ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA KARYAWAN CHANDRA SUPER STORE CABANG METRO.
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA KARYAWAN CHANDRA SUPER STORE CABANG METRO.
Oleh TAZA ALFAFA
Stres adalah suatu kondisi dinamis seseorang individu yang dihadapkan pada peluang, tuntutan dan sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 variabel dari stres kerja yaitu variabel faktor organisasi dan faktor personal. Berdasarkan kategori jawaban responden mengenai variabel dari faktor organisasi dan faktor personal yang dibagi dalam 3 kategori jawaban responden yaitu tinggi, sedang dan rendah, untuk variabel faktor organisasi kategori jawaban respondennya berada dalam kategori jawaban sedang yaitu 52,6%, untuk variabel faktor personal kategori jawaban respondennya berada dalam kategori jawaban sedang yaitu 49,1% dan untuk stres kerja berada dalamkategori jawaban sedang dan rendah yaitu 42,1%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor organisasi dan faktor personal terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori. Populasi penelitian ini adalah karyawan Chandra Super Store Cabang Metro pada tahun 2008 yang berjumlah 207 karyawan dengan sampel penelitian sejumlah 57 responden. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan simple random sampling sedangkan alat analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.
Hasil uji korelasi menunjukkan ada arah yang positif dan hubungan yang sedang atau cukup kuat antara masing-masing variabel faktor organisasi dan faktor personal terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro. Hasil
(2)
dari analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa faktor organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro. Faktor personal berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro. Secara simultan berpengaruh positif dan signifikan antara variabel faktor organisasi dan faktor personal terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro.
(3)
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE FACTORS WHICH IN INFLUENCES THE WORK STRESS OF WORKER OF CHANDRA SUPER STORE OF
METRO.
By
TAZA ALFAFA
Stress is a dynamic condition of someone who faced the chance, demand and resources it self with which hoped by individualand the result of perception as uncertain and important. In this research, I use two variables of work stress, they are organization factors variable and personal factors. Based on the category of respondances answer about organization factors variable and personal factors which divide on three category respondences answer they are high, middle and low, for organization factors variable category respondances answer in middle 52,6%, for personal factors variable category respondances answer in middle 49,1%, and for work stress in category respondances answer in middle and low 42,1%.
The purpose of this research are know the influence of organization factors and factors personal with work stress of worker of Chandra Super Store of Metro. The population of this research is Chandra Super Store of Metro on 2008 which has 207 workers with the sample 57 respondents. Sampling technique appliced is sample random sampling. The researchist used Multiple Regression as the techniques analysis data.
Correlation test results showed there was a positive direction and the current relationship or a strong enough between each variable organization factors and personal factors on work stress of worker of Chandra Super Store of Metro. Results of partial factors organizations variable regression analysis showed that positive influence and significance. Personal factors variable regression analysis showed that positive influence and significance on work stress of worker of Chandra Super Store of Metro. Results of with simultance regressions analysis
(4)
shows that there is a positive influence and significance on work stress of worker of Chandra Super Store of Metro
(5)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Tentang Stres Kerja ... 7
1. Pengertian Stres Kerja ... 7
2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja ... 10
3. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan... 18
4. Strategi Manajemen Stres Kerja ... 21
B. Penelitian Terdahulu ... 23
C. Hipotesis ... 27
III. METODE PENELITIAN ... 28
A. Tipe Penelitian ... 28
B. Definisi Konseptual ... 28
C. Definisi Operasional ... 29
D. Ruang Lingkup Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
(6)
iii
1. Populasi Penelitian ... 31
2. Sampel Penelitian ... 31
F. Sumber dan Jenis Data ... 33
1. Sumber Data ... 33
2. Jenis Data ... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ... 33
1. Kuisioner (angket) ... 33
2. Dokumentasi ... 34
H. Skala Pengukuran ... 34
I. Teknik Pengolahan Data ... 34
1. Editing ... 34
2. Koding ... 35
3. Tabulasi ... 35
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 35
1. Uji Validitas ... 35
2. Uji Reliabilitas ... 38
K. Teknik Analisis Data ... 40
1. Uji Korelasi... 40
2. Analisis Regresi Lilnier Berganda ... 41
3. Uji F ... 42
4. Uji t ... 43
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 44
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 44
2. Struktur Organisasi ... 46
B. Karakteristik Responden ... 54
C. Gambaran Distribusi Jawaban Responden ... 56
1. Variabel Faktor Organisasi ... 56
2. Variabel Faktor Personal ... 60
3. Stres Kerja ... 62
4. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden ... 65
D. Analisis Data... 69
1. Uji Asumsi Klasik ... 69
1. Uji Korelasi... 73
2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 74
3. Uji R² ... 75
4. Uji F ... 76
5. Uji t ... 77
E. Pembahasan ... 78
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA
(7)
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional ... 10
2. Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Organisasi ... 36
3. Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Personal ... 37
4. Hasil Uji Validitas Stres Kerja ... 37
5. Nilai Interprestasi Reliabel ... 39
6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 39
7. Kriteria Hubungan ... 41
8. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 53
9. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 53
10. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 54
11. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
12. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55
13. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan ... 55
14. Distribusi Jawaban Responden Mengenai peraturan di tempat kerja ... 56
15. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kondisi Lingkungan Di tempat kerja ... 57
16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Beban Tugas ... 57
17. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Beban Peran di tempat kerja ... 58
18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ambiguitas Peran ... 58
19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Konflik Peran ... 20. Distribusi Jawaban Mengenai Hubungan Saya Terhadap Sesam Karyawan ... 59
21. Distribusi Jawaban Mengenai Hubungan Saya Terhadap Atasan 60
22. Distribusi Jawaban Mengenai Penghasilan di Tempat Kerja ... 60
23. Distribusi Jawaban Mengenai Retaknya Hubungan Pernikahan/ Belum Mendapatkannya Jodoh ... 61
24. Distribusi Jawaban Mengenai Tidak Adanya Dukungan Dari Keluarga ... 61
25. Distribusi Jawaban Mengenai Sering Merasa Diburu-buru Dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 62
26. Distribusi Jawaban Mengenai Sering Merasa Sakit Kepala ... 62
27. Distribusi Jawaban Mengenai Pernah Mengalami Kecemasan .... 63
28. Distribusi Jawaban Mengenai Sering Mengalami Depresi ... 63
29. Distribusi Jawaban Mengenai Sering Mengeluarkan Keringat .... 64
30. Distribusi Jawaban Mengenai Sering Menunda-nunda Pekerjaan ... 64
(8)
v
31. Distribusi Jawaban Mengenai Sering Mengalami
Gangguan (Gelisah) Tidur ... 65
32. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Variabel Faktor Organisasi (X1) ... 66
33. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Variabel Faktor Personal (X2) ... 67
34. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Variabel Stres Kerja (Y) ... 68
35. Hasil Uji Autokorelasi... 70
36. Hasil Uji Multikolinieritas... 72
37. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Berganda ... 74
(9)
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Model Stres... 12 2. Kerangka Pemikiran ... 27
(10)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan Lampiran 2. Hasil Validitas
Lampiran 3. Data 30 Responden Lampiran 4. Output Reliabilitas Lampiran 5. Data 57 Responden Lampiran 6. Output Deskriptif
Lampiran 7. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Lampiran 8. Korelasi Variabel X Terhadap Y Lampiran 9. Tabel nilai-nilai r Product Moment Lampiran 10. Hasil Analisis Asumsi Klasik
(11)
DAFTAR PUSTAKA
Andreani, Ni Nyoman Novitasari. 2003. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan PT. H.M Sampoerna Tbk Surabaya. Tesis-Novita-MSDM-UNIAR.rar\Tesis-Novita-MSDM-UNAIR.
