PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan dan Non-Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan dan Non-Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

THE INFLUENCE OF SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE TOWARD FINANCIAL PERFORMANCE

(Empirical Study on Nonfinancial and Non Service Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)

Oleh:

CHRISNANDA AMANTA 20130420439

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

x

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHAAP KINERJA KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan dan Non-Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

THE INFLUENCE OF SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE TOWARD FINANCIAL PERFORMANCE

(Empirical Study on Nonfinancial and Non Service Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

CHRISNANDA AMANTA 20130420439

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Chrisnanda Amanta Nomor Mahasiswa : 20130420439

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan dan Non-Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 28 Desember 2016


(4)

MOTTO

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah maha

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah: 216)

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya dengan baik (HR. Thabrani)

Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada diatas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada diatas kepala orang lain.

(Thomas Hardy)

Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan penghianatan.


(5)

PERSEMBAHAN Bismillahirohmanirrahim,

Alhamdulillah, terima kasih dan ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat yang berlimpah bagi penulis, sehingga penulis diberikan kemudahan, kekuatan, kesabaran, dan kesehatan untuk menyelesaikan skripi ini. Untuk Bapak, terimakasih telah memfasilitasi biaya kuliah yang dapat dikatakan jauh dari kata murah, dengan keringatmu lah anakmu ini dapat menempuh pendidikan hingga jenjang perkuliahan ini, tak lupa pula terimakasih bimbingannya untuk terus semangat mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk Ibu, terimakasih yang tak terhingga atas semua motivasi dan kasih sayang yang engkau berikan, berkat doamu yang begitu tulus anakmu dapat menyelesaikan jenjang pendidikan di perguruan tinggi ini, engkaulah sumber semangat untuk menggapai cita-cita. Untuk adik-adikku Dilla dan Aura, terimakasih atas senyuman ikhlas yang kalian berikan ketika kakakmu ini dirundung masalah, berkat kalian kakakmu ini menjadi mengerti betapa sederhananya untuk terus bahagia. Terakhir, untuk Mas Bufa, terimakasih telah menjadi sahabat dan kakak yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

Untuk Bude susminarti, terimakasih banyak atas bimbingan serta nasihat selama menempuh pendidikan di daerah rantauan bagi penulis, terimakasih telah menjadi orangtua kedua bagi penulis yang selalu ada dikala penulis mendapatkan kesusahan.

Untuk sahabatku, Zimzama yang banyak kurepotin kala numpang mengerjakan tugas dikosnya dan temen yang bener-bener bisa diajak susah bareng, Ardi yang selalu bisa membantu mengatasi masalah dalam bangku perkuliahan karena Ardi ini paling pinter dan paling bisa berfikir secara rasional dan realistis, dan Olan yang dengan kealayan nya yang selalu membuat terhibur dengan tingkah anehnya, suatu kehormatan bisa kenal dengan kalian, berkat kalian hidup menjadi lebih berwarna, kebosanan dikampus menjadi keceriaan bersama kalian. Semoga pertemanan kita selalu terjaga sampai kapanpun.

Untuk dosen pembimbing skripsi, bu Barbara Gunawan terimakasih motivasi dan pelajaran yang telah engaku berikan, suatu kebanggaan bagi saya dapat menjadi anak bimbingan dari dosen yang memiliki kualitas seperti ibu. Semoga ibu selalu diberikan kesehatan.

Untuk Mas Wahyu, terimakasih selalu memberikan kemudahan, terimakasih internet gratisnya, berkat kemurahan hatimu penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan tanpa hambatan.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Perumusan Hipotesis ... 14

C. Model Penelitian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Obyek/Subyek Penelitian ... 21

B. Jenis Data ... 21

C. Teknik Pengumpulan Sampel... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22


(7)

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 30

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 30

2. Uji Asumsi Klasik ... 30

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 34

B. Uji Kualitas Data ... 35

1. Analisis Statistik Deskriptif……… ... 35

2. Uji Asumsi Klasik……….. ... . 43

C. Hasil Penelitian ... 45

1. Uji Kruskal-Wallis ... 45

2. R Square Adjusted ... 52

3. Hasil Uji Regresi……… 53

4. Pembahasan……… .... 55

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 62

A. Simpulan ... 62

B. Implikasi Penelitian……….. 62

C. Saran ... 63

D. Keterbatasan Penelitian……… .... 64 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

4.1. Hasil Ringkasan Pengambilan Sampel... 34

4.2. Statistik Deskriptif ... 35

4.3. Uji Normalitas ... 44

4.4. Ranks Uji Kruskal Wallis Dimensi Ekonomi ... 45

4.5. Hasil Uji Kruskal Wallis Dimensi Ekonomi ... 46

4.6. Ranks Uji Kruskal Wallis Dimensi Lingkungan ... 46

4.7. Hasil Uji Kruskal Wallis Dimensi Lingkungan ... 47

4.8. Ranks Uji Kruskal Wallis Dimensi Sosial ... 47

4.9. Hasil Uji Kruskal Wallis Dimensi Sosial ... 48

4.10. Hasil Uji Kruskal Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Manajemen Aset ... 48

4.11. Hasil Uji Kruskal Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Profitabilitas ... 49

4.12. Hasil Uji Kruskal Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Leverege... 50

4.13. Hasil Uji Kruskal Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Likuiditas ... 51

4.14. Hasil Uji Kruskal Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Nilai Pasar ... 51

4.15. Hasil R-Square Adjusted Model Penelitian 1 ... 52

4.16. Hasil R-Square Adjusted Model Penelitian 2 ……….. 52

4.17. Hasil Uji Regresi Model Penelitian 1 ……….. 53

4.18. Hasil Uji Regresi Model Penelitian 2 ……….. 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Pemikiran Model 1 ... 20 2.1. Kerangka Pemikiran Model 2 ... 20


(10)

(11)

(12)

(13)

INTISARI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan. Variabel dependen dari penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diukur dengan 16 proksi dari 5 dimensi kinerja keuangan, sedangkan variabel independennya adalah sustainability report dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan non-keuangan dan non-jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling serta uji hipotesis regresi berganda dengan aplikasi SmartPLS 3.0, hasilnya menunjukkan bahwa sustainability report tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian model kedua membuktikan bahwa sustainability report baik dari dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Kata Kunci: Sustainability Report, Sustaianability Report Dimensi Ekonomi, Sustaianability Report Dimensi Lingkungan, Sustaianability Report Dimensi Sosial dan Kinerja Keuangan


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine and obtain empirical evidence about the influence of sustainability report disclosure toward financial performance. Dependent variable of this research is financial performance that is measured with 16 proxy of five dimensions of financial performance, meanwhile the independent variable is sustainability report consists of economy, environment and social dimension.

This research uses 30 non-financial and non-service listed companies in Indonesia Stock Exchange as sample within 2013-2015. This research uses purposive sampling meanwhile multiple regression hypothesis test uses smartPLS 3.0, the result’s show that first model proved that sustainability report did not influence toward financial performance and secondary model proved that sustainability report comprise economy, environment and social dimension did not influence toward financial performance.

Keyword: Sustainability report, sustainability report economy dimension, sustainability report environment dimension, sustainability report social dimensioin and Financial Performance.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Akhir-akhir ini pencemaran di Indonesia semakin kompleks dan tidak menyenangkan hati. Badan Pusat Statistik mencatat di Indonesia terjadi pencemaran air 8786 kasus, pencemaran tanah 1301 kasus, dan pencemaran udara 11.998 kasus. (www.bps.go.id, 2015) Dengan memburuknya keadaan lingkungan tersebut, maka akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, aspek politik, dan aspek sosial yang melekat pada kehidupan manusia pada umumnya. Pencemaran lingkungan tersebut, salah satu penyebabnya adalah pengambilan sumber daya alam oleh perusahaan atau industri tanpa memerhatikan dampak keberlanjutan dari sumber daya alam itu sendiri.

