Kinerja Pertumbuhan Dan Kualitas Daging Ikan Patin (Pangasianodon Hypophthalmus) Yang Diberi Pakan Komersial Dengan Kadar Protein Berbeda.

KINERJA PERTUMBUHAN DAN KUALITAS DAGING
IKAN PATIN (Pangasianodon hypophthalmus)
YANG DIBERI PAKAN KOMERSIAL DENGAN KADAR
PROTEIN BERBEDA

NOVIEANTO POERNOMO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kinerja Pertumbuhan dan
Kualitas Daging Ikan Patin (Pangasianodon hypophthalmus) yang diberi Pakan
Komersial dengan Kadar Protein Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Novieanto Poernomo
NIM C151130071

RINGKASAN
NOVIEANTO POERNOMO. Kinerja Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan
Patin (Pangasianodon hypophthalmus) yang diberi Pakan Komersial dengan Kadar
Protein Berbeda. Dibimbing oleh NUR BAMBANG PRIYO UTOMO dan
ZAFRIL IMRAN AZWAR.
Ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu ikan air
tawar potensial dalam kegiatan budidaya ikan. Pakan dalam kegiatan budidaya
ikan merupakan salah satu faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas daging.
Evaluasi mengenai hubungan kualitas pakan terhadap pertumbuhan dan kualitas
daging ikan patin telah banyak dilakukan. Namun evaluasi untuk pakan komersial
yang digunakan pembudidaya ikan patin terhadap kinerja pertumbuhan dan
kualitas daging belum banyak dilakukan. Padahal kenyataannya penggunaan
pakan komersial dengan berbagai kualitas dilihat dari kandungan protein banyak
beredar dan diminati oleh pembudidaya ikan. Oleh karena itu penelitian ini

bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan dan kualitas daging dari ikan
patin yang diberi pakan komersial dengan kandungan protein berbeda.
Ikan patin yang digunakan dengan bobot awal 33,61 g ditebar sebanyak 15
ekor/m3 hapa ukuran 2×1×1 m3. Ikan diberi pakan percobaan dua kali sehari
secara sekenyangnya (at satiation) selama 60 hari. Penelitian ini didesain dalam
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pakan yang
digunakan adalah pakan komersial dengan 4 kandungan protein yang berbeda:
pakan A (18%), pakan B (23%), pakan C (28%) dan pakan D (32%). Parameter
uji yang dievaluasi dalam penelitian ini antara lain laju pertumbuhan spesifik
(SGR), rasio konversi pakan (FCR), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
(RP), retensi lemak (RL), tingkat kelangsungan hidup (SR), analisis proksimat
tubuh ikan, analisis proksimat daging ikan, hepatosomatik indek (HSI),
kandungan air, lemak, glikogen hati, lemak belly, edible portion, analisa tekstur
daging (kekompakan dan kekenyalan), kolesterol, trigliserida, HDL (High density
lipoprotein), kadar glukosa darah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan komersial dengan kadar protein
memberikan pengaruh berbeda (P0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa
penambahan bobot tubuh, SGR, protein daging tertinggi, FCR terendah, diperoleh
pada perlakuan protein pakan 23, 28 dan 32%. Sebagai kesimpulan bahwa
perlakuan protein pakan 23% memberikan kinerja pertumbuhan dan kualitas

daging ikan terbaik.
Kata kunci : kinerja pertumbuhan, kualitas daging, pakan komersial, ikan patin.

