PENGAWASAN FUNGSIONAL Kep-503AJ.A122000 tentang Ketentuan-ketentuan Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia

2 Pengawasan melekat dilaksanakan ditempat satuan kerja sampai dua tingkat ke b awah 3 Dalam melaksanakan pengawasan meleka, terutama mengenai tugas yang saling berkaitan dengan satuan kerja lainnya, masing-masing pimpinan satuan kerja wajib memperhatikan : a. adanya kesamaan dan kesatuan bahasa b. adanya kesamaan dan kesatuan tafsir c. adanya kesamaan dan kesatuan tindak 4 Pimpinan satuan kerja yang melaksanakan pengawasan melekat dan menemukan penyimpangan yang ada kaitannya dengan satuan kerja lainnya, wajib secepatnya menyampaikan temua tersebut kepada pimpinan satuan kerja yang bersangkutan. Pasal 9 1 Terhadap temuan penyimpangan dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan, pimpinan satuan kerja wajib melakukan penertiban. 2 Pimpinan satuan kerja yang melaksanakan pengawasan melekat dan menemukan perbuatan tercela sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, wajib menyerahkan pemeriksaannya kepada aparat pengawasan fungsional. 3 Pimpinan satuan kerja yang lalai atau sengaja tidak melaksanakan pengawasan melekat dapat ditindak berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 4 Penertiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dapat berupa peringatan lisan apabila sifat pelanggarannya dinilai ringan.

BAB III PENGAWASAN FUNGSIONAL

Pasal 10 Pejabat pengawasan fungsional ialah : a. Tingkat Kejaksaan Agung : 1. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 2. Inspektur 3. Inspektur Pembantu; 4. Pemeriksa b. Tingkat Kejaksaan Tinggi; 1. Asisten Pengawasan 2. Pemeriksa; 3. Pemeriksa Pembantu c. Tingkat Kejaksaan Negeri : 1. Pemeriksa Pasal 11 Tugas dan fungsi pengawasan fungsional : a. melakukan pengawasan secara represif agar tugas rutin dan pembangunan serta sikap, perilaku dan tutur kata pegawai Kejaksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rencana kerja dan program kerja serta kebijakan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia. b. Mengambil langkah-langkah berupa pemeriksaan, penertiban dan penindakan terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pasal 12 Pengawasan fungsional dilaksanakan baik dari belakang meja buril maupun ditempat satuan kerja inspeksi. Pasal 13 1 Pengawasan fungsional yang dilaksanakan dari belakang meja buril berupa penelitian, pengujian, bimbingan, penertiban, pemantauan, pengusutan, pemeriksaan serta saran dan pertimbangan atas surat-surat dari satuan kerja dan atau laporan pengaduan yang diterima. 2 Pemeriksaan buril atau surat-surat dari satuan kerja meliputi kecepatanketepatan pengiriman dan materi laporan. 3 Pemeriksaan buril atas laporan pengaduan adalah pemeriksaan terhadap penyimpangan- penyimpangan yang mengarah pada perbuatan tercela yang dilakukan oleh pegawai Kejaksaan. Pasal 14 1 Pengawasan fungsional yang dilaksanakan ditempat satuan kerja disebut Inspeksi. 2 Jenis inspeksi : a. Inspeksi umum ialah pemeriksaan terhadap semua satuan kerja. b. Inspeksi pimpinan ialah pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan atau SES JAM WAS atas perintah Jaksa Agung Muda Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas KAJATI dan Asisten Pengawasan. c. Inspeksi kasus ialah pemeriksaan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang mengarah kepada perbuatan tercela yang dilakukan oleh pegawai Kejaksaan. 3 Inspeksi umum dan inspeksi pimpinan didasarkan pada Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT yang disusun oleh aparat pengawasan fungsional. Pasal 15 1 Inspeksi umum dan inspeksi kasus dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Jaksa Agung Republik Indonesia, Kepala Kejaksaan Tinggi atau Kepala Kejaksaan Negeri. 2 Pelaksana inspeksi tersebut ayat 1 wajib membuat Laporan Hasil Pemeriksaan LHP. 3 Dalam LHP inspeksi umum diberikan penilaian terhadap Kejaksaan yang diperiksa. 4 Inspeksi pimpinan dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Jaksa Agung Republik Indonesia dan pelaksanaannya dibuatkan LHP. Pasal 16 1 Pemeriksaan dalam rangka Inspeksi Umum dan Inspeksi Pimpinan dilaksanakan berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan PKP. 2 PKP disusun dengan memuat skala prioritas obyek periksa yang ditentukan setiap tahun kerja, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan. Pasal 17 Pemeriksaan dalam rangka Inspeksi Kasus dilaksanakan berdasarkan temua pengawasan, informasi atau laporan pengaduan dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan BAP. Pasal 18 Pangkat dan jabatan aparat pengawasan fungsional yang melakukan pemeriksaan tidak boleh lebih rendah dari pada yang diperiksa, dan status kepegawaiannya harus seorang Jaksa apabila yang diperiksa Jaksa. Pasal 19 Tata cara pemanggilan dan pemeriksaan terhadap pegawai Kejaksaan yang diduga melakukan perbuatan tercela, berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pasal 20 Untuk kepentingan pemeriksaan semua pegawai Kejaksaan wajib memberikan bahan atau keterangan yang diminta oleh aparat pengawasan fungsional.

BAB IV TINDAK LANJUT