Dalam perusahaan go public, seharusnya penerapan dalam menjaga lingkungan hidup sudah menjadi prioritas utama dalam menjalankan perusahaan. Hal ini didorong dengan Peraturan Pemerintah No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang didalamnya dijelaskan tentang peraturan bagi perusahaan-perusahaan yang melaksanakan kegiatan operasional yang berhubungan dengan sumber daya alam adalah wajib hukumnya untuk melakukan social responsibility (UUD 1945, 2007). Bahkan, dalam Al quran dijelaskan pula tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hal tersbut tertuang dalam surat Al-A’raf 56-58 yang berbunyi:


(16)









































































































































































Artinya:

“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau kesuatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran, dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran bagi orang-orang yang bersyukur”. (Q.S. Al-A’raf: 56 -58)


(17)

Perusahaan pada umumnya hanya melaporkan annual report setiap tahun, tetapi melihat pentingnya tanggung jawab sosial dan menjaga lingkungan maka beberapa perusahaan mulai melaporkan laporan tambahan yaitu berupa laporan keberlanjutan atau yang disebut dengan sustainability report. Dalam akuntansi, laporan tambahan dapat dilakukan dan diterapkan tetapi hal tersebut tidak diwajibkan karena laporan non-keuangan merupakan sesuatu yang bersifat sukarela.

Menurut Tarigan dan Samuel (2014) di Indonesia laporan tambahan yang berupa laporan keberlanjutan sudah mulai banyak yang menerapkan. Hal ini semakin bertambah ketika muncul sebuah award atau penghargaan bagi perusahaan-perusahaan yang menerapkan laporan keberlanjutan. Indonesian Sustainability Reporting Award adalah penghargaan yang dimaksud. Selain adanya award, Renald Y.J. et al. (2013) menyatakan bahwa tuntutan stakeholder turut berperan dalam meningkatnya penerapan laporan keberlanjutan, yang mana dalam hal ini para stakeholder semakin ingin mencari pengungkapan yang didalamnya tidak hanya terdapat hal keuangan saja melainkan praktik-praktik lingkungan dan sosial.

Sustainability report bersifat sukarela, mungkin hal ini lah yang menyebabkan masih sedikitnya perusahaan yang menerapkannya. Selain itu, perusahaan mungkin masih ragu-ragu untuk memberikan informasi, baik itu dari segi ekonomi, lingkungan, dan sosial karena khawatir akan terjadi respon yang negatif dari para stakeholdernya (Bartlett, 2012).


(18)

Menurut Burhan dan Rahmanti (2012) sustainability report atau laporan keberlanjutan memiliki hubungan yang erat dengan Corporate Social Responsibility. Walaupun sama-sama berkaitan dengan pengungkapan sosial, pengungkapan Corporate Social Responsibility berbeda dengan pengungkapan sustainability report. Corporate Social Responsibility (CSR) mengacu pada suatu gagasan bahwa organisasi, khususnya perusahaan itu mempunyai bermacam-macam tanggung jawab kepada stakeholdernya dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, sedangkan sustainability report adalah laporan yang dibuat perusahaan dimana dalam laporan tersebut mencakup tidak hanya tentang informasi kinerja keuangan saja tetapi informasi non keuangan juga dilaporkan.

Dalam penelitian ini, akan diteliti bagaimana pengaruh sustainability report terhadap kinerja keuangan. Kinerja keuangan sendiri dapat diukur dengan berbagai macam cara, salah satunya yaitu menggunakan analisis rasio-rasio keuangan. Brigham dan Houston (2014) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan dalam konsepnya digunakan untuk mempermudah proses mengevaluasi laporan keuangan sehingga dapat mengetahui posisi keuangan riil suatu perusahaan. Rasio keuangan yang dipaparkan dalam Brigham dan Houston (2014) terbagi dalam berbagai aspek yaitu, aspek likuiditas, aspek manajemen aset, aspek manajemen hutang, dan profitabilitas. Menurut pakar lain, seperti yang diungkapkan Ross dalam Tarigan Samuel (2014) menyatakan rasio keuangan terbagi menjadi beberapa dimensi yaitu, dimensi manajemen


(19)

aset, dimensi profitabilitas, dimensi leverage, dimensi likuiditas, dan dimensi nilai pasar.

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu menjaga hubungan baik dengan para pemangku kepentingan dan berhasil dalam mengelola keuangannya. Subramanyam dan Wild (2013) menyatakan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya, kewajiban keuangan jangka panjangnya, laba atau tidaknya perusahaan, dan bagaimana respon investor terhadap perusahaan.

Aulia dan Syam (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang menerapkan sustainability report akan menerima banyak manfaat yaitu untuk menunjukkan kepedulian sosial kepada masyarakat, membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan serta komunikasi dengan stakeholders, mengurangi resiko korporat dan melindungi nama baik (reputasi). Nama baik ataupun reputasi inilah yang memungkinkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk perusahaan tersebut sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Dengan kinerja keuangan yang meningkat inilah investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya yang dapat digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.

Pedoman Global Reporting Initiative (GRI) menyatakan bahwa semakin banyak perusahaan dan organisasi lain yang mengetahui pentingnya membuat pengoperasian mereka lebih berkelanjutan (GRI, 2013). Pada saat yang sama, pemerintah, bursa efek, pasar, investor, dan masyarakat luas meminta


(20)

perusahaan-perusahaan untuk transparan tentang tujuan, kinerja, dan dampak keberlanjutan mereka. Pedoman GRI 4, diluncurkan pada Mei 2013. Peluncuran tersebut adalah hasil diskusi dan perdebatan dengan para pemangku kepentingan di seluruh dunia, dari berbagai sektor, tujuan G4 adalah untuk menjadi pedoman dalam menyusun laporan keberlanjutan yang sesuai, sehingga menjadi laporan yang baik dan terarah serta menjadi praktik standar.

Dalam penelitian ini, terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu diantaranya adalah penelitian ini menguji pengaruh sustainability report terhadap kinerja keuangan yang mana dalam pengungkapan sustainability report menggunakan pedoman GRI 4 yang terbaru, kemudian untuk data dan sampel yang digunakan, dalam penelitian menggunakan perusahaan nonkeuangan dan non jasa yang mengungkapkan sustainability report berdasarkan pedoman GRI 4 pada tahun 2013-2015.

Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena pada penelitian sebelumnya pengungkapan sustainability report masih mengacu pada Global Reporting Initiative 3.0, sedangkan penelitian ini mengacu pada Global Reporting Initiative yang terbaru yaitu Global Reporting Initiative 4.0 atau biasa disebut dengan G4. Selain itu, penelitian yang berkaitan tentang sustainability report dengan kinerja keuangan hingga kini belum mendapatkan kesimpulan yang konstan dimana berbagai studi ada yang menunjukkan hasil yang berpengaruh negatif dan ada pula yang berpengaruh positif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan.


(21)

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Samuel (2014) yang meneliti pengaruh sustainability report terhadap kinerja keuangan. Peneliti memperbarui indeks GRI dengan yang terbaru yaitu GRI 4.0, selain itu peneliti menggunakan alat analisis SmartPLS 3.0 untuk uji regresi sederhana dan berganda sedangkan untuk uji beda Kruskal-Wallis peneliti menggunakan alat statistik SPSS 23.0

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengungkapan sustainability report berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

2. Apakah pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi (EC) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

3. Apakah pengungkapan sustainability report dimensi lingkungan (EN) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

4. Apakah pengungkapan sustainability report dimensi sosial (SO) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin didapat dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang:


(22)

1. Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan.

2. Pengaruh pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi (EC) terhadap kinerja keuangan.

3. Pengaruh pengungkapan sustainability report dimensi lingkungan (EN) terhadap kinerja keuangan.

4. Pengaruh pengungkapan sustainability report dimensi sosial (SO) terhadap kinerja keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi kalangan akademis untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan model yang lebih kompleks dari penelitian terdahulu. 2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai informasi ataupun wacana mengingat masih lemahnya kesadaran perusahaan di Indonesia terhadap pertanggungjawaban, khususnya lingkungan dan sosial, sehingga pemerintah dapat memperoleh tolak ukur untuk menentukan kebijakan yang tepat bagi perusahaan dan dapat mengatur pelaksanaan sustainability reporting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholder

Tarigan dan Samuel (2014) menyatakan bahwa teori stakeholder merupakan teori utama yang banyak digunakan untuk mendasari penelitian tentang sustainability report. Salah satu pendukung teori ini adalah Laplume et al. (2008) yang berpendapat bahwa teori stakeholder merupakan respon perusahaan terhadap hal yang berhubungan dengan lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis yang dimaksud dalam hal ini yaitu bagaimana tanggung jawab perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan tidak hanya kepada investor atau pemilik.