SUMMARY
NOVIEANTO POERNOMO. Growth Performance and Meat Quality of
Pangasianodon hypophthalmus fed Commercial Diets with Different Protein Level.
Supervised by NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and ZAFRIL IMRAN
AZWAR.
Pangasianodon hypophthalmus is one freshwater fish potential in
aquaculture. Feed in aquaculture activities is one important factor for the growth
and meat quality. Evaluation of the relationship quality feed on the growth and
meat quality have been carried out. However, the evaluation used for commercial
feed aquaculturist against the growth performance and meat quality has not been
done. In fact, the use of commercial feed with a range of quality seen from protein
widely circulated and demand by aquculturist. The purpose of this study was to
evaluate growth performance and meat quality of Pangasianodon hypophthalmus
fed on commercial diets with different protein levels.
Fish with average initial body weight of 33,61 g were reared in hapa (2×1×1
m3) at density of 15 individu per/m3. Fish were fed with experimental diet to at
satiation twice daily for 60 days. Experimental design was set in completely

randomized design. Each treatment was done in triplicates. Experimental diets
were a commercial diet to contain four different levels of protein ; i.e diet A
(18%), diet B (23%), diet C (28%), and diet D (32%). Specific growth rate (SGR),
feed conversion ratio (FCR), total feed consumtion (JKP), protein (RP) and lipid
(RL) retention, survival rate (SR), proximate analysis of whole body and meat,
hepatosomatic index (HSI), moisture, lipid and glycogen content of liver, belly
fat, edible portion and fillets textural (hardness dan adhesiveness), cholesterol,
triglycerides, high density lipoprotein (HDL), blood glucose content were
calculated.
Weight gain, specific growth rate, feed conversion ratio, protein retention,
hepatosomatic index, lipid and glycogen content of liver, protein and lipid content
of meat and edible portion showed significant effect (P0,05)
with different protein level. The results of the experiment showed that the highest
weight gain, SGR and meat protein and lowest FCR were obtained in the group of
fish fed 23, 28 and 32% protein diets. In conclusion, the 23% protein diets gave
the best growth performance and the best meat quality of Pangasianodon
hypopthalmus.
Keywords : growth performance, meat quality, commercial diets, pangasianodon
hypophthalmus.


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KINERJA PERTUMBUHAN DAN KUALITAS DAGING
IKAN PATIN (Pangasianodon hypophthalmus)
YANG DIBERI PAKAN KOMERSIAL DENGAN
KADAR PROTEIN BERBEDA

NOVIEANTO POERNOMO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains

pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Mia Setiawati, MSi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Kinerja
Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin (Pangasianodon hypophthalmus)
yang diberi Pakan Komersial dengan Kadar Protein Berbeda” pada Mayor Ilmu
Akuakultur (AKU), Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Dr Ir Nur Bambang
PU, MSi dan Dr Ir Zafril Imran Azwar, MS selaku komisi pembimbing yang telah
memberikan masukan, koreksi dan saran yang sangat berharga bagi perbaikan
tesis ini. Terima kasih kepada Dr Ir Mia Setiawati, MSi selaku penguji luar komisi

dan Dr Ir Eddy Supriyono, MSc selaku komisi Program Studi Ilmu Akuakutur
atas koreksi, saran dan masukannya yang sangat berarti dalam ujian tesis.
Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada BPSDMKP
(Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Kementerian Kelautan dan
Perikanan) yang telah memberikan beasiswa kepada penulis. Terima Kasih
penulis sampaikan kepada pimpinan beserta staf Instalasi Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan, Toksikologi Perikanan Budidaya Air Tawar
Cibalagung, staf Laboratorium Nutrisi Ikan FPIK, IPB yang telah memberikan
bantuan teknis selama penelitian berlangsung. Tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada Kasudit Sertifikasi dan staf atas bantuan serta dorongan untuk
menyelesaikan studi.
Terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi penulis sampaikan
pula kepada ayahanda Slamet Atun Bachar dan Ibunda Rus Surasiyah atas do’a,
bantuan dan semangatnya. Kepada istriku Sari Rachmawati, SP dan anak-anaku
Raisya Fadhirrahman Poernomo dan Rayhan Fadhirrahman Poernomo atas do’a,
kasih sayang dan kesabarannya sehingga dapat menyelesaikan studi. Tak lupa
terima kasih penulis sampaikan kepada anggota YAHC (Rahmat, Fitria, Yunarty,
Artin, Yudha, Abung, Asep, Rifki, Sekar, Nurin, Lukman) dan rekan-rekan AKU
2013 atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama melaksanakan studi.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi upaya-upaya

pengembangan perikanan budidaya kedepan.

