10
memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi
ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal
yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato radio, film documenter, brosur,
leaflet, poster, konferensi pers. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi
Efendy, 2008:30
2.3 Teori Fungsional
Kata eksistensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Alwi, 2005:288 diartikan sebagai hal berada; keberadaan. Sedangkan Eksistensi menurut Abidin
Zaenal 2007:16, suatu proses yang dinamis, suatu ‘menjadi’ atau ‘mengada’. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar
11
dari, ‘melampaui’ atau ‘mengatasi’. Konsep eksistensi dalam hal ini di tujukan kepada SOHC, dimana SOHC sebagai salah satu komunitas musik indie yang
masih bertahan di Salatiga, dengan kehadiran banyak komunitas – komunitas musik indie lain di Salatiga, dan juga dengan banyaknnya kemunculan komunitas
– komunitas indie lain bukan hanya komunitas musik di Salatiga, SOHC masih tetap eksis dan bertahan hingga sekarang. Untuk mengetahui bagaimana cara
SOHC mempertahankan eksistensinya di kota Salatiga hingga sekarang, penulis menggunakan teori Fungsional untuk meneliti bagaimana SOHC masih bisa eksis
hingga sekarang. Teori fungsional tentang perubahan ini dicetuskan oleh Parsons,
1975:64. Dalam teorinya Parsons menganalogikan perubahan sosial dalam masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada makhluk hidup. Fungsionalisme
struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian
yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma,
adat, tradisi dan institusi. Fungsi dikaitkan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada memenuhi
kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sebuah sistem. Ada empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya masyarakat bisa berfungsi. Keempat persyaratan itu
disebutnya AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal attainment, Integration, dan Latency. Demi keberlangsungan hidupnya, maka masyarakat
harus menjalankan fungsi-fungsi tersebut, yakni;
1. Adaptasi adaptation: supaya masyarakat bisa bertahan dia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan
lingkungan dengan dirinya. 2. Pencapain tujuan goal attainment: sebuah sistem harus mampu
menentukan dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan itu.
12
3. Integrasi integration: masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal.
4. Latency atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada: setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi
individu-individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mepertahankan motivasi-motivasi itu.
13
2.4 Penelitian Pendukung