Gunawan dan Utami (2008) menyatakan bahwa suatu entitas memiliki beberapa kewajiban untuk dipenuhi dan dilaksanakan, kewajiban tersebut ialah kewajiban kepada pemegang saham dan masyarakat. Menjaga hubungan yang baik dengan stakeholder yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perusahaan harus dilakukakan perusahaan demi menjaga stabilitas dan kegiatan opersaional perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus melakukan aktivitas yang dapat diterapkan untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder tersebut. Cara yang dapat diterapkan untuk menjaga hubungan dengan stakeholder tersebut adalah dengan mengungkapkan sustainability report dari dimensi ekonomi, lingkungan,


(24)

maupun sosial (Tarigan dan Samuel, 2014). Dengan sustainability report ini, diharapkan mampu untuk menjaga keharmonisan dengan para stakeholder.

2. Teori Legitimasi

Teori legitimasi menjelaskan bahwa perusahaan harus memastikan apa yang mereka lakukan dalam kegiatan operasional diterima oleh masyarakat, artinya perushaan dalam melakukan kegiatan operasional harus sesuai dengan peraturan atau norma yang berlaku dalam lingkungan sekitar, sehingga apa yang dikerjakan oleh perusahaan dianggap sah dan dapat diterima oleh pihak luar (Deegan dalam Natalia dan Tarigan, 2014).

Faisal et al. (2012) lebih lanjut menjelaskan bahwa syarat perusahaan dapat beroperasi oleh masyarakat adalah tergantung pada kontrak sosial yang dimiliki perusahaan dengan masyarakat sekitar. Perusahaan dapat kehilangan lisensi ataupun kontrak untuk beroperasi apabila melanggar aturan dalam masyarakat dan tidak memenuhi harapan maupun keinginan masyarakat.

Laan dalam Tarigan dan Samuel (2014) menjelaskan perbedaan antara legitimasi teori dan stakeholder teori. Stakeholder teori digunakan untuk pertanggungjawaban terhadap stakeholder, sedangkan teori legitimasi digunakan untuk mendapat izin yang sah dari masyarakat sekitar. Lebih lanjut, Tarigan dan Samuel (2014) menggambarkan teori legitimasi dilandaskan oleh kontrak sosial yang melibatkan perusahaan dengan masyarakat sekitar perusahaan. Teori ini yang menjadi landasan bagi


(25)

perusahaan untuk meningkatkan keyakinan masyarakat atas aktivitas yang dijalankan. Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyaakat tersebut perusahaan memerlukan suatu laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh perusahaan dimana dalam laporan tersebut dapat membuktikan bahwa perusahaan sudah menjalankan bisnis dengan bingkai dan norma yang ada. 3. Sustainability Report

Latar belakang munculnya sustainability report dikarenakan pada saat ini citra perusahaan mulai dianggap menjadi salah satu faktor yang menentukan maju dan berjalannya perusahaan, sehingga sudah mulai banyak perusahaan yang menerpakan laporan non-keuangan ini meskipun masih bersifat sukarela. tujuan utama dari sustainability report ini adalah untuk mendapatkan kepercayaan dari stakeholder. Falk dalam Wibowo dan Faradiza (2014) menyatakan bahwa sustainability report merupakan suatu cara perusahaan untuk menyampaikan kepada stakeholder tentang apa saja yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Brown et al. (2011) menyatakan bahwa ada satu panduan yang terbaik dalam membuat sustainability report. Hal yang dimaksud adalah Global Reporting Initiative (GRI). GRI terbentuk pada tahun 1999 di Bouston, Amerika Serikat. Pada perusahaan di Indonesia, panduan untuk membuat sustainability report menggunakan pedoman GRI ini. Dalam pedoman pembuatan sustainability report terdapat dua jenis pengungkapan yang harus dipenuhi yaitu pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus (Global Reporting Initiative, 2013). Manfaat sustainability


(26)

report berdasarkan pada kerangka GRI dalam Tarigan dan Samuel (2014) yaitu:

a. Sebagai patokan atau ukuran bagi kinerja organisasional dengan melihat hukum, norma, undang-undang, standar kinerja, dan prakarsa sukarela.

b. Mencanangkan komitmen organisasional untuk selalu menjadi organisasi yang mementingkan pembangunan keberlanjutan.

c. Membandingan kinerja organisasional setiap waktu.

Dalam sustainability report terdapat beberapa dimensi yang harus diungkapkan yaitu standar umum yang terdiri dari dimensi Ekonomi (EC), Lingkungan (EN), dan Sosial (SO) dan standar khusus. Global Reporting Initiative (2013) menjelaskan bahwa dimensi ekonomi dari sustainability report memiliki implikasi terhadap kondisi ekonomi para stakeholder dan memiliki implikasi terhadap suatu sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Lebih lanjut Global Reporting Initiative (2013) menjelaskan bahwa dimensi ekonomi dari sustainability report dapat memberi gambaran tentang arus modal diantara stakeholder yang berbeda, dan dapat memberi gambaran tentang dampak ekonomi dari organisasi di dalam masyarakat.

Dimensi lingkungan dari sustainability report memiliki implikasi langsung terhadap ekosistem baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Dengan menerapkan pengungkapan dimensi lingkungan ini akan membantu perusahaan dalam menerapkan prinsip 7, 8, dan 9 pada prinsip Global Compact (Global Reporting Initiative, 2013). Prinsip 7, 8, dan 9 merupakan


(27)

prinsip yang berkaitan dengan lingkungan, yang mana perusahaan harus mendukung pendekatan yang preventif terhadap masalah lingkungan, tanggung jawab kepada lingkungan, dan mendorong pengembangan teknologi yang ramah lingkungan. (Global Compact PBB, 2000)

Global Reporting Initiative (2013) menyatakan bahwa dimensi sosial dari sustainability report mencakup efek dari perusahaan terhadap sistem sosial di mana perusahaan tersebut beroperasi. Dimensi sosial dibagi menjadi sub-dimensi, yaitu:

a. Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja. b. Hak Asasi Manusia.

c. Masyarakat.

d. Tanggung Jawab atas Produk. 4. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan suatu capaian yang dapat dihitung dari laporan keuangan dengan cara menganalisis poin-poin yang tercantum dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Poin-poin yang dimaksud disini adalah angka-angka yang diperoleh berdasarkan aktivitas operasi perusahaan dalam waktu tertentu (Lesmana dan Tarigan, 2014).

Stakeholder dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan modalnya membutuhkan suatu laporan kinerja keuangan yang digunakan sebagai tolak ukur layak atau tidaknya perusahaan tersebut untuk dijadikan tempat berinvestasi. Dengan melihat kinerja keuangan, stakeholder dapat melihat gambaran perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.


(28)

Menurut Ross et al. dalam Tarigan dan Samuel (2014), kinerja keuangan dapat dihitung dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan cara menganalisis rasio-rasio keuangan. Dalam konsep Ross tersebut rasio keuangan terbagi menjadi beberapa dimensi atau aspek yaitu, Aspek Manajemen Aset, Aspek Profitabilitas, Aspek Leverege, Aspek Likuiditas, dan Aspek Pasar.

B.Perumusan Hipotesis

1. Pengungkapan Sustainability Report dan Kinerja Keuangan

Pengungkapan sustainability report diharapkan menjadi hal yang positif untuk para investor. Berdasarkan teori legitimasi dan teori stakeholder, perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan operasional perusahaan harus mengerti apa yang dituntut oleh para stakeholder sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan para stakeholder nya. Selain menjaga hubungan yang baik, perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan norma-norma atau aturan yang berlaku dalam lingkungan sekitar. Salah satu cara untuk mendapatkan pamor yang baik dimata stakeholder adalah dengan melaporkan sustainability report, karena didalam sustainability report perusahaan tidak hanya mencantumkan aspek-aspek keuangan saja, tetapi non-keuangan juga dilaporkan. Apabila perusahaan menerapkan sustainability report maka perusahaan akan mendapatkan reward berupa pamor yang baik dimata stakeholder nya. Hal tersebut yang menyebabkan investor akan banyak yang


(29)

datang untuk menanamkan modalnya, munculnya pelanggan yang loyal, dan SDM yang berkinerja baik. Dampak tersebut lah yang akan memengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukakan oleh Pratiwi dan Sumaryati (2014) yang menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report memengaruhi kinerja keuangan.

Soelistyoningrum (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Burhan dan Rahmanti (2012) yang menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan Wibowo dan Faridza (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pengungkapan sustainability report tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari profitabilitas dan likuiditas.

Dari logika dan kajian tersebut maka dapat ditarik hipotesis seperti dibawah ini:

H1: Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.


