Pengaruh Kredit Kupedes BRI Terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Kroya, Indramayu

PENGARUH KREDIT KUPEDES BRI TERHADAP
PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI
KECAMATAN KROYA, INDRAMAYU

RAMDHANU PRIHATSYAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kredit
Terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Kroya,
Indramayu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Ramdhanu Prihatsyah
H34104088

Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

ABSTRAK
RAMDHANU PRIHATSYAH. Pengaruh Penyaluran Kredit Kupedes BRI
Terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Kroya,
Indramayu. Dibimbing oleh DWI RACHMINA.
Dunia usaha di Indonesia tidak dapat lepas dari peran perbankan sebagai

lembaga intermediasi, demikian juga dalam dunia agribisnis bank sangat
diperlukan sebagai lembaga pemberi kredit. Salah satu bank yang memberikan
kredit terhadap usaha agribisnis adalah bank BRI dengan produk pinjamannya
bernama Kupedes. Salah satu wilayah yang merasakan fasilitas kredit Kupedes
yaitu di kecamatan Kroya yang merupakan sentra penghasil padi terbesar di Jawa
barat. Untuk itu dilakukan penelitian tentang pengaruh kredit Kupedes terhadap
produksi dan pendapatan usahatani padi dengan lokasi di kecamatan Kroya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kredit Kupedes terhadap
produksi dan pendapatan usahatani padi di kecamatan Kroya. Penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif dengan metoda Cobb- douglass dan Principal
Component Analysis untuk menganalisis faktor produksi kemudian untuk analisis
pendapatan dilakukan dengan metoda R/C rasio, dan uji-t berpasangan untuk
melihat pengaruh kredit terhadap produksi. Berdasarkan analisis tersebut,
produksi padi dipengaruhi oleh lahan, benih, unsur N, unsur P, unsur K, nutrisi,
dan tenaga kerja. Dari delapan faktor tersebut di dua kondisi yaitu sebelum dan
sesudah kredit seluruhnya bernilai positif untuk elastisitas produksinya. Untuk
analisis pendapatan di dua kondisi sebelum dan sesudah kredit didapatkan hasil
R/C- rasio lebih dari satu hal tersebut menggambarkan bahwa di kecamatan
Kroya pada dua kondisi yaitu sebelum dan sesudah kredit usahatani padi
keduanya telah efisien dan menguntungkan. Kemudian untuk pengaruh kredit

didapatkan hasil bahwa kredit berpengaruh terhadap produksi.
Kata Kunci : Analisis faktor produksi, analisis pendapatan, cobb-douglass, dan
R/C-rasio

ABSTRACT
RAMDHANU PRIHATSYAH, The influence distribution of Kupedes BRI and
income of rice farm in Kroya Subsdistrict Indramayu. Supervised by DWI
RACHMINA
Business in Indonesia can’t be separated from bank as intermediation institution.
As also in Agribusiness, bank is needed as creditur institution. BRI is one of the
creditur bank in Agribusiness with the loan product named Kupedes. One of the
area which already experienced by Kupedes credit facility is Kroya Subsdistrict,
as the largest rice producing centers in West Java. For the research concerning
the effect of Kupedes credit with rice production and farm income in Kroya
subsdistrict. This research aims to analyze the impact of Kupedes credit with rice

production and farm income in Kroya subsdistrict. It uses quantitative analysis
with Cobb – Douglass method and Principal Component Analysis to analyze
production factor and to analyze the income uses R/C ratio method and t-test set
to see the impact of credit to production. Based on this analyze, rice production

influenced by land, seed, N substance, P substance, K substance, nutrition and
labour. By the eight factors in two condition, all at before and after credit
condition gives positive to production elasticity. For income analyze in two
condition, before and after credit get more than one R/C ratio result, it’s describe
that Kroya subsdistrict in two condition before and after credit rice farm have
been efficient and profitable. Than for the credit influence, the result obtained that
credit influence or affect production.
Keywords : production factor analysis, income analyze, Cobb – Douglass and R /
C ratio.

PENGARUH KREDIT KUPEDES BRI TERHADAP
PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI
KECAMATAN KROYA, INDRAMAYU

RAMDHANU PRIHATSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada Departemen Agribisnis


DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NRP

: Pengaruh Kredit Kupedes BRI Terhadap Produksi
dan Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Kroya, Indramayu
: Ramdhanu Prihatsyah
: H34104088

Disetujui oleh

(Dr. Ir Dwi Rachmina, M.Si)
Pembimbing


Diketahui oleh

(Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS)
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi

Nama

NRP

: Pengaruh Kredit Kupedes BRI Terhadap Produksi
dan PendapatanUsahatani Padi di Kecamatan Kroya, Indramayu
: Ramdhanu Prihatsyah
: H34104088

Disetujui oleh


(Dr. Ir Dwi Raclunina. M.Si)
Pembimbing

Diketahui oleh

Kusnadi. MS)
tua Departemen

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini yaitu Pengaruh
Penyaluran Kredit Kupedes BRI Terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani
Padi di Kecamatan Kroya, Indramayu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku
pembimbing, Ir. Netti, Msi selaku dosen evaluator kolokium yang telah banyak
memberi saran dan Eva Yolynda SP MM selaku dosen penguji sidang skripsi.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada kedua orang tua (Uu
Kursilah dan Ely Laelly) dan saudari (Tasya Chotimah) atas perhatian, dukungan
moril dan materil serta do’a yang diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis

ucapkan kepada pihak bank BRI Unit Kedokan Gabus yang telah membantu
penulis untuk menyusun skripsi ini, Erik Kuswara selaku pembahas pada seminar
hasil dan kepada sahabat-sahabat lainnya yang telah membantu pembuatan skripsi
ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014
Ramdhanu Prihatsyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh Kredit Terhadap Produksi

