Analisis Faktor Yang Memengaruhi Minat Investor Terhadap Sukuk Negara Ritel

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT
INVESTOR TERHADAP SUKUK NEGARA RITEL

ADIK PUTRI SARAH

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Faktor yang
Memengaruhi Minat Investor Terhadap Sukuk Negara Ritel adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Adik Putri Sarah
NIM H54100053

ABSTRAK
ADIK PUTRI SARAH. Analisis Faktor yang Memengaruhi Minat Investor
Terhadap Sukuk Negara Ritel. Dibimbing oleh IRFAN SYAUQI BEIK.
Produk investasi di pasar modal syariah kini sudah semakin
berkembang, tak terkecuali pasar modal syariah di Indonesia. Salah satu
usaha pemerintah mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia adalah
dengan menerbitkan beberapa produk investasi syariah, salah satunya sukuk
negara ritel. Sukuk negara ritel memiliki karakteristik yang khas, produk ini
memungkinkan investor untuk berinvestasi secara individu, dan produk ini
dijamin pemerintah dengan jaminan aset. Sukuk negara ritel dapat menjadi
salah satu alternatif investasi, menjadi sumber biaya APBN sekaligus
menjadi alternatif pengembangan pasar modal syariah Indonesia. Penelitian
ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat investor terhadap
sukuk negara ritel dengan menggunakan metode Structural Equation

Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS) serta gambaran umum investor
sukuk negara ritel dengan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan
bahwa faktor informasi produk, risiko investasi, dan kepuasan investor
signifikan memengaruhi minat investor, sedangkan faktor yang tidak
signifikan memengaruhi adalah faktor pertimbangan prinsip syariah.
Kata kunci: faktor, preferensi, Structural Equation Modelling-Partial Least
Square (SEM-PLS), sukuk negara ritel

ABSTRACT
ADIK PUTRI SARAH. Analysis of Factors Affecting Investor’s Interest in
Retail Sovereign Sukuk. Supervised by IRFAN SYAUQI BEIK.
Investment products in the Islamic capital market in Indonesia is
now growing rapidly. One of the government's efforts to develop the Islamic
capital market in Indonesia is to publish some Islamic investment products,
one of which is retail sovereign sukuk. Retail sovereign sukuk has
distinctive characteristics. This product allows investors to invest
individually. It is also guaranteed by the government and has collateral
assets. Retail sovereign sukuk could be an alternative investment, a source
of APBN costs, as well as an alternative to the Islamic capital market
development in Indonesia. This study analyzes factors that influence

investor’s interest for retail sovereign sukuk by using Structural Equation
Modeling-Partial Least Square (PLS-SEM) and general characteristics of
investors with descriptive analysis method. The analysis shows that the
factor of product information, investment risk, and investor satisfaction
significantly affect investor interest while the consideration of Islamic
principles is not significantly affecting investor’s interest.
Keywords: factor, preference, retail sovereign sukuk, Structural Equation
Modelling Partial Least Square (SEM-PLS)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT
INVESTOR TERHADAP SUKUK NEGARA RITEL

ADIK PUTRI SARAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi


PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

vi

viii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Juli
2014 ini ialah minat investor terhadap sukuk negara ritel, dengan judul
Analisis Faktor yang Memengaruhi Investor Terhadap Sukuk Negara Ritel.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Kusno Kasdi dan Ibu Sumarnis, serta Kak Ami, Lida, Nina, dan

Kak Hafiz atas segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan
selama ini.
2. Bapak Dr. Irfan Syauqi Beik selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan waktu, bantuan, saran, dan motivasi.
3. Bapak Dr. Jaenal Effendi selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni
Lubis, MA selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas saran dan
kritik untuk perbaikan skripsi ini.
4. Seluruh pihak BSM Cabang Bekasi beserta KCP yang dibawahinya,
BSM Cabang Thamrin beserta KCP yang dibawahinya, BRIS KCP
Cikini, dan BRIS Pusat atas bantuan dalam mengumpulkan responden.
5. Teman-teman satu bimbingan Tyas, Mufida, Puspa, Nur Azizah, dan
teman sebimbingan lain yang telah memberi bantuan, waktu, tenaga,
saran, dan semangat.
6. Sahabat-sahabat penulis Fauziyah, Zikra, Aldesta, dan Febrina atas
dukungan, motivasi, dan masukan hingga skripsi ini selesai.
7. Ken Satrio yang telah memberikan banyak bantuan, waktu, tenaga, dan
motivasi hingga skripsi ini selesai.
8. Teman-teman Ilmu Ekonomi Syariah 47 lainnya yang telah
memberikan bantuan dan dukungan.
9. Pihak-pihak lain yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini saya persembahkan untuk Umiku tercinta, Kurniati
Isnainiar. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2014
Adik Putri Sarah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
4
4
4
5

TINJAUAN PUSTAKA
Investasi
Faktor yang Mempengaruhi Investor dalam Berinvestasi
Surat Berharga Syariah Negara
Penelitian Terdahulu

Kerangka Pikir

5
5
6
9
10
11

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data

12
12
13
13
13


HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sukuk Negara Ritel
Karakteristik Responden
Uji Validitas dan Reliabilitas
Analisis SEM PLS

17
17
22
26
26

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

31
31
31


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

32
35

RIWAYAT HIDUP

47

x

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6


Pangsa Pasar Produk Investasi Syariah di Indonesia Tahun 2012
Variabel Penelitian
Karakteristik Sukuk negara ritel berdasarkan seri penerbitan
Ketentuan Pokok Sukuk Negara Ritel
Hasil PLS Algorithm
Hasil Estimasi Path Coefficients

2
15
18
18
29
31

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jumlah Investor Sukuk Negara Ritel dan Obligasi Negara Ritel
Nominal Penebitan Sukuk Negara Ritel dan Obligasi Negara Ritel
Kerangka Pikir
Model Awal Penelitian
Skema Ijarah Sale and Lease Back
Skema ijarah Asset to be Leased
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Karakteristik Responden Berdasarkan Preferensi Risiko
Alasan Pemilihan Sukuk Negara Ritel
Model Akhir Penelitian
Hasil Bootstrapping

3
3
12
15
19
20
22
23
23
24
24
25
25
26
27
30

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Persamaan Model Pengukuran
Hasil Output SEM-PLS
Kuesioner Penelitian

