra produksi, proses
produksi, panen, pasca panen, dan aspek pasar.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Perwira yang beralamat di
Kelurahan Perwira RW 16, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Pengumpulan
data dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2015.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini mencakup alat pencatat, bukubuku panduan, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat
sebelum penelitian dari hasil studi pustaka dan kunjungan ke pembudidaya
jangkrik. Objek yang diteliti adalah usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani
Perwira.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat sebelum penelitian
dari hasil studi pustaka dan kunjungan ke pembudidaya jangkrik. Objek yang
diteliti adalah usaha budidaya jangkrik kelompok Tani Perwira.
Prosedur
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari beberapa responden internal
dan eksternal. Penentuan responden untuk pengambilan data pada penelitian ini
dilakukan dengan metode key informan, yaitu responden dipilih dengan sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa responden yang dimaksud memiliki
kapasitas dan kemampuan dalam mengetahui keadaan usaha budidaya jangkrik
Kelompok Tani Perwira. Penentuan faktor-faktor internal dan eksternal dilakukan
oleh tenaga ahli (expert). Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang
relevan dengan penelitian serta data lembaga-lembaga terkait faktor-faktor yang
diduga mempengaruhi lingkungan internal dan eksternal dari Kelompok Tani
Perwira.

3

Selain itu, dibuat daftar pertanyaan terbuka yang menyangkut elemenelemen dari setiap pendekatan yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor
strategis internal dan eksternal. Selanjutnya, mengadakan focus group discussion
(FGD) dengan pihak-pihak internal Kelompok Tani Perwira terkait
pengembangan usaha budidaya jangkrik untuk melakukan pembahasan lebih
lanjut tentang Kelompok Tani Perwira tersebut agar dapat ditentukan faktor apa
saja yang termasuk dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Kelompok
Tani Perwira. Wawancara langsung dengan pihak Kelompok Tani Perwira adalah
untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci strategis internal dan eksternal dalam
usaha budidaya jangkrik.
Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif mencakup aspek-aspek
yang berkaitan dengan lingkungan usaha jangkrik baik input maupun output
dilanjutkan dengan formulasi strategi pengembangan usaha yang bisa
berkelanjutan. Menurut Nazir (2005) analisis deskriptif yang dilakukan secara
komprehensife dapat melalui gambaran atau informasi yang lengkap secara
sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
Analisis deskriptif untuk memberikan gambaran penelitian ini terhadap
gambaran umum usaha dan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal
dari usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira. Faktor-faktor ini digunakan
sebagai dasar pembuatan matriks IE, SWOT dan QSPM untuk mendapatkan
strategi yang tepat diterapkan dalam pengembangan usaha budidaya jangkrik.
Analisis Matriks IFE dan EFE
Matriks internal factor evaluation (IFE) dan eksternal faktor evaluation
(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang
merupakan kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang merupakan
peluang dan ancaman. Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal diberi rating
dan bobot untuk mendapatkan skor dengan cara berikut. (a) Pembuatan daftar
faktor internal dan eksternal. Kekuatan dan kelemahan didaftar terlebih dahulu
daripada faktor peluang dan ancaman. (b) Pemberian bobot pada setiap faktor dari
0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (penting). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan
1.0. (c) Pemberian peringkat (rating) 1 sampai 4 pada setiap faktor yang
mengindikasikan faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat =
2), kuat (peringkat = 3), sangat kuat (peringkat = 4). (d) Perhitungan skor dengan
cara mengalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk. (e) Perhitungan
skor bobot total organisasi dengan menjumlahkan skor masing-masing variabel
(David 2009). Cara pembuatan Matriks IFE seperti pada Tabel 1 dan 2.
Dalam Matriks IFE, total skor pembobotan dapat berkisar 1–4 dengan ratarata 2.5. Total skor pembobotan di bawah 2.5 menunjukkan bahwa organisasi
usaha lemah secara internal, sedangkan jika total skor pembobotan di atas 2.5
menunjukkan bahwa organisasi usaha memiliki posisi internal yang kuat.

4

Tabel 1 Contoh matriks IFE
Faktor-faktor Internal
Kekuatan :
1................................
2 ............................... dan seterusnya
Kelemahan :
1….............................
2 ................................ dan seterusnya
Total 1.0

Bobot

Rating

Skor

Sumber: Rangkuti (2005)

Total nilai skor pembobotan matriks EFE berkisar antara 1-4 dengan ratarata 2.5. Total skor pembobotan kurang dari 2.5 menunjukkan bahwa kondisi
eksternal organisasi usaha lemah dan sebaliknya jika total skor pembobotan lebih
dari 2.5 menunjukkan kondisi eksternal organisasi usaha kuat. Total skor 4.0
menunjukkan bahwa organisasi usaha merespon peluang dan ancaman yang
dihadapi dengan sangat baik, sedangkan total skor 1.0 berarti organisasi usaha
tidak mampu merespon peluang dan tidak dapat menghindari ancaman.
Tabel 2 Contoh matriksEFE
Faktor-faktor Eksternal
Peluang :
1..............................
2 ............................. dan seterusnya
Ancaman
1..............................
2............................. dan seterusnya
Total 1.0