Bogor, Agustus 2015

Novieanto Poernomo

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian


1
1
2
2
2

2 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Bahan Uji
Pemeliharaan Ikan dan Pengambilan Data
Parameter Uji
Analisis Data

3
3
3
3
4
8


3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

9
9
11

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

15
15
15

DAFTAR PUSTAKA

15


LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

23

DAFTAR TABEL
1. Hasil proksimat pakan uji ..................................................................
2. Bobot tubuh, JKP, SGR, FCR, RP, RL,SR ........................................
3. HSI, kadar air, lemak dan glikogen hati .............................................
4. Kadar Protein, lemak dan air daging ..................................................
5. Edible portion, lemak belly dan analisis tekstur daging ....................
6. Kolesterol, trigliserida, HDL, glukosa darah .....................................

3
9
10
10
11
11

DAFTAR LAMPIRAN
1. Prosedur proksimat pakan uji .............................................................
2. Prosedur analisa glikogen hati ...........................................................

19
22

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu ikan air
tawar potensial dibudidayakan di Indonesia. Produksi ikan patin di Indonesia pada
tahun 2011 tercatat mencapai 229.267 ton, yang berarti memberikan kontribusi
sebesar 16,11% dari produksi patin dunia (FAO 2013). Untuk mendukung
produksi ikan patin diperlukan salah input produksi yaitu pakan. Pakan dalam
kegiatan budidaya ikan merupakan salah satu faktor penting untuk pertumbuhan
dan kualitas daging. Pakan merupakan bagian terpenting dalam menunjang
keberhasilan usaha budidaya ikan, karena biaya produksi terbesar adalah biaya
untuk pengadaan pakan. Pemberian nutrien pakan secara tepat akan menghasilkan
pertumbuhan dan kualitas daging ikan yang optimal, sehingga akan menentukan
efisiensi usaha.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh ketersediaan dan keseimbangan nutrien
dalam pakan. Nutrien utama yang dibutuhkan adalah protein, lemak dan
karbohidrat. Protein dapat digunakan untuk pertumbuhan jika kandungan lemak
dan karbohidrat seimbang, karena jika tidak maka protein tersebut lebih banyak
digunakan untuk energi dibandingkan untuk pertumbuhan (Craig dan Helfrich
2002). Kebutuhan protein untuk masing-masing ikan berbeda yaitu 28‒44% untuk
catfish, 32‒40% untuk tilapia dan 38‒42% sea bass. Kisaran kandungan protein
tersebut ditentukan oleh jenis ikan, ukuran ikan, sumber protein pakan dan
kondisi lingkungan (NRC 2011). Pada umumnya pada ikan stadia awal
membutuhkan protein lebih tinggi dan menurun seiring dengan meningkatnya
ukuran ikan (Halver dan Hardy 2002).
Beberapa penelitian pada ikan patin mengenai pengaruh pakan terhadap
kinerja pertumbuhan dan kualitas daging telah dilakuan melalui pemberian kadar
protein pakan berbeda. Pakan kadar protein 30% dan lemak 12 % yang diberikan
pada benih ikan patin ukuran 3 g dapat menghasilkan laju pertumbuhan spesifik
(SGR) sebesar 2,06%/hari dan menghasilkan ikan dengan kandungan protein
tubuh 12,03%, lemak 5,22% serta air 75,12% (Phumee et al. 2009). Sedangkan
pemberian pakan dengan kandungan protein 45,30% dan lemak 9,00 %, pada
ikan patin ukuran 5 g dapat menghasilkan laju pertumbuhan spesifik (SGR)
sebesar 4,19%/hari dan menghasilkan ikan dengan kandungan protein tubuh
14,60%, lemak 6,30%, serta air 75,90% (Liu et al. 2011). Pakan kadar protein
35,56%, lemak 10,89% yang diberikan pada ikan patin ukuran 16 g menghasilkan
kinerja pertumbuhan terbaik, SGR sebesar 4,33%/hari dan menghasilkan protein
daging 15,40%, lemak daging 2,10% serta air 76,90% (Tobuku 2008). Dari hasil
beberapa penelitian diatas memperlihatkan kaitannya antara pertumbuhan dan
kualitas daging. Di pasar tersedia berbagai pakan komersial dengan berbagai
kadar protein dengan harga yang bervariasi. Namun kenyataannya pembudidaya
ikan masih menggunakan pakan komersial dengan kualitas protein rendah karena
harganya terjangkau. Sedangkan saat ini kualitas daging ikan sudah merupakan
kriteria penting dalam perdagangan di pasar lokal maupun pasar luar.
Evaluasi mengenai kualitas pakan terhadap pertumbuhan dan kualitas
daging dengan pakan percobaan telah dilakukan peneliti sebelumnya. Namun

