KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

DIAN YULIANAWATI

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan kelas VIII A di SMP Negeri 2 Seputih Mataram. Bedasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan dan kepustakaan. Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data pada penilitilian ini adalah observasi, wawancara, dan tes kemampuan. Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pengamatan terhadap hasil pembelajaran. Adapun instrumen yang digunakan dalam penilaian tari Bedana adalah indikator wiraga (sub indikator teknik gerak dan hapalan), wirama sub indikator ketepatan tempo dan iringan gerak),dan wirasa (ekspresi wajah).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan termasuk dalam kategori cukup. Hal itu dikarenakan masih terdapat 3-4 kesalahan yang dilakukan oleh siswa, baik dari aspek wiraga, wirama, dan wirasa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan adalah 69. Pada indikator wiraga diperoleh nilai 72, pada indikator wirama diperoleh nilai rata-rata 69, dan pada indikator wirasa diperoleh nilai rata-rata 63.


(2)

ABSTRACT

THE STUDENS’ ABILITY IN DANCING BEDANA THROUGHT EXERCISE

METHOD OF SMP NEGERI 2 SEPITIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

. By

DIAN YULIANAWATI

The problem of this research was how is the students’ ability in dancing Bedana through classroom exercise at the grade of VIII A of SMP Negeri 2 Seputih Mataram. Related to that problem, this research was aimed to describe the students’ ability in dancing Bedana through exercise method.

The method of he research was field study and book. The approach of the research was descriptive qualitative. The sources of the data were the 36 students of grade VIII A. the technique of the research was observation, interview, and test of students’ ability. The observation that was done by the researcher was the observation of students’ activity and students’ learning achievement. The research instrument that was used in scoring the students’ Bedana dance were wiraga indicator (technique and memorizing sub indicator), wirama indictor (tempo accuracy and movement sequence sub indicator) and wirasa (face expression).

The result of this research shows that the students’ ability in dancing Bedana through exercise method categorized as sufficient. It was concluded as sufficient since there were 3-4 faults that done student of wiraga, wirama, and wirasa aspects. The students’ average score was 69. The average score of wiraga indicator was 72, while the average score of wirama indicator was 69 and the wirasa indicator average score was 63.


(3)

KEMAMPUAN SISWA MENARI

BEDANA

MELALUI METODE

LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

Dian Yulianawati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

KEMAMPUAN SISWA MENARI

BEDANA

MELALUI METODE

LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Dian Yulianawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

Judul Skripsi : Kemampuan Siswa Menari Bedana melalui Metode Latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013

Nama Mahasiswa : Dian Yulianawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913043010

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Pembimbing 1 Pembimbing II

Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. Dra. Ni Nyoman Wetty Suliani, M.Pd. NIP 19840421 200812 2 001 NIP 19510614 198103 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. NIP 19590722 198603 1 003


(6)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Dian Yulianawati

nomor pokok mahasiswa : 0913043010

program studi : Pendidikan Bahasa dan Seni

dengan ini menyatakan bahwa benar ini adalah penelitian saya sendiri.

Sepengetahuan saya, paparan materi di dalam laporan penelitian ini belum pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, April 2013 Yang menyatakan,


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada 31 Juli 1991 dari pasangan Bapak Soenardi dan Ibu Sri Suprihatin. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan studi tingkat sekolah dasar di SD Negeri 2 Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram pada 2001, tingkat SLTP di SMP Negeri 2 Seputih Mataram Lampung Tengah pada tahun 2006, tingkat SLTA di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Lampung Tengah pada 2009. Penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari pada 2008 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(8)

MOTO

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (Confusius)


(9)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada

1. Bapak tercinta, Soenardi dan Ibu tercinta Sri Suprihatin, salam hormat dan sayang atas kasih sayang, dukungan, semangat, motivasi, dan doa yang selalu menyertai langkah dalam hidupku.

2. Kakakku tersayang Suyatman, Hendrik Siswanto, dan kakak iparku Eni Yanti atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang telah diberikan.

3. Teman setiaku Aris Aditama yang selalu ada memberikan motivasi, dukungan, dan doanya yang telah diberikan.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pembelajaran dan Tari Bedana ... 8

2.1.1 Pembelajaran ... 8

2.1.1.1 Tujuan Pembelahjaran ... 10

2.1.1.2 Perencamnaan Pembelajaran ... 10

2.1.1.3 Media dan Sumber Pembelajaran ... 11

2.1.1.3.1 Media Pembelajaran ... 12

2.1.1.3.2 Sumber Pembelajaran ... 12

2.1.1.4 Metode Pembelajaran ... 13

2.1.1.4.1Tujuan Penggunaan Metode Latihan ... 14


(11)

2.1.1.4.3Prinsip-prinsip Metode Latihan ... 17

2.1.1.4.4Kelebihan Metode Latihan ... 18

2.1.1.4.5Kelemahan Metode Latihan ... 19

2.1.1.5 Evaluasi Pembelajaran ... 20

2.1.2 Tari ... 25

2.1.3 Tari Bedana ... 28

2.1.3.1 Gerak tari Bedana ... 29

2.1.3.2 Urutan tari Bedana ... 39

2.1.3.3 Iringan Tari Bedana ... 42

2.1.3.4 Tata Rias dan Busana ... 46

2.2.1.3.2 Kemampuan ... 55

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1. Desain Penelitian ... 56

3.2. Sumber Data ... 56

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.4. Instrumen Penelitian ... 59

3.5. Teknik Analisis Data ... 67

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1. Gambaran Sekolah Tempat Penelitian ... 70

4.2. Prapenelitian ... 71

4.3. Pelaksanaan Penelitian ... 72

4.3.1 Pelaksanaan Penelitian Per Pertemuan ... 73

4.3.1.1 Pertemuan Pertama ... 73

4.3.1.2 Pertemuan Kedua ... 76

4.3.1.3 Pertemuan Ketiga ... 79

4.3.1.4 Pertemuan Keempat ... 81

4.3.1.5 Pertemuan Kelima ... 84

4.3.1.6 Pertemuan Keenam ... 86

4.3.1.7 Pertemuan Ketujuh ... 89

4.3.1.8 Pertemuan Kedelapan ... 91


(12)

4.3.2 Nilai Rata-Rata Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Tari

Bedana ... 96

4.3.2.1 Pertemuan Kesepuluh ... 97

4.3.3 Tingkat Menari Bedana Berdasarkan Wiraga, Wirama, dan Wirasa ... 98

4.3.4 Kemampuan Menari Bedana Pada Setiap Indikator ... 101

4.3.4.1 Tingkat kemampuan Menari Bedana Pada Indikator Wiraga ... 103

4.3.4.2 Tingkat kemampuan Menari Bedana Pada Indikator Wiraman ... 106

4.3.4.3 Tingkat kemampuan Menari Bedana Pada Indikator Wirasa ... 108

4.3.5 Pembahasan ... 110

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 114

5.1 Simpulan ... 114

5.2 Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ragam Gerak Tari Bedana... 30