Bobot

Rating

Skor

Sumber: Rangkuti (2005)

Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE didasarkan pada dua sumbu yaitu x dan y yang berturut-turut
merupakan nilai total skor IFE dan EFE dengan diberi nilai skor 1.0-4.0. Matriks
IE disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Contoh Matriks I-E
Sumber: David (2006)

5

Matriks IE dibagi menjadi 9 sel. Ordinat yang masuk dalam sel I, II, atau
IV menunjukkan usaha berada pada posisi tumbuh dan membangun. Ordinat yang
masuk dalam sel III, V, atau VII berarti perusahaan berada pada posisi
mempertahankan dan memelihara. Ordinat yang masuk dalam VI, VIII, atau IX
berarti perusahaan berada pada posisi memanen atau divestasi. Ketiga kelompok
ordinat memiliki implikasi strategi yang berbeda (David 2004).
Analisis Strengths Weaknes Opportunities Threats (SWOT)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal
secara sistematis untuk merumuskan alternatif strategi perusahaan. Analisis ini
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (treaths)
(Rangkuti 2005).
Alternatif strategi dibentuk dengan mempertimbangkan hasil analisis
matriks IE. Strategi alternatif hasil analaisis SWOT dibagi menjadi 4 kelompok
strategi yaitu SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatanancaman), dan WT (kelemahan-ancaman) (David 2009).
Tabel 3 Contoh analisis SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang
....................
Ancaman
....................

Kekuatan
.................
Strategi S-O
................
Strategi S-T
................

Kelemahan
................
Strategi W-O
................
Strategi W-T
................

Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
Analisis QSPM bertujuan untuk memilih strategi terbaik dan paling cocok
dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Strategi yang dipilih berasal
dari hasil analisis SWOT. Langkah pembuatan matriks QSPM yaitu pertama
dengan pengisian kolom pertama matriks dengan daftar kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman perusahaan. Kolom kedua diisi dengan bobot tiap faktor
sesuai matriks IFE dan EFE. Selanjutnya, baris pertama diisi dengan alternatif
strategi dari hasil analisis SWOT. Setiap strategi dibandingkan dengan faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan sehingga diperoleh skor
daya tarik (attractiveness scores-AS), yaitu 1 (tidak menarik), 2 (agak menarik), 3
(secara logis menarik), 4 (sangat menarik). Skor daya tarik dikalikan dengan
bobot untuk memperoleh total attractiveness score (TAS). Nilai TAS tiap strategi
dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah keseluruhan daya tarik total (sum sotal
attractiveness score-TAS). Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang
lebih menarik (David 2009). Contoh matriks analisis QSPM seperti pada
(Lampiran 2).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Kelompok Tani Perwira terletak di Kelurahan Perwira RW 16, Kecamatan
Bekasi Utara, Kota Bekasi berdiri sejak tahun 2011 merupakan tempat budidaya
jangkrik. Usaha budidaya jangkrik awalnya digagas oleh salah seorang warga
yang berminat dalam usaha jangkrik guna meningkatkan penghasilan dan
kesejahteraan keluarga. Hal itu memberi inspirasi bagi warga lain untuk ikut
memiliki usaha tersebut. Sekelompok masyarakat yang memiliki kesamaan dalam
hal status sosial sebagai masyarakat yang belum memiliki pekerjaan tetap dengan
cita-cita yang kuat untuk melakukan usaha bersama dalam memenuhi kebutuhan
hidup mereka, kemudian berkumpul dan membentuk kelompok budidaya
jangkrik. Saat ini Kelompok Tani Perwira memiliki 18 anggota. Ketersediaan
lahan di area tersebut dijadikan tempat untuk budidaya jangkrik, karena tempat
Kelompok Tani Perwira memiliki sirkulasi udara yang baik dan memiliki suhu
yang tunggi. Suhu di Kota Bekasi yaitu 23.-33 oC dan kelembaban 65%-82%
BMKG (2015). Purwanti (1991) menyatakan bahwa jangkrik cenderung
menyukai lingkungan yang bersuhu tinggi dan sirkulasi udara yamg baik, ditandai
dengan perlajuan pertumbuhan yang cepat.
Saat ini Kelompok Tani Perwira telah memiliki 17 lokasi kandang
pembesaran jangkrik muda (clondo) dan 1 kandang pembibit dengan
menggunakan modal pribadi, namun pemeliharaannya dengan sistem gotongroyong antar anggota. Pencatatan keuangan bersifat temporary (hanya dalam satu
saat), misalkan ketika para anggota mengumpulkan uang untuk melakukan suatu
kegiatan saja. Masing-masing kandang jangkrik pembesaran memiliki rata-rata 8
kotak berukuran 144 cm x 122 cm x 60 cm dengan kapasitas tampung jangkrik
sebanyak 25 kg kotak-1. Setiap kotak membutuhkan 4 ons telur. Kelompok Tani
Perwira mendapat pasokan telur dari seorang pembibit yang termasuk dalam
kelompok. Ukuran kotak pembibit yaitu 124 cm x 122 cm x 60 cm dengan
kapasitas tampung 20 kg kotak-1 menghasilkan rata-rata 6 kg minggu-1.
Kelompok Tani Perwira saat ini telah rutin memasarkan sebanyak sekitar
40 kg hari-1 dengan harga Rp. 25 000 kg-1 kepada 2 pedagang pengumpul yang ada
di wilayah Kota Bekasi. Hasil yang didapat belum mampu memenuhi permintaan
jangkrik dipasar yang dibutuhkan daerah Bekasi dan sekitarnya yang dapat
mencapai 4 kuintal hari-1. Produk telur yang dihasilkan memiliki kualitas baik,
dilihat dari daya tetas telur yang tinggi. Hal ini karena Kelompok Tani Perwira
rutin menyemprotkan media penetasan dengan hand sprayer setiap hari, terlebih
udara pada siang hari agar suhu dan kelembaban tetap stabil (tidak basah dan tidak
kering). Menurut Sukarno (1999), bahwa suhu dan kelembaban optimal telur
jangkrik yaitu 26 oC dengan kelembaban 65% sampai 80%. Jangkrik clondo
(remaja) dilihat dari tingkah laku agresif menunjukkan jangkrik tersebut sehat.
Menandakan jangkrik tersebut sehat yaitu memiliki tingkah laku yang agresif dan
lincah dalam melompat (Paimin et al. 1999).
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kelompok Tani Perwira
Faktor-faktor internal yang terdapat pada Kelompok Tani Perwira
dianalisis menggunakan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) yang berkaitan

