PERSEPSI PETANI TERHADAP PELAYANAN PENYALURAN KREDIT DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO.
PERSEPSI PETANI TERHADAP PELAYANAN PENYALURAN KREDIT
DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI KECAMATAN
GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Diajukan Oleh :
FEBRY RAHMAWATI
NPM : 0924010011
Kepada
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR
SURAB AYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PERSEPSI PETANI TERHADAP PELAYANAN PENYALURAN KREDIT
DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI KECAMATAN GONDANG
KABUPATEN MOJOKERTO
Disusun oleh :
FEBRY RAHMAWATI
NPM: 0924010011
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal
Juni 2013
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama :
Tim Dosen Penguji :
1. Ketua
Dr. Ir. SUDIYARTO, MMA
Dr. Ir. A. RACHMAN WALIULU, SU
2. Pembimbing Pendamping :
2. Sekretaris
Ir. NURIAH YULIATI, MP
Ir. EKO PRIYANTO, MP
3.Anggota
Dr. Ir. SUDIYARTO, MMA
Mengetahui :
Dekan
Fakultas Pertanian
Dr. Ir. RAMDAN HIDAYAT, MS
NIP. 19620205 198703 1005
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ketua Program Studi
Agribisnis
Dr. Ir. EKO NURHADI, MS
NIP. 19570214 198703 1001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap kredit
usahatani padi pada Bank BRI dan mengetahui solusi alternatif yang seharusnya
dilakukan oleh petani dan bank dalam penyaluran kredit usahatani padi di Desa
Centong Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Analisis yang digunakan
yaitu analisis deskripstif untuk menjawab tujuan pertama dan kedua. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap penyaluran kredit
berdasarkan dimensi kualitas jasa ini sebesar 81,02% setuju dan 18,68% tidak
setuju. Artinya, mayoritas petani menilai bahwa pelayanan yang diberikan Bank
BRI kepada petani ini memuaskan. Tetapi, adanya persepsi yang kurang
memuaskan dapat dilihat dari persentase yang lebih dari 20% tidak setuju yang
berarti kurang memuaskan yaitu dimensi reliabilitas (25,65%), komunikasi
(25,65%), perhatian pada petani (23,08%), dan akses (20,52%). Solusi-solusi
alternatif yang dilakukan oleh petani dan bank dalam penyaluran kredit usahatani
padi berdasarkan dimensi kualitas jasa adalah pegawai bank dan petani memiliki
manajemen yang baik, pegawai bank memberikan proses pelayanan yang cepat
(tidak lebih dari satu minggu dari pengajuan kredit) dalam menjalankan aktivitas
yang efektif (tepat waktu) dan efisien (dengan manajemen waktu yang baik),
pegawai bank seharusnya menggunakan bahasa yang umum yang mudah
dipahamai dan dimengerti oleh petani, petani mengikuti pertemuan/kegiatan
penyuluhan dari Bank BRI, serta kegiatan penyuluhan sebaiknya tidak hanya
diwakili oleh pengurus gapoktan saja.
Kata kunci : Persepsi, Pelayanan Penyaluran Kredit, Dimensi Kualitas Jasa,
Kredit Usahatani Padi
ABSTRACT
This study aims to analyze the perception of farmers on rice production credit
with Bank BRI and find alternative solutions should be carried out by farmers and
lending banks in rice farming village in Mojokerto regency Gondang Centong
District. The analysis used the deskripstif analysis to answer the first and second
goals. The results showed that the perception of farmers on loans based on the
service quality dimensions of 81.02% agree and 18.68% disagree. That is, the
majority of farmers considered that the service provided to farmers BRI is
satisfactory. However, the perception of a less than satisfactory can be seen from
the percentage more than 20% do not agree that means less satisfying is the
dimensions of reliability (25.65%), communication (25.65%), attention to the
farmers (23.08%), and access (20.52%). Alternative solutions by farmers and
lending banks in rice farming based on dimensions of service quality is a bank
employee and farmer has good management, bank employees give prompt
service process (no more than one week of submission of credit) in carrying out
activities effective (on time) and efficient (with good time management), bank
employees should use a common language that is easy dipahamai and
understood by farmers, farmers attending the meeting / extension activities of
Bank BRI, as well as outreach activities should not only be represented by the
board gapoktan only.
Keywords: Perception, Lending Services, Dimensions of Quality Services, rice
Farm Credit
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
FEBRY RAHMAWATI (0924010011), PERSEPSI PETANI TERHADAP
PELAYANAN PENYALURAN KREDIT DALAM USAHATANI PADI PADA BANK
BRI DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO. DOSEN
PEMBIMBING UTAMA : Dr. Ir. SUDIYARTO, MMA, DOSEN PEMBIMBING
PENDAMPING : Ir. NURIAH YULIATI, MP
RINGKASAN
Indonesia adalah negara berlatar belakang agraris atau merupakan negara
pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk
nasional yang berasal dari pertanian. Sektor pertanian memiliki dimensi yang
sangat luas. Berdasarkan dimensi pelaku usaha, sektor pertanian dibagi ke
dalam usaha pertanian yang dijalankan oleh petani kecil atau pertanian rakyat
dan usaha pertanian yang dijalankan perusahaan besar maupun menengah.
Sebagian besar petani yang bergerak di sektor pertanian rakyat adalah para
petani kecil dengan penguasaan lahan yang sempit. Dalam usahatani padi petani
mendapatkan modal dengan adanya kredit usahatani. Untuk petani yang
menggunakan yang kredit usahatani ini, petani perlu mengajukan kepada Bank
BRI dengan syarat-syarat yang telah ditentukan Dalam penyaluran kredit
usahatani padi ini timbul persepsi-persepsi petani yang berbeda-beda. Jasa
penyaluran kredit usahatani dimulai dari kebubutuhan petani dalam
membutuhkan modal untuk usahatani dan berakhir dengan kepuasan petani
serta persepsi yang positif terhadap kualitas jasa penyaluran kredit yang
diberikan oleh pihak lembaga keuangan kepada petani. Sebagai pihak yang
menggunakan jasa tersebut, nasabah menilai tingkat kualitas jasa.
Persepsi petani terhadap penyaluran kredit pada Bank BRI mayoritas
petani menilai positif yang artinya memuaskan. Namun, beberapa persepsi
petani yang menilai negatif yang artinya tidak memuaskan. Persepsi petani
terhadap penyaluran kredit berdasarkan dimensi kualitas jasa ini sebesar 81,02%
setuju dan 18,68% tidak setuju. Artinya, mayoritas petani menilai bahwa
pelayanan yang diberikan Bank BRI kepada petani ini memuaskan. Tetapi,
adanya persepsi tidak baik dapat dilihat dari persentase terbesar penilaian petani
yang tidak setuju yang berarti kurang memuaskan yaitu dimensi reliabilitas
(25,65%), komunikasi (25,65%), perhatian pada petani (23,08%), dan akses
(20,52%) yang memiliki persentase sedikit dari indikator-indikator berdasarkan
dimensi kualitas jasa pelayanan bank terhadap penyaluran kredit kepada petani.
Solusi-solusi alternatif yang dilakukan oleh petani dan bank dalam
penyaluran kredit usahatani padi berdasarkan dimensi kualitas jasa adalah
pegawai bank dan petani memiliki manajemen yang baik, pegawai bank
memberikan proses pelayanan yang cepat (tidak lebih dari satu minggu dari
pengajuan kredit) dalam menjalankan aktivitas yang efektif (tepat waktu) dan
efisien (dengan manajemen waktu yang baik), pegawai bank seharusnya
menggunakan bahasa yang umum yang mudah dipahamai dan dimengerti oleh
petani, petani mengikuti pertemuan/kegiatan penyuluhan dari Bank BRI, kegiatan
penyuluhan sebaiknya tidak hanya diwakili oleh pengurus gapoktan saja,
pegawai bank hendaknya mempertimbangkan karakteristik petani sebagai salah
satu pengguna kredit, pegawai bank membantunya dalam memutusakan tujuan
mana yang paling penting bagi petani dalam mengambil kredit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
Penelitian yang berjudul “PERSEPSI PETANI TERHADAP PELAYANAN
PENYALURAN KREDIT DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI
KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO”.
Proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan
do’a dari berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis
ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Sudiyarto, MMA
selaku dosen pembimbing utama dan ibu Ir. Nuriah Yuliati, MP selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan segala perhatian dan
kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan serta rela meluangkan
waktu untuk penulis hingga dapat terselesaikannya skripsi penelitian ini dan tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MM selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU dan Ir. Eko Priyanto, MP selaku Tim Dosen
Penguji Skripsi.
5. Seluruh Dosen dan Para Staff Fakultas Pertanian khususnya Dosen Program
Studi Agribisnis atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Teman-teman seperjuangan dan senasib khususnya seluruh angkatan 2009
(Himatus, Oktiani, Alifia, Nova, Retno, dan Arnisa) yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Ayah Raharjo dan Bunda Kartiningsih selaku kedua orang tua serta kakak ku
Agus Cahyo Utomo, SE dan Maya Nurfitasari, SE, terima kasih atas kasih
sayang, perhatian, didikan, do’a, dukungan serta seluruh kebaikan yang tak
dapat ternilai dan tergantikan oleh penulis.
8. Alfiansyah Sutomo, orang terdekatku yang selalu sabar dalam memberi
semangat, dukungan, perhatian, do’a, dan telah banyak membantu penulis
dalam proses penulisan skripsi selama ini.
9. Bapak Mukhtar Rasyid selaku KA. Unit, terima kasih telah membantu dalam
proses penulisan skripsi selama ini.
10. Serta para responden yang menjadi target pengisisan kuisioner dalam
penelitian ini. Dan semua pihak yang memberikan dorongan baik moral dan
materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
masih terbatas dan sedikit sehingga laporan skripsi penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan penelitian ini memberikan
manfaat bagi
Surabaya,
Juni 2013
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
viii
I. PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
6
A. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................
