Pemanfaatan Sumberdaya Rajungan (Portunus Pelagicus) Secara Berkelanjutan Di Perairan Kabupaten Pangkajenne Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN
(Portunus pelagicus) SECARA BERKELANJUTAN
DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKAJENNE KEPULAUAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN

IHSAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul: “Pemanfaatan
sumberdaya rajungan (Portunus pelagicus) secara berkelanjutan di perairan
Kabupaten Pangkajenne Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan” karya saya
dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

disertasi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015

Ihsan
NIM C.462100041

RINGKASAN

IHSAN. 2015. Pemanfaatan Sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus) Secara
Berkelanjutan di Perairan Kabupaten Pangkajenne Kepulauan Provinsi Sulawesi
Selatan. Dibimbing oleh: EKO SRI WIYONO, SUGENG HARI WISUDO dan
JOHN HALUAN.
Wilayah perairan Kabupaten Pangkep memiliki potensi sumberdaya hayati
yang produktif diantaranya ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang
beserta berbagai jenis organisme yang hidup didalamnya, salah satu potensi yang
dimaksudkan adalah rajungan (P. pelagicus). Dalam penelitian ini, capaian
keilmuwan yang ditampilkan (novelty) yaitu model integrasi pemanfaatan
sumberdaya rajungan secara berkelanjutan berbasis spasial distribusi pertumbuhan

di perairan Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.
Hasil analisis nilai effort optimal rajungan diperoleh 696.679 trip dengan
produksi lestari sebesar 1.084 ton/tahun. Tingkat pemanfaatan rajungan sampai
tahun 2012 diperoleh sebesar 54,09 %, artinya masih tersedia 45,1 % potensi
lestari rajungan yang dapat dieksploitasi oleh nelayan. Rajungan betina pertama
kali matang gonad pada ukuran lebar karapas 106 mm, sedangkan rajungan jantan
pada ukuran lebar karapas 95,5 mm. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa jumlah
rajungan betina lebih dominan dibandingkan dengan jenis jantan sehingga nisbah
kelamin diduga tidak seimbang.
Hasil analisis pemijahan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep terjadi
pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober dengan puncak
musim pemijahan pada bulan Agustus. Hubungan lebar karapas dengan bobot
jantan dan betina adalah allometrik negatif artinya pertumbuhan lebar karapas
lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan bobot pada rajungan. Laju
eksploitasi (E) rajungan betina E>0,60, rajungan jantan sebesar E 0.60, and that of
male crabs was