Analisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga sbi, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap indeks saham lq-45 di bursa efek Indonesia periode 2009-2013

i

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI,
JUMLAH UANG BEREDAR DAN NILAI TUKAR TERHADAP
INDEKS SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2013

IRNA PARMAWATI GULTOM

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*


Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh Tingkat
Inflasi, Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar terhadap Indeks
Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 adalah benar karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Irna Parmawati Gultom
NIM H24124088

*

Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus
didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.


iii

ABSTRAK
IRNA PARMAWATI GULTOM. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
SBI, Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar terhadap Indeks Saham LQ-45 di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2013. Dibimbing FARIDA RATNA DEWI.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara. Jika
kondisi perekonomian semakin membaik akan menarik minat investor untuk berinvestasi
pada pasar modal (bursa efek). Investasi saham dipengaruhi kondisi makro suatu negara.
Tidak stabilnya situasi moneter yang tercermin dari inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
beredar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mengakibatkan kekacauan dalam
perekonomian. Hal tersebut menunjukkan eratnya pengaruh makro ekonomi terhadap
indeks harga saham di pasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai
pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang
beredar dan nilai tukar rupiah terhadap indeks LQ-45 pada periode 2009-2013 di Bursa
Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan regresi linier berganda dan metode pengolahan data menggunakan SPSS
15.0 serta metode pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Data diperoleh
dari Monthly Statictic, Indonesia Stock Exchange, Indikator ekonomi dari Badan Pusat
Statistik dan laporan bulanan Bank Indonesia. Data dikumpulkan dengan teknik

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga SBI tidak
berpengaruh terhadap indeks LQ-45. Namun, jumlah uang beredar berpengaruh positif
terhadap indeks LQ-45 sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(kurs) berpengaruh negatif terhadap indeks LQ-45 di BEI pada periode 2009- 2013.

Kata kunci: indeks LQ-45, inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar rupiah,dan suku
bunga SBI.

ABSTRACT
IRNA PARMAWATI GULTOM. Impact Analysis on Inflation, SBI Interest Rates,
Money Suply and Exhange Rates against LQ-45 Index on Indonesia Stock Echange
Rates in 2009-2013. Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
Capital market has an important role for economic growth of a country. If the
economic condition growth well established, it will be attract investor to invest on
capital market (stock exchange). Unstable monetary situation is reflected in the inflation,
SBI interest rates, money supply and exchange rates, lead the economy to chaos. That
shows the close macroeconomic impact on LQ-45 Index in the stock market. The
purpose of this study is to examine the influence of macro-economic indicators,
inflation, interest rates, money supply and exchange rates on the LQ-45 Index during the
period of 2009-2013. The statistical method uses the multiple linear regression and using

SPSS 15.0. and using purposive sampling to take sample. Data obtained from the
Monthly Statistic, Indonesia Stock Exchange, the economic indicators of the Central
Bureau of Statistics, and the monthly report of Bank Indonesia. Data was collected by
the Documentation techniques. The results show that inflation and interest rates has not
effect to LQ-45 Index but, money supply has a significant positive effect on LQ-45
index, while the variable exchange rates to US dollar have a significant negative effect
on LQ-45 index in Indonesia Stock Exchange (IDX) during period of 2009-2013.
Key words: exchange rates, inflation, LQ-45 index, money supply and SBI interest rates.

iv

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI,
JUMLAH UANG BEREDAR DAN NILAI TUKAR TERHADAP
INDEKS SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2013

IRNA PARMAWATI GULTOM

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

v

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Jumlah

Uang Beredar dan Nilai Tukar terhadap Indeks Saham LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
: Irna Parmawati Gultom
: H24124088

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal lulus:

vi

PRAKATA


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua kasih
dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar dan Nilai
Tukar terhadap Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Alih Jenis Manajemen Institut
Pertanian Bogor.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM., selaku
dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, arahan, saran, serta ilmu pengetahuannya selama penyusunan skripsi.
Terimakasih juga kepada dosen penguji Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM. dan
Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, ME., yang telah memberikan arahan dan saran
selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih juga kepada Ibu/Bapak dosen yang
telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada ayah, ibu dan keluarga besar atas doa dan dorongan
semangat yang diberikan tak pernah putus, nasehat, serta kasih sayang yang
diberikan kepada penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman
teman-teman Program Alih Jenis Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan sebagai bahan rujukan

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Bogor, Agustus 2014

Irna Parmawati Gultom
H24124088

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... ix
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
Manfaat Penelitian ................................................................................................. 3
Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4