6
B. Teori Persepsi ..............................................................................
8
1. Pengertian Persepsi .................................................................
8
2. Persepsi Petani.........................................................................
9
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .............................
10
4. Proses Persepsi........................................................................
14
C. Modal Usahatani...........................................................................
15
1. Pengertian Modal......................................................................
15
2. Guna Modal Dalam Usahatani ..................................................
16
3. Macam-Macam Modal Usahatani..............................................
17
D. Pengertian Perkreditan .................................................................
19
1. Unsur-Unsur Kredit ...................................................................
20
2. Tujuan dan Fungsi Kredit ..........................................................
21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Jenis Kredit ...............................................................................
23
III. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN .............................................
25
A. Kerangka Pemikiran .....................................................................
25
B. Hipotesis.......................................................................................
28
IV. METODE PENELITIAN .....................................................................
29
A. Penentuan Lokasi Penelitian ........................................................
29
B. Penentuan Responden .................................................................
30
C. Pengumpulan Data .......................................................................
31
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................
32
E. Teknis Analisis Data .....................................................................
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
36
A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................
36
B. Analisis Persepsi Petani ...............................................................
39
1. Lembaga Keuangan .................................................................
39
2. Kredit yang Diberikan Bank BRI................................................
41
3. Mekanisme dalam Pengajuan Kredit.........................................
46
4. Kendala Petani dalam Memperoleh Kredit dari Bank BRI .........
47
C. Persepsi Petani Berdasarkan Dimensi Kualitas Jasa....................
50
1. Tangibles (Fasilitas Fisik) .........................................................
50
2. Reliabillity (Reliabilitas) .............................................................
52
3. Responsiveness (Responsivitas) ..............................................
55
4. Competence (Kompetensi) .......................................................
59
5. Courtesy (Tata Krama) .............................................................
60
6. Credibility (Kredibilitas) .............................................................
62
7. Security (Keamanan) ................................................................
64
8. Access (Akses) .........................................................................
66
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9. Communication (Komunikasi) ..................................................
67
10.Understanding The Customer (Perhatian Pada Pelanggan).....
70
D. Solusi Alternatif Yang Seharusnya Dilakukan oleh
Petani dan Bank dalam Penyaluran Kredit....................................
72
VI. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
79
A. Simpulan ......................................................................................
79
B. Saran ............................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
81
LAMPIRAN .............................................................................................
83
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
Judul
1.
Sepuluh Dimensi Kualitas Jasa......................................................
11
2.
Jumlah Kelompok Tani dan Anggota di Kecamatan Gondang .......
29
3.
Luas Wilayah dan Ketinggian Kecamatan Gondang
Menurut Desa ................................................................................
36
Luas Tanah Pertanian dan Jumlah Kelompok Tani
Kecamatan Gondang Menurut Desa ..............................................
37
Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Padi
di Kecamatan Gondang Menurut Desa ..........................................
38
6.
Jumlah Penyaluran Kredit Usahatani Padi (2003-2012) .................
45
7.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Tangibles ..................................
50
8.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Reliability...................................
53
9.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Responsiveness ........................
56
10.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Competence ..............................
59
11.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Courtesy....................................
61
12.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Credibility ..................................
62
13.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Security .....................................
65
14.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Access ......................................
67
15.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Communication .........................
68
16.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Understanding
The Customer ................................................................................
70
Hasil Kuesioner Persepsi Petani Berdasarkan
Dimensi Kualitas Jasa ....................................................................
73
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dimensi Kualitas Jasa............
74
4.
5.
17.
18.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
Judul
1.
Kerangka Pemikiran ......................................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
Judul
1.
Kuisioner ........................................................................................
83
2.
Perhitungan Penentuan Responden ..............................................
85
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara berlatar belakang agraris atau merupakan negara
pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk
nasional yang berasal dari pertanian (Anonim, 2011).
Pesatnya pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah di
segala bidang tidak terlepas dari peran serta masyarakat khususnya di sektor
perekonomian, sebab keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan pedesaan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yaitu
upaya masyarakat untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik material
maupun spiritual yang mencakup seluruh masyarakat. Salah satu sektor ekonomi
yang tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi adalah sektor pertanian, karena
dalam kondisi krisis seperti dewasa ini, sektor ini masih memberikan
pertumbuhan yang positif.
Sektor pertanian memiliki dimensi yang sangat luas. Berdasarkan dimensi
pelaku usaha, sektor pertanian dibagi ke dalam usaha pertanian yang dijalankan
oleh petani kecil atau pertanian rakyat dan usaha pertanian yang dijalankan
perusahaan besar maupun menengah. Sebagian besar petani yang bergerak di
sektor pertanian rakyat adalah para petani kecil dengan penguasaan lahan yang
sempit. Walaupun Indonesia merupakan negara agraris, namun sebagian besar
petaninya termasuk petani kecil. Petani yang termasuk dalam golongan ini
biasanya hanya memiliki lahan pertanian yang terbatas dan modal yang tidak
cukup cukup besar sehingga hasil pertanian yang diperoleh dari usahataninya
tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat tani yang merupakan sebagian besar penduduk
Indonesia
dan tinggal di pedesaan. Peningkatan taraf hidup petani dan
masyarakat pedesaan dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas usaha
tani. Oleh karenanya perekonomian Indonesia perlu mengembangkan upayaupaya khusus
yang antara lain dengan menyediakan kredit dan fasilitas
pelayanan yang memadai.
Seperti halnya perekonomian daerah-daerah lain di Indonesia. Sektor
pertanian di Kabupaten Mojokerto juga merupakan sektor yang cukup dominan.
Demikian juga di wilayah Kecamatan Gondang yang penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Pertanian daerah Gondang dengan potensi
kewilayannya mempunyai prospek yang cukup besar untuk dikembangkan.
Usahatani di Jawa terutama, telah dicirikan dengan lahan sempit, sehingga
pendapatan yang diperoleh dari usahatani sangat kecil, petani dikawasan
agropolitan di Jatim (Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Lumajang, Batu dan
Pacet-Mojokerto), umumnya juga dicirikan pemilikan lahan sawah, tegal atau
pekarangan yang sempit. Untuk menambah penghasilan keluarga, umumnya
petani merangkap bekerja di sektor jasa dan industri. Sebagai konsekuensinya,
setelah musim tanam selesai atau waktu tertentu, petani harus meninggalkan
usahataninya untuk bekerja di luar usahatani.
Dalam mengembangkan usahatani ke arah yang lebih efisien sangat erat
kaitannya
dengan
mengoptimalkan
modal
karena
usahataninya
mulai
petani
dari
membutuhkan
pembelian
modal
benih
yang
untuk
baik,
penggunaan pupuk yang sesuai, penggunaan TK yang sesuai, perawatan,
pengendalian hama dan penyakit dan lain-lain. Usahatani memiliki ciri khas
tersendiri dalam penggunaan modal. Yakni penggunaan modal dilakukan dari
awal usaha tani, tiap minggu bahkan bisa lebih sering lagi dan baru akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mendapatkan keuntungan beberapa bulan kemudian yaitu saat panen.
(Mulyaningsih, 2011)
Didalam buku Manajemen Perbankan (Ismail, 2011) menjelaskan bahwa
bank juga disebut sebagai lembaga perantara keuangan atau Financial
Intermeditary. Sebagai lembaga perantara keuangan, artinya bank menjembatani
kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang
memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana.
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit. Fungsi lainnya adalah penyaluran dana
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk penempatan dana
lainnya. Sebagian besar penyaluran dana kepada pihak ketiga ialah dalam
bentuk kredit.
Kebijakan Pemerintah di bidang perkreditan selama ini masih bersifat
umum. Padahal dalam hal tertentu kredit pertanian sebenarnya memerlukan
kebijakan yang bersifat spesifik. Selama ini tingkat bunganya masih relatif tinggi
untuk pengembangan agribisnis yang kompetitif. Prospek kelompok tani masa
depan dalam mendukung pembangunan hendaknya petani menjadi subjek dan
bukan lagi objek. Selama ini petani mampu menentukan nasibnya sendiri. Petani
sampai saat ini mempunyai rasa percaya diri sehingga mampu mengurangi
masalah yang selama ini dihadapi. Pada masa-masa mendatang akan lebih baik
apabila Pemerintah memberikan dukungan kepercayaan dan fasilitas yang tepat
dengan kebutuhan petani (Anonim, 2010).
Peranan industri perbankan dalam kehidupan manusia modern adalah
sangat penting, bank merupakan mitra dalam memenuhi kebutuhan yang terkait
dengan keuangan, seperti misalnya tempat menyimpang uang, pengiriman uang,
pembayaran atau melakukan penagihan maupun investasi. Bank bagi suatu
negara dikatakan darahnya perekonomian, mengingat peranannya yang sangat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menentukan dalam pembangunan ekonomi, maka kemajuan industri perbankan
dapat juga dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kemajuan pembangunan
suatu negara sudah tentu memerlukan dukungan industri perbankan yang
semakin besar dan semakin banyak.
Persepsi petani terhadap kredit dan keberadaan kredit sebagai alternatif
pembiayaan usaha tani perlu mendapat penelitian yang lebih mendalam. Hal ini
dikarenakan persepsi petani terhadap kredit dapat mempengaruhi keputusan
petani untuk memanfaatkan paket kredit yang ada. Selain itu persepsi petani
terhadap kredit juga dapat membentuk sikap dan kebutuhan petani untuk lebih
rasional mengambil kredit dalam berusaha tani padi.
B. Perumusan Masalah
Persepsi petani padi terhadap Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat
mendorong atau menghambat petani dalam pemecahan persoalan pembiayaan
usaha tani. Persepsi tersebut juga akan mempengaruhi hasil maksimal yang
dapat diperoleh petani melalui usaha taninya tersebut. Cara pandang seperti itu
pada akhirnya akan menentukan nilai kesejahteraan petani dan keberhasilan
pembangunan pertanian. Berdasarkan pada hal tersebut, maka perumusan
masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi petani terhadap kredit usahatani padi pada Bank BRI?