Arikunto, Suharsimi, 2005. Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Cooper Cary & Straw Alison, 1995. Stres Management yang Sukses. Kesain Blanc, Jakarta
Damayanti, Vila. 2008. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT Multisindo Jaya, Krian Sidoarj. http://www.adln.lib.unair.ac.id\go,php?id=gdlhub-gdl-sI-2008-damayantiv-6083&node=353&start=11&PHPSESSID=30b834384fafcce529ca462aed2 72e49.
Dwiyanti Endang, 2001. Stres Kerja di Lingkungan DPRD : Studi pada anggota DPRD di kota Surabaya & Kab. Jember: Jurnal Masyarakat, Kebudayaan & Politik, 3: 74-84. Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga
Handoyo, Seger, 2001. Stres pada Masyarakat Surabaya. Jurnal Insan Media Psikologi, 3 : 61-74. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya. Hasibuan H. Malayu S.P, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT.
Bumi Aksara, Jakarta.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonomi Metrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Mangkunegara Anwar Prabu, 2002. Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Margiati Lulus, 1999. Stres Kerja : Latar Belakang Penyebab & Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan & Politik, 3 : 71-80. fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.
Munandar Ashar Suryoto, 2001. Pisikologi Industri & Organisasi. Universitas Indonesia, Jakarta.
(12)
Rini, Jacinta F, 2002. Summary of Citing Internet Sites. Stres Kerja (Online), (A:\e-Psikologi.htm, diakses 26 September 2002)
Roobins, Stephen. & Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta.
Sarwoto, 1991. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Santoso, 2004. Latihan SPSS Statistik Penelitian Parameter. PT Gramedia, Jakarta.
Yulianti Praptini, 2000. Pengaruh Sumber-sumber Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Tenaga Edukatif Tetap. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlannga, Surabaya.
(13)
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN MENGENAI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA KARYAWAN CHANDRA
SUPER STORE CABANG METRO. A. IDENTITAS PENELITI
Nama : Taza Alfafa
Status : Mahasiswi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung (Unila)
NPM : 0516051012
B. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ……….
Umur : ………..
Jabatan : ……….
Masa kerja : ……….
Jenis kelamin 1. Pria 2. Wanita
Tingkat Pendidikan 1. SMP/Sederajat 2. SMU/ Sederajat
3. Diploma 4. Sarjana
Penghasilan 1. 500 Ribu – 1,5 Juta 2. > 1,5 Juta – 2 Juta 3. > 2 Juta
C. Petunjuk Pengisian Kuisioner
1. Terlebih dahulu isi atau tulislah data identitas anda pada poin 2 atau B secara lengkap
2. Bacalah semua pertanyaan ini dengan teliti dan pilihlah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan cara memberi tanda silang (X) pada setiap item jawaban
3. Mohon diisi dengan rapih dan jelas untuk menghindari kekeliruan dan mohon agar semua item pertanyaan dapat diisi, tidak ada yang terlewatkan
4. Kerahasiaan identitas anda kami jaga sebaik-baiknya.
5. Masing-masing pertanyaan dalam kuisioner diberi alternative jawaban dengan bobot nilai/skor sebagai berikut :
Keterangan Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu/Netral 3
Tidak setuju 2
(14)
Pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi stres 1. Faktor Organisasi
No faktor-faktor yang mempengaruhi stres Skor SS 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 a. 1 2. 3 b 4 5 6 c 7 8 Tuntutan tugas
Peraturan di tempat saya bekerja membuat saya stres
Kondisi kerja di tempat saya bekerja membuat saya Stres
Keragaman tugas/banyaknya tugas yang diberikan oleh perusahaan membuat saya stres
Tuntutan peran
Konflik peran di tempat saya bekerja membuat saya stres
Ambiguitas peran (ketidakjelasan peran) di tempat saya bekerja membuat saya stres
Beban peran (pekerjaan yang melampaui batas jam kerja) di tempat saya bekerja membuat saya stres
Hubungan antarpersonal
Konflik yang terjadi di tempat saya bekerja membuat saya stres
Tidak adanya dukungan dari sesama karyawan atau atasan di tempat saya bekerja membuat saya stres
(15)
2. Faktor personal
No faktor-faktor yang mempengaruhi stres Skor
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1 a.
9
b 10
11
c 12
Masalah ekonomi
Besarnya pengeluaran dari pada pemasukan yang saya dapatkan, selama saya bekerja membuat saya stres
Masalah keluarga
Retaknya hubungan pernikahan/perceraian bahkan belum mendapatkanya jodoh dapat menyebabkan saya stres, lalu terbawa sampai di tempat kerja Tidak adanya dukungan dari keluarga dan pacar atas pekerjaan saya, membuat saya stres
Kepribadian
Saya sering merasa diburu-buru dalam
menjalankan pekerjaan dan tidak sabaran untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ditempat saya bekerja
(16)
Pertanyaan yang berhubungan dengan stres kerja
No Stres kerja
Skor
SS 5
S 4
N 3
TS 2
STS 1 1 Anda merasa sakit kepala ketika anda
sedang menyelesaikan pekerjaan anda 2 Anda pernah mengalami kecemasan dalam
menyelesaikan pekerjaan anda.
Mis: anda meragukan apakah anda mampu menyelesaikan pekerjaan anda atau tidak, secara tepat waktu
3 Anda sering mengalami depresi ditempat kerja
4 Anda sering mengeluarkan keringat berlebih ketika anda sedang menyelesaikan pekerjaan
5
6
Anda sering menunda-nunda pekerjaan
(17)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Taza Alfafa dilahirkan di Metro, Provinsi Lampung pada tanggal 01 September 1987. Merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, putri kandung dari Bapak Mushannif dan Ibu Firwani.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 1 Metro pada tahun 1993 yang diselesaikan pada tahun 1999. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di MTs Negri Metro yang diselesaikan pada tahun 2002. Selanjutnya, jenjang pendidikan menengah keatas penulis selesaikan di MA Negeri 1 pada tahun 2005.
Pada tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Lampung melalui jalur Penulusuran Kemampuan Akademis dan Bakat (PKAB). Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah aktif sebagai anggota bidang Informasi dan Teknologi (IT) periode 2006-2007. Pada awal tahun 2008 penulis menjalani Praktek Kerja Lapangan di PT Jasaraharja Putera Bandar Lampung.
(18)
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Karyawan Chandra Super Store Cabang Metro” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Nur Efendi, S.Sos. M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang berharga demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Dian Komarsyah, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi demi penyusunan skripsi ini.
(19)
4. Bapak Wheny Kristianto, S.Sos selaku Dosen Pembimbing Pembantu dan Bapak Sigit Prasetyo, S.A.B. selaku Dosen Pembimbing Pembantu pengganti yang telah yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi demi penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ahmad Rifa’i, S.A.B selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama penulis menempuh studi di Universitas Lampung.
6. Staf Dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah banyak membantu penulis selama masa studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 7. Ibu nur’aini yang telah membantu proses administrasi dalam persiapan
seminar dan ujian.
8. Para Karyawan Chandra Super Store Cabang Metro yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dan memberikan informasi terkait dengan penelitian ini.
