12
4. Momen Mobilisasi
moment of mobilization
terjadi kala jaringan aktor telah mendapatkan wujudnya, memiliki eksistensi temporal
bersifat durable
dan eksistensi spasial. Para aktor dan mediator telah sampai pada suatu keadaan konvergen, meski hakekatnya heterogen
1
.
2.2 Teori Peran
Peran adalah “sets of behaviors that individuals or group of individuals
occupying specific positions within a group
are expected to perform” Baron dkk,
2008:384 dalam Sarwono,
Psikologi Sosial
:171 Teori peran
Role Theory
adalah teori yang merupakan perpaduan teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari dan
masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi Sarwono, 2002: 171. Dalam ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam
teater, seorang
actor
harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu.
Menurut Sarwono 2002 teori peran terbagi menjadi empat golongan, meliputi : 1.
Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. 2.
Perilaku muncul dalam interaksi tersebut. 3.
Kedudukan orang-orang dalam perilaku. 4.
Kaitan antara orang dan perilaku. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam
terminology
aktor- aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai
dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berprilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini,
seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku
sesuai dengan peran tersebut. Seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah
1
Institute for Research and Empowerment IRE Yogyakarta
13
seseorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka ia harus mengobati pasien yang datang kepadanya dan perilaku ditentukan oleh peran sosialnya
Sarwono, 2002:172. Untuk memperluas penggunaan teori peran dapat menggunakan
pendekatan yang dinamakan “
life-
course” yang artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai harapan kepada setiap anggotannya untuk mempunyai perilaku
tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat tersebut
2
. Untuk saling melengkapi antara keberhasilan penerapan teori peran, maka
harus di dukung dengan fungsi jaringan, suatu oraganisasi tidak pernah terdiri hanya satu jaringan, tetapi memiliki banyak jaringan yang saling berhubungan.
Namun, walaupun sebagian besar jaringan bersifat multifungsi
multiplex
, tetapi jaringan pada umumnya lebih berkonsentrasi atau lebih terfokus pada satu fungsi
tertentu dibandingkan fungsi-fungsi lainnya
3
. Berikut merupakan penelitian terdahulu tentang media jejaring sosial
facebook
online netizen
, yaitu : Amanda Rahma Desita 2011, dengan judul tugas akhir Konflik Pada
Ruang Publik. Tujuan dari tugas akhir ini, untuk mengetahui keberadaan ruang publik yang dapat menimbulkan berbagai macam konflik, karena ruang publik
yang semakin lama semakin berkembang tanpa batasan dan membangun berbagai gerakan pada komunikasi cyber.
Ninit Larasati 2008, dengan judul Ruang Publik Dalam Fenomena Pencari Sumbangan. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui suatu realitas
kedermawanan baru melalui ruang publik.
2
Sarwono, S.W. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
3
A.M.Morissan. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
14
Anggara Putra Setiawan 2011, dengan judul skripsi Opini Masyarakat Melalui Media Jejaring Sosial Facebook. Tujuan dari penelitian ini dengan adanya
ruang publik baru
facebook
memungkinkan semua masyarakat bisa terintegrasi dalam sistem tertentu dengan kemudahan berbagai akses informasi. Hal ini
dikarenakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sebuah kesempatan besar bagi masyarakat untuk dapat berinteraksi antara satu
dengan yang lain menjadi sangat mudah. Zamrud Kondang Darajati 2012, dengan judul journal Gerakan Sosial
Mahasiswa Komunikasi FISIP Universitas Airlangga Pada Ruang Publik Facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gerakan sosial yang dapat
dibangun dalam ruang publik, melalui situs jejaring sosial, salah satunya adalah
facebook,
dan dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa ruang publik dapat terbangun tidak lagi hanya dilakukan secara tatap muka, tetapi dapat di
lakukan di dunia maya, contohnya
facebook
khususnya pada konten status dan
group.
2.3 Berbagai Macam Netizen