2.2 Urutan tari Bedana ... 39

3.1 Indikator Tes Ragam Gerak Tari Bedana ... 59

3.2 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 65

3.3 Tahap Masa Pengumpulan Data ... 68

4.1 Pelaksanaan Penelitian... 72

4.2 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 75

4.3 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua ... 78

4.4 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketiga ... 80

4.5 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keempat ... 83

4.6 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kelima ... 85

4.7 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keenam ... 89

4.8 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketujuh ... 91

4.9 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedelapan ... 93

4.10 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kesembilan ... 95

4.11 Nilai Rata-Rata Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Tari Bedana ... 96

4.12 Distribusi Tingkat Kemampuan Menari Bedana ... 98

4.13 Distribusi Tingkat Kemampuan Menari Bedana Per Indikator ... 101

4.14 Distribusi Tingkat Kemampuan Menari Bedana Indikator Wiraga ... 103

4.15 Distribusi Tingkat Kemampuan Menari Bedana Indikator Wirama .... 106


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Ragam Gerak Tahtim ... 30

2.2 Ragam Gerak Khesek Gantung ... 31

2.3 Ragam Gerak Khesek Injing ... 32

2.4 Ragam Gerak Jimpang ... 33

2.5 Ragam Gerak Humba Molo ... 34

2.6 Ragam Gerak Ayun ... 35

2.7 Ragam Gerak Ayun Gantung ... 35

2.8 Ragam Gerak Belitut... 37

2.9 Ragam Gerak Gelek ... 38

2.10 Alat Pengiring tari Bedana ... 43

2.11 Tata Rias dan Busana Tari Bedana ... 47

2.12 Tata Rias dan Busana tari Bedana Wanita ... 48

2.13 Peneken Rambut ... 48

2.14 Sanggul Malang ... 49

2.15 Gaharu ... 49

2.16 Kembang Melati ... 49

2.17 Subang Giwir ... 50

2.18 Bulu Sertei ... 50

2.19 Buah Jukum ... 50

2.20 Geang Kano ... 51

2.21 Kawai Kurung ... 51

2.22 Tapis ... 51

2.23 Tata Rias dan Busana Tari Bedana Pria ... 52

2.24 Peci ... 52

2.25 Buah Jukum ... 53

2.26 Baju Teuk Belangga ... 53

2.27 Gelang Kano ... 53


(15)

2.29 Kain Belipat ... 54

2.30 Celana Panjang ... 54

4.1 Pembelajaran Ragam Gerak Khesek Injing ... 75

4.2 Pembelajaran Ragam Gerak Khesek Gantung ... 77

4.3 Pembelajaran Ragam Gerak Ayun Gantung ... 80

4.4 Pembelajaran Ragam Gerak Belitut ... 82

4.5 Pembelajaran Ragam Gerak Humbak Moloh ... 85

4.6 Pembelajaran Ragam Gerak Tahtim ... 87

4.7 Pembelajaran Merangakai Tari Bedana... 90

4.8 Pembelajaran Pola Lantai ... 93


(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama ... 76

4.2 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua ... 78

4.3 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Ketiga ... 81

4.4 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Keempat ... 84

4.5 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kelima ... 86

4.6 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Keenam ... 88

4.7 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Ketujuh ... 91

4.8 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedelapan ... 93

4.9 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kesembilan ... 96

4.10Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Tari Bedana ... 98

4.11Kemampuan Menari Bedana ... 100


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1 Silabus ... 121

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 126

3 Pedoman Wawancara ... 143

4 Hasil Wawancara ... 145

5 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 153

6 Lembar Penilaian Tari Bedana ... 154


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi antara pesrta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dengan menggali semua potensi yang dimiliki dirinya melalui serangkaian upaya dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar secara optimal (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Seperti pada Standar Kompetensi (SK) 13, yaitu “Mengapresiasi karya seni tari” dan pada Kompetensi Dasar (KD) 13.1,


(19)

2

yaitu “Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan atau kelompok Nusantara”. Kompetensi Dsar (KD) 13.2 “Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari berpasangan atau kelompok Nusantara”. Sehingga dalam hal ini pembelajaran tari berpasangan adalah pembelajaram yang akan diajarkan yaitu pembelajaran tari Bedana. Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dan kehidupan masyarakat (Firmansyah, 1996: 3).

Pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan siswa melalui bimbingan, pembelajaran, dan atau latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan (Soehardjo, 2008: 44). Sedangkan menurut Soedarsono tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-geak ritmis yang indah (Hidajat, 2005: 3).

Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Guru sebagai tenaga pendidikan memegang peranan tidak hanya melakukan pengajaran atau mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dituntut untuk mampu memberikan bimbingan dan pelatihan. Di dalam UU No. 20 tahun 2003 ditegaskan pada pasal 39 bahwa; tenaga pendidikan selain bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pelayanan dalam satuan pendidikan, juga sebagai tenaga


(20)

professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses serta menialai hasil pembelajaran, bimbingan, dan pelatihan (Darmadi, 2010:61).

Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Supaya siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara seksama dan memperoleh kefahaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Metode dalam proses belajar mengajar merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena strategi pembelajaran hanya bisa diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2010: 147).

Apabila seorang guru dalam memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan pembelajaran. Selain itu guru juga dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode secara teoritis. Seorang guru dituntut untuk menguasai metode karena dapat mempermudah tugasnya dalam menyampaikan mata pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran yang terpenting adalah metode digunakan agar siswa mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode latihan. Metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan


(21)

4

latihan agar siswa memilki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Rustiyah, 2008: 125). Dapat pula dikatakan bahwa metode latihan merupakan suatu pola pengajaran yang membentuk atau membina pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui kegiatan melakukan atau mengerjakan suatu dengan berulang-ulang sehingga tercapai suatu asosiasi yang mengkondisi antara stimulus dan respon tertentu dan bersifat permanen.

Metode latihan ini digunakan dalam penelitian ini karena pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya pada awalnya hanya diberikan melalui metode ceramah. Selain itu pada pembelajaran seni rupa dan seni musik pada mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 2 Seputih Mataram dilakukan melui praktik secara langsung, sehingga siswa memiliki kemampuan dalam bidang seni musik dan seni rupa. Akan tetapi, pada bidang seni tari, siswa tidak memiliki kemampuan seperti pada bidang seni rupa dan seni tari. hal itu dikarenakan pembelajaran seni tari tidak dilakukan dengan praktik, sehingga dalam pembelajaran seni tari diperlukan metode latihan agar siswa memiliki kemampuan dan keterampilan menari. Dalam penelitian ini siswa merupakan pemula dalam tari dan butuh waktu untuk beradaptasi dengan metode yang berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya oleh guru mata pelajaran seni budaya, sehingga metode latihan sangat diperlukan pada mata pelajaran seni budaya. Hal itu dikarenakan agar siswa lebih mudah dalam belajar sebuah tarian dam memiliki kemampuan dalam menari.


(22)

Berdasarkan wawancara pada tanggal 24 September 2012 dengan guru seni budaya di SMP Negeri 2 Seputih Mataran, pembelajaran tari di SMP Negeri 2 Seputih Mataram hanya dilakukan berdasarkan materi ajar dengan memeragakan beberapa teknik tari, seperti Nylekenthing, Nyempurit, Ulap-ulap, dan lain-lain. Sehingga siswa sulit untuk memahami pembelajaran tari. Siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimilikinya, hal itu dikarenakan guru seni budaya di SMP Negeri 2 Seputih Mataram bukan berlatar belakang pendidikan seni tari, melainkan berlatar belakang pendidikan seni rupa dan seni musik. Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan pada pembelajaran tari Bedana adalah metode latihan. Sehingga pada akhir pembelajaran akan diperoleh hasil belajar siswa. Dengan demikian akan diketahui kemampuan siswa dalam menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram.


(23)

6

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang meliputi manfaat untuk guru dan sekolah. Adapun manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Guru/ Pengajar

Bagi guru/ pengajar hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram.

b. Sekolah

Bagi sekolah/ lembaga pendidikan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran tari Bedana, serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar.

c. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tari pada siswa, terutama pada tari Lampung yaitu tari Bedana.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ssubjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Seputih Mataram yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 25 siswa putri.


(24)

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan di SMP N 2 Seputih Matram.

c. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah.

d. Waktu Penelitian

Waktu dalam peneliitian ini adalah tanggal 10 Oktober s/d 13 Desember tahun pelajaran 2012/2013.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pembelajaran dan Tari Bedana

Konsep dasar yang berkaitan dengan pembelajaran tari Bedana akan dipaparkan ke dalam dua sub materi, yaitu pembelajaran dan tari Bedana. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai pembelajaran dan tari Bedana.

