TA : Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stock Optimization Dengan Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4.
TUGAS AKHIR
Nama : HANS ZULKARNAEN NAINGGOLAN NIM : 05.41010.0208
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
ix
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Permasalahan Cutting Stock ... 7
2.1.1 Karakteristik Cutting Stock ... 8
2.1.2 Jenis Cutting Stock ... 8
2.1.3 Pola Cutting Stock ... 9
2.2 Teori Optimasi ... 10
2.2.1 Pemrograman Linier ... 11
2.2.2 Metode Simpleks ... 13
(3)
x
2.3.1 Softgare Requirement ... 18
2.3.2 Softgare Design ... 19
2.3.3 Softgare Construction ... 23
2.3.4 Softgare Testing ... 26
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27
3.1 Analisis Permasalahan ... 27
3.2 Analisis Kebutuhan ... 31
3.2.1 Analisis Alur Kerja Pelanggan ... 31
3.2.2 Analisis Alur Kerja Administrasi ... 32
3.2.3 Analisis Alur Kerja Kepala Cetak ... 32
3.2.4 Analisis Alur Pimpinan ... 33
3.3 Solusi Permasalahan ... 33
3.3.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 34
3.3.2 Spesifikasi Kebutuhan ... 39
3.3.3 Desain Perangkat Lunak ... 46
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 96
4.1 Implementasi ... 96
4.2 Penjelasan penggunaan aplikasi ... 96
4.2.1 Form Login ... 96
4.2.2 Form Pengguna Sebagai Administrasi ... 97
4.2.3 Form Aplikasi Kepala Cetak ... 104
(4)
xi
4.3.2 Perhitungan Tanpa Aplikasi ... 109
4.4 Hasil Evaluasi ... 112
BAB V PENUTUP ... 114
5.1 Kesimpulan ... 114
5.2 Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
(5)
xii
Tabel 2.1 Kombinasi Potongan ... 16
Tabel 3.1 Penjelasan Alur Kerja Prosedur Cetak Saat Ini ... 29
Tabel 3.2 Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder ... 30
Tabel 3.3 Data Pelanggan ... 34
Tabel 3.4 Data Pesanan ... 35
Tabel 3.5 Data Material... 36
Tabel 3.6 Data Pengguna ... 37
Tabel 3.7 Fungsi Menspesifikasikan Detail Pesanan ... 39
Tabel 3.8 Fungsi Membuat Purchase Order... 42
Tabel 3.9 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material ... 44
Tabel 3.10 Keterkaitan Fungsional dan Non-Fungsional Sistem... 46
Tabel 3.11 Alur Sistem Fungsi Rekam Data Manual ... 48
Tabel 3.12 Fungsi Data Material ... 49
Tabel 3.13 Fungsi Membuat Purchase Order... 51
Tabel 3.14 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material ... 52
Tabel 3.15 Struktur Data Pelanggan ... 62
Tabel 3.16 Struktur Data Material ... 62
Tabel 3.17 Struktur Data Pesanan ... 63
Tabel 3.18 Struktur Data Detail Kebutuhan Material ... 63
Tabel 3.19 Struktur Data Purchase order ... 64
Tabel 3.20 Struktur Data Detail Purchase order ... 64
(6)
xiii
Tabel 3.23 Detail Form Mencatat identitas ... 68
Tabel 3.24 Detail Form Data Material ... 69
Tabel 3.25 Detail Form Pesanan ... 71
Tabel 3.26 Detail Form Pesanan Buku ... 72
Tabel 3.27 Detail Form Purchase Order ... 74
Tabel 3.28 Detail Form Perhitungan Pola Potong ... 75
Tabel 3.29 Fungsional dan Program unit aplikasi ... 80
Tabel 3.30 Kombinasi Horizontal Material 65x100 pesanan 16x29... 82
Tabel 3.31 Kombinasi Vertikal Material 65x100 pesanan 16x29... 83
Tabel 3.32 Kombinasi Horizontal Material 79x109 pesanan 16x29... 85
Tabel 3.33 Kombinasi Vertikal Material 79x109 pesanan 16x29... 86
Tabel 3.34 Kumpulan biaya material berdasarkan harga material tiap ukuran ... 89
Tabel 3.35 Pseudocode Prosedur Yang Dibahas ... 91
Tabel 3.36 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras ... 95
Tabel 4.1 Penjelasan Form Login ... 97
Tabel 4.2 Penjelasan Form Menu Utama Administrasi ... 98
Tabel 4.3 Penjelasan Form Data Material... 100
Tabel 4.4 Penjelasan Form Pesanan... 101
Tabel 4.5 Penjelasan Form Detail Pesanan Buku ... 102
Tabel 4.6 Penjelasan Form Membuat Purchase Order... 104
Tabel 4.7 Penjelasan Form Utama Kepala Cetak ... 105
(7)
xiv
Tabel 4.10 Perbandingan Biaya Material Terhadap Dua Jenis Bahan Kertas Plano ... 109 Tabel 4.11 Persentase Perbandingan Jumlah Kebutuhan Material Cetak ... 112 Tabel 4.12 Persentase Perbandingan Biaya Kebutuhan Material ... 112 Tabel 4.13 Persentase Perbandingan Waktu Untuk Menghitung Total
(8)
xv
Gambar 3.1 Gambar Alur Kerja Prosedur Cetak Saat ini ... 28
Gambar 3.2 Alur Sistem Rekam Data Manual ... 47
Gambar 3.3 Alur Sistem Menspesifikasikan Pesanan... 49
Gambar 3.4 Alur Sistem Fungsi Membuat Purchase Order ... 50
Gambar 3.5 Alur Perhitungan Kebutuhan Material ... 52
Gambar 3.6 Context Diagram Aplikasi Cutting Stock Optimization KJ4 ... 54
Gambar 3.7 Diagram Berjenjang ... 54
Gambar 3.8 DFD Level 0 ... 56
Gambar 3.9 DFD Level 1 Rekam Data Manual ... 57
Gambar 3.10 DFD Level 1 Menspesifikasikan Detail Pesanan ... 58
Gambar 3.11 DFD Level 1 Menghitung Pola Potong ... 58
Gambar 3.12 DFD Level 1 Membuat Purchase Order ... 59
Gambar 3.13 Conceptual Data Model ... 60
Gambar 3.14 Physical Data Model ... 61
Gambar 3.15 Desain Form Login ... 67
Gambar 3.16 Desain Form Identitas Pelanggan ... 68
Gambar 3.17 Desain Form Data Material ... 69
Gambar 3.18 Desain Form Pesanan ... 70
Gambar 3.19 Desain Form Detail Pesanan Buku ... 72
Gambar 3.20 Desain Form Purchase Order ... 73
Gambar 3.21 Desain Perhitungan Pola Potong ... 75
(9)
xvi
Gambar 3.24 Desain Output Laporan Jumlah Pesanan Tiap Pelanggan ... 78
Gambar 3.25 Desain Output Laporan Jumlah Detail Buku Yang Dipesan ... 79
Gambar 3.26 Desain Output Laporan Jumlah Kertas Yang Digunakan ... 80
Gambar 3.27 Bentuk Visual Pola Potong pada Bahan baku plano 65x100 ... 84
Gambar 3.28 Bentuk Visual Pola Potong pada Bahan baku 79x109 ... 87
Gambar 3.29 Fungsi Untuk Menentukan Biaya Material Minimum ... 88
Gambar 3.30 Flogchart Aplikasi CSO ... 90
Gambar 3.31 Model Konfigurasi Jaringan Two-Tier System ... 94
Gambar 4.1 Tampilan Form Login ... 97
Gambar 4.2 Tampilan Form Menu Utama Administrasi ... 98
Gambar 4.3 Tampilan Form Data Material... 99
Gambar 4.4 Tampilan Form Pesanan... 100
Gambar 4.5 Tampilan Form Detail Pesanan Buku ... 102
Gambar 4.6 Tampilan Form Purchase Order ... 103
Gambar 4.7 Tampilan Form Utama Kepala Cetak ... 105
Gambar 4.8 Tampilan Form Perhitungan Pola Potong ... 106
Gambar 4.9 Pola Potong Optimal Setelah Proses Perhitungan Oleh Sistem ... 108
Gambar 4.10 Pola Potong Manual Isi Buku Dengan Material HVS 79 x 100.... 110
Gambar 4.11 Pola Potong Manual Cover Dengan Material ART Carton 65 x 100 ... 112
(10)
xvii
Lampiran 1 Observasi Alur Kerja Cetak ... 118 Lampiran 2 Observasi Metode Penentuan Biaya Material ... 119 Lampiran 3 Data Wawancara ... 117
(11)
1 1.1BBLatarBBelakangBMasalahB
Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari sebuah gambar dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar (image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap harinya, milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku, kalender, buletin, majalah, surat kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan bahan kain. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia. Sejak pertengahan 1400-an hingga awal 1900-an, percetakan merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa. Pendidikan bergantung pada ketersediaan bahan bacaan, bahkan setelah penemuan-penemuan seperti radio, televisi, dan gambar bergerak, hasil percetakan tetap menjadi sumber informasi utama bagi dunia (Meggs, Philip B., 1998).
KJ4 adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang percetakan dan periklanan yang telah berdiri sejak tahun 1990. Dalam bidang usahanya, KJ4 menangani beberapa macam pesanan cetakan seperti kartu nama, undangan, pamflet, spanduk, ongkos cetak, plat, dan lainnya yang berhubungan dengan percetakan dan periklanan. Salah satu layanan unggulan yang ditawarkan oleh percetakan KJ4 adalah paket seminar. KJ4 telah dipercaya untuk melayani beberapa acara seminar dengan menghadirkan produk paket seminarnya antara lain Seminar Surabaya Diabetes Update, Seminar Duteh Foundation, Seminar
(12)
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, dan lainnya. Untuk menunjang usahanya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, percetakan CV KJ4 memiliki delapan unit komputer untuk keperluan desain cetak, dua buah mesin plat, empat buah mesin cetak antara lain. Solna Sheet 125, Thompson, Sakurai 52, Sakurai 58, satu buah mesin potong yaitu Decki, satu buah mesin eollator, dan satu mesin jilid. Dalam pengerjaan buku, name tag, brosur, bahkan poster yang dipesan pada paket seminar seringkali mempunyai ukuran yang beragam.