Pasar Modal ........................................................................................................... 4
Indeks LQ-45 ......................................................................................................... 5
Inflasi ..................................................................................................................... 6
Suku Bunga SBI..................................................................................................... 7
Jumlah Uang Beredar (JUB) .................................................................................. 7
Nilai Tukar (Exchange Rate) ................................................................................. 8
Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 8
METODE ................................................................................................................... 10
Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 10
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 11
Jenis dan Sumber Data ......................................................................................... 12
Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 12
Metode Pengambilan Sampel .............................................................................. 12
Metode Analisis Data........................................................................................... 12
Analisis Regresi Linear Berganda ....................................................................... 12
Uji Normalitas...................................................................................................... 13
Uji Autokorelasi ................................................................................................... 13
Uji Heteroskedastisitas ........................................................................................ 13
Uji Multikolinearitas ............................................................................................ 14
Uji Serempak (Uji F) ........................................................................................... 14


viii

Uji Parsial (Uji T) ................................................................................................ 15
Koefisien Determinasi (R2) dan Adjusted R2 ...................................................................16

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 17
Perkembangan Indeks LQ-45 .............................................................................. 17
Perkembangan Inflasi .......................................................................................... 18
Perkembangan Suku Bunga SBI .......................................................................... 19
Perkembangan Jumlah Uang Beredar .................................................................. 20
Perkembangan Nilai Tukar .................................................................................. 20
Analisis Hasil Penelitian ...................................................................................... 21
Uji Normalitas...................................................................................................... 21
Uji Autokorelasi ................................................................................................... 22
Uji Heterokodasitas.............................................................................................. 22
Uji Multikolinieritas ............................................................................................ 23
Uji Serempak (Uji F) .......................................................................................................24

Uji Parsial (Uji T) ................................................................................................ 25

Koefisien Determinasi (R2) Dan Adjusted R2...................................................... 27
Implikasi Manajerial ............................................................................................ 27
SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 29
LAMPIRAN............................................................................................................... 31

ix

DAFTAR TABEL

1. Hasil uji Durbin-Watson
2. Hasil uji collinearity statistic
3. Hasil persamaan regresi berganda
4. Hasil uji F
5. Hasil uji T
6. Koefisien determinasi (R2) dan adjusted R2

22
23
23
24
25
27

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka teoritis
2. Kerangka pemikiran
3. Hasil uji hipotesis H1
4. Uji hipotesis H1
5. Indeks LQ-45 tahun 2009-2013
6. Persentase inflasi di Indonesia
7. Persentase suku bunga SBI di Indonesia
8. Jumlah uang beredar (M2) di Indonesia
9. Nilai tukar rupiah terhadap dolar
10. Uji normalitas dengan normal P-P plot
11. Scatter plot
12. Uji hipotesis H1

11
11
14
16
17
18
19
20
21
21
22
25

DAFTAR LAMPIRAN
1. Data penelitian (2009-2013
2. Tabel F
3. Tabel T
4. Kapitalisasi pasar saham LQ-45 2013
5. Kapitalisasi pasar saham LQ-45 2012
6. Kapitalisasi pasar saham LQ-45 2011
7. Kapitalisasi pasar saham LQ-45 2010

31
33
34
35
36
39
41

0

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dana dan pembeli
dana yang di pasar modal atau bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa
selaku pedagang perdangangan efek untuk melakukan transaksi jual beli (Yulfasni
2005). Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
Kondisi perekonomian Indonesia berdampak terhadap pasar modal.
Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 berdampak
terhadap perkonomian di Negara Asia termasuk Indonesia. Jika kondisi
perekonomian semakin membaik akan menarik minat investor untuk
berinvestasi pada pasar modal (bursa efek). Investasi saham dipengaruhi kondisi
makro suatu negara. Menurut Wira (2011) dengan mengetahui kondisi makro
ekonomi negara, maka kita dapat menentukan apakah akan menginvestasikan
dana ke pasar saham atau tidak. Hal ini disebabkan kondisi pasar saham berkaitan
erat dengan kondisi ekonomi suatu negara yang bersangkutan. Banyak investor
memilih berinvestasi pada saham-saham yang memiliki liquiditas tinggi untuk
mengurangi resiko, salah satu contohnya adalah saham LQ-45.
Pergerakan indeks saham di bursa efek Indonesia dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan, kebijakan pemerintah, kekuatan pasar dan kondisi makro ekonomi
suatu negara. Kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi indeks saham LQ-45
adalah inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah. LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi atau
sering ditransaksikan dan biasanya manajer investasi akan menempatkan dananya
pada saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 untuk mengurangi resiko
likuiditas. LQ-45 juga dianggap sebagai benchmark untuk menilai suatu kinerja
investasi berbasis pasar modal. Saham-saham yang masuk dalam perhitungan LQ45 dipandang mencerminkan pergerakan saham yang aktif diperdagangkan dan
juga memengaruhi keadaan pasar, LQ-45 terdiri dari saham dengan likuiditas dan
kapabilitas pasar yang tinggi dan memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi
keuangan yang cukup baik. Saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 terus
dipantau, setiap 6 bulan sekali dilakukan review (awal Februari dan Agustus)
pergerakan rangking saham, sehingga jika ada saham yang tidak memenuhi
kriteria tidak akan dimasukkan dalam indeks LQ-45 dan digantikan dengan saham
yang lain yang memenuhi kriteria.Pergerakan indeks saham LQ-45 dipengaruhi
oleh inflasi dalam suatu negara.
Inflasi adalah keadaan perekonomian yang ditandai dengan kenaikan harga
secara cepat sehingga berdampak pada menurunnya daya beli. Inflasi sering pula