2
demikian, penelitian mengenai evaluasi pakan komersial, terutama untuk
pembesaran ikan patin belum pernah dilakukan. Hal ini penting dilakukan karena
sebagian besar pembudidaya ikan menggunakan pakan komersial untuk
menunjang kegiatan budidaya. Pakan komersial untuk pembesaran ikan air tawar
memiliki kualitas yang berbeda-beda, mulai dari kadar protein 18%‒32%. Di sisi
lain, pembudidaya ikan mengharapkan tersedianya pakan ikan yang optimal untuk
pertumbuhan ikan patin, selain itu dapat dipertimbangkan dari aspek ekonomis
dan kualitas daging. Harga pakan komersial terus meningkat dan tidak sesuai
dengan harga jual ikan patin, sehingga keuntungan yang diterima pembudidaya
ikan semakin kecil. Berdasarkan pengkajian kualitas pakan dan daging yang telah
dilakukan dan tersedianya berbagai produk pakan komersial, serta kebutuhan
pembudidaya ikan terhadap informasi pakan komersial berkualitas, maka perlu
dilakukan evaluasi pakan komersial untuk memenuhi kebutuhan nutrien ikan yang
dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan kualitas daging.
Perumusan Masalah
Harga pakan komersial ikan patin bervariasi tergantung kandungan protein.
Pakan komersial untuk pembesaran ikan patin yang beredar saat ini memiliki
kadar protein berbeda berkisar 18, 23, 28 dan 32%. Permasalahan yang terjadi saat
ini adalah pembudidaya ikan patin mengharapkan memperoleh pakan yang relatif
murah sesuai dengan kemampuan daya belinya, karena kenaikan harga pakan
komersial tidak diikuti dengan peningkatan harga jual ikan patin. Hal ini yang
menjadikan banyak dari pembudidaya ikan patin lebih menyukai membeli pakan
yang relatif murah dengan tujuan mengurangi biaya produksi yang berasal dari
pakan dan pakan murah tersebut umumnya mengandung protein yang rendah,
tetapi dampak dari penggunaan pakan tersebut diduga menyebabkan pertumbuhan
ikan yang lambat dan kualitas daging menurun. Kajian secara ilmiah mengenai
sejauh mana kandungan kadar protein pakan komersial yang masih layak dalam
mendukung kinerja pertumbuhan optimal dan menghasilkan daging yang
berkualitas baik pada pembesaran ikan patin belum banyak dilakukan. Oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja pertumbuhan dan kualitas
daging ikan patin yang diberi pakan komersial dengan kandungan protein berbeda.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja pertumbuhan dan kualitas
daging ikan patin yang diberi pakan komersial dengan kadar protein berbeda.
Manfaat Penelitian
Keberhasilan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
pembudidaya ikan mengenai pakan komersial yang dapat memberikan kinerja
pertumbuhan dan kualitas daging yang terbaik pada ikan patin.

