KAK GRAND DESIGN MINAPOLITAN , Halaman 1 dari 14
KERANGKA ACUAN KERJA
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN GRAND DESIGN MINAPOLITAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1. DASAR HUKUM TUGAS DAN FUNGSIKEBIJAKAN
Sebagai pelaksanaan pembangunan bidang kelautan dan perikanan dengan konsep minapolitan akan dikembangkan kawasan minapolitan, yaitu suatu
kawasan ekonomi kelautan dan perikanan potensial yang diunggulkan. Kawasan minapolitan akan dijadikan kawasan ekonomi unggulan yang dapat mendorong
percepatan pembangunan ekonomi di daerah untuk kesejahteraan masyarakat lokal.
Berdasarkan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Indonesia Penghasil Produk Kelautan Perikanan Terbesar 2015, salah satu program untuk
mencapainya adalah melalui penghembangan kawasan minapolitan di wilayah pedesaan. Dalam rangka mendukung program tersebut, Pemerintah Kabupaten
Simalungun akan melaksanakan penyusunan Master Plan Minapolitan di Kabupaten Simalungun. Dasar hukum tugas dan fungsikebijakan pelaksanaan
program pengembangan kawasan minapolitan ini adalah antara lain : 1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Pidato Presiden RI pada Pengantar Nota Keuangan Tahun 2011 di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, tanggal 16 Agusus 201; 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor :
PER.12MEN2010 tentang Minapolitan; 4. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor :
KAK GRAND DESIGN MINAPOLITAN , Halaman 2 dari 14
KEP.32MEN2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan; 5. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor :
KEP.18MEN2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan; 6. Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional RPJM dan RKP
alinea 63 yaitu : Dalam mewujudkan ekonomi wilayah, strategi ketiga yang kita
upayakan adalah meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor unggulan di setiap daerah. Selain
itu, kita mendorong juga percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan strategis dan cepat tumbuh, kawasan
perbatasan, kawasan terdepan, kawasan terluar dan daerah rawan bencana. Terakhir, dengan mempertimbangkan potensi laut, kita
terus mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor–sektor kelautan. Konsep MINAPOLITAN dikembangkan sebagai salah
satu motor penggerak perekonomian lokal. Pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan salah satu upaya Pemerintah
Kabupaten Simalungun dalam meningkatkan produksi dan kebutuhan konsumsi protein hewani melalui perikanan tangkap dan budidaya. Kawasan Minapolitan
adalah kawasan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan yang terdiri dari sentra- sentra produksi dan perdagangan, jasa, perumahan, dan kegiatan lainnya yang
saling terkait. Penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan dapat berupa kegiatan
produksi dan perdagangan perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan ikan, atau pun kombinasi dari keduanya. Kegiatan produksi dan perdagangan
perikanan tangkap berpusat di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI atau Tempat Pelelangan Ikan TPI dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan produksi dan
perdagangan perikanan perikanan budidaya berupa hamparan lahan budidaya produktif komoditas tertentu dalam suatu desa atau kecamatan beserta kegiatan
lainnya yang terkait. Kegiatan produksi pengolahan ikan utamanya kluster pengolahan ikan di pelabuhan perikanan atau lokasi lainnya.
2. KARAKTERISTIK Karakteristik kawasan minapolitan adalah sebagai berikut:
Terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan berbasis perikanan
tangkap dan perikanan budidaya dan mempunyai multiplier effect tinggi
KAK GRAND DESIGN MINAPOLITAN , Halaman 3 dari 14
terhadap perekonomian di daerah sekitarnya,
Mempunyai keanekaragaman kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa, kesehatan, dan sosial yang saling mendukung,
Mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung
keanekaragaman aktivitas ekonomi sebagaimana layaknya sebuah “kota”. Persyaratan Kawasan Minapolitan meliputi:
1 Ada wilayah yang ditetapkan dengan SK Bupati; 2 Komoditas Unggulan;
3 Letak Geografis; 4 Sistem dan Mata rantai Produksi: Hulu dan Hilir;
5 Fasilitas Pendukung Utama, 6 Kelayakan lingkungan; dan
7 Komitmen Daerah. Yang dimaksud dengan keberadaan komoditas unggulan, yaitu melimpah atau
dapat dibudidayakan dengan baik dengan prospek pengembangan tinggi di masa depan. Nilai perdagangan komoditas tinggi dengan pertimbangan sbb:
Volume atau kemampuan produksi tinggi: dapat atau berpotensi memenuhi
permintaan pasar;
Memiliki pasar: lokal, nasional atau internasional;
Tingkat produktivitas tinggi: kemampuan pemanfaatan teknologi untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi atau dapat dikembangkan sehingga
secara ekonomi menguntungkan;
Jumlah pelaku utamausaha perikanan relatif besar atau sebagian besar penduduk setempat bekerja di kawasan tersebut;
Mempunyai keunggulan komparatif: mempunyai nilai lebih karena
keberadaan komoditas, iklim, SDM, dan ongkos produksi murah;
Mempunyai keunggulan kompetitif: produk berkualitas dan sistem pemasaran efektif.
3. LOKASI KAWASAN STRATEGIS: a.
Jarak dan sistem transportasi, b.