2.1.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dengan menggali semua potensi yang dimiliki dirinya melalui serangkaian upaya dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar secara optimal (Undang-Undang No. 20 tahun 2003). Dalam pembelajaran terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan guru dalam aktivitas mengajar. Teori-teori tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Mengajar merupakan upaya menyampaikan pengetahuan kepada siswa di sekolah. Dalam teori tersebut terkandung konsep-konsep sebagai berikut: (1) Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan; (2) Pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan; (3) Tujuan utama pembelajaran


(26)

adalah penguasaan pengetahuan; (4) Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa; (5) Siswa selalu bersikap pasif; (6) Kegiatan pembelajaran hanya brlangsung dalam kelas.

Dalam penelitian ini teori ini digunakan selama pembelajaran tari Bedana, seperti guru mengajarkan semua ragam gerak tari Bedana kepada siswa serta mengajarkan pola lantai dengan menyesuaikan musik pengiring tari Bedana, hal itu dikarenakan siswa belum pernah mendapatkan pembelajaran tari Bedana pada mata pelajaran seni budaya sebelumnya. Kegiata pembelajaran tari Bedana dilakukan dilakukan dalam lingkup belajar di sekolah.

b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. Implikasi yang kerkandung pada teori tersebut adalah: (1) pembelajaran membentuk manusia berbudaya; (2) pembelajaran berarti suatu proses pewarisan; (3) bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan; (3) Siswa sebagai generari muda ahli waris kebudayaan.

Dalam penelitian ini, teori ini digunakan agar siswa dapat melestarikan kebudayaan daerah Lampung terutama dalam bidang tari yaitu tari Bedana. Dengan belajar tari Bedana, siswa dapat mewariskan serta melestarikan kesenian yang ada di daerah Lampung.


(27)

10

2.1.1.1Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Menurut Hamalik (2011: 76-77), suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut.

1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar.

2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.

3. Tujuan menyatakan tingkat minimal prilaku yang dikehendaki.

Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan (Sanjaya, 2010: 68).

Dalam penelitian ini, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tari Bedana, siswa menadapatkan pengetahuan tentang tari Bedana serta dapat menarikan tari Bedana dengan baik.

2.1.1.2Perencenaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain, yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat untuk membentuk, mempola, membuat model,


(28)

dan mengkonstruksi proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan ke dalam silabus. Lingkup RPP paling sedikit mencakup satu kompetensi dasar dengan satu indikator atau lebih. Perencanaan pembelajaran dapat membantu guru dalam proses pembelajaran, akan tetapi perencanaan pembelajaran tersebut harus dapat diimplementasikan secara terpadu dan dikombinasikan secara harmonis pula dengan kegiatan lainya seperti pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran (Chamisijatin, 2006: 9-3). Menurut BSNP (2006), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Perencanaan pembalajaran dilakukan dengan membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pembelajaran tari Bedana yang dilakukan selama pembelajaran tari Bedana untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dijabarkan ke dalam silabus.

.

2.1.1.3Sumber Pembelajaran dan Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran terdapat sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan guna pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efisien.


(29)

12

2.1.1.3.1 Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pengajaran tradisional, guru guru sering hanya menetapakan buku sebagai sumber belajar. Itupun terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam pembelajaran yang diangggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, maka sebaliknya guru memanfaatkan sumber-sumber lain selain buku.

Dalam penelitian ini sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran tari Bedana adalah buku yang berjudul Mengenal Tari Bedana yang ditulis oleh Firmansyah pada 1996, buku Teknik Dasar Gerak Tari Lampung yang dikarang oleh Dr. I Wayan Mustika, M. Hum. pada 2012, serta data berupa File tari Bedana..

2.1.1.3.2 Media Pembelajaran

Rossi dan Breidle (1996: 3) mengemukakan bahwa media pembelajan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, koran, majalah, dan sebagainya (Sanjaya, 2010: 163). Menurut Gerlach, media meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Sanjaya. 2010: 163-169).


(30)

Dalam hal ini, media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran tari Bedana adalah buku tentang pembelajaran tari Bedana, data tari Bedana, laptop, dan pengeras suara.

2.1.1.4Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun tercapai secara optimal. Oleh karena itu metode digunakan untuk mereaisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran tari Bedana yang diajarkan disekolah, merode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode latihan (Sanjaya, 2010: 147).

Metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memilki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Rustiyah, 2008: 125). Menurut Sriyono, metode Drill adalah latihan dengan praktik yang dilakukan berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari (1992: 112). Oleh karena itu, metode latihan adalah cara mengajar dimana siswa melakukan kegiatan berulang-ulang untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan tentang pengetahuan yang dipelajari.

Dalam hal ini metode latihan adalah metode yang dilakukan pada saat pembelajaran tari Bedana. Metode latihan ini dilakukan agar siswa dapat belajar tari Bedana secara langsung sehingga dapat menambah keterampilan siswa dalam menari serta pada akhirnya siswa dapat menarikan tari Bedana dengan baik.


(31)

14

(Rustiyah, 2008: 125) menyatakan tujuan digunakannya metode latihan dalam pembelajaran sebagai berikut.

1. Siswa memiliki kemampuan motorik/gerak, seperti menghafalakan gerakan dan menari.

2. Siswa dapat mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, dan sebagainya.

3. Siswa memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.

Dengan adanya tujuan tersebut, kita bisa mengetahui berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa.

Tujuan penggunaan metode latihan dalam pembelajaran tari Bedana adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam menghafal ragam gerak tari Bedana dan merangkai ragam gerak yang diselaraskan dengan iringan tari Bedana.

2.1.1.4.2 Langkah-langkah Penerapan Metode Latihan

Roestiyah (2008, 127-129) menyatakan untuk keberhasilan pelaksanaan metode latihan, guru perlu memperhatikan langkah-langkah dalam pengaplikasian metode latihan yang disusun sebagai berikut.

1. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.


(32)

2. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Dengan latihan, siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.

3. Dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respons-respons yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respons yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau ketrampilannya.

4. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah respons siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

5. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan


(33)

16

mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan ketrampilan yang baik.

6. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang

esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan.

7. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Sehingga

kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masin tersalurkan atau

dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan langkah-langkah itu diharapkan latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.

Siswa yang mengikuti pembelajaran tari Bedana merupakan pemula, sehingga dalam pelaksanaan penelitian, guru harus menekannkan pada diagnose, karena latihan merupakan permulaan maka guru belum bisa mengharapkan siswa untuk dapat menari dengan baik. Sehingga dalam hal ini guru selalu memantau perkembangan siswa selama pembelajaran berlangsung, hal tersebut agar mengetahui latihan pada ragam gerak tari Bedana mana yang harus diperbaiki. Guru harus lebih memperhatikan perbedaan pada setiap siswa. Sehingga guru dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa selama pembelajaran tari Bedana serta kebutuhan siswa dalam menari Bedana dapat tersalurkan. Dengan


(34)

menggunakan metode latihan tersebut diharapkan latihan akan bermanfaat siswa untuk menguasai keterampilan dalam menari Bedana.

2.1.1.4.3 Prinsip-Prinsip Metode Latihan

Sriyono (1992: 113) menyatakan prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode latihan adalah sebagai berikut.

1. Sesuatu yang dilatihkan harus berarti, menarik, dan dihayati siswa sebagai kebutuhannya.

2. Sebelum latihan dilaksanakan perlu diketahui lebih dahulu arti dan kegunaan latihan serta perlunya diadakannya latihan.

3. Latihan hendaklah diberikan mulai dari dasar atau dari pemula.

4. Mana yang telah diberikan supaya selalu diulangi, dipakai, dan ditanyakan. 5. Guru hendaklah pandai membuat bermacam-macam latihan agar murid tidak

jenuh atau bosan.

6. Guru janganlah mudah untuk melangkah ke pelajaran berikutnya sebelum pelajaran yang terdahulu benar.

7. Latihan yang diberikan secara perseorangan akan lebih baik daripada latihan bersama. Sebab, dengan perorangan guru dapat mengetahui kemajuan siswanya, memudakan mengontrol dan mengkoreksi. Latih

8. Latihan hendaklah diselenggarakan dalam suasana yang menyenangkan. Jangan diberikan dalam suasana yang penuh ketengan dan ketakutan.

