Latar Belakang Masalah DAFTAR TANDA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam keterampilan berbahasa, terdapat empat aspek penting yang mendukung bahasa itu untuk dipahami. Empat aspek tersebut meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak erat kaitannya dengan mendengarkan. Jadi bahasa itu dapat dipahami salah satunya dengan mendengarkan atau menyimak. Sebagai contoh ketika seseorang sedang berbicara, kemudian orang lain mendengarkan. Maka pihak kedua akan mengetahui maksud yang disampaikan oleh orang yang berbicara penutur tersebut. Aspek berbicara dalam hal ini adalah penerapan keterampilan berbahasa secara langsung untuk berkomunikasi. Dengan kata lain, interaksi antara penutur dengan mitra tutur tersebut terjadi secara langsung. Aspek keterampilan berbahasa yang ketiga adalah membaca. Orang akan mengetahui maksud, ide, atau gagasannya dengan membaca. Jadi interaksi yang terjadi dalam proses komunikasi ini adalah tidak secara langsung face to face, namun disampaikan melalui tulisan kemudian dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Sejalan dengan aspek membaca, aspek berbahasa yang keempat adalah commit to user menulis. Antara membaca dengan menulis terdapat keterkaitan tujuan yakni menyampaikan maksud, ide atau gagasannya melalui tulisan dan akan dipahami oleh orang lain dengan cara membacanya. Jadi kedua aspek berbahasa ini saling melengkapi dan saling terkait. Meskipun tidak secara langsung terjalin komunikasi, tetapi kedua aspek ini akan sangat efektif apabila tulisan yang disampaikan tersebut komunikatif. Artinya, antara sesuatu yang ditulis dengan pihak yang akan memanfaatkan tulisan tersebut mengerti dan memahami isinya. Dalam penelitian ini, keempat keterampilan berbahasa di atas menjadi fokus kajian karena keempatnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis dipandang sebagai aspek yang sangat penting untuk memahami bahasa. Dengan menyimak dan berbicara, sebuah pesan akan dapat tersampaikan. Kedua aspek ini akan lebih berbobot lagi dengan peran kedua keterampilan berbahasa yang lain, yaitu membaca dan menulis. Dengan membaca berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangannya akan dapat digali dan kuasai. Demikian halnya dengan menulis yang akan mampu mendorong seseorang untuk mengeluarkan ide dan pikirannya. Kaitannya dengan proses belajar, keempat keterampilan berbahasa tersebut sangat penting untuk dikuasai untuk memahami bahan pembelajaran. Dengan demikian berbagai jenis bahan pembelajaran dari berbagai sumber yang digunakan akan dapat dipahami melalui menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis isinya. Salah satu di antara banyak sumber pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya pelajaran bahasa Jawa adalah dari rubrik “Jagad Sastra” pada “Jagad Jawa” di harian Solopos. Dalam commit to user rubrik tersebut dibeberkan berbagai opini dari berbagai tokoh masyarakat seperti guru, dosen, ataupun profesi lain yang mengemukakan pendapatnya atau sekadar memberikan tanggapan dari pernyataan orang lain mengenai bahasa, sastra budaya Jawa, ataupun berbagai masalah yang sedang berkembang saat ini. Terkait dengan sumber bacaan yang berupa rubrik di atas, maka teks yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini akan dianalisis secara tekstual. Menurut Sumarlam, dkk., dalam bukunya Analisis Wacana, jenis-jenis wacana ada dua, yaitu analisis wacana tekstual dan kontekstual. Analisis wacana tekstual yaitu analisis yang memandang bahwa sebuah wacana terdiri atas bentuk dan makna, maka hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi. Sementara itu, analisis wacana kontekstual merupakan analisis wacana yang mengkaji tentang aspek-aspek internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi wacana. Mengacu pada pendapat di atas, maka