2. Bagaimana solusi alternatif yang seharusnya dilakukan oleh petani dan bank
dalam penyaluran kredit usahatani padi di Desa Centong Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis persepsi petani terhadap kredit usahatani padi pada
Bank BRI.
2. Untuk mengetahui solusi alternatif yang seharusnya dilakukan oleh petani
dan bank dalam penyaluran kredit usahatani padi di Desa Centong
Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”Jatim.
2. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan pertanian
secara umum dan pengelolaan usaha tani padi pada khususnya.
3. Bagi petani, sebagai pertimbangan dan bahan informasi pengetahuan
terhadap kredit yang diberikan Bank BRI.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi kajian dalam bidang penelitian
serupa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang persepsi petani terhadap kredit usahatani padi selama ini
sering dibahas oleh para pakar ekonomi yang dimuat dalam literatur majalah dan
surat kabar dimana para pakar ekonomi berpendapat bahwa kredit merupakan
aktualitas yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini
adalah hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan tema penelitian antara lain :
Penelitian Ajen Mukarom (2009) dengan judul “Analisis Persepsi Petani
Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor)”. Disimpulkan bahwa persepsi petani responden terhadap
LKS (Lembaga Keuangan Syariah) cukup beragam. Persepsi terhadap sistem
bunga
ditanyakan
pada
seluruh
responden
penelitian.
Karena
dapat
mempengaruhi motivasi responden memilih LKS. Umumnya dengan sistem
bunga pinjaman, responden merasa diberatkan. Beberapa persepsi yang
ditanyakan kepada responden yang pernah mendengar informasi tentang LKS:
Sebagian besar mengetahui LKS sebagai lembaga keuangan yang berdasarkan
syariah, menurut kesan terhadap LKS umumnya mengatakan LKS kurang
dikenal masyarakat, terdapat kelebihan pada LKS, dan mayoritas menyebutkan
kelebihan pada LKS bebas dari riba. Selain itu, sebagian besar responden juga
memiliki persepsi bahwa pada LKS terdapat kelemahan yaitu kurang informasi
dan sosialisasi. Dengan demikian sebagian besar responden memiliki persepsi
bahwa sosialisasi yang dilakukan LKS kurang baik. Persepsi responden menurut
prospek LKS, mayoritas menilai kurang baik. Persepsi agar LKS menjadi pilihan
petani ditanyakan kepada seluruh responden penelitian yaitu LKS dalam
menyalurkan pembiayaan tidak menerapkan prosedur pembiayaan yang sulit dan
berharap agar LKS lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat pertanian.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jurnal Penelitian Syaikul Ali Subekti (2011) dengan judul “Persepsi
Masyarakat Terhadap Fungsi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Dan
Dampak LKM-A Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah Anggota (Studi
Kasus: LKM-A Prima Mandiri Jorong Pulau Mainan Nagari Pulau Mainan
Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya)”. Berdasarkan penelitian
diperoleh bahwa LKM-A Prima Mandiri adalah lembaga keuangan mikro
berbadan hukum koperasi yang kegiatannya mengelola keuangan dalam bentuk
simpan pinjam, dengan modal swadaya dari masyarakat. Persepsi masyarakat
terhadap fungsi yang dijalankan LKM-A Prima Mandiri dalam hal: (1)
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan, memperoleh
tanggapan “baik” Artinya keberadaan LKM-A Prima Mandiri mendatangkan
keuntungan bagi masyarakat karena dari keseluruhan aspek tanggapan terhadap
fungsi penghimpun dana dinilai baik, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat; (2) Menyalurkan dana kepada anggota dalam bentuk
kredit, memperoleh tanggapan “baik”. Hal ini menunjukkan persepsi masyarakat
yang baik, dari keseluruhan aspek tanggapan terhadap fungsi penyaluran dana
kepada
anggota.
Berdasarkan
hasil
pendapatan
yang
diterima
petani
membuktikan adanya perbedaan pendapatan petani anggota sebelum dan
setelah memperoleh kredit, artinya bahwa kredit yang diberikan oleh LKM-A
Prima Mandiri berdampak positif
yaitu mampu membantu memberikan
sumbangan 0,7% terhadap kenaikan pendapatan yang diterima oleh petani padi
sawah, meskipun dalam jumlah yang sedikit yaitu sebesar Rp. 43.570,59,-.
Penelitian Muanis Nur Aeni (2006) dengan judul “Analisis Persepsi dan
Sikap Petani Dalam Penerapan Usahatani Organik di Jakarta Timur”. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa upaya atau strategi yang perlu dilakukan oleh
Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta beserta lingkup instansi
terkait
yaitu
dengan
meningkatkan
frekuensi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pertemuan
petugas
pertanian/penyuluh
pertanian
dengan
penyuluh
pertanian,
meningkatkan
pengetahuan dan wawasan petani dengan kegiatan pelatihan yang lebih intensif
tentang pertanian organik, meningkatkan intensitas pembinaan dan memperkuat
kelembagaan kelompok pengembang pertanian organik yang telah dibentuk,
memberikan kemudahan dalam penyediaan sarana produksi pertanian organik di
tingkat petani, memberikan fasilitas kerjasama terpadu antara petani, masyarakat
agribisnis dan lembaga - lembaga yang bergerak di bidang pertanian organik.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang
yaitu terletak pada faktor-faktor pembentuk persepsi petani terhadap kredit
usahatani padi dan lembaga keuangan yang bersangkutan.
B. Teori Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Definisi tentang persepsi dapat dilihat dari definisi secara etimologis
maupun definisi yang diberikan oleh beberapa orang ahli. Secara etimologis,
persepsi berasal berasal dari kata perception(Inggris) berasal dari bahasa
latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau mengambil (Sobur,
2003).
Menurut
kamus
lengkap
psikologi,
persepsi adalah:
(1) Proses
mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera,
(2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok
penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di
masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari
kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsangperangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan
yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003:445) persepsi dalam arti sempit
adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan
dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Menurut Moskowitz dan Ogel (dalam Walgito, 2003:54) persepsi
merupakan proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang
diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi
itu
merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang
berupa stimulus, yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk
diseleksi,
diorganisasikan
sehingga
menimbulkan
penafsiran
atau
penginterpretasian yang berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman
sebelumnya. Persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia luar individu
(lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan
sistem sensorik alat indera sebagai penghubung, dan dinterpretasikan oleh
system syaraf di otak.
2. Persepsi Petani
Rangkuti (2003), mendefinisikan persepsi individu sebagai proses dimana
individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang diterima
melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Meskipun demikian, makna dari
proses suatu persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
individu yang bersangkutan. Proses persepsi terhadap suatu jasa tidak
mengharuskan petani tersebut mengunakan jasa tersebut terlebih dahulu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persepsi merupakan cara seseorang melihat realitas di luar dirinya atau di dunia
sekelilingnya.
Petani berpikir untuk
meningkatkan
penghasilan
pertaniannya dan
pendapatan keluarganya. Mengingat orientasi kebijakan pembangunan yang
diarahkan kepada petani-petani kecil, keberadaan fungsi kredit pertanian menjadi
semakin penting. Terbatasnya uang tunai yang dimiliki lebih-lebih fasilitas
perkreditan yang ada, akan menentukan berhasil tidaknya pembangunan
pertanian. Pentingnya peranan kredit disebabkan oleh kenyataan bahwa secara
relatif modal merupakan faktor produksi non alami dan keberadaannya relatif
terbatas. Oleh karenanya Bank BRI mempunyai peranan penting membantu
petani dalam penyediaan modal bagi pengelolaan usahatani.
Persepsi
terbentuk
sebagai
tanggapan
terhadap
pesan
melalui
penginderaan. Hasil persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman,
kebiasaan dan kebutuhan. Persepsi petani dalam usahatani terhadap kredit BRI
dapat berbeda antar seorang petani dengan seorang lainnya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut (Walgito, 2003) Perkembangan individu termasuk di dalamnya
persepsi terhadap sesuatu ditentukan oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor
eksternal yang mempengaruhi perubahan-perubahan dalam diri petani meliputi
lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi. Adapun lingkungan sosial yang
mempengaruhi adalah kebudayaan, opini, publik, pengambilan keputusan dalam
keluarga, kekuatan lembaga sosial, kekuatan ekonomi. Sedangkan kekuatankekuatan ekonomi yang berkembang di masyarakat meliputi: tersedianya
dana/kredit usahatani, sarana produksi dan peralatan usahatani dalam bentuk,
jumlah, mutu, waktu yang tepat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jasa penyaluran kredit usahatani dimulai dari kebubutuhan petani dalam
membutuhkan modal untuk usahatani dan berakhir dengan kepuasan petani
serta persepsi yang positif terhadap kualitas jasa penyaluran kredit yang
diberikan oleh pihak lembaga keuangan kepada petani. Sebagai pihak yang
menggunakan jasa tersebut, nasabah menilai tingkat kualitas jasa lembaga
keuangan.
Dibawah ini terdapat dimensi kualitas jasa menurut Zeithami, Parasuraman,
and Berry dalam Muhtosim Arief (2006) sebagai berikut :
Tabel 1. Sepuluh Dimensi Kualitas Jasa
No.