(30)

2. Pengungkapan Sustainability Report Dimensi Ekonomi dan Kinerja Keuangan.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya membutuhkan sokongan dana dari berbagai pihak, salah satunya adalah investor. Dalam menanamkan modalnya tentu para investor menggunakan banyak pertimbangan-pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud disini adalah resiko yang mungkin akan dihadapi oleh investor. Dengan adanya laporan sustainability report dimensi ekonomi, investor akan lebih percaya untuk menanamkan modalnya. Hal ini dikarenakan pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi memberikan kejelasan terhadap informasi. Selain itu, sustainability dimensi ekonomi dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap arus modal. Hal ini sejalan dengan apa yang dipaparkan Ernst & Young dalam Tarigan dan Samuel (2014) bahwa seorang investor akan cenderung untuk menginvestasikan modalnya pada organisasi yang transparan dari sisi forecasting maupun analisis.

Nofianto dan Agustina (2014) meneliti tentang analisis pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sustainability report dari segi ekonomi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Natalia dan Tarigan (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan dilihat dari segi profitabilitas. Dalam penelitian tersebut, Natalia dan Tarigan (2014) mengungkapkan bahwa dimensi ekonomi dari sustainability report


(31)

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Lesmana dan Tarigan (2014) yang menyatakan bahwa dimensi ekonomi dari sustainability report berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.

Dari logika dan kajian tersebut maka dapat ditarik hipotesis seperti dibawah ini:

H2: Pengungkapan Sustainability Report dimensi ekonomi berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

3. Pengungkapan Sustainability Report Dimensi Lingkungan dan Kinerja Keuangan.

Pengungkapan sustainability report dimensi lingkungan sangat penting untuk diterapkan dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan, suatu perusahaan yang melaporkan pertanggungjawaban terhadap lingkungan akan dianggap sebagai perusahaan yang memiliki nama baik karena ikut menjaga dan melestarikan alam sekitar. Ernst & Young dalam Tarigan dan Samuel (2014) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang mampu untuk menginformasikan aktivitas dari sisi lingkungan kepada stakeholdernya akan mendapatkan peningkatan pendapatan, hal ini dikarenakan dengan menginformasikan kegiatan perusahaan dari sisi lingkungan dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan stakeholder. Citra perusahaan yang baik dapat mengundang investor untuk menanamkan modalnya dan citra yang baik juga dapat membuat pelanggan atau konsumen tidak akan berpaling kepada perusahaan pesaing. Dengan aliran dana dari investor dan


(32)

aliran dana dari pendapatan yang mengalir dari pelanggan setia kinerja keuangan perusahaan akan terjaga stabilitasnya.

Natalia dan Tarigan (2014) dalam penelitiannya tentang pengaruh pengungkapan sustaianability report terhadap kinerja keuangan dari segi profitabilitas mendapatkan hasil bahwa dimensi lingkungan dari sustainability report berpengaruh positif tidak signifikan. Hal yang berbeda terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Samuel (2014) yang menyatakan bahwa dimensi lingkungan dari sustainability report memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.

Nofianto dan Agustina (2014) meneliti tentang analisis pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sustainability report dari segi lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Dari logika yang dipaparkan tersebut dapat ditarik hipotesis seperti dibawah ini.

H3: Pengungkapan Sustainability Report dimensi lingkungan berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

4. Pengungkapan Sustainability Report Dimensi Sosial dan Kinerja Keuangan.

Tidak jauh berbeda dengan dimensi lainnya, dimensi sosial juga sangat penting untuk diterapkan dalam perusahaan. Apabila perusahaan melaporkan sustainability report dimensi sosial maka perusahaan akan dianggap sebagai perusahaan yang memiliki jiwa sosial yang tinggi,


(33)

memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama, serta perusahaan yang memiliki simpati maupun empati yang tinggi. Dari hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan apabila perusahaan melaporkan sustaibability report dimensi sosialnya maka perusahaan akan mendapat pamor yang baik. Implikasinya adalah perusahaan akan dipercaya oleh para stakeholdernya, sehingga akan turut menyokong kinerja keuangannya.

Natalia dan Tarigan (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa bahwa sustainability report dimensi sosial memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja keuangan dari sisi profitabilitas. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukakn oleh Lesmana dan Tarigan (2014) yang menyatakan bahwa sustainability report dimensi sosial memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan dari segi manajemen aset. Hal yang berbeda terjadi pada penelitian yang diteliti oleh Nofianto dan Agustina (2014) yang menyatakan bahwa dimensi sosial dari sustainability report tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.

Dari logika dan kajian tersebut maka dapat ditarik hipotesis seperti dibawah ini:

H4: Pengungkapan Sustainability Report dimensi sosial berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

C. Model Penelitian

Penelitian ini akan menguji pengaruh sustainability report pada kinerja keuangan perusahaan di Indonesia. Faktor-faktor yang akan diuji


(34)

terdiri dari 3 variabel independen yaitu: sustainability report dimensi ekonomi, sustainability report dimensi lingkungan, dan sustainability report dimensi sosial. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.1 dan 2.2.

Sumber: Dikembangkan oleh peneliti, 2016

GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIAN 1

Sumber: Dikembangkan oleh peneliti, 2016

GAMBAR 2.2 MODEL PENELITIAN 2 Sustainability Report

SR dimensi EC

SR dimensi EN

SR dimensi SO

Kinerja Keuangan H1 (+)

H2 (+)

H3(+)

H4 (+)


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Objek/Subjek Penelitian.

Pada penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan non keuangan dan non jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang masuk nominasi sustainability reporting award (SRA) yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan sustainability report tahun 2013-2015.

B.Jenis Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang merupakan data dari berbagai sumber, dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari Galeri Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, website IDX, website SRA, dan website masing- masing perusahaan.

C.Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mengambil sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa teknik purposive sampling merupakan salah satu metode dalam menentukan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini pertimbangan yang digunakan peneliti, diantaranya:


(36)

a. Perusahaan non keuangan dan non jasa yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan sustainability report pada tahun 2013-2015.

c. Perusahaan yang konsisten mendapatkan laba dari tahun 2013-2015. d. Perusahaan yang menyediakan item yang dibutuhkan dalam

pengukuran variabel penelitian pada periode 2013-2015.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahun 2013-2015 dan sustainability report perusahaan tahun 2013-2015 yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia, website IDX (Indonesia Stock Exchange), dan website resmi dari perusahaan. Peneliti juga menggunakan referensi dari jurnal penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian dan panduan GRI. 4.0.

E. Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat dari variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan kinerja keuangan yang diukur dengan lima dimensi rasio yaitu, dimensi


(37)

manajemen asset, dimensi profitabilitas, dimensi leverage, dimensi likuiditas, dan dimensi pasar.

Dimensi manajemen aset dapat dihitung dengan menggunakan lima indikator pengukuran, yaitu:

a. Inventory Turnover Ratio

Inventory turnover ratio merupakan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan. Rasio ini menggambarkan bagaimana perusahaan dalam mengelola persediaannnya apakah baik atau buruk. Perusahaan yang terlalu banyak menyimpan perusahaan mencerminkan suatu investasi dengan return yang sangat kecil atau rendah (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung inventory turnover dengan menggunakan rumus:

� � = PersediaanPenjualan

b. Receivable Turnover

Receivable Turnover atau rasio perputaran piutang merupakan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan rata-rata

piutang selama periode akuntansi (Ross et al., 2008). Lebih lanjut Ross et al. (2008) menjelaskan bahwa rasio ini akan memberikan suatu informasi yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola piutangnya. Ross et al., (2008) menghitung receivable turnover dengan menggunakan rumus:

� = Total pendapatan usaha


(38)

c. Working Capital Turnover Ratio

Working capital turnover (WCP) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan modal kerja yang berputar dalam suatu periode. Subramanyam dan Wild (2013) menyatakan bahwa working capital turnover ratio dapat dihitunng dengan rumus:

� = rata − rata persediaanPenjualan d. Fixed Asset Turnover Ratio

Fixed asset turnover ratio atau rasio perputaran aset tetap merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam memaksimalkan pabrik dan peralatan yang digunakan (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung fixed asset turnover dengan menggunakan rumus:

� � � = Aset tetap bersihPenjualan

e. Total Asset Turnover Ratio

Total asset turnover ratio atau rasio perputaran total aset merupakan rasio yang menghitung perputaran aset dari suatu perusahaan. Rasio ini akan memberikan informasi berupa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjual produknya dari segi total aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung total asset turnover dengan rumus:


(39)

Dimensi profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan tiga indikator pengukuran, yaitu:

a. Profit Margin

Profit Margin atau margin laba merupakan suatu rasio yang mengukur laba bersih yang didapat dari suatu penjualan yang dihasilkan perusahaan (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung profit margin dengan menggunakan rumus:

� �� � = Laba bersihPenjualan b. Return On Equity

Return On Equity atau pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari suatu investasi yang ditanamkan oleh para pemegang saham (Brigham dan Houston, 2014).

