Teori Perilaku Konsumen dan Kemauan Membayar Willingness to pay Struktur Tarif

42 pelaksanaan dan kelangsungan pasokan air dengan kualitas yang memadai. Dari sisi pasokan, harga minimum adalah biaya produksi. Bila harga ditetapkan sama dengan biaya produksi, maka secara operasional dapat dipelihara pelaksanaan dan kelangsungan pasokan air dengan kualitas yang memadai.

2.9.2. Teori Perilaku Konsumen dan Kemauan Membayar Willingness to pay

Secara historis, teori nilai guna utility merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya Sukirno, 2005:169. Perilaku konsumen consumer behaviour dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut Swasta, 1989. Sebenarnya perilaku konsumen dimulai dengan adanya suatu motivasi, yaitu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan Ibid, 1989. Konsep teori mikroekonomi yang dikembangkan oleh Adam Smith dan kawan-kawannya mendasarkan pada teori kepuasan marginal, yang menyatakan bahwa konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama karena telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsi. Teori ini berdasar pada beberapa asumsi yaitu: 1 bahwa konsumen akan mencoba untuk memaksimalkan kepuasannya dalam batas-batas kemampuan finansialnya; 2 bahwa individu mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber 43 untuk memuaskan kebutuhannya; 3 bahwa individu selalu bertindak rasional. Konsumen akan menggunakan pendapatannya untuk memperoleh kepuasan maksimum dari barang yang akan dikonsumsinya dan tercermin dari besaran harga berdasarkan kemauan membayar willingness to pay terhadap barang tersebut. Dalam penelitiannya McIntosh 2003 menyebutkan bahwa kemauan membayar seseorang dalam skala rumah tangga domestik untuk mendapatkan air bersih tergantung dari pendapatan rumah tangga, jumlah konsumsi air, besaran tarif dan adanya sumber air bersih alternatif.

2.9.3. Struktur Tarif

Struktur tarif air yang digunakan oleh negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 umumnya masih memberikan subsidi yang besar bagi orang kaya. Sementara biaya pinalti untuk penggunaan air yang berlebih mempunyai luasan yang terlalu lebar, sehingga tidak efektif. Hal ini disebabkan dua hal yaitu: 1 tarif terlalu rendah, dan 2 biaya pinalti diberlakukan hanya setelahvolume air yang besar digunakan McIntosh, 2003. Sistem blok tarif yang ideal dibagi 3, yaitu konsumsi 0-6 m 3 bagi masyarakat berpenghasilan rendah, 6-20 m 3 adalah harga untuk sama dengan biaya produksi dan lebih dari 20 m 3 merupakan biaya pinalti yang dapat memberikan keuntungan bagi penyelenggara air bersih. Tarif air untuk blok lebih dari 20 m 3 idealnya saat ini sudah harus mencapai 1m 3 . 44 Sumber: ADB Second WaterUtilities Data Book, 1997 GAMBAR 2.3 STRUKTUR TARIF AIR DI NEGARA-NEGARA ASIA SELATAN Sumber: ADB Second WaterUtilities Data Book, 1997 GAMBAR 2.4 STRUKTUR TARIF AIR DI NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA

2.9.4. Tarif Diskriminasi