9. Keluarga besarku papi, mami, ussi, ahi, yu’dah, yunda, kakak iparku (ka’addis, Bang Asmadi, Tikuhan Putri) dan keponakan-keponakan aunti (Maulana Muhammad Akbar Aldizar, Nawalluna Afina Ghaisyani, Najma Ramadania Aldizar) Ma’cik, Uncu yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, dan doa yang tak pernah putus untuk menyelesaikan skripsi ini. 10.Muhammad Abrar yang telah memberikan perhatian yang begitu mendalam,
dukungan dan semangat yang tiada henti, kesabaran yang begitu besar dan doa yang penuh harapan.
(20)
11.Teman-temanku Syarifah, Qiqi, nurha, ayu, nurha, iroh, qory, lie, oliph, day, utie, cipu, vivin, weni, ami, heni, ayas, putri, resi, alen, sari, deni, nadia, nina, mirona, riqa, iim, erika, andi, eko, jefri, dega, lucky, fandi, rian, indra, ican, eka, ewa, atha dan mb.ine makasih ya semangat, bantuan nya yang selalu kalian berikan.
12.Anak kostan “Cengkeh Indah” mb.dian, mb.ia, yuk sae, silka, lina, nesti, furi, rika, nita, elsi, n-zet, riska n oliph makasih ya untuk kebersamaannya dan tali persaudaraan yang telah terjalin sampai saat ini dan seterusnya.
13.Seluruh kawan-kawan ABI angkatan 1999 sampai 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaannya, dukungan dan doanya.
Semoga Allah SWT selalu meridhoi tali persaudaraan yang telah terjalin dan memberkahinya dengan kemudahan, kelancaran, serta keindahan dalam silaturahmi.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, April 2010 Penulis
(21)
MOTTO
Emasmu adalah agamamu, Perhiasanmu adalah budi pekertimu dan harta adalah sopan
santunmu...
Tanamkan dalam setiap detik satu pujian, Setiap menit satu gagasan dan Setiap jam satu
pekerjaan..
Tanamkan dalam khayalanmu tentang keberhasilan dan biarkan dia tertulis dalam
hatimu..
Kemarin adalah mimpi yang telah berlalu, Esok hari adalah Cita-cita yang indah dan Hari ini
(22)
Karya ini merupakan rasa syukur dan cintaku yang
mendalam untuk :
Allah SWT sebagai sumber kekuatanku
Mami dan papiku Tersayang
keluargaku Tercinta:
Us
si, Ahi, Yu’dah, Yunda, ka’addis, Bang Asmadi ,Tikuhan
dan Keponakan-Keponakanku
(Akbar, Luna, Najma)
Muhammad Abrar yang kusayang
Sahabat-sahabat Terbaikku
Almamater yang Kubanggakan.
(23)
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan elemen yang selalu ada dalam menghasilkan barang dan jasa. Sumber daya manusia membuat sumber-sumber daya perusahaan seperti sumber daya finansial, sumber daya fisik, serta kemampuan teknoloogi dan sistem dapat berjalan dengan baik. Sumber daya manusia merupakan faktor bisnis yang mempunyai dampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa perubahaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan motivasi mereka sendiri dan masyarakat luas, agar eksistensi ini dapat terjaga dengan baik.
Setiap individu juga mengalami stress, terutama bagi individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Misalnya saja: seorang kasir di sebuah tempat perbelanjaan yang sudah lama bekerja pada perusahaan tersebut dan belum sepenuhnya mampu menggunakan atau mengoperasikan mesin komputer. Adanya perkembangan tersebut, mengakibatkan karyawan tersebut harus mengubah
(24)
pola sistem kerjanya sesuai dengan yang ada sekarang, yakni bekerja dengan sungguh-sungguh agar suatu saat dapat mengoperasikan komputer dengan baik.
Setiap orang dimanapun ia berada dalam suatu organisasi dapat berperan sebagai sumber stress bagi orang lain. Mengelola stress diri sendiri berarti mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan, sebagai seorang manajer, mengelola stress kerja di lingkungan tempat kerja lebih bersifat pemahaman akan penyebab stress orang lain dan mengambil tindakan untuk mengurangi kerusakan dalam rangka mencapai tujuan. Efektifitas komunikasi dua arah diantara atasan dan bawahan adalah penting untuk mengidentifikasikan penyebab stress potensial pemecahannya karena stress akan selalu menimpa organisasi. Stress kerja sebagai suatu ketidaksinambungan antara keinginan dan kemampuan yang dimilikinya.
Menurut Robbins (2008:368).
Stress adalah suatu kondisi dinamis seorang individu yang dihadapkan pada peluang, tuntutan dan sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
Menurut Robbins (2008:370) faktor-faktor yang menyebabkan stress terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor organisasi meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar personal 2. Faktor personal meliputi persoalan keluarga, persoalan ekonomi, kepribadian.
(25)
Serta akibat dari stress kerja itu sendiri sering mengalami sakit kepala, kecemasan, depresi, mengeluarkan keringat yang berlebih, suka menunda-nunda pekerjaan dan sulit tidur.
Candra Super Store merupakan suatu pusat pembelanjaan yang terdapat di Lampung yang mempunyai komitmen untuk dapat menyediakan akan kebutuhan konsumennya dengan baik. Chandra Super Store yang berdiri pada tahun 1984 yang dimiliki oleh Bapak Alesius Bunawan, yang pada awalnya hanya berbentuk toko grosir. Pemilihan nama “Chandra” pun diambil dari nama putra tertua dari Bapak Alesius Bunawan. Pesatnya kemajuan Chandra Super Store, mendorong pemimpin Chandra untuk memperluas usahanya yakni membuka cabang di luar kota Bandar Lampung salah satunya di Metro.
Sekarang, Chandra Super Store sudah memiliki 5 cabang perusahaan yang tersebar dipropinsi Lampung. Jumlah karyawan pada Chandra Super Strore Cabang Metro sampai akhir tahun 2008 memiliki 207 karyawan dan memiliki jam kerja masing-masing. Waktu kerja karyawan staf kantor Chandra Super Store Cabang Metro dari pukul. 08.00 s.d 16.00. sedangkan untuk Pembina pramuniaga dan pramuniaga Chandra Super Store Cabang Metro dibagi menjadi 2 shift.
Shift I : 07.45 s.d 15.00 (istirahat 1 Jam) Shift II : 14.45 s.d 21.00 (istirahat 1 Jam)
Setiap perusahaan tidak dapat memungkiri bahwa keberadaan seorang karyawan sangat menentukan bagi perkembangan dan kemajuan perusahaannya, bagi perusahaaan yang bergerak dalam menyediakan kebutuhan sandang, pangan maupun
(26)
papan seperti supermarket, mereka pada berlomba-lomba untuk dapat memberikan pelayanan yang baik serta dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumennya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan Chandra Super Store dalam menjalankan tugasnya adalah bagaiman ia dapat mengendalikan emosinya. Artinya seorang karyawan harus mampu untuk mengendalikan emosi secara efekti karena tuntutan pekerjaan. Berbagai tuntutan dan hambatan dalam perkerjaannya yang menyebabkan karyawan mengalami tekanan psikologis dan yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah kondisi kerja yang kurang baik misalkan saja kondisi lingkungan kerja fisik bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu dingin. Panas tidak hanya dalam pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Beban kerja dan jam kerja yang berlebihan serta kurangnya atasan memberikan semacam reward akan prestasi kerja karyawannya.
