DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG KECAMATAN KIBANG BUDI JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG KECAMATAN KIBANG BUDI JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

Oleh : RIA ANDRESTA

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tentang Deskripsi Petani Singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatn Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012. Titik tekan penelitian ini adalah jenis singkong yang di budidayakan, luas lahan, produksi singkong, pemasaran, biaya produksi, pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum petani singkong.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi penelitian ini sebanyak 251 KK, di ambil sampel sebanyak 20% (50 KK) petani singkong. Pengumpulan data primer dengan menggunakan teknik observasi,wawancara dan kuesioner. Analisis data dengan tabulasi dan persentase sebagai dasar deskripsi dalam mengumpulkan hasil penelitian.

Hasil penelitian : 1). Sebanyak 100% petani singkong menanam singkong racun. 2). Total lahan garapan 141 ha, dengan rata-rata luas lahan 2,82 ha,dengan lahan tersempit 2 ha dan terluas 4 ha. 3). Total jumlah produksi singkong 2.820.000 kg, dengan rata-rata 56.800 kg/petani. 4). Semua produksi di jual dengan harga Rp. 780 dan dipasarkan ke pabrik. 5) Total biaya produksi Rp.616.170.000 dengan rata-rata Rp. 12.323.400/petani. 6). Total pendapatan bersih dalam 1 kali tanam Rp.1.559.450.000 dengan rata-rata pendapatan bersih 26 responden Rp.490.791.600 dengan rata-rata Rp.18.876.600/petani, sedangkan pendapatan bersih 24 responden Rp.1.068.638.400 dengan rata-rata Rp 44.526.600/petani. 7). Hampir semua responden dengan persentase 302% mampu untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan pokok minimum.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Ria Andresta, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 05 Oktober 1987, anak pertama dari 4 bersaudara pasangan bapak Adri Talib dan ibu Asnani.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Sejahtera 4 Kedaton diselesaikan Tahun 2000. Tahun ajaran 2000/2001 melanjutkan ke SLTP Al-Kautsar,yang lulus pada tahun 2003. Pada tahun ajaran 2003/2004 melanjutkan ke SMA Al- Kautsar, dan lulus pada tahun 2007.

Pada pertengehan tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program studi Pendidikan Geografi.


(7)

MOTO

“Berbeda bukan berarti yang terbaik,tapi yang terbaik sudah pasti berbeda “ (Pena Biru)

“Ketika seseorang menghina/menyakitimu lagi dan lagi. Anggap saja mereka seperti amplas. Anda mungkin akan terbaret dan terluka. Tapi ingatlah pada akhirnya anda akan menjadi mengkilap/berkilau dan mereka menjadi tak berguna lagi.


(8)

Persembahan

Bismillahirrohmanirrohim

Kupersembahkan karya ini dengan keiklasan hati dan mengharap Ridho Allah SWT, sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada :

Papa (Adri Talib) dan mama (Asnani) yang telah membesarkan , mendidik dan selalu mendo’akan, memberikan motivasi serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus dan iklas demi kebahagian dan keberhasilanku .

Adik-adikku “Frediyansyah,Heriyansyah,Mardiansyah” yang telah memberikan dukungan selama ini dan seluruh keluarga besar.

Siti(nenek)Hj. Komariah,siti Hj. Sripah,sidi(kakek)Hi. Talib (alm), atuk Sobirin (alm) yang selalu memberi nasehat-nasehatnya selama ini.

Para dosen-dosen pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku. Almamater tercinta UniversitasLampung


(9)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan karena atas rahmat dan hidyahnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deskripsi Petani Singkong Di Desa Lambu

Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2012” ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku Dosen Pembimbing Utama, dan Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang keduanya telah banyak

memberikan arahan, Pemikiran, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

Disamping itu, tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S.,Bapak Drs. Arwin Achmad, M.si., Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar mengurusi dalam penyelesaian studi.