Perusahaan memulai proses prosedur cetak pada saat menerima pesanan dari pelanggan. Perusahaan menjabarkan kebutuhan spesifikasi dari paket seminar yang dipesan oleh pelanggan. Setelah semua spesifikasi cetak dijabarkan, perusahaan tidak dapat menentukan biaya material yang dibutuhkan untuk proyek seminar secara langsung dikarenakan dalam penggunaan bahan baku kertas, pola potong yang optimal sangat diperlukan. Dengan hitungan manual ditambah harus mengoptimalkan ukuran kertas pesanan pada ukuran kertas plano, seorang karyawan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan hal tersebut. Ukuran kertas plano ada dua macam yaitu 65cm x 100cm dan 79cm x 109cm sebagai luas bidang cetak yang akan digunakan. Luasnya pesanan cetak yang selalu berubah mengikuti kebutuhan konsumen, mempunyai ukuran dan jenis yang beragam. Pada proses pencetakan, khususnya pada proses penentuan pola pemotongan kertas, sering dihasilkan sisa potongan kertas yang tidak dapat digunakan lagi. Selain sisa potong yang dihasilkan terlalu banyak, seringkali dijumpai permasalahan kekurangan material pada saat proses pencetakan. Permasalahan ini disebabkan penentuan pola potong yang tidak tepat, sehingga membutuhkan waktu dan biaya untuk penyediaan bahan material cetak. Oleh
(13)
karena itu, diperlukan sebuah metode untuk mengoptimalkan pola potong bidang bahan cetak. Permasalahan penentuan pola pemotongan kertas berdasarkan permintaan yang masuk ini disebut sebagai Cutting Stoek Problem. Terdapat permasalahan dalam keakuratan dalam pengoptimalan pola potong bahan baku kertas sehingga mempengaruhi efisiensi penggunaan bahan baku dan penggunaan biaya material.
Pembuatan sistem untuk mengoptimalkan pemotongan kertas diharapkan mampu membantu perusahaan percetakan CV KJ4 dalam penyelesaian permasalahan yang ada. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masalah efisiensi penggunaan bahan baku kertas sehingga mampu meminimalkan biaya material yang dikeluarkan.
1.2BBRumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka perumusan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut. Bagaimana membuat Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stoek Optimization Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4 yang dapat membantu permasalahan mengoptimalkan pola potong bahan baku kertas yang berpengaruh pada biaya material kertas?
1.3BBatasanBMasalahBB
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada beberapa hal, yaitu:
1. Menggunakan mesin cetak Solna Sheet 125’ 64cm x 45cm 2. Plat cetak yang digunakan berukuran 65cm x 45cm
(14)
3. Ukuran pesanan tidak lebih besar dari areal cetak, yaitu lebar lebih kecil atau sama dengan 45cm dan panjang lebih kecil atau sama dengan 65cm.
4. Jenis kertas Plano yang digunakan ada dua pilihan ukuran yaitu 65cm x 100cm dan 79cm x 109cm.
5. Proses pemotongan dilakukan dengan mesin yang hanya mempunyai satu pisau potong, sehingga tidak dapat melakukan pemotongan secara paralel. 6. Bentuk pesanan dalam bentuk bujur sangkar atau persegi panjang.
7. Tidak membahas teknis sinkronisasi pencetakan antara plat cetak dengan optimasi pola potong kertas.
1.4BTujuanBB
Dengan mengacu pada permasalahan yang ada maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan sebuah Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stoek Optimization Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4.
1.5BManfaatB
Aplikasi Optimasi Cutting Stoek Dengan Menggunakan Pemrograman Linier mempunyai manfaat yang berdampak pada beberapa pelaku bisnis yang ada dalam perusahaan, yaitu :
1. Kepala Cetak
Kepala Cetak lebih mudah dalam menganalisa pola pemotongan bahan baku kertas yang tepat digunakan dalam proyek cetak sehingga dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan dan memaksimalkan pola potong pesanan
(15)
dengan bahan baku yang ada. Kepala cetak diharapkan dapat lebih memusatkan konsentrasi dalam penyelesaian proyek cetak.
2. Administrasi
Bagian Administrasi dapat melakukan pemenuhan kebutuhan material secara cepat dan tepat serta bagian administrasi dapat melakukan pengadaan barang tanpa harus khawatir lagi akan kekurangan dan kelebihan bahan baku yang terpakai dalam proyek.
3. Pemilik Perusahaan
Pemilik Perusahaan dapat lebih mudah dalam memantau pengerjaan proyek cetak sehingga pemilik perusahaan dapat terbantu dalam pengambilan keputusan untuk wacana dalam mengembangkan badan usahanya di waktu mendatang.
1.6BSistematikaBPenulisanB
Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BabBIB :BPendahuluanB
Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik TA, rumusan masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan TA, dan tujuan dari TA ini.
BabBIIB :BLandasanBTeoriB
Bab ini akan menjelaskan tentang teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir antara lain definisi dan konsep eutting stoek
problem. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam penyelesaian
(16)
menggunakan beberapa kriteria tertentu untuk memberikan prioritas atau saran terhadap alternatif yang tersedia
BabBIIIB :BMetodeBPenelitianBdanBPerancanganBSistemB
Pada bab ini dijelaskan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Tugas Akhir, mulai dari analisis permasalahan, analisis kebutuhan, perancangan sistem yang dibuat dalam bentuk Flowehart,
Data Flow Diagram, Diagram Berjenjang, Entity Relationship
Diagram. Selain itu juga disertai desain input / output, dan desain struktur database yang digunakan dan desain uji coba.
BabBIVB :BEvaluasiBdanBImplementasiB
Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi dan evaluasi sistem yang dibuat apakah telah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diharapkan.
BabBVB :BPenutupBB
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik TA ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.
(17)
7
2.1B PermasalahanBBCutting Stock
Permasalahan Cutting Stock merupakan suatu permasalahan yang muncul karena banyak dipakai aplikasinya dalam bidang perindustrian. Misalkan di dalam perindustrian kayu, bagaimana memanajemen pemotongan kayu supaya dapat meminimumkan sisa pemotongan yang dihasilkan dan dapat membentuk pemotongan yang optimal pJavanshir, 2007).
Dalam hal inilah permasalahan cutting stock dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di atas sebagai salah satu aplikasi dari permasalahan optimisasi, atau yang lebih spesifik adalah sebuah permasalahan program linier integer. gebagai salah satu permasalahan program linier integer maka hasil yang diharapkan dalam suatu permasalahan adalah bilangan bulat.
Dikatakan sebagai permasalahan cutting stock jika terdapat permintaan ukuran dari pesanan dan adanya batasan yang ditetapkan, serta tujuannya untuk meminimumkan sisa pFox, 1981). Adapun permasalahan cutting stock satu dimensi adalah terbatas hanya membahas satu kendala yang sesuai dengan kendala yang ditetapkan dan mengabaikan kendala lain.
Misalnya hanya untuk menentukan pola pemotongan optimal yang meminimumkan sisa pemotongan, dan diberikan satu kendala saja yaitu ukuran produk yang dihasilkan saja tanpa memperhitungkan kapasitas gudang penyimpanan, tingkat kualitas kayu, atau kendala lain yang berkaitan dengan
(18)
permasalahan. gub bab berikut membahas tentang karakteristik, jenis, dan pola pemotongan bahan menurut Javanshir p2007).
2.1.1BBKarakteristikBCutting Stock
terdiri atas beberapa klasifikasi yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Terdapat bahan baku yang berbentuk persegi empat pselanjutnya
disebut tertentu.
2. dihasilkan
li
p
i 1...m)dengan jumlah permintaan n tertentu.
3. getiap potong mempunyai nilai tertentu pvi) yang bisa berupa keuntungan
yang dalam upaya meminimasi sisa
bahan baku. 4.
tujuan yang melekat pada setiap potong yang ada.
2.1.2B
dipertimbangkan
(19)
pieces
b. material
yang dipertimbangkan a. gatu macam ukuran bahan
b. Banyak ukuran bahan
2.1.3B PolaBPemotonganB
Beberapa pola pemotongan yang dibahas dalam cutting stock adalah sebagai berikut:
1. Guillotine Pattern
Guillotine Pattern merupakan pola
segi empat yang kemudian dilanjutkan pada sisi lainnya.
Pemotongan pertama dengan
memotong bahan baku dengan
Pemotongan tersebut menghasilkan dua
kedua-duanya. 2. Non-guillotine Pattern
pieces
yang diinginkan tidak memungkinkan untuk digabung dengan pieces yang lain.
3. Pola Dua Tahap Pemotongan pTwo Stage Pattern) Tahap pertama, pemotongan secara
menjadi beberapa rectangle
dengan panjang yang sama. Tahap kedua adalah pemotongan satu persatu bagian rectangle.
(20)
4. Pola Tiga Tahap Pemotongan pThree Stage Pattern)
Tahap pertama, pemotongan rectangle menjadi bagian-bagian dengan panjang atau lebar yang sama. Arah pemotongan tersebut dapat secara vertikal maupun secara horizontal. Tahap kedua, hasil dari pemotongan tersebut dilanjutkan dengan pemotongan satu persatu yang terlebih dahulu mengubah arah pemotongan. Tahap ketiga, pemotongan dilakukan pada bagian yang menghasilkan pieces.
2.2B TeoriBOptimasiB
Riset Operasi berusaha menetapkan arah tindakan terbaik poptimum) dari masalah keputusan dibawah pembatasan sumber daya yang terbatas. Istilah riset operasi seringkali diasosiasikan hampir secara khusus dengan penggunaan teknik-teknik matematika untuk membuat model dan menganalisa masalah keputusan. Walaupun matematika dan model matematis merupakan inti Riset Operasi, pemecahan masalah tidaklah hanya sekedar pengembangan dan pemecahan tiap model matematis pTaha, 1996). Beberapa tahapan utama yang harus dilalui oleh sebuah kelompok riset operasi untuk melakukan sebuah studi riset operasi mencakup:
1. Definisi Masalah
2. Pengembangan Model
3. Pengujian Keabsahan Model
(21)
2.2.1B PemrogramanBLinierB
Dalam tugas akhir ini digunakan model meminimalkan kerugian potongan kertas pada perusahaan percetakan dengan pemrograman Linier. Pemrograman Linier memakai model matematis untuk menggambarkan masalah yang dihadapi. Kata ”linier” berarti bahwa semua fungsi matematis dalam model ini harus merupakan fungsi-fungsi linier. Kata ”Pemrograman” merupakan sinonim dari kata perencanaan. Maka dari itu, membuat pemrograman linier adalah membuat rencana kegiatan-kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal, ialah suatu hasil untuk mencapai nilai yang paling menguntungkan baik nilai terbesar atau terkecil, tergantung pada apakah tujuannya memaksimalkan atau meminimumkan, dengan cara paling baik psesuai model matematis) diantara semua alternatif yang mungkin pYagiura, 2001).