2

diikuti menurunnya tingkat tabungan atau investasi karena meningkatnya
konsumsi masyarakat dan hanya sedikit menyisakan untuk tabungan jangka
panjang. Semakin meningginya angka inflasi maka perekonomian akan
memburuk, sehingga hal ini berdampak pada turunnya keuntungan suatu
perusahaan, yang mengakibatkan pergerakan harga saham (efek ekuitas) menjadi
kurang kompetitif. Harga saham kurang kompetitif akan mengurangi minat
investor dalam berinvestasi dan akan menurunkan liquiditas. Jika liquiditas
perusahaan yang terdapat dalam LQ-45 menurun maka investor akan lebih
memilih berinvestasi pada saham yang lain dengan resiko liquiditas rendah. Hal
ini dapat mengakibatkan saham yang tidak sesuai dengan kriteria LQ-45 akan
bergeser dan digantikan oleh perusahaan lain dengan liquiditas tinggi dan sesuai
dengan syarat LQ-45. Selain inflasi yang mempengaruhi indeks saham LQ-45
adalah suku bunga. Tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor makro
ekonomi yang mempengaruhi harga saham (Mohamad 2006). Ketika tingkat suku
bunga mengalami peningkatan maka harga saham akan mengalami penurunan.
Begitu juga sebaliknya ketika tingkat suku bunga mengalami penurunan maka
harga saham akan mengalami peningkatan. Karena dengan tinggi nya tingkat suku
bunga orang beralih berinvestasi pada tabungan atau deposito yang
mengakibatkan saham tidak diminati sehingga harga saham pun akan turun. Harga
saham turun akan berpengaruh terhadap saham-saham yang ada dalam LQ-45.
Selain inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar juga berpengaruh
terhadap pasar modal. Menurut Ocktaviana (2007), jumlah uang beredar adalah
nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar
dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas
uang kartal dan uang giral. Menurut Sukirno (2006) dalam pengertian yang
terbatas (M1) uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah uang
giral yang yang dimiliki oleh perseorangan-perseorangan, perusahaan-perusahaan
dan badan pemerintah. Dalam pengertian yang luas uang beredar meliputi mata
uang dalam peredaran, uang giral, dan uang kuasi. Uang beredar menurut
pengertian luas dinamakan juga liquiditas perekonomian atau M2. Perkembangan
jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan perkembangan ekonomi.
Biasanya bila perekonomian tumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga
bertambah, sedangkan komposisinya berubah. Menurut Mankiw (2000) jumlah
uang beredar di masyarakat menentukan tingkat harga, tingkat pertumbuhan
ekonomi dan tingkat inflasi. Jumlah uang beredar dapat mempengaruhi liquiditas
saham LQ-45.
Nilai tukar merupakan faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pasar
modal. Nilai tukar (Exchange Rate) adalah nilai tukar satuan suatu negara
terhadap negara lain. Nilai tukar atau kurs merupakan salah satu indikator yang
mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor
cenderung berhati-hati dalam melakukan investasi. Menurut Tandelilin (2008)
penguatan kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi
investor. Dimana ketika kurs rupiah terhadap mata uang asing mengalami
penguatan maka akan banyak investor berinvestasi pada saham. Hal tersebut
dikarenakan penguatan tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam
keadaan bagus begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
pembelian saham yang termasuk dalam LQ-45.

