commit to user 13
Label budaya inovatif memiliki kecenderungan menemukan inovasi baru, menjunjung  tinggi  komitmen,  organisasi  dinamis,  membangun  karakter,  dan
berorientasi  ke  pelayanan  pelanggan.  Label  budaya  kompetitif  bercirikan mengedepankan pencapain kompetisi, dan menekankan hasil pekerjaan yang telah
ditargetkan. Label budaya birokrasimenekankan mempertahankan organisasi yang telah  ada,  memiliki  aturan  formal,  melakukan  koordinasi  yang  efektif,  dan
mengedepankan  stabilitas  dan  efisiensi  dalam  melaksanakan  tujuan  organisasi. Label  budaya    sosial  anggota  organisasi  merasa  ikut  memiliki  seperti  organisasi
milik  keluarga,  memiliki  moral  organisasi  yang  dijunjung  bersama,  organisasi menjunjung  tinggi  rasa  kekeluargaan  dan  menjunjung  nilai-nilai  yang  ada  dalam
organisasi.
C. Gaya kepemimpinan
Masalah  kepemimpinan  telah  muncul  bersamaan  dengan  dimulainya sejarah  manusia,  yaitu  sejak  manusia  menyadari  pentingnya  hidup  berkelompok
untuk  mencapai  tujuan  bersama.  Mereka  membutuhkan  seseorang  atau  beberapa orang  yang  mempunyai  kelebihan-kelebihan  daripada  yang  lain,  terlepas  dalam
bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu.
Menurut Yukl 2005, kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang  lain,  untuk  memahami  dan  setuju  dengan  apa  yang  perlu  dilakukan  dan
bagaimana  tugas  itu  dilakukan  secara  efektif,  serta  proses  untuk  memfasilitasi upaya  individu  dan  kolektif  untuk  mencapai  tujuan  bersama.  Menurut  Robbins
2006,  kepemimpinan  merupakan  kemampuan  untuk  mempengaruhi  suatu
commit to user 14
kelompok  ke  arah  tercapainya  suatu  tujuan.  Definisi  kepemimpinan  secara  luas meliputi  proses  mempengaruhi  dalam  menentukan  tujuan  organisasi,  memotivasi
perilaku  pengikut  untuk  mencapai  tujuan,  mempengaruhi  untuk  memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan  juga  mempengaruhi  interpretasi  mengenai  peristiwa- peristiwa  para  pengikutnya,  pengorganisasian  dan  aktivitas-aktivitas  untuk
mencapai  sasaran,  memelihara  hubungan  kerja  sama  dan  kerja  kelompok, perolehan  dukungan  dan  kerja  sama  dari  orang-orang  di  luar  kelompok  atau
organisasi  Rivai,  2004.  Demikian  halnya  Locander
et  al.,
2002  menjelaskan bahwa  kepemimpinan  mengandung  makna  pemimpin  mempengaruhi  yang
dipimpin  tapi  hubungan  antara  pemimpin  dengan  yang  dipimpin  bersifat  saling menguntungkan  kedua  belah  pihak.  Lok  dan  Crawford  2001  memandang
kepemimpinan  sebagai  sebuah  proses  mempengaruhi  aktivitas  suatu  organisasi dalam upaya menetapkan dan mencapai tujuan.
Menurut  Rivai  2004,  kepemimpinan  juga  dikatakan  sebagai  proses mengarahkan  dan  mempengaruhi  aktivitas-aktivitas  yang  ada  hubungannya
dengan  pekerjaan  para  anggota  kelompok.  Tiga  implikasi  penting  yang terkandung dalam hal ini yaitu :
1. Kepemimpinan  itu  melibatkan  orang  lain  baik  itu  bawahan  maupun
pengikut. 2.
Kepeminpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota  kelompok  secara  seimbang,  karena  anggota  kelompok  bukanlah
tanpa daya.