Dimensi
1
Tangibles
2
Reliabillity
3
Responsiveness
4
Competence
5
Courtesy
6
Credibility
7
Security
8
9
Access
Communication
10
Understanding
Cutomer
Definisinya
Penampilan
dari
fisik,
peralatan,
personalia,dan sarana komunikasi
Kemampuan untuk memberikan jasa yang
dijanjikan dengan akurat dan terpercaya
Kesediaan untuk membantu nasabah dan
memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap
Menguasai pengetahuan dan kemampuan
sesuai dengan yang diisyaratkan dalam
memberikan pelayanan
Kesopanan, rasa hormat, bijaksana, dan
bersahabat
sebagai
orang
yang
dihubungi/dikontak
Layak dipercaya dan kejujuran dari pemberi
layanan
Bebas dari segala bahaya, resiko, ataupun
kekecewaan
Mudah didekati dan ditemui/dihubungi
Memberi informasi pada nasabah dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan didengar
The Berusaha untuk mengetahui nasabah dan
kebutuhannya
Sepuluh kriteria dimensi (variable) yang dapat digunakan untuk menilai
kualitas pelayanan, yaitu :
a. Fasilitas fisik (tangible), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa bisa berupa
fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, meliputi hal-hal berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1) Kenyamanan ruangan
2) Ketersediaan fasilitas penunjang
3) Ketersediaan tempat parker
4) Penampilan pegawai
5) Kebersihan tilet
b. Reliabilitas
konsistensi
(reliability)/keterladanan
kerja
(performance)
mencakup
dan
dua
hal
kemampuan
pokok,
untuk
yaitu
dipercaya
(dependability). Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat
sejak awal (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan
yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya
sesuai dengan jadwal yang disepakati, meliputi :
1) Ketepatan dalam memenuhi janji yang diberikan
2) Keandalan proses pelayanan
c. Responsivitas (responsiveness)/ketanggapan yaitu kemauan atau kesiapan
para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan, meliputi
hal-hal berikut :
1) Ketanggapan petugas dalam menangani masalah
2) Ketersediaan petugas menjawab pertanyaan konsumen
3) Ketersediaan petugas keamanan (satpam) membantu konsumen
d. Kompetensi (competence)/kemampuan artinya setiap orang dalam suatu
perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar
dapat memberikan jasa tertentu, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Pengetahuan pegawai tentang produk/jasa yang ditawarkan
2) Keterampilan petugas dalam melayani konsumen
3) Kecepatan pelayanan
4) Keragaman produk/jasa yang disediakan/ditawarkan perusahaan
5) Keakuratan data/informasi yang diberikan kepada konsumen
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
e. Tata karma (courtesy)/kesopanan meliputi sikap sopan santun, respek,
perhatian dan keramahan yang dimiliki para contact personnel (seperti
resepsionis, operator telepon, dan lain-lain) yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Keramahan dan sopan santun pegawai dalam melayani konsumen
2) Keramahan petugas satpam dalam menjaga keamanan perusahaan
f.
Kredibilitas (credibility) yaitu sifta jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas
mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi,
contact personel, dan interaksi dengan pelanggan meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Kinerja manajemen perusahaan
2) Reputasi manajemen perusahaan
g. Keamanan (security) yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.
Aspek ini meliputi hal-hal berikut :
1) Keamanan fasilitas fisik perusahaan
2) Keamanan dari gangguan tindak kejahatan
h. Akses (access), yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti
lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu
lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi, dan lain-lain
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Mudahnya akses ke perusahaan
2) Kemudahan menemui petugas/pejabat perusahaan yang diperlukan
i.
Komunikasi
(communication)
artinya
memberikan
informasi
kepada
pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan yang meliputi hal-hal berikut :
1) Kejelasan tentang produk dan jasa layanan yang ditawarkan
2) Informasi yang cepat dan tepat tentang perusahaan tariff dan ketentuan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
j.
Perhatian pada pelanggan (understanding the customer), yaitu usaha untuk
memahami kebutuhan yang meliputi :
1) Kemampuan pegawai dalam memberikan saran dan pendapat sesuai
dengan kondisi konsumen/pelanggan
2) Pemahaman terhadap kebutuhan konsumen/pelanggan
3) Perhatian terhadap konsumen inti (pelanggan utama)
4. Proses Persepsi
Menurut Setiadi (2003), persepsi merupakan proses yang terdiri dari
seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap stimulus.
a. Seleksi perseptual
Seleksi perseptual terjadi, ketika konsumen menangkap dan memilih
stimulus berdasarkan pada psychology set yang dimiliki, yaitu berbagai informasi
yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, maka
terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen.
b. Organisasi persepsi
Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokan informasi
dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami
lebih baik dan bertindak atas pemahaman. Prinsip dasar dari organisasi persepsi
adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai
suatu yang dikelompokan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti ini
memudahkan untuk memperoses informasi dan memberikan pengertian yang
terintegrasi terhadap stimulus.
c. Interpretasi perseptual
Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli
yang diterima konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen, baik
disadari atau tidak akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
interpretasi, konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah
tersimpan dalam memorinya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi dan
selain itu memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antar individu terhadap
objek yang sama. Faktor-faktor tersebut:
a. Keadaan pribadi orang yang mempersepsi
Hal ini merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang
mempersepsikan. Misalnya, kebutuhan, suasana hati, pengalaman masa lalu
dan karakterisitik lain yang terdapat dalam diri individu. Adanya faktor fungsional
yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi pada setiap orang terhadap suatu
objek yang sama.
b. Karakteristik target yang dipersepsi
Dalam hal ini target tidak dilihat sebagai suatu yang terisolasi, maka
hubungan antar target dan latar belakang, serta kedekatan/kemiripan dan hal-hal
yang dipersepsi dapat mempengaruhi persepsi orang.
c. Konteks situasi terjadinya persepsi
Waktu dipersepsinya suatu kejadian juga dapat mempengaruhi persepsi,
demikian pula dengan lokasi, cahaya, panas atau faktor situasional lainnya.
C. Modal Usahatani
1. Pengertian Modal
Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang
digunakan
untuk
menghasilkan
tambahan
kekayaan
ataupun
untuk
meningkatkan produksi. Dalam perusahaan modal tersebut adalah seluruh
kekayaan yang digunakan dalam usaha. Modal digunakan untuk menghasilkan
barang-barang konsumsi atau barang-barang modal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Modal menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
a. Modal tetap (Fixed Capital)
Adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi atau dapat
dipakai berkali-kali dalam proses produksi. Modal tetap bukan berarti tidak
pernah habis.
b. Modal Tidak Tetap (Modal Lancar/Usaha)
Adalah Modal yang habis satu kali proses produksi. Jadi setiap kali proses
produksi modal variabel perlu disediakan atau ditambahkan modal variabel ini.
Dalam usahatani contohnya : bibit, pupuk, obat, pemberantas hama, penyakit,
dll.
2. Guna Modal Dalam Usahatani
Modal dalam usahatani bersamaan dengan faktor produksi lainnya akan
menghasilkan produk. Modal ini semakin berperan dengan berkembangnya
usahatani tersebut. Pada usahatani sederhana peran modal kecil saja. Namun
semakin maju usahatani modal yang diperlukan semakin besar.
Peran modal dalam usahatani ialah :
a. Modal itu dapat digunakan penghemat tanah.
Produkstivitas tanah dapat ditingkatkan dengan memasukkan modalyang
lebih banyak ke dalamnya. Misalnya dengan penggunaan pupuk dan bibit unggul
dapat meningkatkan produksi persatuan luasnya.
b. Modal dapat menghemat tenaga (Labor Saving)
Dengan penambahan modal berupa penambahan alat-alat mekanis dapat
menghemat tenaga. Ini berarti dengan bantuan alat produksi yang lebih tinggi
dapat dicapai dengan tenaga yang lebih sedikit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Modal dapat menghemat waktu
Dengan penambahan berupa mesin-mesin, waktu pengolahan tanah,
panenan atau pengolahan hasil dapat lebih ditingkatkan. Demikian pula dengan
pemakaian bibit unggul, lama penguasaan dapat lebih pendek.
d. Modal dapat menghemat biaya
Dengan
penambahan
modal
usahatani
dapat
diintensifkan
pengusahaannya. Usahatani yang diusahakan secara intensif biaya produksinya
akan tinggi dan pendapatan juga akan bertambah. Pertambahan pendapatan
biasanya lebih tinggi/besar dibandingkan pertambahan biaya. Ini berarti biaya
perkesatuan hasil lebih rendah. Dengan pemakaian modal yang tepat, efisien
dan menghemat biaya.
e. Modal dapat memperbaiki kualitas produksi
Dengan pemakaian bibit yang lebih baik dan alat-alat yang baik. Hal ini
masing-masing atau secara bersamaan dapat menigkatkan hasil produksi.