Pengaruh Kredit Terhadap Pendapatan Petani
Keterkaitan Dengan Skripsi Terdahulu
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Peran Kredit Dalam Usahatani
Fungsi Produksi
Konsep Usahatani
Penerimaan Usahatani
Pendapatan Usahatani
Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya
Kerangaka Pemikiran Operasional
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Metode Penentuan Sampel
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Analisis Fungsi Produksi
Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis R/C Rasio
Uji- t Berpasangan
GAMBARAN UMUM
Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Kabupaten Indramayu
Gambaran Umum Kupedes
Sasaran Debitur Kupedes
Jenis-jenis Kupedes
Jenis-jenis Agunan Kupedes
Syarat-syarat Calon Nasabah Kupedes
Karakteristik Petani Responden
Status Usahatani Padi Sawah Petani Responden
Usia Petani
Tingkat Pendidikan
Status Kepemilikan Lahan Responden
Pengalaman Berusahatani

vii
viii
ix
1

1
2
3
3
3
3
4
5
6
6
6
6
9
10
11
11
12
13
13
13
13
13
14
14
15
18
19
20
20
20
21
22
23
24
25
25
25
26
26
27
27

Penggunaan Dana Kredit Petani Responden
Kegiatan Budidaya Padi
Persiapan Lahan
Penanaman
Pemupukan
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pemanenan
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI
Analisis Model Fungsi Produksi
Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi Komponen Utama
Analisis Elastisitas Produksi Padi
Lahan
Benih
Unsur N
Unsur P
Unsur k
Tenaga Kerja
Nutrisi
Pestisida
Analisis Efektivitas Kredit Terhadap Produksi
Penggunaan Kredit
ANALISIS PENDAPATAN
Alat-alat Pertanian
Penerimaan Usahatani
Biaya Usahatani Padi Sawah
Analisis Pendapatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

28
28
28
29
29
29
29
30
30
30
34
38
38
39
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
45
47
50
51
51
52
57

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Sentra produsen padi sawah di propinsi Jawa barat tahun 2010
Perhitungan analisis pendapatan dan R/C rasio usahatani padi sawah
Jumlah Petani responden Berdasarkan Usia
Jumlah petani responden berdasarkan kriteria tingkat pendidikan
formal
Jumlah petani responden berdasarkan kriteria status kepemilikan
lahan
Jumlah petani responden berdasarkan kriteria pengalaman
berusahatani
Rata-rata penggunaan faktor produksi per hektar per satu musim
tanam pada usahatani padi di kecamatan Kroya sebelum dan
sesudah menerima kredit
Uji signifikansi model produksi usahatani padi sawah satu musim
tanam per hektar di kecamatan Kroya sebelum menerima kredit
Uji signifikansi model produksi usahatani padi sawah satu musim
tanam per hektar di kecamatan Kroya setelah menerima kredit
Hasil parameter penduga fungsi produksi kondisi sebelum kredit
kecamatan kroya pada satu siklus produksi
Hasil uji parsial untuk koefisien faktor produksi padi di kecamatan
Kroya sebelum menerima kredit
Hasil parameter penduga fungsi produksi kondisi setelah kredit
kecamatan kroya pada satu siklus produksi
Hasil uji parsial untuk koefisien factor produksi padi di kecamatan
Kroya setelah menerima kredit
hasil uji PCA untuk nilai akar ciri dan proporsi keragamannya pada
kondisi sebelum kredit
hasil uji PCA untuk nilai akar ciri dan proporsi keragamannya pada
kondisi sebelum kredit
Hasil uji signifikansi untuk lahan setelah dilakukan PCA pada
kondisi sebelum kredit
Hasil uji signifikansi untuk lahan setelah dilakukan PCA pada
kondisi setelah kredit
Hasil analisa regresi untuk lahan setelah dilakukan PCA pada
kondisi petani sebelum kredit
Hasil analisa regresi untuk lahan setelah dilakukan PCA pada
kondisi petani setelah kredit
Nilai standar deviasi, rata-rata, dan x baru untuk kondisi sebelum
kredit
Nilai standar deviasi, rata-rata, dan x baru untuk kondisi setelah
kredit
Hasil analisa metode uji-t berpasangan antara kondisi sebelum
dan setelah mendapatkan kredit
Penerimaan rata-rata usahatani padi sebelum dan sesudah kredit
per satu musim tanam per hektar di kecamatan Kroya
Biaya rata-rata usahatani padi satu musim tanam per hektar di

2
19
26
27
27
28

30
31
31
32
33
33
34
35
35
35
36
36
37
38
38
42
45

25
26
27

kecamatan Kroya sebelum menggunakan kredit
Biaya rata-rata usahatani padi satu musim tanam per hektar di
kecamatan Kroya sebelum menggunakan kredit
Analisis pendapatan usahatani padi satu musim tanam per hektar
di kecamatan Kroya kondisi sebelum menggunakan kredit
Analisis pendapatan usahatani padi satu musim tanam per hektar di
kecamatan Kroya kondisi setelah menggunakan kredit

45
47
48
50

DAFTAR GAMBAR

1
2

Kurva Produk Total, Produk Marginal, dan Produk Rata-rata
Kerangka Pemikiran

7
12

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6

Analisis regresi linier berganda kondisi sebelum kredit
Analisis regresi linier berganda kondisi setelah kredit
Hasil analisis PCA kondisi sebelum kredit
Uji normalitas dan homoskedatisitas hasil produksi padi dengan
variabel PC1 pada kondisi sebelum kredit
Hasil analisis PCA kondisi setelah kredit
Uji normalitas dan homoskedatisitas hasil produksi padi dengan
variabel PC1 pada kondisi setelah kredit

53
54
55
55
56
56

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup strategis dalam
pembangunan dan pemulihan ekonomi selama berlangsung krisis ekonomi,
terutama dalam produksi pangan, pertumbuhan GDP, substitusi impor,
penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Tetapi disisi lain melihat
hasil dari sektor-sektor yang berkaitan dengan pertanian ternyata hasil yang
didapatkan belum memadai. Pemerintah juga tidak henti-hentinya mendorong
sektor pertanian agar dapat berkembang, baik dengan regulasi yang melindungi
sektor pertanian ataupun insentif yang mendorong usaha di sektor pertanian. Salah
satu solusi dari pemerintah untuk mendorong kegiatan pertanian yaitu dengan cara
memberikan kebijakan kepada bank untuk menyalurkan kredit terhadap sektor
pertanian. Perkembangan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank persero
terhadap sektor pertanian pada tahun 2012 disajikan pada Gambar 1.