3

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI,
Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar (Kurs) terhadap Indeks Saham LQ-45 Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 ”.
Rumusan Masalah
Menurut Wijaya (2005) Indeks LQ-45 adalah indeks yang hanya mencatat
perubahan harga rata-rata dari 45 saham bluechips berkinerja terbaik dan paling
liquid di Bursa Efek Jakarta. Kondisi makro ekonomi akan berpengaruh kepada
investor dalam melakukan investasi terutama investasi di bidang saham.
Tandelilin (2008) menyatakan bahwa faktor faktor ekonomi makro secara empirik
telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kondisi pasar modal di beberapa
negara. Faktor‐faktor tersebut yaitu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB),
laju pertumbuhan inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang (exchange
rate).Variabel makroekonomi seperti inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
beredar dan nilai tukar rupiah akan berpengaruh terhadap indeks saham seperti
indeks LQ-45.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar dan
nilai tukar rupiah secara simultan terhadap indeks saham LQ-45 di BEI pada
periode 2009-2013?
2. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar dan
nilai tukar rupiah secara parsial terhadap indeks saham LQ-45 di BEI pada
periode 2009-2013?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh simultan dari tingkat inflasi, suku bunga SBI , jumlah
uang beredar dan nilai tukar rupiah terhadap indeks saham LQ-45 di BEI pada
periode 2009-2013.
2. Menganalisis pengaruh parsial dari tingkat inflasi, suku bunga SBI , jumlah
uang beredar dan nilai tukar rupiah terhadap indeks saham LQ-45 di BEI pada
periode 2009-2013.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama
investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat akademis
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil dari penelitian ini dapat
menambah wawasan baru bahwa faktor-faktor ekonomi makro juga berpotensi
mempengaruhi kinerja bursa saham, jadi tidak hanya faktor-faktor internal
bursa itu sendiri saja.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Investor dan Emiten

4

Bagi investor dan emiten yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini dapat
membantu mereka dalam menentukan apakah akan menjual, membeli, ataukah
menahan saham yang mereka miliki berkenaan dengan fluktuasi nilai Rupiah
terhadap dolar AS dan tingkat suku bunga SBI. Karena kesalahan dalam
menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal, akan
berakibat buruk bagi perusahaan atau investor sehingga dapat mengalami
kerugian bila kurs rupiah dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh terhadap
indeks sahm LQ-45.
b. Pemerintah
Dengan diketahuinya dampak dari inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah
uang beredar dan nilai tukar terhadap indeks saham LQ-45, maka pemerintah
dapat membuat kebijakan kebijakan yang berkenaan dengan kurs rupiah dan
tingkat suku bunga SBI dan jumlah uang beredar sehingga pengaruh yang
telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dan ditangani dengan sebaik-baiknya.
c. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terutama bagi pihak yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
Ruang Lingkup Penelitian
Indeks LQ-45 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi stabilitas
makroekonomi, kinerja perusahaan, kekuatan pasar dan kebijakan pemerintah
serta faktor lain yang menimbulkan ketidakpastian fluktuasi pasar modal
Indonesia. Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas empat (4) faktor-faktor
makroekomi yang mempengaruhi Indeks LQ-45 yaitu tingkat inflasi, suku bunga
SBI, jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah periode tahun 2009-2013 di Bursa
Efek Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA
Pasar Modal
Menurut Darmadji dan Hendy (2006), pasar modal (capital market)
merupakan pasar untuk berbagai intrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), intrumen derivatif,
maupun intrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana kegiatan
berinvestasi. Pasar modal adalah pasar untuk surat berharga dan bagian dari pasar
keuangan (financial market). Manfaat dari pasar modal, diantaranya :
1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi
dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus menjadi upaya
diversifikasi.
3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.

5

4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaaan sampai lapisan
masyarakat menengah.
5. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek
yang baik.
7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang
bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi
investasi.
8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol
sosial.
9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan
manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
Indeks LQ-45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling
likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Indeks LQ 45, menggunakan 45
saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan
setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian
saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Beberapa kriteria
- kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan
indeks LQ 45 adalah :
a. Kriteria yang pertama adalah :
1. Berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi saham di
pasar reguler.
2. Berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.
b. Kriteria yang kedua adalah :
1. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi
industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
2. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui
berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45
harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12
bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap
enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada
saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang
memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu
BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM,
Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal (Kasinus, 2010)..
Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45, yaitu :