Formulasi model matematik yang meliputi tiga tahap sebagai berikut:
1. Menentukan variabel keputusan dan menyatakan dalam simbol matematik
2. Fungsi obyektif/tujuan merupakan fungsi yang menggambarkan
tujuan/sasaran dalam permasalahan program linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya, untuk memperoleh keuntungan secara maksimal atau biaya minimal.
3. Fungsi Constraint/batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal keberbagai kegiatan.
(22)
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2 + 2X3
Dengan kendala 5X1 + 2X2 + 4X3 ≤ 240
4X1 + 6X2 + 3X3 ≤ 400
X1, X2, X3 ≥ 0
Dari contoh diatas dapat diketahui : 1. Variabel keputusan
X1, X2 dan X3
2. Fungsi tujuan
Memaksimalkan Z = 3X1 + 5X2 + 2X3
3. Batasan / kendala
5X1 + 2X2 + 4X3 ≤ 240
4X1 + 6X2 + 3X3 ≤ 400
X1, X2, X3 ≥ 0
Bentuk umum dari pemrograman Linier adalah n
j
CjXj
Z
1
Maksimumkan pMinimumkan)
Dengan syarat CjXj p≤, =, ≥)bi , untuk semua i pi=1,2,3,…m) semua xj ≥ 0
Keterangan :
xj = banyaknya kegiatan di j, dimana j=1,2,3,….n
Berarti disini terdapat n variable keputusan Z : nilai fungsi tujuan
(23)
Untuk masalah maksimasi cj, menunjukkan keuntungan atau penerimaan per unit,
sementara kasus minimasi ia menunjukkan biaya per unit. bi : jumlah sumberdaya i pi=1,2,…,m)
Berarti terdapat m jenis sumber daya.
aij : banyaknya sumber daya i yang dikonsumsi sumber daya j
Optimasi potongan kertas yang diselesaikan dengan pemrograman linier dapat dipecahkan dengan pengembangan model matematis. Pengembangan model ini dapat dimulai dengan menentukan variablel, batasan dan menentukan tujuan yang harus dicapai untuk menentukan pemecahan optimum dari semua nilai yang layak dari variable tersebut. Cara efektif untuk menyelesaikan penentuan nilai-nilai di atas adalah memberi ringkasan verbal untuk masalah optimasi potongan kertas.
2.2.2B MetodeBSimpleksB
Karena kesulitan menggambarkan grafik berdimensi banyak maka penyelesaian masalah pemrograman linier yang melibatkan lebih dari dua variabel menjadi tidak praktis atau tidak mungkin. Dalam keadaan ini kebutuhan mtode solusi yang lebih umum menjadi nyata. Metode umum ini dikenal dengan nama
simplex algorithm yang dirancang untuk menyelesaikan seluruh masalah program linier, baik yang melibatkan dua variabel maupun lebih dua variabel pFox, 1981).
Penyelesaian malasah pemrograman linier menggunakan metode simpleks ini melalui perhitungan ulang piteration) dimana langkah langkah perhitungan yang sama diulang berkali-kali sebelum hasil optimum dicapai.
Dalam penyelesaian masalah program linier dengan grafik, telah dinyatakan bahwa solusi optimum selalu terletak pada titik pojok ruang solusi
(24)
pYagiura, 2001). Metode simpleks didasar pada gagasan ini, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Dimulai pada suatu titik pojok yang layak, biasanya titik asal p yang disebut sebagai solusi awal ).
2. Bergerak dari suatu titik ke pojok yang lain yang berdekatan, pergerakan ini akan menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih baik p meningkat untuk masalah maksimasi dan menurunkan untuk masalah minimasi ). Jika solusi yang lebih baik telah diperoleh, prosedur simpleks dengan sendirinya akan menghilangkan semua solusi-solusi lain yang kurang baik.
3. Proses ini dilakukan berulang-ulang sampai suatu solusi yang lebih baik tak dapat ditemukan. Proses simpleks kemudian berhenti dan solusi optimum diperoleh.
Mengubah bentuk baku model pemrograman linier ke dalam bentuk tabel akan memudahkan proses perhitungan simpleks pYagiura, 2001). langkah-langkah perhitungan dalam algroritma simpleks adalah :
1. Berdasar bentuk baku, tentukan solusi awal, dengan menetapkan p n - m ) variabel nonbasis sama dengan nol. Dimana n jumlah variabel dan m
banyaknya kendala.
2. Pilih sebuah entering variabel diantara yang sedang menjadi variabel nonbasis, yang jika dinaikkan diatas nol dapat memperbaiki nilai fungsi tujuan. Jika tak ada, berhenti berarti solusi sudah optimal. jika tidak dilanjutkan ke langkah 1.
(25)
3. Pilih sebuah leaving variabel diantara yang sedang menjadi variabel basis yang harus menjadi nonbasis pnilainya menjadi nol) ketika entering variabel menjadi variabel basis.
4. Tentukan solusi yang baru dengan membuat entering variabel dan leaving variabel menjadi nonbasis. Kembali ke langkah 2.
2.2.3B PenameahanBBatasanBBaruB
Penambahan batasan baru dapat menghasilkan satu di antara dua kondisi antara lain pTaha, 1996).
1. Batasan itu dipenuhi oleh pemecahan saat ini, dalam kasus mana batasan tersebut berlebihan dan penambahannya tidak mengubah pemecahan.
2. Batasan tersebut tidak dipenuhi oleh pemecahan saat ini,. Dalam kasus ini pemecahan baru diperoleh dengan metode simpleks dual.
Yang dilakukan di sini adalah mendapatkan kembali kelayakan. Tahap pertama, tempatkan batasan baru tersebut dalam bentuk standar dengan menambahkan variabel slack atau surplus sebagaimana diperlukan. Lalu substitusi keluar setiap variabel dasar saat ini dalam batasan tersebut dalam bentuk variabel non dasar psaat ini). Langkah terakhir adalah menambahkan batasan yag dimodifikasi ke tabel optimum saat ini dan menerapkan simpleks dual untuk memperoleh kembali kelayakan.
Batasan yang dimodifikasi ini sekarang ditambahkan ke tabel optimal saat ini seperti diberikan berikut ini:
(26)
Tabel 2.1 Kombinasi Potongan
Dasar X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Pemecahan
Z 0 0 1/3 4/3 0 0 0 38/3
X2 0 1 2/3 -1/3 0 0 0 4/3
X1 1 0 -1/3 2/3 0 0 0 10/3
X5 0 0 -1 1 1 0 0 3
X6 0 0 -2/3 1/3 0 1 0 2/3
X7 0 0 1/3 -2/3 0 0 1 -1/3
Dimana variabel :
X1 = Jumlah pola potong yang pertama. X2 = Jumlah pola potong yang kedua. X3 = Jumlah pola potong yang ketiga. X4 = Jumlah pola potong yang keempat. X5 = Jumlah pola potong yang kelima. X6 = Jumlah pola potong yang keenam. X7 = Jumlah pola potong yang ketujuh.
Jadi batasan baru tersebut yang diekspresikan dalam bentuk variabel nondasar menjadi:
p10/3) + p1/3)x3 – p2/3)x4 +x7 = 3 p1/3)x3 – p2/3)x4 + x7 = -1/3
(27)
2.3B SWEBOKB(Softgare Engineering Body of Knogledge)B
gebagaimana yang dikemukakan oleh IEEE Computer gociety
professional Practices Committee p2004), “gWEBOK menggambarkan
pengetahuan secara umum tentang rekayasa perangkat lunak yang dibagi ke dalam sepuluh area pengetahuan pKnowledge Area’s) atau disebut KAs”. goftware Engineering Body of Knowledge pgWEBOK) adalah produk dari Komite Koordinasi Rekayasa Perangkat Lunak disponsori oleh IEEE Computer gociety. gWEBOK sendiri mempunyai panduan yang disebut Guide to the SWEBOK, panduan ini dibuat untuk 5 tujuan, yaitu:
1. Untuk memperlihatkan kesamaan pandangan tentang rekayasa perangkat lunak di seluruh dunia.
2. Untuk memperjelas tempat dan menetapkan batas dari rekayasa perangkat lunak dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain seperti ilmu komputer, manajemen proyek, teknik komputer dan matematika.
3. Untuk membuat karakter isi dari disiplin ilmu rekayasa perangkat lunak
4. Untuk memberikan akses topik ke gWEBOK
5. Untuk memberikan pengetahuan dasar bagi pengembangan kurikulum dan sertifikasi serta perizinan.
Berikut adalah penjabaran tentang ruang lingkup pengetahuan atau yang disebut juga sebagai Knowledge Area’s pKAs) yang digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan aplikasi oleh penulis sesuai dengan literatur:
(28)
2.3.1B Softgare Requirements
Tahapan awal dalam membangun aplikasi, Software Requirements
merupakan sebuah properti yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Merujuk kepada aplikasi yang dikembangkan karena permasalahan yang ada akan diselesaikan oleh aplikasi tersebut. Menjabarkan bagaimana mengotomatiskan sebuah permasalahan sebuah tugas yang dihadapi oleh pengguna, membantu menganalisa proses bisnis perusahaan yang telah menggunakan aplikasi, menganalisa kekurangan yang ada pada aplikasi yang ada, dan lainnya. Berikut penjabaran tentang beberapa tahapan yang ada pada software requirement:
AB Requirement elicitation
Tahapan awal dalam pemenuhan software requirements makna dari kebutuhan mendatang ini berhubungan dengan darimana kebutuhan perangkat lunak itu sendiri dan bagaimana para pengembang perangkat lunak dapat mengumpulkannya. Pada dasarnya, kegiatan yang dijabarkan adalah dari tiap individu dan tiap pemegang kendali sistem tersebut untuk membangun ketersinambungan antara pihak pengembang dan pengguna perangkat lunak itu sendiri.
BB Requirement analysis
Tahapan ini membahas tentang kegiatan analisa kebutuhan untuk Mendeteksi dan menyelesaikan ketidakcocokan yang pada setiap kebutuhan yang ada.
(29)
1. Menggali batasan yang ada pada perangkat lunak yang dikembangkan dan bagaimana perangkat lunak tersebut akan berinteraksi dengan sistem.
2. Menguraikan kebutuhan sistem yang akan digunakan sebagai kebutuhan perangkat lunak.
CB Requirement specification
gecara teknis pada kata "specification" mengacu pada banyaknya jumlah pekerjaan atau kemampuan perangkat lunak dalam mencapai tujuannya. Dalam sebuah istilah pengembangan perangkat lunak, "software requirements specification" secara khusus mengarah kepada hasil ketepatan, atau penyamaan elektronik, yang dapat di tinjau, di nilai, dan di benarkan.
