7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian skripsi ini dilandasi oleh teori dasar mengenai komunikasi yang berhubungan dan sebagai acuan untuk pemecahan masalah, baik secara sistematis
dan teoritis.
2.1 Proses Komunikasi
Sebuah proses komunikasi memang selalu melalui beberapa tahapan tertentu agar sebuah komunikasi berjalan dengan lancar, memang tidak semua
komunikasi yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar, pasti selalu ada gangguan atau noise di beberapa bagian proses komunikasi tadi. Seperti yang diungkapkan
oleh Ruslan bahwa : “Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan message dari pengirim pesan sebagai komunikator
dan kepada penerima pesan sebagai komunikan tersebut bertujuan feed back untuk mencapai saling pengertian mutual understanding antara kedua belah
pihak” Ruslan, 2006:81. Proses komunikasi sendiri di bagi menjadi 2 jenis, yaitu komunikasi primer dan komunikasi sekunder, dimana proses komunikasi primer
ini dilakukan secara langsung dengan berhadapan dengan komunikan, dan menggunakan bahasa, lambang, isyarat, gambar, dan lain – lain. Namun yang
paling sering di gunakan adalah dengan menggunakan bahasa.Dan komunikasi sekunder, adalah komunikasi yang menggunakan sebuah media perantara, setelah
menggunakan bahasa sebagai media pengirim pesan pertama. Komunikasi sekunderi ini dilakukan oleh seorang komunikator jika ingin menjangkau
komunikan yang jangkauannya jauh, biasanya menggunakan media sekunder seperti televisi, redio, majalah, koran, dan lain – lain.
8
2.2 Pola Komunikasi
Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses
komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola
komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh
feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola,model, bentuk dan juga bagianbagian kecil yang berkaitan erat dengan proses
komunikasi. kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi
sirkular.Pola komunikasi ini didasari atas model sederhana yang dibuatAristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell, seorang sarjanapolitik Amerika
yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenaldengan formula Lasswell pada tahun 1984 Wiryanto, 2005:17
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non
verbal Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
pada media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya,
atau banyak jumlahnya Pola Komunikasi Linear. Linear di sini mengandung makna lurus
yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang
9
berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya
terjadi dalam komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia.
Pola Komunikasi Sirkular. Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback
atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti
komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berwujud komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder menggunakan media massa. Komunikasi internal ini
lazim dibedakan menjadi dua, yaitu: Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada atasan.
Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari kepada karyawan, manajer kepada manajer.
Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini
10
memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi
ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal
yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato radio, film documenter, brosur,
leaflet, poster, konferensi pers. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi
Efendy, 2008:30
2.3 Teori Fungsional