3

2 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014‒Maret 2015.
Kegiatan pemeliharaan ikan dan analisis kualitas air dilakukan di Instalasi
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan, Toksikologi Perikanan Budidaya Air
Tawar Cibalagung Bogor. Sedangkan analisis proksimat pakan, proksimat tubuh,
proksimat daging, hepatosomatik indeks (HSI), kandungan air, lemak, glikogen
hati dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Uji lemak belly,
edible portion, dan analisis tekstur daging (hardness dan adhesiveness) dilakukan
di Laboratorium Preservasi dan Pengolahan Hasil Perairan, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Analisis kimia darah berupa kandungan kolesterol, trigliserida,
HDL, LDL dan glukosa darah dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Fakultas
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Bahan Uji
Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersial yang
mempunyai kadar protein berbeda yaitu Pakan A (protein 18%), Pakan B (Protein
23%), Pakan C (Protein 28%) dan Pakan D (Protein 32%). Kegiatan awal yang
dilakukan adalah melakukan analisis proksimat pakan komersial yang digunakan
untuk penelitian dan hasil proksimat pakan uji disajikan pada Tabel 1. Ikan uji
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin dengan bobot awal rata-rata
33,61±0,31 g dan panjang rata-rata 15 cm yang berasal dari pembudidaya ikan di
Bogor.
Tabel 1 Hasil proksimat pakan uji
Parameter
Protein (%)
Lemak (%)
Air (%)
Abu (%)
Serat Kasar (%)
BETN
GE (kkal/kg)
C/P (kkal/g)

Perlakuan Protein Pakan
18% (A)

18,98
4,27
8,92
6,54
9,75
51,54
3577,51
18,85

23% (B)

28% (C)

32% (D)

22,51
5,96
9,27
8,03
8,22
45,99
3708,48
16,47

27,65
5,71
8,08
9,87
5,88
42,81
3840,46
13,89

31,60
6,50
8,95
9,58
3,35
40,02
4021,21
12,73

Ket :
BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen
GE: gross energy protein 5,6 kkal/g; lemak 9,4 kkal/g; karbohidrat 4,1 kkal/g (Watanabe, 1988)
C/P: Rasio energi/protein

Pemeliharaan Ikan dan Pengambilan Data
Pemeliharaan ikan patin menggunakan 12 unit hapa ukuran 2×1×1 m3 yang
diletakan dalam wadah bak beton ukuran 200 m2 dengan kedalaman 1,5 m. Air