6

1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di
pasar keuangan Indonesia
2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan
3. Saham – saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene
merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEI.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :
1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak
mentah dunia
2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone
positif.
Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya
untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan,
manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor
pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
Inflasi
Tingkat inflasi merupakan indikator yang menggambarkan perubahan
positif Indeks Harga Konsumen (IHK). Sebaliknya, perubahan negatif IHK
disebut deflasi.
Inflasi umum adalah komposit dari inflasi inti, inflasi
administered prices, dan inflasi volatile goods.
1. Inflasi inti (core inflation)
Inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi secara umum, seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar,
dan keseimbangan permintaan dan penawaran, yang sifatnya cenderung
permanen, persistent, dan bersifat umum. Berdasarkan SBH 2007 jumlah
komoditasnya sebanyak 692 antara lain kontrak rumah, upah buruh, mie,
susu, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.
2. Inflasi yang harganya diatur pemerintah (administered prices inflation)
Inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya secara umum dapat diatur
pemerintah. Berdasarkan SBH 2007 jumlah komoditasnya sebanyak 21 antara
lain bensin, tarif listrik, rokok, dan sebagainya.
3. Inflasi bergejolak (volatile goods)
Inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak.
Berdasarkan tahun dasar 2007, inflasi volatile goods masih didominasi bahan
makanan, sehingga sering disebut juga sebagai inflasi volatile foods. Jumlah
komoditasnya sebanyak 61 antara lain beras, minyak goreng, cabai, daging
ayam ras, dan sebagainya.
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum
dan terus menerus. Naiknya harga suatu barang dapat dikatakan sebagai gejala
inflasi jika kenaikan harga barang tersebut dapat memicu kenaikan harga barang
secara umum dan terus menerus dalam artian bukan hanya sesaat. Jika
peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun. Selain itu,
inflasi yang meningkat menyebabkan penurunan daya beli rupiah yang telah
diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya
beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan
premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya.

7

Inflasi merupakan faktor fundamental makro dari indikator makro
ekonomi yang menggambarkan kondisi ekonomi yang kurang sehat, karena harga
harga barang secara umum meningkat sehingga melemahkan daya beli
masyarakat. Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan)
produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) atau juga
termasuk kurangnya distribusi). Menurut Wira (2011) angka inflasi yang tinggi
biasanya mendorong Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga.
Suku Bunga SBI
Menurut Sukirno (2006), suku bunga adalah persentase pendapatan yang
diterima oleh kreditur dari pihak debitur selama interval waktu tertentu.
Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk
mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik
atau turun tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat
berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat
berharga akan menderita capital loss atau capital gain. Tingkat bunga yang
rendah dapat menurunkan biaya modal bagi kalangan bisnis, yang kemudian
mendorong investasi perusahaan dan akan merangsang belanja konsumen serta
pasar perumahan (Brigham dan Houston 2010)
Jumlah Uang Beredar (JUB)
Semakin banyak jumlah uang yang beredar maka nilai tukar Rupiah
cenderung akan melemah dan harga-harga akan meningkat. Pertumbuhan jumlah
uang beredar yang tinggi sering kali juga menjadi penyebab tingginya inflasi
karena meningkatnya jumlah uang beredar akan menaikkan permintaan yang pada
akhirnya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan di sektor riil akan menyebabkan
naiknya harga.
Definisi yang berbeda tentang jumlah uang yang beredar mencakup juga
berbagai jenis deposito yang berlainan. Jumlah uang beredar merupakan suatu
stok, yang dirumuskan secara sempit (M1) meliputi uang kartal dan deposito yang
dapat digunakan sebagai alat tukar. Sebelum tahun 1980, ketika perbedaan antara
giro dan deposito berjangka masih cukup jelas, uang beredar dalam arti sempit
dirumuskan sekedar sebagai jumlah uang kartal dan deposito berjangka.
Perkembangan pasar uang membuat makin meluasnya pengertian M1.
Definisi yang lebih luas lagi mencakup M2 dan M3. Yang disebut M2
adalah M1 ditambah dengan tabungan dan segala jenis deposito berjangka yang
lebih pendek, termasuk juga rekening pasar uang dan pinjaman semalam antar
bank. Sedangkan M3 adalah M2 ditambah dengan beberapa komponen.
Komponen yang terpenting adalah sertifikat deposito. Sertifikat deposito adalah
deposito tabungan, yang dibuktikan dengan surat atau sertifikat ketimbang catatan
dalam buku tabungannya.
Berbagai teori permintaan uang telah dikembangkan oleh beberapa ahli
atau ilmuawan. Salah satu teori yang banyak ditelaah dan dibahas oleh sejumlah
ekonom dunia adalah teori Keynessian. Menurut John Maynard Keynes,
permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional. Meningkatnya
permintaan uang akan menaikkan suku bunga. Investasi pada surat berharga
(obligasi) pada saat suku bunga naik akan mengakibatkan kerugian capital gain ,