Peranan sumber daya manusia dalam hal ini karyawan pada Chandra Super Store merupakan penggerak bagi kelangsungan hidup perusahaan yang sangat penting untuk diperhatikan. Bila setiap karyawan bekerja dalam keadaan yang baik serta lingkungan kerja yang mendukung maka hasilnya akan tampak pada penampilan kerjanya karena stress kerja yang dialami oleh karyawan akan mempengaruhi produktivitas kerja di dalam perusahaan itu sendiri.
(27)
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dirumuskan adalah :
1. Apakah faktor organisasi berpengaruh terhadap stress kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro?
2. Apakah faktor personal berpengaruh terhadap stress kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro?
3. Apakah faktor organisasi dan faktor personal berpengaruh terhadap stress kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro?
C.Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1) Untuk mengetahui pengaruh faktor organisasi terhadap stress kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro.
2) Untuk mengetahui pengaruh faktor personal terhadap stress kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro.
3) Untuk mengetahui pengaruh faktor organisasi dan faktor personal terhadap stress kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro.
(28)
D.Kegunaan Penelitian
a. Memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia kerja tentang stress kerja yang ada hubungannya dengan motivasi karyawan sehingga dapat dilakukan usaha untuk mengurangi stress kerja dan meningkatkan motivasi pada karyawannya.
b. Sebagai sumbanagn pemikiran kepada Chandra Super Store Cabang Metro untuk mengambil langkah yang tepat dalam usaha untuk mengatasi stress kerja yang terdapat di perusahaan dan meningkatkan motivasi kerja karyawannya pada masa yang akan datang.
(29)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Stres Kerja 1. Pengertian Stres Kerja
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatau bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan manusia dengan organisasi perusahaan, unsur manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan unsur yang sangat penting pada perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari manajemen sumber daya manusia (MSDM) ini hanyalah masalah-masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan pengkhususan dari manajemen karena bidang manajemen sumber daya manusia memerlukan pengetahuan yang luas, yang menyangkut jiwa (psikologis), sosiologis, ekonomi dan administrasi dimana manajemen sumber daya manusia harus tahu dan mampu bagaimana cara memuaskan karyawan agar karyawan tidak mengalami kebosanan dan stres di tempat kerjanya, yang mana dapat membawa dampak pada penurunan kinerja
(30)
8
karyawan itu sendiri . Stres dapat terjadi karena faktor dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengertian stres dapat lebih jelas, bila diuraikan sebaga berikut : Menurut Spielberger (dalam Handoyo,2001:63). Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Sedangkan menurut Robbins (2008:368). Stres adalah suatu kondisi dinamis seseorang individu yang dihadapkan pada peluang, tuntutan dan sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan hasilnya di persepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
Gibson (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stres kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stressor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecendrungan individu untuk memberikan tanggapan.
(31)
9
Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda-beda. Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berfikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresif, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.
(32)
10
2. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja
Menurut Robbins (2008:370) ada 2 faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres
yaitu
1. Faktor organisasi meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan antar personal. Tidak sedikit faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu tidak peka dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa diantaranya sehingga dapat dikelompokkan menjadi tuntutan tugas, peran dan antar personal. Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual (otonomi, keragaman tugas), kondisi kerja. Serupa dengan hal tersebut, bekerja diruangan yang terlalu sesak atau lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi. Beban peran yang berlebihan dialami ketika karyawan diharapkan melakukan lebih banyak dari pada waktu yang ada. Ambiguitas peran tercipta manakala ekspektasi peran tidak dipahami secara jelas dan karyawan tidak yakin apa yang harus dilakukan. Hubungan antarpersonal adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menyebabkan stres, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial tinggi.
2. Faktor personal meliputi persoalan keluarga, persoalan ekonomi, dan kepribadian. Survei-survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. Berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan dan masalah anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan, yang lalu terbawa sampai ketempat kerjanya. Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak dari pada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrsi kerja mereka. Kepribadian maksudnya stres yang timbulnya dari sifat dasar seseorang. (Mis. Tipe A cenderung mengalami stres dibanding kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe A ini adalah sering merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran, konsentrasi pada lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap hidup (apa yang diraihnya), cenderung berkompetisi dengan orang lain meskipun dalam situasi atau peristiwa yang non kompetitif)
(33)
11
Didalam model Robbins terdapat perbedaan individu, perbedaan individu merupakan suatu perbedaan dalam kemampuan seseorang dalam mengatasi stres. Terdapat 6 Variabel-variabel perbedaan individu yang menengahi hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi stres dan gejala-gejalanya.
1. Persepsi.
Sebagai contoh. Ketakutan seorang karyawan bahwa ia akan kehilangan pekerjaan karena perusahaannya melakukan PHK, namun mungkin akan dipersepsi oleh orang lain sebagai peluang untuk mendapatkan pesangon yang besar dan selanjutnya memulai bisinis sendiri. Karena itu, persepsi akan menengahi hubungan antara kondisi yang berpotensi menimbulkan stres dan reaksi seorang karyawan terhadap kondisi tersebut.
2. Pengalaman kerja.
Bukti menunjukkan bahwa pengalaman kerja cenderung terkait secara negatif dengan stres kerja. Terdapat 2 penjelasan mengenai hal tersebut yang pertama adalah gagasan pengunduran diri selektif. Secara sukarela keluar dari pekerjaan lebih mungkn terjadi pada mereka yang mengalami tingkat stres lebih tinggi. Kedua, karyawan pada akhirnya akan mampu mengembangkan mekanisme penanganan stresnya sendiri.
3. Dukungan sosial.
Misalnya saja hubungan kolegial dengan rekan kerja atau atasan dapat membendung dampak stres. Secara logika yang mendasari variabel penengah ini adalah bahwa dukungan sosial berperan sebagai aktor pelega yang dapat mengurangi efek negatif dari pekerjaan yang sangat menegangkan.
4. Keyakinan pada pusat kendali
Merupakan sebuah atribut kepribadian, Misalkan saja mereka yang berfikir bahwa pusat kendali internal merupakan sebuah indikator dari evaluasi diri yang positif karena orang yang menganggap diri mengendalikan kehidupan (pusat kendali internal) memiliki pandangan diri yang lebih positif dibandingkan orang yang yang berfikir bahwa mereka dikendalikan oleh lingkungan mereka (pusat kendali ekstrenal). Ketika kelompok intenal dan eksternal mengahadapi situasi pemicu stres yang sama, dan kelompok internal meyakini bahwa mereka dapat secara signifikan menentukan hasil akhirnya karena mereka bertindak sebagai pengendali peristiwa. Sebaliknya, kelompok eksternal lebih mungkin bersikap pasif.
5. Keyakinan diri.
Sebuah studi mutakhir menunjukkan bahwa individu-individu dengan keyakinan diri yang tinggi berekasi lebih positif terhadap masalah seperti jam kerja yang panjang dan beban kerja yang berlebihan daripada orang yang memiliki tingkat keyakinan dirinya rendah.
6. Permusuhan.
Sebagian orang mungkin memiliki sifat keras dan mudah marah, sikap semacam itu secara signifikan dapat meningkatkan stres dan resiko terkena penyakit jantung.
