Pemanfaatan Minyak Cengkeh Syzigium Aromaticum Untuk Meningkatkan Efisiensi Pakan Pada Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus.

PEMANFAATAN MINYAK CENGKEH Syzigium aromaticum
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN PADA
IKAN PATIN Pangasianodon hypophthalmus

NURINA PRATIWI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan minyak
cengkeh Syzigium aromaticum untuk meningkatkan efisiensi pakan pada ikan
patin Pangasianodon hypophthalmus adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, November 2015
Nurina Pratiwi
C151130081

RINGKASAN
NURINA PRATIWI. Pemanfaatan Minyak Cengkeh Syzigium aromaticum untuk
Meningkatkan Efisiensi Pakan pada Ikan Patin Pangasianodon hypophthalmus.
Dibimbing oleh DEDI JUSADI dan SRI NURYATI.
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya,
termasuk dalam kegiatan budidaya ikan patin. Petani pada umumnya
menggunakan pakan mandiri, karena alasan menekan biaya pakan yang lebih
murah untuk masa budidaya ikan patin yang relatif lama (>6 bulan) sampai
mencapai ukuran konsumsi. Meningkatkan pertumbuhan ikan patin merupakan
salah satu cara memperpendek masa budidaya ikan patin. Selain memperpendek
masa budidaya, peningkatan pertumbuhan diharapkan mampu meningkatkan
efisiensi pakan ikan patin. Penambahan minyak cengkeh Syzigium aromaticum
diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan
patin.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penambahan minyak cengkeh

terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan patin. Minyak cengkeh yang
ditambahkan pada pakan memiliki kandungan bahan aktif eugenol sebesar
58,27%, metil eugenol 0,41% dan β karyophilene 31,29%. Di dalam penelitian ini,
minyak cengkeh ditambahkan ke dalam pakan kadar protein 28% dengan jumlah 0,
5, 10, 15 dan 100 mg/100 g pakan. Ikan uji yang berasal dari pembudidaya di
daerah Parung, Bogor dengan berat 5,0±0,6 g dipelihara pada 15 akuarium yang
diisi air sampai volume 100 L. Setiap akuarium diisi 20 ekor ikan. Ikan dipelihara
selama 50 hari. Ikan diberi pakan sesuai perlakuan secara at satiation tiga kali
sehari.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, penambahan pada kadar 10 dan 15
mg/100g pakan pada pakan ikan patin mampu meningkatkan efisiensi pakan dan
retensi protein. Peningkatan efisiensi pakan berkorelasi dengan menurunnya nilai
MDA dan peningkatan rasio panjang vili dibandingkan diameter usus. Namun,
nilai efisiensi pakan, retensi protein dan rasio panjang vili dibandingkan diameter
usus di perlakuan minyak cengkeh 100 mg/100 g pakan menurun kembali. Diduga
pemberian minyak cengkeh 100 mg/100 g sudah berlebih, sehingga menurunkan
kembali kinerja pertumbuhan ikan. Di sisi lain, pemberian pakan yang ditambah
minyak cengkeh berpengaruh sama terhadap parameter kinerja pertumbuhan
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar optimal
penambahan minyak cengkeh untuk ikan patin adalah 10 mg/100 g pakan.

Kata kunci: ikan patin, Pangsionodon hypophthalmus, minyak cengkeh, Syzigium
aromaticum.

SUMMARY
NURINA PRATIWI. Utilization of clove oil Syzigium aromaticum to improve
feed efficiency of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus. Supervised by
DEDI JUSADI and SRI NURYATI.
Fish feed is one of the most important component in aquaculture,
including in striped catfish Pangasianodon hypophthalmus culture. Commonly
fish farmer make their own feed to reduce feed cost so that the price remain cheap
during long time culture periode (>6 months) until reach consumable size.
Enhancing the striped catfish growth is one way to shorten its culture periode.
Besides, it was expected to enhance feed utilization efficiency of striped catfish.
Clove oil supplementation was intended to enhance striped catfish growth and
feed utilization.
This study was conducted to evaluate the effect of clove oil
supplementation to growth and feed efficiency of striped catfish. Clove oil that
used contained eugenol 58.27%, methyl eugenol 0.41% and β-caryophyllene
31.29%. Clove oil was supplemented into fish diet test contained 28% crude
protein at a dose of either 0, 5, 10, 15, or 100 mg/100 g diet, respectively. The