7

dengan kekuatan dan kelemahan. Menurut Umar (2003), analisis internal sering
diarahkan pada aspek manajemen, kondisi keuangan, sumberdaya manusia,
produksi, struktur organisasi, aspek pasar, dan pemasaran. Hasil analisis matriks
Evaluasi Factor Internal (IFE) pada tabel 4.
Pada kekuatan internal beberapa faktor yang termasuk kekuatan utama
adalah terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong
sesama anggota sebesar (0.5842). Kelompok Tani Perwira melakukan suasana
kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota untuk
memudahkan usaha budidaya jangkrik dalam pemeliharaan, pengembangan bibit,
pemanenan produk, dan pemasaran. Sistem gotong-royong bertujuan untuk
terbinanya suasana kekeluargaan sehingga pegawai lebih loyal sehingaa
menumbuhkan semangat atau motivasi pegawai dalam mencapai target yang telah
ditentukan. Menurut Hasibuan (2007), untuk mempertahankan loyalitas dan
kestabilan pegawai adalah dengan memberikan motivasi terhadap pegawai.
Tabel 4 Analisis matriks IFE
No
Faktor Strategis Internal
Kekuatan
Terbinanya suasana kerja yang bersifat
kekeluargaan dan gotong-royong sesama
1
anggota
Memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan
2
limbah pasar untuk dijadikan pakan jangkrik
Loyalitas anggota dalam membangun organisasi
3
tinggi
4
Kondisi lingkungan cocok untuk budidaya
jangkrik
5
Limbah yang dihasilkan tidak mengganggu
lingkungan
6
Produk yang dihasilkan berkualitas baik
Total
Kelemahan
1
Sistem informasi manajemen yang tidak rapih
2
Terbatasnya sumberdaya manusia yang terlatih
pada bidang budidaya jangkrik
3
Belum memenuhi permintaan pasar
4
Jumlah produk yang dihasilkan belum stabil
Total
Jumlah

Bobot

Rating

Skor

0.1524

3.84

0.5842

0.1455

3.34

0.5335

0.1265

3.17

0.4006

0.1190

3.00

0.3570

0.1188

3.00

0.3564

0.1188

3.00

03564
2.5881

0.0735

1.84

0.1348

0.0658

1.84

0.1206

0.0398
0.0398

1.00
1.00

0.0398
0.0398
0.3350
2.9231

1.0000

Memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan limbah pasar untuk dijadikan
pakan jangkrik (0.5335). Kemampuan yang dimiliki dalam hal pencarian pakan
alternatif bagi jangkrik berupa dedaunan disekitar dan limbah pasar menyebabkan
Kelompok Tani Perwira dapat menekan biaya pakan sebagai komponen terbesar
dalam total biaya produksi budidaya jangkrik. Sehingga Kelompok Tani Perwira
telah mampu mencari sumber pakan murah bagi jangkrik yang dikelola secara
intensif, akan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Beberapa faktor internal yang merupakan kelemahan adalah produksi yang
belum memenuhi permintaan pasar dan jumlah produk yang dihasilkan belum
stabil dengan nilai yaitu (0.0398). Mortalitas yang tinggi yang menyebabkan