(34)
12
Gambar 1. Model Stres
Sumber-sumber potensial Konsekuensi
Sumber : Robbins (2008 : 371)
Sedangkan menurut (Dwiyanti, 2001:75). Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedangkan faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Faktor kedua tersebut tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Secara umum dikelompokkan sebagai berikut (Dwiyanti, 2001:77-79):
Faktor organisasi (X1) Tuntutan tugas Tuntutan peran
Hubungan
antarpersonal
Faktor personal (X2) Persoalan keluarga
Persoalan ekonomi
Kepribadian
Perbedaan-perbedaan individual Persepsi
Pengalaman kerja Dukungan social Keyakinan pada
pusat kendali Keyakinan diri Permusuhan
Stres yang dialami
Gejala-gejala psikologis Kecemasan
Depresi
Menurunya tingkat kepuasan kerja Gejala-gejala fisiologis Sakit kepala
Tekanan darah tinggi Sakit jantung
Gejala-gejala perilaku Produktivitas Kemangkiran Perputaran karyawan
(35)
13
1. Tidak adanya dukungan sosial. Artinya, stres akan cenderung muncul pada para karyawan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga. Banyak kasus menunjukkan bahwa, para karyawan yang mengalami stres kerja adalah mereka yang tidak mendapat dukungan (khususnya moril) dari keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman dan semacamnya begitu juga ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan sekerjanya (baik pimpinan maupun bawahan) akan cenderung lebih mudah terkena stres. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan sosial yang menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan dan tugasnya.
2. Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di kantor. Hal ini berkaitan dengan hak dan kewenangan seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Banyak orang mengalami stres kerja ketika mereka tidak dapat memutuskan persoalan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya. Stres kerja juga bisa terjadi ketika seorang karyawan tidak dilibatkan dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya.
3. Pelecehan seksual. Yakni, kontak atau komunikasi yang berhubungan atau dikonotasikan berkaitan dengan seks yang tidak diinginkan. Pelecehan seksual ini bisa dimulai dari yang paling kasar seperti memegang bagian badan yang sensitif, mengajak kencan dan semacamnya sampai yang paling halus berupa rayuan, pujian bahkan senyuman yang tidak pada konteksnya. Dari banyak kasus pelecehan seksual yang sering menyebabkan stres kerja adalah
(36)
14
perlakuan kasar dari lawan jenis dan janji promosi jabatan namun tak kunjung terwujud hanya karena wanita. Stres akibat pelecehan seksual banyak terjadi pada negara yang tingkat kesadaran warga (khususnya wanita) terhadap persamaan jenis kelamin cukup tinggi, namun tidak ada undang-undang yang melindungnya (Baron and Greenberg dalam Margiati, 1999:72).
4. Kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja fisik ini bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu dingin. Panas tidak hanya dalam pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Di samping itu, kebisingan juga memberi andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain (Muchinsky dalam Margiati, 1999:73).
5. Manajemen yang tidak sehat. Banyak orang yang stres dalam pekerjaan ketika gaya kepemimpinan para manajernya cenderung neurotis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif, tidak percaya orang lain (khususnya bawahan), perfeksionis, terlalu mendramatisir suasana hati atau peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan keputusan di tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu mencurigai bawahan, membesarkan peristiwa/kejadian yang semestinya sepele dan semacamnya, seseorang akan tidak leluasa menjalankan pekerjaannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan stres (Minner dalam Margiati, 1999:73).
6. Tipe kepribadian. Seseorang dengan kepribadian tipe A cenderung mengalami stres dibanding kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe
(37)
15
A ini adalah sering merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran, konsentrasi pada lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap hidup (apa yang diraihnya), cenderung berkompetisi dengan orang lain meskipun dalam situasi atau peristiwa yang non kompetitif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu mengalami dilema ketika mengambil pegawai dengan kepribadian tipe A. Sebab, di satu sisi akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun di sisi lain perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko serangan/sakit jantung (Minner dalam Margiati, 1999:73).
7. Peristiwa/pengalaman pribadi. Stres kerja sering disebabkan pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan tidak diinginkan, peristiwa traumatis atau menghadapi masalah (pelanggaran) hukum. Banyak kasus menunjukkan bahwa tingkat stres paling tinggi terjadi pada seseorang yang ditinggal mati pasangannya, sementara yang paling rendah disebabkan oleh perpindahan tempat tinggal. Disamping itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari, kesepian, perasaan tidak aman, juga termasuk kategori ini (Baron & Greenberg dalam Margiati, 1999:73).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa untuk memahami sumber stres kerja, kita harus melihat stres kerja ini sebagai interaksi dari beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal, namun faktor pribadi lebih ditempatkan sebagai sumber stres karena dampak yang ditimbulkan cukup besar.
(38)
16
Menurut Cooper (dalam Rice 1999) terdapat 5 sumber stres yaitu
1. Kondisi pekerjaan
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya motivasi kerja yang berakibat kepada produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Selain itu faktor yang mempengaruhi kondisi kerja (Hal-hal yang mungkin terjadi di lapangan) salah satunya adalah beban kerja berlebihan, jadwal bekerja, bahaya fisik.
2. Stres karena peran
Ada sebuah penelitian menarik tentang stres kerja menemukan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang sangat besar, atau yang kurang memiliki struktur yang jelas, mengalami stres karena konflik peran. Mereka stres karena ketidak jelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen (Rice, 1992). Kenyataan seperti ini mungkin banyak dialami pekerja di Indonesia, dimana perusahaan atau organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang seringkali tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya, akibatnya sering muncul rasa ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga akhirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. faktor yang mempengaruhi stres karena peran (ketidakjelasan) peran, adanya bias dalam membedakan gender dan stereotype peran gender, pelecehan seksual
(39)
17
3. Faktor interpersonal
Menurut pandangan interktif dari stres, stres ditentukan pula oleh individunya sendiri, sejauh mana ia melihat situasinya sebagai penuh stres. Faktor yang mempengaruhi faktor inter personal yaitu hasil kerja dan sistem dukungan sosial yang buruk, persaingan politik, kecemburuan dan kemarahan, kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan.
4. Perkembangan karir
Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Bayangan akan kesuksesan karir, menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari ke hari. Namun pada kenyataannya, impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan karir yang baik seringkali tidak terlaksana. Alasannya bisa bermacam-macam seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme
dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah “mentok” yaitu tidak ada
kesempatan lagi untuk naik jabatan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan karir yaitu promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya, promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya, ambisi yang berlebihan sehingga mengakibatkan frustrasi
5. Struktur organisasi
Gambaran perusahaan Asia dewasa ini masih diwarnai oleh kurangnya struktur organisasi yang jelas. Salah satu sebabnya karena perusahaan di Asia termasuk Indonesia, masih banyak yang berbentuk family business.
(40)
18
Kebanyakan family business dan bisnis-bisnis lain di Indonesia yang masih sangat konvensional dan penuh dengan budaya nepotisme, minim akan kejelasan struktur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab tidak hanya itu, aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang, kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati dan perilaku negatif. Peningkatan taraf dari kesehatan mental dan fisik.
3. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan
Robbins juga mengemukakan ada 3 kategori dampak yang timbul akibat stres kerja:
1. Gejala fisiologis
Kebanyakan perhatian dini atas stres diarahkan pada gejala fisiologis. Ini terutama karena topik itu diteliti oleh spesialis dari ilmu kesehatan medis. Riset ini memandu pada kesimpulan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, peningkatan laju detak jantung dan pernafasan meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.
2. Gejala psikologi
Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan itulah efek psikologis yang paling sederhana dan paling jelas dari stres itu. Tetapi stres muncul dalam keadaan psikologis lain misalnya berupa kegelisahan, kebosana, agresif, kelesuan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, mudah marah dan suka menunda-nunda pekerjaan.
