Berdasarkan hasil wawancara Bapak Kalapas Anak Kelas IIB Gianyar, I Ketut Artha, S.H., M.H yang dilakukan oleh peneliti pada Mei 2012 di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB
Gianyar, bahwa kebanyakan para narapidana anak cenderung merasa cemas saat menjalani masa orientasi dan saat menjelang bebas. Hal ini dikarenakan sebagian anak kurang mendapatkan
perhatian maupun pengarahan dari orang tuanya, sehingga narapida anak cenderung merasa cemas dan stres dalam menghadapi masa orientasi dan menjelang bebas. Selain itu, di Lembaga
Pemasyarakatan Anak tersebut tidak terdapat layanan psikologis seperti konselor, sehingga kecemasan tersebut masih sering muncul pada narapidana anak, khususnya pada anak yang
menjalani masa orientasi.
4. PERUMUSAN MASALAH
Hingga saat ini belum ada kajian yang menyeluruh terkait dengan gambaran atas proses adaptasi dan kecemasan yang dialami oleh anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak
LPKA.
5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran atas proses adaptasi dan kecemasan yang dialami oleh anak binaan LPKA.
6. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat praktis
Memberikan gambaran atas proses adaptasi dan kecemasan yang dialami oleh anak binaan LPKA.
b. Manfaat teoretis
Memberikan tambahan khasanah keilmuan, khususnya pada psikologi sosial dan forensik.
7. KAJIAN PUSTAKA
Pada dasarnya, kecemasan adalah hal yang wajar yang pernah dialami oleh setiap individu. Kecemasan telah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu
perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan, khawatir, atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya Wiramihardja, 2005. Kecemasan
merupakan sesuatu yang dialami hampir setiap individu pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang menekan kehidupan
seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi Ramaiah, 2003. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif
mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut
pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis Rochman, 2010.
Kecemasan juga banyak dialami oleh para narapidana. Narapidana anak adalah seorang anak yang melakukan tindak pidana dan menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Seorang
narapidana didera perasaan cemas karena dirinya merasa khawatir, akan adanya bahaya yang mengancam dirinya setelah bebas nanti, serta adanya perasaan bersalah dan berdosa karena telah
melakukan yang bertentangan dengan norma-norma moral. Perasaan cemas pada anak-anak lapas tergambar sejak ketika awal pertama kali masuk
kelapas dalam bentuk perasaan takut dan frustasi seperti ingin pulang, bosan menjalani hidup, bimbang, menyesali perbuatan dan ingin menenangkan diri. Perasaan cemas ini terus muncul
dikarenakan stres adanya proses penyesuaian diri narapidana anak yang baru masuk lapas, dimana mereka melalui 1 minggu didalam sel tanpa diperbolehkan keluar dan membuat mereka
mengalami titik jenuh dan ketakutan sehingga muncul simtom-simtom kecemasan. Kecemasan yang muncul ketika narapidana anak menjalani kehidupan dilapas adalah ha-hal
yang berkaitan dengan rasa bosanjenuh akan situasikegiatan dilapas, sehingga merasa menekan batin. Hal ini membuat anak-anak lapas sering melamun memikirkan hal-hal yang membuat
dirinya cemas seperti memikirkan masa depan. Kecemasan yang dihadapi anak-anak ketika memasuki masa bebas 5 bulan mendatang, 3-5
bulan mendatang, dan 0-3 bulan mendatang. Misalnya ketika memasuki masa bebas 5 bulan mendatang subjek lebih mencemaskan hal-hal berkaitan dengan pemilihan pekerjaan yang akan
dijalankan setelah subjek bebas kelak. Ketika memasuki masa bebas 3-5 bulan mendatang subjek merasakan kecemasan yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilakukan setelah bebas dan
khawatir akan stigma buruk masyarakat. Memasuki masa bebas kurang dari 3 bulan subjek mengalami kecemasan yang berkaitan dengan penerimaan keluarga, subjek merasa khawatir dan
takut apabila keluarga mereka menolak atau mendiskriminasikan mereka. Hal inilah yang menjadi rasa cemas paling banyak terjadi pada narapidana anak yang akan memasuki masa
bebas. Hal lain yang ditemukan adalah simtom-simtom dari sebagai gejala kecemasan tersebut
seperti sulit untuk tidur, kemalasan, menjadi pasif, memunculkan emosi yang berubah-ubah,
kegelisahan, dan berperilaku yang tidak pada tempatnya. Menurut Nevid, Rathus Beverly 2005 terdapat 3 jenis gejala-gejala kecemasan yaitu :
Gejala fisik dari kecemasan : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak keringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
Hal ini dialami oleh beberapa subjek yang memasuki masa bebas seperti merasakan kegelisahan, sulit untuk tidur, mudah marah dan tidak antusiaspasif mengikuti kegiatan.
Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen. Tampak pada subjek lebih banyak menghindar untuk aktif dalam kegiatan.
Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu,perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang
menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan dan sulit berkonsentrasi. Hal ini yang paling
sering dialami oleh para subjek dikarenakan mereka selalu mengkhawatirkan hal-hal yang berkaitan dengan keluarga, dan masa depan yang buruk kelak.
8. METODE PENELITIAN