35
38
39
41

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era modern seperti sekarang ini, investasi menjadi penting untuk
dilakukan. Investasi dapat dijadikan alternatif solusi dalam pemanfaatan uang
yang menganggur (idle money). Tak hanya itu, investasi dapat menjadi salah satu
alternatif menabung, sebagai sumber pendapatan pasif, ataupun sebagai sumber
modal. Investasi pun tidak hanya penting bagi pihak korporasi, namun penting
juga bagi masyarakat individu untuk melakukan investasi. Secara finansial,
investasi penting untuk dilakukan karena didorong oleh dua hal utama. Pertama,
karena nilai intrinsik dalam suatu mata uang cenderung akan terus menurun yang
disebabkan karena adanya inflasi. Melakukan investasi dapat membantu
mengurangi dampak inflasi. Kedua, investasi dapat mendatangkan keuntungan
bagi investor. Keuntungan ini dapat berbentuk bunga, bagi hasil, capital gain,
atau bentuk lainnya sesuai dengan produk investasi yang dibeli. Manfaat investasi
bagi investor menurut Rahardjo (2006), adalah memperoleh keuntungan yang
variatif, tersedianya pilihan instrumen investasi yang beragam, mengembangkan
dana yang dimiliki secara sistematis dan terarah, serta melakukan diversifikasi
investasi untuk meningkatkan keuntungan serta menekan risiko. Investasi pun
merupakan kegiatan yang diperintahkan oleh Allah karena dapat mendatangkan
manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu Allah melarang adanya
penimbunan harta sedangkan harta tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan
perekonomian, karena itu dalam Islam investasi penting untuk dilakukan.
Larangan menimbun harta terdapat dalam firman Allah, yaitu
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengkekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Huthamah” (QS. Al-Humazah [104]:1-4).
Didukung dengan semakin berkembangnya pasar modal Indonesia, produk
investasi yang tersedia di pasar modal Indonesia saat ini semakin bervariasi dan
produk investasi syariah pun mulai merambah pasar modal Indonesia. Walaupun
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun hal ini tidak menjadikan
produk investasi syariah sebagai produk yang mendominasi pasar modal. Pada
tahun 2012, secara keseluruhan pangsa pasar syariah di Indonesia hanya mencapai
37.1%. Pangsa pasar syariah ini dinilai masih rendah mengingat dari beberapa
jenis produk investasi yang ada, hanya saham syariah saja yang pangsa pasarnya
dapat mencapai 59%. Produk investasi syariah lainnya hanya dapat mencapai
pangsa pasar sekitar 5%, termasuk di dalamnya obligasi syariah atau yang lebih
dikenal dengan sukuk. Walaupun pasar modal syariah di Indonesia masih terus
berkembang, namun sukuk bukan lagi produk yang baru dalam dunia investasi di
Indonesia sehingga pangsa pasar sukuk diharapkan bisa lebih tinggi. Namun
pangsa pasar sukuk negara di Indonesia pada tahun 2012 hanya mencapai 7.7%.
Angka ini tentu terbilang sangat rendah dibandingkan dengan obligasi negara
konvensional.

2

Tabel 1 Pangsa pasar produk investasi syariah di Indonesia tahun 2012
Pangsa Pasar (%)
Produk Investasi
Syariah
Konvensional
Saham
59.4
40.6
Obligasi Korporasi
5.8
94.2
Obligasi Negara
7.7
92.3
Reksa Dana
3.8
96.2
Deposito
5.8
94.2
Asuransi
3.7
96.3
Total
37.1
62.9
Sumber : IDX dalam Rakhmat 2014

Saat ini jenis investasi tidak hanya ditujukan bagi investor korporasi.
Telah tersedia pula produk investasi yang ditujukan bagi investor ritel sehingga
memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi secara individu. Salah satu produk
investasi syariah yang diterbitkan untuk investor ritel adalah sukuk negara ritel.
Sukuk negara ritel sebagai salah satu produk keuangan syariah, merupakan salah
satu produk yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan industri keuangan
syariah di Indonesia. Semakin banyak transaksi pada sukuk negara ritel, maka
akan berdampak pada perbankan syariah maupun pasar modal syariah. Hal ini
disebabkan karena sistem dalam perekonomian saling terkait dan terhubung antara
satu dengan lainnya. Semakin tinggi daya jual sukuk negara ritel, maka transaksi
yang terjadi di bank syariah sebagai agen penjual sukuk negara ritel juga akan
meningkat. Lalu pasar modal syariah sebagai salah satu tempat terjadinya
transaksi penjualan dan pembelian sukuk negara ritel akan semakin berkembang
pula. Peningkatan dan pengembangan yang terjadi di sektor perbankan syariah
dan pasar modal syariah, mampu mendorong perkembangan pertumbuhan industri
keuangan syariah. Lebih jauh mengenai sukuk negara ritel, produk investasi ini
memiliki kelebihan dibandingkan dengan produk investasi lain. Selain produk
investasi ini diterbitkan untuk investor individu, sukuk negara ritel memberikan
tingkat imbal hasil yang kompetitif dibandingkan dengan deposito, dan
penerbitannya dijamin oleh pemerintah yang harus didasarkan pada underlying
asset. Underlying asset yang dimaksud adalah jaminan aset berupa Barang Milik
Negara (BMN), sehingga sukuk negara ritel merupakan salah satu produk
investasi yang sesuai bagi investor yang menghindari risiko yang tinggi. Selain itu
sukuk negara ritel dapat menjadi solusi dalam diversifikasi jenis investasi
keuangan syariah dan dana yang diserap dari hasil penjualannya digunakan untuk
membiayai defisit APBN maupun untuk membiayai pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Dapat dikatakan dengan membeli produk investasi ini, investor telah
berpartisipasi dalam pembangunan negara dan mengurangi bertambahnya risiko
utang luar negeri pemerintah.
Sukuk negara ritel pertama kali diterbitkan dengan seri SR-001. Pada
penerbitan seri pertama, sukuk negara ritel sudah mendapat respon yang baik dari
masyarakat. Tak kalah dengan obligasi negara ritel yang dikenal dengan seri ORI,
total jumlah investor sukuk negara ritel dari seluruh Indonesia yang mencapai 14
ribu dan dana yang diserap oleh SR-001 inipun mencapai nilai 5,56 triliun rupiah.
Sukuk negara ritel baru berumur enam tahun semenjak tahun pertama serinya
diterbitkan, sehingga sukuk negara ritel masih dapat terus dikembangkan dan