Sumber: Bank Indonesia 2013.
Gambar 1. Perkembangan kredit pertanian bulan Februari- Desember 2012
Gambar 1 menunjukan bahwa pemberian kredit oleh bank persero tiap
bulannya mengalami kenaikan, tetapi pada bulan mei sampai dengan bulan juli
kredit pertanian mengalami penurunan sebesar 11 milyar. Selanjutnya pada bulan
juli sampai dengan agustus kredit pertanian kembali mengalami kenaikan sebesar
16 milyar. Perkembangan kredit pertanian yang cenderung mengalami kenaikan
setiap bulannya menunjukan bahwa bank telah mempercayai kegiatan pertanian.
BRI adalah salah satu institusi yang sangat memberikan perhatian pada usaha
pertanian. Dari sejarah BRI terlihat bahwa BRI selalu konsisten membantu petani
dalam hal pemberian dana, terutama petani-petani kecil yang ada di pedesaan
dikarenakan Bank Rakyat Indonesia adalah bank yang ditunjuk sebagai bank

2

pemerintah yang mendapat tugas utama menjadi financial intermediary bagi
usaha kecil, menengah dan koperasi dalam rangka membiayai kegiatan pertanian,
perdagangan dan jasa serta perindustriaan utamanya bagi masyarakat dipedesaan.
Bank BRI memiliki produk yang dikenal dengan nama Kredit Umum Pedesaan
(Kupedes), yang penyalurannya dilaksanakan melalui BRI Unit yang tersebar di
tingkat Kecamatan diseluruh Indonesia. Perkembangan Kupedes dari tahun ke
tahun mengalami kenaikan yang signifikan terbukti pada tahun 2008 nilai
penyaluran Kupedes oleh BRI hanya sebesar 2,4 triliun dibandingkan dengan
tahun 2012 naik hingga 4,5 triliun. Selain dari nilai Kupedes yang mengalami
kenaikan, jumlah debitur Kupedes juga mengalami peningkatan hingga per
tengahan tahun 2012 debitur Kupedes sebesar 377.253 debitur, dibandingkan
dengan tahun 2008 hanya 345.081 debitur. Perkembangan jumlah kredit Kupedes
dari tahun 2010 hingga 2012 disajikan pada Gambar 2.

Sumber : Laporan bank BRI tahun 2012.

Gambar 2. Perkembangan Kupedes dari tahun 2010 sampai dengan 2012
Menurut Gambar 2 perkembangan Kupedes dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 sebesar 19,85%,
sedangkan dari tahun 2011 ke tahun 2012 Kupedes mengalami kenaikan sebesar
17,76%. Kemudian menurut laporan tahunan bank BRI tahun 2012 proporsi
penyaluran kredit mikro menempati urutan kedua yaitu sebesar 33% dengan
jumlah penyaluran kredit 9,1 triliun. Berikut merupakan proporsi dari jumlah
kredit yang disalurkan oleh BRI pada tahun 2012 disajikan pada Gambar 3.

Sumber: Laporan BRI tahun 2012.

Gambar 3. Proporsi penyaluran kredit BRI 2012

3

Salah satu wilayah yang merasakan manfaat kredit Kupedes dari BRI yaitu
wilayah Kabupaten Indramayu yang merupakan sentra utama penghasil padi di
Jawa Barat. Berikut ini adalah data sentra penghasil padi di Jawa Barat (Tabel 1).
Tabel 1. Sentra produsen padi sawah di propinsi Jawa Barat tahun 2010
No

Kabupaten

1
2

Indramayu
Subang

3
4
5

Karawang
Bekasi
Cirebon

Luas
Kecamatan Utama
(Ha)
204.257 Gabus Wetan, Kroya, Kandanghaur, Anjatan
181.494 Patokbeusi, Pagaden, Ciasem, Compreng, Binong,
Blanakan, Pamanukan, Pusakanagara
196.241 Tempuran, Pedes, Tirtajaya
115.133 Pebayuran
85.789 Gegesik

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2010.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa luas padi kabupaten Indramayu memiliki
luas lahan sebesar 204.257 Ha, hal tersebut menunjukan kabupaten Indramayu
memiliki luasan lahan yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah-wilayah
lainnya di Provinsi Jawa Barat. Luas lahan yang luas tersebut tidak berbanding
lurus dengan permodalan yang dimiliki oleh para petani, dikarenakan hasil dari
kegiatan bersuahatani padi lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan kegiatan konsumtif. Akibatnya para petani pada musim berikutnya
terkendala masalah permodalan, untuk menghadapi masalah permodalan tersebut
para petani menggunakan kredit dari lembaga keuangan bank. Bank yang
dipercaya oleh petani di Indramayu adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI)
dikarenakan BRI merupakan bank yang sudah lama berada di wilayah kabupaten
Indramayu, dan bank BRI juga sudah mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
para petani di wilayah Indramayu.

