Aksesibilitas Masyarakat Desa Miau Baru Terhadap Sumber Daya Hutan di IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi Kalimantan Timur dan Kontribllsinya Terhadap Pendapatan Masyarakat

AKSESIBILIT AS MASYARAKA T DESA MIAU BARU
TERHADAP SUMBER DA YA HUT AN DI IUPHHK-HA
PT GUNUNG GAJAH ABADI KALIMANTAN TIMUR DAN
KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN
MASYARAKAT

OVITA AYU CONTHESA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aksesibilitas
Masyarakat Desa Miau Baru Terhadap Sumber Daya Hutan di lUPHHK-HA PT.
Gunung Gajah Abadi Kalimantan Timur dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan
Masyarakat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Ovila Ayu Conthesa
NIM E 14100080

;

t"

ABSTRAK
OVITA A YU CONTHESA. Aksesibilitas Masyarakat Desa Miau Baru Terhadap
Sumber Daya Hutan di IUPHHK-HA PT Gunung Gajah Abadi Kalimantan Timur
dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Masyarakat. Dibimbing oleh DUDUNG
DARUSMAN.
Masyarakat merupakan bagian dari ekosistem hutan yang patut

dipertimbangkan keberadaannya. Manfaat sumber daya hutan yang dirasakan
masyarakat dapat dipengaruhi oleh aksesibilitas masyarakat terhadap hutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aksesibilitas masyarakat terhadap
sumber daya hutan, kebiasaan masyarakat memanfaatkan hasil hutan dan menjaga
kelestarian hutan serta mengidentifikasi kehidupan so sial ekonomi masyarakat
desa di sekitar IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi. Pengambilan data
dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat Desa Miau Baru yang dipilih
secara purposive sampling serta melalui observasi lapang dan studi pustaka. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persentase pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) tertinggi adalah pemanfaatan ikan yaitu sebesar 88.78%. Kontribusi
pemanfaatan HHBK terhadap total pendapatan responden per tahun yaitu sebesar
2.52%. Sumber pendapatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total
pendapatan responden per tahun adalah pekerjaan utama yaitu sebesar 75.92% dan
pekeIjaan sampingan sebesar 21.56%.
Kata kunci: aksesibilitas, desa miau baru, hasil hutan bukan kayu, pendapatan

ABSTRACT
OVITA A YU CONTHESA. Accessibility of Community at Miau Baru Village to
Forest Resources at IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi East Kalimantan
Province and The Contribution of Forest Resources to Community Income.

Supervised by DUDUNG DARUSMAN.
Community as a part of the forest ecosystem whose existence should be
considered. The benefit of forest resources for the community could be influenced
by accessibility of the community to the forest. The aims of this reasearch is to
identify the accessibility of community to forest resources, the nature of
community in forest product utilization and forest resources protection, also to
identify social and economic life of the community in the village surrounding
IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi. The data is obtained by interviewing the
community at Miau Baru Village that is chosen through purposive sampling and
also obtained by field observation and literature study. The result shows that the
percentage of the highest utilization of non-timber forest product (NTFP) is fish
utilization of 88.78%. The contribution of NTFP utilization to the total income of
respondent per year is 2.52%. The income source that has the largest contribution
to total respondent income per year is the main livelihood at 75.92% while side
livelihood gives 21.56% contribution.
Keyword: accessibility, miau baru village, Income, non-timber forest product

AKSESIBILITAS MASYARAKAT DESA MIAU BARU
TERHADAP SUMBER DA YA HUT AN DI IUPHHK-HA PT
GUNUNG GAJAH ABADI KALIMANTAN TIMUR DAN

KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPAT AN
MASYARAKAT

OVITA A YU CONTHESA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

L

Judul Skripsi


セ。ュ@

)11M

: Aksesibilitas Masyarakat Desa Miau Baru Terhadap Sumber
Daya Hutan di IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi
Kalimantan Timur dan Kontribllsinya Terhadap Pendapatan
Masyarakat
Ovita Ayu Conthesa
: E14100080

Disetujui oleh

'-

Pfof Dr If Dudung Darusman, MA
Pembimbing

ad Budiaman, MSc Ftro

Ketua d・ー。イエセ@

Tanggal Lulus :

" 6 セ@ .."",i\セ@ 2015

r
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa fa 'ala atas
segal a karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Aksesibilitas Masyarakat Desa Miau Baru Terhadap Sumber Daya Hutan di
IUPHHK-HA PT, Gunung Gajah Abadi Kalimantan Timur dan Kontribusinya
Terhadap Pendapatan Masyarakat
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Dudung Darusrnan,
MA selaku pembimbing dan kepada keluarga besar PT Gunung Gajah Abadi atas
bantuan dan kerjasamanya selama peneiitian berJangsung, Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada Ayah Zaenal Arifin dan Ibu Dwi Nartiningsih (aIm)
serta ternan-ternan Fakultas Kehutanan IPB terutama kepada para sahabat yaitu
Dyah, Trisna, Leoni, Andita, Fitha, AfdhaI, Fareza, Peby, Sri Wahyuni, Riyma
dan ternan-ternan seperjuangan di Manltiemen Hutan 47 yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu atas segala doa, bantuan dan dukungarmya,
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat,

Bogor, April 2015
Ovila Ayu Conlhesa

DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL

VI

DAFTAR GAMBAR

VI

DAFTAR LAMPlRAN

VI

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Alat dan Bahan

2

Pemilihan Daerah Contoh dan lumlah Responden

2


lenis Data yang Dikumpulkan

3

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

3

Pengolahan dan Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

6


Karakteristik Responden

7

Validitas dan Realibilitas Kuesioner

10

Aksesibilitas Masyarakat Berdasarkan Aspek Persepsi

10

Aksesibilitas-Masyarakat Berdasarkan Aspek Fisik

13

Aksesibilitas Masyarakat Berdasarkan Aspek Kebijakan Pengelola Hutan

17


Kebiasaan Memanfaatkan Hasil Hutan

19

Kebiasaan Menjaga Kelestarian Hutan

22

Sumber Pendapatan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Total

23

Perbandingan Pendapatan Masyarakat dengan UMK Kutai Timur (2013) dan
Batas Kemiskinan Sajogyo (1996)
24
SIMPULAN DAN SARAN

25

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPlRAN

27

RIWAYAT HIDUP

29



t

p

DAFT AR T ABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
II
12
13
14
15
16
17