3

pangsa pasarnya dapat terus diperluas. Pada Gambar 1, jumlah investor sukuk
negara ritel di pasar primer memang tidak sebanyak investor obligasi ritel. Namun
jika dilihat perkembangan jumlah investor sukuk negara ritel dari seri SR-001
sampai SR-005 dan obligasi ritel seri ORI-006 sampai ORI-010, dapat terlihat
bahwa jumlah investor sukuk negara ritel di pasar primer cenderung mengalami
peningkatan walaupun tidak signifikan. Jumlah investor obligasi negara ritel di
pasar primer walaupun dapat melebihi jumlah investor sukuk negara ritel, namun
perkembangan investornya jika dilihat dari seri ORI-006 sampai ORI-010
cenderung tidak stabil. Pada Gambar 1 dan Gambar 2 grafik untuk ORI periode
2014 tidak ada karena hingga September 2014, ORI periode ini belum terbit.

INVESTOR

50000
40000
30000
20000

SR

10000

ORI

0
2009

2010

2011

2012

2013

2014

PERIODE

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Gambar 1 Jumlah investor sukuk negara ritel dan obligasi negara ritel

TRILIUN (RUPIAH)

Pada Gambar 2 dapat diketahui dari segi jumlah nominal penerbitan, sukuk
negara ritel memang belum dapat melampaui obligasi negara ritel. Namun jika
dilihat perkembangannya, sukuk negara ritel tidak kalah dari obligasi negara ritel
karena terus mengalami peningkatan. Perkembangan sukuk negara ritel perlu
untuk terus ditingkatkan agar dapat bersaing secara lebih kompetitif dengan
produk investasi lainnya dan memperluas pangsa pasar sukuk negara ritel.
25000
20000
15000
10000
5000
0

SR
ORI
2009

2010

2011

2012

2013

2014

PERIODE

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Gambar 2 Nominal penerbitan sukuk negara ritel dan obligasi negara ritel
Sukuk negara ritel sebagai produk keuangan syariah memiliki potensi
tersendiri jika dibandingkan dengan produk investasi jenis lain. Karakteristik
sukuk negara ritel yang khas menjadikan sukuk negara ritel memiliki kelebihan
dan mampu menyerap potensi dana dari investor individu. Sukuk negara ritel
yang berbasis syariah tidak hanya dapat dibeli oleh investor syariah. Hal ini akan
berbeda jika dibandingkan dengan produk investasi keuangan konvensional,
karena investor syariah tidak dapat berpartisipasi pada produk investasi tersebut.

4

Terlebih lagi mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan pasar keuangan
syariah di Indonesia pun sedang berkembang. Selain itu, adanya sukuk negara
ritel dapat memperluas pasar keuangan syariah di Indonesia. Sukuk negara ritel
pun telah beberapa kali mendapat penghargaan. Pada tahun 2009, sukuk negara
ritel mendapat penghargaan Islamic Deals of The Year dan Best Sovereign Deal in
Southest Asia. Kemudian pada tahun 2011, kembali mendapatkan penghargaan
Indonesia Deal of The Year dan Indonesia Best Islamic Deal.
Perumusan Masalah
Sukuk merupakan salah satu produk investasi yang dapat memengaruhi
pertumbuhan industri keuangan syariah. Perkembangan produk sukuk yang
terbilang cukup baik di Indonesia, memiliki potensi untuk mengembangkan
industri keuangan syariah. Sukuk negara ritel dapat menyerap dana masyarakat
dalam total jumlah triliun rupiah, yaitu dengan kisaran 5-19 triliun rupiah selama
masa penerbitannya. Namun minat masyarakat yang tinggi dan kelebihan yang
dimiliki sukuk negara ritel tak menjadikan pangsa pasar sukuk tinggi. Pangsa
pasar sukuk di Indonesia masih rendah, terutama dibandingkan dengan produk
investasi konvensional.
Potensi sukuk negara ritel tentu harus terus dikembangkan untuk
memenuhi kepentingan masyarakat maupun negara, serta untuk memperluas
pangsa ekonomi syariah di Indonesia. Berangkat dari rumusan tersebut, penilitian
ini mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi investor dalam memilih sukuk
negara ritel sebagai produk investasi. Rumusan permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh faktor tingkat risiko, informasi produk investasi,
pertimbangan prinsip syariah, dan kepuasaan investor terhadap minat investor
pada sukuk negara ritel?
2. Manakah yang paling berpengaruh terhadap minat investor di antara faktor
tingkat risiko, informasi produk investasi, pertimbangan prinsip syariah, dan
kepuasaan investor?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka tujuan penelitian in adalah:
1. Mengidentifikasi pengaruh faktor tingkat risiko, informasi produk investasi,
pertimbangan prinsip syariah, dan kepuasaan investor terhadap minat investor
pada sukuk negara ritel.
2. Mengidentifikasi faktor yang paling mendominasi minat investor dalam
membeli sukuk negara ritel.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, yaitu:
1. Sebagai sumber bahan bagi akademisi baik sebagai acuan ataupun untuk
kemudian dikembangkan.

5

2. Sebagai bukti empiris mengenai pengaruh faktor tingkat risiko, informasi
produk investasi, pertimbangan prinsip syariah, dan kepuasaan investor dalam
memengaruhi minat investor pada sukuk negara ritel.
3. Sebagai informasi dalam membentuk strategi maupun kebijakan untuk
perkembangan sukuk negara ritel selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi minat
investor dalam memilih produk sukuk negara ritel. Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini terbatas pada variabel tingkat risiko, informasi produk investasi,
pertimbangan prinsip syariah, dan kepuasaan investor. Penelitian ini
menggunakan metode kuesioner dengan responden sebanyak 100 yang terdiri dari
investor sukuk negara ritel dari seri SR-001 sampai SR-006 secara acak.
Responden penelitian ini adalah investor pada pasar perdana, yaitu investor yang
melakukan pembelian produk sukuk negara ritel melalui bank atau perusahaan
sekuritas.