DB Requirement Verification and Validation
Beberapa dokumen requirements diatas dapat menjadi bahan dari tahapan validasi dan verifikasi. Kebutuhan yang ada di validasi untuk menjamin bahwa pengembang dari perangkat lunak tersebut dapat memahami kebutuhan yang akan dicapai. Penyesuaian kebutuhan untuk standar perusahaan sangat penting untuk diperhatikan bahwa kebutuhan tersebut dapat dimengerti, konsisten, dan lengkap.
2.3.2B Softgare design
resign atau rancangan didefinisikan baik sebagai proses yang menjelaskan tentang arsitektur, komponen, antarmuka, dan karakteristik lain dari sistem atau komponen dan hasil yang memproses. Hasil rancangan perangkat lunak harus menggambarkan arsitektur perangkat lunak yang ada yaitu, bagaimana perangkat lunak diuraikan dan disusun dalam komponen dan
(30)
antarmuka dari tiap komponen. Software resign juga harus menggambarkan tiap komponen pada tingkat detail yang memungkinkan dalam konstruksinya.
Software resign memainkan peran penting dalam pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan para pengembang perangkat lunak untuk menghasilkan berbagai model yang membentuk semacam cetak biru dari solusi yang akan diimplementasikan. Kita dapat menganalisa dan mengevaluasi beberapa macam model untuk menjabarkan berbagai macam kebutuhan apa saja yang saat kita sertakan kedalam perangkat lunak yang dikembangkan. Begitu pula dalam pertimbangan untuk beberapa solusi alternatif dan saran pengembangan. Pada akhirnya, pemodelan yang dihasilkan dapat dilanjutkan pada kegiatan pengembangan, dan juga pemodelan tersebut dapat digunakan sebagai masukan dan titik awal pada software construction dan software testing.
Mengenai beberapa 'pendekatan umum' yang dapat dijumpai sebagai panduan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Berbeda tentang 'pendekatan umum' tersebut, 'metode' lebih banyak dijadikan sebagai acuan secara detail dan menyediakan kumpulan cara penggambaran yang akan digunakan, penjelasan pada tiap fungsi proses yang akan digunakan, dan kumpulan panduan dalam penggunaan metode tersebut.
ABB PerancanganBterstrukturB(Function-Oriented Design)B
Perancangan terstruktur merupakan aktivitas mentransformasikan suatu hasil analisis ke dalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan pdiotomasikan). Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat ptools) dan teknik-teknik ptechniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir
(31)
dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas pJogiyanto, 2008).
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik pbebas kesalahan) pJogiyanto, 2008). Adapun aspek, elemen, tools, serta metodologi dari perancangan terstruktur, menurut Jogiyanto p2008) adalah sebagai berikut.
1. Aspek Perancangan Terstruktur
a. Membantu pemecahan masalah
b. Melakukan penyederhanaan system
c. Menggunakan graphic tool agar sistem dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti
d. Memberikan rangkaian strategi untuk pengembangan solusi
e. Memberikan kriteria dalam mengevaluasi solusi dengan melihat pada permasalahan aslinya
2. Elemen Perancangan Terstruktur a. Modul
Modul merupakan sebuah instruksi atau sekumpulan instruksi program yang terdiri dari : inputpmasukan), outputpkeluaran), fungsi, mekanisme dan data internal. Contoh : Foxpro/Pascal pProcedure, function), COBOL pProgram, section, paragraph), FORTRAN psubroutine).
(32)
b. Bagan terstruktur pgtructured Chart)
Menggambarkan partisi sistem ke dalam : modul-modul, organisasi, dan komunikasi. Adapun keuntungan yang didapat dalam pemetaan secara visual kedalam bagan terstruktur yaitu ; Menggunakan gambar, Dapat dipartisi, Fleksibel, Input sangat berguna pada implementasi, Membantu pemeliharaan pmaintenance) dan modifikasi.
c. gtrategi Perancangan
Merubah hasil analisis pDFD) menjadi Bagan Terstruktur, untuk diimplementasi. DFD memperlihatkan aliran data dan informasi dari sistem. Jika dalam suatu DFD aliran datanya ditentukan oleh suatu data item, misalnya ‘T’ yang mempunyai nilai/ karakteristik tertentu, kemudian nilai ini akan mempengaruhi / menentukan arah aliran data pmemicu arah), maka titik proses dimana terjadi percabangan arah aliran data tsb disebut titik pusat transaksi
3. Tools Perancangan Terstruktur a. DFD pData Flow Diagram ) b. Kamus Data
c. Entity Relationship Diagram pERD) d. gtate Transition Diagram pgTD) 4. Metodologi Perancangan Terstruktur
a. Metodologi pemecahan fungsional
Metodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang, dan diterapkan.
(33)
b. Metodologi berorientasi data
Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses. c. Prescriptive methodologies
Metodologi ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh sistem house dan pabrik-pabrik perangkat lunak dan tersedia secara komersial dalam paket-paket program.
2.3.3B Softgare construction
Istilah Software Construction mengacu pada penjabaran proses pembuatan pengerjaan, yang berarti sebuah perangkat lunak terbuat melalui serangkaian coding, pemeriksaan, pengetesan unit, pengetesan integrasi, dan
debugging.
Ruang lingkup pengetahuan pKAs) dari software construction saling bersangkutan dengan seluruh KAs yang lain, lebih tepatnya sangat berhubungan erat pada kegiatan Software resign dan Software Testing. Hal ini dikarenakan pada proses yang ada pada software construction sendiri menyertakan kegiatan penting dari software design dan software testing. Software construction juga menggunakan keluaran poutput) dari perancangan dan memberikan masukan pinput) kepada pengetesan, dalam kasus ini perancangan dan pengetesan tersebut merupakan kegiatan, bukan KAs-nya. Batasan yang dijabarkan pada perancangan, pengembangan, dan pengetesan pjika ada) akan beragam berdasarkan pada proses siklus dari pengembangan pada perangkat lunak itu sendiri.
(34)
AB SekilasBtentangBMicrosoftBVisualBStudioB
MicrosoftB VisualB Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap psuite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual gtudio mencakup kompiler, gDK, Integrated Development Environment pIDE), dan dokumentasi pumumnya berupa MgDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual gtudio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual gource gafe.
Microsoft Visual gtudio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam native code pdalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows) ataupun managed code pdalam bentuk Microsoft Intermediate Language di atas .NET Framework). gelain itu, Visual gtudio juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi gilverlight, aplikasi Windows Mobile pyang berjalan di atas .NET Compact Framework).
Visual gtudio kini telah menginjak versi Visual gtudio 12.0.21005.1, atau dikenal dengan sebutan Microsoft Visual gtudio 2012 yang diluncurkan pada 1 Agustus 2012, yang ditujukan untuk platform Microsoft .NET Framework 4.5.1 Versi tersebut kini dikenal dengan sebutan Visual gtudio .NET, karena memang membutuhkan Microsoft .NET Framework. gementara itu, sebelum muncul Visual gtudio .NET, terdapat Microsoft Visual gtudio 6.0 pVg1998).
(35)
BB SekilasBtentangBMicrosoftBSQLBServerB
MicrosoftB SQLB Server diperkenalkan pada tahun 1990 untuk platform Microsoft Og/2 dalam kerjasamanya dengan gybase. Produk ini berasal dari gybase gQL gerver 4.x untuk platform Unix. Dengan adanya Windows NT, muncul inisiatif untuk membangun gQL gerver versi Windows NT sehingga dihasilkan Microsoft gQL gerver versi 4.2 untuk platform Windows NT. Kerjasama dengan gybase masih berlanjut dan diluncurkan gQL gerver 6.0 pada tahun 1995 dan setahun kemudian gQL gerver versi 6.5 diluncurkan.
gQL gerver 6.5 memperbarui kemampuan transaksi dan menjadi produk database client/server yang banyak dipakai pada platform Windows NT. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang makin meningkat, maka gQL gerver perlu didisain ulang dan kerjasama dengan gybase dihentikan. Kemudian Microsoft mengembangkan gQL gerver 7.0 yang difokuskan pada tiga area yaitu : easy to use, scalability dan data warehousing. Pada tahun 2000, kemudian Microsoft meluncurkan gQL gerver 2000. Di tahun 2005 ini, Microsoft mengeluarkan produk gQL gerver versi terbarunya yaitu Microsoft gQL gerver 2005 seiring dengan diluncurkannya Microsoft Visual gtudio 2005 beta 2.
2.3.4B Softgare Testing
Tahapan yang dilakukan dalam mengevaluasi kualitas dari perangkat lunak itu sendiri, dan meningkatkannya, dengan mengidentifikasi kekurangan dan permasalahan yang dihadapi pada saat software construction.
(36)
Software testing terdiri dari beragam pdynamic) verifikasi yang terdapat pada tindakan program dengan batasan pfinite) kumpulan uji kasus, yang paling tepat untuk dipilih pselected) dari bidang eksekusi yang tak terbatas, terhadap tindakan yang akan dicapai pexpected).
(37)
27
Pada bab ini penulis melakukan analisis dari beberapa data yang diperoleh selama melakukan penelitian di perusahaan percetakan CV KJ4, dengan cara deskriptif dimana pengolahan dan pengembangan data yang diperoleh dari hasil studi literatur, pengamatan kegiatan bisnis yang terjadi di perusahaan serta wawancara terhadap beberapa pelaku bisnis yang terkait dalam proses cetak sehingga solusi untuk permasalahan yang telah dirumuskan dapat ditentukan.
3.1BAnalisisBPermasalahanB
Analisis yang digunakan penulis berfungsi untuk mendefinisikan suatu permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa tahapan dilakukan pada langkah analisis ditujukan untuk mengetahui permasalahan yang ada. Diawali dari dengan pengamatan kegiatan kerja yang ada pada perusahaan yang akan menghasilkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan perumusan masalah yang ada.
Setelah penulis mengumpulkan data yang diperoleh selama pengamatan, penulis menentukan beberapa pelaku bisnis yang melakukan interaksi secara langsung terhadap sistem yang ada, yaitu administrasi, pemilik, dan kepala cetak. Berikut adalah gambaran proses bisnis yang terjadi pada saat proses cetak. Dimulai dari penerimaan pesanan, mengoptimalkan pola potong, pengadaan bahan material yang dijabarkan pada gambar 3.1.