3. Macam-macam Modal Usahatani
a. Tanah
Tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di negara
berkembang lainnya berperan sangat besar. Hal ini karena modal di luar tanah
yang dipunyai petani sangat terbatas (kecil sekali). Sebab petani-petani belum
punya modal berupa mesin-mesin atau alat-alat yang mahal harganya. Begitu
juga petani belum mempunyai bangunan-bangunan yang memerlukan biaya
yang besar.
b. Bangunan
Bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk
bagian usahatani tersebut. Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kelancaran usahatani. Bangunan ini berupa gudang, lumbung, kandang ternak,
dll.
c. Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian
Macam dan jumlah alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani
dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, jenis cabang usaha yang diusahakan dan
tingkat kemajuan serta besarnya usahatani. Pada usahatani yang sederhana
seperti usahatani keluarga yang banyak di Indonesia alat-alat yang digunakan
sederhana pula. Biasanya berupa cangkul, parang, sabit, bajak, garu, dll. Tetapi
pada usahatani yang besar & maju mereka menggunakan traktor, mesin
panenan, mesin pemungut hasil, dll. Mesin dan alat-alat mekanik akan
memperlancar pekerjaan, dan membantu mengerjakan sesuatu yang tidak dapat
dilaksanakan tanpa alat-alat mekanik. Alat-alat dan mesin-mesin ini juga
termasuk modal tetap dan harus diperhitungkan penyusutannya tiap tahun.
d. Sarana Produksi (bahan Perlengkapan)
Sarana prod
DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI KECAMATAN
GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Diajukan Oleh :
FEBRY RAHMAWATI
NPM : 0924010011
Kepada
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR
SURAB AYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PERSEPSI PETANI TERHADAP PELAYANAN PENYALURAN KREDIT
DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI KECAMATAN GONDANG
KABUPATEN MOJOKERTO
Disusun oleh :
FEBRY RAHMAWATI
NPM: 0924010011
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal
Juni 2013
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama :
Tim Dosen Penguji :
1. Ketua
Dr. Ir. SUDIYARTO, MMA
Dr. Ir. A. RACHMAN WALIULU, SU
2. Pembimbing Pendamping :
2. Sekretaris
Ir. NURIAH YULIATI, MP
Ir. EKO PRIYANTO, MP
3.Anggota
Dr. Ir. SUDIYARTO, MMA
Mengetahui :
Dekan
Fakultas Pertanian
Dr. Ir. RAMDAN HIDAYAT, MS
NIP. 19620205 198703 1005
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ketua Program Studi
Agribisnis
Dr. Ir. EKO NURHADI, MS
NIP. 19570214 198703 1001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap kredit
usahatani padi pada Bank BRI dan mengetahui solusi alternatif yang seharusnya
dilakukan oleh petani dan bank dalam penyaluran kredit usahatani padi di Desa
Centong Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Analisis yang digunakan
yaitu analisis deskripstif untuk menjawab tujuan pertama dan kedua. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap penyaluran kredit
berdasarkan dimensi kualitas jasa ini sebesar 81,02% setuju dan 18,68% tidak
setuju. Artinya, mayoritas petani menilai bahwa pelayanan yang diberikan Bank
BRI kepada petani ini memuaskan. Tetapi, adanya persepsi yang kurang
memuaskan dapat dilihat dari persentase yang lebih dari 20% tidak setuju yang
berarti kurang memuaskan yaitu dimensi reliabilitas (25,65%), komunikasi
(25,65%), perhatian pada petani (23,08%), dan akses (20,52%). Solusi-solusi
alternatif yang dilakukan oleh petani dan bank dalam penyaluran kredit usahatani
padi berdasarkan dimensi kualitas jasa adalah pegawai bank dan petani memiliki
manajemen yang baik, pegawai bank memberikan proses pelayanan yang cepat
(tidak lebih dari satu minggu dari pengajuan kredit) dalam menjalankan aktivitas
yang efektif (tepat waktu) dan efisien (dengan manajemen waktu yang baik),
pegawai bank seharusnya menggunakan bahasa yang umum yang mudah
dipahamai dan dimengerti oleh petani, petani mengikuti pertemuan/kegiatan
penyuluhan dari Bank BRI, serta kegiatan penyuluhan sebaiknya tidak hanya
diwakili oleh pengurus gapoktan saja.
Kata kunci : Persepsi, Pelayanan Penyaluran Kredit, Dimensi Kualitas Jasa,
Kredit Usahatani Padi
ABSTRACT
This study aims to analyze the perception of farmers on rice production credit
with Bank BRI and find alternative solutions should be carried out by farmers and
lending banks in rice farming village in Mojokerto regency Gondang Centong
District. The analysis used the deskripstif analysis to answer the first and second
goals. The results showed that the perception of farmers on loans based on the
service quality dimensions of 81.02% agree and 18.68% disagree. That is, the
majority of farmers considered that the service provided to farmers BRI is
satisfactory. However, the perception of a less than satisfactory can be seen from
the percentage more than 20% do not agree that means less satisfying is the
dimensions of reliability (25.65%), communication (25.65%), attention to the
farmers (23.08%), and access (20.52%). Alternative solutions by farmers and
lending banks in rice farming based on dimensions of service quality is a bank
employee and farmer has good management, bank employees give prompt
service process (no more than one week of submission of credit) in carrying out
activities effective (on time) and efficient (with good time management), bank
employees should use a common language that is easy dipahamai and
understood by farmers, farmers attending the meeting / extension activities of
Bank BRI, as well as outreach activities should not only be represented by the
board gapoktan only.
Keywords: Perception, Lending Services, Dimensions of Quality Services, rice
Farm Credit
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
FEBRY RAHMAWATI (0924010011), PERSEPSI PETANI TERHADAP
PELAYANAN PENYALURAN KREDIT DALAM USAHATANI PADI PADA BANK
BRI DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO. DOSEN
PEMBIMBING UTAMA : Dr. Ir. SUDIYARTO, MMA, DOSEN PEMBIMBING
PENDAMPING : Ir. NURIAH YULIATI, MP
RINGKASAN
Indonesia adalah negara berlatar belakang agraris atau merupakan negara
pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk
nasional yang berasal dari pertanian. Sektor pertanian memiliki dimensi yang
sangat luas. Berdasarkan dimensi pelaku usaha, sektor pertanian dibagi ke
dalam usaha pertanian yang dijalankan oleh petani kecil atau pertanian rakyat
dan usaha pertanian yang dijalankan perusahaan besar maupun menengah.
Sebagian besar petani yang bergerak di sektor pertanian rakyat adalah para
petani kecil dengan penguasaan lahan yang sempit. Dalam usahatani padi petani
mendapatkan modal dengan adanya kredit usahatani. Untuk petani yang
menggunakan yang kredit usahatani ini, petani perlu mengajukan kepada Bank
BRI dengan syarat-syarat yang telah ditentukan Dalam penyaluran kredit
usahatani padi ini timbul persepsi-persepsi petani yang berbeda-beda. Jasa
penyaluran kredit usahatani dimulai dari kebubutuhan petani dalam
membutuhkan modal untuk usahatani dan berakhir dengan kepuasan petani
serta persepsi yang positif terhadap kualitas jasa penyaluran kredit yang
diberikan oleh pihak lembaga keuangan kepada petani. Sebagai pihak yang
menggunakan jasa tersebut, nasabah menilai tingkat kualitas jasa.
Persepsi petani terhadap penyaluran kredit pada Bank BRI mayoritas
petani menilai positif yang artinya memuaskan. Namun, beberapa persepsi
petani yang menilai negatif yang artinya tidak memuaskan. Persepsi petani
terhadap penyaluran kredit berdasarkan dimensi kualitas jasa ini sebesar 81,02%
setuju dan 18,68% tidak setuju. Artinya, mayoritas petani menilai bahwa
pelayanan yang diberikan Bank BRI kepada petani ini memuaskan. Tetapi,
adanya persepsi tidak baik dapat dilihat dari persentase terbesar penilaian petani
yang tidak setuju yang berarti kurang memuaskan yaitu dimensi reliabilitas
(25,65%), komunikasi (25,65%), perhatian pada petani (23,08%), dan akses
(20,52%) yang memiliki persentase sedikit dari indikator-indikator berdasarkan
dimensi kualitas jasa pelayanan bank terhadap penyaluran kredit kepada petani.
Solusi-solusi alternatif yang dilakukan oleh petani dan bank dalam
penyaluran kredit usahatani padi berdasarkan dimensi kualitas jasa adalah
pegawai bank dan petani memiliki manajemen yang baik, pegawai bank
memberikan proses pelayanan yang cepat (tidak lebih dari satu minggu dari
pengajuan kredit) dalam menjalankan aktivitas yang efektif (tepat waktu) dan
efisien (dengan manajemen waktu yang baik), pegawai bank seharusnya
menggunakan bahasa yang umum yang mudah dipahamai dan dimengerti oleh
petani, petani mengikuti pertemuan/kegiatan penyuluhan dari Bank BRI, kegiatan
penyuluhan sebaiknya tidak hanya diwakili oleh pengurus gapoktan saja,
pegawai bank hendaknya mempertimbangkan karakteristik petani sebagai salah
satu pengguna kredit, pegawai bank membantunya dalam memutusakan tujuan
mana yang paling penting bagi petani dalam mengambil kredit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
Penelitian yang berjudul “PERSEPSI PETANI TERHADAP PELAYANAN
PENYALURAN KREDIT DALAM USAHATANI PADI PADA BANK BRI DI
KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO”.
Proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan
do’a dari berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis
ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Sudiyarto, MMA
selaku dosen pembimbing utama dan ibu Ir. Nuriah Yuliati, MP selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan segala perhatian dan
kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan serta rela meluangkan
waktu untuk penulis hingga dapat terselesaikannya skripsi penelitian ini dan tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MM selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU dan Ir. Eko Priyanto, MP selaku Tim Dosen
Penguji Skripsi.
5. Seluruh Dosen dan Para Staff Fakultas Pertanian khususnya Dosen Program
Studi Agribisnis atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Teman-teman seperjuangan dan senasib khususnya seluruh angkatan 2009
(Himatus, Oktiani, Alifia, Nova, Retno, dan Arnisa) yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Ayah Raharjo dan Bunda Kartiningsih selaku kedua orang tua serta kakak ku
Agus Cahyo Utomo, SE dan Maya Nurfitasari, SE, terima kasih atas kasih
sayang, perhatian, didikan, do’a, dukungan serta seluruh kebaikan yang tak
dapat ternilai dan tergantikan oleh penulis.
8. Alfiansyah Sutomo, orang terdekatku yang selalu sabar dalam memberi
semangat, dukungan, perhatian, do’a, dan telah banyak membantu penulis
dalam proses penulisan skripsi selama ini.
9. Bapak Mukhtar Rasyid selaku KA. Unit, terima kasih telah membantu dalam
proses penulisan skripsi selama ini.
10. Serta para responden yang menjadi target pengisisan kuisioner dalam
penelitian ini. Dan semua pihak yang memberikan dorongan baik moral dan
materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
masih terbatas dan sedikit sehingga laporan skripsi penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan penelitian ini memberikan
manfaat bagi
Surabaya,
Juni 2013
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
viii
I. PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
6
A. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................