TINJAUAN PUSTAKA
Investasi
Pengertian Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai tidak melakukan kegiatan konsumsi yang
berlebihan pada saat ini untuk dapat mendapat keuntungan yang lebih besar di
masa mendatang. Masa depan yang bersifat tidak pasti menjadikan investasi
terdiri dari dua aspek, yaitu aspek waktu dan risiko. Aspek waktu adalah dengan
melakukan pengorbanan saat ini, investor dapat merasakan manfaatnya di masa
depan. Namun manfaat tersebut bersifat tidak pasti karena adanya aspek risiko
yang tidak dapat diprediksi secara pasti (Hoban et al. 1990). Pendapat serupa
disampaikan oleh Tandelilin (2010), menurut Tandelilin konsep investasi adalah
melakukan penundaan konsumsi dengan cara menanam sumber daya dan
mengorbankan konsumsi saat ini yang bertujuan memperoleh keuntungan yang
lebih dimasa mendatang. Definisi investasi lain disampaikan oleh Griffiths (1951)
yang menyebutkan bahwa investasi adalah penyebaran sumber daya dengan
tujuan mendapatkan keuntungan finansial. Secara umum terdapat dua jenis
investasi. Jenis pertama adalah investasi fisik, yaitu dengan mengubah sumber
daya menjadi aset fisik dengan tujuan memproduksi suatu barang atau jasa untuk
dijual yang kemudian dapat mendatangkan keuntungan. Jenis kedua adalah
investasi keuangan, dengan mengubah sumber daya menjadi aset keuangan
seperti: sertifikat kepemilikan; hak bertransaksi; atau utang.
Investasi dalam Syariah
Konsep investasi dalam konvensional dengan konsep investasi dalam Islam
memang terdapat beberapa hal yang serupa. Namun agama Islam mengajarkan

6

untuk tidak berbuat buruk kepada sesama dan saling peduli serta tolong-menolong.
Islam mengajarkan kepada para pemilik harta untuk mengembangkan hartanya
dan melarang adanya penimbunan harta, sedangkan harta tersebut dibutuhkan oleh
masyarakat untuk menggerakkan aktivitas perekonomian, pembangunan, ataupun
membiayai proyek bermanfaat (Qardhawi 2000). Prinsip investasi dalam Islam
menurut Uthmani dalam Htay et al. (2013) adalah, pertama, investasi yang
berbasis pada prinsip syariah harus menerapkan konsep bagi hasil. Konsep bagi
hasil mengharuskan pihak-pihak yang terlibat dalam investasi tersebut menerima
laba ataupun menanggung kerugian bersama-sama secara adil. Kedua, dalam
melakukan investasi berbasis syariah dana yang diinvestasikan harus digunakan
untuk bisnis yang sesuai dengan syariah Islam. Tidak hanya mencakup saluran
investasinya saja, melainkan kondisi dan akad yang digunakan oleh pihak terkait
pun harus sesuai dengan syariah Islam. Dapat diartikan bahwa konsep mendasar
dalam investasi yang sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah larangan atas
praktik riba, sistem yang diterapkan adalah sistem bagi hasil, serta investasi yang
dilakukan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan material semata.

Faktor yang Memengaruhi Investor dalam Berinvestasi
Informasi Produk
Informasi produk investasi dapat diberikan kepada investor dalam bentuk
yang beragam seperti brosur, iklan di media cetak, iklan di media elektronik,
prospektus, ataupun dengan menyelenggarakan seminar atau talkshow yang
khusus untuk membahas produk investasi tersebut. Ketersediaan informasi yang
cukup akan dapat memberikan keuntungan bagi produk investasi, karena melalui
informasi investor dapat mengetahui kelebihan produk investasi dan dapat
melakukan transaksi jual beli. Informasi yang didapat oleh investor ataupun calon
investor dapat memengaruhi keputusan investor terhadap produk investasi
tersebut. Selain itu informasi dapat pula membentuk opini investor terhadap suatu
produk investasi. Kedua hal inilah yang menyebabkan informasi menjadi
komponen penting bagi suatu produk, terutama dalam hal pemasaran.
Prinsip Islam mengajarkan penjual untuk memberikan informasi mengenai
suatu produk dengan jujur, serta melarang perbuatan berdusta, dan
mempermainkan kualitas. Selain itu informasi yang diberikan pihak penjual
kepada pembeli pun harus bersifat transparan, dalam artian tidak menutup-nutupi
sesuatu. Rasulullah selalu menerapkan prinsip-prisip tersebut dalam melakukan
transaksi dengan orang lain. Hadits riwayat Al-Quzwani mengatakan Rasulullah
bersabda
“Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang aib, kecuali
ia menjelaskan aibnya” (HR Al-Quzwani).
Tingkat Risiko
Risiko adalah peluang terjadinya kegagalan dalam meraih keuntungan
yang diperkirakan dalam sebuah investasi, atau dapat pula dinyatakan dengan
kemungkinan sebagian atau seluruh modal yang diinvestasikan tidak akan
kembali kepada investor. Pada umumnya investor menghindari risiko pada tingkat
keuntungan yang sama. Artinya, jika diberikan pillihan antara 2 jenis investasi