8

perusahaan belum memenuhi permintaan pasar. Menurut Aryani (2002), jangkrik
berperilaku sangat agresif dan cenderung suka berkelahi sehingga tingkat
mortalitasnya tinggi. Pada fase instar (remaja) mortalitas jangkrik adalah 45%86% (Widiyaningrum 2001). Kondisi ini menimbulkan kelemahan kedua yaitu
jumlah produk yang dihasilkan belum stabil. Menurut Herdiana (2001), mortalitas
jangkrik dewasa mencapai 89.35% karena pada fase ini sudah memasuki tahap
kawin sehingga agresifitas jangkrik lebih tinggi. Jangkrik yang sehat akan
menghasilkan telur yang baik dan banyak. Penyakit, lingkungan, predator, dan
kanibalisme berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan (Paimin et al.
1999). Keterbatasan stok telur dan perusahaan mulai menjual telur ke
pembudidaya baru sehingga stok telur di perusahaan cepat habis.
Total skor bobot yang diperoleh dari matriks IFE pada usaha budidaya
jangkrik Kelompok Tani Perwira sebesar (2.9231) menunjukan bahwa kondisi
perusahaan secara internal berada dalam posisi sedang. Apabila nilai skor bobot
mendekati 3.000 berarti kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahannya. Terbinanya suasana kerja yang
bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota yang mencakup
pemeliharaan, pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran yang
merupakan kekuatan utama perusahaan ternyata belum mampu mengatasi kedua
kelemahan utamanya. Kondisi ini mengindikasikan teknik budidaya di Kelompok
Tani Perwira, terutama peningkatan jumlah populasi, penanganan dan
pencegahan, masih perlu disempurnakan.
Peluang dan Ancaman Usaha Kelompok Tani Perwira
Analisis eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencana
strategis dalam mengevaluasi sektor lingkungan yang ada diluar kendali
perusahaan untuk menentukan peluang dan ancaman (Jauch dan Glueck 1995).
Menurut David (2009) sektor lingkungan ini mencakup informasi ekonomi, sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan
persaingan.
Tabel 5 Analisis Matriks EFE
No
Faktor Strategis Eksternal
Peluang
1
Permintaan pasar masih sangat tinggi
2
Tingkat kepercayaan pelanggan tinggi
3
Adanya dukungan dari masyarakat
4
Kesempatan menjalin kemitraan
Total
Ancaman
1
Kekuatan tawar-menawar pedagang pengumpul
tinggi
2
Terdapat jangkrik yang beedar dari luar daerah di
pasaran
3
Fluktuasi
harga
jangkrik
tergantung
ketersediaannya di pasaran
Total
Jumlah

Bobot

Rating

0.1709
0.1494
0.1418
0.1194

4.00
3.5
3.17
2.84

0.6836
0.5229
0.4490
0.3383
1.9938

0.1485

3.50

0.5198

0.1349

3.67

0.4272

0.1351

3.00

0.4053

1.0000

Skor

1.3522
3.3461

9

Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE terdapat peluang yang
memiliki pengaruh sangat kuat yaitu faktor permintaan pasar masih sangat tinggi
dengan skor (0.6838). Analisis pasar yang telah dilakukan oleh perusahaan bahwa
tidak kurang dari 4 kuintal jangkrik hari-1 yang dibutuhkan oleh pedagang
pengecer untuk memenuhi kebutuhan jangkrik di daerah Bekasi dan sekitarnya.
Permintaan yang tinggi ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk
meningkatkan skala usaha. Peluang dengan nilai tertinggi kedua adalah tingkat
kepercayaan pelanggan tinggi (skor 0.5229). Tingkat kepercayaan yang tinggi
diperoleh dari kualitas jangkrik yang dihasilkan perusahaan lebih baik
dibandingkan dengan jangkrik yang didapat dari hasil alam. Hal ini karena
Kelompok Tani Perwira melakukan pensortiran produk yang akan di jual. Tingkat
kepercayaan yang tinggi dapat menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap
produk yang dihasilkan usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira.
Menurut Griffin (2005), loyalitas merupakan indikator jaminan pasar bagi produk
perusahaan karena konsumen melakukan pembelian kembali terhadap produk
perusahaan tersebut.
Ancaman utama terhadap perusahaan adalah kekuatan tawar-menawar
pedagang pengumpul tinggi (skor 0.5198). Terdapat jangkrik yang beredar dari
luar daerah di pasaran menyebabkan posisi tawar-menawar pedagang pengecer
tinggi. Harga jangkrik dari luar daerah lebih murah karena jauhnya pengiriman
dan transportasi yang tidak memadai sehingga kualitasnya lebih rendah,
mengingat pasar utama jangkrik yaitu di daerah perkotaan yang banyak penghobi
burung kicau dan ikan hias. Faktor yang menyebabkan posisi tawar menawar
pedagang pengumpul tinggi adalah pasar di dominasi oleh jangkrik dari luar
daerah dan pedagang pengumpul menginginkan keuntungan yang lebih besar
sehingga harga jangkrik dari luar daerah dijadikan standar. Keuntungan usaha
Kelompok Tani Perwira menjadi lebih kecil karena produk jangkrik yang
berkualitas baik di beli dengan harga yang rendah.
Elemen peluang memperoleh indeks kumulatif skor sebesar 1.9938,
sedangkan elemen ancaman memperoleh indeks kumulatif skor sebesar 1.3522.
Hal ini menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang cukup tinggi
terhadap faktor peluang dan respon yang lebih kecil terhadap faktor ancaman.
Total bobot skor perhitungan matriks EFE sebesar (3.1846). Hal ini memberikan
arti bahwa pengembangan usaha budidadaya jangkrik di Kelompok Tani Perwira
dapat memanfaatkan peluang sebaik mungkin untuk menghindari ancaman.
Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Tani Perwira
Matriks IE Kelompok Tani Sumber Mukti
Matriks IE digunakan untuk menentukan ordinat posisi usaha Kelompok
Tani Perwira terhadap lingkungan di dalamnya, sehingga dapat diketehui strategi
yang sesuai untuk dilakukan oleh Kelompok Tani perwira dalam mengembangkan
usaha budidaya Hasil matriks IE pada Gambar 2.