Perumusan Masalah
Kegiatan pertanian terutama pertanian padi sawah merupakan mata
pencaharian utama bagi masyarakat Kecamatan Kroya, hal tersebut terbukti dari
data BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2012 yang menempatkan wilayah Kecamatan
Kroya sebagai sentra penghasil Padi terbesar di wilayah Jawa Barat dengan
produksi sebesar 114.799,42 ton (BPS Indramayu, 2012). Jumlah produksi yang
besar tersebut tidak lepas dari berbagai masalah khususnya masalah permodalan.
Modal sangat diperlukan oleh para petani di Kecamatan Kroya karena para petani
di Kroya masih belum bisa mengatur keuangan dengan baik. Seperti halnya hasil
panen yang didapatkan pada musim sebelumnya sebagian besar digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kegiatan konsumtif sehingga menyebabkan
para petani tidak mempunyai cukup modal untuk kegiatan usahatani padi pada
musim berikutnya.
Salah satu solusi untuk mengantisipasi kekurangan modal tersebut sebagian
besar para petani melakukan pinjaman kepada pihak bank BRI (Bank Rakyat
Indonesia). Bank BRI dipilih dikarenakan BRI mempunyai produk pinjaman yaitu

4

Kupedes yang mempunyai suku bunga lebih rendah dibandingkan dengan
alternatif pemberi kredit yang lain seperti rentenir dan BPR (Bank Perkeriditan
Rakyat). Produk kredit yang digunakan oleh para petani di Kecamatan Kroya
adalah Kupedes. Kupedes dipilih dikarenakan Kupedes ini mempunyai cara
pembayaran yang berbeda dengan kredit yang lainnya. Cara pembayaran
Kupedes untuk komoditi padi di BRI Kecamatan Kroya yaitu petani tidak
membayar pinjaman perbulan, tetapi pembayaran pinjaman hanya dilakukan pada
akhir kegiatan produksi atau pada saat panen, jumlah yang dibayar adalah pokok
dengan bunga pinjaman selama proses produksi berlangsung hingga panen
(biasanya 4 bulan).
Kredit tidak selamanya memberikan hasil yang positif terhadap usahatani
seperti yang dikemukakan Sari (2011), bahwa kredit tidak berpengaruh nyata
terhadap pendapatan petani, hal tersebut diakibatkan oleh penggunaan kredit yang
tidak maksimal oleh petani dikarenakan sebagian besar petani menggunakan
kredit yang didapatkan untuk keperluan rumah tangga. Tetapi Fitrianingsih
(2008) mengemukakan bahwa pemberian kredit terhadap sektor pertanian
berpengaruh positif terhadap pendapatan, dikarenakan adanya penambahan modal
untuk membeli input-input produksi, sehingga produksi usahataninya berjalan
dengan baik.
Adanya masalah permodalan di Kecamatan Kroya dan masih adanya
perbedaan pendapat yakni kredit berpengaruh dan tidak berpengaruh nyata
terhadap pendapatan, membuat masih diperlukan adanya penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh kredit terhadap pendapatan petani.
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian yang akan dikemukakan
terhadap petani penerima kredit dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah pengaruh kredit Kupedes terhadap produksi usaha petani
padi di Kecamatan Kroya ?
2.
Bagaimanakah pengaruh kredit Kupedes terhadap pendapatan petani di
Kecamatan Kroya ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menganalisis pengaruh kredit Kupedes terhadap produksi usahatani padi di
Kecamatan Kroya, Indramayu
2.
Menganalisis pengaruh kredit Kupedes terhadap pendapatan usahatani padi
di Kecamatan Kroya, Indramayu

Manfaat Penelitian

1.

Kegunaan penelitian ini adalah :
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait terutama petani
dalam menggunakan fasilitas kredit dari lembaga keuangan perbankan.

5

2.

Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Kredit Terhadap Produksi
Kebiasaan petani di Indonesia yang tidak biasa melakukan perencanaan
anggaran yang baik untuk kegiatan produksi, sehingga uang yang seharusnya
digunakan untuk modal kerja terpakai untuk kegiatan lainnya. Hal tersebut
menyebabkan di saat petani tersebut membutuhkan modal kerja mereka tidak
mempunyainya, sehingga membutuhkan tambahan modal dari yang lainnya. Salah
satu pihak yang memberi bantuan permodalan adalah Bank. Seperti yanag
diungkapkan Ana verawati, 2012 dalam penelitiannya “Pengaruh Pemberian
Kupedes PT. BRI (Persero) Tbk Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Kecil
di Sidikalang " menyatakan bahwa penggunaan besarnya output produksi yang
dihasilkan tergantung dengan jumlah input yang digunakan, input-input tersebut
didapatkan dengan adanya modal dari sendiri dan modal dari pihak ke tiga yaitu
bank berupa pemberian kredit. Dampak pemberian kredit dapat bersifat positif
ataupun negatif, seperti yang dikemukakan Dina et al. (2012) pada penelitian
“Dampak Pemberian Kredit Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani
Jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur,
mengemukakan bahwa hasil produksi jagung petani yang menggunakan kredit
per hektar sebesar 6587,30 kg lebih besar daripada petani non kredit yaitu 5528,93
kg. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa adanya penambahan modal kerja
akan berpengaruh positif terhadap hasil produksi.
Adanya tambahan input setelah kredit membuat produksi semakin
bertambah, hal tersebut sesuai seperti yang dikemukakan oleh Lago (2005) dalam
tesisnya yang berjudul “Analisis keterkaitan Produksi dan Pendapatan Petani
Dengan Kredit Usaha Tani Di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara”,
mengemukakan bahwa dengan adanya penambahan modal melalui KUT
menghasilkan elastisitas produksi parsial dari tenaga kerja sebesar 0.274 yang
berarti bahwa kenaikan tenaga kerja 100 %, ceteris paribus, akan meningkatkan
produksi sebesar 27,4%. Elastisitas produksi parsial dari pupuk adalah 0.312 yang
berarti bahwa kenaikan pupuk sebesar 100 %, ceteris paribus, akan meningkatkan
produksi sebesar 31,2 %. Elastisitas produksi parsial dari tanah sebesar 0.388
berati kenaikan luas penggunaan tanah sebesar 100 %, ceteris paribus, akan
meningkatkan produksi sebesar 38,8%. Bila semua variabel dalam model (tenaga
kerja, pupuk dan tanah) secara bersama-sama naik 100%, ceteris paribus, maka
produksi akan naik sebesar 97,74 %.

