Gambar 21a. menunjukkan sisi bawah

Gambar 21a. menunjukkan sisi bawah

lukisan telah termakan bubuk.

paku berkarat Gambar 21b. menunjukkan close-up pada

semua sisi lukisan. Bagian ini menunjuk- kan paku berkarat dan perbedaan kanvas asli dan kanvas dobelan.

1. Pembersihan

Kotoran debu dan penguningan varnis sebagai akibat oksidasi banyak dijumpai hampir pada seluruh permukaan lukisan. Pembersihan debu dengan kwas halus atau kapas lembab dan pengangkatan varnis lama dapat dilakukan secara langsung pada lukisan yang kondisi catnya cukup kuat. White spirits, terpentin, alkohol campur aquadest (1:1),

alkohol (absolut), alkohol campur aceton, Sesudah

aceton, 2-acetone alcohol dan 2-ethoxyethanol

Gambar 22.

adalah bahan-bahan yang digunakan untuk Membersihkan kotoran debu dan

mengangkat varnis lama untuk

pembersihan dengan pelarut. Bahan ini untuk

memunculkan warna asli.

melembabi kapas yang digulung secara kuat pada ujung penusuk sate. Cara lama dengan roti tawar untuk membersihkan debu pada permukaan lukisan tidak dianjurkan pada proses pembersihan di sini. Proses pembersihan ini harus pada lukisan yang berventilasi udara dan berpenerangan sinar polikhromatis (sinar matahari atau lampu halogen).

2. Penguatan

Penguatan secara sederhana dengan mengoleskan emulsi penguat cat [EPC] sebagai ‘flexible agent’ secara langsung dengan kwas. Cara lain adalah penguatan sementara pada bagian depan lukisan yang catnya mudah terkelupas dengan melapisi kertas washi yang lentur dan emulsi polyvinyl acetate. Proses ini dilakukan sebelum penguatan tetap dengan WRA-559. Penguatan sementara dilakukan

cat terkelupas

ab

Gambar 23. a. Seluruh permukaan kotor dan sebagian cat terkelupas;

b. Setelah pembersihan kotoran dan varnis lama, priming (pendempulan), tusir warna (inpainting) dan varnis.

cat terangkat

ac

Gambar 24.

a. Seluruh permukaan kotor, sebagian cat terkelupas dan varnis kuning; b. Pelemasan (relaksasi) sekaligus penguatan cat yang terangkat dengan perekat

thermosetting (WRA-559); c. Setelah proses penguatan cat, permukaan lukisan baru bisa dibersihkan.

3. Penyempurnaan

Penyempurnaan pekerjaan seperti penyetaraan permukaan dan tekstur kanvas (pendempulan) serta tusir warna (inpainting) hanya ditujukan pada jenis-jenis lukisan yang catnya tebal dan hilang (terkelupas). Bahan standar untuk pekerjaan ini adalah emulsi polivinil asetat (PVAc), kalsium sulfat (gypsum), kalsium karbonat dan WRA-559. Kontrol suhu bahan penguat tetap dan dempul selalu dilakukan pada kondisi dibawah 70oC untuk menghindari kerusakan cat.

Sebelum Perawatan Sesudah Perawatan Gambar 25. Basoeki Abdullah [Bung Karno Di Hari Proklamasi; 109 x 75 cm].

Sebelum Perawatan

Sesudah Perawatan Gambar 26. Romualdo Locatelli [Menggaru Sawah Di Jawa; 100 x 270 cm]. [21]

Gambar 27.

Penguatan dan pembuatan bentuk cat dengan perekat thermosetting

Rongga bawah

Varnis/ linseed oil

retakan terisi varnis/

begitu tebal &

linseed oil

mengkilap

Cat Priming

Kanvas

GAMBAR STRUKTUR LUKISAN

Sesudah Pembersihan Varnis

Lukisan Jeihan

Sebelum Pembersihan Varnis

Sebelum Penguatan Cat,

Sesudah Pembersihan. c

perlu

cat terangkat

pemantasan patahan cat

Detail

Sesudah Penguatan Cat,

Sudah Relaksasi Cat & Kanvas. d

cat terkelupas

Sesudah Pembersihan,

e Detail Lukisan Affandi

Keterangan :

a. Varnis atau linsed-oil yang berlebih men-

cat

jadikan permukaan lukisan sangat meng-

terkelupas

kilap.