fishes were taken from fish farmer in Parung, Bogor with initial body weight of
5.0±0.6 g stocked into 15 aquariums filled 100-L water volume. Fish were reared
for 50 days. Fishes were fed on the diet supplemented with clove oil at satiation
level, three times a day.
Results showed that feed efficiency and protein retention in the groups of
fish fed on the diet supplemented with clove oils at doses of 10 and 15 mg/100 g
diet were significantly improved. These improvements were correlated with the
reduction of MDA levels and the increasing ratio of villi length to intestine
diameter. However, feed efficiency, protein retention and ratio of villi length to
intestine diameter were decline when fish fed on the diet supplemented with 100
mg clove oil per 100 g diet. Thus supplementation of clove oil at 100 mg/100 g
seems to be overdose so reduce the growth performance. On the other hand, feed
supplemented with clove oil showed no difference effect to other growth
performance. It can be concluded that optimal dose of clove oil supplementation
in striped catfish diet is 10 mg/100 g diet.
Keywords: catfish, Pangasianodon
aromaticum oil.

hypophthalmus,


clove

oil,

Syzigium

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PEMANFAATAN MINYAK CENGKEH Syzigium aromaticum
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN PADA
IKAN PATIN Pangasianodon hypophthalmus


NURINA PRATIWI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi: Dr Ir Mia Setiawati, MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini ialah
penambahan zat aditif pada pakan ikan, dengan judul Pemanfaatan Minyak
Cengkeh Syzigium aromaticum untuk Meningkatkan Efisiensi Pakan pada Ikan

Patin Pangasianodon hypophthalmus.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Dedi Jusadi dan Ibu Dr Sri
Nuryati selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.
Terima kasih kepada Ibu Dr Mia Setiawati sebagai dosen penguji tamu, dan Ibu
Dr Widanarni. Selanjutnya kepada seluruh dosen dan segenap pegawai
Departemen Budidaya Perairan khususnya Laboratorium Nutrisi Ikan (Pak
Wasjan, Mba Retno, Bang Yosi) atas bimbingan, dukungan dan bantuannya.
Ungkapan terima kasih yang tidak terhingga juga disampaikan kepada
suamiku mas Aang, anakku tersayang Fathiya, ayahanda Mawardi, ibunda Siti
Kadarinah, mama Tri Susminarti, Alm. Papa Abroha, dek Pila, dek Fitri beserta
suami, keponakan-keponakanku, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayang, dan motivasi. Sahabat-sahabat (kak Ibha, kak Puji, Tira, kak Ais, Tiara,
kak Ika, kak Yacha, Dendi, kak Windu, Herja, seluruh AKU 2013, dan winning
eleven) atas kebersamaan, kasih sayang, dan semangatnya. Semoga karya ilmiah
ini bermanfaat.

Bogor, November 2015
Nurina Pratiwi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis

1
1

2
2
2

2 METODE
Rancang Penelitian
Pakan Uji
Pemeliharaan Ikan Uji
Analisa Bahan Aktif dan Proksimat
Parameter Uji
Analisis Data

2
2
3
4
4
5
5


3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

6
6
9

4 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

12
12
12

DAFTAR PUSTAKA

12


LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1 Komposisi formulasi pakan
2 Hasil proksimat pakan
3 Kinerja pertumbuhan ikan patin pada berbagai perlakuan pakan uji
dengan dosis minyak cengkeh 0 mg/100 g pakan, 5 mg/100 g pakan, 10
mg/100 g pakan, 15 mg/100 g pakan, dan 100 mg/100 g pakan
4 Jumlah bakteri total atau total plate count (TPC) bakteri pada usus,
perbandingan panjang usus/panjang tubuh, perbandingan panjang
vili/diameter usus pada ikan patin yang diberi pakan dengan pemberian
dosis minyak cengkeh yang berbeda.
5 Gambaran darah ikan patin pada berbagai perlakuan pakan uji dengan
dosis minyak cengkeh 0 mg/100 g pakan, 5 mg/100 g pakan, 10 mg/100
g pakan, 15 mg/100 g pakan, dan 100 mg/100 g pakan

3
4

6

8

9

DAFTAR GAMBAR
1 Skema penelitian
2 Nilai malondialdehide (MDA) pada hati ikan patin yang diberi pakan
dengan penambahan dosis mnyak cengkeh yang berbeda
3 Histologi usus secara melintang (a) usus pada perlakuan 0 mg/100 g
pakan, (b) usus pada perlakuan 5 mg/100 g pakan, (c) usus pada
perlakuan 10 mg/100 g pakan, (d) usus pada perlakuan 15 mg/100 g
pakan dan (d) usus pada perlakuan 100 mg/100 g pakan; keterangan:
du=diameter usus, pv=panjang vili.