6

Pengaruh Kredit Terhadap Pendapatan Petani
Kredit merupakan salah satu sumber modal dalam usahatani, pada
umumnya kredit berperan dalam pengadaan faktor-faktor produksi, sehingga
dapat dikatakan kredit secara tidak langsung termasuk dalam kegiatan produksi.
Fitrianingsih (2008) menyatakan bahwa pemberian kredit terhadap sektor
pertanian berpengaruh positif terhadap pendapatan petani. Dikarenakan adanya
penambahan modal untuk membeli input-input produksi, sehingga produksi
usahataninya berjalan dengan baik. Usahatani padi berjalan dengan baik jika
petani dalam menjalankan usahanya menggunakan input-input produksi yang
memadai, seperti jika terjadi serangan hama di tanaman padi maka petani tersebut
dapat langsung mengatasi dengan menggunakan pestisida. Petani dapat
melakukan pencegahan karena mempunyai modal untuk membeli pestisida. Jika
petani tidak mempunyai modal untuk membeli pestisida, maka tanaman padi yang
ditanam akan rusak terserang hama dan akan langsung mempengaruhi
produktifitas yang kemudian akan berkorelasi dengan penurunan pendapatan
petani.
Dina et al. (2012) pada penelitian dampak pemberian kredit terhadap
produksi dan pendapatan usahatani jagung di kecamatan bandar sribhawono
kabupaten lampung timur mengemukakan bahwa hasil pendapatan per hektar
petani kredit sebesar Rp.4.528.948,20, sedangkan pendapatan petani non kredit
per hektar sebesar Rp. 3.846.228,18. Hal tersebut menunjukan kondisi kredit tidak
selalu memberikan korelasi yang positif terhadap pendapatan, sehingga setelah
menggunakan kredit pendapatan yang didapat mengalami penurunan. Kemudian
Sari (2011) pada penelitian “Pengaruh Kredit Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan Terhadap Produksi Dan Pendapatan Petani Belimbing Dewa Studi
Kasus Kelompok Tani Sari Jaya, Kota Depok”, mengemukakan bahwa kredit
tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Hal tersebut diakibatkan
oleh penggunaan kredit yang tidak maksimal oleh petani responden, dikarenakan
sebagian besar petani menggunakan kredit untuk keperluan rumah tangga, tidak
digunakan untuk kegiatan produksi. Kemudian Rita (2004) dalam skripsinya yang
berjudul “Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan
Usaha Kecil Dan Menengah”, juga mengemukan bahwa kredit tidak berpengaruh
nyata terhadap pedagang usaha kecil menengah di daerah Medan. Hal ini
diakarenakan oleh belum adanya pengelolaan yang baik untuk modal yang
didapatkan dari kredit sehingga proporsi penggunaan modal lebih banyak untuk
keperluan pribadi dibandingkan dengan untuk membeli input-input produksi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Mikro
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit, menurut
Rusdani (2008) faktor-faktor yang diduga mempengaruhi debitur untuk
mengembalikan tunggakan Kupedes ( kredit macet ) adalah usia, pendidikan,
tanggungan keluarga, jumlah pembinaan, jarak rumah debitur dengan BRI,
pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, dan omset
usaha. Tetapi biasanya semua faktor tersebut tidak semuanya berpengaruh
terhadap pengembalian kredit seperti yang dikemukakan Renggani (1999) yaitu

7

dari beberapa faktor yang ada hanya jarak rumah debitur dan omset usaha yang
berpengaruh nyata sebesar 99 % terhadap pengembalian kredit.
Berbeda pula pendapat yang dikemukakan Haloho (2010) tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pengembalian kredit yaitu variabel independen yang
signifikan pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian kredit adalah variabel usia,
tingkat pendidikan, dan jaminan kredit. Sedangkan variabel independen yang
tidak signifikan pengaruhnya bagi pengembalian kredit adalah jenis kelamin,
status nasabah, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet
usaha, total pendapatan usaha bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian
kredit, pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kredit perlu diketahui dikarenakan agar pihak bank dapat lebih
mengetahui debitur yang baik untuk diberikan kredit, sehingga mencegah
terjadinya kredit macet dan bank dapat memperoleh pendapatan dari bunga kredit
tersebut secara maksimal. Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa
komponen, pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi,
pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis
Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Kriteria
penilaian kredit yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang
benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C (Kasmir, 2004).
Penilaian kredit dengan metode analisis 5C, yaitu:
1. Character
Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit harus dapat
dipercaya yang tercermin dari latar belakang nasabah baik latar belakang yang
bersikap pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya.
Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar
kreditnya. Menurut Dendawijaya (2005) informasi mengenai calon debitur
dapat diperoleh dengan cara bekerjasama dengan kalangan perbankan maupun
kalangan bisnis lainnya. Informasi dari kalangan perbankan diperoleh melalui
surat menyurat atau koresponden antar bank yang dikenal dengan bank
informasi, termasuk permohonan resmi kepada Bank Indonesia (BI) untuk
memperoleh informasi tentang calon debitur, baik mengenai pribadinya
maupun perusahaan atau bisnis yang dimiliki.