(38)
Gambar 3.1 Alur Kerja Prosedur Cetak Saat ini
Gambar 3.1 merupakan alur kerja yang saat ini sedang berjalan. Berikut adalah Tabel 3.1 yang menjelaskan tentang gambaran alur kerja di atas.
(39)
Tabel 3.1 Penjelasan Alur Kerja Prosedur Cetak Saat Ini
Proses Sub
Proses
Nama Notasi
Kegiatan Aktor
1
1 Pemesanan Administrasi menerima daftar pesanan
cetak dari pelanggan. Administrasi
2 Menspesifikasi
kan Pesanan
Administrasi menjabarkan spesifikasi
pesanan yang diterima dari pelanggan. Administrasi
2
3 Spesifikasi
Pesanan
Spesifikasi pesanan dari pelanggan yang akan digunakan untuk mengoptimalkan bahan material dan perhitungan bahan material secara keseluruhan.
Administrasi
4 Pengoptimalan
Bahan Baku
Spesifikasi pesanan dari pelanggan yang telah dijabarkan oleh administrasi digunakan untuk mengoptimalkan bahan material dan perhitungan bahan material secara keseluruhan. Kepala Cetak 5 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
Detail kebutuhan bahan baku dihasilkan dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya disampaikan kepada pihak
administrasi untuk membuat purchase
order. Kepala Cetak 2 6 Membuat Purchase Order
Dari daftar kebutuhan bahan baku yang diberikan oleh Kepala Cetak, pihak
Administrasi membuat Purchase Order
untuk penyediaan bahan material cetak.
Administrasi
7 Pesan Bahan
Material
Pihak administrasi melakukan pemesanan Bahan Material cetak kepada supplier
berdasarkan Purchase Order yang telah
dibuat
Administrasi
8 Bahan
Material
Pihak Administrasi menerima hasil bahan material dari proses pemesanan Bahan Material cetak dari Supplier
Administrasi
9 Proses Cetak
Kepala Cetak melaksanakan Proses cetak setelah menerima bahan material yang disediakan
Kepala Cetak
3 10 Hasil Cetak
Hasil cetak dihasilkan setelah proses cetak dilaksanakan. Beberapa dokumen dihasilkan untuk keperluan arsip bagi pihak administrasi dan pimpinan
(40)
Proses Sub Proses
Nama Notasi
Kegiatan Aktor
3
11
Mengarsipkan data hasil cetak
Dokumen dari hasil cetak yang
dihasilkan digunakan sebagai arsip ulasan bagi pimpinan dan bentuk pola potong yang akan digunakan pada masa mendatang
Pimpinan
12 Buat Surat
Jalan
Pihak administrasi membuat surat jalan berdasarkan dokumen hasil cetak yang telah diberikan oleh kepala cetak sebagai lampiran dari detail pesanan pelanggan
Administrasi
13 Hasil Cetak +
Surat Jalan
Hasil Cetak dan surat jalan yang telah diproses oleh pihak administrasi diterima oleh pihak pelanggan
Pelanggan
Berdasarkan alur kerja yang tercantum pada Gambar 3.1 penulis menjabarkan penjelasan masing-masing pelaku bisnis yang terlibat dengan
prosedur kerja. Berikut adalah peran dan tanggung jawab dari stakeholder yang
berhubungan dengan sistem. Daftar peran dan tanggung jawab tersebut digunakan sebagai acuan proses yang dielisitasi atau diintegrasikan untuk memenuhi kebutuhan sistem agar lebih mudah untuk diketahui.
Tabel 3.2 Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder
JabatanB Role Responsibility
Bagian Administrasi
1. Menerima data pesanan cetak yang diberikan oleh pelanggan.
2. Melakukan pembelian kebutuhan cetak. 3. Membuat laporan yang
diperlukan oleh pimpinan
1. Bertanggung jawab atas manajemen operasional. 2. Bertanggung jawab atas laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan.
(41)
JabatanB Role Responsibility
Kepala Cetak
1. Menspesifikasikan detail pesanan yang telah didata oleh bagian administrasi.
2. Membuat layout pola potong
pesanan terhadap bahan baku plano mulai dari perhitungan pola potong sampai
membuat master cetak. 3. Menjabarkan kebutuhan
material setelah melakukan perhitungan terhadap spesifikasi pesanan
1. Bertanggung jawab atas ketepatan perhitungan kebutuhan material 2. Bertanggung jawab atas
bagian-bagian teknisi yang dibawahi meliputi : teknisi cetak, teknisi mesin potong, teknisi binding, teknisi plat.
3.2BAnalisisBKebutuhanB
Setelah menentukan detail dari tiap proses yang dilakukan oleh pelaku bisnis, penulis melakukan analisis kebutuhan yang sesuai dari tiap proses yang ada. Analisis kebutuhan diperlukan dalam perancangan perangkat lunak yang memiliki kesesuaian fungsi dengan kebutuhan pengguna. Analisis kebutuhan dilakukan pada tiap pelaku bisnis yang secara langsung berinteraksi dengan sistem. Analisis kebutuhan meliputi, analisis alur kerja pelanggan, analisis alur kerja administrasi, analisis alur kerja kepala cetak, serta analisis alur kerja pimpinan.
3.2.1B AnalisisBalurBkerjaBpelangganB
Pelanggan berperan dalam menentukan pesanan cetak kepada perusahaan. Pada saat pelanggan melakukan pemesanan, pelanggan menjelaskan detail kebutuhan dari paket seminar yang telah ditawarkan oleh perusahaan. Proses tersebut dilakukan secara manual langsung menjelaskan secara lisan dengan administrasi perusahaan.
(42)
3.2.2 AnalisisBAlurBKerjaBAdministrasiB
Pihak administrasi memulai alur sistem pada saat menerima pesanan dari pelanggan. Administrasi mencatat detail spesifikasi pesanan pelanggan. Detail
tersebut berupa data dari paket seminar seperti name tag, undangan seminar,
Leaflet seminar, Brosur seminar, Buku Seminar, Poster Seminar. Setelah itu detail pesanan tersebut diserahkan kepada kepala cetak untuk proses perhitungan bahan material. Setelah bahan material dihitung oleh kepala cetak, administrasi membuat
purchase order untuk membeli bahan material yang diperlukan untuk proses cetak. Setelah kebutuhan material dipenuhi kebutuhan material tersebut diserahkan kepada kepala cetak untuk dilakukan proses pencetakan. Bahkan sampai proses ini pun administrasi tidak menggunakan komputerisasi. Dari hasil cetak yang dihasilkan dari proses cetak pihak administrasi membuat surat jalan sebagai lampiran detail pesanan yang telah diberikan oleh pelanggan di awal proses.
3.2.3 AnalisisBalurBkerjaBkepalaBcetakB
Kepala cetak memulai proses menentukan kebutuhan biaya material untuk memenuhi kebutuhan pesanan dari pelanggan berdasarkan detail pesanan yang telah dibuat oleh pihak administrasi. Hasil perhitungan tersebut digunakan
sebagai acuan pihak administrasi untuk membuat purchase order bahan material
yang dibutuhkan dalam proses pencetakan. Dalam proses perhitungannya, khususnya buku seminar kepala cetak menghitung pola potong yang optimal berdasarkan bidang potong yang ada yaitu kertas plano yang memiliki dua macam ukuran. Tentunya ukuran pesanan tiap pelanggan untuk buku seminar seringkali
(43)
memiliki ukuran yang beragam, sehingga pihak kepala cetak harus mengoptimalkan pola potong berdasarkan tiap bidang potong agar biaya kebutuhan material dapat diminimalkan. Pekerjaan ini membutuhkan waktu dan ketelitian, tanpa bantuan komputasi pekerjaan ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan diragukan tingkat pengoptimalannya. Bahkan pada saat penulis melakukan pengamatan sempat ditemukan kasus biaya material yang membengkak pada proses pencetakan yang diakibatkan dari proses ini.
3.2.4 AnalisisBalurBpimpinanB
Pimpinan mengulas tiap kebutuhan material terhadap hasil cetak disesuaikan dengan perhitungan pola potong yang dilaksanakan oleh kepala cetak sehingga pimpinan dapat mengambil kebijakan untuk melakukan pengerjaan proyek cetak.
3.3BBSolusiBPermasalahanB
Setelah seluruh data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, maka penulis dapat menentukan penyelesaian permasalahan dengan memberikan solusi yang terbaik sesuai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam hal ini, solusi untuk permasalahan di atas adalah membangun sebuah aplikasi untuk menentukan pola potong yang optimal sesuai luas bidang potong yang ada. Solusi untuk permasalahan yang ada dikerjakan sesuai dengan tahapan pengembangan perangkat lunak meliputi, kebutuhan perangkat lunak, serta rancangan perangkat lunak.
(44)
3.3.1 KebutuhanBPerangkatBLunakB(Software Requirement)B
Kebutuhan perangkat lunak merupakan langkah awal dalam membangun sebuah sistem atau aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Proses identifikasi kebutuhan perangkat lunak dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain.
A.B ElisitasiBKebutuhanB(Requirement Elicitation)BB
Elisitasi merupakan tahap untuk menyeleksi dan membagi data-data yang telah diperoleh sehingga dapat diketahui data-data yang digunakan dan yang tidak digunakan terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Berikut ini adalah kumpulan data yang telah diperoleh berdasarkan wawancara dan pengamatan, yang akan digunakan untuk keperluan pengembangan perangkat lunak.
1. Data pelanggan
Data pelanggan digunakan untuk mengelompokkan pesanan proyek cetak dari pelanggan yang diterima perusahaan.
Tabel 3.3 Data Pelanggan
Nomor Nama Pelanggan Alamat Pelanggan No. Telepon
1 Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya
Jl. Prof. Dr. Mustopo 6-8
Surabaya 60286 123456
2 Tropik Infeksi Surabaya Jl. Prof. Dr. Mustopo 6-8
Surabaya 60286 123449
3 Fakultas Kedokteran Unair Surabaya
Jl. Mayjen Prof. Dr.
Moestopo No. 47. 232146
4 Bag. Penyakit Dalam Surabaya
Jl. Prof. Dr. Mustopo 6-8
(45)
2. Data Pesanan
Data pesanan digunakan untuk menginformasikan detail proyek cetak yang dipesan oleh pelanggan.