dalam penelitian rubrik “Jagad Sastra” ini akan dianalisis secara tekstual. Adapun keseluruhan teks yang terdapat dalam rubrik tersebut akan dikaji dari segi bentuk kohesi gramatikal dan leksikalnya. Kohesi merupakan salah satu aspek penting dalam analisis wacana. Sebagaimana dikemukakan oleh Nunan dalam Sarwiji Suwandi, perbedaan antara tulisan yang koheren dan kalimat yang tidak saling terkait ditemukan dalam unsur-unsur linguistik yang bertugas untuk menghubungkan setiap kalimat dalam suatu teks dengan kalimat sebelumnya 2010: 119. Dari pengertian ini dapat commit to user disimpulkan bahwa pertautan bentuk di antara unsur-unsur pembangun teks wacana kehadirannya sangat diperlukan untuk mencapai makna yang utuh. Halliday dan Hasan 1976: 5 mengatakan bahwa kohesi merupakan satu set kemungkinan yang terdapat dalam bahasa untuk menjadikan suatu “teks” itu memiliki kesatuan. Hal ini berarti bahwa hubungan makna, baik makna leksikal maupun gramatikal perlu diwujudkan secara terpadu dalam kesatuan yang membentuk teks. Cohesion is expressed through the stratal organization of language. Language can be explained as a multiple coding system comprising three levels of coding or “strata”. The semantic meaning, the lexigramatical forms and the phonological and orthographic expression. Meaning are realized coded as forms, and the forms are realized in turn recoded as expression. To put this in everyday terminology, meaning is put into wording and wording into sound or writing.” Halliday dan Hasan 1976: 5 telah mencoba melihat kohesi makna itu dari dua sudut, yaitu kohesi leksikal dan kohesi gramatikal yang terdapat dalam suatu kesatuan teks. Kohesi ini juga memperlihatkan jalinan ujaran dalam bentuk kalimat untuk membentuk suatu teks atau konteks dengan cara menghubungkan makna yang terkandung di dalam unsur. Senada dengan pendapat di atas, Fatimah Djajasudarma memberikan pengertian mengenai kohesi yaitu keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik atau koheren 1994: 46. Dari pengetian ini jelas bahwa wacana itu akan koheren apabila terjalin keserasian di antara unsur-unsurnya. Dipilihnya rubrik “Jagad Sastra” ini sebagai bahan penelitian karena beberapa alasan. Pertama, secara substansial objek kajian dengan judul ini belum commit to user pernah diteliti, sehingga memungkinkan peneliti untuk menganalisinya. Selain itu, dari rubrik yang akan diteliti meskipun sudah hadir lama untuk melayani kebutuhan masyarakatnya, tetapi belumtidak banyak orang yang mengetahui maupun memahaminya. Oleh karenanya, peneliti mencoba memberikan sebuah temuan dari hasil analisis nantinya, sehingga kebutuhan para pembaca akan keutuhan makna dari rubrik tersebut dapat diperoleh. Alasan lain dipilihnya rubrik ini untuk diteliti karena muatan isinya yang beragam dari beberapa edisi yang terbit, sehingga dimungkinkan isi dari rubrik ini akan dapat memberikan salah satu kontribusi nyata sebagai bahan pembelajaran bahasa Jawa pada khususnya dan sebagai salah satu dari sekian banyak cakrawala pengetahuan mengenai budaya Jawa. Rubrik yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini terdiri atas 12 edisi yang terhitung mulai hari Kamis minggu pertama bulan Juni 2011 tanggal 9 hingga hari Kamis minggu keempat bulan Agustus 2011 tanggal 25. Rubrik yang hadir setiap hari Kamis ini memuat lima kolom yang berisi artikel, cerita pendek, resensi buku, macapat, dan geguritan. Tema yang diangkat beragam dari satu edisi ke edisi yang lain. Ragam bahasa yang digunakan dalam rubrik ini ada dua yaitu ragam ngoko dan ragam krama. Dari dua ragam inilah yang menambah menarik perhatian peneliti untuk mengkajinya. Selanjutnya, dari kelima kolom yang ada pada rubrik ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata pada pembelajaran bahasa Jawa di sekolah.

B. Rumusan Masalah