Tingkat reliabilitas metode koetisien Alpha Cronbach
Skor dari data karakteristik responden
Skor pertanyaan pada persepsi berdasarkan skala Likert
Keanekaragaman flora dan fauna di PT. Gunung Gajah Abadi
Karakteristik responden
Persepsi responden terhadap manfaat hutan
Tingkat persepsi respond en terhadap manfaat hutan
Karakteristik responden yang mempengaruhi persepsi
Sebaran responden berdasarkan akses jalan yang dipilih
Persepsi responden terhadap kondisi jalan
Persepsi responden terhadap tingkat keamanan jalan
Persepsi responden terhadap tingkat kesulitan mencapai areal keIja
perusahan
Pengetahuan responden terhadap kebijakan pengelola hutan
Sikap respond en terhadap kebijakan pengelola hutan
Sikap responden dalam menjaga kelestarian hutan
Sumber pendapatan dan kontribusinya terhadap pendapatan total
Kontribusi pemanfaatan HHBK terhadap pendapatan total

3
4
5
7
8
II
12
12
13
15
15

16
18
18
23
23
24

DAFTAR GAMBAR

2
3
4
5

Peta aksesibilitas masyarakat mencapai areal keIja PT. Gunung Gajah
Abadi
aセウ・@
jalan yang digunakan masyarakat untuk mencapai areal kerja
perusahaan
Persentase responden dalam pemanfaatan HHBK
Persentase responden berdasarkan tahun pemanfaatan HHBK
Tujuan pemanfaatan HHBK pada tahun 2013 - 2014

14
16
19
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
I

Dokumentasi penelitian

27

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Menurut Darusman (2002) hutan merupakan sumber daya
alam bemilai sosial ekonomi tinggi dan telah ban yak dimanfaatkan untuk
kesejahteraan man usia. Keberadaan sumber daya hutan telah memberi berbagai
manfaat berupa manfaat tangible dan intangible. Manfaat tangible adalah manfaat
berbentuk material atau dapat diraba seperti kayu, rotan, getah dan lain-lain.
Manfaat intangible adalah manfaat yang berbentuk immaterial atau tidak dapat
diraba seperti rekreasi, pendidikan, hidrologis dan lain-lain. Manfaat sumber daya
hutan yang dirasakan masyarakat dapat dipengaruhi oleh aksesibilitas masyarakat
terhadap hutan.
Masyarakat merupakan bagian dari ekosistem hutan yang patut
dipertimbangkan keberadaannya dalam pelaksanaan pengelolaan hutan. Pemegang
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) atau
pihak pengelola hutan memiliki kebijakan yang mengatur aksesibilitas masyarakat
terhadap sumber daya hutan. Permasalahan yang sering teIjadi adalah
pengambilan kebijakan dianggap merugikan salah satu pihak sehingga dapat
memicu teIjadinya kontlik antara masyarakat dengan pihak pengelola hutan.
Aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan juga dapat dipengaruhi oleh
sulit atau tidaknya lokasi hutan dijangkau oleh masyarakat. Menurut Black (1981)
dalam Suhardi (2014) aksesibilitas adalah ukuran kenyamanan atau kemudahan
lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sarna lain serta mudah atau sulitnya lokasi
tersebut dicapai melalui transportasi.
Cara pandang, pendapat atau penilaian masyarakat terhadap hutan dapat
dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia, hal tersebut dapat
mempengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan. Kapasitas
sumber daya manusia dapat ditentukan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi juga dapat
diperoleh dari pendidikan informal. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan (2010) menyatakan bahwa rendahnya kapasitas sumber daya manusia
(pendidikan, sosial ekonomi dan informasi) mengakibatkan semakin terbatasnya
akses masyarakat di dalam dan di sekitar hutan terhadap manfaat ekonomi hutan.
Besamya manfaat sumber daya hutan yang dapat dirasakan oleh masyarakat
menjadi dasar penelitian mengenai aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya
hutan yang dilihat dari tiga aspek aksesibilitas, yaitu persepsi masyarakat, fisik
dan kebijakan pengelola hutan. Ketiga aspek tersebut menjadi parameter yang
menggambarkan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan di
IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi. Selain itu, diteliti juga kebiasaan
masyarakat memanfaatkan hasil hutan dan menjaga kelestarian hutan serta
kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa di sekitar IUPHHK-HA PT. Gunung
Gajah Abadi.

t
2

Tujuan Penelitian

Penelitian Illi bertujuan untuk mengidentitikasi aksesibilitas masyarakat
terhadap sumber daya hutan, kebiasaan masyarakat memanfaatkan hasil hutan dan
menjaga kelestarian hutan serta mengidentitikasi kehidupan sosial ekonomi
masyarakat desa di sekitar IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi.

Manfaat Penelitian

Penelitian Illl diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan, kebiasaan masyarakat
memanfaatkan hasil hutan dan menjaga kelestarian hutan serta kehidupan sosial
ekonomi masyarakat desa di sekitar IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi.

METODE

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat
tulis, kamera dan kalkulator. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan
seperangkat komputer dengan sistem operasi Microsoft Office dan Statistical
Package for the Social Science (SPSS) 22.

Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah Responden

- Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2014 di IUPHHKHA PT. Gunung Gajah Abadi dan di Desa Miau Bam, Kecamatan Kongbeng,
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pemilihan desa penelitian dan
responden dilakukan secara purposive sampling. Desa penelitian dipilih dengan
kriteria desa sekitar hutan yang terletak paling dekat dengan areal keIja PT.
Gunung Gajah Abadi. Populasi dalam penelitian ini adalah selumh penduduk
Desa Miau Bam yang berdasarkan data kantor Kecamatan Kongbeng tahun 2012
beIjumlah 5291 jiwa. Responden dipilih dengan kriteria penduduk yang bemmur
lebih dari 17 tahun kerena dianggap dapat memahami dan menjawab pertanyaan
dalam kuesioner. Penentuan jumlah responden dihitung berdasarkan metode
Solvin (Siregar 2013) dengan mmus :
N
ョ]Mセ@

1 + Ne 2

Keterangan :
n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
e
: Batas toleransi kesalahan (10%)

,;

1

3

Berdasarkan metode Solvin jumlah sampel (n) yang di dapat sebanyak 98
responden. Selain itu, dilakukan juga wawancara terhadap beberapa informan
kunci yang dianggap lebih mengetahui fokus penelitian yaitu Kepala Unit
Pengelolaan Hutan Alam (PH A), Kepala Bidang Pembinaan Hutan dan
Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) dan Kepala Bidang Perlindungan
Hutan.

Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner dan observasi Japang. Data primer yang diperoleh berupa data
karakteristik responden, aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan,
kebiasaan masyarakat memanfaatkan hasil hutan dan menjaga kelestarian hutan
serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Observasi dilakukan dengan
mengamati secara langsung kondisi jalan yang menghubungkan masyarakat
dengan hutan dan kebiasaan masyarakat memanfaatkan hasil hutan. Data sekunder
didapatkan melalui proses studi pustaka yang diperoleh dari instansi atau sumber
lain yang terkait dengan penelitian berupa data kondisi umum lokasi penelitian.