commit to user 15
3. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan  yang berbeda
untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara. Siagian  2002  berpendapat  bahwa  peranan  para  pemimpin  dalam
organisasi  sangat  sentral  dalam  pencapaian  tujuan  dari  berbagai  sasaran  yang ditetapkan sebelumnya. Menurut Siagian 2002 perilaku kepemimpinan memiliki
kecenderungan  pada  dua  hal  yaitu  konsiderasi  atau  hubungan  dengan  bawahan dan  struktur  inisiasi  atau  hasil  yang  dicapai.  Kecenderungan  kepemimpinan
menggambarkan hubungan yang akrab dengan bawahan misalnya bersikap ramah, membantu  dan  membela  kepentingan  bawahan,  bersedia  menerima  konsultasi
bawahan dan memberikan kesejahteraan. Kecenderungan  seorang  pemimpin  memberikan  batasan  antara  peranan
pemimpin  dan  bawahan  dalam  mencapai  tujuan,  memberikan  instruksi pelaksanaan  tugas  kapan,  bagaimana  dan  hasil  apa  yang  akan  dicapai.  Suatu
gaya pemimpin atau manajer dalam organisasi merupakan penggambaran langkah kerja bagi karyawan yang berada di bawahnya.
Kepemimpinan  adalah  proses  yang  digunakan  oleh  pemimpin  untuk mengarahkan  organisasi  dan  pemberian  contoh  perilaku  terhadap  para  pengikut
atau  anak  buah  Mas’ud,  2004.  Sedangkan  gaya  kepemimpinan  merupakan norma  perilaku  yang  dipergunakan  oleh  seseorang  pada  saat  mencoba
mempengaruhi  perilaku  orang  lain  atau  bawahan.  Pemimpin  tidak  dapat menggunakan  gaya  kepemimpinan  yang  sama  dalam  memimpin  bawahannya,
namun  harus  disesuaikan  dengan  karakter-karakter  tingkat  kemampuan  dalam tugas setiap bawahannya.
commit to user 16
Pemimpin  yang  efektif  dalam  menerapkan  gaya  tertentu  dalam kepemimpinannya  terlebih  dahulu  harus  memahami  siapa  bawahan  yang
dipimpinnya,  mengerti  kekuatan  dan  kelemahan  bawahannya,  dan  mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan
yang mereka miliki.  Istilah gaya adalah cara  yang dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya Thoha, 2001.
Rumusan kepemimpinan dari sejumlah ahli tersebut menunjukkan bahwa dalam  suatu  organisasi  terdapat  orang  yang  mempunyai  kemampuan  untuk
mempengaruhi,  mengarahkan,  membimbing  dan  juga  sebagian  orang  yang mempunyai kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa
yang  menjadi  kehendak  dari  pada  atasan  atau  pimpinan  mereka.  Kepemimpinan dapat  dipahami  sebagai  kemampuan  mempengaruhi  bawahan  agar  terbentuk
kerjasama  di  dalam  kelompok  untuk  mencapai  tujuan  organisasi.  Apabila  orang- orang  yang  menjadi  pengikut  atau  bawahan  dapat  dipengaruhi  oleh  kekuatan
kepemimpinan  yang  dimiliki  oleh  atasan  maka  mereka  akan  mau  mengikuti kehendak pimpinannya dengan sadar, rela, dan sepenuh hati.
Beberapa  paradigma  kepemimpinan  telah  diusulkan  oleh  berbagai peneliti.  Sebagai  contoh    Bass
,
Bernard  dan  Avolio 2003  menyatakan  bahwa
ada  empat  dimensi  kepemimpinan  transformasional,  tiga  dimensi  kepemimpinan transaksional,  dan  dimensi  nonleadership
laissez-faire
kepemimpinan  Bass, 2003.  Chen  2004  menyarankan  mengelompokkan  kepemimpinan  ke  dalam
empat  paradigma  kepemimpinan.  Meskipun  model  Bass  2003  yang  diakui
commit to user 17
memberi  kontribusi  besar  bagi  kepemimpinan,  teori  ini  telah  dikritik  karena berbagai alasan Yukl, 2005.
Salah  satu  kritik  adalah  bahwa  pentingnya  satu  atau  dua  paradigma kepemimpinan  misalnya  transaksional  dan  visioner,  menghilangkan  paradigma
klasik  dan  organik.  Pemimpin  visioner  transformasional  hampir  selalu  lebih efektif  daripada  pemimpin  transaksional,  tetapi  yang  lain    tidak  sependapat
dengan  pendapat  tersebut.    Chen  2004  menyarankan,  baik  kepemimpinan transaksional  dan  visioner  adalah  bentuk  kepemimpinan  yang  valid,  namun
kepemimpinan  visioner  mungkin  berlaku  lebih  luas,  termasuk  dalam  situasi  di mana  ada  sumber  daya  yang  memadai  bagi  manajer  untuk  mengandalkan  pada
penyediaan  manfaat  eksternal,  atau  di  mana  situasi  yang  kompleks  dan  ambigu, dan sangat bergantung pada pengetahuan pengikut dan komitmen.