3. Gejala perilaku
Gejala stres yang dikaitkan dengan perilaku mencakup perubahan dalam produktivitas, absensi, dan tingkat keluarnya karyawan, juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatkan merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan sulit tidur.
(41)
19
Cooper dan Straw (1995:8-15) mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
1. Fisik yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
2. Perilaku yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jernih, sulit membuat keputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.
3. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan.
Dari beberapa uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan). Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan bagi perusahaan, namun pada taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan diharapkan akan memotivasi karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Reaksi terhadap stres dapat merupakan reaksi bersifat
(42)
20
psikis maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang stres akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres (flight) atau freeze (berdiam diri). Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres.
Perubahan-perubahan ini di tempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stres antara lain (Margiati, 1999:78-79) :
1. Bekerja melewati batas kemampuan 2. kelerlambatan masuk kerja yang sering 3. ketidakhadiran pekerja
4. kesulitan membuat keputusan 5. kesalahan yang sembrono
6. kelalaian menyelesaikan pekerjaan
7. lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri 8. kesulitan berhubungan dengan orang lain
9. kerisauan tentang kesalahan yang dibuat
10.menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan.
(43)
21
4. Strategi Manajemen Stres Kerja
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih dari pada sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif, hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan penanggulangannya. Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkaitan dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Stres dapat timbul pada beberapa tingkat berjajar dari ketidak mampuan bekerja dengan baik, dalam peranan tertentu karena kesalahpahaman atasan atau bawahan bahkan dari sebab tidak adanya keterampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati,1999:76).
(44)
22
Suprihanto dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stres yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres tertentu akan memberikan motivasi dan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau stres ringan yang berkepanjangan akan membuat menurunnya motivasi karyawan. Stres ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi dari sudut pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang diinginkan maka manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas yang menyertakan stres ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya itu akan dirasakan sebagai tekanan oleh pekerja berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
(45)
23
2. Pendekatan Organisasi
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan inter personal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Vila Damayanti yang mengangkat judul "Analisis pengaruh faktor-faktor stres kerja terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Multispunindo Jaya, Krian Sidoarjo". Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor pengaruh stres kerja yang terdiri atas faktor intrinsik dalam pekerjaan, faktor peran dalam organisasi, faktor pengembangan karir dan faktor hubungan dalam pekerjaan terhadap variabel terikat (Y) motivasi kerja karyawan PT. Miltispunindo Jaya, Krian-Sidoarjo. Hasil uji t, masing-masing variabel faktor stres kerja yaitu faktor intrinsik dalam pekerjaan, faktor peran dalam organisasi, faktor pengembangan karir dan faktor hubungan dalam berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y) motivasi
(46)
24
kerja karyawan PT. Miltispunindo Jaya, Krian-Sidoarjo. Variabel faktor intrinsik dalam pekerjaan merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Multispunindo Jaya di Krian Sidoarjo. Kesimpulan ini berdasarkan hasil uji parsial dimana nilai determinasi (r2) dan koefisien regresi (b) variabel faktor intrinsik dalam pekerjaan lebih besar daripada variabel lain
2. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Regina Ryaningtiyas W,
yang mengangkat judul “ Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan
pada Rumah Sakit Cakra Husada, Klaten”. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Simpel Random Sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 97 karyawan dengan teknik analisis data menggunakan Regresi Linear Berganda dengan korelasi yang sedang antara variabel stress kerja terhadap variabel prestasi kerja yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,496 dan koefisien determinasi (R2) = 0,246 yang berarti bahwa 24,6% dari variabel prestasi kerja dipengaruhi oleh variabel stres kerja, sedang 75,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Maka kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis yaitu adanya pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan Rumah Sakit Cakra Husada
3. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Novitasari Andraeni dengan judul tesis “Pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan PT. H.M. Sampoerna Tbk Surabaya” dengan menggunakan analisis data regresis berganda dengan jumlah responden sebanyak 63 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yaitu variabel stres kerja
(47)
25
(konflik kerja, beban kerja, karkteristik kerja, waktu kerja dan dukungan kelompok dan pengaruh kepempinan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Pada hipotesis ke dua menyatakan bahwa stres kerja (konflik kerja, beban kerja, karkteristik kerja, waktu kerja dan dukungan kelompok dan pengaruh kepempinan) secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja (Y). Hipotesis ke tiga menyatakan bahwa stres kerja (konflik kerja, beban kerja, karkteristik kerja, waktu kerja dan dukungan kelompok dan pengaruh kepempinan) dan motivasi kerja (Z) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hipotesis keempat menyatakan bahwa stres kerja (konflik kerja, beban kerja, karkteristik kerja, waktu kerja dan dukungan kelompok dan pengaruh kepempinan) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hipotesis kelima menyatakan bahwa stres kerja (konflik kerja, beban kerja, karkteristik kerja, waktu kerja dan dukungan kelompok dan pengaruh kepempinan) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja (Z) hanya pada variabel konflik kerja (X1) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja (Z). Hipotesis keenam menyatakan bahwa motivasi kerja (Z) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Z).
(48)
26
C. Kerangka Pemikiran
Manusia akan senantiasa “bertarung” melawan komponen fisik dan komponen
psikologis dari lingkungan kerjanya. Bahwa kondisi di salah satu atau keduanya mungkin menyebabkan stres yang tak tertahankan, dan bahwa pekerjaan itu sendiri dapat merupakan stres yang fatal dan harus disadari, bahwa dari sudut-sudut pandang tertentu stres senantiasa ada, besar atau kecil bagaimana pekerja dapat mengatasinya.
Menurut Robbins (2008:368). Stres adalah suatu kondisi dinamis seseorang individu yang dihadapkan pada peluang, tuntutan dan sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
Menurut Robbins (2008:371) faktor-faktor yang mempengaruhi stres
1. Faktor organisasi meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran dan hubungan antarpersonal
2. Faktor personal meliputi persoalan keluarga, persoalan ekonomi dan kepribadian
Serta akibat dari stres kerja itu sendiri yaitu sering mengalami sakit kepala, kecemasan, depresi, mengeluarkan keringat yang berlebih, suka menunda-nunda pekerjaan dan sulit tidur.
(49)
27
Gambar 2. Kerangka Pemikiran faktor-faktor yang
mempengaruhi stres (X)
D. Hipotesis
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara atas rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada, maka dibuat suatu hipotesis yaitu :
1. Ha : Faktor organisasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan Ho : Faktor organisasi tidak ada pengaruh terhadap stres kerja karyawan
2. Ha : Faktor personal berpengaruh terhadap stres kerja karyawan Ho : Faktor personal tidak ada pengaruh terhadap stres kerja karyawan
3. Ha : Faktor organisasi dan faktor personal berpengaruh terhadap stres kerja karyawan
Ho : Faktor organisasi dan faktor personal tidak ada pengaruh terhadap stres
kerja karyawan Faktor organisasi (X1) Tuntutan tugas Tuntutan peran
Hubungan
antarpersonal
Faktor personal (X2) Persoalan keluarga
Persoalan ekonomi
Kepribadian
(50)
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel/ lebih melalui pengujian hipotesis. (Sugiyono, 1999:11). Bentuk variabel dalam penelitian ini adalah hubungan yang bersifat sebab akibat (kausalitas).
B. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut dilapangan. Stres adalah suatu kondisi dinamis seseorang individu yang dihadapkan pada peluang, tuntutan dan sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
(51)
29
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres :
1. Faktor organisasi meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran dan hubungan antarpersonal
2. Faktor personal meliputi persoalan keluarga, persoalan ekonomi dan kepribadian
Serta akibat dari stres kerja itu sendiri yaitu sering mengalami sakit kepala, kecemasan, depresi, mengeluarkan keringat yang berlebih, suka menunda-nunda pekerjaan dan sulit tidur.
