Menyusun Spesifikasi Tes Penyusunan Kisi-Kisi Tes

Pengujian berbasis kompetensi menggunakan format yang terdiri dari: 1. Standar kompetensi 2. Kemampuan dasar 3. Materi pembelajaran 4. Indikator pencapaian 5. Bentuk soal 6. Soal ujian

E. Penyusunan Kisi-Kisi Tes

Dalam pengembangan tes prestasi belajar ada delapan langkah yang harus ditempuh, yaitu: 1. Menyusun spesifikasi tes 2. Menulis soal tes 3. Menentukan soal tes 4. Melakukan uji coba tes 5. Menganalisis butir soal 6. Merakit tes 7. Administrasi tes 8. Interpretasi hasil tes Pada kesempatan ini hanya akan dibahas tentang penyusunan spesifikasi tes.

1. Menyusun Spesifikasi Tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal. Dalam menyusun spesifiksi tes harus memperhatikan tiga hal berikut ini, yaitu: a. Menentukan tujuan tes b. Menyusun kisi-kisi c. Memilih bentuk tes yang sesuai 7 d. Menentukan panjang tes Ditinjau dari tujuan, pada prinsipnya ada empat macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu: 1 tes penempatan, 2 tes diagnostik, 3 tes formatif, 4 tes sumatif. 1 Menentukan tujuan tes Untuk tujuan penempatan suatu tes dilaksanakan pada awal pelajaran. Hasil tes ini berguna untuk mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Untuk mempelajari suatu pelajaran diperlukan pengetahuan pendukung. Apabila pengetahuan pendukung ini belum dimiliki maka harus dilakukan suatu perlakuan agar dapat mengikuti pelajaran. Untuk melaksanakan perlakuan khusus diperlukan suatu rencana yang meliputi materi yang harus dibahas serta metode yang digunakan. Tes diagnostik berguna untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Pada umumnya tes diagnostik diberikan setelah tes formatif, yaitu apabila standar yang sudah ditetapkan tidak tercapai. Isi tes ini berdasarkan analisis hasil tes formatif. Pertanyaan pada tes diagnostik cenderung memiliki tingkat kesukaran yang rendah, dan mencakup materi yang dirasa sukar oleh mahasiswa. Tes formatif dilaksanakan secara periodik selama proses belajar mengajar berlangsung. Tes ini berguna untuk memantau kemajuan belajar siswa dan hasilnya merupakan umpan balik bagi guru dan siswa. Materi tes ini dipilih berdasarkan tujuan setiap unit pelajaran. Hasil tes ini merupakan informasi tentang tujuan pelajaran yang sudah dicapai dan yang belum dicapai. Berdasarkan hasil tes formatif, guru harus menyusun strategi dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tes sumatif diberikan pada akhir suatu pelajaran. Hasilnya digunakan untuk menentukan prestasi belajar siswa, yaitu berupa nilai, lulus atau tidak, pemberian sertifikat, dan sejenisnya. Tingkat kesukaran soal untuk tes formatif cenderung bervariasi, sedang 8 materinya harus mewakili materi yang telah diajarkan. Hasil tes ini merupakan masukan bagi guru dan siswa. Bagi guru merupakan informasi keberhasilan mengajar, sedang bagi siswa merupakan informasi keberhasilan belajarnya. 2 Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi, disebut juga dengan blue print, merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan ditulis. Kisi-kisi ini merupakan pedoman bagi para penulis tes, walau penulisnya berbeda- beda namun soalnya akan memiliki bobot yang sama. Sedang bagi pentelaah tes, tes yang ditulis bisa ditelaah apakah sesuai dengan tujuan instruksional umum, pokoksub pokok bahasan dan uraian yang terdapat dalam kurikulum. Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu: 1 Membuat daftar pokok bahasan yang akan diujikan 2 Menjabarkan pokoksub pokok bahasan yang akan diujikan 3 Menentukan jumlah soal untuk masing-masing pokoksub pokok bahasan dan untuk keseluruhan tes. Materi tes pada kurikulum berbasis komptensi mengacu pada indikator pencapaian. Semua kemampuan dasar diujikan, dan bila belum tercapai oleh sebagian besar mahasiswa, pembelajaran dilakukan lagi untuk kemampuan dasar yang belum tercapai, yaitu melaksanakan Untuk kurikulum yang lama yang berbasis pada isi, setelah pokoksub pokok bahasan dipilih kemudian dirumuskan lebih rinci lagi indikator-indikatornya. Selanjutnya dipilih indikator-indikator yang dapat diukur. Pada saat memilih indikator-indikator yang dapat diukur digunakan pula buku pelajaran yang berlaku di sekolah sebagai bahan acuan penulisan soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan dalam memilih bahan yang dapat mewakili dan memenuhi persyaratan kesahihan isi tes. Di samping itu perlu dipertimbangkan pula bentuk interpretasi yang akan digunakan. 9 Jumlah soal tes yang digunakan tergantung waktu yang tersedia dan materi yang akan diujikan. Materi tes yang diujikan pada prinsipnya harus mewakili materi yang diajarkan. Karena tidak mungkin mengujikan keseluruhan materi maka digunakan sampel, yaitu pemilihan materi tes. Pemilihan materi tes ini harus benar-benar dilakukan dengan cara yang benar, sehingga soal-soal yang akan muncul mewakili pokok bahasan. 3 Menentukan bentuk tes Secara garis besar ada dua bentuk tes yang banyak digunakan di sekolah-sekolah, yaitu: 1 bentuk tes uraian, dan 2 bentuk tes objektif. Tes uraian ini biasanya merupakan pertanyaan yang umum memungkinkan siswa menulis bebas dalam menjawab pertanyaan. Tes uraian ini dapat dibagi menjadi dua golongan menurut cara penilaiannya, yaitu: 1 tes uraian non objektif, dan 2 tes uraian objektif. Pokok BahasanSub Pokok Bahasan PBSPB merupakan salah satu komponen yang perlu diujikan. Pemilihan ini dilakukan karena di dalam suatu tes, kita tidak mungkin menanyakan semua PBSPB yang telah dianjurkan. Oleh sebab itu kita perlu memilih PBSPB yang penting- penting saja. Pemilihan PBSPB yang penting ini dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: 1 Merupakan PBSPB lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau lebih PBSPB yang sudah dipelajari sebelumnya. 2 Merupakan PBSPB penting yang seharusnya dikuasai oleh siswa 3 Merupakan pokok bahasan yang sering diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang studi lain 4 Merupakan topik yang berkesinambungan yang terdapat pada semua jenjang kelas 5 Merupakan PBSPB yang memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari. 10

E. Bentuk Soal