Tabel 3.4 Data Pesanan
Nama Pelanggan Detail Pesanan
Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya
JumlahB 1000
NamaB SDU-2013
BahanBIsiB HVS 80
HalamanBBWB 176
HalamanBWarnaB 24
PanjangBBukuB 16
LebarBBukuB 24
FinishingB -
JumlahB 1500
NamaB Naskah FKP
BahanBIsiB HVS 80
HalamanBBWB 196
HalamanBWarnaB -
PanjangBBukuB 12
LebarBBukuB 21
FinishingB -
Fakultas Kedokteran Unair Surabaya
JumlahB 1000
NamaB Naskah PKB
BahanBIsiB HVS 80
HalamanBBWB 404
HalamanBWarnaB -
PanjangBBukuB 16
LebarBBukuB 25
FinishingB -
Bag. Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya
JumlahB 750
NamaB SUMETSU 2013
BahanBIsiB HVS 85
HalamanBBWB 404
HalamanBWarnaB -
PanjangBBukuB 16
LebarBBukuB 24
(46)
Nama Pelanggan Detail Pesanan
Spesialis Paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya
JumlahB 1500
NamaB PKB Paru XIV
BahanBIsiB HVS 80
HalamanBBWB 176
HalamanBWarnaB 24
PanjangBBukuB 17
LebarBBukuB 27
3. Data Material
Data material cetak pada tahun 2012 sampai dengan 2013 sebagai pembanding dengan metode Pemrograman Linier yang digunakan dalam aplikasi. Data Material yang dikumpulkan tersebut telah diolah menjadi data terbaru yang siap digunakan untuk proses perhitungan dalam proyek tugas akhir ini.
(47)
4. Data Pengguna
Data pengguna digunakan untuk membagi hak akses dalam penggunaan aplikasi perangkat lunak yang akan dibangun.
Tabel 3.6 Data Pengguna
B.B AnalisisBKebutuhanBAdministrasiB
Setelah dilakukan analisis pada tahap yang sebelumnya, maka pihak administrasi memerlukan peningkatan pemanfaatan informasi proses cetak. Adapun peningkatan pemanfaatan informasi proses cetak tersebut berasal dari beberapa data, yaitu:
1. Sistem pada bagian administrasi dapat membantu pendataan detail pesanan
cetak, dan pendataan pelanggan.
2. Bagian administrasi dapat melakukan penyimpanan secara terpusat untuk
pengarsipan data.
3. Persetujuan bahan material yang diperlukan dilakukan secara komputerisasi
oleh kepala cetak.
4. Dari persetujuan kebutuhan bahan material yang diberikan oleh kepala cetak
maka Administrasi mampu membuat purchase order dalam memenuhi bahan material yang akan digunakan untuk cetak
5. Pengolahan data yang tersimpan secara terpusat digunakan untuk
pengolahan informasi yang diperlukan sebagai laporan kepada pemilik perusahaan.
(48)
Dengan adanya perubahan tersebut, maka proses kedepannya akan mengalami peningkatan pengolahan informasi pesanan cetak dibanding saat ini.
C.B AnalisisBKebutuhanBKepalaBCetakB
Setelah dilakukan analisis pada tahap sebelumnya, maka kepala cetak membutuhkan peningkatan informasi dan perhitungan biaya material. Adapun peningkatan tersebut maka dilakukan proses sebagai berikut:
1. Bagian Kepala Cetak tidak lagi menunggu detail spesifikasi yang data
pesanan yang telah diberikan oleh pelanggan untuk menghasilkan pola data, dengan adanya sistem yang terpusat tersebut maka akan dapat secara langsung dilakukan analisis data pola potong.
2. Dengan bantuan aplikasi cutting stock optimization kepala cetak mampu
melakukan perhitungan pola potong bahan, dan menjabarkan keperluan bahan material untuk pelaksanaan project cetak dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat.
Dengan adanya perubahan tersebut, maka proses kedepannya akan mengalami peningkatan kecepatan dan ketepatan dalam pengolahan data kebutuhan material cetak.
(49)
3.3.2B SpesifikasiBKebutuhanB(Requirement Specification)B
Dalam proses membangun dan mengembangkan perangkat lunak, diperlukan perancangan spesifikasi perangkat lunak yang tepat dan detail, dengan tujuan agar perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut memiliki deskripsi fungsi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penggunanya. Adapun kebutuhan fungsi yang ada dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.
AB KebutuhanBFungsionalB
Kebutuhan fungsional merupakan dasar dari penyusunan tiap fungsi yang akan dibangun didalam perangkat lunak. Dari tiap fungsi yang terdapat pada perangkat lunak tersebut telah melewati proses identifikasi kebutuhan setiap pengguna. Adapun kebutuhan fungsional tersebut yaitu:
1. Bagian Administrasi
Kebutuhan fungsional yang diperlukan untuk mendukung proses bagian administrasi terdiri dari 2 fungsi yaitu menspesifikasikan detail pesanan pelangggan dan membuat purchase order. Adapun detail penjabaran untuk fungsi Administrasi dapat dilihat pada Tabel 3.7. dan Tabel 3.8.
Tabel 3.7 Fungsi Menspesifikasikan Detail Pesanan
Nama Fungsi Menspesifikasikan Detail Pesanan
Pengguna Administrasi
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk pencatatan detail pesanan
yang akan digunakan Kepala Cetak dalam menghitung kebutuhan material.
Kondisi Awal 1. Data Pengguna
2. Data Material 3. Data Pesanan 4. Data Pelanggan
(50)
Alur Normal AksiPengguna ResponSistem Mengurutkan Pesanan 1. Pengguna Memasukkan Username & Password.
1. A) Sistem akan melakukan verifikasi pengguna yang melakukan login. B) Sistem menampilkan “Halaman Menu Utama” dan memberikan Hak akses penguna. 2. Pengguna memilih
sub menu “Pesanan” pada menu.
2. A) Sistem
menampilkan menu “Pesanan” B) Sistem menampilkan tanggal, data pesanan pelanggan. 3. Pengguna memasukkan data pesanan.
3. A) Sistem menyimpan ke database.
B) Sistem menambah Pesanan.
Input Detail Pesanan 4. Pengguna memilih
sub menu “Pesanan” pada menu.
4. A) Sistem
menampilkan menu “Pesanan”.
B) Sistem
memberikan informasi pesanan.
5. Pengguna memilih pelanggan.
5. Sistem menampilkan data pesanan, pelanggan yang memesan, status pesanan. 6. Pengguna memasukkan detail pesanan.
6. A) Sistem melakukan penyimpanan detail penerimaan pesanan.
AlurAlternatif AksiPengguna ResponSistem
1. Pengguna Memasukkan Username & Password.
1. A) Sistem akan melakukan verifikasi pengguna yang melakukan login. B) Sistem menampilkan “Halaman Menu Utama” dan
(51)
memberikan Hak akses penguna. 2. Pengguna memilih
sub menu “Data Pesanan” pada menu Penerimaan
2. A) Sistem
menampilkan menu “Data Pesanan” B) Sistem menampilkan tanggal,data pelanggan. 3. Pengguna memilih
cari pesanan.
3. Sistem menampilkan data pesanan, pelanggan yang memesan. 4. Pengguna memasukkan detail pesanan
4. A) Sistem melakukan penyimpanan detail pesanan cetak.
AlurEksepsi AksiPengguna ResponSistem
1. Pengguna tidak mengisi seluruh data secara lengkap
1. A) Sistem Memberikan peringatan Kepada pengguna untuk. melengkapi data B) Sistem tidak menyimpan inputan pengguna.
2. Pengguna tidak dapat menyimpan detail pesanan
2. A) Sistem Memberikan peringatan Kepada pengguna untuk. melengkapi data B) Sistem menampilkan pesan “Cek Pelanggan yang memesan”.
KondisiAkhir 1. Menghasilkan Laporan Pesanan cetak yang diterima
2. Menghasilkan Data Spesifikasi Pesanan cetak untuk diproses oleh kepala cetak
Kebutuhan Non-Fungsional
Security
Fungsi mencatat master data ini hanya dapat digunakan oleh yang memiliki hak akses saja
Correctness
Sistem hanya mampu memproses inputan pesanan cetak sesuai data pelanggan yang tersimpan
Interface
1. Menu yang tersedia dalam bahasa indonesia. 2. Menu dan warna mudah dipahami dan tidak mencolok.
(52)
Performance Operability
Tabel 3.8 Fungsi Membuat Purchase Order
NamaFungsi Membuat Purchase order
Pengguna Administrasi
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk pihak administrasi setelah
Kepala cetak melakukan perhitungan kebutuhan material cetak yang akan digunakan dari spesifikasi pesanan cetak
Kondisi Awal 1. Data Pengguna sudah tersedia
2. Data Material 3. Data Detail Pesanan 4. Data Pelanggan
Alur Normal AksiPengguna ResponSistem
1. Pengguna Memasukkan Username & Password.
1. A) Sistem akan melakukan verifikasi pengguna yang melakukan login.
B) Sistem menampilkan “Halaman Menu Utama”
dan memberikan Hak
akses penguna. Mengurutkan Purchase order 2. Pengguna
memilih sub menu “Purchase order” pada menu pembelian
2. A) Sistem menampilkan menu “Purchase Order”. B) Sistem memberikan
daftar Kebutuhan
Material yang telah
dihitung. 3. Pengguna
memilih data Kebutuhan Material
3. Sistem Menampilkan detail data Kebutuhan Material.
4. Pengguna menginputkan nomor purchase order di tiap data bahan material yang akan dibeli
4. A) Sistem memproses rangkap purchase order
B) Sistem menyimpan
rangkap purchase order
sesuai nomer yang
diinputkan Mencetak Purchase order 5. Pengguna
memilih cetak
5. A) Sistem Menampilkan Detail Purchase Order
(53)
Purchase order yang dipilih berdasarkan urutan
B) Sistem mencetak
purchase order yang
dipilih
AlurAlternatif AksiPengguna ResponSistem
- -
AlurEksepsi AksiPengguna ResponSistem
1. Pengguna salah Memasukkan Username & Password.
1. Sistem Menampilkan pesan kesalahan input-an username ataupun password maupun keduanya
2. Pengguna tidak dapat masuk kedalam “Halaman Utama”
2. Sistem menampilkan pesan “database” tidak tersambung
KondisiAkhir 1. laporan purchase order untuk memenuhi kebutuhan
material Kebutuhan
Non-Fungsional
Security
Fungsi membuat purchase order ini hanya dapat digunakan oleh yang memiliki hak akses saja
Correctness
Sistem
Interface
1. Menu yang tersedia dalam bahasa indonesia. 2. Menu dan warna mudah dipahami dan tidak mencolok.
Performance Operability
(54)
2. Kepala Cetak
Kebutuhan fungsional yang mendukung proses kerja kepala cetak yaitu fungsi perhitungan kebutuhan material. Fungsi yang akan digunakan untuk mendukung proses kerja kepala cetak dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material
NamaFungsi Perhitungan Kebutuhan Material
Pengguna Kepala Cetak
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk pihak kepala cetak untuk
melakukan perhitungan cutting stock optimization
untuk menentukan kebutuhan material yang akan dipakai pada tiap project cetak yang telah didata oleh pihak Administrasi
KondisiAwal 1. Data Pengguna sudah tersedia
2. Data Pesanan sudah tersedia 3. Data Material sudah tersedia
Alur Normal AksiPengguna ResponSistem
1. Pengguna Memasukkan Username & Password.
1. A) Sistem akan melakukan verifikasi pengguna yang melakukan login.
B) Sistem menampilkan “Halaman Menu Utama” dan memberikan Hak akses penguna.