U ji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Suatu alat ukur penelitian harus valid dan reliabel. Siregar (2013)
menyatakan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan untuk menentukan
keabsahan dari pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini. Uji validitas
menggunakan software SPSS 22 dan alat ukur dikatakan valid apabila nilai
korelasi (Spearman Correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig.
(2-taiied)) < taraf signifikan 0.05.
Siregar (2013) menyatakan bahwa reliabilitas digunakan untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran 2
kali atau lebih terhadap gejala yang sarna dengan menggunakan alat pengukur
yang sarna pula. Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach
pada software SPSS 22 dan alat ukur dinyatakan reliabel jika nilai Alpha
Cronbach berkisar 0.6 sampai dengan 0.8 (Sufren dan Natanael 2013). Tingkat
reliabilitas metode koefisien Alpha Cronbach dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tingkat reliabilitas metode koefisien Alpha Cronbach
Alpha
0.00 - 0.20
>0.20 - 0.40
>0.40 - 0.60
>0.60- 0.80
>0.80 -1.00
Sumber: Sufi-en dan Natanael (2013)

Tingkat reliabilitas
Kurang reliabel
Agak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel

p

f

4

Pcngolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian Inl dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu:
1. Deskripsi kondisi umum lokasi penelitian
Data kondisi umum IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi dan Desa Miau
Baru meliputi sejarah, letak dan luas areal kerja perusahaan, hidrologi,
keanekaragaman flora dan fauna, letak dan luas serta data kependudukan Desa
Miau Baru yang digambarkan secara deskriptif.
2. Deskripsi karakteristik responden
Data karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabulasi dengan
mengetahui jumlah atau persentase data dan dianalisis menggunakan metode
kuantitatif. Data kerakteristik dihitung menggunakan selang nilai (Irianto 2004
dalam Wikhen 2010) dengan rumus :
Selang nilai =

Max-Min
----:::--

K

Keterangan :
Max
: Nilai observasi terbesar
Min
: Nilai observasi terkecil
K
: lumlah kelas atau kategori
3. Skoring data karakteristik responden
Karakteristik responden merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
masyarakat dalam membentuk persepsi terhadap manfaat hutan PT. Gunung
-Gajah Abadi. Karakteristik responden dihitung menggunakan selang nilai dan
dikategorikan dengan menggunakan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Skor dari data karakteristik responden
- No
I

Karakteristik responden
Umur (tahun)

2

Pendidikan

3

lumlah keluarga (orang)

Selang
20-32
33 -45
46-58
59 -71
72-84
Tidak sekolah - tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Diploma - smjana
1-3
4-6
7-9
10 -12
13 -IS

Skor
5
4
3
2
I
1
2
3
4
5
5
4
3
2
I

5
Tabel 2 (Lanjulan)
No
4

5

6

Karakteristik responden
Pendapatan (Rp/tahun)

Luas lahan garapan (Ha/tahun)

Selang
I 400 000 - 17 120 000
17 121 000 - 32841000
32 842 000 - 48 562 000
48 563 000 - 64 283 000
64 284 000 - 80 004 000
0-2.7
2.8 - 5.5
5.6 - 8.3
8.4 - Il.l
11.2 - 13.9

Lama tinggal (tahun)

2 - II
12 - 21

Skor
I

2
3
4
5
2
3
4
5
1

2
3
4
5

22 - 31
32 - 41
42 - 51
Sumber: Data diolah

4.

Deskripsi aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan PT.
Gunung Gajah Abadi.
a.. Aksesibilitas berdasarkan aspek persepsi
Data persepsi masyarakat terhadap manfaat hutan disajikan dalam
bentuk tabulasi dengan mengetahui jumlah atau persentase data dan dianalisis
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Tingkat persepsi masyarakat
diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan terkait persepsi pada
kuesioner dengan menggunakan skala Likert dimana masing-masing
pertanyaan memiliki skor yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabe! 3 Skor pertanyaan pada persepsi berdasarkan skala Likert
Kategori
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju

Skor
3

2
I

Tingkat persepsi diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu tinggi,
sedang dan rendah. Kategori tingkat persepsi diperoleh dari perhitungan
interval. Menurut Supranto (2000) dalam Bilqisti (2013) interval didapatkan
dengan cara :
Xn-Xi

c=-K

t

6
Keterangan :
C
: Interval
Xn
: Nilai observasi terbesar
Xi
: Nilai observasi terkecil
K
: Jumlah kelas atau kategori
Dilakukan uji kolerasi Spearman untuk melihat besamya hubungan
an tara variabel karakteristik responden dengan tingkat persepsi menggunakan
program komputer Microsoft Excel dan SPSS 22. Metode analisis yang
digunakan adalah pendekatan metode integratif yaitu metode penelitian yang
menggunakan gabungan metode kuantitatif deskriptif dan metode kualitatif.
b. Aksesibilitas berdasarkan aspek tisik
Data aksesibilitas masyarakat mencapai areal kerja perusahaan dianalis
menggunakan metode kualitatif dan disajikan dengan peta, sedangkan
persepsi masyarakat terhadap akses jalan dengan mengetahui jumlah atau
persentase data disajikan dalam bentuk tabulasi serta dianalisis menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif.
c. Aksesibilitas berdasarkan aspek kebijakan pengelola hutan
Data hasil wawancara dari stakeholder pengelola hutan dianalisis
dengan metode kualitatif, sedangkan pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kebijakan pengelola hutan dengan mengetahui frekuensi atau
persentase data disajikan dalam bentuk tabulasi serta dianalisis menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif.
5. Deskripsi kebiasaan masyarakat memanfaatkan hasil hutan dan menjaga
kelestarian hutan
Data kebiasaan masyarakat memanfaatkan hasil hutan dan sikap menjaga
kelestarian disajikan dalam bentuk diagram tabulasi dengan mengetahui jumlah
atau persentase data serta dianalisis menggunakan met ode kuantitatif dan
kualitatif.
6. Deskripsi kehidupan ekonomi masyarakat
Data kehidupan ekonomi masyarakat disajikan dalam bentuk tabulasi
dengan mengetahui jumlah atau persentase data serta dianalisis menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Sejarah, letak dan luas areal kerja PT. Gunung Gajah Abadi
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA)
seluas 75 000 pada areal keIja kelompok hutan Sei Seleq pada awalnya diberikan
kepada PT. Rimba Samudra berdasarkan ketetapan pemerintah yang tertuang
dalam Forest Agreement No.FAINIC44IX11972 tanggal 4 Oktober 1972 dan SK
Menteri Pertanian (SK HPH) No.3141KptslUrnl7/1973 tanggal 4 Juli 1973.
Perubahan status dari PT. Rimba Samudra menjadi PT. Gunung Gajah Abadi
ditetapkan berdasarkan adendum SK HPH No.85311KptslUrnlIII82 tanggal 26
Nopember 1982. Setelah beberapa kali mengalami perubahan luasan, luas areal