7

yang memiliki tingkat risiko yang berbeda namun dengan tingkat keuntungan
yang sama, mayoritas investor akan memilih investasi dengan risiko yang
terendah. Namun, investor memiliki persepsi berbeda dengan tingkatan yang
berbeda pula dalam menoleransi risiko dalam investasi (Hoban et al. 1990).
Investor memiliki persepsi terhadap risiko yang berbeda-beda. Namun investor
yang memiliki tujuan utama mendapatkan keuntungan, cenderung akan
menghindari risiko. Selain itu risiko memiliki hubungan yang erat dengan
keuntungan, yaitu di antara keduanya terdapat hubungan positif. Keeratan
hubungan risiko dengan keuntungan menyebabkan risiko menjadi faktor yang
dipertimbangkan investor dalam berinvestasi.
Risiko berinvestasi dalam konsep umum mengacu pada ketidakpastian
tingkat keuntungan. Ketidakpastian pada tingkat keuntungan dalam Islam bukan
merupakan konsekuensi berinvestasi, dan bukan merupakan bagian dari gharar
ataupun maysir. Maysir dapat diartikan sebagai bentuk permainan yang
mengandung unsur pertaruhan atau judi. Pengertian maysir tidak hanya terbatas
pada perilaku judi, namun termasuk juga di dalamnya transaksi yang bersifat
spekulatif. Transaksi spekulatif terjadi saat investor memaanfaatkan
ketidakpastian di pasar modal untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek.
Cara pemanfaatan ketidakpastian inilah yang dilarang dalam Islam. Gharar adalah
unsur ketidakpastian yang terkait dengan penyerahan, kualitas, kuantitas, dan
sebagainya. Ketidakpastian yang merupakan bagian dari gharar berupa
ketidakjelasan pada akad yang digunakan, objek akad, harga, ataupun berupa
penipuan. Adanya gharar dapat membatalkan akad dan merugikan salah satu
pihak. Ketidakpastian dan risiko dalam muamalah menjadikan Islam menawarkan
prinsip khusus, yaitu prinsip bagi hasil yang dinilai adil dalam menghadapi risiko
yang dihadapi oleh pihak yang terlibat dalam investasi tersebut. Prinsip bagi hasil
yang diterapkan dalam prinsip syariah membenarkan seseorang dalam mendapat
keuntungan atas pengeluaran modal dan kesanggupan mengambil risiko yang
telah dilakukan.
Pertimbangan Prinsip Syariah
Aspek agama merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam memilih suatu produk. Setiap agama memiliki prinsip dan aturan
tertentu yang dapat berbeda antar satu agama dengan agama lain. Hal ini
menyebabkan aspek agama dapat memberikan dampak yang berbeda sesuai
dengan agama yang dianut oleh konsumen tersebut.
Aspek agama dalam investasi turut berpengaruh teradap pertimbangan
investor. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam menyebabkan
produk investasi syariah di Indonesia dapat berkembang dengan baik. Prinsip dan
peraturan agama dapat pula membatasi investor dalam memilih produk investasi
tertentu, karena itu tak sedikit investor yang mencari produk investasi syariah
walaupun tidak semua investor produk syariah mengutamakan aspek syariah.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi
agar sesuai dengan prinsip syariah, menurut Pontjowinoto dalam Huda dan
Nasution (2007) prinsip tersebut adalah 1) transaksi dilakukan atas harta yang
memberikan nilai manfaat dan harus menghindari transaksi yang zalim, 2) uang
berfungsi sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu
barang, bukan merupakan suatu komoditas perdagangan, 3) transaksi yang

8

dilakukan harus bersifat transparan, 4) risiko harus dikelola sedemikian rupa
sehingga tidak melebihi kemampuan menanggung risiko, dan 5) manajemen yang
diterapkan adalah manajemen islami. Perintah Allah untuk berbuat adil dan
larangan berbuat keji terhadap sesama terdapat dalam firman Allah, yaitu:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan…” (QS. An-Nahl [16]:90).
Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (1996), kepuasan konsumen adalah tingkat dari perasaan
seseorang yang dihasilkan dari perbandingan antara kinerja produk dan harapan
orang tersebut. Terdapat 3 level kepuasan yang dapat dirasakan oleh konsumen,
jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi harapan konsumen maka konsumen
akan merasa tidak puas. Jika kinerja produk sesuai dengan harapan maka
konsumen akan merasa puas, dan jika kinerja produk melebihi harapan maka
konsumen akan merasa sangat puas. Harapan seorang konsumen terbentuk dari
pengalaman pembeliannya terdahulu, komentar teman dan kenalan, informasi dari
pesaing, dan janji yang dibuat oleh perusahaan.
Studi mengenai kepuasan konsumen telah banyak dilakukan sebelumnya.
Salah satu studi kepuasan konsumen dilakukan oleh Hannah dan Karp dalam
Musanto (2004:126) yang dikenal dengan The Big Eight Factors. The Big Eight
Factors terbagi menjadi tiga bagian utama. Bagian pertama adalah faktor yang
berhubungan dengan produk. Bagian pertama ini terbagi menjadi kualitas produk,
hubungan antara nilai dan harga, bentuk produk, dan keandalan. Kualitas produk
berhubungan dengan mutu sehingga produk tersebut memiliki nilai tambah.
Hubungan antara nilai dan harga merupakan hubungan antara harga dan nilai
produk yang digambarkan melalui perbedaan nilai produk yang diterima dan
harga yang dibayarkan. Bentuk produk merupakan komponen produk yang dapat
bermanfaat. Keandalan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan produk sesuai dengan janji perusahaan. Bagian kedua adalah faktor
yang berhubungan dengan pelayanan. Bagian ini terdiri dari jaminan serta respon
dan cara pemecahan masalah. Faktor jaminan berkaitan dengan jaminan yang
dapat ditawarkan oleh perusahaan terhadap produk setelah pembelian dilakukan.
Respon dan cara pemecahan masalah merupakan sikap karyawan dalam
menanggapai keluhan dan masalah dari konsumen. Bagian terakhir adalah faktor
yang berhubungan dengan pembelian, terdiri dari pengalaman karyawan serta
kemudahan dan kenyamanan. Pengalaman karyawan merupakan hubungan antara
karyawan perusahaan dengan konsumen, khususnya dalam hal komunikasi.
Kemudahan dan kenyamanan berkaitan dengan segala upaya kemudahan dan
kenyamanan yang diberikan perusahaan.
Minat Konsumen
Minat konsumen dapat diartikan sebagai sesuatu yang timbul setelah
menerima rangsangan dari produk yang dipasarkan, yang kemudian dapat
menimbulkan ketertarikan untuk mencoba produk. Kemudian pada akhirnya
timbul keinginan memiliki produk tersebut (Kotler 2005). Identifikasi terhadap
minat konsumen menurut Ferdinand dalam Hidayat (2012) dapat dilakukan
melalui 4 indikator, yaitu:

9

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan untuk membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan untuk mereferensikan produk yang
diminatinya kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu perilaku seseorang yang menjadikan produk tersebut
sebagai preferensi utama.
4. Minat eksploratif, yaitu perilaku seseorang yang mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya untuk mengumpulkan nilai positif dari produk.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002 yang
mengatur mengenai sukuk, sukuk didefinisikan sebagai:
“Surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi
hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh
tempo”.
Akad yang digunakan pada Penerbitan SBSN
Hingga saat ini, pemerintah menerbitkan SBSN dengan menggunakan akad
ijarah. Sukuk dengan akad ijarah didasarkan pada kontrak ijarah atau sewa atas
suatu aset. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang
dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa adanya pemindahan kepemilikan barang
tersebut. Sukuk dengan akad ijarah dapat diklasifikasi menjadi 3 bagian
berdasarkan objek ijarahnya, yaitu sukuk kepemilikan aset berwujud, kepemilikan
manfaat, dan kepemilikan jasa. Sukuk kepemilikan aset berwujud bertujuan
menjual aset dan mendapat dana dari hasil penjualan aset tersebut. Sukuk
kepemilikan manfaat ditujukan untuk menyewakan manfaat dari aset dan
mendapat pendapatan uang sewa. Sukuk kepemilikan jasa diterbitkan untuk
menyediakan suatu jasa tertentu dan mendapat imbalan atas jasa yang telah
disediakan. Mekanisme akad ijarah memberikan kemudahan bagi pemerintah
dalam penerbitan SBSN. Ijarah memungkinkan pelaksanaan pembayaran
dilakukan dengan tingkat yang tetap. Selain itu mekanisme ijarah tidak
mensyaratkan agar underlying asset harus ada pada saat kontrak. Masa jatuh
tempo SBSN dengan akad ijarah dapat diberlakukan dalam waktu yang lama,
selama objek kontrak ijarah tetap ada dan pemiliknya mendapat manfaat darinya.
SBSN dengan akad ijarah juga bersifat tradable atau dapat diperjualbelikan.
Investor sukuk dapat melepaskan hak milik atas sukuk yang dimiliki dengan
menjualnya di pasar sekunder.
Jenis SBSN
1. Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S)
SPN-S diterbitkan dengan akad ijarah asset to be leased dengan
underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN). SPN-S bersifat jangka
pendek dengan tenor selama 6 bulan. Sistem pembayaran imbalan dilakukan
secara diskonto.

10

2. Islamic Fixed Rate (IFR)
SBSN ini ditujukan pada investor institusi dengan nominal pembelian
dalam jumlah besar. IFR diterbitkan dengan menggunakan akad ijarah sale and
lease back dengan underlying asset berupa BMN. Imbalan yang diberikan IFR
dibayarkan tiap semester.
3. Sukuk Negara Ritel (SR)
Pengertian sukuk negara ritel secara umum adalah SBSN sebagai bukti
atas bagian kepemilikian terhadap aset SBSN, yang diterbitkan oleh pemerintah
dan dijual kepada individu Warga Negara Indonesia melalui agen penjual yang
telah ditentukan oleh pemerintah. Agen penjual yang dimaksud adalah bank dan
perusahaan sekuritas. Berbeda dengan IFR, sukuk negara ritel dapat dibeli dengan
nominal pembelian yang kecil. Sukuk negara ritel memberikan imbalan yang
dibayarkan pada tiap bulan.
4. Sukuk Negara Indonesia (SNI)
SNI merupakan SBSN yang diterbitkan dalam mata uang US dollar, yang
diterbitkan di pasar perdana internasional. SNI dikenal dengan istilah sukuk
global. Akad yang digunakan SNI adalah akad ijarah sale and lease back dengan
underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN). Imbalan yang dibayarkan
SNI dilakukan per semester.
5. Project Based Sukuk (PBS)
PBS diterbitkan dengan akad ijarah asset to be leased dengan underlying
asset berupa proyek-proyek pembangunan pemerintah. Imbalan yang diberikan
PBS dibayarkan tiap semester.

Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai preferensi terhadap produk investasi telah banyak
dilakukan. Beberapa penelitian yang menjadi referensi salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Moch Chambali pada tahun 2010 dengan judul
“Analisa Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Masyarakat Berinvestasi Sukuk
Melalui Agen Bank Syariah (Studi pada Sukuk Ritel Seri SR-001 yang
Dipasarkan Bank Syariah εandiri)”. Penelitian yang dilakukan terhadap investor
SR-001 ini melihat pengaruh variabel risiko investasi dan atribut produk islami
terhadap minat investor SR-001. Indikator yang digunakan dalam menilai
pengaruh risiko investasi adalah default risk, suku bunga, call risk, biaya investasi,
deposito, likuiditas, dan inflasi. Indikator yang digunakan dalam menilai pengaruh
atribut produk islami adalah menghindari riba, hasil investasi sewa, menghindari
ketidakpastian, investasi berkeadilan, transaksi ridho sama ridho, aktivitas sesuai
syariah, dan tidak zalim ataupun menzalimi. Penelitian tersebut menggunakan alat
analisis faktor yang kemudian dikombinasikan dengan analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel risiko investasi dan
atribut produk islami memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat
masyarakat untuk berinvestasi pada SR-001. Selain itu, penelitian tersebut juga
membuktikan bahwa menurut anggapan para investor, Bank Syariah Mandiri
(BSM) memiliki daya tarik tersendiri sebagai agen penjual sukuk negara ritel.
BSM dinilai memiliki pegawai yang profesional dan pelaksanaan operasinya yang
sesuai syariah.