10

Total Terimbang

Gambar 2 Matriks IE kelompok Tani Perwira
Total skor pada perhitungan matriks IFE Kelompok Tani Perwira sebesar
2.9231 dan total skor pada perhitungan matriks EFE sebesar 3.3461 menempatkan
posisi Kelompok Tani Perwira pada kolom II, yaitu pada posisi (tumbuh dan
membangun), seperti yang ditunjukkan pada (Gambar 2). Oleh karena itu untuk
daerah yang bertumbuh dan membangun (growth and build), strategi yang cocok
dalam sel ini adalah startegi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi ke depan, integrasi ke
belakang, dan integrasi horizontal). Strategi-strategi yang ditunjukkan dari matriks
I-E kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan
alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Perwira.
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan
Alternatif strategi pengembangan berdasarkan matriks IFE, EFE, dan IE,
selanjutnya melakukan pencocokkan faktor kunci strategis baik internal dan
eksternal untuk memperoleh alternatif startegi yang dapat dilakukan dalam upaya
dari usaha Kelompok Tani Perwira melalui matriks SWOT. Hasil alternatif
strategi yang ada pada matriks SWOT merupakan hasil diskusi dengan beberapa
pihak internal maupun eksternal.
Analisis S-O menghasilkan 2 alternatif strategi yang pertama adalah
peningkatan jumlah populasi jangkrik di Kelompok Tani Perwira bertujuan untuk
mengoptimalkan kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar. Saat ini
Kelompok Tani Perwira rutin memasok ± 40 kg jangkrik hari-1 ke dua pedagang
pengumpul yang membutuhkan ± 4 kuintal hari-1. Secara umum jumlah
permintaan terhadap jangkrik tidak pernah mengalami penurunan, bahkan banyak
pihak baik pengumpul maupun pedagang jangkrik lain yang membutuhkan
jangkrik dari Kelompok Tani Perwira. Hanya saja pihak Kelompok Tani Perwira
masih belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Sehingga perlu disikapi
segera dengan cepat oleh pihak Kelompok Tani Perwira, agar tidak melepaskan
peluang tingginya permintaan terhadap jangkrik. Dalam memenuhi permintaan

11

yang tinggi perlu peningkatan jumlah dan ketersediaan jangkrik secara teratur
sehingga perputaran usaha yang cepat dan berlanjut.
Tabel 6 Matriks SWOT kelompok Tani Perwira
IFE

EFE

Peluang (Opportunities)
O1. Permintaan pasar masih
sangat tinggi
O2. Tingkat kepercayaan
pelanggan tinggi;
O3. Adanya dukungan dari
masyarakat;
O4. Kesempatan menjalin
kemitraan;
Ancaman (Threats)
T1. Kekuatan tawar-menawar
pedagang pengumpul
tinggi;
T2. Terdapat jangkrik yang
beredar dari luar daerah
di pasaran;
T3. Fluktuasi harga jangkrik
tergantung
ketersediaannya di pasar

Kekuatan (Strengths)
S1. Terbinanya suasana kerja
yang bersifat
kekeluargaan dan
gotong-royong antar
sesama anggota;
S2. Memanfaatkan
sumberdaya alam sekitar
dan limbah pasar untuk
dijadikan pakan jangkrik;
S3. Loyalitas anggota dalam
membangun
organisasi
tinggi;
S4. Kondisi lingkungan
cocok untuk budidaya
jangkrik;
S5. Limbah yang dihasilkan
tidak mengganggu
lingkungan;
S6. Produk yang dihasilkan
berkualitas baik
S-O
SO1.Peningkatan jumlah
populasi jangkrik
Kelompok Tani Perwira.
(,S2,S3,S4,S6,O1,O2)
SO2. Peningkatan kuantitas
dan kualitas SDM
Kelompok Tani Perwira.
(S3,S5,O2,O3,O4)
S-T
ST1. Penyempurnaan SOP
untuk meningkatkan
kuntitas dan kualitas
produk
(S1,S2,S3,S6,T2)

Kelemahan (Weaknesses)
W1. Sistem informasi
manajemen yang
tidak rapih;
W2. Terbatasnya
sumberdaya manusia
yang terlatih pada
bidang budidaya
jangkrik;
W3. Belum memenuhi
permintaan pasar;
W4. Jumlah produk yang
dihasilkan belum
stabil;

W-O
WO1. Meningkatkan
kerjasama kemitraana
untuk meningkatkan
sarana dan prasarana
(W3,W4,O1,O2,O3,
O4)