8

2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya
mencari laba. Sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3. Capital
Penggunaan modal yang efektif dapat dilihat dari laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital adalah untuk
mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha
yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah,
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Kondisi ekonomi pada masa sekarang dan yang akan datang harus dinilai
sesuai dengan sektor masing-masing. Prospek usaha dari sektor yang
dijalankan oleh nasabah juga harus dinilai. Penilaian prospek bidang usaha
yang dibiayai hendaknya memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan
kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Peranan Kredit Dalam Kegiatan Usahatani
Salah satu cara untuk memperoleh modal adalah dengan kredit. Kredit
merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan
usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali
dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Melalui permodalan yang didapat melaui kredit diharapkan petani mampu
untuk membeli input-input yang akan digunakan dalam proses produksi. Pengaruh
adanya kredit (tambahan modal) yang digunakan untuk membeli input produksi
berarti mampu meningkatkan teknologi, peningkatan teknologi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usahatani yang akan berkorelasi
terhadap bertambahnya pendapatan petani (Adiwilaga, 1992). Modal (sarana
produksi).
Dalam kegiatan proses produksi pertanian kredit dapat digunakan sebagai
modal tetap maupun variabel. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang
dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesinmesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal
tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam
waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi
et al, 2011).

9

Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses
produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli
benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.
Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :
1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya
modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang
dipakai.
2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga
menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.
3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani
(Soekartawi et al, 2011).
Konsep Usahatani
Menurut Prawirokusumo dalam Soekartawi et al. (2011) usahatani
merupakan suatu kegiatan bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien
pada suatu usaha pertanian, peternakan, perikanan. Sedangkan menurut Hastuti
dan Rahim (2008), usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara
petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,
teknologi, pupuk, pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinyu untuk
menghasilkan produk yang tinggi sehingga pendapatan usahanya meningkat.
Kegiatan usahatani sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor produksi,
menurut Hastuti dan Rahim (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi produksi
pertanian dijelaskan sebagai berikut :
1. Lahan Pertanian
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi
komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang digarap
atau ditanami maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan
tersebut.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam
proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja harus mempunyai kualitas
berpikir yang maju seperti petani yang mampu mengadopsi inovasi-inovasi
baru, terutama dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas
bagus sehingga mempunyai nilai jual komoditas tinggi. Ukuran tenaga dapat
dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) atau hari kerja orang (HKO)
3. Modal
Dalam kegiatan proses tersebut modal dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variable cost). Modal
tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin, dan peralatan pertanian di mana biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses
produksi, sedangkan modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan
upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja.
4. Pupuk
Pupuk merupakan faktor yang sangat essensial bagi tanaman, terdapat dua
jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman diantaranya pupuk organik dan
anorganik.

10

5. Pestisida
Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi
hama dan penyakit yang menyerangnya. Pestisida merupakan racun yang
mengandung zat-zat aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman.
6. Bibit
Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas, bibit yang unggul
biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi
dibandingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing pasar.
7. Teknologi
Penggunaan teknologi dapat menciptakan rekayasa perlakuan terhadap
tanaman dan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.
8. Manajemen
Dalam usahatani modern, peranan manajemen menjadi sangat penting
dalam mengelola produksi komoditas pertanian, mulai dari perencanaan
(planning), pengendalian (controlling) dan evaluasi (evaluation).
Penerimaan Usahatani
Soekartawi et al. (2011), berpendapat bahwa penerimaan dinilai
berdasarkan perkalian antara total produksi dengan harga pasar yang berlaku,
mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan
dalam usahatani benih, digunkan untuk pembayaran, dan yang disimpan.
Sedangkan menurut Suratiyah (2008), penerimaan usahatani adalah seluruh
pendapatan yang diperoleh dari ushatani selama satu periode diperhitungkan dari
hasil penjualan atau penaksiran kembali (Rp). Pernyataan ini dapat ditulis sebagai
berikut :
TR = Y x Py
Dimana
: TR = Total Penerimaan
Y
= Produksi yang diperoleh dalam satu tahun
Py = Harga Y
Menurut Soekartawi et al. (2011), beberapa istilah yang sering digunakan
dalam melihat penerimaan usahatani adalah :
1. Penerimaan tunai usahatani yang didefinisikan sebagai nilai uang yang
diterima dari penjualan produk usahatani. Penerimaan tunai tidak mencakup
yang berupa benda, sehingga nilai produk usahatani yang dikonsumsi tidak
dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani, penerimaan tunai usahatani yang
tidak berasal dari penjualan produk usahatani seperti pinjaman tunai harus
ditambahkan
2. Penerimaan tunai luar usahatani, yang berarti penerimaan yang diperoleh dari
luar aktivitas usahatani seperti upah yang diperoleh dari luar usahatani
3. Penerimaan kotor usahatani yang didefinisikan sebagai penerimaan dalam
jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun atau satu musim, baik yang dijual
(tunai) maupun yang tidak dijual (seperti konsumsi keluarga, bibit, pakan,
ternak). Penerimaan kotor juga sama dengan pendapatan kotor atau nilai
produksi.