Brigham dan Houston (2014) menghitung return on equity dengan menggunakan rumus:

� = Ekuitas biasaLaba bersih c. Return On Asset

Return on asset atau pengembalian atas total aset merupakan rasio yang menggambarkan pengembalian atas total aset setelah pengurangan bunga dan pajak dalam laporan keuangan (Brigham dan


(40)

Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung return on asset dengan menggunakan rumus:

� = Laba bersihTotal aset

Dalam dimensi leverage dapat dihitung dengan menggunakan tiga indikator pengukuran, yaitu:

a. Debt Equity Ratio

Debt equity ratio atau rasio hutang terhadap ekuitas merupakan rasio yang dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total ekuitas pemegang saham. Subramanyam dan Wild (2013) menyatakan bahwa rumus debt equity ratio diformulakan sebagai berikut:

= Ekuitas pemegang sahamTotal kewajiban b. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned Ratio atau rasio kelipatan pembayaran bunga merupakan rasio yang mengukur sejauh mana laba operasional perusahaan dapat mengalami kemerosotan sebelum perusahaan tidak mampu untuk membayar biaya bunga pada setiap tahunnya (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung time interest earned ratio dengan menggunakan rumus:

�� � � = EBIT


(41)

c. Cash Coverage

Cash coverage ratio atau rasio cakupan kas merupakan rasio yang mengukur jumlah kas perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi pembayaran bunga (Chandan dan Sengupta, 2011). Chandan dan Sengupta (2011) menghitung cash coverage ratio dengan menggunakan rumus:

� ℎ � = EBIT + Depresiasi

Beban Bunga Dimensi likuiditas dihitung dengan menggunakan

tiga indikator pengukuran, yaitu:

a. Current Ratio

Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang memberi informasi tentang berapa besar kewajiban lancar dapat dipenuhi dengan aset yang nantinya akan diubah menjadi bentuk kas dalam waktu yang cepat (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung current ratio dengan menggunakan rumus:

� � = Kewajiban lancarAset lancar b. Quick Ratio

Quick ratio atau rasio cepat merupakan rasio yang dihitung dengan mengurangkan persediaan yang ada dalam perusahaan dengan aset lancar lalu dibagi dengan kewajiban lancar (Brigham dan


(42)

Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) menghitung quick ratio dengan menggunakan rumus:

� � � = Aset lancar − PersediaanKewajiban lancar c. Cash Ratio

Cash ratio atau rasio kas merupakan rasio perbandingan antara jumlah kas baik kas ditangan maupun kas yang berada di bank dan surat berharga yang dapat diuangkan dengan jumlah hutang lancar (Ross et al, 2008). Ross et al. (2008) menghitung cash ratio dengan menggunakan rumus:

� ℎ � � = Kas + Efek surat berhargaTotal hutang lancar

Dimensi nilai pasar dapat dihitung dengan menggunakan dua indikator pengukuran, yaitu:

a. Price Earning Ratio

Price earning ratio atau rasio harga atau laba merupakan rasio yang menunjukkan jumlah dolar yang dibayarkan investor untuk setiap satu dolar laba berjalan (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) merumuskan price earning ratio dengan formula dihitung dengan menggunakan rumus:


(43)

b. Market Book Value

Market book value (MBV) adalah rasio harga pasar terhadap nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2014). Brigham dan Houston (2014) merumuskan market book value dengan menggunakan rumus:

MBV = Ekuitas biasa

Jumlah saham beredar 2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan sutainability report, pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi, pengungkapan sutainability report dimensi lingkungan, dan pengungkapan sutainability report dimensi sosial yang diukur dengan menggunakan index skor atas nilai kinerja sustanaibility report setiap dimensi. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan varibel dummy yang mana apabila perusahaan mengungkapkan satu item maka diberi skor 1 dan apabila perusahaan tidak mengungkapkan diberi nilai 0. Selanjutnya, keseluruhan skor yang diperoleh ditotal sehingga didapatkan data skor secara keseluruhan per dimensi. Untuk perhitungan indeks skor setiap dimensi adalah sebagai berikut:

� =nk

Keterangan:

indeks = Indeks skor setiap dimensi

n = Jumlah item yang diungkapkan setiap dimensi k = Jumlah item yang diharapkan setiap dimensi


(44)

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Dalam penelitian ini uji kualitas data menggunakan metode uji asumsi klasik yang meliputi:

1. Uji Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan merupakan analisis yang memberi informasi tentang karakteristik data penelitian. Nazaruddin dan Basuki (2016) menyatakan bahwa dari analisis tersebut dapat diketahui beberapa karakter dalam suatu data yaitu, jumlah data, rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal, range, standar deviasi, dan variance.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Nazaruddin dan Basuki (2016), uji normalitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk menentukan apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Pada umumnya, Nazaruddin dan Basuki (2016) menyatakan bahwa jumlah data apabila telah lebih dari 30, maka sudah dapat digolongkan data yang berdistribusi normal.

G.Uji Hipotesis dan Analisis Data

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan program aplikasi SmartPLS versi 3.0 yang digunakan untuk menganalisis regresi linear sederhana dan regresi linier berganda, sedangkan untuk menguji beda


(45)

menggunakan Uji Kruskal-Wallis aplikasi SPSS versi 23. Untuk H1 digunakan regresi sederhana yang persamaan regresinya yaitu:

KK = β0 +βSR + e Keterangan:

KK : Kinerja Keuangan

SR : Pengungkapan Sustainability Report

Untuk H2, H3, dan H4 digunakan regresi linier berganda yang persamaan regresinya yaitu:

KK = β0 + βEC + βEN + βSO + e Keterangan:

KK : Kinerja Keuangan

EC : Pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi EN : Pengungkapan sustainability report dimensi lingkungan SO : Pengungkapan sustainability report dimensi sosial

1. Uji Kruskal-Wallis

Ariyaso (2013) dalam artikelnya yang berjudul Uji Kruskal Wallis IBM SPSS 23 menyatakan bahwa uji beda Kruskal-Wallis disebut juga dengan uji ANOVA satu arah terhadap peringkat yaitu uji non parametrik berbasis peringkat yang dapat digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara dua kelompok atau lebih variabel independen pada variabel dependen. Pada dasarnya uji Kruskal-Wallis ini sama dengan uji one way annova hanya saja yang membedakan adalah one way annova digunakan ketika uji normalitas data terpenuhi,


(46)

sedangkan uji Kruskal-Wallis digunakan ketika uji normalitas tidak terpenuhi. Untuk menetukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok atau lebih dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. Apabila Asymp. Sig < α (0,05) maka dapat dikatakan kelompok tersebut memiliki perbedaan. (Sulistyo, 2010).

2. R Square Adjusted

Dalam menilai model struktural dengan aplikasi PLS, hal pertama yang dilihat adalah nilai R-Squares Adjusted yang dapat mempresentasikan jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan model. Perubahan nilai R-Square Adjusted dapat digunakan untuk menggambarkan seberapa kuat pengaruh variabel independen menjelaskan variasi variabel dependen (Ghazali dan Latan, 2012)

3. Pengujian Hipotesis

Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T-statistic lebih tinggi dibandingkan T-table, maka hipotesis diterima. Dalam aplikasi PLS nilai signifikansi yang digunakan T-table 1,65 (level signifikansi = 10%); 1,96 (level signifikansi = 5%); dan 2,58 (level signifikansi = 1%). Dalam penelitian ini digunakan T-table dengan tingkat signifikansi 1,96 atau 5% sehingga apabila nilai T-statistic > 1,96 maka hipotesis diterima sedangkan untuk melihat arahnya dapat dilihat pada kolom Original Sample Estimate, apabila angka menunjukkan


(47)

angka positif maka arah dari penelitian tersebut positif. (Ghazali dan Latan, 2012).