8

dari sisi lain apabila suku bunga turun, permintaan surat berharga akan naik.
erdapat tiga macam tujuan seseorang memegang uang tunai, yaitu motif transaksi,
berjaga-jaga dan spekulasi. Permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi
menunjukkan jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan membiayai
transaksi/pengeluaran yang sifatnya tertentu (perbulan) membayar dalam jumlah
tetap dan rutin. Permintaan uang tunai untuk berjaga-jaga menunjukkan uang
tunai yang diminta untuk bertujuan untuk tujuan membiayai transaksi/pengeluaran
yang sifatnya bukan rutin dan bukan spekulatif.
Jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
dipengaruhi secara positif oleh tingkat pendapatan. Artinya semakin besar tingkat
pendapatan semakin besar pula jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan
transaksi dan berjaga-jaga, dan sebaliknya. Permintaan uang tunai untuk tujuan
spekulasi menunjukkan jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan membiayai
transaksi atau pengeluaran yang sifatnya spekulatif. Misalnya membeli surat
berharga (obligasi) atau saham. Jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan
spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga. Artinya semakin tinggi
suku bunga semakin sedikit jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan
spekulasi, dan sebaliknya. Sehingga jumlah uang yang beredar akan berpengaruh
secara positif terhadap kinerja saham.
Nilai Tukar (Exchange Rate)
Nilai tukar merupakan harga atau nilai tukar mata uang lokal terhadap
mata uang asing. Para pelaku dalam pasar internasional amat peduli terhadap
penentuan nilai tukar valuta asing (valas), karena nilai tukar valas akan
mempengaruhi biaya dan manfaat ”bermain” dalam perdagangan barang, jasa dan
surat berharga (Sudiyatno 2010). Nilai tukar mata uang asing (the exchange rate)
atau nilai kurs menyatakan hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing
dan kesatuan mata uang dalam negeri. Menurut Sukirno (2006), kurs adalah
jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan,
untuk memperoleh satu unit mata uang asing
Nilai tukar atau lazim juga disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi
ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch dan
Fischer 1992):
1. Selling Rate (kurs jual), yakni kurs yang ditentukan oleh suatu Bank untuk
penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu
2. Middle Rate (kurs tengah), adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli
valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central
pada suatu saat tertentu.
3. Buying Rate (kurs beli), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk
pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
4. Flat Rate (kurs flat), adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank
notes dan traveller chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan
promosi dan biaya‐biaya lainya.
Penelitian Terdahulu
Sejumlah penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya menjadi
landasan ataupun acuan dalam melakukan penelitian ini. Meskipun ruang

9

lingkupnya hampir sama, tetapi karena objeknya dan periode waktu yang berbeda
maka banyak hal yang tidak sama. Penelitian - penelitian ini tetap dapat dijadikan
sebagai referensi untuk saling melengkapi. Berikut ringkasan penelitian terdahulu.
Menurut Nugroho (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan variabel
suku bunga berpengaruh negatif terhadap indeks LQ-45, sedangkan variabel
jumlah uang beredar dan kurs mata uang dolar berpengaruh secara positif terhadap
indeks LQ-45. Suku bunga memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap
indeks LQ-45.
Amin (2012) mengatakan dalam penelitiannya bahwa tingkat inflasi,
tingkat suku bunga SBI, nilai kurs U.S dollar (USD/IDR), Indeks Dow Jones
(DJIA) berpengaruh secara simultan terhadap IHSG. Besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh keempat variabel independen tersebut adalah sebesar 62%,
sedangkan sisanya sebesar 38% mungkin dipengaruhi oleh variabel lain diluar
model penelitian ini, seperti; harga minyak dunia, harga emas, harga euro, dan
lainnya.
Adit (2013) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa Secara simultan
tingkat suku bunga SBI, kurs rupiah, harga emas dunia, Indeks Hang Seng dan
Indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Secara parsial, menunjukkan variabel independen yaitu kurs
rupiah, harga emas dunia dan Indeks Hang Seng berpangaruh signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sedangkan tingkat suku bunga SBI dan
variabel Indeks Nikkei 225 yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
Nilai tukar dollar terhadap rupiah, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan
GDP secara bersama-sama berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor
properti, sedangkan secara parsial nilai tukar dollar terhadap rupiah berpengaruh
positif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti sedangkan inflasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks saham sektor propert (Thobarry
2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2010), Model yang digunakan
adalah model VAR dengan pembedaan 1 kali sampai ordo ke-2 atau VARD (2).
Hasil analisis VARD (2) secara keseluruhan, termasuk fungsi respon impuls dan
dekomposisi ragam menunjukkan bahwa faktor makroekonomi cenderung kecil
memberikan pengaruh pada ILQ45, demikian pula sebaliknya. Dari model
tersebut terlihat adanya pengaruh dari ILQ45 terhadap kurs dan hubungan timbal
balik antara faktor makroekonomi suku bunga SBI dengan inflasi.
Menurut Saurabh (2012) bahwa variabel inflasi dan nilai tukar
berpengaruh terhadap tingkat saham BSE SENSEX. Menurut Caroline (2009)
dalam penelitiannya disimpulkan bahwa faktor-faktor makroekonomi seperti
inflasi, nilai tukar dan GDP berpengaruh terhadap pasar saham di Negara China,
Malasya dan Amerika Serikat.
Mark dan Aris (2001) meneliti bahwa hanya money supply yang
mempengaruhi level dan volatility dari equity returns. Agregat yang popular
seperti industial production, personel incaome dan sales tidak berpengaruh
siginifikanterhadap kondisi volatility ataupun volume perdagangan. GNP riil
menunjukkan pengaruh yang rendah terhadap kondisi return volatility dan tidak
berpengaruh terhadap volume perdagangan.