C. Definisi Operasional
Untuk lebih mengoperasikan konsep-konsep yang digunakan maka selanjutnya konsep-konsep tersebut dioperasikan dengan definisi operasional. Variabel penelitian ini terdiri dari atas 2 jenis, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam hal ini adalah varibel yang menjadi penyebab terjadinya atau memberi pengaruh terhadap varibel terikat, sedangkan variabel terikat dalam hal ini adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (independent Variable) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi stres sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah stres kerja karyawan.
(52)
30
Tabel 1. Definisi Operasional
Variabel Sub variabel Definisi operasional Indikator Skala Ukur
Faktor organisasi (X1) Faktor personal (X2) Stres kerja (Y) a.Tuntutan tugas b.Tuntutan peran c.Hubungan antarperson al a.Persoalan ekonomi b.Persoalan keluarga c.Kepribadian
Faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang
Suatu tekanan yang ditujukan kepada
seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi
Suatu tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain
Masalah yang terjadi dikarenakan masalah ekonomi
Masalah yang terjadi karena kurang
harmonisnya hubungan antara suami istri mapun anak
Tipe kepribadian A yaitu sering merasa diburu-buru dalam menjelankan pekerjaannya.
Suatu tekanan,
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang
Peraturan di tempat kerja Kondisi lingkungan kerja Beban tugas
Beban peran Ambiguitas peran Konflik peran
Hubungan saya dengan karyawan
Hubungan saya terhadap atasan
Penghasilan di tempat kerja
Retaknya hubungan penikahan, belum mendapatkan jodoh Tidak adanya dukungan
dari keluarga maupun pacar
Sering merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaan dan tidak sabaran
Sakit kepala
Kecemasan
Depresi
Mengeluarkan keringat berlebih
Suka menunda-nunda
pekerjaan Sulit tidur
Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval
(53)
31
D. Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah pada Chandra Super Store Cabang Metro yang berlokasi di Komplek Pertokoan Sumur Bandung Metro.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2004:72). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Chandra Super Store Cabang Metro yang berjumlah 207 karyawan.
2. Sampel Penelitian
Penilaian penentuan suatu sampel yang harus dilakukan yaitu bagaimana sampel tersebut dapat mewakili populasi. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan sampel acak sederhana (sampel random sampling). Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarang (acak) dan dilakukan dengan cara mengundi seperti lotre. Didalam menggunakan teknik sampling ini peneliti memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk terambil sebagai anggota sampel. Oleh karena itu menggunakan rumus sebagai berikut ( Suparmoko 1987:42)
(54)
32
NZ2S2 n =
Nd2 + Z2S2
Keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Jumlah anggota populasi Z = Derajat Kepercayaan (1,96) S2 = Varians sampel (5%)
d = Derajat Penyimpangan (5%)
207 (1,96)2.(0,05) n =
207 (0,05)2 + (1,96)2 (0,05)
207 . 39,76056 n =
207 . 0,0025 + 3,8416 . 0,05
39,76056 n =
0, 5175 + 0,19208 39,76056
n = = 56,03 dibulatkan menjadi 57 orang 0,70958
Sumber : Suparmoko (1987: 42)
F. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber Data
Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil dan jawaban yang diperoleh dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang diberikan
(55)
33
kepada responden. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan melalui media perantara yang berupa laporan perusahaan.
2. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data yang kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung guna menghasilkan suatu penaksiran, yaitu berupa hasil jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada responden.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pernyataan-pernyatan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2004:67). Daftar pertanyaan ini disebarkan kepada karyawan Chandra Super Store Cabang Metro yang terpilih sebagai responden.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen dan arsip dari Chandra Super Store Cabang Metro yang berupa laporan perusahaan.
(56)
34
H. Skala Pengukuran
Skala Pengukuran yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2002:86), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atas kelompok orang tentang fenomena sosial. Peneliti menggunakan alternatif jawaban mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Penentuan skor atas sejumlah pertanyaan memuat 5 (lima) alternatif jawaban. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju, skor 4 untuk jawaban setuju, skor 3 untuk jawaban ragu-ragu, skor 2 untuk jawaban tidak setuju, dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.
I. Teknik Pengolahan Data
Adapun Teknik Pengolahan Data dalam Penelitian ini adalah : 1. Editing
Langkah yang dilakukan adalah untuk meneliti kembali data-data yang telah diperoleh melalui wawancara, angket ataupun dari dokumentesi
2. Koding
Pada tahap ini adalah mengklasifikasi jawaban-jawaban para responden yang menjadi sumber data menurut macamnya atau kelompoknya. Klasifikasi ini dilakukan dengan cara memberi tanda pada masing-masing jawaban itu dengan tanda-tanda tertentu.
(57)
35
3. Tabulasi
Jawaban dikelompokkan kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi dengan cara yang teliti dan teratur berdasarkan kategori jawaban pertanyaan. Dalam tabulasi masing-masing responden diberi kode berdasrkan urutan angka.
J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. (Arikunto, 2005:167). Untuk mengukur tingkat validitas instrumen yang penulis gunakan dan peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas faktor-faktor yang mempengarhi stres (X) terhadap variabel terikat stres kerja (Y) maka digunakan rumus koefesien korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut : (Suharsimi Arikunto, 2005:327).
n∑ XY–(∑ X)(∑ Y) r =
√(n∑X2–(∑ X) 2 ∙(n∑Y2–(∑Y) 2 )
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel x dan y n = banyaknya sampel
X = skor masing-masing variabel(faktor yang mempengaruhi) Y = skor total
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid
(58)
36
Untuk menguji validitas instrumen penelitian, peneliti menguji validitas dengan menggunakan data yang terkumpul dari 30 responden dengan r kritis 0,361. Bila
harga korelasi ≤ 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut
tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 16, diketahui bahwa korelasi 8 item pernyataan variabel faktor organisasi dan 4 item pernyataan variabel faktor personal dengan skor total dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Sedangkan korelasi 6 item pernyataan variabel stres kerja dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Organisasi (X1)
No. item r hitung r kritis keputusan
1 0,754 0,361 valid
2 0,832 0,361 valid
3 0,707 0,361 valid
4 0,713 0,361 valid
5 0,654 0,361 valid
6 0,553 0,361 valid
7 0,703 0,361 valid
8 0,739 0,361 valid
Sumber : Data diolah, 2009
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Faktor Personal (X2)
No. item r hitung r kritis keputusan
1 0,868 0,361 valid
2 0,946 0,361 valid
3 0,874 0,361 valid
4 0,784 0,361 valid
(59)
37
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Stres Kerja (Y)
No. item r hitung r kritis keputusan
1 0,636 0,361 valid
2 0,604 0,361 valid
3 0,827 0,361 valid
4 0,734 0,361 valid
5 0,721 0,361 valid
6 0,765 0,361 valid
Sumber : Data diolah, 2009
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 8 item pernyataan mengenai faktor organisasi (X1), valid. Pada Tabel 3, terdapat 4 item pertanyaan mengenai faktor personal (X2), hasilnya valid. Sedangkan pada Tabel 4, diketahui dari 6 item pernyataan mengenai stres kerja (Y) dan semuanya valid. Ini berarti dari semua item pernyataan yang menunjukkan bahwa semua item tersebut valid karena korelasi item tersebut dengan skor total adalah lebih dari 0,361. Pernyataan-pernyataan variabel yang valid akan digunakan pada kuesioner selanjutnya untuk analisis data penelitian dan semua item tersebut cocok untuk dapat mengukur bahwa faktor organisasi dan faktor personal dapat mempengaruhi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpal data karena instrumen yang sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2005:180)
(60)
38
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha.