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian beserta hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan menggunakan alat analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda dengan software SmartPLS versi 3.0 sedangkan untuk menguji uji beda kruskal-wallis dan uji normalitas menggunakan software IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) Statistic Version 23.0. Adapun penjelasan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

A.Gambaran Umum Obyek Penelitian TABEL 4.1

HASIL RINGKASAN PENGAMBILAN SAMPEL

Kete rangan Sampel

Perusahaan non keuangan dan non jasa yang terdaftar di BEI

periode 2013-2015 350

Perusahaan non keuangan dan non jasa yang tidak menerbitkan

sustainability report (294)

Perusahaan yang tidak konsisten menerapkan sustainability

report berlandaskan G4 (43)

Perusahaan yang tidak menunjukkan profitabilitas positif (3)

Total perusahaan 10

Total Sampel 30

Sumber: Data diolah peneliti, 2016

Dalam tabel 4.1 populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan non keuangan dan non jasa yang terdaftar di BEI periode 2013-2015, hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian lebih menggambarkan kondisi saat ini. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan


(49)

pada metode purposive sampling diperoleh 30 data perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian.

B.Uji Kualitas Data 1. Analisis Deskriptif

TABEL 4.2

STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N

Minimu

m Maximum Mean Std. Deviation EC 30 .33000 1.00000 .6390000 .15777221 EN 30 .06000 1.00000 .3616667 .21951488

SO 30 .08000 .96000 .3523333 .18410423

ITR 30 5.93000 205.37000 42.8600000 61.24704328 RTR 30 4.01000 14.75000 9.1023333 3.01299792 WCP 30 4.79000 351.87000 46.1396667 76.87578873 FAT 30 .49000 36.13000 4.8860000 6.82785805 TATR 30 .34000 1.57000 .8013333 .28445633

PM 30 .04000 .30000 .1263333 .07536044

ROE 30 .02000 .33000 .1780000 .07685185 ROA 30 .02000 .20000 .0963333 .05365813 DER 30 .25000 5.28000 1.1743333 1.27644356 TIE 30 2.55000 395.40000 58.7933333 102.48904154 CC 30 4.69000 788.19000 139.8000000 219.63364280 CR 30 1.06000 4.04000 1.8493333 .71174353 QR 30 .94000 3.34000 1.5723333 .55760994 CCR 30 .12000 2.41000 .9220000 .63225595 PER 30 5.96000 54.08000 16.4150000 9.06887316 MBV

30 .56000 4.20000 2.4083333 1.00119957 Valid N (listwise)

30 Sumber: Output SPSS 23.0


(50)

Pada tahap ini akan dijelaskan tentang hasil analisis deskriptif masing-masing sampel yang terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi yang ditampilkan pada tabel 4.2.

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 dengan analisis sebagai berikut:

a. Sustainability Report dimensi Ekonomi (EC)

Variabel sustainability report dimensi ekonomi mempunyai nilai minimum sebesar 0,33000 dengan nilai maksimum 1,00000; nilai rata-rata 0,6390000 serta nilai standar deviasi sebesar 0,51777221. Perusahaan dengan pengungkapan dimensi ekonomi terbanyak adalah perusahaan Bukit Asam sedangkan perusahaan yang terkecil dalam pengungkapan dimensi ekonomi adalah perusahaan Astra.

b. Sustainability Report dimensi Lingkungan (EN)

Variabel sustaianabilty report dimensi lingkungan mempunyai nilai minimum sebesar 0,06000 dengan nilai maksimum 1,00000; nilai rata-rata 0,3616667 serta nilai standar deviasi sebesar 0,21951488. Perusahaan dengan pengungkapan dimensi lingkungan terbanyak adalah perusahaan Bukit Asam sedangkan perusahaan yang terkecil dalam pengungkapan dimensi lingkungan adalah perusahaan Telekomunikasi Indonesia.

c. Sustainability Report dimensi Sosial (SO)

Variabel sustaianabilty report dimensi sosial mempunyai nilai minimum sebesar 0,08000 dengan nilai maksimum 0,96000; nilai


(51)

rata-rata 0,3523333 serta nilai standar deviasi sebesar 0,18410423. Perusahaan dengan pengungkapan dimensi sosial terbanyak adalah perusahaan Bukit Asam sedangkan perusahaan yang terkecil dalam pengungkapan dimensi sosial adalah perusahaan PT Vale Indonesia. d. Kinerja keuangan yang diukur dengan inventory turnover ratio (ITR)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ITR mempunyai nilai minimum sebesar 5,93000 dengan nilai maksimum 205,37000; nilai rata-rata 42,8600000 serta nilai standar deviasi sebesar 61,24704328. Semakin besar nilai perputaran persediaan maka semakin baik pula kinerjanya. Perusahaan dengan perputaran persediaan tertinggi adalah perusahaan PGN dengan 205,4x per tahun pada tahun 2013 sedangkan untuk perusahaan dengan perputaran persediaan terendah adalah perusahaan United Tractor dengan 5,9x per tahun pada tahun 2015. e. Kinerja keuangan yang diukur dengan receivable turnover ratio (RTR)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan RTR mempunyai nilai minimum sebesar 4,01000 dengan nilai maksimum 14,75000; nilai rata-rata 9,1023333 serta nilai standar deviasi sebesar 3,01299792. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin baik perusahaan tersebut dalam mengelola piutangnya. Perusahaan yang memiliki perputaran piutang tertinggi adalah perusahaan Telekomunikasi Indonesia dengan nilai 14,75x per tahun pada tahun 2013 sedangkan perusahaan dengan perputaran piutang terendah adalah perusahaan United Tractor dengan nilai 4,01x per tahun pada tahun 2015.


(52)

f. Kinerja keuangan yang diukur dengan working capital turnover (WCP) Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan WCP mempunyai nilai minimum sebesar 4,79000 dengan nilai maksimum 351,87000; nilai rata-rata 46,1396667 serta nilai standar deviasi sebesar 78,87578873. Setiap perusahaan memiliki perbedaan nilai WCP yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan perusahaan sampel yang dipilih merupakan perusahaan yang bergerak diberbagai sektor. Semakin kecil tingkat perputaran modal maka makin cepat perputarannya. Perusahaan dengan nilai perputaran modal tertinggi adalah perusahaan United Tractor pada tahun 2015 sedangkan perusahaan dengan nilai terendah adalah perusahaan PGN pada tahun 2013.

g. Kinerja keuangan yang diukur dengan fix asset turnover (FAT)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan FAT mempunyai nilai minimum sebesar 0,49000 dengan nilai maksimum 36,13000; nilai rata-rata 4,8860000 serta nilai standar deviasi sebesar 6,82785805. Semakin tinggi tingkat perputaran aset tetap maka akan semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Perusahaan dengan perputaran aktiva tetap tertinggi adalah perushaan Adhi Karya dengan nilai 36,13x per tahun pada tahun 2013 sedangkan untuk perusahaan yang memiliki perputaran aktiva tetap terendah adalah perusahaan Vale Indonesia dengan nilai 0,49x per tahun pada tahun 2015.


(53)

h. Kinerja keuangan yang diukur dengan total asset turnover (TATR) Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan TATR mempunyai nilai minimum sebesar 0,34000 dengan nilai maksimum 1,57000; nilai rata-rata 0,8013333 serta nilai standar deviasi sebesar 0,28445633. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva maka semakin baik. Perusahaan dengan perputaran aktiva tertinggi adalah perusahaan Indo Tambangraya Megah dengan nilai 1,57x per tahun pada tahun 2013 sedangkan perusahaan yang memiliki perputaran persediaan terendah adalah perusahaan Vale Indonesia dengan nilai 0,34x per tahun pada tahun 2015.

i. Kinerja keuangan yang diukur dengan profit margin (PM)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan PM mempunyai nilai minimum sebesar 0,04000 dengan nilai maksimum 0,30000; nilai rata-rata 0,1263333 serta nilai standar deviasi sebesar 0,07536044. Semakin besar margin laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin baik. Perusahaan dengan margin laba terbaik adalah perusahaan PGN dengan nilai 30% pada tahun 2013 sedangkan perusahaan dengan margin laba terendah 4% adalah perusahaan Indo Tambangraya Megah tahun 2015, Vale Indonesia tahun 2013, dan Adhi karya tahun 2013 dan 2014.

j. Kinerja keuangan yang diukur dengan return on equity (ROE)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ROE mempunyai nilai minimum sebesar 0,02000 dengan nilai maksimum 0,33000; nilai