11

Biaya Usahatani
Kegiatan usahatani seringkali tidak terlepas dari adanya pengeluaran atau
biaya yang digunakan untuk kegiatan produksi yang besarnya biaya tersebut
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang digunakannya. Komponen
biaya tersebut dapat dipisahkan menjadi biaya tunai, biaya tidak tunai, sedangkan
penjumlahan dari komponen biaya tunai dan tidak tunai disebut biaya total.
Menurut Soekartawi et al. (2011), biaya tunai usahatani didefinisikan sebagai
jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani,
sedangkan biaya total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang
habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga
kerja keluarga petani. Adapun biaya total usahatani dapat dibedakan menjadi
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Menurut Suratiyah (2008), biaya tetap (fixed
cost) yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, sedangkan
biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh
besarnya produksi. Sedangkan menurut Soekartawi et al. (2011) biaya tetap
(fixed cost) ialah biaya usahatani yang besar kecilnya tidak bergantung dari besar
kecilnya output yang diperoleh dan biaya tidak tetap (variable cost) didefinisikan
biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
perolehan output
Pendapatan Usahatani
Soekartawi et al. (2011), menjelaskan bahwa terdapat beberapa definisi
yang digunakan untuk melihat analisis pendapatan usahatani diantaranya :
1. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai
produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
tidak dijual dengan jangka waktu pembukuan umumnya setahun.
2. Pendapatan tunai usahatani (farm net cash flow) yaitu selisih antara penerimaan
tunai dan pengeluaran tunai usahatani dan merupakan kemampuan suatu
usahatani untuk menghasilkan uang tunai
3. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) merupakan selisih anatara
pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total. Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari faktor-faktor produksi
kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang
diinvestasikan kedalam usahatani.
Suratiyah (2008), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor intern dan ekstern.
Faktor intern usahtani yang mempengaruhi pendapatan usahatani yaitu kesuburan
lahan, luas lahan garapan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan modal dalam
usahatani, penggunaan input teknologi, pola tanam, lokasi tanaman, fragmentasi
lahan, status penguasaan lahan, cara pemasaran output, efisiensi penggunaan input
dan tingkat pengetahuan maupun keterampilan petani dan tenaga kerja. Adapun
yang mempengaruhi faktor ekstern usahatani diantaranya sarana transportasi,
sistem tataniaga, penemuan teknologi baru, fasilitas irigasi, tingkat harga output
dan input, ketersediaan lembaga perkreditan, adat istiadat masyarakat dan
kebijakan pemerintah.

12

Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio)
Pendapatan merupakan tolak ukur dalam melakukan kegiatan usahatani,
selain mengukur tingkat pendapatan mutlak dapat pula tingkat keberhasilan
usahatani itu diukur berdasarkan tingkat efisiensi pendapatan yaitu penerimaan
untuk setiap biaya yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dan biaya atau
R/C rasio (revenue and cost ratio). Menurut Soekartawi et al. (2011) analisis R/C
Rasio merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah
suatu unit usaha dalam melakukan p r o s e s p r o d u k s i m e n g a l a m i
k e r u g i a n , i m p a s , u n t u n g . A n a l i s i s R / C R a s i o merupakan analisis
yang membagi antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Apabila
hasil yang diperoleh lebih besar dari satu maka usaha yang dijalankan mengalami
keuntungan, apabila nilai R/C Rasio yang diperoleh sama dengan satu maka
usaha tersebut impas atau tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian. Sedangkan apabila nilai R/C Rasio yang diperoleh kurang
dari satu maka usaha tersebut mengalami kerugian.
Analisis ini digunakan untuk mengukur keuntungan relatif yang diperoleh
dari suatu kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial, dimana R/C
dapat menunjukan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran
dalam satu satuan biaya.

Kerangka Pemikiran Operasional
Kerangka pemikiran yang digunakan yaitu untuk mengkaji dan melihat
pengaruh penggunaan kredit Kupedes terhadap pemakaian faktor-faktor produksi
dan pendapatan petani. Yaitu dengan cara kredit yang didapatkan digunakan
untuk penambahan modal kerja oleh petani untuk membeli input-input produksi
baik input tetap dan variabel. Penambahan input tersebut meliputi dengan
penambahan jenis dan jumlah pupuk, pestisida, pemberian nutrisi dan sebagainya.
Penambahan jumlah dan jenis input tersebut maka akan berpengaruh terhadap
bertambahnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani, tetapi dengan adanya
penambahan input tersebut diharapkan adanya penambahan output (hasil panen)
yang akan berkorelasi positif dengan penambahan penerimaan, sehingga akan
didapatkan jumlah keuntungan/pendapatan petani jika nilai penerimaan dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan.
Dari analisis ini diharapkan dapat terlihat bagaimana pengaruh faktor-faktor
produksi terhadap produksi padi, analisis dampak kredit tersebut terhadap
peningkatan produksi dianalisis dengan menggunakan uji beda pada hasil
produksi. Kemudian untuk analisis dampak dari pemberian kredit terhadap
pendapatan petani akan dianalisis dengan pendapatan usahatani, dari analisis ini
diharapkan dapat terlihat dampak dari pemberian kredit Kupedes apakah
pendapatan petani meningkat atau bahkan mengalami penurunan. Pendapatan
akan bernilai positif apabila penerimaan lebih besar dari biaya, dan bernilai
negatif apabila penerimaan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan, bagan
kerangka pemikiran dari penelitian ini yaitu:

13

Peningkatan Modal
Usaha Petani Padi
Penyaluran Kredit Kupedes

Harga
Input

Biaya
Produksi

Penggunaan Input :
- Input Variabel
- Pupuk TSP, ponska,
ZA,KCL
- Benih
- Tenaga Kerja
- Nutrisi
- Pestisida
- Plastik
-Input Tetap
- TKDK
- Penyusutan

Produksi Padi

Harga
Output
Penerimaan

Pendapatan/ Keuntungan

Gambar 4. Kerangka pemikiran penellitian pengaruh kredit Kupedes terhadap
produksi dan pendapatan usahatani padi di Kecamatan Kroya

Hipotesis Penelitian

1.
2.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Pemberian kredit meningkatkan produksi petani pengguna kredit tersebut
Kredit Kupedes yang diberikan kepada petani meningkatkan usahatani
petani padi.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh kredit Kupedes BRI terhadap produksi dan
pendapatan usahatani padi yang dilakukan di wilayah kerja bank BRI dengan
petani Kecamatan Kroya sebagai pengguna kredit tersebut. Pemilihan lokasi di
Kecamatan Kroya dilakukan dengan sengaja berdasarkan hasil produksi padi

14

terbesar di Indramayu dengan jumlah produksi sebesar 114.799,42 ton adalah
Kecamatan Kroya
Pertimbangan lainnya yaitu Indramayu merupakan daerah penghasil padi
terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan luasan lahan seluas 204.257 Ha.
Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan selama bulan Januari sampai
Juni 2013. Kegiatan penelitian ini meliputi penyusunan rencana penelitian,
pengumpulan literatur dan data, pengolahan data, dan penulisan skripsi.