Dalam pembelajaran tari Bedana, prinsip-prinsip dalam metode latihan harus diperhatikan. Pada pembelajaran tari Bedana, guru mengajarkan ragam gerak


(35)

18

dasar dan dari yang paling mudah yaitu ragam gerak khesek gantug dan dilanjutkan dengan ragam gerak khesek injing dan ragam gerak yang lainnya. Guru harus dapat membuat macam-macam latihan, seperti pada setiap pertemuan dilakukan latihan secara berbeda-beda. Guru tidak boleh melangkah ke ragam gerak selajutnya sebelum ragam gerak yang diajarkan dapat dilakukan siswa denga benar. Pembelajaran tari Bedana hendaknya dilakukan dalam suasana menyenangkan.

2.1.1.4.4 Kelebihan Metode Latihan

Sriyono (1992: 113-114) menyatakan ada beberapa kelebihan dari metode latihan. Beberapa kelebihan metode latihan yang diungkapkan oleh Sriyono (1992: 113-114) adalah sebagai berikut. (1) bahan pelajaran yang diberikan teratur, tidak loncat-loncat, dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya; (2) adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru; memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga; (3) siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya; (4) pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat. Dengan bahan pelajaran yang diberikan teratur, tidak loncat-loncat, dan step by step dalam penelitian ini adalah pemberian materi yang berupa ragam gerak, pola lantai, dan musik pengiring tari Bedana diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengusai materi pembelajaran. Setelah siswa menguasai materi ragam gerak tari Bedana, maka guru akan menambah


(36)

materi ragam gerak selanjutnya. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru selalu melakukan pemantauan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa seperti kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa selama latihan tari Bedana akan diperbaiki sehingga siswa akan lebih baik dalam memeragakan ragam gerak tari Bedana. Setelah mempelajari tari Bedana dengan menggunakan metode latihan maka siswa akan memperoleh keterampilan dalam menari sehingga dapat dipergunakan oleh siswa dalam kehidupan bermasyarakat

2.1.1.4.5 Kelemahan Metode Latihan

Sriyono (1992: 114) menyatakan ada beberapa kelemahan dari metode latihan. (1) dapat membentuk kebiasaan yang kaku; (2) latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan dan kejengkelan; dan (3) dapat menimbulkan verbalisme.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode latihan, beberapa cara yang dilakukan oleh guru dalam mensiasati kelemahan-kelemahan metode latihan selama pembelajaran tari Brdana yaitu dengan cara memberikan variasi-variasi baru dalam mengajar, sehingga siswa tidak mudah jenuh selama pembelajaran berlangsung. Kebiasaan-kebiasaan yang kaku dapat diatasi dengan merubah kebiasaan-kebiasaan yang kaku secara perlahan-lahan agar siswa dapat menari Bedana dengan baik.


(37)

20

2.1.1.5Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi. Moekijat mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut: (1) evaluasi pengetahuan dapat dilakukan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan. (2) evaluasi belajar keterampilan dapat dilakukan dengan ujian praktik. (3) evaluasi belajar sikap dapat dilakukan daftar isian sikap (Darmadi, 2009: 175).

Dalam evalusi dikenal dengan istilah subjek evalusi dan sasaran evaluasi. Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam hal ini yang menjadi subjek evaluasi dalam penelitian adalah guru. Sedangkan sasaran atau objek evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi dari sesuatu tersebut. Dalam hal ini sasaran evaluasi meliputi: input, transformasi, dan output. Yang termasuk dengan Input adalah siswa, transformasi yang dimaksud adalah (materi, metode, media, sistem administrasi, guru, dan personal lainnya), sedangkan yang termasuk dalam output adalah penilaian (Arikunto, 2008: 19-22).

Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar siswa dalam hal menari Bedana. Sasaran atau objek evaluasisi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor (Rohani, 2010: 204). Dalam evaluasi, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian tersebut maka alat yuang digunakan guru dalam


(38)

mengevaluasi siswa adalah dengan cara atau teknik tes dan teknik nontes. Teknik nontes meliputi sebagai berikut.

1. Skala bertingkat (rating scale), yaitu skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.

2. Wawancara (interview), yaitu cara yang digunakan responden untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak. 3. Pengamatan (observation), yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Selain teknik nontes, ada pula teknik tes dalam sebuah evaluasi. Definisi tes menurut Webster’s Collegiate sebagai berikut. Test = any series of question or exercise or other means of meansuring the skil, knowledge, intelligence, capacities of aptituaes or an individual or group. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari keguanaan untuk mengukur siswa, tes dibedakan menjadi tiga macam.

1. Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.


(39)

22

2. Tes formatif

Tes formatif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program.

3. Tes sumatif

Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya sekelompok program (Arikunto, 2008: 25-39).

Dalam penelitian ini teknik nontes yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran tari Bedana berlangsung dengan menggunakan skala yang telah ditentukan serta wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas VIII A. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar dan merupakan aktifitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman, 2011: 96). Dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif dalam berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berjalan dengan baik. Dalam aktivitas belajar, ada beberapa prinsip yang berorientasi menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Jhon Locke dan Herbert menyatakan bahwa aktivitas siswa didominasi oleh guru atau unsur-unsur dari luar. Siswa akan cenderung pasif pasif, kurang aktif, dan kurang kreativitas. Pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa sehingga siswa akan lebih aktif dan kreatif, serta dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya.


(40)

Paul B. Diedrich membagi aktivitas kegiatan siswa menjadi beberapa golongan, yaitu:

a. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya, seperti membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain;

b. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi;

c. Listening Activitis, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato;

d. Writing Activitis, seperti misalnya menulis cerita, kaarangan, plaporan, angket, dan menyalin;

e. Drawing Activities, misalnya: menggambar, memuat grafik, peta, da diagram; f. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak;

g. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan;

h. Emotional Activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.


(41)

24

Dari beberapa aktivitas siswa dalam pembelajaran, jenis aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran tari Bedana adalah sebagai berikut (Sardiman, 2011: 101).

a. Visual Activities , dalam pembelajaran tari Bedana yaitu siswa memerhatikan gerak yang di ajarkan oleh guru di depan kelas;

b. Listening Activities dalam pembelajaran tari Bedana yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tari Bedana.

c. Motor Activities dalam pembelajaran tari Bedana yaitu siswa memeragakan ragam gerak yang telah diajarkan oleh guru.

d. Emotional Activities dalam pembelajaran tari Bedana yaitu siswa gembira, bersemangat, dan antusias pada saat pembelajaran tari Bedana.

Sedangkan teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dan tes sumatif. Tes diagnostik dilakukan selam pembelajaran tari Bedana berlangsung, sehingga dengan diketahui kesalahan-kesalah yang dilakukan siswa selama pembelajaran tari Bedana dapat diperbaiki pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan pembelajaran sumatif dilakukan setelah pembelajaran tari Bedana berakhir. Tes yang dilakukan mencakup wiraga, wirama, dan wirasa. 1. Wiraga adalah kemampuan penari dalam membawakan tari dari penguasaan

teknik gerak, kemampuan secara koreografi, tarian dari awal sampai akhir tarian dengan mulus tanpa cacat.

2. Wirama adalah penguasaan kemampuan penari dalam melakukan gerakan sesuai atau tepat dengan irama musik pengiringnya.

3. Wirasa adalah kemampuan penari dalam mengekspresikan dan menghayati tarian yang dibawakan.


(42)

2.1.2 Tari

Soedarsono dalam (Hidajat, 2005: 3) tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-geak ritmis yang indah. Pada hakekatnya tari merupakan seni tari termasuk ke dalam seni visual yang bisa dinikmati melalui indera penglihatan. Tari memiliki beberapa fungsi yang salah satunya adalah tari sebagai media pemahaman nilai budaya (Hidajat, 2005: 3). Seperti halnya pada penelitian ini, tari yang diajarkan kepada siswa adalah tari Bedana, tari Bedana merupakan tari yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, dan etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tari pergaulan (Firmansyah, 1996:3).