3
7

8

DAFTAR LAMPIRAN
1 Prosedur analisa proksimat (Watanabe 1988) dan eugenol (AOAC
2006)
2 Perhitungan parameter yang diukur
3 Uji duncan

15
20
23

1

1

PENDAHULUAN

Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya,
termasuk dalam kegiatan budidaya ikan patin. Banyak pembudidaya ikan patin
yang membuat pakan sendiri dikarenakan mahalnya harga pakan komersil dan
masa budidaya ikan patin yang lama yaitu 6 bulan untuk mencapai ukuran
konsumsi. Meningkatkan pertumbuhan ikan patin merupakan salah satu cara
memperpendek masa budidaya, selain memperpendek masa budidaya,
peningkatan pertumbuhan diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pakan ikan
patin. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan
adalah dengan menambahkan minyak cengkeh pada pakan ikan. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan Gaber (2000), penggunaan minyak cengkeh dalam
formulasi pakan ikan nila mampu memberikan efek postif yaitu meningkatkan
pertumbuhan. Penambahan minyak cengkeh pada pakan ikan nila dengan dosis 8
mg/100 g pakan dapat menurunkan feed conversion ratio (FCR) dari 3,6 menjadi
2,2, mampu meningkatan nilai efisiensi pakan dari 30,2% (kontrol) menjadi 49%,
dan meningkatkan pertumbuhan.
Minyak cengkeh memiliki kandungan bahan aktif berupa 88,58% eugenol,
1,38% beta caryophyllene, 5,62% eugenol asetat (Chaieb et al. 2007). Minyak
cengkeh banyak digunakan sebagai zat antibakterial, antifungal dan antioksidan.
Menurut Ogata et al. (2000), eugenol memiliki aktivitas antioksidan yang
memiliki efek seperti α tokoferol dalam menghambat peroksidase lipid dan
mencegah kerusakan sel tubuh. Eugenol telah teruji sebagai sumber antioksidan
alami yang memiliki sifat sama dengan antioksidan sintesis seperti butil hidroksi
anisol (BHA) dan butil hidroksi toluena (BHT) (Gulcin et al. 2010). Adanya
kandungan antioksidan yang berasal dari eugenol membuat minyak cengkeh dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan.
Selama ini minyak cegkeh pada bidang perikanan banyak diaplikasikan
sebagai bahan anestesi. Ucar & Atamanalp (2010) menyatakan penambahan
minyak cengkeh sebagai bahan anestesi pada ikan rainbow trout dan brown trout
dengan dosis 0,5 ppm pada volume 780 L, tidak memberikan hasil yang berbeda
nyata terhadap kelangsungan hidup ikan yang ditransportasikan tetapi
berpengaruh terhadap trombosit dan leukosit darah. Selain sebagai bahan anestesi,
minyak cengkeh memiliki fungsi sebagai antimikroba, hasil penelitian
menunjukkan penambahan minyak cengkeh sebesar 3% (w/w) dapat
meningkatkan kelangsungan hidup ikan nila hingga 100% setelah diuji tantang
dengan bakteri Lactococcus garvieae (Rattanachaikunsopon & Phumkhachorn
2009). Penelitian lain menunjukkan, minyak cengkeh mampu menghambat
sejumlah besar bakteri Gram negatif maupun positif dan beberapa jenis kapang
(Nuñez & Aquino 2012).
Selain sebagai bahan anestesi dan antimikroba, minyak cengkeh banyak
diaplikasikasi pada pakan hewan ternak, kandungan eugenol pada minyak
cengkeh yang memiliki sifat antioksidan diduga mampu meningkatkan
pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan, penambahan minyak cengkeh
sebanyak 450 ppm yang dicampurkan pada minyak sayur, kemudian dicampur
dengan bahan bahan baku pakan yang lain dapat meningkatkan konsumsi pakan,
meningkatkan pertumbuhan sebesar 64,38 g/ekor dibanding kontrol (56,04