Menjabarkan Detail Pesanan 2. Pengguna
memilih sub menu
“Perhitungan Material”
2. A) Sistem menampilkan menu “Perhitungan Material”.
B) Sistem memberikan
pilihan tanggal, bulan dan tahun.
C) Sistem menampilkan data detail pesanan yang akan di hitung berdasarkan kebutuhan material yang dijabarkan sistem.
3. Pengguna memilih proses hitung
3. A) Sistem menghitung detail kebutuhan material minimum.
B) Sistem menampilkan tampilan pola potong pesanan berdasarkan
(55)
kebutuhan material minimum.
Menyimpan Hasil Kebutuhan Material Minimum 4. Pengguna
melakukan proses simpan
4. A) Sistem menyimpan hasil kebutuhan material
minimum ke dalam detail purchase order.
AlurAlternatif AksiPengguna ResponSistem
- -
AlurEksepsi AksiPengguna ResponSistem
1. Pengguna salah Memasukkan Username & Password.
1. Sistem Menampilkan pesan kesalahan input-an username ataupun password maupun keduanya
2. Pengguna tidak dapat masuk kedalam “Halaman Utama”
2. Sistem menampilkan pesan “database” tidak tersambung
3. Pengguna tidak dapat
melakukan perhitungan pola potong
3. Sistem menampilkan pesan “Project cetak sudah pernah di kalkulasi”
KondisiAkhir 1. Detail kebutuhan material cetak yang akan
digunakan untuk membuat purchase order Kebutuhan
Non-Fungsional
Security
Fungsi perhitungan kebutuhan material ini hanya dapat digunakan oleh yang memiliki hak akses saja
Correctness
1. Perhitungan untuk menentukan Jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan pada proses cetak harus sudah teruji kebenarannya
Interface
1. Menu yang tersedia dalam bahasa indonesia. 2. Menu dan warna mudah dipahami dan tidak mencolok.
Performance Operability
(56)
BB KebutuhanBNon-fungsionalB
Dalam penerapan fungsi yang telah dijabarkan sebelumnya, Tabel 3.10 menjabarkan peran dari non-fungsional system sebagai pendukung kinerja fungsi utama dari sistem.
Tabel 3.10 Keterkaitan Fungsional dan Non-Fungsional Sistem
No Aktor Fungsional Sistem Non-Fungsional Sistem
1. Administrasi
a) Rekam Data Manual b) Menspesifikasikan Detail Pesanan
c) Membuat Purchase Order
d) Membuat Laporan
a) Security
b) Operability
c) Time Behaviour
d) Accuracy
e) Maintain Ability
2. Kepala Cetak a) Menghitung Kebutuhan
Material
a) Security
b) Operability
c) Time Behaviour
d) Accuracy
3. Pemilik a) Request laporan
a) Security
b) Operability
c) Time Behaviour
d) Accuracy
3.3.3BB RancanganBPerangkatBLunakB(Software Design)B
Rancangan perangkat lunak merupakan suatu kegiatan dalam merancang atau mendesain perangkat lunak yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dikatakan sesuai dengan kebutuhan pengguna karena proses perancangan tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun rancangan perangkat lunak tersebut berupa
rancangan alur sistem (System Flow), Context yiagram, yata Flow yiagram, dan
(57)
AB AlurBSistemB(System Flow)B
Sesuai dengan hasil analisis kebutuhan, telah didefinisikan bahwa pengguna yang menggunakan sistem secara langsung berjumlah tiga pengguna yaitu Administrasi, kepala cetak dan pemilik. Berikut merupakan alur sistem masing-masing pengguna yang baru.
1. Alur Sistem Bagian Administrasi
Berikut ini adalah gambar rancangan alur sistem untuk Bagian Administrasi yang baru. Bagian Administrasi memiliki tiga fungsional sistem, yaitu Rekam data Manual, Menspesifikasikan Pesanan, dan Membuat Purchase Order. Penjelasan Alur Sistem Rekam data manual sesuai Gambar 3.2 dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Alur Sistem Fungsi Rekam Data Manual
Phase No.
Proses
Nama Proses
Input Uraian Proses Output
1 Otentikasi
Login Data Pengguna, Data Pegawai (Diambil dari Tabel) Administrasi melakukan proses
login sesuai dengan jabatan
Halaman Menu Utama
2 Input Data Pelanggan Data Manual Pelanggan Administrasi menyimpan data manual yang diberikan oleh pelanggan Data Pelanggan
3 Input Data Material Data Manual Material Administrasi menyimpan data manual dari bahan material yang telah dipenuhi Data Material
4 Input data Pesanan Data Manual Pesanan Sistem menyimpan data pesanan paket cetak sesuai yang
Data Pesanan
(58)
Phase No. Proses
Nama Proses
Input Uraian Proses Output
diperoleh dari pelanggan
(59)
Gambar 3.3 Alur Sistem Menspesifikasikan Pesanan
Penjelasan Alur Sistem Mencatat Order Pelanggan sesuai Gambar 3.3 dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Fungsi Data Material
Phase No.
Proses
Nama Proses Input Uraian Proses Output
1 Otentikasi
Login
Data Pengguna, Data Pegawai (Diambil dari Tabel)
Administrasi melakukan proses
login sesuai dengan jabatan
Halaman Menu Utama
(60)
Phase No. Proses
Nama Proses Input Uraian Proses Output
2 Lihat Data
Pesanan
Informasi data Pesanan
Administrasi menentukan untuk menambah detail pesanan dari pesanan pelanggan.
yecision
3 Spesifikasikan
Detail Pesanan
Informasi data pesanan Data material
Sistem
menambahkan detail pesanan yang dijabarkan oleh Administrasi sesuai dengan data material yang ada
Data Detail Pesanan
(61)
Penjelasan Alur Sistem Membuat Purchase Order sesuai Gambar 3.4 dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Fungsi Membuat Purchase Order
Phase No.
Proses
Nama Proses
Input Uraian Proses Output
1 Otentikasi
Login Data Pengguna, Data Pegawai (Diambil dari Tabel) Administrasi melakukan proses
login sesuai dengan jabatan
Halaman Menu Utama
2 Memilih
kebutuhan Material Data Kebutuhan Material Bagian Administrasi memilih data Kebutuhan Material yang akan digunakan untuk membuat purchase order
Form data kebutuhan material untuk mencetak purchase order
3 Cetak
purchase order Data Kebutuhan Material Sistem mencetak Purchase order dokumen Purchase order
A.2 Alur Sistem Kepala Cetak
Gambar 3.5 menerangkan tentang alur sistem yang dilalui oleh Kepala Cetak. Kepala Cetak memiliki satu fungsional sistem, yaitu menghitung kebutuhan material.
(62)
Kepala Cetak Menentukan Data Spesifikasi Pesanan Mulai Melakukan Proses Perhitungan Pola Potong Memilih Pola Potong yang paling optimal Menghitung Kebutuhan Material Selesai Pilihan Pola Potong OK? T Y Otentikasi Login 1 2 3 5 4 Data Login Detail Pesanan Buku Detail Kebutuhan Material
Gambar 3.5 Alur Perhitungan Kebutuhan Material
Penjelasan alur sistem yang dilalui oleh kepala cetak dari gambar 3.5 dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material
Phase No.
Proses
Nama Proses
Input Uraian Proses Output
1 Otentikasi
Login Data Pengguna, Data Pegawai (Diambil dari Tabel) Administrasi melakukan proses
login sesuai dengan jabatan
Halaman Menu Utama
2 Menentukan
data spesifikasi pesanan Inputan Data Pesanan Kepala Cetak Menentukan data pesanan yang akan diolah Form perhitungan pola potong
(63)
Phase No. Proses
Nama Proses
Input Uraian Proses Output
3 Melakukan
proses pola potong Data Pesanan Sistem Melakukan perhitungan pola potong dengan penerapan konsep Pemrograman Linier Pola Potong kertas
4 Memilih
pola Potong kertas Tampilan pola potong kertas pada form Kepala Cetak mengkonfirmasi pola potong optimal yang dilakukan oleh sistem Pola Potong Optimal beserta kebutuhan material
5 Menghitung
kebutuhan material Tampilan kebutuhan material Kepala cetak menyimpan tampilan kebutuhan material yang diproses oleh system setelah perhitungan pola potong Data kebutuhan material
A. Context Diagram
Gambar 3.6 menjelaskan tentang desain Context yiagram untuk sebagai
alat bantu perangkat lunak yang akan dikembangkan sehingga pada tahap
software construction penulis mampu meletakkan tiap fungsi yang telah dijabarkan pada sub – bab sebelumnya.
(64)
Informasi Laporan input request laporan
Informasi Pesanan
Detail Pesanan
Data Manual Pesanan Pelanggan Data Manual Material
Laporan Purrhase Order
Perhitungan Pola Potong
Detil Kebutuhan Material Data Manual Identitas Pelanggan
0 Cutting Stork
Optimization
+
Administrasi
Kepala Cetak Pemilik
Gambar 3.6Context yiagram Aplikasi Cutting Stock Optimization KJ4
C. DiagramBBerjenjangB
Diagram Berjenjang merupakan diagram yang menggambarkan pembagian fungsi-fungsi dari sistem menjadi sub sistem yang lebih kecil. Diagram Berjenjang untuk aplikasi yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 3.7
.
Aplikasi Cutting Stock Optimization KJ4
1 Rekam Data
Manual
2 Menspesifikasikan
Detail Pesanan
3 Menghitung Pola
Potong
4 Membuat Purchase
Order
5 Request Laporan
(65)
D. Data Flow Diagram
yata Flow yiagram (DFD) untuk aplikasi yang sedang dikembangkan
telah didefinisikan menjadi sub sistem Level 0 yang terdiri dari yata Flow
yiagram Level 0 sampai dengan yata Flow yiagram Level 1. yata Flow yiagram Level 1 menjabarkan beberapa sub proses yang terjadi di dalamnya, yaitu proses rekam data manual, menspesifikasikan detail pesanan, menhitung pola potong, membuat purchase order, serta request laporan.