Di bawah ini akan dipaparkan beberapa unsur dalam tari, yaitu sebagai berikut.

1. Gerak

Gerak merupakan medium utama dalam tari, karena gerak merupakan bahan baku atau substansi dasar dari tari. Gerak di dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari seorang penari. Prinsip-prinsip bentuk yang perlu dianalisis meliputi: kesatuan, variasi, repetisi atau ulangan. Gerak yang terdapat dalam sebuah tarian tentu bukan gerak keseharian seperti gerak bekerja, gerak bermain, gerak olah raga, dan sebagainya. Namun gerak sebagai bahan dasar tari adalah gerak ekspresif. Gerak ekspresif menurut Suzanna K. Langer dalam Soedarsono (1972) adalah gerak-gerak yang indah yang bisa menggetarkan jiwa manusia. Gerak dalam tari dibedakan menjadi dua, yaitu gerak maknawi dan gerak murni. Kedua jenis gerak tersebut merupakan manifestasi dan pengalaman para seniman tari yang diolah ke dalam gerak sehingga menjadi satu komposisi


(43)

26

atau koreografi. Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti, sedangkan gerak murni adalah gerak tari yang tidak memiliki arti khusus, dimana ungkapan gerak seutuhnya untuk keindahan gerak semata. Beberapa contoh gerak maknawi yang terdapat dalam tari Bedana adalah gerak tahtim yang menggambarkan penghormatan.

2. Tenaga

Dalam sebuah tarian, penggunaan tenaga dalam bergerak sangat berbeda. Tenaga digunakan untuk mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak. Demikian pula halnya penggunaan tenaga untuk kebutuhan gerak dalam tari. Penggunaan tenaga pada setiap gerak dalam setiap tarian tentu berbeda. Hal ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya jenis dan karakter tarian. Dari penggunaan tenaga akan dapat membedakan tarian yang berbeda seperti tari halus, tari ladak, dan tari gagah. Pada tari Bedana, setiap ragam gerak dilakukan dengan sopan dan santun sehingga tidak membuat kusut tikar atau karpet yang digunakan sebagai alas menari.

3. Ritme atau Irama

Unsur ritme dalam tari penggunaannya akan berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah gerakan. Waktu sangat berkaitan dengan unsur irama yang member nafas sehingga tari tampak hidup. Dalam tari terdapat ritme atau irama cepat, sedang, dan lambat yang harus diselesaikan oleh penari. Setiap tarian tidak seluruhnya dibawakan dengan ritme cepat atau lambat, akan tetapi tari dapat dibawakan dengan menggunakan ritme yang bervariasi, sehingga suatu tarian akan lebih menarik.


(44)

4. Ruang

Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan untuk kebutuhan gerak. Pengertian ruang secara umum diartikan ke dalam dua hal.

a. Ruang sebagai tempat pentasyaitu tempat penari penari melakukan gerakan sebagai wujud ruang secra nyata, yaitu arena yang dilalui oleh penari.

b. Ruang yang diciptakan penari dalam membawakan tarian. Gerak yang luas akan membutuhkan ruang yang besar, begitu pula gerak yang kecil tentu tdak membutuhkan ruang yang tidak luas.

Penggunaan kedua ruang tersebut dapat dibedakan atas garis, volume, arah hadap penari, level dan fokus. Garis adalah kesan yang dimbulkan setelah penari menggerakkan tubuhnya. Volume yaitu jangkauan gerak yang digunakan oleh penari ketika menari. Seperti volume gerak kecil, volume gerak besar, dan volume gerak sedang yang dihasilkan anggota badan. Arah yaitu arah hadap dan arah pandangan penari ketika menari. Arah hadap penari bisa ke samping, ke depan, ke belakang, ke arah serong, dan sebagainya. Level yaitu berhubungan dengan tinggi rendahnya gerak dan badan penari ketika menari. Terdapat level tinggi, level sedang dan level rendah. Fokus adalah sudut pandang penari pada saat melakukan gerak di atas pentas sesuai tuntutan gerak.

Dalam seni tari dikenal dengan adanya unsur-unsur penguasaan kriteria tari, yaitu

wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga yaitu kemampuan penari dalam

membawakan tari dari penguasaan teknik gerak, kemampuan secara koreografi, tarian dari awal sampai akhir tarian dengan mulus tanpa cacat atau termasuk hapalan, ketepatan teknik, melakukan atau menarikan dengan benar dan baik.


(45)

28

Wirama yaitu penguasaan kemampuan penari dalam melakukan gerakan sesuai atau tepat dengan irama musik pengiringnya. Selain ketepatan tempo dan ritme juga rasa musi kal penari dituntut karena kemampuan penghayatan musikal penari

akan terlihat oleh penonton. Wirasa yaitu kemampuan penari dalam

mengekspresikan dan menghayati tarian yang dibawakan, sehingga tarian dapat dibawakan secara total oleh penari. Ekspresi dalam tari merupakan salah satu yang menentukan sifat atau karakter tarian. Ketiga istilah tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling berkesinambungan (Soeteja, 2009: 2.3.3-2.3.7).

Dalam hal ini unsur-unsur wiraga, wirama, dan wirasa digunakan pada saat pengambilan nilai tari Bedana. Sehingga pada saat pengambilan nilai, siswa harus memperhatikan ketiga unsure tersebut.

2.1.3 Tari Bedana

Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika, yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Firmansyah, 1996: 3).

Menurut sejarahnya, tari Bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan yang berakar serta dirasakan sebagai suatu hasil budaya yang bernapaskan Islam yang dimiliki oleh masyarakat dan sebagai simbol tradisi yang terbuka dan ramah tamah. Tari Bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab


(46)

dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris dari generasi ke generasi.

2.1.3.1Gerak Tari Bedana

Mustika (2012: 50-51) menyatakan bahwa gerak pada tari Bedana dimulai dengan salam dan diakhiri pula dengan salam. Dimana pada setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai dengan kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat tikar atau karpet yang dipakai sebagai alas menari. Filosofi yang terkandung dari gerak tari Bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak awal. Penari

mengawali dengan duduk tahtim kemudian member salam dan melangkah

mundur dan maju. Langkah dan gerak tari berikutnya memasuki penyampaian dari misi dari tari Bedana, yaitu ajaran dan nasehat kehidupan yang berasal dari agama Islam. Ragam gerak yang terdapat pada tari Bedana, yaitu Khesek Injing, Jimpang, Tahtim, Khesek Gantung, Humbak Moloh, Ayun, Ayun Gantung, Belitut, dan Gelek. Teknik tangan pada tari Bedana adalah tangan menggenggam dengan jari kelingking ditekuk di atas jari manis. Ragam gerak tersebut dijabarkan kedalam tabel dibawah ini.


(47)

30

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Bedana

Kesembilan ragam gerak tari Bedana akan dipaparkan pada tabel di bawah ini. No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

1 Tahtim 1 Pandangan

ke depan Pandangan ke depan Gerakan tangan kimbang (kayuh) kemudian tangan sembah kea rah depan

Kaki kanan

melangkah ke depan

2 Pandangan

ke depan

Kaki kiri melangkah ke depan

3

Pandangan ke bawah

Kaki kanan

melangkah ke depan dan kaki kiri

diangkat 4

Pandangan ke depan

Balik badan kearah kiri dengan kaki kiri di depan

5

Pandangan ke bawah

Kaki kanan

melangkah ke depan dan kaki kiri

diangkat 6

Pandangan ke depan

Balik badan kearah kiri dengan kaki kiri di depan

7

Pandangan

ke depan Maju kaki kanan dan

kaki kiri (double step)

8

Pandangan ke depan

Menarik kaki kanan ke sebelah kaki kiri dalam posisi jinjit (perempuan) dan jongkok (laki-laki)


(48)

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

(5) (6) (7) (8)

Gambar 2.1 Ragam Gerak Tahtim (Dokumentasi: Dian, November 2012)