2

g/ekor), menurunkan feed conversion ratio (FCR) menjadi 1,99 dan menurunkan
total kolesterol (Mehr et al. 2014).
Berdasarkan manfaat yang terkandung pada minyak cengkeh yang sudah
dibuktikan pada ayam dan ikan nila, pemberian minyak cengkeh diujikan pada
ikan patin, dengan penambahan minyak cengkeh diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi pakan dan meningkatkan pertumbuhan. Disisi lain, perlu
dilakukan evaluasi terhadap kelimpahan mikroflora di usus, apakah kandungan
minyak cengkeh yang berfungsi sebagai antimikroba dapat menurunkan
kelimpahan mikroflora normal di usus atau tidak memberikan penggaruh sama
sekali.

Rumusan Masalah
Budidaya ikan patin untuk mencapai ukuran konsumsi (±600 g)
memerlukan waktu lebih dari 6 bulan. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya
agar masa budidaya lebih dipersingkat melalui peningkatan pertumbuhan dan
mengurangi jumlah pakan yang digunakan dengan cara meningkatkan efisiensi
pemanfaatan pakan. Minyak cengkeh dengan kandungan bahan aktif berupa
eugenol yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan antimikroba ditambahkan
pada pakan ikan patin, pemberian minyak cengkeh diharapkan mampu
meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pakan.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemberian minyak
cengkeh terhadap efisiensi pakan pada ikan patin.

Hipotesis
Pemberian minyak cengkeh dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan
memperbaiki saluran pencernaan sehingga mampu meningkatkan efisiensi pakan
pada ikan patin.

2 METODE PENELITIAN
Rancang Penelitian
Rancang percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancang
Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang
dilakukan adalah penambahan minyak cengkeh pada pakan dengan dosis 0
mg/100 g pakan, 5 mg/100 g pakan, 10 mg/100 g pakan, 15 mg/100 g pakan, dan
100 mg/100 g pakan. Skema pemeliharaan ikan uji seperti yang tergambar pada
Gambar 1.

3

Hari ke-

0

57

7

Gambar 1. Skema Penelitian
Keterangan :
= adaptasi ; hari ke-7 dilakukan sampling bobot awal
= pemeliharaan untuk uji pertumbuhan
hari ke-57 dilakukan sampling bobot akhir untuk uji pertumbuhan
pengambilan sampel ikan untuk uji gambaran darah
kelimpahan mikroflora normal diusus
kadar malondialdehid (MDA)

Pakan Uji
Pakan yang diberikan sebagai pakan perlakuan merupakan pakan yang
dibuat dengan komposisi bahan baku seperti yang tercantum pada Tabel 1.
Minyak cengkeh yang digunakan sebagai bahan uji diperoleh dari dari penyedia
produk minyak atsiri di kota Bogor. Hasil pengujian minyak cengkeh yang
digunakan mengandung eugenol sebesar 58,27%, metil eugenol 0,41% dan β
karyophilene 31,29%.
Tabel 1. Komposisi formulasi pakan
Perlakuan
Bahan Baku Pakan
Tepung Ikan (%)
MBM (%)
SBM (%)
Minyak ikan (%)
Pollard (%)
Methionine (%)
Lysine (%)
Vitamin & mineral (%)
minyak jagung (%)
NaCl (%)
Tapioka (%)
Kuning telur (%)
Minyak cengkeh (mg/100g)

0
15
10
25
2
37,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
2
0

5
15
10
25
2
37,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
2
5

10
15
10
25
2
37,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
2
10

15
15
10
25
2
37,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
2
15

100
15
10
25
2
37,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
2
100

Minyak cengkeh sesuai dosis ditambahkan setelah terlebih dulu dicampur
dengan kuning telur sebanyak 2 g/ 100 g pakan. Campuran minyak cengkeh
dengan telur kemudian dicampur dengan bahan baku pakan yang lain dan
ditambahkan air sebanyak 200 mL hingga adonan siap dicetak pada mesin pelet
berdiameter 1-2 mm. Pakan dioven pada suhu 35°C selama 24 jam. Komposisi
proksimat pakan setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