(10)

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama penulis menjadi

mahasiswa di Juruskan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Drs. Zulkanain, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh perkulihan dan selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

6. Seluruh petani singkong di Desa Lambu Kibang selaku mitra yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian.

7. Sahabat-sahabat tercinta Dr. Ade utia, Lidya Riski S.kom., Diara Santiana S.H., Anggi Chintya M.H., Fitri Damayanti S.Pd., Mok Ray S.E., Olvrias Tenisa S.Pd., Prayoga aditya S.Pd.,Erika Penni Munandar A.md,keb ,Lingga Sari S.Pd, Irma fajar, M. Aziz Shulton S.Ip serta seluruh teman-teman seperjuangan di Geografi angkatan Tahun 2007 terima kasih atas do’a, semangat dan motivasi yang telah diberikan. 8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,yang tidak

bisa di sebutkan satu persatu

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi dengan harapan semoga sripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin

Bandar lampung, 2014


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Kegunaan Penelitian ... 11

F. Ruang Lingkup Penelitian... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 13

1.Pengertian Geografi ... 13

2. Budidaya Singkong ... 16

3. Luas Lahan ... 18

4. Jumlah Produksi ... 20

5. Pemasaran ... 20

6. Biaya Produksi ... 21

7. Pendapatan Bersih ... 21

8.Jumlah Tanggungan Keluarga ... 22

B. Kerangka Pikir ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel………...28

1.Populasi . ... 28

2.Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ... 30

1.Variabel Penelitian ... 30


(12)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Observasi ... 32

2.Kuesioner ... 32

3.Wawancara Terstruktur ... 32

4.Dokumentasi ... 33

E. Teknik Analisis Data... 33

1V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografis ... 35

1.Letak Astronomi ... 35

2.Letak Administratif ... 36

3.Batas Desa ... 36

4.Keadaan Iklim ... 36

B. Keadaan Penduduk... 38

1. Jumlah Penduduk ... 38

2.Kepadatan Penduduk ... 38

3.Komposisi Penduduk ... 39

C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan ... 44

1.Identitas Responden ... 44

a. Umur Responden ... 44

2.Penyajian Data Penelitian ... 45

a. Budidaya Singkong ... 45

b.Luas Lahan Garapan. ... 49

c.Jumlah Produksi ... 49

d.Pemasaran ... 50

f.Biaya Produksi ... 50

g.Pendapatan Total dan Rata-rata ... 51

h.Pemenuhan Pokok Minimum ... 51

3. Pembahasan Hasil Analisa Data... 52

a. Budidaya Singkong ... 53

b.Luas Lahan Garapan ... 53

c.Jumlah produksi ... 53

d. Pemasaram ... 54

f. Biaya Produksi ... 54

g.Pendapatan Total dan Rata-rata ... 54


(13)

IV.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 56 B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Efisiensi Beberapa Jenis Tanaman Dalam Menghasilkan kalori ... 5 2. Pengelompokan Iklim Menurut F. Junghuhn... 38 3. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Lambu

Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tahun 2012 ... 40 4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Lambu Kibang

Kecamatan Kibang Budi Jaya Tahun 2012 ... 43 5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lambu Kibang

Kecamatan Kibang Budi Jaya Tahun 2012 ... 44 6. Umur Responden di Desa Lambu Kibang

Kecamatan Kibang Budi Jaya Tahun 2012 ... 44 7. Jumlah responden menurut frekuensi penjagaan lahan (pengemburan

Tanah) di Desa Lambu Kibang Tahun 2012 ... 47 8. Jumlah responden menurut penyulaman tanaman singkong di Desa

Lambu Kibang Tahun 2012 ... 48 9. Jumlah responden menurut pemupukan tanaman singkong di Desa

Lambu Kibang Tahun 2012 ... 49 10.Jumlah responden berdasarkan luas lahan garapan di Desa Lambu

Kibang Tahun 2012 ... 49 11.Jumlah produksi usaha petani singkong di Desa Lambu Kibang

Tahun 2012 ... 50 12.Jumlah biaya produksi singkong per tahun di Desa Lambu Kibang

Tahun 2012 ... 51 13.Jumlah pendapatan petani singkong di Desa Lambu Kibang Tahun ... 51 14.Jumlah responden menurut pemenuhan kebutuhan pokok minimum ... 52


(15)

.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(16)

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu, atas terjadinya perubahan-perubahan. Jadi manusia bahkan seluruh organisme hidup di dunia perlu melakukan, penyesuaian agar mereka tetap dapat mempertahankan hidupnya, dalam arti kata mereka tetap bisa mempertahankan hidup yang diperlukannya.

Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengkibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan daerah lainya. Bidang pertanian merupakan bidang yang sangat penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di bidang ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Bidang pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan merupakan satu kesatuan dari pembangunan nasional.

Salah satu hasil pertanian yang menunjukkan peningkatan produksi dan konsumsinya dari tahun ke tahun adalah beras, yang meruapakan bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain usaha peningkatan produksi beras, pemerintah juga memperhatikan usaha peningkatan produksi tanaman


(17)

2

pangan lainnya termasuk ketela pohon atau singkong sebagai usaha alternative hasil pertanian.

Singkong (Manihot esculenta) adalah salah satu produk pertanian yang populer di Indonesia karena produksinya yang cukup tinggi. Akan tetapi, hasil panen yang melimpah tersebut tidak sejalan dengan pemanfaatannya yang optimal. Ubi kayu dikonsumsi rakyat ketika bahan makanan pokok, yaitu beras, sudah tidak diharapkan. Sampai saat ini, ubi kayu masih dijadikan sebagai salah satu makanan pokok oleh golongan masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan masyarakat golongan menengah ke atas umumnya mengonsumsi ubi kayu dalam berbagai bentuk olahannya. Padahal, singkong merupakan hasil pertanian pangan kedua setelah beras yang mampu menyediakan sumber karbohidrat dan kalori bagi menu rakyat serta keperluan industri (Kadarisman dan Sulaeman, 1991).

Terdapat fakta di tengah masyarakat Indonesia bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap beras cukup tinggi (Koran Kampus,November 2011). Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sebagai bahan makanan pokok menimbulkan banyak masalah. Salah satu dampaknya adalah impor beras Indonesia yang semakin meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Peningkatan jumlah kebutuhan beras tersebut tidak disertai dengan peningkatan produksinya akibat lahan pertanian yang kian menyempit. Apabila hal ini terus terjadi, bukanlah tidak mungkin jika suatu saat Indonesia mengalami krisis beras, di mana harga beras melambung tinggi dan susah ditemui di pasaran.


(18)

3

Walaupun selama ini makanan pokok bangsa Indonesia masih bertumpu pada beras, tetapi singkong memiliki andil yang cukup besar dalam penyediaan karbohidrat pada pangan yang dikonsumsi. Tabor, 1988 (dalam Kadarisman dan Sulaeman, 1991) menyebutkan bahwa ubi kayu atau singkong merupakan sumber energi terbesar kedua setelah beras. Mengingat keunggulan dari singkong seperti yang telah dijelaskan, perlu dipikirkan pemanfaatan singkong lebih lanjut, ini sebagai bahan pangan. Sebagai kelompok tanaman penghasil karbohidrat, singkong mempunyai peranan yang amat penting di Indonesia dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan pada masa mendatang. Diharapakan adanya banyak upaya untuk mempopulerkan pemanfaatan ubi kayu secara bervariasi. Semua ini antara lain dimaksudkan untuk mendukung upaya diversifikasi pangan berdasar sumber daya nasional.

Ubi kayu termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh pada daerah sekitar 30°LS. Dalam pertumbuhannya, ubi kayu membutuhkan iklim yang panas dan lembap. Produksi tertinggi singkong diperoleh pada ketinggian 150 m di atas permukaan laut dan pada suhu optimum 25-27°C. Pertumbuhan akan terhenti pada suhu di bawah 10°C dan pada ketinggian di atas 1500 m. Curah hujan yang dibutuhkan yaitu antara 500 dan 1000 mm per tahun (Kadarisman dan Sulaeman, 1991).

Ubi kayu ( Manihot esculenta ),yang umumnya dikenal dengan nama singkong, ketela pohon, atau kasava, merupakan jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di ladang atau kebun. Ubi kayu termasuk jenis umbi akar yang berbentuk silinder ( lonjong ) dengan warna coklat gelap. Umbi ini memiliki diameter beberapa sentimeter dan panjang beberapa puluh sentimeter. Tanaman


(19)

4

ubi kayu mempunyai batang berkayu dan tumbuh tegak, serta beruas dan berbuku- buku. Ketinggiannya dapat mencapai 2-4 meter. Daunnya menjari dan hanya tumbuh pada akhir percabangan. Akar tanaman berubah menjadi umbi yang tersimpan di dalam tanah sampai kedalaman 50-100 meter. Bunga betina dan jantan tersusun pada ranting yang bebas, sedangkan buah berbentuk triangular dan mengandung tiga biji yang hidup dan dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman (Grace, 1977 dalam Kadarisman dan Sulaeman, 1991).