2 Khesek

Gantung 1

Pandangan ke depan

Gerakan tangan bekelai

Langkah kaki kanan ke depan

2 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri di tempat

3

Pandangan ke kanan

Ayun kaki kanan geser ke samping kanan jinjit

4

Pandangan ke depan

Tarik kaki kanan merapat dengna kaki kiri (diangkat rata-rata air)

(1) (2) (3) (4)

Gambar 2.2 Ragam Gerak Khesek Gantung (Dokumentasi: Dian, November 2012)


(49)

32

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

3 Khesek

Injing 1

Pandangan ke depan

Gerakan tangan bekelai

Langkah kaki kanan ke depan

2 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri di tempat

3

Pandangan ke bawah

Kaki kanan

diletakkan di sebelah kaki kiri dengan posisi jinjit (Badan merendah)

4 Pandangan

ke depan

Kaki kanan diayun ke samping

(1) (2) (3) (4) Gambar 2.3 Ragam Gerak Khesek Injing

(Dokumentasi: Dian, November 2012)

4 Jimpang

1 Pandangan

ke depan

Gerakan tangan kimbang

Langkah kaki kanan ke depan

2 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri ke depan

3 Pandangan

ke depan

Mundur kaki kanan

4 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri ke depan

5

Pandangan ke depan

Kaki kanan

melangkah ke depan dan kaki kiri

diangkat

6 Pandangan

ke depan

Mutar kaki kanan ke samping kiri

7

Pan dangan ke depan

Diikuti kaki kanan balik memutar kea rah kanan


(50)

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

8

Pandangan ke depan

Angkat kaki kiri ke samping kaki kanan dengan posisi kaki kari jinjit.

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7) (8) Gambar 2.4 Ragam Gerak Jimpang

(Dokumentasi: Dian, November 2012)

5 Humbak

Moloh 1

Pandangan ke depan

Gerakan tangan bekelai

Kaki kanan melangkah ke samping kanan

2

Pandangan ke depan

Kaki kiri mengikuti di samping kaki kanan

3

Pandangan ke depan

Kaki kanan melangkah ke samping kanan


(51)

34

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

4 Hitungan ke-5 s/d ke-8 gerakan kearah sebalik-nya Pandangan ke depan

Kaki kiri mengikuti di samping kaki kanan

(1) (2) (3) (4)

Gambar 2.5 Ragam Gerak Humbak Moloh (Dokumentasi: Dian, November 2012)

6 Ayun

1 Pandangan

ke depan

Gerak tangan kimbang seiring dengan gerak kaki

Langkah kaki kanan ke depan

2 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri ke depan

3 Pandangan

ke depan

Mundur kaki kanan (hadap kanan)

4 Pandangan

ke depan

Ankat (ayun) kaki kiri

5 Pandangan

ke depan

Lanhkah kaki kiri ke depan

6 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kanan ke depan

7 Pandangan

ke depan

Mundur kaki kanan (hadap kiri)

8

Pandangan ke depan

Angkat (ayun) kaki kanan


(52)

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

(1) (2) (3) (4) Gambar 2.6 Ragam Gerak Ayun

(Dokumentasi: Dian, November 2012)

7 Gantung

1 Pandangan

ke depan

Gerak tangan bekelai

Langkah kaki kanan ke depan

2 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri ke depan

3 Pandangan

ke depan

Mundur kaki kanan (hadap kanan)

4 Pandangan

ke depan

Angkat (ayun) kaki kiri

5 Pandangan

ke bawah

Letakkan kaki kiri

6 Pandangan

ke depan

Angkat kaki kiri

7 Pandangan

ke bawah

Letakkan kaki kiri

8 Pandangan

ke depan

Angkat kaki kiri


(53)

36

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

(5) (6) (7) (8)

Gambar 2.7 Ragam Gerak Ayun Gantung (Dokumentasi: Dian, November 2012) 8 Belitut

1

Pandangan ke bawah

Grak tangan kimbang

Langkah kaki kanan silang ke kiri

2

Pandangan ke depan

Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan

3

Pandangan ke bawah

Langkah kaki kanan silang ke kiri

4

Pandangan ke depan

Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan

5

Pandangan ke depan

Maju kaki kanan putar kearah kanan

6

Pandangan ke depan

Silanh kaki kiri ke rarah kanan dan putar badan

7

Pandangan ke depan

Putar kaki kanan kearah kanan denagn membalik badan

8

Pandangan ke depan

Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan denagn badan merendah tegak


(54)

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7) (8) Gambar 2.8 Ragam Gerak Belitut

(Dokumentasi: Dian, November 2012)

9 Gelek

1 Pandangan

ke depan

Gerak tangan kimbang

Ayun kaki kanan

2 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kanan ke depan

3 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kiri ke depan

4 Pandangan

ke depan

Langkah kaki kanan ke samping

5 Pandangan

ke depan

Kaki kiri mundur

6 Pandangan

ke depan

Silang kaki kanan ke kiri

7 Pandangan

ke depan

Geser kaki kiri kea rah kiri


(55)

38

No Ragam

Gerak Hit Kepala Tangan Kaki

8 Pandangan

ke depan

Kaki kanan merapat dengan posisi jinjit

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7) (8) Gambar 2.9 Ragam Gerak Gelek


(56)

2.1.3.2 Urutan Gerak Tari Bedana Tabel 2.2 Urutan Gerak Tari Bedana

No. RAGAM Hit POLA LANTAI MUSIK Ket.

1

- Khesek Gantung

- Jimpang

- Khesek Injing

- Ayun 4x4 8x2 4x2 8x2 Tahto Lagu (Penayuhan) Penari masuk setelah tahtim - Tahtim - Pnghormatan (Sumbah) 8x1 8x1 Tahto/ngesti Penghormatan Gerakan tahtim 2

- Khesek injing

- jimpang 8x1 8x1 Lagu Penayuhan - gerakan tahtim (posisi penari jongkok/ Sumbah) - Humbak Moloh

- Ayun

8x1 8x2

Lagu Penayuhan

- Ragam 1 ditempat - Ragam 2

proses gerak

3

- Khesek injing

- Khesek gantung

-4x4 8x2 - Lagu penayuhan - Tahto/ Ngesit

- Ragam 1 posisi Berhadap-an 4 - Ayun - Belitut

- Ayun 4x1 - Gantung 4x1

4x4 8x2 8x2

Lagu Penayuhan

- Ragam 1 dan 2 ditempat - Ragam 3

dan 4 proses sejajar

5

- Jimpang 8x2 Lagu

Penayuhan - Posisi diagonal - Gerakan arah sudut - Gelek

- Khesek gantung

4x1

- Humak moloh

4x1

8x2 8x2 8x3

Tahto/Ngesit Ragam 1, 2 mengikuti arah bentuk lingkaran


(57)

40

No. RAGAM Hit POLA LANTAI MUSIK Ket.

- Khesek gantung

4x1

- Humbak moloh 4x1

8x3 8x3

Instrumen Lagu Bedana

- Ragam 1,2 mengikuti arah

6

- Ayun

- Humbak moloh

- Ayun 4x1 - Khesek Innjing

4x1 4x4 8x1 8x2 - Lagu Bedana - Ragam 3

mutar

- Ragam 1 maju kea rah tengah - Bolak-balik Ragam 2 di tempat

Gelek 8x2 Tahto/ Ngesit - Saling berhadap-an

7

- Ayun 4x2 - Humbak Moloh

8x1

8x4 Lagu Bedana - Ragam 1

maju - Ragam 2

mengikuti arah

8

- Khesek Gantung 4x1

- Ayun 4x1 - Ayun 4x1 - Gantung 4x1

8x3

8x1

Lagu Bedana - Posisi berhadap-an tukar tempat mengikuti gerak - Belitut 8x2 Tahto/ Ngesit - Gerakan

maju bersama - Jimpang - Ayun 8x2 4x4

Lagu Bedana - Ragam 1 ikuti gerak - Ragam 2

maju ikuti arah -9 - Belitut - Khesek Gantung

- Gantung 4x1

- Ayun 4x1

8x2 8x1 8x1

Lagu Bedana - Mengikuti arah gerak


(58)

No. RAGAM Hit POLA LANTAI MUSIK Ket.