4

Tabel 2. Hasil proksimat pakan.
Parameter
Protein (%)
Lemak (%)
Kadar abu (%)
Serat kasar (%)

0
29,14
8,09
10,79
4,67

Perlakuan Minyak Cengkeh (mg/100g pakan)
5
10
15
30,67
29,43
29,30
7,90
8,44
8,36
12,74
10,74
11,47
5,36
4,15
4,07

100
31,20
7,93
12,02
4,64

Pemeliharaan Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin (Pangasianodon
hypophthalmus) yang berasal dari pembudidaya di daerah Parung, Bogor. Benih
yang digunakan sebanyak 300 ekor dengan berat 5,0+0,6 g. Aklimatisasi
dilakukan pada ikan sebelum dilakukan perlakuan pada 1 bak tandon bervolume 1
ton selama 7 hari. Ikan dipelihara pada akuarium berukuran 90 x 40 x 35 cm
dengan volume 100 L/akuarium, digunakan akuarium sebanyak 15 akuarium
dengan padat tebar 20 ekor ikan/akuarium. Pakan diberikan secara at satiation
tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB.
Pemeliharaan dilakukan menggunakan sistem resirkulasi top filter, selain
itu untuk mempertahankan kualitas air yang baik, setiap sore hari dilakukan
pergantian air sebanyak 30% dari total volume air akuarium. Untuk
mempertahankan suhu air yang baik bagi kehidupan ikan, di setiap akuarium
dipasang sebuah pengatur suhu air. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari selama
masa pemeliharaan, sedangkan pengukuran pH, oksigen terlarut (DO), total
ammonia nitrogen (TAN), dan alkalinitas di lakukan di awal dan tengah
pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan suhu berkisar 28-28,5°C, pH berkisar
5,7-7,4, DO berkisar 5,5-7,1 mg/L, TAN berkisar 0,2-1,3 mg/L, dan alkalinitas
berkisar 24-128 mg/L CaCO3.
Pada hari ke 57 masa budidaya, ikan dipuasakan, kemudian esok harinya
ikan ditimbang setelah sebelumnya dibius dengan menggunakan Ocean free
special arowana stabilizer sebanyak 0,6 ppm. Pada akhir uji pertumbuhan, tiga
ekor ikan dari setiap akuarium diambil untuk dilakukan analisis gambaran darah
dan proksimat tubuh. Dua ekor ikan dari setiap akuarium diambil hatinya untuk
uji malondialdehida (MDA) dan diambil dagingnya untuk diuji residu eugenol.
Sebanyak tiga ekor ikan per akuarium diambil untuk dilakukan uji jumlah total
bakteri atau total plate count (TPC) pada usus ikan.

Analisis Bahan Aktif dan Proksimat
Analisis kandungan bahan aktif pada minyak cengkeh dilakukan di Balai
Penelitian Tanaman Obat (BALITRO) Cimanggu, Bogor, sedangkan analisis
kandungan eugenol pada daging ikan dilakukan di Balai Pasca Panen Bogor
dengan metode AOAC (2006) menggunakan Hitachi GC 263-50. Analisis
proksimat yang dilakukan meliputi kadar protein, lemak, serat kasar, abu, air, dan
bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dilakukan sesuai dengan Watanabe (1988).
Analisa proksimat pada ikan dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas

5

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Prosedur analisis eugenol,
proksimat pakan dan ikan terdapat pada Lampiran 1.