Umbi singkong terdiri dari kulit luar yang tipis berwarna cokelat gelap, kulit dalam yang tebal berwarna putih kemerahan dan daging umbi yang berwarna putih atau kuning. Panjang umbi dapat mencapai 30- 120 cm, dengan diameter 4-15 cm, dan berat 1-8 kg atau lebih. Pada bagian tengah umbi terdapat serat memanjang. Daging umbi merupakan bagian yang dapat dimakan dan jumlahnya sekitar 75% berat umbi ( Adnyana et al. 1993 ). Berdasarkan warna daging umbi, singkong dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu singkong putih dan singkong kuning. Singkong putih mempunyai daging umbi berwarna putih, sedangka singkong kuning mempunyai daging umbi berwarna kuning ( Haryadi dan Sugiyono, 1991 ).

Sebagai tanaman pangan, singkong merupakan salah satu tanaman yang melekat dengan petani Indonesia dalam waktu yang tidak lama setelah ubi kayu masuk ke Indonesia. Ubi kayu diperkirakan berasal dari Brazil kemudian menyebar ke Benua Afrika, India, Tiongkok, dan kahirnya masuk ke Indonesia (Kadarisman dan Sulaeman, 1991). Indonesia sendiri menempati posisi kedua dalam produksi


(20)

5

umbi kayu setelah Brazil. Hal ini menunjukkan tanaman umbi kayu mudah ditanam dengan kondisi iklim di daerah Indonesia.

Tanaman singkong berdasarkan pemanfaatannya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : ubi, daun, dan batang. Perlu diketahui bahwa meskipun singkong diperkirakan berasal dari Brasil, namun dapat tumbuh dan populer di Indonesia, karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman lainnya karena :

1. Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur. 2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.

3. Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam makanan utama maupun makanan ringan.

4. Selain itu, singkong adalah penghasil kalori yang efisien, artinya tanaman singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien di daerah tropis.

Tabel 1 : Efisiensi Beberapa Jenis Tanaman Dalam Menghasilkan Kalori

Jenis Tanaman Kalori/Hari

Singkong 250

Padi 176

Gandum 110

Jagung 200

Sorgum 114

Sumber : Soenarjo (1988)

Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa singkong mampu menghasilkan kalori 66,66% lebih tinggi daripada rata-rata tanaman biji-bijian tersebut di atas. Hal ini dikarenakan yaitu :

1. Daya adaptasi luas, sebagai tanaman tropis singkong mempunyai daya adaptasi dan penyebaran yang sangat luas. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi maupun di dataran rendah sampai ketinggian 10 m di atas


(21)

6

permukaan laut, juga di daerah hujan 500 m sampai daerah basah dengan 5000 mm per tahun sepanjang tergenang.

2. Bentuk dan tipe tanaman yang baik. Singkong merupakan tanaman yang ideal, tanaman ini tidak perlu penyangga untuk buahnya sehingga kemungkinan rebah tidak ada dan kalaupun ada dapat ditekan.

Propinsi Lampung merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi yang cukup besar bagi penyediaan singkong keadaan ini tercermin dari hasil singkong yang tiap tahunnnya meningkat. Salah satu daerah Lampung yang mempunyai potensi tersebut yaitu petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Usaha Perkebunan singkong ini terletak di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak antara 04010’- 42’LS dan 104055’ -105010BT (Monografi Desa Lambu Kibang). Lokasi pusat kebun dapat dicapai + 6 jam dengan menggunakan roda empat dari Kota Bandar Lampung.