7

kerja PT. Gunung Gajah Abadi berdasarkan SK NoA69/Menhut-I112012 adalah
74 980 Ha. Secara administrasi pemerintahan, areal kerja PT. Gunung Gajah
Abadi terletak di Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan
Timur. Secara geogratls areal kerja PT. Gunung Gajah Abadi terletak pada
116°40'-117°02' BujurTimurdan 1°20' -1°35' Lintang Utara.
Hidrologi
Areal kerja PT. Gunung Gajah Abadi tcrletak dalam DAS (Daerah Aliran
Sungai) Wahau yang merupakan anak Sungai Mahakam. Secara hidrologis di
areal kerja perusahaan terdapat beberapa sungai utama yaitu Sungai Seleq, Sungai
Mclguan, Sungai Jamtak, Sungai Gehat dan Sungai Buaya. Sungai Seleq dan
Sungai Melguan merupakan anak Sungai Wahau, sedangkan Sungai Jamtak
merupakan anak Sungai Melguan dan Sungai Gehat adalah anak Sungai Seleq.
Sebagian besar sungai-sungai di areal kerja perusahaan memiliki kedalaman
berkisar antara 0.2 m - 3 m pada saat tertentu.
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Keanekaragaman flora dan fauna di PT. Gunung Gajah Abadi dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4 Keanekaragaman flora dan fauna di PT. Gunung Gajah Abadi

Flora

Fauna

Meranti, kapur, keruing, bangkirai, nyatoh, ulin, tengkawang,
banggeris, damar, rotan pulut, rotan sega, rotan merah, rotan
cabang, gaharu, pohon buah dan anggrek.
Kijang, babi, landak, pelanduk, ayam hutan, beruang madu, orang
utan, monyet merah, burung elang, tupai dan kancil.

Sumber: RKU PT. Gunung Gajah Abadi

Letak, luas dan kependudukan Desa Miau Baru
Desa Miau Baru merupakan desa sekitar hutan IUPHHK-HA PT. Gunung
Gajah Abadi yang terletak di Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur. Luas Desa Miau Baru adalah 520 km2 Berdasarkan data
Kantor Kecamatan Kongbeng, jumlah penduduk Desa Miau Baru pada tahun 2012
mencapai 5291 jiwa yang terdiri atas 1402 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah
laki-laki 2818 orang dan perempuan 2473 orang. Masyarakat Desa Miau Baru
menganut agama Islam, Kristen dan Katolik. Secara umum sebagjan besar
masyarakat bekerja sebagai petani, karyawan swasta di perusahaan sawit dan
pengelolaan hutan dengan sistem IUPHHK-HA, Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta
wiraswasta. Masyarakat Desa Miau Baru terdiri alas Suku Dayak, Suku Jawa,
Suku Kutai, Suku Timor, Suku Bugjs dan lain-lain. Mayoritas masyarakat Desa
Miau Baru adalah masyarakat Suku Dayak Kayan yang merupakan penduduk
pendatang dari daerah Apo Kayan yang saat ini adalah Kabupaten Malinau,
Kalimantan Utara.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pekeIjaan,
luas lahan yang dimiliki, luas lahan garapan, pendapatan, jumlah anggota keluarga
dan lama tinggal. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 5.

8
Tabel5 Karakteristik responden
Karakteristik responden
Umur (tahun)

Tingkat pendidikan

Pekerjaan

Luas lahan yang
dimiliki (Ha)

Luas lahan garapan
(Haltahun)

Pendapatan (Rp/tahun)

lumlah keluarga (orang)

lumlah
(orang)
33
38
21
3
3

Persentase

18

18.37

24
23
27
6
62
5
2
2
27

24.49
23.47
27.55
6.12
63.27
5.10
2.04
2.04
27.55

0-4.6

52

53.06

4.7 - 9.3
9.4 -14
14.1 - 18.7
18.8 - 23.4
0-2.7
2.8 - 5.5
5.6 - 8.3
8.4-11.1
11.2 - 13.9
1 400 000 - 17 120 000
17 121 000 - 32841 000
32 842 000 - 48 562 000
48 563 000 - 64 283 000
64 284 000 - 80 004 000
1-3
4-6
7-9
10 - 12
I3 - 15

25
12
6
3
55
28
8
4
3
19
44
23
7
5
35
57
5
I
0

25.51
12.24
6.12
3.06
56.12
28.57
8.16
4.08
3.06
19.39
44.90
23.47
7.14
5.10
35.71
58.16
5.10
1.02
0.00

Selang
20 - 32
33 - 45
46 - 58
59 -71
72- 84
Tidak sekolah - Tidak
tamat SD
SD
SMP
SMA
Diploma - Sarjana
Karyawan swasta
Pedagang
PNS
Buruh Harian
Petani

(%)

33.67
38.78
21.43
3.06
3.06

9

Tabel 5 (Lanjutan)
Karakteristik responden
Lama tinggal (tahun)

lumlah
(orang)

Persentase

2 - II

9

12 - 21
22 - 31
32 - 41
41 - 50

21
23
25
20

9.18
21.43
23.47
25.51
20.41

Selang

(%)

Sumber: Data diolah

Umur merupakan salah satu faktor sosial yang diduga dapat mempengaruhi
aktivitas seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta kematangan
dalam bertindak. Umur responden terdiri dari berbagai kelompok umur. Tabel 5
menunjukkan bahwa responden didominasi oleh kelompok umur 33 - 45 tahun
yaitu sebesar 38.78%. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003,
sebagian besar responden yaitu sebesar 93.88% termasuk dalam usia kerja yaitu
umur yang berada antara 15 sampai 64 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan,
sebagian besar responden yaitu sebesar 66.33% memiliki tingkat pendidikan
SMP, SD dan bahkan tidak sekolah atau tidak tamat SD. Kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan menyebabkan sebagian besar responden
tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Peketjaan utama responden didominasi oleh responden yang beketja sebagai
karyawan swasta yaitu sebesar 63.27%. Pembangunan ekonomi yang berbasis
pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Kutai Timur menyebabkan
beberapa perusahaan seperti perkebunan sawit, pengelolaan hutan dengan sistem
IUPHHK-HA dan industri pengolahan kayu membutuhkan tenaga kerja
masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan. Responden yang beketja sebagai
petani mengelola beberapa jenis komoditas pertanian dan perkebunan yaitu padi,
karet, sawit, cokelat, lada dan lain-lain. Tidak hanya peketjaan utama, respond en
juga memiliki peketjaan sampingan yang sebagian besar merupakan petani. Selain
petani, peketjaan sampingan responden lainnya adalah buruh harian, menyewakan
lahan dan wiraswasta.
Lahan merupakan sarana produksi bagi usaha pertanian dan perkebunan
yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Luas lahan dalam penelitian ini
adalah luas lahan yang dimiliki responden baik lahan pertanian maupun
perkebunan berupa sawah, ladang, kebun, belukar dan lain-lain. Berdasarkan luas
lahan yang dimiliki, sebagian besar responden yaitu sebesar 53.06% memiliki luas
lahan kurang dari 4.7 Ha, sedangkan berdasarkan luas lahan garapan didominasi
oleh responden dengan luas lahan garapan per tahun kurang dari 2.8 Ha yaitu
sebesar 56.12%. Responden yang memiliki luas garapan lebih dari 2.8 Ha per
tahun merupakan responden yang mengembangkan beberapa komoditas pertanian
dan perkebunan yaitu padi, sawit dan karet. Sebagian besar lahan yang dimiliki
responden merupakan lahan milik dengan asal-usul dari membuka lahan. Selain
mernbuka lahan, lahan responden berasal dari pemberian orang tua (warisan) dan
pembelian pribadi.
Berdasarkan pendapatan responden per tahun, sebagian besar responden
yaitu sebesar 44.90% memiliki pendapatan sebesar Rp 17 121 000 sampai Rp 32
841 000. Pendapatan merupakan upah yang diterima responden baik dari