W-T
WT1. Membangun jaringan
informasi budidaya
yang lebih luas
dengan sesama
pembudidaya jangkrik
dalam upaya
mengembangkan
usaha budidaya
jangkrik dan menjaga
stabilitas harga jual.
(W2,W4,T1,T3,T5)

Alternatif strategi S-O kedua adalah peningkatan kuantitas dan kualitas
SDM Kelompok Tani Perwira. Keberhasilan pembudidayaan jangkrik sangat
bergantung pada kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia. Untuk kepentingan
akselerasi suatu pembangunan dibidang budidaya jangkrik, peningkatan
sumberdaya manusia merupakan salah satu syarat utama adalah dengan
pendidikan dan pelatihan. Apabila pendidikan dan pelatihan yang telah dibuat

12

dijalankan dengan baik maka proses produksi akan lebih efisien dan Kelompok
Tani Perwira perlu adanya tenaga kerja untuk peningkatan jumlah produksi dan
memenuhi permintaan pasar.
Analisis strategi W-O menghasilkan 2 strategi alternatif untuk mengatasi
masalah kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang ada. Pertama
adalah meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan
sarana dan prasarana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha
yang dijalankan oleh Kelompok Tani Perwira.. Sarana produksi tersebut berupa
hygrometer dan hands sprayer untuk mengontrol suhu dan kelembaban kandang
jangkrik. Kapasitas produksi yang optimal dapat semakin meningkatkan skala
usaha untuk mencapai keuntungan maksimun dengan membangun kandang dan
penambahan kotak jakrik yang baru.
Analisis strategi S-T yang dapat dilakukan adalah penyempurnaan SOP
dengan tujuan peningkatan kualitas dan kuantitas produk. Keberhasilan
pembudidayaan jangkrik sangat bergantung pada SOP yang dijalankan dengan
baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan terjaga. Penerapan SOP yang baik
pada Kelompok Tani Perwira dalam proses budidaya menjadikan target
perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar dapat tercapai sehingga resiko
ancaman yang dihadapi dapat diminimalisir pengaruhnya. Ratih dan Harmini
(2012) menyatakan bila SOP yang telah dibuat dijalankan dengan baik maka
proses produksi akan lebih efisien.
Alternatif strategi W-T menghasilkan 1 alternatif strategi yang dibuat
untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat
dilakukan adalah membangun jaringan informasi budidaya yang lebih luas dengan
antar sesama pembudidaya jangkrik upaya menjaga stabilitas harga jual.
Perusahaan akan lebih kuat pada posisi tawar menawar yaitu dengan bermitra
sesama pembudidaya. Bentuk Kerjasama ini mencakup saling berbagi informasi
pasar sehingga ancaman fluktuasi harga dapat diatasi.
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
Pemilihan strategi yang dihasilkan QSPM merupakan strategi yang
diandalkan dan menjadi pilihan untuk menghadapi peluang dan ancaman, serta
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kelompok Tani Perwira. Alternatif
tersebut berdasarkan tahap pengambilan keputusan terhadap strategi terbaik dari
berbagai alternatif strategi yang merupakan hasil analisis SWOT kepada
lingkungan internal dan eksternal usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani
Perwira sehingga alternatif tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkat
kepentingannya.
Alternatif Strategi yang memiliki nilai TAS tertinggi pada analisis QSPM
(lampiran 1) adalah membangun jaringan informasi budidaya yang lebih luas
dengan sesama pembudidaya jangkrik dalam upaya mengembangkan usaha
budidaya jangkrik dan menjaga stabilitas harga jual (6.9519). Agar posisi produk
di pasar sesuai harapan perusahaan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara
lain; pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar,
pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk,
loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru (Umar 2003). Strategi tersebut
dipilih untuk memperbaiki kelemahan menghindari ancaman tawar-menawar yang
tinggi dengan cara lebih banyak melakukan pendekatan dengan sesama pelaku
budidaya jangkrik, agar setiap informasi tentang budidaya dan pemasaran jangkrik