11

Penelitian lain dengan tema serupa dilakukan oleh tim kajian minat
investor terhadap efek syariah di pasar modal yang berada di bawah Badan
Pengawas Pasar εodal dan δembaga Keuangan, dengan judul “εinat Investor
Terhadap Efek Syariah di Pasar εodal”. εetode yang digunakan dalam penelitian
tersebut adalah metode deskriptif. Responden yang terlibat dalam penelitian
tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu investor individu dan investor institusi.
Fokus penelitian ini terletak pada minat investor dalam berinvestasi pada efek
syariah di pasar modal, serta faktor internal dan eksternal yang dapat
memengaruhinya. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu yang berminat
pada efek syariah mayoritas adalah yang memiliki pengetahuan dan mampu
mengambil keputusan investasi sendiri. Faktor internal yang secara signifikan
memengaruhi minat investor untuk berinvestasi adalah kesan positif terhadap efek
syariah sebagai investasi yang beretika dan bermoral, keyakinan kesesuaian efek
syariah dengan prinsip syariah, dan kehalalan imbal hasil investasi. Faktor
eksternal yang secara signifikan memengaruhi adalah anggapan bahwa efek
syariah mampu bertahan pada saat krisis, ketersediaan informasi tentang efek
syariah, dan citra perusahaan penerbit efek syariah. Serupa dengan investor
individu, mayoritas investor institusi yang berminat pada efek syariah adalah yang
memiliki pengetahuan dan mampu mengambil keputusan investasi sendiri. Faktor
internal yang paling memengaruhi minat investor institusi terhadap efek syariah
adalah kinerja imbal hasil investasi, sedangkan faktor eksternal yang paling
berpengaruh adalah ketersediaan informasi tentang efek syariah.
Penelitian serupa juga dilakukan pada tahun 2009 oleh Al Anood Bin Kalli
yang berjudul “Financial δiteracy and Investment Decision of UAE Investors”.
Penelitian ini merujuk pada penelitian oleh Hassan al-Tamimi pada tahun 2006
yang berjudul “Factors Influencing Individual Investor Behavior: An Empirical
Study of The UAE Financial εarkets”. Responden penelitian ini adalah investor
Arab berjumlah 290 orang dan metode analisis yang digunakan adalah ANOVA
dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 37 faktor yang dianggap
berpengaruh pada keputusan investasi. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi
hubungan antara kecakapan dalam hal keuangan dan faktor-faktor yang
memengaruhi keputusan investasi. Hasil penelitian membuktikan terdapat
hubungan yang signifikan antara kecakapan dalam keuangan dan faktor yang
memengaruhi keputusan investasi. Selain itu, penelitian ini membuktikan faktor
yang paling memengaruhi keputusan investasi adalah agama dan reputasi
perusahaan, sedangkan faktor yang paling tidak memengaruhi adalah isu dan
opini keluarga.

Kerangka Pikir
Produk investasi di pasar modal Indonesia saat ini sudah semakin
berkembang, begitu pula dengan produk investasi syariah. Produk investasi
syariah memungkinkan para investor berinvestasi tanpa khawatir akan kehalalan
hasil investasi yang didapat. Pemerintah pun semenjak tahun 2009 telah
menerbitkan produk investasi syariah yang ditujukan untuk investor ritel, yaitu
sukuk negara ritel. Guna meningkatkan pangsa pasar sukuk negara ritel,
pemerintah sebagai penerbit harus memerhatikan faktor yang memengaruhi

12

investor berinvestasi pada sukuk negara ritel. Penelitian ini menganalisis faktorfaktor tersebut sesuai dengan kerangka pemikiran penelitian pada Gambar 3.

Sukuk negara ritel sebagai instrument investasi syariah

Analisis pada sukuk negara ritel

Faktor yang memengaruhi investasi pada sukuk negara ritel

Karakteristik
Responden

Tingkat
Risiko
Informasi
Produk

Tingkat
Kepuasan
Pertimbangan
Prinsip Syariah

Minat investor

Rekomendasi untuk sukuk negara ritel
Gambar 3 Kerangka pikir

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri
(BSM) dan Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS). Pemilihan kedua bank syariah
tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan baik BRIS dan
BSM adalah bank syariah yang telah ditunjuk Kementerian Keuangan sebagai
agen penjual sukuk negara ritel, selain itu BSM memiliki reputasi yang baik
sebagai penjual sukuk negara ritel. Penelitian ini dilakukan di BSM Cabang
Bekasi dan Cabang Thamrin, serta di BRIS Pusat dan KCP Cikini. Kuesioner
penelitian ini juga disebarkan secara online untuk mendapat dan mempermudah
investor dalam menjadi responden penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini
berlangsung selama bulan Mei sampai Juli 2014.

13

Jenis dan Sumber Data
Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer penelitian ini diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden. Data sekunder digunakan untuk
menunjang kelengkapan mengenai fakta dalam penelitian ini. Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, skripsi, tesis,
dan lembaga pemerintah yaitu Kementerian Keuangan, serta berbagai sumber lain.

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
responden investor sukuk negara ritel. Pengertian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok (Singarimbun 1989). Kuesioner terdiri dari 35
indikator yang disusun atas pertanyaan dengan sifat tertutup dan terbuka, serta
menggunakan skala likert yang terbagi menjadi 5 pilihan pada tingkat berbeda.
Kuesioner disebarkan kepada nasabah bank yang telah membeli sukuk negara ritel
dan disebarkan secara online agar dapat memudahkan dan menambah jumlah
responden. Populasi responden penelitian ini adalah investor sukuk negara ritel
dari seri SR-001 sampai SR-006. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
accidental sampling. Peneliti memilih responden berdasarkan ketersediaan dan
kemudahan mengakses responden (Kumar 2005). Sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini berjumlah 100 responden, hal ini sesuai dengan karateristik alat
analisis yang digunakan yaitu Structural Equation Modelling (SEM). Menurut
Hair dalam Latan (2012), persyaratan menggunakan analisis SEM dengan data
primer adalah jumlah responden yang berkisar antara 100 sampai 150 untuk
penelitian dengan variabel laten ≥5 variabel.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu
analisis deskriptif untuk menganalisis karakteristik responden dan Partial Least
Square Structural Equation Modelling (PLS SEM) untuk menganalisis hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengolahan data
dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 20. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 2.0.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengukur kekonsistenan atau
keandalan suatu kuesioner dalam mengukur suatu variabel penelitian. Kuesioner
dinyatakan reliabel jika jawaban yang diberikan responden konsisten atau stabil
(Ghozali 2005). Uji ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 30 dengan
jumlah indikator yang diukur sebanyak 35 butir, dan dengan bantuan SPSS 20.
Pada uji validitas dengan menggunakan SPSS, menurut Nunnally dalam Ghozali
(2005) suatu variabel dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha >0.60.