(54)

rata-rata 0,1780000 serta nilai standar deviasi sebesar 0,07685185. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas uang yang diinvestasikan oleh investor maka akan semakin baik. Perusahaan dengan pengembalian atas ekuitas tertinggi adalah perusahaan PGN tahun 2013 dengan nilai 33% sedangkan perusahaan dengan pengembalian atas ekuitas terendah adalah perusahaan Vale Indonesia pada tahun 2013 dengan nilai 2%.

k. Kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset (ROA)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ROA mempunyai nilai minimum sebesar 0,02000 dengan nilai maksimum 0,20000; nilai rata-rata 0,0963333 serta nilai standar deviasi sebesar 0,05365813. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas total aset maka akan semakin baik. Perusahaan dengan pengembalian atas total aset tertinggi adalah perusahaan PGN tahun 2013 dengan nilai 20% sedangkan perusahaan dengan pengembalian atas total aset terendah adalah perusahaan Vale Indonesia tahun 2013 dan 2015 dengan nilai 2%.

l. Kinerja keuangan yang diukur dengan debt equity ratio (DER)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan DER mempunyai nilai minimum sebesar 0,25000 dengan nilai maksimum 5,28000; nilai rata-rata 1,1743333 serta nilai standar deviasi sebesar 1,27644356. Semakin rendah tingkat DER maka akan semakin baik. Perusahaan dengan nilai DER tertinggi adalah perusahaan Vale Indonesia pada tahun 2013 sedangkan perusahaan dengan nilai DER terendah adalah perusahaan Adhi Karya pada tahun 2013.


(55)

m. Kinerja keuangan yang diukur dengan time interest earned (TIE)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan TIE mempunyai nilai minimum sebesar 2,55000 dengan nilai maksimum 395,40000; nilai rata-rata 58,7933333 serta nilai standar deviasi sebesar 102,4890415. Semakin tinggi tingkat kelipatan pembayaran bunga maka akan semakin baik. Perusahaan dengan kelipatan pembayaran bunga tertinggi adalah perusahaan Bukit Asam pada tahun 2013 dengan nilai 395,4x sedangkan perusahaan dengan kelipatan pembayaran bunga terendah adalah perusahaan Wijaya Karya pada tahun 2015 dengan nilai 2,55x.

n. Kinerja keuangan yang diukur dengan cash coverage (CC)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan CC mempunyai nilai minimum sebesar 4,69000 dengan nilai maksimum 788,19000; nilai rata-rata 139,8000000 serta nilai standar deviasi sebesar 219,6336428. Setiap perusahaan memiliki perbedaan nilai CC yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan perusahaan sampel yang dipilih merupakan perusahaan yang bergerak diberbagai sektor.

o. Kinerja keuangan yang diukur dengan current ratio (CR)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan CR mempunyai nilai minimum sebesar 1,06000 dengan nilai maksimum 4,04000; nilai rata-rata 1,8493333 serta nilai standar deviasi sebesar 0,71174353. Semakin tinggi tingkat rasio lancar ini maka akan semakin baik. Perusahaan dengan nilai CR tertinggi adalah perusahaan Vale Indonesia pada tahun 2015 sedangkan untuk perusahaan yang memiliki nilai rasio


(56)

lancar terendah adalah perusahaan Telekomunikasi Indonesia pada tahun 2014.

p. Kinerja keuangan yang diukur dengan quick ratio (QR)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan QR mempunyai nilai minimum sebesar 0,94000 dengan nilai maksimum 3,34000; nilai rata-rata 1,5723333 serta nilai standar deviasi sebesar 0,55760994. Semakin tinggi tingkat rasio cepat maka akan semakin baik. Perusahaan dengan tingkat rasio cepat tertinggi adalah perusahaan Vale Indonesia tahun 2015 sedangkan perusahaan dengan tingkat rasio cepat terendah adalah perusahaan Wijaya Karya tahun 2013.

q. Kinerja keuangan yang diukur dengan cash ratio (CCR)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan CCR mempunyai nilai minimum sebesar 0,12000 dengan nilai maksimum 2,41000; nilai rata-rata 0,9220000 serta nilai standar deviasi sebesar 0,63225595. Semakin tinggi tingkat CCR maka akan semakin baik. Perusahaan dengan tingkat CCR tertinggi adalah perusahaan Vale Indonesia tahun 2014 sedangkan perusahaan dengan tingkat CCR terendah adalah perusahaan Adhi Karya tahun 2014.

r. Kinerja keuangan yang diukur dengan price earning ratio (PER)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan PER mempunyai nilai minimum sebesar 5,96000 dengan nilai maksimum 54,08000; nilai rata-rata 16,4150000 serta nilai standar deviasi sebesar 9,06887316. Semakin tinggi nilai PER suatu perusahaan maka akan semakin baik.


(57)

Perusahaan dengan PER tertinggi adalah perusahaan Vale Indonesia tahun 2013 dengan nilai 54,08x sedangkan perusahaan dengan nilai terendah adalah perusahaan Adhi Karya tahun 2013 dengan nilai 5,96x. s. Kinerja keuangan yang diukur dengan market book value (MBV)

Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan MBV mempunyai nilai minimum sebesar 0,56000 dengan nilai maksimum 4,20000; nilai rata-rata 2,4083333 serta nilai standar deviasi sebesar 1,00119957. Semakin tinggi nilai MBV yang dimiliki perusahaan maka akan semakin baik. Perusahaan dengan MBV tertinggi adalah perusahaan Wijaya Karya tahun 2014 dengan nilai 4,2x sedangkan perusahaan dengan MBV terendah adalah perusahaan Indo Tambangraya Megah tahun 2015 dengan nilai 0,56x.

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas yang dilakukan tampak pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.3 tampak bahwa uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang dilakukan memiliki hasil yang berbeda disetiap variabelnya. Hanya variabel kinerja keuangan yang diukur dengan RTR, TATR, PM, ROE, ROA, CR, CCR, MBV, dan sustainability report dimensi EN yang berdistribusi normal karena memiliki nilai Asymp. Sig lebih besar dari α (0,05) sedangkan variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ITR, WCP, FAT, DER, TIE, CC, QR, PER, dan sustainability report dimensi ekonomi serta sosial tidak berdistribusi normal karena memiliki nilai Asymp. Sig < α (0,05). Apabila


(58)

dilihat dari uji Shipiro Wilk dapat dilihat bahwa hanya variabel kinerja keuangan yang diukur dengan RTR, ROE, dan MBV saja yang berdistribusi

normal karena memiliki Asymp. Sig diatas α (0,05) sedangkan variabel lain

Asymp. Sig dibawah α (0,05) sehingga data tidak berdistribusi normal. TABEL 4.3

UJI NORMALITAS Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

ITR .357 30 .000 .617 30 .000

RTR .086 30 .200* .965 30 .407

WCP .352 30 .000 .582 30 .000

FAT .265 30 .000 .564 30 .000

TATR .155 30 .063 .907 30 .013

PM .144 30 .114 .911 30 .015

ROE .141 30 .132 .953 30 .210

ROA .151 30 .080 .929 30 .046

DER .308 30 .000 .663 30 .000

TIE .307 30 .000 .554 30 .000

CC .275 30 .000 .633 30 .000

CR .140 30 .140 .872 30 .002

QR .183 30 .012 .858 30 .001

CCR .145 30 .106 .916 30 .021

PER .262 30 .000 .729 30 .000

MBV .121 30 .200* .960 30 .316

EC .192 30 .006 .929 30 .045

EN .144 30 .113 .902 30 .009

SO .166 30 .034 .873 30 .002

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Output SPSS 23.0

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan secara keseluruhan data tidak menyebar dengan normal sehingga peneliti tidak dapat melakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan statistika parametrik. Oleh karena


(59)

itu, peneliti melanjutkan analisis dengan menggunakan statitik nonparametrik yang tidak mengharuskan data menyebar dengan normal.

C. Hasil Penelitian 1. Uji Kruskal-Wallis

Dikarenakan tak terpenuhinya uji asumsi klasik dalam statistik parametrik, peneliti menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk melihat apakah terdapat perbedaan indeks pelaporan baik dari kinerja keuangan maupun dari sustainability report yang terdiri dari dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial setiap perusahaan.

a. Uji Beda Kruskal-Wallis Sustainability Report Dimensi Ekonomi

Hasil uji Kruskal-Wallis dan rangking untuk sustainability report dimensi ekonomi dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.