- Gelek 8x2 Tahto/ Ngesti - Maju mengikuti ragam gerak - Khesek Gantung - Ayun 4x2 8x2 Lagu Mata Kipit - Mengikuti alur gerak membuat diagonal 10 - Belitut - Ayun - Gantung 8x2 4x1 4x1 Lagu Mata Kipit - Mengikuti alur gerak membuat diagonal - Ragam 3

penari pria berbalik arah - Jimpang - Ayun 8x1 8x1 Lagu Mata Kipit

- Ragam 1,2 pria berbalik kebelakang wanita maju ke depan - Tahtim - Sumbah 8x1 8x1

Tahto/ Ngesit - Langkah maju

11

- Kesek Injing 8x2 Lagu Mata

Kipit

- Ragam 1 wanita mundur dan pria maju - Ragam 2

wanita berbalik arah - Khesek

Gantung 4x1 - Ayun 4x1

8x2 Lagu Mata

Kipit - Penari keluar pentas - Musik menyesuai


(59)

42

No. RAGAM Hit POLA LANTAI MUSIK Ket.

kan hingga peneri keluar pentas

- selesai - Penutup

- Musik - Tahtim

Keterangan:

= Penari

= Arah Hadap Penari

= Arah Panggung

2.1.3.3 Iringan Tari Bedana

Musik pengiring pada tari Bedana adalah alat musik tradisional yang sederhana walaupun tidak menutup kemungkinan dipakainya alat musik modern sebagai musik tambahan atau sarana untuk menunjang selama tidak mengurangi nilai dan ciri khas daerah Lampung. Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai adalah:

1. Alat musik gambus lunik, yaitu alat musik tradisional daerah Lampung yang dipetik, dawai berjumlah empat sehingga menghasilkan nada yang dominan. 2. Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari

Bedana dan lagu-lagu tradisional.

3. Karenceng (terbangan), yaitu alat musik yang dibuat dari kayu nangka yang fungsinya sama dengan ketipung atau lebih dominan alat musik ini sebagai pengiring arak-arakan.


(60)

4. Alat musik pengiring tambahan seperti (gong kecil, abiola, accordion, dan lain-lain).

5. Pembawa lagu atau vokalis yang selalu melantunkan lagu-lagu yang berirama Bedana dan seirama dengan petikan gambus lunik.

Dalam tari Bedana terdapat lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping keharmonisan dalam tari, lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan panduan untuk perubahan gerak atau komposisi tari. lagu tari Bedana memiliki tiga lirik lagu, antara lain:

1. Penayuhan

Kitapun-kitapun jama-jama,

Kitapun jama-jama delom ne masa sinji

Bugukhau bugukhau lalang waya tok kona sebik hati

Bugukhau bugukhau lalang waya bugukhau lalang waya tok kona sebik hati

Bugukhau bugukau lalang waya bugukhau lalang waya jajama seneng hati Bugukhau bugukau lalang waya bugukhau lalang waya jajama seneng hati Ngulah takhi ngulah takhi bedana si kedau kham unyin ne

Ngulah takhi ngulah takhi bedana ngulah takhi bedana si kedau kham unyine Gamabr 2.10 Alat Musik Pengiring Tari Bedana


(61)

44

Artinya:

Kita bersama-sama pada saat ini Bersenang hati, tak usah sedih hati

Mari bersenang hati, bersama-sama bergembira Ngulah tari bedana, milik kita bersama

PENAYUHAN

C. Minor

4/4 Moderato

. . 1 2 3 3 . 4 3 2 1 7 6 . . 6 6 7 1 2 3 4 . 3 2 1 2 1 7 Ki- ta-pun ki - ta-pun ja-ma ja-ma kitapun ja –ma ja-ma delom-ne ma-sa sin-ji Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya ja-ja-ma seneng ha-ti

. . 1 2 3 3 . 4 3 2 1 7 6 . . 6 6 7 1 2 3 4 . 3 2 1 2 1 7 Ki- ta-pun ki - ta-pun ja-ma ja-ma kitapun ja –ma ja-ma delom-ne ma-sa sin-ji Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya ja-ja-ma seneng ha-ti

. . 6 7 1 1 . 3 2 1 7 6 5 6 . 1 7 6 5 4 3 . . . .

Bu –gukhau bu-gu-khau lalang wa-ya tok-ko-na se-bik ha-ti Ngulah takhi ngu-lah takhi ba - da - na si - kedau kham unyin-ne

. . 3 4 6 6 . 7 6 5 4 3 2 . . 2 2 2 3 4 5 6 6 . 5 4 3 5 4 3

Bu - gukhau bu-gu-khau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya tok-ko-na se-bik ha-ti Ngulah ta- kni ngulah takhi be-da-na ngu-lah takhi beda-na si-kedau kham u-nyi-na

2. Mata Kipit

Anakna manuk tukhun sepuluh kena ilik sai setinggal siwa Anakna manuk tukhun sepuluh kena ilik sai setinggal siwa

Lapah gham guai dang mudah ginjuh jajama ngandan ddang khiwa-khiwa Lapah gham guai dang mudah ginjuh jajama ngandan ddang khiwa-khiwa

Lapah gham andan ulah jejama tiguai helau gha ngelestakhiko

Dana gham ganta takhi gham saka takhi gham tumbai ya togok tanno 2x


(62)

Anak ayam turun sepuluh kena injak satu tinggal Sembilan

Jalan kita kerja jangan mudah berubah bersama pelihara jangan dibiarkan Jalan kita pelihara karena tingkah bersama lurus indah kita lestarikan Jangan lupa sekarang meri kita menari dari dahulu kala dia sampai tanah 2x

MATA KIPIT

C. Minor

4/4 Moderato

. 3 3 3 3 4 3 . 2 2 1 2 3 2 . 1 7 6 7 1 2 . 1 7 6 1 7 6

A- Nak-na ma - nuk tukhun se - pu - luh ke - na I - lik sai si – tinggal si-wa

. 3 3 3 3 4 3 . 2 2 1 2 3 2 . 1 7 6 7 1 2 . 1 7 6 1 7 6

A- Nak-na ma - nuk tukhun se - pu - luh ke - na I - lik sai si – tinggal si-wa

. 6 7 1 2 3 2 . . 1 7 6 5 4 2 . 3 4 5 6 7 6 . 5 4 3 5 4 3

La-pah kham gu-ai dang mudah gin-juh ja-ja-ma ngan-dan dang khi-wa khiwa

. 3 3 2 3 4 6 . . 7 6 5 4 3 2 . 2 2 3 4 5 6 . 5 4 3 5 4 3

La-pah kham gu-ai dang mudah gin-juh ja-ja-ma ngan-dan dang khi-wa khiwa

3. Bedana

Takhi bedana takhi bedana takhi kham tumbai Takhi bedana takhi bedana takhi kham tumbai Ngajimpang waya ngajimpang waya culuk bukelai Ngajimpang waya ngajimpang waya culuk bukelai

Takhi bedana takhi bedana sakati andan Takhi bedana takhi bedana sakati andan Dali sagata dali sagata lagu tayuhan Dali sagata dali sagata lagu tayuhan

Artinya:

Tari Bedana tari Bedana tari dahulu kala Melangkah gembira/ senang tangan berelai Tari Bedana tari Bedana sudah lama kita punya Dari seluruh lagu tayuhan


(63)

46

BEDANA

C. Minor

4/4 Moderato

. . 3 3 6 7 . 7 . . 7 3 3 3 . 2 7 6 . 7 1 . 7 . . . .

Ta - khi be - da - na ta – khi be – da – na takhi kham tum – bai Ta - khi be - da - na ta – khi be – da – na sa – ka ti - an - dan

. . 3 3 6 7 . 7 . . 7 3 3 3 . 2 7 6 . 7 1 . 7 . . . .