4
yang digunakan untuk pemeliharaan dialirkan melalui kolam filter dan kolam
tandon terlebih dahulu sebelum air masuk kedalam kolam pemeliharaan. Ikan
ditebar dalam hapa dengan kepadatan 15 ekor/m3. Pemeliharaan ikan dirancang
dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan pakan dengan kadar
protein yang berbeda dan 3 ulangan untuk setiap perlakuan.
Pada awal pemeliharaan dilakukan proses adaptasi ikan selama satu minggu.
Selama masa adaptasi, ikan patin diberi pakan dengan frekuensi pemberian pakan
sebanyak dua kali sehari. Setelah masa adaptasi selesai, ikan dipuasakan selama
24 jam untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan, kemudian
ikan ditimbang untuk mengetahui bobot awal. Sebanyak tiga ekor ikan diambil
untuk uji proksimat tubuh ikan pada awal pemeliharaan.
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari dan pemberian pakan dilakukan
sampai ikan kenyang (at satiation) dengan frekuensi sebanyak dua kali sehari
yaitu pukul 08.00 dan 16.00 WIB. Selama pemeliharaan jumlah pakan diberikan
dicatat untuk mengetahui tingkat konsumsi pakan dan menghitung konversi
pakan, retensi protein dan lemak. Selain itu jumlah ikan yang mati dicatat dan
ditimbang. Untuk mengetahui pertumbuhan ikan uji dilakukan sampling bobot
ikan setiap 20 hari sekali. Pada akhir pemeliharaan ikan dipuasakan selama 24
jam, selanjutnya dihitung dan ditimbang untuk mengetahui jumlah dan bobot
akhir ikan. Setelah penimbangan bobot akhir, sampel ikan diambil secara acak
untuk analisis proksimat tubuh, analisis proksimat daging, hati, lemak belly,
edible portion, analisis tekstur daging, analisis kadar kolesterol, trigliserida, HDL
(High density lipoprotein), LDL (Low density lipoprotein), glukosa darah.
Selama pemeliharaan parameter kualitas air yang diukur adalah suhu air
sekitar 25‒29 °C, pH berkisar antara 7,11‒7,51, DO (oksigen terlarut) sekitar
4,20‒5,36 mg/L dan TAN (Total amonia nitrogen) berkisar antara 0,064‒0,228
mg/L.
Parameter yang dievaluasi
Parameter yang dievaluasi pada penelitian ini adalah penambahan bobot
tubuh, laju pertumbuhan spesifik, jumlah konsumsi pakan, rasio konversi pakan,
retensi protein, retensi lemak, tingkat kelangsungan hidup, analisis proksimat
pakan, analisis proksimat tubuh ikan, analisis proksimat daging ikan,
hepatosomatik indek, analisis kadar air, lemak, glikogen hati, lemak belly, edible
portion, analisis tekstur daging (kekompakan dan kekenyalan), kolesterol,
trigliserida, HDL (High density lipoprotein), LDL (Low density lipoprotein),
glukosa darah.
Penambahan bobot tubuh
Penambahan bobot tubuh ikan dihitung dengan cara mengurangi bobot
tubuh ikan akhir dikurangi bobot tubuh ikan awal pemeliharaan.
Laju pertumbuhan spesifik
Laju pertumbuhan spesifik atau SGR (specific growth rate) dihitung dengan
menggunakan rumus (Monentcham et al. 2010) :

5
Keterangan :
SGR =
t
=
Wt
=
Wo
=

Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
Waktu pemeliharaan (hari)
Rata-rata bobot individu pada akhir pemeliharaan (g)
Rata-rata bobot individu pada awal pemeliharaan (g)

Jumlah konsumsi pakan
Jumlah konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan
selama pemeliharaan. Jumlah Konsumsi Pakan (JKP) dapat dihitung dengan cara
pakan awal dikurangi dengan sisa pakan.
Rasio konversi pakan
Rasio konversi pakan atau FCR (Feed conversion ratio) dihitung dengan
menggunakan rumus (Mohanta et al. 2011) :

Keterangan :
FCR =
Bt
=
Bo
=
Bd
=
F
=

Rasio Konversi Pakan
Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g)
Jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan (g)

Retensi protein
Nilai Retensi Protein (RP) dihitung dengan menggunakan rumus (Guo et al.
2012) :

Keterangan :
RP
=
F
=
I
=
P
=

Retensi Protein (%)
Jumlah protein tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Jumlah protein tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g)
Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)

Retensi lemak
Nilai Retensi Lemak (RL) dihitung dengan menggunakan rumus (Guo et al.
2012) :

Keterangan :
RL
=
F
=
I
=
L
=

Retensi lemak (%)
Jumlah lemak tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Jumlah lemak tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g)
Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g)

6
Tingkat kelangsungan hidup
Tingkat kelangsungan hidup (TKH) atau dihitung dengan menggunakan
rumus (Asdari et al. 2011) :