6
B. Teori Persepsi ..............................................................................
8
1. Pengertian Persepsi .................................................................
8
2. Persepsi Petani.........................................................................
9
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .............................
10
4. Proses Persepsi........................................................................
14
C. Modal Usahatani...........................................................................
15
1. Pengertian Modal......................................................................
15
2. Guna Modal Dalam Usahatani ..................................................
16
3. Macam-Macam Modal Usahatani..............................................
17
D. Pengertian Perkreditan .................................................................
19
1. Unsur-Unsur Kredit ...................................................................
20
2. Tujuan dan Fungsi Kredit ..........................................................
21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Jenis Kredit ...............................................................................
23
III. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN .............................................
25
A. Kerangka Pemikiran .....................................................................
25
B. Hipotesis.......................................................................................
28
IV. METODE PENELITIAN .....................................................................
29
A. Penentuan Lokasi Penelitian ........................................................
29
B. Penentuan Responden .................................................................
30
C. Pengumpulan Data .......................................................................
31
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................
32
E. Teknis Analisis Data .....................................................................
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
36
A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................
36
B. Analisis Persepsi Petani ...............................................................
39
1. Lembaga Keuangan .................................................................
39
2. Kredit yang Diberikan Bank BRI................................................
41
3. Mekanisme dalam Pengajuan Kredit.........................................
46
4. Kendala Petani dalam Memperoleh Kredit dari Bank BRI .........
47
C. Persepsi Petani Berdasarkan Dimensi Kualitas Jasa....................
50
1. Tangibles (Fasilitas Fisik) .........................................................
50
2. Reliabillity (Reliabilitas) .............................................................
52
3. Responsiveness (Responsivitas) ..............................................
55
4. Competence (Kompetensi) .......................................................
59
5. Courtesy (Tata Krama) .............................................................
60
6. Credibility (Kredibilitas) .............................................................
62
7. Security (Keamanan) ................................................................
64
8. Access (Akses) .........................................................................
66
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9. Communication (Komunikasi) ..................................................
67
10.Understanding The Customer (Perhatian Pada Pelanggan).....
70
D. Solusi Alternatif Yang Seharusnya Dilakukan oleh
Petani dan Bank dalam Penyaluran Kredit....................................
72
VI. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
79
A. Simpulan ......................................................................................
79
B. Saran ............................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
81
LAMPIRAN .............................................................................................
83
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
Judul
1.
Sepuluh Dimensi Kualitas Jasa......................................................
11
2.
Jumlah Kelompok Tani dan Anggota di Kecamatan Gondang .......
29
3.
Luas Wilayah dan Ketinggian Kecamatan Gondang
Menurut Desa ................................................................................
36
Luas Tanah Pertanian dan Jumlah Kelompok Tani
Kecamatan Gondang Menurut Desa ..............................................
37
Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Padi
di Kecamatan Gondang Menurut Desa ..........................................
38
6.
Jumlah Penyaluran Kredit Usahatani Padi (2003-2012) .................
45
7.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Tangibles ..................................
50
8.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Reliability...................................
53
9.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Responsiveness ........................
56
10.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Competence ..............................
59
11.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Courtesy....................................
61
12.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Credibility ..................................
62
13.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Security .....................................
65
14.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Access ......................................
67
15.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Communication .........................
68
16.
Distribusi Frekuensi berdasarkan Understanding
The Customer ................................................................................
70
Hasil Kuesioner Persepsi Petani Berdasarkan
Dimensi Kualitas Jasa ....................................................................
73
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dimensi Kualitas Jasa............
74
4.
5.
17.
18.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
Judul
1.
Kerangka Pemikiran ......................................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
Judul
1.
Kuisioner ........................................................................................
83
2.
Perhitungan Penentuan Responden ..............................................
85
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara berlatar belakang agraris atau merupakan negara
pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk
nasional yang berasal dari pertanian (Anonim, 2011).
Pesatnya pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah di
segala bidang tidak terlepas dari peran serta masyarakat khususnya di sektor
perekonomian, sebab keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan pedesaan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yaitu
upaya masyarakat untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik material
maupun spiritual yang mencakup seluruh masyarakat. Salah satu sektor ekonomi
yang tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi adalah sektor pertanian, karena
dalam kondisi krisis seperti dewasa ini, sektor ini masih memberikan
pertumbuhan yang positif.
Sektor pertanian memiliki dimensi yang sangat luas. Berdasarkan dimensi
pelaku usaha, sektor pertanian dibagi ke dalam usaha pertanian yang dijalankan
oleh petani kecil atau pertanian rakyat dan usaha pertanian yang dijalankan
perusahaan besar maupun menengah. Sebagian besar petani yang bergerak di
sektor pertanian rakyat adalah para petani kecil dengan penguasaan lahan yang
sempit. Walaupun Indonesia merupakan negara agraris, namun sebagian besar
petaninya termasuk petani kecil. Petani yang termasuk dalam golongan ini
biasanya hanya memiliki lahan pertanian yang terbatas dan modal yang tidak
cukup cukup besar sehingga hasil pertanian yang diperoleh dari usahataninya
tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat tani yang merupakan sebagian besar penduduk
Indonesia
dan tinggal di pedesaan. Peningkatan taraf hidup petani dan
masyarakat pedesaan dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas usaha
tani. Oleh karenanya perekonomian Indonesia perlu mengembangkan upayaupaya khusus
yang antara lain dengan menyediakan kredit dan fasilitas
pelayanan yang memadai.
Seperti halnya perekonomian daerah-daerah lain di Indonesia. Sektor
pertanian di Kabupaten Mojokerto juga merupakan sektor yang cukup dominan.
Demikian juga di wilayah Kecamatan Gondang yang penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Pertanian daerah Gondang dengan potensi
kewilayannya mempunyai prospek yang cukup besar untuk dikembangkan.
Usahatani di Jawa terutama, telah dicirikan dengan lahan sempit, sehingga
pendapatan yang diperoleh dari usahatani sangat kecil, petani dikawasan
agropolitan di Jatim (Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Lumajang, Batu dan
Pacet-Mojokerto), umumnya juga dicirikan pemilikan lahan sawah, tegal atau
pekarangan yang sempit. Untuk menambah penghasilan keluarga, umumnya
petani merangkap bekerja di sektor jasa dan industri. Sebagai konsekuensinya,
setelah musim tanam selesai atau waktu tertentu, petani harus meninggalkan
usahataninya untuk bekerja di luar usahatani.
Dalam mengembangkan usahatani ke arah yang lebih efisien sangat erat
kaitannya
dengan
mengoptimalkan
modal
karena
usahataninya
mulai
petani
dari
membutuhkan
pembelian
modal
benih
yang
untuk
baik,
penggunaan pupuk yang sesuai, penggunaan TK yang sesuai, perawatan,
pengendalian hama dan penyakit dan lain-lain. Usahatani memiliki ciri khas
tersendiri dalam penggunaan modal. Yakni penggunaan modal dilakukan dari
awal usaha tani, tiap minggu bahkan bisa lebih sering lagi dan baru akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mendapatkan keuntungan beberapa bulan kemudian yaitu saat panen.
(Mulyaningsih, 2011)
Didalam buku Manajemen Perbankan (Ismail, 2011) menjelaskan bahwa
bank juga disebut sebagai lembaga perantara keuangan atau Financial
Intermeditary. Sebagai lembaga perantara keuangan, artinya bank menjembatani
kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang
memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana.
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit. Fungsi lainnya adalah penyaluran dana
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk penempatan dana
lainnya. Sebagian besar penyaluran dana kepada pihak ketiga ialah dalam
bentuk kredit.
Kebijakan Pemerintah di bidang perkreditan selama ini masih bersifat
umum. Padahal dalam hal tertentu kredit pertanian sebenarnya memerlukan
kebijakan yang bersifat spesifik. Selama ini tingkat bunganya masih relatif tinggi
untuk pengembangan agribisnis yang kompetitif. Prospek kelompok tani masa
depan dalam mendukung pembangunan hendaknya petani menjadi subjek dan
bukan lagi objek. Selama ini petani mampu menentukan nasibnya sendiri. Petani
sampai saat ini mempunyai rasa percaya diri sehingga mampu mengurangi
masalah yang selama ini dihadapi. Pada masa-masa mendatang akan lebih baik
apabila Pemerintah memberikan dukungan kepercayaan dan fasilitas yang tepat
dengan kebutuhan petani (Anonim, 2010).
Peranan industri perbankan dalam kehidupan manusia modern adalah
sangat penting, bank merupakan mitra dalam memenuhi kebutuhan yang terkait
dengan keuangan, seperti misalnya tempat menyimpang uang, pengiriman uang,
pembayaran atau melakukan penagihan maupun investasi. Bank bagi suatu
negara dikatakan darahnya perekonomian, mengingat peranannya yang sangat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menentukan dalam pembangunan ekonomi, maka kemajuan industri perbankan
dapat juga dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kemajuan pembangunan
suatu negara sudah tentu memerlukan dukungan industri perbankan yang
semakin besar dan semakin banyak.
Persepsi petani terhadap kredit dan keberadaan kredit sebagai alternatif
pembiayaan usaha tani perlu mendapat penelitian yang lebih mendalam. Hal ini
dikarenakan persepsi petani terhadap kredit dapat mempengaruhi keputusan
petani untuk memanfaatkan paket kredit yang ada. Selain itu persepsi petani
terhadap kredit juga dapat membentuk sikap dan kebutuhan petani untuk lebih
rasional mengambil kredit dalam berusaha tani padi.
B. Perumusan Masalah
Persepsi petani padi terhadap Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat
mendorong atau menghambat petani dalam pemecahan persoalan pembiayaan
usaha tani. Persepsi tersebut juga akan mempengaruhi hasil maksimal yang
dapat diperoleh petani melalui usaha taninya tersebut. Cara pandang seperti itu
pada akhirnya akan menentukan nilai kesejahteraan petani dan keberhasilan
pembangunan pertanian. Berdasarkan pada hal tersebut, maka perumusan
masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi petani terhadap kredit usahatani padi pada Bank BRI?