Chen  menunjukkan  bahwa  ada  situasi  lain  di  mana  kepemimpinan transaksional  merupakan  bentuk  kepemimpinan  yang  tepat,  seperti  ketika
pengikut  tidak  mau  atau  tidak  bisa  memenuhi  visi  pemimpin.  Berbeda  dengan model  Bass  2003,  Chen  2004    memberikan  dasar  yang  luas  yang
memungkinkan  untuk  berbagai  bentuk  kepemimpinan  yang  telah  berkembang pada  waktu  yang  berbeda  dan  di  tempat  yang  berbeda.  Paradigma  yang  berguna
untuk  menunjukkan  bahwa  tidak  ada  satu  cara  terbaik  untuk  berpikir  tentang kepemimpinan,  bukan  bahwa  jenis  kepemimpinan  yang  berbeda  merefleksikan
akar  sosial  dan  sejarah.  Paradigma  Chen  2004  memungkinkan  kepemimpinan bergantung pada konteks dalam menanggapi kebutuhan organisasi dan preferensi,
dan melibatkan banyak faktor saling bergantung yang bisa dimanipulasi.
commit to user 18
Gaya kepemimpinan merupakan karakteristik manajer-manajer inti dalam mencapai  sasaran  perusahaan  atau  dengan  kata  lain  lebih  menujuk  pada  pola
perilaku eksekutif puncak dan tim manajemen senior. Mas’ud 2004, mengatakan gaya kepemimpinan terdiri dari empat dimensi gaya kepemimpinan yaitu:
1. Gaya  Otoriter,  yaitu  gaya  kepemimpinan  yang  tidak  membutuhkan
pokokpokok  pikiran  dari  bawahan  dan  mengutamakan  kekuasaan  serta prestise  sehingga  seorang  pemimpin  mempunyai  kepercayaan  diri  yang
tinggi dalam pengambilan keputusan 2.
Gaya Pengasuh,
yaitu gaya
kepemimpinan dimana
pemimpin memperhatikan  bawahan  dalam  peningkatan  karier,  memberikan
bimbingan,  arahan,  bantuan  dan  bersikap  baik  serta  menghargai  bawahan yang bekerja dengan tepat waktu
3. Gaya  Berorientasi  pada  tugas,  yaitu  gaya  kepemimpinan  dimana  seorang
pemimpin  menuntut  bawahan  untuk  disiplin  dalam  hal  pekerjaan  atau tugas.
4. Gaya  Partisipatif,  yaitu  gaya  kepemimpinan  dimana  pemimpin
mengharapkan  saran-saran  dan  ide-ide  dari  bawahan  sebelum  mengambil suatu keputusan.
Pendapat  yang  lain  dikemukakan  oleh  Hersey  dan  Blanchar  1992 menjelaskan bahwa gaya pemimpin yang efektif ada 4 empat yaitu :
1. Gaya  instruktif,  penerapannya  pada  bawahan  yang  masih  baru  atau
karyawan  yang  baru  bertugas.  Ciri-ciri  gaya  kepemimpinan  instruktif, mencakup antaralain:
commit to user 19
a. Memberi pengarahan secara spesifik tentang apa,  bagaimana dan
kapan kegiatan dilakukan b.
Kegiatan lebih banyak diawasi secara ketat. c.
Kadar direktif tinggi. d.
Kadar suportif rendah. e.
Kurang dapat meningkatkan kemampuan pegawai. f.
Kemampuan motivasi pegawai rendah. g.
Tingkat kematangan bawahan rendah. 2.
Gaya konsultatif, penerapannya pada bawahan yang memiliki kemampuan tinggi, namun kemauan rendah. ciri-cirinya mencakup antara lain:
a. Kadar direktif rendah.
b. Kadar suportif tinggi.
c. Komunikasi dilakukan timbal balik.
d. Masih memberikan pengarahan yang spesifik.
e. Pimpinan secara bertahap memberikan tanggungjawab kepada pegawai.
Walaupun bawahan masih dianggap belum mampu. f.
Tingkat kematangan bawahan rendah sampai sedang. 3.
Gaya pertisipatif, penerapannya pada bawahan yang memiliki kemampuan rendah,  namun  memiliki  kemauan  kerja  tinggi.  ciri-ciri  kepemimpinan
pastisipatif ini mencakup antara lain : a.