10
pekerjaan utama, pekerjaan sampingan maupun dan pemanfaatan sumber daya
hutan. J umlah anggota keluarga rcsponden didominasi oleh responden dengan
jumlah anggota keluarga kurang dan 7 orang yaitu sebesar 93.87%. lumlah
anggota keluarga yang menjadi tanggungan akan mempengaruhi pengeluaran
rumah tangga, sehingga semakin banyak anggota keluarga maka semakin ban yak
pengeluaran rumah tangga dan begitu pula sebaliknya.
Lama tinggal responden di Desa Miau Baru didominasi oleh responden
yang telah tinggal di daerah tersebut lebih dan 21 tahun yaitu sebesar 69.39%,
sedangkan responden yang lama tinggal kurang dan 21 tahun merupakan
masyarakat pendatang dan luar Kalimantan. Lama tinggal responden di Desa
Miau Baru dapat mempengaruhi pengetahuan akan keberadaan hutan dan sumber
daya yang tersedia di dalamya. Lama tinggal juga dapat mempengaruhi persepsi,
sikap dan penlaku responden dalam memanfaatkan sumber daya hutan.

Validitas dan Realibilitas Kuesioner

Berdasarkan uji validitas dan realibilitas kuesioner dengan menggunakan
software SPSS 22, dapat diketahui bahwa jumlah pertanyaan valid dan 10
pertanyaan untuk mengukur persepsi adalah 8 pertanyaan dengan nilai realibilitas
(Alpha Cronbach) sebesar 0.743, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan
penduga persepsi tersebut valid dan reliabel.

Aksesibilitas Masyarakat Berdasarkan Aspek Persepsi
Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Hutan PT. Gunung Gajah Abadi
Hanhanto (2001) dalam Rahayu (2010) menyatakan persepsi adalah
pandangan, interpretasi, penilaian, harapan atau inspirasi seseorang terhadap
objek. Persepsi dibentuk melalui serangkaian proses yang diawali dengan
menenma rangsangan atau stimulus dan objek oleh indra (mata, hidung, telinga,
kulit dan mulut) dan dipahami dengan interpretasi atau penafsiran tentang objek
yang dimaksud. Persepsi merupakan respon terhadap rangsangan yang datang dan
objek dimana respon berkaitan dengan penenmaan atau penolakan oleh individu
terhadap objek yang dimaksud.
Pengetahuan masyarakat akan keberadaan hutan dan seberapa besar hutan
dapat membenkan manfaat bagi kehidupan masyarakat merupakan suatu
rangsangan atau stimulus yang dapat membentuk persepsi masyarakat terhadap
manfaat hutan baik ekonomi, sosial maupun ekologi, sehingga dapat mendorong
tumbuhnya motivasi untuk mengakses atau tidak sumber daya hutan. Persepsi
responden terhadap manfaat hutan PT. Gunung Gajah Abadi dapat dilihat pada
Tabel6.
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebesar 39.80% responden menyatakan raguragu dan tidak setuju bahwa hasil hutan berlimpah. Masyarakat ragu-ragu dan
tidak setuju karena saat ini ketersedian hasil hutan mulai berkurang. Responden
sebesar 84.69% menyatakan setuju bahwa ketersediaan hasil hutan dapat
memenuhi kebutuhan dan sebesar 72.45% menyatakan setuju bahwa hasil hutan
dapat meningkatkan pendapatan. Menurut masyarakat, walaupun ketersediaan

II

hasil hut an mulai berkurang akan tetapi masih dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat baik untuk kebutuhan pribadi maupun meningkatkan pendapatan.
Responden yang menyatakan setuju bahwa hutan dapat meningkatkan
kesejahteraan sebesar 88.78%. Menurut masyarakat hutan dapat memberikan
ban yak manfaat bagi kehidupan masyarakat baik secara langsung berupa hasil
hutan maupun secara tidak langsung berupa manfaat ekologi.
Tabel 6 Persepsi responden terhadap manfaat hutan
Persentase (%)
Indikator persepsi
Manfaat ekonomi
Hasil hutan berlimpah
Hasil hutan dapat memenuhi kebutuhan
Hasil hutan dapat meningkatkan pendapatan
Hutan dapat meningkatkan kesejahteraan
Manfaat ekologi
Hutan dapat memberikan kesejukan dan
kenyamanan terhadap lingkungan
Hutan dapat menjaga ketersedian air bersih
Hutan dapat meningkatkan kualitas lingkungan
yaitu mencegah banjir, erosi, dan tanah longsor
Manfaat sosial
Hutan dapat memberikan pengaruh positifbagi
kehidupan sosial

Setuju

Raguragu

Tidak
setuju

60.20
84.69
72.45
88.78

38.78
14.29
4.08
3.06

1.02
1.02
23.47
8.16

96.94

3.06

0.00

96.94

2.04

1.02

91.84

5.10

3.06

90.82

3.06

6.12

Sumber: Data diolah

Responden yang menyatakan setuju bahwa keberadaan hutan dapat
memberikan kesejukan dan kenyamanan terhadap lingkungan, menjaga
ketersediaan air bersih serta dapat meningkatkan kualitas lingkungan yaitu
mencegah banjir, erosi dan tanah longsor masing-masing sebesar 96.94%, 96.94%
dan 91.84%. Maraknya konversi lahan dari hutan menjadi perkebunan sawit yang
tetjadi di Desa Miau Baru sehingga masyarakat merasa beruntung akan
keberadaan hutan PT. Gunung Gajah Abadi di sekitar lingkungan masyarakat
tinggal. Menurut masyarakat pihak pengelola hutan melakukan pengelolaan hutan
dengan baik yaitu melakukan sistem tebang pilih, penanaman kembali serta
konversi tanah dan air sehingga fungsi ekologi hutan tetap tetjaga.
Responden sebesar 90.82% menyatakan setuju bahwa hutan dapat
memberikan pengaruh positif bagi kehidupan sosial. Menurut masyarakat
keberadaan hutan dapat meningkatkan interaksi antar sesama masyarakat. Tingkat
persepsi masyarakat terhadap manfaat hutan berdasarkan skala Likert dari skor
total terhadap 8 pertanyaan valid dapat dilihat pada Tabe! 7.