b. Bagian yang sudah diangkat varnisnya. c. Detail pada bagian b menunjukkan retakan

cat yang terangkat. d. Detail bagian b yang sudah direlaksasi cat

dan kanvasnya sehingga permukaan lukisan nampak rata.

e. Detail gambar 25 (hal. 21), bagian mata sebelah kiri sebelum lukisan direstorasi, yang segera direlaksasi (dilemas-kuatkan) dengan EPC (emulsi penguat cat).

f. Bagian cat yang terkelupas pada lukisan jenis ini (Affandi) perlu penyeteraan/ Detail Lukisan Basuki Abdullah penyamaran bentuk cat dengan campuran 5 - 10 gr. kalsium karbonat dan WRA-559.

[22]

1. Abbas Alibasyah (1928 - 2016) 2. Abdul Azis (1928-2002) 3. Abdullah Sr. (1878 - 1914) 4. Affandi (1907 - 1990) 5. Agus Djaya (1913 - 1994) 6. Agus Kamal (1956 - ?) 7. Alberto Magnelli 8. Alaydroes 9. Amato, L.

10. Andre Minaox 11. Antonio Blanco (1912 - 1999) 12. Anton Huang 13. Arie Smit (1956 - 2016) 14. Bagong Kusudiarjo (1928 - 2004) 15. Barli Sasmitawinata (1921 - 2007) 16. Basuki Abdullah (1915 - 1993) 17. C.T. Hokin 18. Cristiano, Renato (1926 - ?) 19. Dafi Dhowo 20. Dake Jr., C.L. (1886 -1946) 21. Dandung B. Kahono 22. Dede Eri Supria (1956 -?) 23. Dipo Andi 24. Dullah (1919 - 1996) 25. Edouard Pignon 26. Eland, Leo (1915-1920) 27. Ernest Dezentje (1884 - 1972) 28. Fadjar Sidik (1930 - 2004) 29. G. Giovanetti 30. Handrio

31. Hans Arp 32. Hans Hartung 33. Hans Reichel 34. Harijadi S. (1919 - 1997) 35. Hendra Gunawan (1918 - 1983) 36. Henk Ngantung (1921 - 1990) 37. I Gede Padma 38. I Ketut Adi Chandra 39. Imant, W. Jean Frederic 40. I Nengah Sujena 41. Isa Perkasa 42. Ivan Sagito (1957 - ?) 43. I Wayan Gede Santiyasa 44. I Wayan Sujana 45. IWJ Durus 46. Jansma, K. 47. Jeihan (1938 - ?) 48. Joko Pekik (1937 - ?) 49. Lee Man-fong (1913 - 1988) 50. Le Mayeur (1880 - 1958) 51. Lux Albert Moreau 52. Kadir 53. Kartono Yudhokusumo 54. Ken Pattern 55. Kidro 56. Kinsen, Mori K. (1888 -1959) 57. K. Makovsky (1839 -1915) 58. Koentjoroningrat 59. Kuncana 60. Landriah

61. Locatelli, R. (1905-1943) 62. M.D. Sinteg 63. Masriadi 64. Muji Harjo 65. Nisan Risyanto 66. Nyoman Erawan 67. Nyoman Gunarsa 68. Pierre Soulages 69. Pirngadie, M (1875 - 1936) 70. Popo Iskandar (1927 - 2000) 71. Q. Schmeider 72. Raden Saleh (1814 - 1880) 73. Roland Strasser (1895 -1974) 74. Rudolf Bonnet (1895 -1978) 75. Sadali, A. (1924 - ) 76. Salim (1908 - 2008) 77. Sinung Widagdo 78. Sj. Notodiningrat 79. Soemardi 80. Srihadi Sudarsono (1931 - ?) 81. S. Sudjojono (1913 - 1985) 82. Sudjono Abdullah (1911 - 1991) 83. Suhadi 84. Sumardi 85. Tatang Ganar (1936 - ?) 86. Trubus S. (1926 - 1966?) 87. Wakidi (1889 - 1979) 88. Wassily Kandisky 89. Widayat (1923 - 2002) 90. Wianta

dan lain-lain. [lihat gambar 30]