Pemimpin melakukan komunikasi dua arah. b.
Secara aktif mendengar dan merespon segenap kesu-karan bawahan.
commit to user 20
c. Mendorong  bawahan  untuk  menggunakan  kemampuan  secara
maksimal dalam operasional. d.
Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. e.
Mendorong bawahan untuk berpartisipasi. f.
Tingkat kematangan bawahan sedang sampai tinggi. 4.
Gaya  delegatif,  penerapannya  pada  bawahan  yang  memiliki  kemampuan tinggi  dan  kemamuan  tinggi.  Gaya  kepemimpinan  delegatif  mempunyai
ciri-ciri antara lain : a.
Memberikan pengarahan bila diperlukan saja b.
Memberikan suport dianggap tidak perlu lagi. c.
Penyerahan  tanggungjawab  kepada  bawahan  untuk  mengatasi  dan menyelesaikan tugas.
d. Tidak perlu memberi motivasi.
e. Tingkat kematangan bawahan tinggi
Label  gaya  kepemimpinan  yang  digunakan  dalam  penelitian    Ogbonna dan  Lloyd  2000  adalah  gaya  kepemimpinan  partisipatif,  gaya  kepemimpinan
suportif, dan gaya kepemimpinan instrumentatif yang  dirancang untuk mengukur sejauh  mana  pemimpin  menentukan  harapan,  menetapkan  prosedur,  dan
mengalokasikan tugas. Label
gaya kepemimpinan
partisipatif menekankan
perlunya mempertimbangkan  masukan  bawahan  dan    mengambil  keputusan  secara
demokratis  dalam  organisasi.  Label  gaya  kepemimpinan  suportif  diantaranya
commit to user 21
bercirikan  membantu  pegawai  dalam  mengerjakan  tugas,  memperhatikan kesejahteraan  secara  hati-hati,  mempercayai  semua  anggota  organisasi  dan
menjelaskan  cara-cara  mengerjakan  tugas.  Label  gaya  kepemimpinan instrumentatif  atau  direktif  bercirikan  mempertahankan  kinerja  organisasi  dan
menjadwalkan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kepemimpinan  di  sekolah  juga  menerapkan  prinsip-prinsip  praktik
kepemimpinan  yang  ada  dalam  suatu  manajemen.  Praktik  kepemimpinan  kepala sekolah menurut Kouzes dan Posner 1993 meliputi hal-hal sebagai  berikut :
1. Proses  mengambil  tantangan  yang  mengacu  pada  dimensi  kepemimpinan
seperti  mencari  peluang,  kemauan  untuk  mengambil  risiko,  inovasi, memperlakukan  kesalahan  sebagai  kesempatan  belajar,  mengarah  ke  hal-hal
yang
up-to-date
, dan memiliki  sikap bereksperimen. 2.
Inspiring  visi  bersama    yang  mengacu  pada  dimensi  kepemimpinan  seperti memiliki pandangan ke masa depan, menginventarisasi daftar emosi orang lain
untuk  berbagi  visi  dengan  cara  antusiasme  mereka,  dan  menunjukkan  orang lain  bagaimana  kepentingan  bersama  dapat  dicapai  melalui  komitmen
pencapaian tujuan bersama. 3.
Mengaktifkan  orang  lain  untuk  bertindak  yang  mengacu  pada  dimensi kepemimpinan  seperti    memperkuat  satu  sama  lain,  mendorong  kolaborasi,
membangun  hubungan  saling  percaya,  menekankan  tujuan  bersama,  dan membuat orang lain merasa penting, kuat dan berpengaruh.
4. Cara pemodelan yaitu cara  yang mengacu pada dimensi kepemimpinan seperti
meyakini  kejelasan  tentang  nilai-nilai  organisasi,  menjaga  proyek-proyek
commit to user 22
bersama,  berperilaku  dengan  cara  yang  konsisten  dengan  nilai-nilai  yang  ada, dan mencapai tujuan dengan berfokus pada prioritas utama.
5. Mendorong  kemajuan  ,  yang  mengacu  pada  dimensi  kepemimpinan  seperti
memberikan  pengakuan  dan  dorongan  kepada  mereka  yang  bertahan, membantu  orang  lain  untuk  berkembang  mencapai  visi  secara  terus  menerus
dan menghargai prestasi yang dicapai.
D. Penelitian Terdahulu