12
Tabel7 Tingkat persepsi responden terhadap manfaat hutan
Katcgori

Skor

Tinggi
Sedang
Rendah

18.8 S x S 24.2
13.4 Sx < 18.8
8 < x < 13.4

Rcsponden
Persentase (%)
Jumlah (orang)
92
93.88
4
4.08
2
2.04

Sumber: Data diolah

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar respond en sebesar 93.88%
memiliki tingkat persepsi terhadap manfaat hutan termasuk dalam kategori tinggi
dengan rata-rata tingkat persepsi masyarakat sebesar 22.39. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap hutan PT.
Gunung Gajah Abadi. Masyarakat memahami bahwa hutan PT. Gunung Gajah
Abadi dapat memberikan ban yak manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Tabel 8 Karakteristik responden yang mempengaruhi persepsi
Karakteristik respond en
Koefisien korelasi
Umur
0.234'
Tingkat pendidikan
0.265"
Jumlah keluarga
0.122
Pendapatan
0.116
Luas lahan garapan
0.007
Lama tinggal
-0.21 0'
Keterangan: ** korelasi signifikan pada tara! nyata 0,01 (2-tailed), *Korelasi signifikan pada
tara! nyata 0,05 (2-tailed)
Sumber: Data diolah

Berdasarkan uji kolerasi Spearman pada taraf kepercayaan 95% dan 99%,
terlihat pada Tabel 8 bahwa karakteristik responden yang mempengaruhi persepsi
terhadap manfaat hutan adalah umur, tingkat pendidikan dan lama tinggal. Umur
berpengaruh nyata terhadap pembentukan persepsi dengan tingkat keeratan
hubungan sebesar 0.234 dengan arah hubungan yang positif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tua umur responden maka persepsi terhadap
manfaat hutan akan cenderung lebih baik. Umur dapat mempengaruhi kematangan
seseorang dalam berpikir berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki,
sehingga dapat mempengaruhi persepsi terhadap manfaat hutan.
Tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pembentukan persepsi
dengan tingkat keeratan hubungan sebesar 0.265 dengan arah hubungan yang
positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka
persepsi terhadap manfaat hutan akan cenderung lebih baik karena telah
mengetahui bahwa hutan dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
masyarakat. Hal ini sesuai dengan penelitian Purwanto (1998) dalam Hakim
(2014) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan menunjukkan hubungan yang
cukup erat terhadap persepsi masyarakat.
Lama tinggal di Desa Miau Bam berpengaruh nyata terhadap pembentukan
persepsi dengan tingkat keeratan hubungan sebesar 0.210 dengan arah hubungan
yang negatif. Masyarakat yang sudah lama tinggal di Desa Miau Baru dapat

イGセ@

13

membandingkan besarnya manfaat hutan dahulu dan sekarang. Masyarakat yang
telah lama tinggal merasakan bahwa saat ini hutan mengalami penurunan manfaat,
sehingga semakin lama tinggal maka persepsi terhadap manfaat hutan akan
cenderung menurun.

Aksesibilitas Masyarakat Berdasarkan Aspek Fisik

Penduduk Desa Miau Baru terbagi menjadi tiga lokasi yaitu Camp PT.
Gunung Gajah Abadi, Longsep dan Miau Baru. Aksesibilitas masyarakat terhadap
sumber daya hutan dipermudah dengan adanya akses jalan yang menghubungkan
Desa Miau Baru dengan areal kerja perusahaan. Masyarakat memiliki dua akses
jalan untuk mencapai areal kerja perusahaan yaitu jalan darat dan jalan sungai.
Lokasi pemukiman masyarakat berada di sekitar Sungai Wahau, sehingga
masyarakat memanfaatkan Sungai Wahau dan anak sungainya yang berada di
areal kerja perusahaan sebagai prasarana transportasi untuk mencapai areal kerja
perusahaan.
Jalan trans Kalimantan poros yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
mencapai areal kerja perusahaan sebelumnya merupakan jalan operasional milik
PT. Gruti dan PT. Basumex. Saat kedua perusahaan tersebut tidak beroperasi lagi
jalan diambil alih oleh pemerintah dan dijadikan jalan umum, sehingga saat ini
masyarakat memiliki akses jalan darat untuk mencapai areal kerja perusahaan.
Alat transportasi darat yang biasanya digunakan masyarakat untuk mengakses
sumber daya hutan di areal kerja perusahaan adalah motor dan mobil, sedangkan
alat transportasi sungai yang digunakan adalah ketinting. Ketinting merupakan
perahu tradisional yang terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan mesin sederhana
sebagai penggerak. Sebaran responden berdasarkan akses jalan yang dipilih dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel9 Sebaran responden berdasarkan akses jalan yang dipilih
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Akses jalan
94
95.92
Jalan darat
Jalan sungai
4
4.08
Sumber: Data diolah

Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar
95.92% memilih jalan darat dibandingkan jalan sungai. Responden yang memilih
jalan darat merupakan masyarakat yang berada di Miau Baru dan Camp PT.
Gunung Gajah Abadi. Hal terse but dikarenakan hampir seluruh responden
memiliki alat transportasi darat untuk mencapai areal kerja perusahaan.
Sebaliknya, hanya sebagian kecil yang masih memiliki ketinting. Besarnya biaya
yang dikeluarkan juga menjadi pertimbangan masyarakat memilih jalan darat.
Bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai areal kerja perusahaan dari Miau
Baru dan Camp PT. Gunung Gajah Abadi menggunakan alat transportasi darat
lebih sedikit jika dibandingkan menggunakan ketinting. Selain itu, jalan darat
memiliki jarak tempuh lebih dekat dibandingkan jalan sungai sehingga dapat
ditempuh dalam waktu yang lebih cepat. Peta aksesibilitas masyarakat mencapai
areal kerja perusahaan dapat dilihat pada Gambar I.

14

..


'cta M] セォ



[@ セ@

?\ta..セ ケ。イ
。ォ
[I@ エ@
:vtt·tl Cap a.i A .rt.· a.l K t! Ij a

lセ

PT. O lURlllft Gaj a h A b3di

0

;}

1 28 0. 0 0 0

6

N@

B@

pNq 、Zエ@

N ェセ@

)



'-¥-'

N@ セ@

lッォ。、pセオdB@

:\Iou B.ar-a

」NBZLセGl@

B.:r.u,'IPT'. C uliofttt C .. jah.-U,.dJ

iセ@

- - h i .... T ....... nst( .. U_a.PI ..... Poro"

12

18

km

- - " .. laD T .. n... h.