TABEL 4.4 RANKS Ranks

Tahun N Mean Rank

SR_EC 1 10 15.10

2 10 19.80

3 10 11.60

Total 30

Sumber: Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa ranking untuk pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi paling tinggi terjadi pada tahun 2014 dengan rata-rata rangking 19.80 sedangkan rangking terendah terjadi pada tahun 2015 dengan rata-rata nilai 11.60.


(60)

TABEL 4.5 UJI KRUSKAL WALLIS

Test Statisticsa,b

SR_EC

Chi-Square 4.645

Df 2

Asymp. Sig. .098

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Tahun Sumber: Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Chi-Square sebesar 4,645 dengan nilai Asymp. Sig sebesar 0,098 > α (0,05). Berdasarkan uji ini dapat disimpulkan bahwa untuk pengungkapan sustainability report dimensi ekonomi tiap perusahaan tidak ada perbedaan yang signifikan. b. Uji Beda Kruskal-Wallis Sustainability Report Dimensi Lingkungan

Hasil uji Kruskal-Wallis dan rangking untuk sustainability report dimensi lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.6 dan 4.7.

TABEL 4.6 RANKS Ranks

Tahun N Mean Rank

SR_EN 1 10 15.20

2 10 15.65

3 10 15.65

Total 30

Sumber: Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa ranking untuk pengungkapan sustainability report dimensi lingkungan paling tinggi terjadi pada tahun 2014 dan 2015 dengan rata-rata rangking 15,65 sedangkan rangking terendah terjadi pada tahun 2013 dengan rata-rata nilai 15,20.


(61)

TABEL 4.7 UJI KRUSKAL-WALLIS Test Statisticsa,b

SR_EN

Chi-Square .018

Df 2

Asymp. Sig. .991

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Tahun Sumber: Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Chi-Square sebesar 0,018 dengan Asymp. Sig sebesar 0,991 > α (0,05). Berdasarkan uji ini dapat disimpulkan bahwa untuk pengungkapan sustainability report dimensi lingkungan tiap perusahaan tidak ada perbedaan yang signifikan. c. Uji Beda Kruskal-Wallis Sustaianability Report Dimensi Sosial

Hasil uji Kruskal-Wallis dan rangking untuk pengungkapan sustainability report dimensi sosial dapat dilihat pada tabel 4.8 dan 4.9.

TABEL 4.8 Ranks Ranks

Tahun N Mean Rank

SR_SO 1 10 13.25

2 10 18.95

3 10 14.30

Total 30

Sumber: Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa ranking untuk pengungkapan sustainability report dimensi sosial paling tinggi terjadi pada tahun 2014 dengan rata-rata rangking 18,95 sedangkan rangking terendah terjadi pada tahun 2013 dengan rata-rata nilai 13,25.


(62)

TABEL 4.9 UJI KRUSKAL WALLIS

Test Statisticsa,b

SR_SO

Chi-Square 2.389

Df 2

Asymp. Sig. .303

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Tahun Sumber: Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Chi-Square sebesar 2,389 dengan Asymp. Sig. sebesar 0,303 > α (0,05). Berdasarkan uji ini dapat disimpulkan bahwa untuk pengungkapan sustainability report dimensi sosial tiap perusahaan tidak ada perbedaan yang signifikan. d. Uji Beda Kruskal-Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Manajemen Aset

TABEL 4.10 UJI KRUSKAL-WILLIS Test Statisticsa,b

KK_MA

Chi-Square 33.322

Df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Rasio Sumber: Output SPSS 23.0

Hasil uji Kruskal-Wallis untuk pengelompokkan kinerja keuangan dimensi manajemen aset dapat dilihat pada tabel 4.10. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa untuk pengelompokan kinerja keuangan dimensi manajemen aset memiliki nilai Chi-Square sebesar 33,322 dengan Asymp. Sig. sebesar 0,000 < α (0,05) artinya untuk pengelompokan


(63)

kinerja keuangan dimensi manajemen aset terdapat perbedaan yang signifikan untuk setiap perusahaan yang diukur dengan lima indikator yaitu inventory turnover ratio, receivable turnover ratio, working capital turnover ratio, fixed asset turnover ratio, dan total asset turnover ratio. e. Uji Beda Kruskal-Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Profitabilitas

Hasil uji Kruskal-Wallis untuk pengelompokkan kinerja keuangan dimensi profitabilitas dapat dilihat pada tabel 4.11. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa untuk pengelompokan kinerja keuangan dimensi profitabilitas memiliki nilai Chi-Square sebesar 7,900 dengan Asymp. Sig. sebesar 0,019 < α (0,05) artinya untuk pengelompokan kinerja keuangan dimensi profitabilitas terdapat perbedaan yang signifikan untuk setiap perusahaan yang diukur dengan tiga indikator yaitu profit margin, return on equity, dan return on asset.

TABEL 4.11 UJI KRUSKAL-WALLIS Test Statisticsa,b

KK_PRT

Chi-Square 7.900

Df 2

Asymp. Sig. .019

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Rasio Sumber: Output SPSS 23.0

f. Uji Beda Kruskal-Wallis Kinerja Keuangan Dimensi Leverege

Hasil uji Kruskal-Wallis untuk pengelompokkan kinerja keuangan dimensi leverege dapat dilihat pada tabel 4.12.


(1)

Profitabilitas

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

KK_PRT 30 .1336667 .06855571 .03000 .25000

Rasio 30 2.00 .830 1 3

Ranks

Rasio N Mean Rank

KK_PRT 1 10 14.65

2 10 21.40

3 10 10.45

Total 30

Test Statisticsa,b

KK_PRT Chi-Square 7.900

Df 2

Asymp. Sig. .019 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Rasio


(2)

Uji Beda Kruskal Wallis Pengelompokan Kinerja Keuangan Dimensi

Leverege

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

KK_LEV 30 159.7890000 409.72013488 .30000 2151.86000

Rasio 30 2.00 .830 1 3

Ranks

Rasio N Mean Rank

KK_LEV 1 10 5.50

2 10 16.80

3 10 24.20

Total 30

Test Statisticsa,b

KK_LEV Chi-Square 22.893

Df 2

Asymp. Sig. .000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Rasio


(3)

Likuiditas

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

KK_LIK 30 1.4480000 .70757186 .24000 3.44000

Rasio 30 2.00 .830 1 3

Ranks

Rasio N Mean Rank

KK_LIK 1 10 20.25

2 10 17.05

3 10 9.20

Total 30

Test Statisticsa,b

KK_LIK Chi-Square 8.344

Df 2

Asymp. Sig. .015 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Rasio


(4)

Uji Beda Kruskal Wallis Pengelompokan Kinerja Keuangan Dimensi

Nilai Pasar

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum KK_NP 20 9.4255000 8.63050677 1.17000 31.60000

Rasio 20 1.50 .513 1 2

Ranks

Rasio N Mean Rank

KK_NP 1 10 15.50

2 10 5.50

Total 20

Test Statisticsa,b

KK_NP Chi-Square 14.286

Df 1

Asymp. Sig. .000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Rasio


(5)

Model 1

R- Square Adjusted Model 1

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard Error

(STERR)

T-Statistic

(|O/STERR|)

P Values

Kinerja

Keuangan

0.252

0.453

0.139

1.809

0.071

Model 2

R- Square Adjusted Model 2

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard Error

(STERR)

T-Statistic

(|O/STERR|)

P Values

Kinerja

Keuangan


(6)

Uji Regresi

Model 1

R- Square Adjusted Model 2

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard Error

(STERR)

T-Statistic

(|O/STERR|)

P Values

SR--> KK

0.527

0.415

0.547

0.963

0.336

Model 2

R- Square Adjusted Model 2

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard Error

(STERR)

T-Statistic

(|O/STERR|)

P Values

EC--> KK

-0.085

0.011

0.336

0.252

0.801

EN--> KK

0.778

0.206

0.762

1.022

0.307


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014.

0 2 11

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013.

0 3 17

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

Hubungan kinerja keuangan dan pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar (studi empiris pada perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014).

5 24 149

Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap perubahan profitabilitas dan perubahan harga saham perusahaan (studi empiris pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2014).

0 2 102

Hubungan kinerja keuangan dan pengungkapan sustainability report dengan reaksi pasar (studi empiris pada perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 2014)

0 1 147

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN BERBASIS INTERNET PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Seluruh Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016)

0 0 15