2. Bagaimana solusi alternatif yang seharusnya dilakukan oleh petani dan bank
dalam penyaluran kredit usahatani padi di Desa Centong Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis persepsi petani terhadap kredit usahatani padi pada
Bank BRI.
2. Untuk mengetahui solusi alternatif yang seharusnya dilakukan oleh petani
dan bank dalam penyaluran kredit usahatani padi di Desa Centong
Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”Jatim.
2. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan pertanian
secara umum dan pengelolaan usaha tani padi pada khususnya.
3. Bagi petani, sebagai pertimbangan dan bahan informasi pengetahuan
terhadap kredit yang diberikan Bank BRI.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi kajian dalam bidang penelitian
serupa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang persepsi petani terhadap kredit usahatani padi selama ini
sering dibahas oleh para pakar ekonomi yang dimuat dalam literatur majalah dan
surat kabar dimana para pakar ekonomi berpendapat bahwa kredit merupakan
aktualitas yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini
adalah hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan tema penelitian antara lain :
Penelitian Ajen Mukarom (2009) dengan judul “Analisis Persepsi Petani
Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor)”. Disimpulkan bahwa persepsi petani responden terhadap
LKS (Lembaga Keuangan Syariah) cukup beragam. Persepsi terhadap sistem
bunga
ditanyakan
pada
seluruh
responden
penelitian.
Karena
dapat
mempengaruhi motivasi responden memilih LKS. Umumnya dengan sistem
bunga pinjaman, responden merasa diberatkan. Beberapa persepsi yang
ditanyakan kepada responden yang pernah mendengar informasi tentang LKS:
Sebagian besar mengetahui LKS sebagai lembaga keuangan yang berdasarkan
syariah, menurut kesan terhadap LKS umumnya mengatakan LKS kurang
dikenal masyarakat, terdapat kelebihan pada LKS, dan mayoritas menyebutkan
kelebihan pada LKS bebas dari riba. Selain itu, sebagian besar responden juga
memiliki persepsi bahwa pada LKS terdapat kelemahan yaitu kurang informasi
dan sosialisasi. Dengan demikian sebagian besar responden memiliki persepsi
bahwa sosialisasi yang dilakukan LKS kurang baik. Persepsi responden menurut
prospek LKS, mayoritas menilai kurang baik. Persepsi agar LKS menjadi pilihan
petani ditanyakan kepada seluruh responden penelitian yaitu LKS dalam
menyalurkan pembiayaan tidak menerapkan prosedur pembiayaan yang sulit dan
berharap agar LKS lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat pertanian.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jurnal Penelitian Syaikul Ali Subekti (2011) dengan judul “Persepsi
Masyarakat Terhadap Fungsi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Dan
Dampak LKM-A Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah Anggota (Studi
Kasus: LKM-A Prima Mandiri Jorong Pulau Mainan Nagari Pulau Mainan
Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya)”. Berdasarkan penelitian
diperoleh bahwa LKM-A Prima Mandiri adalah lembaga keuangan mikro
berbadan hukum koperasi yang kegiatannya mengelola keuangan dalam bentuk
simpan pinjam, dengan modal swadaya dari masyarakat. Persepsi masyarakat
terhadap fungsi yang dijalankan LKM-A Prima Mandiri dalam hal: (1)
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan, memperoleh
tanggapan “baik” Artinya keberadaan LKM-A Prima Mandiri mendatangkan
keuntungan bagi masyarakat karena dari keseluruhan aspek tanggapan terhadap
fungsi penghimpun dana dinilai baik, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat; (2) Menyalurkan dana kepada anggota dalam bentuk
kredit, memperoleh tanggapan “baik”. Hal ini menunjukkan persepsi masyarakat
yang baik, dari keseluruhan aspek tanggapan terhadap fungsi penyaluran dana
kepada
anggota.
Berdasarkan
hasil
pendapatan
yang
diterima
petani
membuktikan adanya perbedaan pendapatan petani anggota sebelum dan
setelah memperoleh kredit, artinya bahwa kredit yang diberikan oleh LKM-A
Prima Mandiri berdampak positif
yaitu mampu membantu memberikan
sumbangan 0,7% terhadap kenaikan pendapatan yang diterima oleh petani padi
sawah, meskipun dalam jumlah yang sedikit yaitu sebesar Rp. 43.570,59,-.
Penelitian Muanis Nur Aeni (2006) dengan judul “Analisis Persepsi dan
Sikap Petani Dalam Penerapan Usahatani Organik di Jakarta Timur”. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa upaya atau strategi yang perlu dilakukan oleh
Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta beserta lingkup instansi
terkait
yaitu
dengan
meningkatkan
frekuensi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pertemuan
petugas
pertanian/penyuluh
pertanian
dengan
penyuluh
pertanian,
meningkatkan
pengetahuan dan wawasan petani dengan kegiatan pelatihan yang lebih intensif
tentang pertanian organik, meningkatkan intensitas pembinaan dan memperkuat
kelembagaan kelompok pengembang pertanian organik yang telah dibentuk,
memberikan kemudahan dalam penyediaan sarana produksi pertanian organik di
tingkat petani, memberikan fasilitas kerjasama terpadu antara petani, masyarakat
agribisnis dan lembaga - lembaga yang bergerak di bidang pertanian organik.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang
yaitu terletak pada faktor-faktor pembentuk persepsi petani terhadap kredit
usahatani padi dan lembaga keuangan yang bersangkutan.
B. Teori Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Definisi tentang persepsi dapat dilihat dari definisi secara etimologis
maupun definisi yang diberikan oleh beberapa orang ahli. Secara etimologis,
persepsi berasal berasal dari kata perception(Inggris) berasal dari bahasa
latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau mengambil (Sobur,
2003).
Menurut
kamus
lengkap
psikologi,
persepsi adalah:
(1) Proses
mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera,
(2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok
penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di
masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari
kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsangperangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan
yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003:445) persepsi dalam arti sempit
adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan
dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Menurut Moskowitz dan Ogel (dalam Walgito, 2003:54) persepsi
merupakan proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang
diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi
itu
merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang
berupa stimulus, yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk
diseleksi,
diorganisasikan
sehingga
menimbulkan
penafsiran
atau
penginterpretasian yang berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman
sebelumnya. Persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia luar individu
(lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan
sistem sensorik alat indera sebagai penghubung, dan dinterpretasikan oleh
system syaraf di otak.
2. Persepsi Petani
Rangkuti (2003), mendefinisikan persepsi individu sebagai proses dimana
individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang diterima
melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Meskipun demikian, makna dari
proses suatu persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
individu yang bersangkutan. Proses persepsi terhadap suatu jasa tidak
mengharuskan petani tersebut mengunakan jasa tersebut terlebih dahulu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persepsi merupakan cara seseorang melihat realitas di luar dirinya atau di dunia
sekelilingnya.
Petani berpikir untuk
meningkatkan
penghasilan
pertaniannya dan
pendapatan keluarganya. Mengingat orientasi kebijakan pembangunan yang
diarahkan kepada petani-petani kecil, keberadaan fungsi kredit pertanian menjadi
semakin penting. Terbatasnya uang tunai yang dimiliki lebih-lebih fasilitas
perkreditan yang ada, akan menentukan berhasil tidaknya pembangunan
pertanian. Pentingnya peranan kredit disebabkan oleh kenyataan bahwa secara
relatif modal merupakan faktor produksi non alami dan keberadaannya relatif
terbatas. Oleh karenanya Bank BRI mempunyai peranan penting membantu
petani dalam penyediaan modal bagi pengelolaan usahatani.
Persepsi
terbentuk
sebagai
tanggapan
terhadap
pesan
melalui
penginderaan. Hasil persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman,
kebiasaan dan kebutuhan. Persepsi petani dalam usahatani terhadap kredit BRI
dapat berbeda antar seorang petani dengan seorang lainnya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut (Walgito, 2003) Perkembangan individu termasuk di dalamnya
persepsi terhadap sesuatu ditentukan oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor
eksternal yang mempengaruhi perubahan-perubahan dalam diri petani meliputi
lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi. Adapun lingkungan sosial yang
mempengaruhi adalah kebudayaan, opini, publik, pengambilan keputusan dalam
keluarga, kekuatan lembaga sosial, kekuatan ekonomi. Sedangkan kekuatankekuatan ekonomi yang berkembang di masyarakat meliputi: tersedianya
dana/kredit usahatani, sarana produksi dan peralatan usahatani dalam bentuk,
jumlah, mutu, waktu yang tepat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jasa penyaluran kredit usahatani dimulai dari kebubutuhan petani dalam
membutuhkan modal untuk usahatani dan berakhir dengan kepuasan petani
serta persepsi yang positif terhadap kualitas jasa penyaluran kredit yang
diberikan oleh pihak lembaga keuangan kepada petani. Sebagai pihak yang
menggunakan jasa tersebut, nasabah menilai tingkat kualitas jasa lembaga
keuangan.
Dibawah ini terdapat dimensi kualitas jasa menurut Zeithami, Parasuraman,
and Berry dalam Muhtosim Arief (2006) sebagai berikut :
Tabel 1. Sepuluh Dimensi Kualitas Jasa
No.