ョーゥ@

セ@

r, '>.

セ@

..-l.

"

,

ャGセ@
";,?

l:== =---.!
\.."".-"'.- - --..J
_
... -

1..::0(" s..m ariln d ..

lッャNZ。ウゥpセ、Hd@

Gambar 1 Peta aksesibilitas masyarakat mencapai areal kerja PT. Gunung
Gajah Abadi
Jarak Miau Baru dengan areal kerja perusahaan melewati jalan darat yaitu
jalan trans Kalimantan poros dan jalan tanah ±30 Km dengan waktu tempuh ±1.30
jam, sedangkan jarak yang ditempuh dengan melewati Sungai Wahau ±50 Km ke
arah Sungai Melguan dan ±44 Km ke arah Sungai Seleq dengan waktu tempuh
±2.30 jam. Akses masyarakat yang berada di Camp PT. Gunung Gajah Abadi
untuk mencapai areal kerja perusahaan lebih dekat menggunakan jalan darat yaitu
melewati jalan tanah ±11 Km dengan waktu tempuh ±30 menit, sedangkan jarak
yang ditempuh dengan melewati Sungai Wahau ±21 Km ke arah Sungai Seleq dan
±26 Km ke arah Sungai Melguan dengan waktu tempuh ±2 jam.
Responden yang memilih jalan sungai sebesar 4.08% merupakan
masyarakat yang berada di Longsep. Longsep terletak di tengah hutan dan di
sekitar Sungai Wahau sehingga jalan sungai dipilih untuk mempersingkat jarak
dan waktu tempuh untuk mencapai areal kerja perusahaan. Selain itu, sebagian
besar masyarakat longsep memiliki ketinting. Magribi (1999) dalam Riesmaya
(2013) mendefinisikan bahwa aksesibilitas ada1ah ukuran kenyamanan yang
meliputi waktu, biaya dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempattempat atau kawasan dari  sebuah sistem. 
Persepsi masyarakat terhadap kondisi ja1an dapat mempengaruhi masyarakat 
dalam memi1ih  akses jalan. Mulyana (2010) dalam Hakim (2014)  mendefinisikan 

15
persepsi sebagai proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses
tersebut dapat mempengaruhi perilaku kita. Sebaran responden berdasarkan
persepsi terhadap kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Persepsi responden terhadap kondisi jalan
Persepsi responden
Baik
Cukup baik
Tidak baik

Jumlah (orang)
95
3

Persentase (%)
96.94
3.06

o

o

Sumber: Data diolah

Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar
96.94% memiliki persepsi baik terhadap kondisi jalan. Saat ini jalan trans
Kalimantan poros telah diperkeras dengan aspal sehingga kondisi jalan lebih baik
jika dibandingkan sebelum dilakukan pembangunan dan perbaikan jalan. Jalan
tanah yang menghubungkan Desa Miau Baru dengan areal kerja perusahaan dan
jalan utama di dalam areal kerja perusahaan diperkeras menggunakan baru koral
dan rutin dilakukan pemeliharaan jalan. Saat ini jalan tanah tersebut tidak hanya
dilewati oleh masyarakat dan PT. Gunung Gajah Abadi, namun juga dilewati
beberapa perusahaan yang berada di sekitar PT. Gunung Gajah Abadi sehingga
pemeliharaan jalan lebih rutin dilakukan.
Responden sebesar 3.06% memiliki persepsi cukup baik terhadap kondisi
jalan. Masyarakat yang memiliki persepsi cukup baik merupakan responden yang
berada di Longsep. Pada musim kemarau kedalaman air sungai yang berada di
areal kerja perusahaan dapat meneapai kurang dari 20 em dan debit sungai relatif
kecil kira-kira 5 m3 per menit hingga 60 m3 per menit. Persepsi masyarakat
terhadap tingkat keamanan jalan dan tingkat kesulitan mencapai areal kerja
perusahaan dapat menggambarkan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya
hutan. Persepsi responden terse but dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11 Persepsi responden terhadap tingkat keamanan jalan
Persepsi responden
Berbahaya
Tidak berbahaya

J umlah (orang)
90
8

Persentase (%)
91.84
8.16

Sumber: Data diolah

Tabel II menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar
91.84% memiliki persepsi bahwa tingkat keamanan jalan berbahaya. Hal tersebut
dikarenakan jalan utama di dalam areal kerja perusahaan merupakan jalan
operasional sehingga banyak unit-unit kendaraan besar milik perusahaan yang
dapat membahayakan pengguna jalan lainnya terutama masyarakat. Penerapan
sistem jalan logging pada jalan utama yang dimulai dari Km 8 sampai blok areal
kerja juga berbahaya karena tidak semua masyarakat memahami dengan baik
sistem jalan tersebut. Sistem jalur logging berbeda dengan jalur umum karena
menggunakan dua lajur jalan yaitu kanan dan kiri dimana masyarakat harus
menyesuaikan dengan tanda yang dipasang perusahaan di pinggir jalan. Selain itu,

16

jalan sungai yang dilewati masyarakat juga berbahaya. Menurut masyarakat
kondisi jalan sungai tergantung dengan kondisi air sungai. Pada musim hujan,
volume air bertambah dan arus sungai deras serta banyak kayu yang hanyut
sehingga dapat menyebabkan ketinting terbalik dan karam apabila pengemudi
tidak berhati-hati.
Tabel 12 Persepsi responden terhadap tingkat kesulitan mencapai areal kerja
£erusahan
Persentase (%)
Persepsi responden
J umlah (orang)
Mudah
95
96.94
Cukup sulit
3
3.06
0.00
o
Sulit
Sumber: Data diolah

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar
96.94% menyatakan bahwa tingkat kesulitan mencapai areal kerja perusahaan
adalah mudah. Saat ini akses untuk mencapai areal kerja perusahaan tidak hanya
melewati jalan sungai namun terdapat juga jalan darat dengan kondisi lebih baik
dari sebelumnya sehingga mempermudah masyarakat untuk mengakses sumber
daya hutan. Selain itu, aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan juga
dipermudah dengan adanya jaringan jalan hutan di dalam areal kerja perusahaan.
Akses jalan yang digunakan masyarakat untuk mencapai areal kerja perusahaan
dapat dilihat pada Gambar 2.