13

mudah diperoleh dan diterapkan sehingga fluktuasi harga jangkrik dipasar dapat
diatasi.
Strategi kedua yang dipilih adalah peningkatan jumlah populasi jangkrik
Kelompok Tani Perwira (TAS: 6.9333). Permintaan pasar dan tingkat
kepercayaan yang tinggi terhadap produk jangkrik belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh perusahaan hal ini diakibatkan kurangnya jumlah populasi
jangkrik yang dihasilkan. Melihat kondisi ini, sehingga peningkatan jumlah
populasi jangkrik perlu diterapkan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi
jangkrik dalam memenuhi kepercayaan pelanggan dan permintaan pasar.
Strategi yang ketiga adalah meningkatkan investasi dan kerjasama
kemitraan untuk meningkatkan sarana dan prasarana (TAS: 6.5755). Perusahaan
belum memenuhi permintaan pasar diakibatkan oleh keterbatasan modal. Skala
usaha perlu ditingkatkan dengan strategi yang dijalankan melalui kerjasama
kemitraan dengan investor. Keuntungan yang didapat dari strategi kerjasama
kemitraan yaitu ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat dihindari dengan
semakin bertambahnya informasi dan meningkatnya sarana prasarana untuk
memperbaiki kelemahan Kelompok Tani Perwira.
Penyempurnaan SOP untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
(TAS: 6.4457). Strategi tersebut menjadi prioritas keempat yang dipilih karena
penyempurnaan SOP yang telah dijalankan memerlukan evaluasi terlebih dahulu
terhadap SOP yang telah ada kemudian melakukan revisi SOP yang akan
dijalankan sesuai dengan target dan tujuan utama produksi. Kondisi saat ini
perusahaan lebih fokus pada produk yang dihasilkan saat ini yang seharusnya
pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah populasi yang dijadikan produk
jangkrik untuk memenuhi permintaan pasar. Pencapaian target tersebut dapat
terpenuhi dengan cara revisi SOP dalam bidang pengembangan pembesaran
jangkrik.
Strategi kelima yang dipilih adalah peningkatan kuantitas dan kualitas
SDM Kelompok Tani Perwira (TAS: 6.31475). Terbatasnya sumberdaya manusia
yang terlatih pada bidang budidaya jangkrik diakibatkan kurangnya pendidikan
dan pelatihan. Peningkatan kuantitas dan kulaitas SDM ini akan menghasilkan
kelompok yang memiliki kemampuan untuk merencanakan usahanya sesuai
dengan potensi sumberdaya atau peluang yang dimilikinya, mampu memecahkan
masalah dan mengetahui teknologi yang dibutuhkannya untuk memperbaiki
kelemahan dan menghindari ancaman terhadap Kelompok Tani Perwira.
Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaanpekerjaan itu sendiri (Follet 1999).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan
utama Kelompok Tani Perwira yaitu terbinanya suasana kerja kekeluargaan dan
gotong-royong sesama anggota. Kelemahan utama adalah produksi yang belum
memenuhi permintaan pasar dan jumlah produk yang dihasilkan belum stabil.

14

Pada lingkungan eksternal, peluang permintaan pasar dan tingkat kepercayaan
pelanggan tinggi untuk itu, sehingga kontinuitas produksi dengan jumlah yang
sesuai kebutuhan pasar perlu dilakukan. Kelompok Tani Perwira berada pada
kuadran tumbuh dan membangun (growth and build), dan mampu merespon
peluang yang ada dengan cara intensifikasi sistem produksi untuk dapat
memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Saran
Kelompok Tani Perwira disarankan untuk meningkatkan kuantitas produk
dengan cara mengevaluasi dan merevisi sistem manajemen mengenai
pengembangan bibit, penanganan penyakit, dan memperluas cakupan wilayah
pemasaran produk. Perkembangan teknologi informasi dan diperlukan
peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan manajemen. Kelompok Tani
Perwira diharapkan untuk membangun jaringan informasi dengan pembudidaya
jangkrik yang lain upaya menjaga stabilitas harga jual dan kemitraan dengan
lembaga keuangan untuk permodalan.

DAFTAR PUSTAKA
Aryani R. 2002. Pengaruh tipe kandang bersekat terhadap pertumbuhan jangkrik
kalung (Gryllus bimaculatus). [skripsi]. Fakultas Peternakan. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
[BMKG]. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2015. Prakiraan cuaca
provinsi Jawa Barat. [internet]. [Diunduh 2015 November 9] Tersedia
pada: http://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/propinsi/13.
David FR. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
David FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep.Edisi ke-10. Jakarta (ID): PT.
Salemba Empat.
David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): PT. Salemba Empat.
Follet MP. 1999. Visionary Leadership and Strategic Management. MCB
University Press. Women in Management Review Volume 14 Number 7.
Griffin J. 2005. Costumer Loyalty. Jakarta (ID): Erlangga.
Hasibuan MSP. 2007. Manajemen Sumberdaya Manusia. Cetakan ke-9.
Jakarta(ID): PT. Bumi Aksara.
Herdiana D. 2001. Pengaruh pakan terhadap performa tiga jenis jangkrik lokal.
[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Jauch LR, William F. Glueck. 1995. Manajemen Strategis dan Kebijakan.
Terjemahan : Murad dan H. Sitanggang. Jakarta (ID): Erlangga.
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Paimin FB, Pujiastuti LE, Erniwati, 1999. Sukses Beternak Jangkrik. Cetakan ke1. Bogor (ID): Penerbit Penebar Swadaya.
Purwanti F. 1991. Pengaruh suhu terhadap jumlah hemosit jangkrik (Gryllus
mitratus). Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Rangkuti F.2005. Analisis SWOT Teknik Membedah kasus Bisnis Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID).
PT. Gramedia Pustaka Utama.