10

METODE

Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian korelasional (correlational
study) berdasarkan alat analisis yang digunakan. Penelitian korelasional ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari suatu variabel atau lebih terhadap
variabel lainnya yaitu menganalisis pengaruh variabel tingkat inflasi, suku bunga
SBI, jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah terhadap indeks LQ-45.
Variabel-variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas), sebagai berikut:
1. Variabel terikat atau “dependent variabel” yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Indeks LQ-45 (Y).
Dalam hal ini data LQ-45 telah disusun dan diperhitungkan serta merupakan
catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga saham di
BEI. Data yang digunakan adalah data Indeks LQ-45 selama 5 tahun mulai
Januari 2009 sampai Desember 2013.
2. Variabel bebas atau “independent variable” merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi variabel terikat “dependent variable”. Variabel-variabel bebas
“independent variable (X)” adalah faktor ekstern yang mempunyai pengaruh
besar terhadap indeks LQ-45 (Y) yang terdiri dari:
a. Tingkat inflasi (X1)
Tingkat inflasi adalah perubahan angka inflasi yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia pada periode 1 Januari 2009–31 Desember 2013 yang dihitung tiap
bulan dalam satuan persen (%).
b. Suku bunga SBI (X2)
Suku bunga SBI merupakan tingkat bunga yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan dijadikan sebagai tingkat bunga standar bagi bank pemerintah
maupun bank swasta lainnya. Satuan ukur yang digunakan adalah besarnya
tingkat bunga SBI satu bulan dalam satuan persen (%) selama tahun 2009
sampai 2013.
c. Jumlah uang beredar (X3)
Jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan
masyarakat. Satuan ukur yang digunakan adalah besarnya jumlah uang
beredar setiap bulannya dalam periode 2009-2013
d. Nilai tukar rupiah (X4)
Nilai kurs Dollar AS (USD) adalah harga atau nilai nominal USD terhadap
mata uang rupiah.Satuan ukur yang digunakan adalah besarnya nilai tukar
rupiah terhadap Dollar AS pada penutupan perdagangan valuta asing tiap
bulan dalam satuan rupiah selama tahun 2009-2013.

11

+/-

Inflasi

+/-

Suku Bunga SBI

Indeks
LQ-45

+/Jumlah Uang Beredar

+/-

Nilai Tukar

Gambar 1. Kerangka teoritis

Bursa Efek Indonesia

Obligasi

Faktor
Makroekonomi

Inflasi

LQ-45

IHSG

Suku Bunga SBI

Investor

Reksa Dana

Saham

Kompas
100

JUB

Indeks
Sektoral

Jakarta Islamic
Indeks

Nilai Tukar

Pengaruh terhadap Indeks LQ-45

Implikasi Managerial

Gambar 2. Kerangka pemikiran
Keterangan :

IHSG
JUB

: dibahas dalam penelitian ini
: tidak dibahas dalam penelitian ini
: indeks harga saham gabungan
: jumlah uang beredar