Parameter Uji
Uji Pertumbuhan
Parameter uji pertumbuhan yang diukur meliputi laju pertumbuhan harian
(Huisman 1990), kelangsungan hidup, jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan,
retensi protein dan retensi lemak. Pengukuran parameter uji pertumbuhan
dilakukan pada akhir masa pemeliharaan untuk uji pertumbuhan. Selain parameter
pertumbuhan, dilakukan pengukuran rasio panjang usus dengan tubuh dan
pengukuran rasio panjang villi dengan diameter usus mengacu pada Nasir (2002).
Metode perhitungan parameter uji pertumbuhan terdapat pada Lampiran 2.
Uji Kesehatan
Parameter uji kesehatan meliputi pengamatan gambaran darah ikan patin,
sebelum ikan diambil darahnya, ikan dibius terlebih dahulu kemudian ditusukkan
secara horisontal mengarah ke arah cranial tepat pada bagian vena caudalis yaitu
pembuluh darah yang terletak tepat di bagian ventral tulang vertebrate (tulang
punggung), darah dimasukkan kedalam eppendorf yang sudah dibilas dengan anti
koagulan dan siap untuk diamati. Pengamatan gambaran darah meliputi
perhitungan sel darah merah dan sel darah putih menurut Simmons (1997), kadar
hemoglobin dilakukan sesuai dengan prosedur Collier (1994), dan kadar
hematokrit berdasarkan Goldenfarb et al. (1970). Selain gambaran darah turut
diamati jumlah kelimpahan bakteri pada saluran pencernaan. Perhitungan
kelimpahan bakteri pada usus ikan dilakukan sesuai dengan prosedur Hadioetomo
(1993).
Parameter uji kesehatan yang berikutnya adalah pengujian kadar
malondialdehide (MDA) pada hati ikan. Malondialdehide merupakan produk
akhir dari oksidasi lipid. Peroksidasi lipid merupakan mekanisme yang terjadi
secara seluler pada makhluk hidup yang menggambarkan tingkat stres pada sel
dan jaringan tubuh. Metode pengukuran MDA dan perhitungan parameter
kesehatan terdapat pada Lampiran 2.

Analisis Data
Parameter bobot awal, bobot akhir, jumlah konsumsi pakan, laju
pertumbuhan harian, efisiensi pakan dan retensi, panjang usus dibanding panjang
tubuh dan panjang vili dibanding diameter usus dianalisa dengan uji statistik
analisa ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Bila
terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
Parameter yang lain dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar.
Seluruh data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS
17.

6

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Penambahan minyak cengkeh pada pakan ikan patin dengan dosis 0, 5, 10,
15 dan 100 mg/100 g pakan menyebabkan kenaikan bobot individu ikan. Bobot
individu dihitung pada awal dan akhir masa pemeliharaan. Ikan uji yang
dipelihara memiliki bobot rata-rata awal 5,0 ± 0,2 g dan pada akhir pemeliharaan
pemberian minyak cengkeh tidak memberikan pengaruh yang signifigan terhadap
bobot akhir ikan patin. Tingkat kelangsungan hidup ikan sampai pada dosis
tertinggi penambahan minyak cengkeh dapat dipertahankan sampai 100%.
Parameter pertumbuhan yang lainnya disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kinerja pertumbuhan ikan patin pada pakan uji dengan dosis minyak
cengkeh 0 mg/100 g pakan, 5 mg/100 g pakan, 10 mg/100 g pakan, 15
mg/100 g pakan, dan 100 mg/100 g pakan.
Parameter

Perlakuan Minyak Cengkeh (mg/100g pakan)
0

5
a

5,3 ± 0,5a

wt (g)

22,5 ± 4,0a

24,1 ± 3,0a

31,2 ± 2,9a

32,8 ± 9,1a

27,1 ± 2,8a

LPH (%)

3,0 ± 0,4a

3,2 ± 0,3a

3,7 ± 0,2a

3,9 ± 0,4a

3,3 ± 0,0a

JKP (g)

599,8 ± 136,2a

557,2 ± 96,5a

665,5 ± 84,1a

730,2 ± 165,9a

633,2 ± 79,0a

69,6 ± 8,0

78,9 ± 5,4

b

4,8 ± 0,3

100
a

5,1 ± 0,8

ab

5,0 ± 0,5

15
a

wo (g)

a

4,8 ± 0,2

10
a

75,8 ± 9,6

b

69,1 ± 4,7ab

EP (%)

58,3 ± 6,7

RP (%)

27,7 ± 2,6a

30,3 ± 4,6ab

45,7 ± 2,1d

38,6 ± 4,5c

35,1 ± 4,7bc

RL (%)

82,5 ± 28,1a

92,0 ± 20,1a

112,6 ± 11,9a

110,4 ± 42,8a

104,6 ± 14,4a

TKH (%)
100,0 ± 0,0
100,0 ± 0,0
100,0 ± 0,0
100,0 ± 0,0
100,0 ± 0,0
Keterangan superskript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata
(P