Mempunyai akses terhadap jaringan pengadaan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran mata rantai pemasokan - supply chains.
KAK GRAND DESIGN MINAPOLITAN , Halaman 4 dari 14
4. KAWASAN YANG SECARA ALAMI COCOK UNTUK USAHA PERIKANAN: a. kaya SDA, subur, dan air melimpah,
b. tempat pendaratan ikan tangkap, c. dekat dengan fishing ground tangkap.
5. SISTEM DAN MATA RANTAI PRODUKSI BUDIDAYA: 1
Keberadaan sejumlah unit produksi ikan budidaya di kolam yang aktif berproduksi dan terkonsentrasi di sentra-sentra produksi.
2 Mata Rantai Produksi:
• Keberadaan saranalahan produksi: kolam dan KJA yang cukup luas
• Fasilitas pengairan yang baik dan mencukupi atau potensi pengairan
yang mungkin dikembangkan •
Ketersediaan benih berkualitas tinggi atau kemungkinan pengadaan benih dengan harga murah
• Ketersediaan pakan dan obat-obatan yang murah
• Telah diterapkan sistem budidaya yang baik sehingga tingkat
produksinya cukup tinggi dan berkualitas •
Keterlibatan pembudidaya dan para pekerja setempat •
Sistem distribusi dan pemasaran telah berjalan dengan baik atau dapat segera dikembangkan lebih baik
• Sentra-sentra produksi mempunyai skala usaha layak secara
ekonomi dan multiplier effect terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.
6. SISTEM DAN MATA RANTAI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP:
1 Keberadaan sejumlah nelayanpetani bagan ikansulangat yang aktif
berproduksi dan mendaratkan hasil tangkapannya di lokasi tersebut 2
Keberadaan sejumlah unit keramba jaring apung KJA yang aktif berproduksi, terkonsentrasi dalam zona budidaya yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan mendaratkan hasil produksinya di lokasi tersebut
3 Mata Rantai Produksi:
• Hasil tangkapanproduksi yang cukup besar dan mempunyai skala
ekonomi cukup tinggi
KAK GRAND DESIGN MINAPOLITAN , Halaman 5 dari 14
• Keberadaan sarana tambat, air bersih, tempat pendaratan ikan dan
tempat pelelangan ikan yang memadai dalam waktu dekat •
Sistem bongkar muat yang memadai atau mungkin dikembangkan dalam waktu dekat
• Keterlibatan nelayan dan para pekerja setempat
• Kegiatan di lokasipangkalan pendaratan ikan mempunyai skala
ekonomi dan multiplier effect terhadap perekonomian di sekitarnya dalam waktu dekat
• Sistem distribusi dan pemasaran telah berjalan dengan baik atau
dapat segera dikembangkan lebih baik •
Sentra-sentra produksi mempunyai skala usaha layak secara ekonomi dan multiplier effect terhadap perekonomian di daerah
sekitarnya. 7.
SISTEM DAN MATA RANTAI PRODUKSI HILIR: 1
Keberadaan Unit-unit pengolahan atau potensi pengembangannya dalam waktu dekat
2 Keberadaan kelembagaansdm pengawasan mutu
3 Sistem tata niaga produk hasil olahan dan fasilitas pendukungnya
4 Keberadaan fasilitas pasar atau sistem pemasaran produk
5 Sistem dan sarana distribusi produk di dalam maupun ke luar
kawasan. 8.
FASILITAS PENDUKUNG: 1
PERMODALAN: Aksesibilitas nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan terhadap bantuan permodalan
2 KELEMBAGAAN: lembaga pemerintahan daerah pembina
3 LEMBAGA USAHA: koperasi, kelompok usaha atau usaha skala
menengah dan atas 4
PENYULUHAN DAN PELATIHAN: Lembaga dan SDM Penyuluhan dan Pelatihan
5 PRASARANA PENGAIRAN: Keberadaan jaringan pengairan
budidaya utamaprimer, sekunder atau lainnya sebagai pendukung sistem pengairan di kawasan
KAK GRAND DESIGN MINAPOLITAN , Halaman 6 dari 14
6 ENERGI: Jaringan listrik yang memadai
7 TEKNOLOGI TEPAT GUNA: Penerapan teknologi tepat guna yang
mampu meningkatkan daya saing. 9.
KELAYAKAN LINGKUNGAN: 1
Kondisi sumberdaya alam daya dukung dan daya tampung 2
Dampak atau potensi dampak negatif terhadap lingkungan 3
Sesuai tata ruang daerah dan nasional
10. KOMITMEN DAERAH: 1
Sesuai Renstra dan Tata Ruang Daerah dan Nasional 2
Masuk ke dalam RPIJM 3
Ditetapkan oleh BupatiWalikota 4
Penyusunan Rencana Induk, Rencana Pengusahaan, dan Rencana Tindak
5 Kontribusi anggaran APBD atau sumberdana lain yang sah
6 Keberadaan kelembagaan dinas yang membidangi kelautan dan
perikanan dengan dukungan SDM yang memadai 7
Berkoordinasi dengan propinsi dan pusat.
B. TUJUAN DAN OUT PUT