Papan
Utama

Papan
Pengembang

12

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia yang terletak di
Jln.Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta Selatan. Waktu penelitian adalah
Maret 2014-Mei 2014
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif time
series (runtut waktu) yang bersumber dari data sekunder, yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui informasi yang didapatkan dari buku,
dokumen, maupun situs lembaga tertentu. Data untuk penelitian ini bersumber
dari Indonesia Capital Market Electronic Libarary (ICAMEL) berupa data indeks
LQ-45, kemudian dari www.bi.go.id dan www.bps.co.id berupa data tingkat
inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah atau nilai kurs
dollar AS. Semua data variabel yang diambil adalah data bulanan periode 20092013.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data meliputi:
1. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data dari internet, skripsi
maupun penelitian terdahulu, jurnal, artikel dan literatur ilmiah.
2. Mengambil data ke Bursa Efek Indonesia
Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah indeks harga saham di bursa efek
seluruh dunia. Hampir seluruh negara di dunia mempunyai bursa efek. Pada setiap
bursa efek terdapat berbagai jenis indeks harga saham yang dihitung berdasarkan
kriteria masing-masing. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
indeks LQ-45 di BEI. Penentuan indeks LQ-45 sebagai sampel berdasarkan teknik
purposive sampling. Indeks LQ-45 dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
yang diinginkan:
1. Merupakan salah satu indeks harga saham di BEI
2. Merupakan indeks 45 perusahaan yang memiliki liquiditas tinggi dan nilai
kapitalisasi besar yang tercatat di BEI.
3. Merupakan indeks yang mencerminkan kinerja pasar modal (BEI).
Metode Analisis Data
Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Pemilihan analisis ini dikarenakan dalam analisis pemilihan
regresi linier berganda dapat menerangkan ketergantungan suatu variabel
dependent (Y) dengan satu atau lebih variabel independent (X). Dalam analisis ini
dapat diukur hubungan antara satu variabel dependent (Y) dengan satu variabel
independent (X).
Menurut Sekaran (2009), regresi berganda dlakukan untuk menguji
pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap dari variabel terikat yang

13

berskala interval. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus, yaitu :
pertama, meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi
variabel dependen; kedua, mengoptimalkan korelasi antara nilai aktual dan nilai
estimasi variable dependen berdasarkan data yang ada. Dengan menganggap Y = f
(X1, X2, X3) dalam hubungan fungsional di mana Y adalah fungsi linear, maka
model regresi berganda untuk empat variabel di mana variabel terikatnya
merupakan fungsi linear dari tiga variabel bebas.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik regresi
berganda (multiple regression). Uji regresi berganda di gunakan untuk melihat
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dapenden. Alat
analisis yang digunakan dalam pengujian ini adalah SPSS versi 15.0.
Bentuk persamaan regresi berganda secara khusus adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e………………(1)
Keterangan :
Y
= Indeks LQ-45
b0
= Konstanta
b1-b4 = Koefisien Regresi
e
= Standar Error

X1= Inflasi
X2= Suku Bunga SBI
X3= Jumlah Uang Beredar
X4= Nilai Tukar Rupiah

Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah
suatu model regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk melakukan
penaksiran. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator), yaitu memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari masalahmasalah multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi maupun uji linearitas.
Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji terhadap asumsi klasik, apakah
terjadi penyimpanganpenyimpangan atau tidak, agar model penelitian ini layak
untuk digunakan.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Sunyoto 2009).
Uji. normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji grafik dan uji
signifikansi Kolmogorov-Smirnov.
Uji Autokorelasi
Menurut Sunyoto (2009) persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru
timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t
(berada) dan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Noor (2014) uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah
dalarn model regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

14

adalah melihat grafik plot antara nilai presiksi variabel terikat (ZPRED) dengan
resisualnya (SRESID).
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untk menguji dalam regresi ditemukan
korelasi antar variable bebas yang kuat/tinggi (Noor 2014). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Akibat bagi model
regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar
estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variable independen,
tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin
besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi (Sekaran
2009).
Uji Serempak (Uji F)
Menurut Kuncoro (2001), uji statistik F adalah uji yang menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F untuk melihat signifikan
tidaknya pengaruh variabel bebas tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah
uang beredar dan perubahan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap
variabel Indeks LQ-45. Pengujian ini dilakukan terhadap model regresi yang
didapatkan dari hasil olah data dengan menggunakan program SPSS 15.0 dari
seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Merumuskan formulasi atau uji hipotesis
H0; μ = 0 : Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar dan nilai
tukar rupiah secara simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Indeks LQ-45 periode Januari 2009- Desember 2013
H1; μ ≠ 0 : Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar dan nilai
tukar rupiah secara simultan berpengaruh terhadap Indeks LQ-45.
Periode Januari 2009- Desember 2013
b) Menetapkan taraf signifikan sebesar 0,05 (α = 5%).
c) Membuat keputusan
Membandingkan F- hitung dengan F-tabel. Nilai F hitung didapat dari hasil
perhitungan tabel annova dari program SPSS sedangkan nilai F-tabel diperoleh
dari tabel F dengan mengitung numerator dan denumerator.
Numerator : Jumlah Variabel -1 atau k-1
Denemurator: Jumlah kasus atau observasi –jumlah varibel atau n-k
Jika F-hitung > F-tabel, maka terima H1 tolak H0
Jika F-hitung < F-tabel, maka terima H0

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1984-2009.

0 2 14

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 17

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85