(a)

(b)

(c)
Gambar 2 Akses jalan yang digunakan masyarakat untuk mencapai areal kerja
perusahaan (a) jalan trans Kalimantan poros, (b) jalan tanah di areal
kerja perusahaan, dan ( c) jalan sungai

17
Aksesibilitas Masyarakat Berdasarkan Aspek Kebijakan Pengelola Hutan

Izin pemanfaatan hasil hutan kayu di dalam kawasan hutan yang dibcrikan
pemerintah kepada PT. Gunung Gajah Abadi berarti bahwa perusahaan memiliki
hak mcngatur pengelolaan sumber daya hutan di dalam areal kerjanya. Pcraturan
Pemerintah Pasal 3 No.6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan
Pcmungutan Hasil Hutan Pada Hutan Produksi menyatakan bahwa tujuan
pengusahaan hutan dan pemungutan hasil hutan adalah mewujudkan keberadaan
sumber daya hutan yang berkualitas tinggi, memperoleh manfaat ekonomi, sosial
dan ekologi yang maksimum dan lestari serta menjamin distribusi manfaatnya
secara adil dan merata, khususnya terhadap masyarakat yang tinggal di dalam dan
atau di sekitar hutan.
Kepala Unit Pengelolaan Hutan Alam (PHA) menyatakan bahwa jenis
aksesibilitas yang diberikan masyarakat terhadap sumber daya hutan adalah akses
memanfaatkan. Kebijakan perusahaan tersebut sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Pasal 27 No.6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan
Pemungutan Hasil Hutan Pada Hutan Produksi yang menyatakan bahwa
Masyarakat Hukum Adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui
keberadaannya berdasarkan Peraturan Pemerintah ini diberikan hak memungut
hasi! hutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat diberikan izin
memungut HHBK di dalam areal kerja perusahaan seperti rotan, madu, tumbuhan
obat, buah, hew an, bibit, getah, ikan, walet dan lain-lain. Perusahaan memberikan
kebebasan kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
dengan memanfaatkan HHBK baik untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun
untuk menambah pendapatan.
Masyarakat hanya memiliki akses memanfaatkan HHBK, sehingga tidak
terdapat pengelolaan sumber daya hutan di dalam areal kerja perusahaan. Selain
itu, tidak terdapat aksesibilitas yang dikelola secara bersama antara masyarakat
dengan pihak perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya hutan. Perusahaan
juga memiliki kebijakan yang mengatur masyarakat dalam memanfaatkan hasi!
hutan. Penerapan kebijakan tersebut merupakan upaya meminimalisir adanya
tindakan masyarakat yang dapat mengganggu kelestarian hutan.
Undang-undang Republik Indonesia Pasal 48 No.41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menyatakan bahwa pemegang izin usaha pemanfaatan hutan serta
pihak-pihak yang menerima wewenang pengelolaan hutan diwajibkan melindungi
hutan dalam areal kerjanya. Beberapa kebijakan tersebut adalah adanya larangan
membuka lahan atau periadangan liar, berburu hewan yang dilindungi, membuat
api dan melakukan penebangan liar (illegal logging). Perusahaan juga melarang
masyarakat membawa dan menggunakan alat-alat yang dapat menimbulkan
kerusakan hutan baik alat mekanis maupun semi mekanis. Perusahaan
mengharuskan masyarakat menggunakan cara tradisional saat memanfaatkan
HHBK. Hal tersebut tercermin pada beberapa kebijakan perusahaan yaitu
larangan menggunakan racun pada saat menangkap ikan di sungai dan menebang
pohon buah serta pohon banggeris. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Pasal 27 No.6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan
Pemungutan Hasi! Hutan Pada Hutan Produksi yang menyatakan bahwa
pengambilan hasil hutan oleh masyarakat dilakukan dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan.

18

Kepala Bidang Perlindungan H utan menyatakan bahwa perusahaan
memiliki kebijakan yang mengatur aksesibilitas masyarakat untuk keluar dan
masuk areal kerja perusahaan. Sebelum masyarakat memasuki areal kerja
perusahaan, masyarakat diwajibkan me1apor kepada petugas dan mengisi surat
pernyataan di pos penjagaan yang berada di Km I dari base camp induk Sei Seleq.
Pada pos penjagaan tersebut dilakukan pemeriksaan oleh petugas baik pada saat
memasuki maupun keluar areal kerja perusahaan. Pemeriksaan bertujuan
memastikan bahwa masyarakat tidak membawa alat yang dapat menimbulkan
kerusakan hutan dan tidak terdapat pencurian yang dilakukan oleh masyarakat
baik kayu komersil maupun hewan yang dilindungi. Terdapat juga pos penjagaan
yang berada di Km 16 dimana pos penjagaan tersebut merupakan satu-satunya pos
yang berada di tengah hutan. Pada pos tersebut masyarakat diwajibkan melapor
kepada petugas dan mengisi buku tamu. Kebijakan perusahaan yang mengatur
akses masyarakat keluar dan masuk areal keIja perusahaan merupakan bentuk
monitoring aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan HHBK di areal kerja
perusahaan.
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Kebijakan Pengelola Hutan
Pengetahuan masyarakat akan adanya kebijakan yang mengatur aksesibilitas
masyarakat terhadap sumber daya hutan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam memanfaatkan hasil hutan. Sebaran respond en berdasarkan pengetahuan
terhadap kebijakan pengelola hutan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Pengetahuan responden terhadap kebijakan pengelola hutan
Kebijakan perusahaan
Mengetahui
Tidak mengetahui

lumlah (orang)
95
3

Persentase (%)
96.94
3.06

Sumber: Data diolah

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar
96.94% mengetahui adanya kebijakan yang mengatur aksesibilitas masyarakat
terhadap sumber daya hutan. Papan informasi yang dipasang di lokasi-Iokasi yang
strategis dan informasi dari petugas di pos penjagaan sangat efektif dalam
menyampaikan informasi kepada masyarakat akan adanya kebijakan tersebut.
Selain itu, peran dari tokoh masyarakat dan informasi dari sesama masyarakat
juga dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai kebijakan tersebut.
Tidak hanya mengetahui, masyarakat juga menyetujui adanya kebijakan
perusahaan tersebut. Dapat dilihat pada Tabel 14 bahwa 100% sikap responden
menyetujui adanya kebijakan perusahaan tersebut. Menurut masyarakat agar
kelestarian hutan dapat teIjaga dan hasil hutannya dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan diperJukan suatu kebijakan yang mengatur masyarakat.
Tabel 14 Sikap responden terhadap kebijakan pengelola hutan
Kebijakan perusahaan
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sumber: Data diolah

lumlah (orang)
98
0
0

Persentase (%)
100
0
0

19

Adanya pihak pengelola hutan dalam hal ini PT. Gunung Gajah Abadi serta
kebijakan yang mengatur aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya hutan,
tidak terdapat hambatan atau masalah yang masyarakat hadapi ketika
memanfaatkan HHBK di dalam areal kerja perusahaan. PT. Gunung Gajah Abadi
pada dasamya memberikan hak sepenuhnya kepada masyarakat untuk
memanfaatkan HHBK akan tetapi dala