Pekerjaan konservasi dan restorasi lukisan harus dilengkapi dengan sistem dokumentasi digital. Di sini data klimatologi, kondisi fisik lukisan, bahan dan deskripsi teknisnya diuraikan dalam bentuk database, sehingga pihak pelaksana pekerjaan dimungkinkan memberikan saran dan rekomendasi kepada pengelola lukisan. Lukisan yang pernah ditangani penulis diantaranya karya:

Karya-karya lukis untuk setiap seniman jika diurutkan secara kronologis dapat diketahui perkembangan secara teknis dan penggunaan bahannya. Karya Dullah (1919 - 1996) dari tahun 1950, 1952 ?, 1953 dan tahun 1961 dapat dilihat bahwa lukisan yang dibuat tahun 1952 ? menampakkan tingkat kerusakan yang terparah (lihat gambar 29). Dullah secara teknis mengalami peningkatan kualitas pengerjaan dan bahan yang digunakan (perhatikan lukisan tahun 1950 dan 1952). Tetapi secara fisik penggunaan corak warna tidak ada perbedaan antara tahun 1952 sampai 1961. Sebagai perbandingan lihat Gambar 31: Kronologi & Kondisi

88 Lukisan Le Mayeur (hal. 26) dan Lembar Pengamatan Lukisan (hal. 32).

Gambar 28. a. Pengamatan retakan berskala mikro (sepersejuta) dan konstruksi kanvas

lukisan dengan DynoLite.

b. Penanganan konservasi dan restorasi setelah proses pengamatan.

“Pergiwo Pergiwati”, karya Dullah (1919 - 1996) adalah salah contoh lukisan yang dilukis dengan cat sangat tebal dan berkondisi sangat rapuh dan kotor. Lukisan ini (Gambar 18) sepertinya pernah dirol dan disimpan dalam pralon karena meninggalkan bekas lipatan dan retakan. Pembersihan varnis lama yang menyatu dengan kotoran dilakukan dengan bahan kombinasi

Gambar 29.:

Telaga Sarangan,

terpentin, di-aceton alcohol dan

karya Dullah (1952?)

methyl ethyl ketone (MEK) serta dipandu dengan pengamatan ultra violet. Penguatan lukisan karya Dullah ini di- lakukan dengan emulsi penguat cat [EPC].

“Pemandangan Pantai Flores” karya Basuki Abdullah (1915 - 1993), telah men- jalani proses penguatan, pendempulan dan penusiran warna. Pengangkatan cat tusiran (stripping) dan varnis lama dilakukan dengan bahan kombinasi terpentin, di-aceton alcohol dan methyl ethyl ketone (MEK) serta dipandu dengan pengamatan ultra violet.

“Bung Karno Di Hari Proklamasi ” karya Basuki Abdullah (1915 - 1993) yang kondisi awalnya rapuh, banyak cat terkelupas dan tertutup varnis yang sudah menguning, menjalani proses konservasi sebagaimana karya Basuki diatas.

Lukisan berjudul “Menggaru Sawah Di Jawa ” karya Locatelli (1905-1943) yang semula berkondisi sangat rapuh, terdapat bekas lipatan dan sebagian catnya yang tipis itu terkelupas telah dilemas-kuatkan dengan emulsi penguat cat [EPC] menjadi baik kembali. Pekerjaan tusir warna dilakukan setelah seluruh permukaan lukisan ditutup dengan varnis proteksi. Dengan varnis pelindung ini bahan warna tusiran dapat diangkat kembali apabila terjadi kesalahan.

Gambar 30.

to D ay

PERKEMBANGAN SENIRUPA INDONESIA

Pelukis Koleksi Istana, dll. 5

Orde Reformasi (>1998)

Abdullah Sr. (1878 - 1941)

ORDE BARU (1966 - 1998)

Affandi (1907 - 1990)

Agus Djaya (1913 - 1994) Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950 - 1965

Bagong Kussudiardjo (1928 - 2004)

mempolitikkan kesenian