Metode Penentuan Sampel
Pengambilan responden dilakukan dengan cara metode purposive yaitu
dengan cara sengaja mencari informasi kepada pihak Bank Rakyat Indonesia di
daerah Kecamatan Kroya. Pada bulan Januari 2013 di bank BRI Kecamatan
Kroya terdapat 62 debitur. Dari 62 debitur ini tidak semuanya bergerak pada
usahatani padi, dari data yang diperoleh hanya 31 debitur yang merupakan petani
padi. Pemilihan responden hanya pada bulan januari dikarenakan di bulan Januari
adalah periode masa tanam di Kecamatan Kroya dan jumlah 31 orang petani
merupakan para petani yang belum menerima kredit sebelumnya.
Dalam penelitian ini jumlah responden yang diambil adalah 31 petani padi.
Jumlah tersebut sudah dianggap dapat mempresentasikan keadaan petani padi di
Kecamatan Kroya, serta telah memenuhi persyaratan dari suatu metode penelitian
yaitu minimal sebanyak 30 orang sesuai dengan sebaran normalnya.

Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Sumber data primer yang utama dari dua jenis responden yaitu
responden dari penyedia dana dalam hal ini Bank BRI dan dari sisi pengguna dana
yaitu nasabah. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara
terstruktur (pengisian kuisioner) dengan petani yang menggunakan fasilitas kredit
dan dengan acuan kerangka daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
Sumber data sekunder yaitu berupa dokumen atau publikasi dari instasi baik di
Kecamatan Kroya, Badan Pusat Statistik, dan Dinas Pertanian Indramayu.

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data secara terarah dengan
metode wawancara. Penelitian secara terararah yaitu dengan menentukan topik
permasalahan dan tujuan penelitian sebelum turun ke lapangan. Metode
wawancara dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada responden yang
menggunakan kredit. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti buku, majalah, jurnal, artikel dan
literatur yang berhubungan dengan konsep-konsep perkeriditan.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan data pendukung dari
pihak yang berkompeten sebagai tambahan masukan untuk menggambarkan

15

proses kredit Kupedes yaitu pihak bank BRI. Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan:
a. Desk Study, yaitu mengumpulkan dari berbagai literatur dan data-data sekunder
yang terkait dengan penelitian ini, baik dari laporan-laporan, hasil penelitian,
artikel, surat kabar maupun hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Observasi, yaitu digunakan sebagai pelengkap untuk mengetahui kondisi dan
situasi lokasi.
c. Wawancara, yaitu dengan memperoleh informasi secara tertulis dari responden
yang sesuai dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara
peneliti dengan responden maupun pihak desa, dan BRI unit Kedokan Gabus
untuk mencari data yang belum terjawab dengan kuisioner yang masih
diragukan.
d. Focus Group Discussion, yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh
informasi secara mendalam oleh ketua kelompok tani yang ada ddi Kecamatan
Kroya.

Metode Analisis Data
Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam metode ilmiah.
karena dapat memberikan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian (Nazir, 1983). Analisis data adalah proses penyederhanaan data
kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data yang terkumpul di lapangan
akan dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu data yang bersifat kuantitatif dan
data yang bersifat kulitatif yang selanjutnya akan disajikan dalam bentuk uraian
dan Tabel.
Data kuantitatif diolah dalam bentuk presentase dan dianalisa secara
deskriptif. Data kualitatif pendapat responden terhadap penyaluran kredit Kupedes
diinterpretasikan dengan perhitungan berupa penilaian keefektivan dan diuraikan
secara deskriptif. Penilaian dilakukan dengan mengikuti kategori pendapat yang
diajukan sebagai tanggapan responden terhadap variabel efektivitas tertentu, yang
sengaja dibuat dengan melihat tingkat pemahaman responden terhadap pertanyaan
yang relatif tidak terlalu sulit. Untuk perhitungan pendapatan petani dari usahatani
digunakan analisis pendapatan usaha tani. Data yang berhasil dikumpulkan akan
diolah dengan menggunakan alat bantu kalkulator dan komputer dengan program
Minitab 14 for windows dan Microsoft Excel 2007 for windows.

Uji-t Berpasangan
Analisis Paired t-Test digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan
pendapatan petani padi setelah menggunakan kredit Kupedes. Pertimbangan yang
dilakukan yaitu:
H0
H1

: x2 - x 1 = 0
: x2 - x 1 ≠ 0

16

Dimana:
H0
: Rata-rata kondisi sebelum dan sesudah mengikuti kredit Kupedes
adalah identik (tidak berpengaruh nyata)
H1
: Rata-rata kondisi sebelum dan sesudah mengikuti kredit Kupedes
adalah tidak identik (berpengaruh nyata)
Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Pvalue dengan nilai α, yaitu jika probabilitas atau P-value > α, maka H0 diterima
tetapi jika P-value < α, maka H0 ditolak. Besarnya selang kepercayaan (α) yang
akan menjadi batas penerimaan maupun penolakan H0 adalah 0,05.

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah
Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan
atas biaya total. Perhitungan pendapatan atas biaya total adalah sebagai berikut :
Pd
Pd

= TR - TC
= (PxQ) – (Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan)

Pd
TR
TC
P
Q

= Pendapatan total usahatani padi sawah
= Penerimaan total
= Biaya total
= Harga Jual (Rp)
= Total Produksi (Kg)

dimana :

Perhitungan pendapatan tunai dapat dituliskan sebagai berikut :
Pd tunai

= TR – Biaya tunai

dimana :
TR

= Penerimaan total

Perhitungan total penerimaan didapat dari perk