TEKNOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA JEJARING PEMASARAN

9 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali 3. Akses permodalan masih rendah. Salah satu cirri IKM yang berkembang saat ini adalah kecilnya permodalan. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi lebih berorientasi pada kemampuan IKM daripada permintaan yang harus dipenuhi. Akses pasar perlu didukung oleh kemampuan produksi untuk memenuhi pesanan yang datang. Untuk menjawab kemungkinan pengembangan ke dapan, kemudahan akses permodalan sangat diperlukan oleh IKM untuk menjawab tantangan pasar yang terus berkembang. 4. Belum tersedianya unit pemasaran pada IKM pengolah buah salak. Penetrasi pasar oleh IKM dalam pemasaran produk olahan salak masih dirasa sangat rendah. Tidak mudah memperoleh produk olahan salak produksi IKM di provinsi Bali. Hal ini dikarenakan, dalam IKM tidak mempunyai unit khusus yang menangani pemasaran. Ekpansi pasar jarang dilakukan karena tidak ada upaya khusus yang dilakukan oleh IKM untuk menggarap pangsa pasar baru.

2. TEKNOLOGI

1. Produktivitas rendah. Produktivitas rendah sangat terkait dengan permodalan dan juga akses teknologi yang rendah oleh IKM maupun oleh petani. 2. Teknologi pengolahan sudah diadopsi oleh IKM namun belum berupa production line yang efesien dan utuh. Proses produksi produk olahan salak saat ini umumnya melalui tahapan produksi yang terpisah-pisah meskipun berada pada satu lokasi. Setiap tahapan tidak dirancang sedemikian rupa sehingga merupakan kesatuan proses yang utuh dari awal sampai akhir dan efesien.

3. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Pengasaan inovasi masih rendah dalam pemanfaatan produk salak untuk olahan. Meskipun buah salak mempunyai potensi yang tinggi 10 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali untuk diolah, namun inovasi yang dikembangkan oleh masyarakat masih rendah. Varian produk olahan masih sedikit dan belum mudah ditemukan di pasaran. Hal ini disebabkan oleh orientasi pemasaran petani salak sangat terbatas dan juga jarangnya bersentuhan dengan produk inovatif lainnya. Hal ini perlu dibangkitkan dengan dorongan yang inovatif sehingga varian produk yang muncul dimasyarakat bisa lebih beragam dan memberi kemungkinan lebih banyak produsen salak untuk melakukan kreasi dan inovasi pengolahan buah salak.

3. JEJARING PEMASARAN

1. IKM masih belum mempunyai jaringan produksi dan pemasaran dengan IKM lain dalam satu kawasan. IKM pengolah buah salak dipasok oleh petani disekitarnya. Meskipun demikian, jalinan kemitraan antara petani pemasok bahan baku dan IKM belum didasarkan oleh suatu proyeksi target volume produksi sehingga rawan kekurangan pasokan oleh petani. Saat ini kekurangan bahan baku dapat dipenuhi dari petani salak di luar daerah yang penghasil salak juga, namun bersifat tidak terencana. Disamping hal ini, antar IKM juga belum mempunyai kerjasama yang baik. Kesuksesan satu IKM tidak bisa membantu IKM lain yang sejenis karena belum terjalin kemitraan yang baik. Kehilangan pasar atau kekurangan pasokan sering dialami oleh IKM. Namun permasalahan mereka jarang dikomunikasikan dengan IKM lain yang lebih mapan. Jalinan kerjasama yang sangat kurang ini rawan melemahkan keberadaan IKM sebagai salah satu pelaku dalam pengolahan buah salak.

5. BAHAN BAKU