Posisi Foklor dalam Sastra Posisi foklor dalam sastra, ada yang masuk dalam sastra, ada yang Posisi Foklor dalam Budaya

tentang pentingnya saling merendah di antara sesama, dan sebagainya. Sedang kemenangan, artinya adalah ukuran menang—kalah dalam permainan tersebut, seperti sepak bola, tinju, gulat, dan sebagainya.

BAB III POSISI FOKLOR

A. Posisi Foklor dalam Sastra Posisi foklor dalam sastra, ada yang masuk dalam sastra, ada yang

tidak. Tentang posisi foklor yang masuk dalam sastra dan yang tidak tersebut akan diterangkan lebih lanjut. Satra adalah cipta ripta menungsa kang kababar mawi basa sae lesan utawi tulisan: karya manusia yang diungkapkan dengan bahasa, baik lesan maupun tulisan. Berdasar keterangan tentang sastra tetrsebut, maka foklor dalam posisi sastra, yang lesan bisa masuk dalam sastra lesan, sedang yang perilaku dan barang bisa masuk dalam posisi lain misalnya budaya. Foklor lesan yang masuk dalam posisi sastra lesan itu adalah: 1. Cerita rakyat, 2. Nyanyian rakyat: 3. Bahasa rakyat, 4 . Julukan atau paraban atau wadanan atau poyokan: 5. Ungkapan Tradisional, Foklor yang lesan masuk dalam posisi sastra lesan, jelasnya bisa diterangkan bahwa sastra itu ada dua, 1. satra lesan, dan 2. sastra tulis. Sastra lesan adalah sastra yang diungkapkan melalui lesan yang pada umumnya tidak diketahui siapa pengarangnya atau anonim, hingga dianggap sebagai anggit para atau pengarangnya orang banyak, selanjutnya menjadi foklor lesan seperti disebutkan. Sastra tulis itu sastra yang diungkapkan melalui tulisan yang pada umumnya diketahui siapa pengarangnya hingga dianggap sebagai anggit pujangga, selanjutnya tetap menjadi sastra itu sendiri dan tidak menjadi foklor—misalnya: epos Ramayana, epos maha barata elemen-elemen dan lakon carangan yang membangun Ramayana} Roman, Novel, biografi, puisi, dan sebagainya. Lihat diagram berikut.

B. Posisi Foklor dalam Budaya

Posisi foklor dalam budaya, baik yang lesan, barang, dan perilaku, semuanya masuk dalam posisi sebagai budaya. Budaya itu ibarat bumi, foklor, sastra, tari, tembang, dan sebagainya itu ibarat tanamannya. Tentang foklor masuk dalam posisi budaya ini akan diterangkan lebih lanjut. Budaya, adalah seluruh budidaya manusia baik berupa ide, perilaku, maupun barang. Jelasnya, budaya itu terdiri dari tiga bentuk: 1. Gagasan, 2. perilaku, dan 3. barang. Berdasar keterangan tentang budaya tersebut, maka foklor apa pun baik lesan, barang maupun perilaku, maka dalam posisi budaya, adalah bagian dari budaya, hingga budaya itu mengkafer foklor. Jadi foklor itu pasti budaya, sedang budaya tidak pasti foklor, tetapi bisa yang lain, bisa kepercayaan, bisa bahasa, bisa teknologi, dan sebagainya 8 . 8 . Sistem Budaya. Apa itu system budaya ?, system budaya adalah ………. untuk Aplikasi mengajar

BAB IV JENIS FOKLOR