15

Ratih F, Harmini. 2012. Efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Forum Agribisnis Vol. 2 No.1. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian
Bogor.
Setiawan W. 2004. Penampilan jangkrik cliring (Gryllus mitratus) yang diberi
pakan kombinasi konsentrat dengan daun singkong atau daun pepaya.
[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Sukarno H. 1999. Budidaya Jangkrik. Yogyakarta (ID): Kanisius
Widiyaningrum P. 2001. Pengaruh padat penebaran dan jenis pakan terhadap
produktivitas tiga spesies jangkrik lokal yang dibudidayakan. [disertasi].
Program Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Umar H. 2003. Strategi Manajemen In Action: Konsep Teori dan Menganalisis
Manajemen Strategis Strategic Bisnis Unit Berdasarkan Konsep Michael
R. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

16

LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix internal
Faktor-faktor
Sukses kriteria
Kekuatan
Kekuatan 1
Kekuatan 2
Kekuatan 3
Kekuatan 4
Kekuatan 5
Kekuatan 6
Kelemahan
Kelemahan 1
Kelemahan 2
Kelemahan 3
Kelemahan 4

Skor
Bobot

Strategi-1
AS
TAS

Strategi-2
AS
TAS

Strategi-3
AS
TAS

Strategi-4
AS
TAS

Strategi-5
AS
TAS

0.1524
0.1455
0.1265
0.1190
0.1188
0.1188

3.0
3.5
3.5
3.5
4.0
3.0

1.2489
0.5093
0.4427
0.4165
0.4752
0.3564

3.5
2.5
4.0
2.0
2.5
2.0

1.4571
0.3637
0.5060
0.2380
0.2970
0.2376

3.5
3.0
3.0
3.0
3.0
2.0

1.4570
0.4365
0.3795
0.3570
0.3564
0.2376

3.5
3.0
3.5
2.0
3.0
2.0

1.4571
0.4365
0.4427
0.2380
0.3565
0.2376

4.0
3.5
3.5
2.0
3.5
2.0

1.6652
0.5093
0.4427
0.2380
0.4158
0.2376

0.0735
0.0658
0.0398
0.0398

2.5
2.0
4.0
2.5

0.1837
0.1316
0.1592
0.0995

4.0
4.0
3.0
2.5

0.2940
0.2632
0.1194
0.0995

2.5
2.5
3.0
3.0

0.1837
0.1645
0.1194
0.1194

3.0
3.5
2.5
2.5

0.2205
0.2303
0.0995
0.0995

2.0
3.5
2.0
3.5

0.1470
0.2303
0.0796
0.1393

Lampiran 2 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix eksternal
Faktor-faktor
Sukses kriteria
Peluang
Peluang 1
Peluang 2
Peluang 3
Peluang 4
Ancaman
Ancaman 1
Ancaman 2
Ancaman 3
Jumlah

Skor
Bobot

Strategi-1
AS
TAS

Strategi-2
AS
TAS

Strategi-3
AS
TAS

Strategi-4
AS
TAS

Strategi-5
AS
TAS

0.1709
0.1494
0.1418
0.1194

4.0
3.5
2.0
2.0

0.6836
0.5229
0.2836
0.2388

3.0
2.5
3.0
3.0

0.5127
0.3735
0.4254
0.3582

3.0
2.5
2.5
4.0

0.1527
0.3735
0.3545
0.4776

2.5
3.0
2.5
3.0

0.4273
0.4482
0.3545
0.3582

2.5
3.0
3.0
3.0

0.4273
0.4482
0.4254
0.3582

0.1485
0.1351
0.1349

2.5
2.5
3.5

0.3713
0.3373
0.4728
6.9334

2.0
2.0
1.5

0.2970
0.2698
0.2026
6.3147

2.5
3.0
2.0

0.3713
0.4047
0.2702
6.5756

2.0
3.0
2.5

0.2970
0.4047
0.3377
6.4457

3.0
2.5
3.0

0.4455
0.3373
0.4053
6.9519

17

18
Lampiran 3 Contoh matriks analisis QSPM
Faktor-faktor
Sukses kriteria
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Jumlah

Skor
Bobot

Strategi 1
AS
TAS

Strategi 2
AS
TAS

Strategi 3
AS
TAS

19

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 10 Oktober 1992 sebagai anak
ketiga dari 5 bersaudara keluarga Bapak Supadi dan Ibu Idah Rosidah. Riwayat
pendidikan penulis dimulai dari TK Pertiwi Gebang Kulon Cirebon pada tahun
1998 dan lulus pada tahun 1999. Tahun 1999 melanjutkan pendidikan di SDN
Tersana Baru Babakan Cirebon dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Babakan Cirebon dan lulus pada tahun 2008. Pada
tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Babakan Cirebon
dan lulus pada tahun 2011 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur UTM (Ujian Talenta Masuk) IPB
jalur tulis mandiri dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan, Fakultas Peternakan.
Selama mengikuti pendidikan penulis aktif dalam berbagai kegiatan,
diantaranya penulis mengikuti organisasi BEM-D Fakultas Peternakan periode
2013-2014 sebagai anggota Departemen Pengembangan Sumberdaya Manusia
(PSDM) dan KEPAL-D sebagai anggota. Penulis aktif dalam beberapa
kepanitiaan diantaranya DEKAN CUP 2013 sebagai anggota divisi Keamanan,
Fapet Goes to Village 2012 sebagai anggota divisi Problem Solving, dan
TRACK-D 2014 sebagai ketua pelaksana.