14

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan atau kesahan suatu
kuesioner. Kuesioner dinyatakan sudah valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengukur variabel yang akan diukur kuesioner tersebut. Uji validitas
dengan menggunakan SPSS dilakukan dengan cara melihat masing-masing
indikator terhadap total skor variabel yang terdapat pada kolom Correlated ItemTotal Correlation. Nilai yang dibutuhkan untuk menyatakan suatu kuesioner
sudah valid adalah nilai Correlated Item-Total Correlation yang lebih besar dari
nilai r-tabel, sedangkan nilai r-tabel untuk jumlah responden sebanyak 30 adalah
sebesar 0.361 pada taraf kesalahan 5% (Ghozali 2005).
Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu statistik hasil penelitian sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis ataupun membuat kesimpulan secara umum. Adanya analisis
deskriptif memungkinkan peneliti untuk menyajikan data yang telah diperoleh
secara komunikatif dan lengkap (Sugiyono 2011). Peneliti menggunakan analisis
deskriptif untuk menggambarkan karateristik umum responden dalam bentuk
persentase. Karakteristik yang digambarkan adalah jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan per bulan.
Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial Least Square
(PLS)
Structural Equation Modelling atau yang lebih dikenal dengan SEM,
menurut Bollen dalam Latan (2012) dapat diartikan sebagai sekumpulan
persamaan yang merangkum hubungan antara variabel laten, variabel manifes,
dan variabel error. Analisis SEM ini dilakukan dengan menggabungkan dua jenis
analisis, yaitu analisis faktor dan analisis jalur. Menurut Chin dalam Latan (2012)
penggunaan analisis SEM memungkinkan peneliti untuk membangun model
penelitian yang terdiri dari beberapa variabel, meneliti variabel laten yang tidak
dapat diukur secara langsung, menguji kesalahan pengukuran variabel manifes,
dan mengkonfirmasi teori sesuai dengan data penelitian.
Jenis SEM yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS (Partial Least
Square) SEM dengan menggunakan bantuan SmartPLS 2.0. Menurut Ghozali
(2011), PLS disebut sebagai soft modelling, soft dalam hal ini berarti tidak
didasarkan banyak asumsi dan jumlah sampel yang dibutuhkan tidak besar. PLS
dapat digunakan untuk mendapatkan nilai variabel laten dalam tujuan prediksi dan
untuk mengembangkan suatu teori. PLS SEM merupakan pendekatan SEM secara
variance, yaitu tipe SEM yang dalam model strukturalnya tidak memerlukan
korelasi antara indikator maupun variabel laten dan tidak mensyaratkan adanya
faktor error. Penggunaan PLS SEM dapat mengidentifikasi variabel independen
yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen, selain itu metode PLS SEM
memungkinkan penelitian yang menggunakan banyak indikator dan model yang
kompleks. Model PLS SEM terdiri dari dua sub model, yaitu model pengukuran
atau outer model dan model struktural atau inner model. Model SEM penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 4, sedangkan variabel-variabel yang diteliti dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

15

Gambar 4 Model awal penelitian
Tabel 2 Variabel penelitian
Variabel Laten
Indikator
Independen
Iklan di media
Seminar/talkshow yang pernah diikuti
IPI
Rekomendasi dari orang lain
(Informasi
Produk
Isu tentang produk
Investasi)
Track record produk
Kemudahan mendapat informasi
Penilaian sukuk negara ritel sebagai produk
yang rendah risiko gagal bayar
Likuiditas sukuk negara ritel
RI
Besar imbalan (fee) dibanding inflasi
(Risiko
Investasi)
Kestabilan harga di pasar sekunder
Underlying asset sebagai jaminan
Tingkat risiko yang rendah
Penilaian sukuk negara ritel sebagai produk
syariah
Pertimbangan terhadap unsur riba
PPS
(Pertimbangan Kecenderungan membeli produk investasi
Prinsip Syariah) yang halal
Ketertarikan terhadap bunga
Keutamaan kehalalan hasil investasi
Underlying asset untuk menghindari gharar

Sumber

Al Anood
(2009)

Moch
Chambali
(2010) dan
Al Anood
(2009)

Moch
Chambali
(2010)

16

PPS
(Pertimbangan
Prinsip Syariah)

KI
(Kepuasan
Investor)

Keinginan mengembangkan pasar modal
syariah
Kesesuaian syariah dalam memilih produk
investasi
Perasaan puas
Ada/tidaknya perasaan rugi setelah membeli
produk
Total biaya yang harus dikeluarkan
Biaya yang dikeluarkan terhadap manfaat
yang didapat
Kemudahan syarat dan prosedur pembelian
Imbal hasil yang kompetitif
Perasaan senang terhadap keunikan poruduk
Perasaan bangga memiliki produk

Moch
Chambali
(2010)

Hannah dan
Karp (1991)

Dependen

MI
(Minat
Investor)

Ketertarikan pada Sukuk Negara Ritel
Keinginan untuk kembali menjadi investor
Keinginan untuk merefrensikan produk pada
orang lain
Pemahaman tentang produk
Keinginan mencari informasi
Kepuasan terhadap imbalan (fee)
Citra pemerintah sebagai obligor

Ferdinand
(2002)

Model pengukuran merupakan model awal yang dilakukan untuk
menunjukkan pengaruh indikator dalam merepresentasi variabel laten. Persamaan
pada model pengukuran adalah:
x = Λxξ + ............................................................................................... (1)
y = Λyη + ............................................................................................... (2)
dengan x
y
Λx
Λy
ξ
η

= indikator untuk variabel independen
= indikator untuk variabel dependen
= matriks loading variabel independen
= matriks loading variabel dependen
= variabel laten independen
= variabel laten dependen
= kesalahan pengukuran variabel independen
= kesalahan pengukuran variabel dependen
Terdapat 3 jenis uji yang dilakukan pada model pengukuran dalam SEM
dengan indikator refleksi, yaitu:
1. Uji validitas konvergen
Uji validitas konvergen dapat dilakukan dengan melihat nilai loading
factor tiap indikator. Tiap indikator dikatakan valid jika loading factor bernilai
>0.6 bagi penelitian yang bertujuan untuk pengembangan. Dapat pula dilakukan
dengan melihat nilai Average Variance Extracted (AVE) yang diharapkan bernilai

17

>0.5. Jika terdapat indikator yang tidak memenuhi uji ini, maka indikator tersebut
dibuang, langkah ini lebih dikenal dengan istilah dropping.
2. Uji validitas diskriminan
Uji validitas diskriminan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
membandingkan nilai cross loading indikator variabel latennya dengan nilai pada
variabel laten lainnya atau dengan membandingkan akar kuadrat AVE dari setiap
variabel laten dengan nilai korelasi antar variabel laten dalam model.
3. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dalam model SEM dilakukan untuk membuktikan akurasi,
konsistensi, dan ketepatan indikator dalam mengukur variabel latennya. Uji ini
dapat dil