SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1293
2.5 Pengolahan dan Analisa Data
Data dikumpulkan kemudian dilakukan pentabulasian pada master data yang merangkum hasil penelitian meliputi data karakteristik responden dan gangguan kulaits tidur. Selanjutnya data dianalisis
menggunakan uji non parametrik Wilcoxon.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian Karakteristik subyek penelitian
Karakteristik dasar responden penelitian diperlihatkan pada tabel 1. Responden terbanyak berada pada usia 14 tahun yaitu sebanyak 41.20. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 61.80.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik Frekuensi n
Persentase Umur
13 tahun 12
35.30 14 tahun
14 41.20
15 tahun 5
14.70 16 tahun
2 5.90
17 tahun 1
2.90
Jenis Kelamin
Laki-laki 13
38.20 Perempuan
21 61.80
Kualitas Tidur Pretest dan Posttest
Hasil penilaian terhadap responden disajikan secara berurutan yaitu kualitas tidur sebelum diberikan guided imagery, kualitas tidur setelah diberikan guided imagery dan hasil analisa data pengaruh pemberian
guided imagery terhadap kualitas tidur remaja.
Gambar 1. Bagan alur pengumpulan data Pengaruh guided imagery terhadap kualitas tidur remaja
Kualitas Tidur Pretest dan Posttest
Hasil penilaian terhadap responden disajikan secara berurutan yaitu kualitas tidur sebelum diberikan guided imagery, kualitas tidur setelah diberikan guided imagery dan hasil analisa data pengaruh pemberian
guided imagery terhadap kualitas tidur remaja.
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
1294 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat adanya perubahan skor kualitas tidur sebelum diberikan guided
imagery dan setelah diberikan guided imagery pada responden dengan median skor kualitas tidur pretest sebesar 54.50 dan median skor gangguan tidur sebesar 33.00.
Pretest Posttest
Perbedaan d Rata-rata
56.74 33.68
23.06
Minimum 50
28 22
Maksimum 78
42 36
Median 54.50
33.00 21.5
Standar Deviasi 6.95
3.95 3
Hasil Analisis Perubahan Intensitas Nyeri
Untuk mengetahui adanya pengaruh guided imagery terhdap kualitas tidur remaja, maka dilakukan uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon tingkat kemaknaan atau kesalahan 5 p≤0,05. Analisa data
yang dilakukan diperoleh hasil yaitu nilai Sig. 2-tailed p sebelum intervensi dan setelah intervensi adalah 0,000. Nilai p≤0,05 menandakan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh pemberian guided imagery
terhadap kualitas tidur remaja.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistk dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kualitas tidur sebelum dan setelah diberikan guided imagery pada remaja dengan nilai p=0.000. Perbedaan kualitas tidur tersebut
mungkin dapat dijelaskan sebagai berikut, guided dapat mengurangi tekanan dan berpengaruh terhadap proses fisiologi seperti menurunkan tekanan darah, nadi, dan respirasi. Hal itu karena guided imagery
dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatis Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2008. Carter 2006 menggunakan guided imagery untuk mengurangi tingkat stres, penyebab dan gejala-gejala yang menyertai
stres. Tehnik guided imagery dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatis. Selama keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut parasimpatis yang menonjol Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever,
2008.
Guided imagery adalah suatu kondisi keterlepasan dalam berimajinasi dan relaksasi. Guided imagery juga merupakan berbagai variasi tehnik yang meliputi visualisasi sederhana dan sugesti langsung
menggunakan khayalan, metaphor dan story telling, eksplorasi fantasi dan bermain game, interpretasi mimpi, menggambar dan imaginasi aktif dimana elemen ketidaksadaran diundang untuk muncul sebagai
suatu gambar yang dapat berkomunikasi dengan pikiran sadar www.academyforguidedimagery.com. Guided imagery adalah adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara
khusus untuk mencapai efek positif tertentu Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2008. Menurut DeLaune Ladner 2002, salah satu terapi modalitas untuk meningkatkan kualitas tidur adalah guided imagery.
Menurut Fiorentino Martin 2010, guided imagery merupakan salah satu bagian dari Cognitive– Behavioral Therapy of Insomnia CBT-I yang bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala insomnia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan median skor gangguan tidur pretest adalah sebesar 54.50 dengan nilai minimal 50 dan nilai maksimal 78. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden mengalami
gangguan kualitas tidur. Remaja memperoleh sekitar 7.5 jam untuk tidur setiap malam. Pada saat kebutuhan tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang seringkali mengurangi
waktu tidur. Biasanya orangtua tidak lagi terlibat dalam penataan waktu tidur yang spesifik. Tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah, dan pekerjaan paruh waktu menekan waktu yang tersedia untuk
tidur Potter Perry, 2005. Harapan sosial yang umum adalah remaja membutuhkan tidur yang sedikit daripada praremaja. Akan tetapi, data laboratorium menunjukkan bahwa remaja mempunyai kebutuhan
fisiologis untuk tidur lebih banyak bila dibandingkan dengan dengan praremaja. Karena tuntutan gaya
Tabel 2. Gambaran Skor Kualitas Tidur Pretest dan Posttest