Ta - khi be - da - na ta – khi be – da – na takhi kham tum – bai Ta - khi be - da - na ta – khi be – da – na sa – ka ti - an – dan

. . 6 7 1 2 7 1 6 . 1 7 6 3 4 3 6 3 . 6 . 7 6 . . . . .

Nga - jimpang wa - ya nga - jimpang - wa -ya cu - luk bu - ke - lai Da – li sa - ga - ta da – li sa - ga - ta la - gu t a - yu - han

. . 6 7 1 2 7 1 6 . 1 7 6 3 4 3 6 3 . 4 5 4 3 . . . . .

Nga - jimpang wa - ya nga - jimpang - wa -ya cu - luk bu - ke - lai Da – li sa - ga - ta da – li sa - ga - ta la - gu t a - yu – han

2.1.3.4 Tata Rias dan Busana

Tari Bedana menggunakan tatarias cantik, busana tari dan aksesoris yang khas daerah Lampung. Busana tari tersebut dibedakan antara busana tari wanita dan busana tari pria, yang meliputi:


(64)

Gamabr 2.11 Tata Rias dan Busana Tari Bedana (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

1. Busana Tari Bedana Wanita

Busana yang dipakai wanita pada tari Bedana antara lain: peneken, sanggul malam, sual khira, bunga melati, subang giwir/anting-anting, kalung buah jukun, kalung papan jajar, gelang kano, baju kurung, dan kain songket. Busana pada tari Bedana mudah dan tidak terikat oleh pola-pola atau syarat-syarat tertentu yang penting rapih, pantas, dan serasi.


(65)

48

Tampak Depan Tampak Samping Tmpak Belakang Gamabr 2.12 Tata Rias dan Busana Tari Bedana Wanita

(Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.13 Peneken Rambut (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)


(66)

Gamabar 2.14 Sanggul Malang (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.15 Gaharu (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gamabar 2.16 Kembang Melati (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)


(67)

50

Gambar 2.17 Subang Giwir (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gamabar 2.19 Buah Jukum (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.19 Bulu Sertei (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)


(68)

Gamabar 2.20 Gelang Kano (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.21 Kawai Kurung (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gamabar 2.22 Tapis


(69)

52

2. Busana tari Bedana Pria

Busana yang diakai pria pada tari Bedana antara lain: ikat pujuk (peci) , kalung buah jukum, baju teluk belanga, gelang kano, bulu sertei (ikat pinggang), sarung belipat (songket/ betumpal), dan celana panjang (pangsi).

Tampak Depan Tampak Samping Tampak Belakang Gamabr 2.23Tata Rias dan Busana Tari Bedana Pria

(Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.24 Peci


(70)

Gambar 2.25 Kalung Buah Jukum (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.26 Baju Teluk Belangga (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.27 Gelang Kano (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)


(71)

54

Gambar 2.28 Bulu Sertei

(Dokumentasi: Dian Januari 2013)

Gambar 2.29 Sarung Belipat (Dokumentasi: Dian, Januari 2013)

Gambar 2.31 Celana Panjang (Dokumentasi: Dian, Januari 2013


(72)

2.2.3 Kemampuan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) kemampuan adalah kesanggupan; kekuatan; kecakapan. Kemampuan adalah daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan (Munandar. 1985: 17). Menurut Robbins (2000: 46) kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik. Robbins menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:

1. Kemempuan intelektual (intellectual ability) merupakan kemampuan

melakukan aktivitas secara mental.

2. Kemampuan fisik (phisycal ability) merupakan kemampuan melakukan

aktifitas besdasarkan stamina kekuatan dan karakter fisik.

Dari pengertian tesebut, dapat disimpulakn bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi dalam menguasai suatu keahlian yang dibawa sejak lahir atau merupakan hasil praktik

(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ptm_054275_chapter2.pdf).

Dalam hal ini kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan.


(1)

secara terus menerus selama berada di lokasi penelitian. Reduksi bukan terpisahkan dari analisis. Peneliti memilih data yang dikode dan nama yang dibuang. Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian lebih banyak mengacu pada teks naratif dan akan dilakukan penyederhanaan pada informasi yang bersifat kompleks. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan dari permulaan pengumpulan data. Penarikan kesimpulan disusun berdasarkan pola-pola induktif yaitu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Sesudah itu, makna-makna yang muncul dari data perlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya melalui check dan crosscheck.

Penganalisisan data yang mengacu pada sebuah model interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 23), membedakan kegiatan analisis menjadi empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap-tahap tersebut agar mudah dipahami, disajikan dalam table 3.3.

Tabel: 3.3 Tahap Masa Pengumpulan Data

No. Tahap

Analisis Keterangan

1 Pengumpulan Data

Proses ini dilakukan mulai dari prapenelitian hingga penelitian terakhir yaitu pengambilan njlai praktik tari Bedana. Proses ini dilakukan dengan menggunakan instrument observassi, wawancara, dokumentasi, dan tes kemampuan yang diketahui reliabilitasnya.

2 Reduksi Data Reduksi data digunakan untuk memilah-milah data yang digunakan dalam penyajian data yang berhubungan dengan kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram.


(2)

69

No. Tahap

Analisis Keterangan

3 Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan penjabaran data-data yang telah direduksi berupa teks naratif sehingga akan lebih mudah dipahami.

4 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan disusun berdasarkan pola induktif yaitu diverivikasi selama penelitian berlangsung.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SAR AN

5.1Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan kemampuan menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram kelas VIIIA sebagai berikut.

Kemampuan siswa menari Bedana melalui metode latihan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram tergolong dalam kategori cukup. Hal itu dikarenakan masih terdapat 3-4 kesalahan yang dilakukan oleh siswa, baik dari aspek wiraga, wirama, dan wirasa. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa menari Bedana adalah 69 dengan rentang (67%-74%). Rata-rata kemampuan menari Bedana per indikator yaitu indikator wiraga termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 72 dengan rentang 60%-74%, indikator wirama termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 69 dengan rentang 60%-74%, dan indikator wirasa termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 63 dengan rentang 60%-74%.


(4)

117

5.2Saran

Bardasarkan simpulan yang telah dipaparkan, penulis menyarankan hala-hal sebagai berikut:

1. Mata pembelajaran seni budaya, khususnya seni tari kurang dapat bermanfaat apabila hanya diberikan dengan metode ceramah. Sehingga metode latihan sangat diperlukan dalam pembelajaran tari.

2. Siswa harus lebih bersungguh-sungguh dalam belajar tari Bedana, sehingga siswa dapat menari dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang baik pula. 3. Kesadaran siswa terhadap berkesenian terutama tari yang ada di nusantarapun

harus lebih ditingkatkan, serta tidak memandang sebelah mata pelajaran seni budaya karena kerap kali mereka menyepelekan mata pelajaran seni budaya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsismi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Dimyati dan Mudjiono 2010. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Firmansyah. 1996. Mengenal Tari Bedana. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

.

Hidajat, Robby. 2005. Wawasan Seni tari. Jawa Timur: Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang.

Munandar, Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Garamedia.

Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandarlampung: Anugrah Utama Raharja (AURA) Printing & Publishing.

Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik – Kualitatif, Bandung: Taristo.


(6)

119

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran.Rineka Cipta, Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajagrafindo Jakarta: Persada.

Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik Dan Apresiasi Seni Rupa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Soeteja, Zakarias. 2009. BAhan Ajar Cetak Pendidikan Seni (Modul). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Betha.

Wetty S, Ni Nyoman. 2008. “Pembelajaran Bahasa Pada Pendidikan Anak Usia Dini Babul’Ilmi Kedaton Bandar Lampung. Universitas Lampung.

- . 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BACAAN MELALUI TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS VII-8 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 130

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DONGENG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 2 WAY LIMA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 63

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

5 21 143

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 329

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISKUSI PADA SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 2 TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 65

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 110 90

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISKUSI PADA SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 2 TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 64

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII-B SMP TAMAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 10 53

PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONALTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 14 73

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 12 76