Keterangan :
TKH =
Tingkat kelangsungan hidup ikan (%)
Nt
=
Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No
=
Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Analisis proksimat
Analisis proksimat dilakukan terhadap pakan ikan, tubuh ikan dan daging
ikan uji dengan cara mengambil sebanyak tiga ekor secara acak setiap perlakuan.
Analisis proksimat (Lampiran 1) untuk kadar air menggunakan metode
pemanasan dalam oven bersuhu 105‒110 °C; serat kasar menggunakan metode
pelarutan contoh dengan asam kuat, basa kuat, dan pemanasan; protein
menggunakan metode Kjeldahl; lemak dengan menggunakan metode Soxchlet;
lemak tubuh dan hati dengan menggunakan metode Folch; kadar abu dengan
pemanasan dalam tanur bersuhu 600 °C (Takeuchi 1988).
Edible portion, lemak belly dan analisis tekstur daging
Untuk pengukuran edible portion, lemak belly dan analisis tekstur daging
(hardness dan adhesiveness) dilakuan dengan cara mengambil sebanyak tiga ekor
ikan secara acak dari setiap perlakuan pada akhir penelitian.
Edible portion ikan patin dinyatakan dalam persen (%) diukur berdasarkan
berat daging yang bisa dimakan (g) dibagi dengan bagian ikan seluruhnya (g)
(Suryaningrum et al. 2010). Pengujian ini dilakukan pada akhir penelitian.

Lemak belly atau lemak bagian perut dihitung pada akhir penelitian diukur
berdasarkan berat lemak belly (g) dibagi dengan bobot tubuh ikan (g)
(Suryaningrum et al. 2010) dan hitung dengan menggunakan rumus :

Kekuatan gel fillet ikan dianalisis dengan alat analisa tekstur (texture
analyzer) Tipe TA-XT2i Stable Micro Systems, Surrey, Inggris (Bourne 1978).
Daging ikan difillet dibawah sirip punggung kemudian sampel fillet daging ikan
dengan panjang 11,2 – 17 cm diletakkan di bawah knife blade (HDP/BS) dengan
kecepatan pengukuran (test speed) : 1,5 mm/s, pree test : 1,5 mm/s, post test : 10
mm/s, pistene : 30 mm, tringger : auto 20 g. Setiap sampel dilakukan deformasi
sebesar 2 mm/s. Kemudian dilakukan penekanan terhadap sampel dengan pisau
tersebut. Kekuatan gel daging fillet dinyatakan dalam g.f (gram.force) yaitu

7
hardness (kekompakan), sedangkan nilai adhesiveness (kekenyalan) dinyatakan
dengan g.s (gram.second). Tekanan dilakukan sebanyak satu kali.
Analisis organ hati
Pada akhir penelitian tiga ekor ikan dari setiap perlakuan diambil secara
acak untuk dilakukan analisis kadar air, lemak dan glikogen pada hati serta HSI
(Hepatosomatik Indeks). Analisis glikogen hati dilihat pada Lampiran 2. HSI
diukur dengan menimbang bobot hati (g) dibandingkan dengan bobot tubuh ikan
(g) dalam bobot basah. HSI dihitung dengan menggunakan rumus (Kiriratnikom
2012) :

Analisis kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, glukosa darah
Analisis kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, kadar glukosa darah dilakukan
dengan mengambil sampel darah dari tiga ekor ikan dari setiap perlakuan secara
acak pada akhir penelitian. Sampel darah diambil dari pembuluh vena di pangkal
sirip ekor menggunakan syringe yang telah dicuci dengan antikoagulan (Na citrate
3,8%) dan kemudian dimasukkan ke dalam tabung effendorf. Pemisahan plasma
darah dilakukan dengan sentrifugasi pada 2500 rpm selama 15-20 menit dan
plasma yang sudah dipisahkan dapat langsung dianalisis atau disimpan pada suhu
-20˚C hingga dianalisis.
Pengukuran total kolesterol menggunakan metode CHOD-PAP (enzymatic
colorimetric test for cholesterol with lipid clearing factor) dengan kit
CHOLESTEROL liquicolor (Human mbH Jerman). Pembacaaan absorban
menggunakan Spectrophotometer dengan panjang gelombang 500nm (HITACHIU-2001). Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan kolesterol adalah
sebagai berikut:

Keterangan:
K
= Kandungan kolesterol (mg/dL)
Au
= Absorbansi sampel
Cs
= Konsentrasi standar kolesterol
As
= Absorbansi standar kolesterol
Pengukuran trigliserida dilakukan dengan menggunakan metode CHODPAP (enzymatic colorimetric test for triglyserida with lipid clearing factor)
dengan kit TRIGLYSERIDA liquicolormono (Human mbH Jerman). Pembacaaan
absorban menggunakan Spectrophotometer dengan panjang gelombang 500nm
(HITACHI-U-2001).
Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan trigliserida adalah
sebagai berikut:

8
Keterangan:
TG
= Kandungan trigliserida (mg/dL)
Au
= Absorbansi sampel
Cs
= Konsentrasi standar trigliserida
As
= Absorbansi standar trigliserida
Pengukuran HDL (High density lipoprotein) dengan menggunakan kit
HUMAN CHOLESTEROL liquicolor Precipitant and Standar (Human mbH
Jerman). Pembacaaan absorban menggunakan Spectrophotometer dengan panjang
gelombang 500nm (HITACHI-U-2001).
Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan HDL adalah sebagai
berikut:

Keterangan:
HDL = Kandungan kolesterol-HDL (mg/dL)
Au
= Absorbansi sampel
Cs
= Konsentrasi standar HDL
As
= Absorbansi standar HDL
LDL (Low density lipoprotein) tidak dianalisis secara enzimatis
menggunakan Test Kit, tetapi dihitung dengan menggunakan rumus (Friedwald et
al. 1972):

Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode
uji enzimatik kolorimetri menggunakan uji GLUCOSE liquicolor (Human mbH
Jerman). Pembacaaan absorban menggunakan Spectrophotometer dengan panjang
gelombang 500nm (HITACHI-U-2001). Rumus yang digunakan untuk
menghitung kadar glukosa darah adalah sebagai berikut:

Keterangan:
GD
= Kandungan glukosa darah (mg/100 mL)
Au
= Absorbansi sampel
Cs
= Konsentrasi standar glukosa
As
= Absorbansi standar glukosa
Analisis Data
Data yang diperoleh selama penelitian kemudian ditabulasi dan dianalisis
dengan menggunakan program MS. Office Excel 2007 dan SPSS 18.0. Kinerja
pertumbuhan dan kualitas daging dengan analisis ragam (ANOVA) pada selang

9
kepercayaan 95%. Apabila hasil yang diperoleh terjadi perbedaan yang nyata
antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian parameter pertumbuhan selama pemeliharaan 60 hari terdiri
dari bobot tubuh akhir, penambahan bobot tubuh, laju pertumbuhan spesifik, rasio
konversi pakan, jumlah konsumsi pakan, retensi protein, retensi lemak dan
kelangsungan hidup disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Penambahan bobot tubuh, laju pertumbuhan spesifik (SGR), rasio
konversi pakan (FCR), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
(RP), retensi lemak (RL) dan tingkat kelangsungan hidup ikan patin
Parameter
Bobot akhir (g)
Penambahan
Bobot tubuh (g)
SGR (%/hari)
FCR
JKP (g)
RP (%)
RL (%)
TKH (%)

Perlakuan Protein Pakan
18% (A)
133,96±18,60b

23% (B)
203,47±9,36a

28% (C)
187,25±25,73a

32% (D)
209,68±15,75a

100,18±18,4b

170,05±9,08a

153,88±25,77a

175,81±15,55a

2,29±0,21b
2,00±0,23a
5916,67±358,27a
35,04±4,48c
169,82±20,26a
100,00±0,00a

3,01±0,06a
1,28±0,06b
6388,33±210,62a
52,23±2,58a
155,65±4,17a
96,67±0,00a

2,86±0,24a
1,29±0,17b
5861,33±287,49a
41,71±6,86bc
153,87±23,59a
97,78±1,92a

3,04±0,1a
1,17±0,06b
6109,67±144,29a
44,19±1,87ab
133,79±9,30a
98,89±1,92a

Keterangan : huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda
nyata (P