D.1 yata Flow yiagram Level 0
Pada Level 0 yang terlihat pada Gambar 3.8, aliran data yang masuk ke
sistem, proses-proses yang dilakukan, dan tabel yang dibutuhkan berasal dari Administrasi dan Kepala Cetak. Pada proses nomor 2 Administrasi menyimpan
data pesanan pelanggan kedalam database sesuai pelanggan yang melakukan
pesanan.
D.2 yata Flow yiagram Level 1 Rekam Data Manual
Pada Level 1 Rekam Data Manual, sistem menerima masukan data dari
Administrasi berupa data manual yaitu data material, identitas pelanggan, dan
pesanan pelanggan yang akan disimpan didalam database. DFD Level 1 Rekam
(66)
rerord pesanan
rerord material
input request laporan
Informasi Laporan Informasi Pesanan
Detail Pesanan informasi data material
Informasi Data Material Data Manual Pesanan Pelanggan
inputan Data Pesanan
Informasi Detail Pesanan Inputan Detail Pesanan Informasi Data Pesanan Data Manual Material
Inputan Data Material
inputan Data Pelanggan Data Manual Identitas Pelanggan
Informasi Purrhase Order
Output PO Hasil Kebutuhan material
Informasi Kebutuhan Material
Detil Kebutuhan Material
Perhitungan Pola Potong
Laporan Purrhase Order
Informasi Data Pelanggan Administrasi
Kepala Cetak 1 Data Pelanggan
2 Menspesifikasikan
Detail pesanan
+
3 Data Pesanan
4 Membuat Purrhase Order + 3 Menghitung Pola Potong +
4 Detil Purrhase Order
5 Purrhase Order 1
Rekam Data Manual
+
2 Data Material
6 Data Detail Pesanan
Pemilik 5
Request Laporan
(67)
[inputan Data Pesanan] [Data Manual Material]
[Data Manual Pesanan Pelanggan]
[Inputan Data Material] [inputan Data Pelanggan] [Data Manual Identitas Pelanggan]
Administrasi
1 Data Pelanggan
2 Data Material 1.1
Menratat Data Pelanggan
1.2 Menratat Data
Material
3 Data Pesanan 1.3
Menratat Data Pesanan
Gambar 3.9yFy Level 1 Rekam Data Manual
D.3 yata Flow yiagram Level 1 Menspesifikasikan data pesanan
Proses menspesifikasikan data pesanan yang dilakukan oleh Administrasi yang melibatkan informasi dari tabel data pelanggan, data pesanan, dan data material. Dari seluruh informasi yang didapat administrasi mampu mengolah detail pesanan untuk proses berikutnya. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.10.
D.3 yata Flow yiagram Level 1 Menghitung Pola Potong
Proses menghitung pola potong yang dilakukan oleh Kepala cetak yang melibatkan data dari tabel data material dan data detail pesanan. Dari pesanan yang diolah kepala cetak proses berikut menghasilkan bentuk pola potong serta data material untuk mengolah detail data kebutuhan material. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.11.
(68)
[Inputan Detail Pesanan] [Detail Pesanan]
[Informasi Pesanan] [Informasi Data Pelanggan] [Informasi Data Pesanan]
[informasi data material]
1 Data Pelanggan
3 Data Pesanan
6 Data Detail
Pesanan
2 Data Material
Administrasi
2.2 Input Detail
Pesanan 2.1
Urutkan Pesanan Berdasarkan
pelanggan
Gambar 3.10 DFD Level 1 Menspesifikasikan Detail Pesanan
[Hasil Kebutuhan material] [Detil Kebutuhan Material]
[Informasi Data Material]
[Informasi Detail Pesanan] [Perhitungan Pola Potong]
Kepala Cetak
4 Detil Purrhase Order
6 Data Detail Pesanan
2 Data Material 3.1
Hitung Pola Potong Detail Pesanan Berdasarkan Data
Material
3.2
Simpan Hasil Kebutuhan material Minimum
(69)
D.4 yata Flow yiagram Level 1 Membuat Purchase Order
Berikut adalah gambar yFy Level 1 dari proses membuat purchase
order yang dilakukan oleh Administrasi yang melibatkan data dari tabel data kebutuhan material. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.12.
[Informasi Kebutuhan Material]
[Detil Purrhase Order] [Informasi Purrhase Order] [Output PO]
Administrasi
4 Detil Purrhase Order
5 Purrhase Order 4.1
Mengurutkan Purrhase Order
4.2 Cetak Purrhase
Order
Gambar 3.12yFy Level 1 Membuat Purchase Order
E. Entity Relationship Diagram
Entity Relationship yiagram (ERD) adalah suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan, dan mendokumentasikan kebutuhan sistem kedalam suatu bentuk dengan tujuan untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data pemakai. Dalam perancangan aplikasi ini, telah terbentuk ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan
menggunakan DFD, yang disimbolkan dengan menggunakan simbol entity.
Adapun entity tersebut adalah:
1. Administrasi
(70)
F. Conceptual Data Model
Conceptual yata Model merupakan gambaran secara keseluruhan tentang konsep struktur basis data yang dirancang untuk program atau aplikasi. Pada CDM belum tergambar jelas bentuk tabel-tabel penyusun basis data beserta
field yang terdapat pada setiap tabel. Adapun CDM yang dirancang untuk
Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stock Optimization seperti tampak pada
Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Conceptual yata Model
G. Physical Data Model
Physical yata Model (PDM) menggambarkan secara detail konsep rancangan struktur basis data untuk suatu program atau aplikasi. PDM terbentuk
(71)
basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Adapun PDM untuk aplikasi seperti terlihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14Physical yata Model
H. StrukturBBasisBDataB
Sesuai dengan PDM yang telah terbentuk, dapat dibentuk suatu struktur basis data yang akan digunakan untuk penyimpanan data yaitu:
H.1.Pelanggan
Primary Key : idPelanggan
Foreign Key : -
(1)
111
Gambar 4.11 Pola Potong Manual Cover Dengan material ART Carton 65 x 100
Dari Gambar 4.11 terlihat hasil jumlah pola potong ukuran cover buku terhadap bahan material sebanyak 6 pola potong. Maka, jumlah kebutuhan material dan biaya material yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
Total Pesanan Buku / jumlah Pola potong = 1000/6 Kebutuhan jumlah material = 125
Kebutuhan biaya material = 125 * Rp. 25000 = Rp. 3.125.000
Total Keseluruhan Biaya Material Kertas = 5.700.000 + 3.125.000 = 8.825.000
Dari Perbandingan Total Keseluruhan Biaya Material yang telah dihitung dengan menggunakan perhitungan manual dan komputerisasi ditemukan perbedaan biaya kebutuhan material sebagai berikut:
A. Hasil Biaya Komputerisasi = Rp. 4.935.000 B. Hasil Biaya Perhitungan Manual = Rp. 8.825.000
(2)
Setelah dilakukan analisa ulang menurut perhitungan yang sesuai, terdapat kesalahan dalam perhitungan manual kepala cetak yang mengakibatkan pembengkakan biaya kebutuhan material.
4.4 HasilBEvaluasiB
Dari evaluasi yang telah dilakukan, berikut ini adalah beberapa perbandingan hasil perhitungan dari aplikasi sutting Stock Optimization serta perhitungan yang dilakukan secara manual oleh kepala cetak. Disertakan pula perbandingan waktu pengerjaan dari tiap kegiatan perhitungan.
Tabel 4.11 Persentase Perbandingan Jumlah Kebutuhan Material Cetak
(3)
113
Tabel 4.13 Persentase Perbandingan Waktu Untuk Menghitung Total Kebutuhan Material
(4)
114 5.1. KesimpulanB
Setelah delakukan analeses, perancangan sestem dan pembuatan aplekase Cutting Stock Optimization menggunakan pemrograman leneer pada perusahaan percetakan KJ4 ene serta delakukan evaluase hasel peneleteannya, maka dapat deambel kesempulan sebagae berekut: Berdasarkan hasel perbandengan perhetungan kebutuhan matereal dan perbandengan waktu pengerjaan untuk melakukan perhetungan kebutuhan matereal yang terdapat pada sub bab 4.4 hasel evaluase. Rancang Bangun Aplekase Cutteng Stock Optemezateon Menggunakan Pemrograman Leneer pada Perusahaan Percetakan KJ4 mampu membantu perusahaan dalam permasalahan optemase pola potong bahan baku kertas yang berpengaruh pada beaya kebutuhan matereal.
5.2. SaranB
Adapun saran yang dapat desampaekan untuk mengembangkan aplekase yang telah debuat antara laen:
1. Aplekase ene maseh belum tergabung untuk menghetung seluruh harga pokok produkse cetak, mengengat bahan baku dalam proses percetakan tedak hanya kertas. Akan lebeh baek jeka aplekase ene dekembangkan lage agar menengkatkan performa perusahaan percetakan dalam menentukan beaya matereal.
(5)
115
2. Setelah aplekase ene dekembangkan untuk penentuan harga pokok produkse cetak. Deharapkan pengembang aplekase ene selanjutnya akan menggabungkan dengan metode penjadwalan tertentu untuk mengatase masalah waktu pengerjaan produkse pesanan yang ada pada perusahaan percetakan.
(6)
Fox, D. B. and Liebman, J. S. A Discrete Nonlinear Simplex Method for Optimized Engineering Design. Engineering Optimization 5: 129-149, 1981.
Hamdy A Taha. Riset Operasi Suatu Pengantar. Edisi kelima, Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta. 1996.
IEEE Computer Society professional Practices Committee, 2004 version. Guide to the Software Engineering Body of Knowledge. IEEE Computer Society. Los Alamitos, California. 2004.
Javanshir, H. dan Shadalooee, M., April 2007. The trim loss concentration in one-dimensional cutting stock problem (1D-CSP) by defining a virtual cost. Journal of Industrial Engineering Internasional 2007, Vol. 3, No. 4, 51-58
Jogiyanto HM, MBA, Akt, Ph.D. Analisa Dan Desain. Edisi 6. Yogyakarta : Andi, 2008.
Meggs, Philip B. The History of Graphic Design. 3rd edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc, 1998.
P.C. Gilmore and R.E. Gomory, A linear programming approach to the cutting stock problem part I, Operations Research, IBM Corporation, Yorktown Heights, New York. 1961.
Yagiura, M et al. 2003. An LP-based Local Search for One Dimensional Cutting Stock Problem. MIC’2001 - 4th Metaheuristics International Conference, Porto, Portugal, July 16-20, 2001.