21 2 11 1 1 b K K r Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
∑σb² = jumlah varians pertanyaan
σt ² = varians soal
k = banyaknya jumlah pertanyaan
Dimana varians dapat dicari dengan menggunakan rumus:
n n X X
2 2 Keterangan:n = Jumlah sampel
X = Nilai skor yang dipilih
Instrumen tersebut memenuhi syarat jika memiliki reliabilitas hasil r 11> r tabel,
kemudian di interprestasikan dengan 5 nilai reliabel:
Tabel 5. Nilai Interprestasi Reliabel Besarnya nilai r Interprestasi Antara 0.8000-0.1000 Antara 0.6000-0.7999 Antara 0.4000-0.5999 Antara 0.2000-0.3999 Antara 0.0000-0.1999 Tinggi Cukup Agak rendah Rendah
Sangat rendah (tidak berkolerasi) Sumber : Suharsimi Arikunto (2002:245)
Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, reliabilitas diukur berdasarkan data dari 30 responden dari kuesioner tahap pertama, yang terdiri dari 8 item pernyataan yang valid untuk variabel faktor organisasi (X1), 4 item pernyataan yang valid untuk variabel faktor personal (X2) dan 6 item pernyataan yang valid
(61)
39
untuk variabel stres kerja. Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila r hit > r
tab(5%) tabel product moment. Keseluruhan hasil uji reliabilitas yang diperoleh
dengan bantuan program SPSS 16 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian.
Variabel Alpha (r hitung) r tabel Keterangan
Faktor organisasi Faktor personal
Stres kerja
0,858 0,892 0,808
0,361 0,361 0,361
Sangat Reliabel Sangat Reliabel Sangat Reliabel Sumber : Data diolah, 2009
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah reliabel karena nilai koefisien alpha variabel Faktor organisasi, Faktor personal dan Stres kerja lebih besar dari rt(5%) = 0,361. Oleh karena itu berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan
reliabel seluruh item pernyataannya yakni dari 8 item pernyataan faktor organisasi, 4 item pernyataan faktor personal dan 6 item pernyataan stres kerja, maka item-item pernyataan tersebut dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
K. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan.
(1)
43
Tabel 7. Kriteria Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,199 Sangat rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2005:283)
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menganalisis masalah dan pemecahannya digunakan rumus regresi linier berganda untuk menghetahui seberapa besar pengaruh variabel faktor organisasi, faktor personal terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro adalah dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan rumus
Keterangan : Y : stres kerja X1 : faktor organisasi X2 : faktor personal
a : nilai Intercept (konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi et : error term
(2)
Metode yang menganalisis hubungan antara 2 variabel atau lebih yang dalam analisis ini adalah stres kerja (Y) sebagai variabel terikat dan faktor organisasi (X1), faktor personal (X2), sebagai variabel bebas.
4. Uji F
Pengujian terhadap hipotesis yaitu dengan menggunakan uji F, pada tingkat kepercayaan 95% (5%) dengan derajat kebebasan df (k-1) (n-k).
Ho : bi = 0, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat
Ho : bi ≠ 0, ada pengaruh nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima, dan Ha ditolak
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika Ho diterima, berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika Ho ditolak berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
5. Uji t
Uji statistik t dimaksudkan untuk menguji keberhasilan koefesien regresi secara parsial. Uji t ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α= 5%) dan derajat kebebasan n-k-1 dimana k= jumlah regresor. Dengan hipotesis yang digunakan sebagai berikut :
(3)
45
1. Untuk variabel X1 (faktor organisasi)
Ho : b1 = 0 (tidak ada pengaruh antara organisasi terhadap stres kerja karyawan)
Ha : b1 ≠ 0 (ada pengaruh antara organisasi terhadap stres kerja karyawan) Apabila t hitung ≤ t tabel : Ho diterima, Ha ditolak
Apabila t hitung > t tabel : Ho ditolak, Ha diterima.
2. Untuk variabel X2 (faktor personal)
Ho : b1 = 0 (tidak ada pengaruh antara faktor personal terhadap stres kerja karyawan)
Ha : b1 ≠ 0 (ada pengaruh antara faktor personal terhadap stres kerja karyawan)
Apabila t hitung ≤ t tabel : Ho diterima, Ha ditolak Apabila t hitung > t tabel : Ho ditolak, Ha diterima.
(4)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagian besar karyawan yang bekerja di Chandra Super Store Cabang Metro adalah wanita, dengan usia rata-rata 17-25 tahun, pendidikan terakhir SMA dan jabatan yang didudukinya adalah sebagai pramuniaga.
2. Berdasarkan gambaran distribusi jawaban responden mengenai variabel faktor organisasi seperti tuntutan tugas, tuntutan peran dan hubungan antar personal dapat membuat karyawan stres, faktor personal seperti masalah ekonomi, masalah keluarga dan kepribadian dapat membuat karyawan stres, adapun dampak dari stres kerja itu sendiri yaitu sering merasa sakit kepala, kecemasan, depresi, mengeluarkan keringat berlebih, sering menunda-nunda pekerjaan dan mengalami gangguan tidur.
(5)
83
3. Hasil perhitungan uji korelasi pada variabel faktor organisasi (X1) diperolah hasil korelasi sebesar 0,589 dan variabel faktor personal (X2) diperoleh hasil korelasi sebesar 0,515. Ini berarti terdapat hubungan yang positif antara masing-masing variabel terhadap stres kerja dan masing-masing variabel memiliki hubungan yang sedang karena terletak antara 0,400-0,599.
4. Secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yaitu sebesar 43,9% artinya semakin tinggi tingkat kedua variabel tersebut maka semakin tinggi pula pengaruh faktor organisasi dan faktor personal terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro sedangkan sisanya 56,1% disebabkan oleh faktor lain, dimana faktor lain tersebut tidak dianalisis oleh peneliti.
5. Secara parsial, faktor organisasi dan faktor personal masing-masing berpengaruh terhadap stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat diberikan yakni sebagai berikut.
1. Untuk dapat mengurangi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro, sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan lagi kondisi-kondisi di sekitar tempat mereka bekerja seperti renovasi tempat kerja, pendingin ruangan (AC), kamar kecil (WC) diperbanyak lagi, serta memberikan fasilitas
(6)
terhadap karyawan seperti memberikan jaminan keselamatan kerja kepada karyawannya dan menyediakan mushola buat konsumen Chandra Super Store Cabang Metro.
2. Untuk dapat mengurangi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro, sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan lagi gejala-gejala stres yang dihadapi oleh karyawan Chandra kemudian dapat memberikan solusi atau jalan keluar seperti mengadakan konseling, refresing, evaluasi kerja karyawan dan lain sebagainya yang mampu mengurangi stres yang dialami oleh karyawan Chandra Super Store Cabang Metro.
3. Hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro ini masih perlu disempurnakan oleh penelitian serupa dengan sejumlah perusahaan-perusahaan lainnya, sehingga dapat mewakili keterpaduan faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan Chandra Super Store Cabang Metro ada berbagai perusahaan.