Dimensi
1
Tangibles
2
Reliabillity
3
Responsiveness
4
Competence
5
Courtesy
6
Credibility
7
Security
8
9
Access
Communication
10
Understanding
Cutomer
Definisinya
Penampilan
dari
fisik,
peralatan,
personalia,dan sarana komunikasi
Kemampuan untuk memberikan jasa yang
dijanjikan dengan akurat dan terpercaya
Kesediaan untuk membantu nasabah dan
memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap
Menguasai pengetahuan dan kemampuan
sesuai dengan yang diisyaratkan dalam
memberikan pelayanan
Kesopanan, rasa hormat, bijaksana, dan
bersahabat
sebagai
orang
yang
dihubungi/dikontak
Layak dipercaya dan kejujuran dari pemberi
layanan
Bebas dari segala bahaya, resiko, ataupun
kekecewaan
Mudah didekati dan ditemui/dihubungi
Memberi informasi pada nasabah dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan didengar
The Berusaha untuk mengetahui nasabah dan
kebutuhannya
Sepuluh kriteria dimensi (variable) yang dapat digunakan untuk menilai
kualitas pelayanan, yaitu :
a. Fasilitas fisik (tangible), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa bisa berupa
fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, meliputi hal-hal berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1) Kenyamanan ruangan
2) Ketersediaan fasilitas penunjang
3) Ketersediaan tempat parker
4) Penampilan pegawai
5) Kebersihan tilet
b. Reliabilitas
konsistensi
(reliability)/keterladanan
kerja
(performance)
mencakup
dan
dua
hal
kemampuan
pokok,
untuk
yaitu
dipercaya
(dependability). Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat
sejak awal (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan
yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya
sesuai dengan jadwal yang disepakati, meliputi :
1) Ketepatan dalam memenuhi janji yang diberikan
2) Keandalan proses pelayanan
c. Responsivitas (responsiveness)/ketanggapan yaitu kemauan atau kesiapan
para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan, meliputi
hal-hal berikut :
1) Ketanggapan petugas dalam menangani masalah
2) Ketersediaan petugas menjawab pertanyaan konsumen
3) Ketersediaan petugas keamanan (satpam) membantu konsumen
d. Kompetensi (competence)/kemampuan artinya setiap orang dalam suatu
perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar
dapat memberikan jasa tertentu, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Pengetahuan pegawai tentang produk/jasa yang ditawarkan
2) Keterampilan petugas dalam melayani konsumen
3) Kecepatan pelayanan
4) Keragaman produk/jasa yang disediakan/ditawarkan perusahaan
5) Keakuratan data/informasi yang diberikan kepada konsumen
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
e. Tata karma (courtesy)/kesopanan meliputi sikap sopan santun, respek,
perhatian dan keramahan yang dimiliki para contact personnel (seperti
resepsionis, operator telepon, dan lain-lain) yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Keramahan dan sopan santun pegawai dalam melayani konsumen
2) Keramahan petugas satpam dalam menjaga keamanan perusahaan
f.
Kredibilitas (credibility) yaitu sifta jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas
mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi,
contact personel, dan interaksi dengan pelanggan meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Kinerja manajemen perusahaan
2) Reputasi manajemen perusahaan
g. Keamanan (security) yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.
Aspek ini meliputi hal-hal berikut :
1) Keamanan fasilitas fisik perusahaan
2) Keamanan dari gangguan tindak kejahatan
h. Akses (access), yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti
lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu
lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi, dan lain-lain
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Mudahnya akses ke perusahaan
2) Kemudahan menemui petugas/pejabat perusahaan yang diperlukan
i.
Komunikasi
(communication)
artinya
memberikan
informasi
kepada
pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan yang meliputi hal-hal berikut :
1) Kejelasan tentang produk dan jasa layanan yang ditawarkan
2) Informasi yang cepat dan tepat tentang perusahaan tariff dan ketentuan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
j.
Perhatian pada pelanggan (understanding the customer), yaitu usaha untuk
memahami kebutuhan yang meliputi :
1) Kemampuan pegawai dalam memberikan saran dan pendapat sesuai
dengan kondisi konsumen/pelanggan
2) Pemahaman terhadap kebutuhan konsumen/pelanggan
3) Perhatian terhadap konsumen inti (pelanggan utama)
4. Proses Persepsi
Menurut Setiadi (2003), persepsi merupakan proses yang terdiri dari
seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap stimulus.
a. Seleksi perseptual
Seleksi perseptual terjadi, ketika konsumen menangkap dan memilih
stimulus berdasarkan pada psychology set yang dimiliki, yaitu berbagai informasi
yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, maka
terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen.
b. Organisasi persepsi
Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokan informasi
dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami
lebih baik dan bertindak atas pemahaman. Prinsip dasar dari organisasi persepsi
adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai
suatu yang dikelompokan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti ini
memudahkan untuk memperoses informasi dan memberikan pengertian yang
terintegrasi terhadap stimulus.
c. Interpretasi perseptual
Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli
yang diterima konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen, baik
disadari atau tidak akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
interpretasi, konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah
tersimpan dalam memorinya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi dan
selain itu memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antar individu terhadap
objek yang sama. Faktor-faktor tersebut:
a. Keadaan pribadi orang yang mempersepsi
Hal ini merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang
mempersepsikan. Misalnya, kebutuhan, suasana hati, pengalaman masa lalu
dan karakterisitik lain yang terdapat dalam diri individu. Adanya faktor fungsional
yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi pada setiap orang terhadap suatu
objek yang sama.
b. Karakteristik target yang dipersepsi
Dalam hal ini target tidak dilihat sebagai suatu yang terisolasi, maka
hubungan antar target dan latar belakang, serta kedekatan/kemiripan dan hal-hal
yang dipersepsi dapat mempengaruhi persepsi orang.
c. Konteks situasi terjadinya persepsi
Waktu dipersepsinya suatu kejadian juga dapat mempengaruhi persepsi,
demikian pula dengan lokasi, cahaya, panas atau faktor situasional lainnya.
C. Modal Usahatani
1. Pengertian Modal
Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang
digunakan
untuk
menghasilkan
tambahan
kekayaan
ataupun
untuk
meningkatkan produksi. Dalam perusahaan modal tersebut adalah seluruh
kekayaan yang digunakan dalam usaha. Modal digunakan untuk menghasilkan
barang-barang konsumsi atau barang-barang modal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Modal menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
a. Modal tetap (Fixed Capital)
Adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi atau dapat
dipakai berkali-kali dalam proses produksi. Modal tetap bukan berarti tidak
pernah habis.
b. Modal Tidak Tetap (Modal Lancar/Usaha)
Adalah Modal yang habis satu kali proses produksi. Jadi setiap kali proses
produksi modal variabel perlu disediakan atau ditambahkan modal variabel ini.
Dalam usahatani contohnya : bibit, pupuk, obat, pemberantas hama, penyakit,
dll.
2. Guna Modal Dalam Usahatani
Modal dalam usahatani bersamaan dengan faktor produksi lainnya akan
menghasilkan produk. Modal ini semakin berperan dengan berkembangnya
usahatani tersebut. Pada usahatani sederhana peran modal kecil saja. Namun
semakin maju usahatani modal yang diperlukan semakin besar.
Peran modal dalam usahatani ialah :
a. Modal itu dapat digunakan penghemat tanah.
Produkstivitas tanah dapat ditingkatkan dengan memasukkan modalyang
lebih banyak ke dalamnya. Misalnya dengan penggunaan pupuk dan bibit unggul
dapat meningkatkan produksi persatuan luasnya.
b. Modal dapat menghemat tenaga (Labor Saving)
Dengan penambahan modal berupa penambahan alat-alat mekanis dapat
menghemat tenaga. Ini berarti dengan bantuan alat produksi yang lebih tinggi
dapat dicapai dengan tenaga yang lebih sedikit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Modal dapat menghemat waktu
Dengan penambahan berupa mesin-mesin, waktu pengolahan tanah,
panenan atau pengolahan hasil dapat lebih ditingkatkan. Demikian pula dengan
pemakaian bibit unggul, lama penguasaan dapat lebih pendek.
d. Modal dapat menghemat biaya
Dengan
penambahan
modal
usahatani
dapat
diintensifkan
pengusahaannya. Usahatani yang diusahakan secara intensif biaya produksinya
akan tinggi dan pendapatan juga akan bertambah. Pertambahan pendapatan
biasanya lebih tinggi/besar dibandingkan pertambahan biaya. Ini berarti biaya
perkesatuan hasil lebih rendah. Dengan pemakaian modal yang tepat, efisien
dan menghemat biaya.
e. Modal dapat memperbaiki kualitas produksi
Dengan pemakaian bibit yang lebih baik dan alat-alat yang baik. Hal ini
masing-masing atau secara bersamaan dapat menigkatkan hasil produksi.
3. Macam-macam Modal Usahatani
a. Tanah
Tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di negara
berkembang lainnya berperan sangat besar. Hal ini karena modal di luar tanah
yang dipunyai petani sangat terbatas (kecil sekali). Sebab petani-petani belum
punya modal berupa mesin-mesin atau alat-alat yang mahal harganya. Begitu
juga petani belum mempunyai bangunan-bangunan yang memerlukan biaya
yang besar.
b. Bangunan
Bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk
bagian usahatani tersebut. Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kelancaran usahatani. Bangunan ini berupa gudang, lumbung, kandang ternak,
dll.
c. Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian
Macam dan jumlah alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani
dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, jenis cabang usaha yang diusahakan dan
tingkat kemajuan serta besarnya usahatani. Pada usahatani yang sederhana
seperti usahatani keluarga yang banyak di Indonesia alat-alat yang digunakan
sederhana pula. Biasanya berupa cangkul, parang, sabit, bajak, garu, dll. Tetapi
pada usahatani yang besar & maju mereka menggunakan traktor, mesin
panenan, mesin pemungut hasil, dll. Mesin dan alat-alat mekanik akan
memperlancar pekerjaan, dan membantu mengerjakan sesuatu yang tidak dapat
dilaksanakan tanpa alat-alat mekanik. Alat-alat dan mesin-mesin ini juga
termasuk modal tetap dan harus diperhitungkan penyusutannya tiap tahun.
d. Sarana Produksi (bahan Perlengkapan)
Sarana prod