Secara umum, topografi areal yang ditanami di perkebunan singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah topografis berombak sampai bergelombang dengan kemiringan antara 8%-15%, dan ketinggian antara 300 m – 500 m di atas permukaan laut. Curah hujan di daerah tersebut berkisar antara 57-229 mm/bulan . Kelembapan udara optimal berkisar antara 60-65%. Sedangkan topografi tanahnya datar serta mudah diolah, berstruktur lemah, dan gembur. Hal ini sesuai dengan kebutuhan


(22)

7

tanaman singkong yang memerlukan tanah gembur dan kaya akan humus. Tujuan pengolahan tanah agar singkong berkembang pesat dan tumbuh leluasa.

Jumlah penduduk di Desa Lambu Kibang tahun 2011 sebanyak 4597 jiwa. Penduduk Desa Lambu Kibang pada umunya bermata pencaharian sebagai petani, jenis tanaman yang diusahakan oleh petani meliputi tanaman padi, singkong, kelapa sawit, jagung, dan lain-lain.

Jumlah penduduk Desa Lambu Kibang jenis tanaman yang diusahakan sebagian besar bertani padi sebanyak 153 kepala rumah tangga, singkong sebanyak 251 kepala rumah tangga, kelapa sawit 52 kepala rumah tangga, jagung 19 kepala rumah tangga dan lain-lain sejumlah 21 kepala rumah tangga (Data monografi tahun 2011).

Perkebunan singkong dipengaruhi oleh pemilikan tanah, luas lahan yang digarap serta kemampuan petani dalam tanam singkong yang dapat menunjang dalam usaha perkebunan singkong. Kepemilikan lahan garapan petani singkong di Desa Lambu Kibang berasal dari warisan keluarga dan hasil membeli sendiri lahan singkong yang sudah ada.

Luas lahan pertanian garapan adalah jumlah tanah dari sawah, tegalan, perkebunan yang digarap selama satu tahun yang dihitung dalam satuan hektar (ha). Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan tingkat pendapatan petani, semakin luas lahan tingkat pendapatan akan semakin besar (Sayogyo, 1987). Petani singkong memiliki luas lahan pertanian sempit (>0,5 ha), luas lahan pertanian sedang (0,5-2 ha), dan luas lahan pertanian luas (> 2 ha).


(23)

8

Pendapatan petani banyak dipengaruhi berbagai faktor internal yang berasal dari pihak pekerja, jumlah tenaga kerja dalam keluarga, dan kemampuan ekonomi. Sedangkan faktor eksternal adalah kondisi tanah yang dipakai pada usaha perkebunan, tingkat kesuburan tanah, tingkat harga jual, luas daerah pemasaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dari perkebunan singkong (Haryadi dan Sugiyono, 1991).

Diantara berbagai faktor produksi dari usaha pertanian produksi singkong tersebut diperkirakan terdapat faktor produksi yang sangat menentukan dalam usaha di bidang perkebunan yang meliputi lahan, modal, pupuk, tenaga kerja serta upah (Haryadi dan Sugiyono, 1991).

Usaha dibidang pertanian merupakan kegiatan yang mencakup kehidupan masyarakat yaitu di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya yang menyangkut masalah kemasayarakat yang mana bidang tersebut dapat dipakai sebagai obyek penelitian.

Sistem perekonomian merupakan sistem hubung dalam masyarakat yang menentukan alokasi sumber-sumber ekonomi yang langka serta berhubungan dengan produksi, distribusi, dan pertukaran (Reading, 1997 :131). Pengertian kondisi ekonomi secara keseluruhan merupakan keadaan baik atau lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi, sebagaimana dikutip dalam Kamus Besar Indonesia (2002:721). Jika didefinisikan secara bebas kondisi ekonomi dalam pembahasan ini untuk melihat bagaimana pengaruh usaha singkong terhadap kehidupan ekonomi petani singkong yang dilihat dari jumlah pendapatan,


(24)

9

pengeluaran, tingkat kesejahteraan, dan istilah-istilah ekonomi lainnya yang relevan dengan permasalahan yang dibahas.

Keberadaan petani singkong di Desa Lambu Kibang diharapkan mampu menumbuhkan pembangunan pertanian itu sendiri, sehingga dapat menyerap tenaga kerja, meratakan pembangunan daerah dan memajukan perekonomian masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengkaji tentang “Deskripsi Petani Singkong Di Desa Lambu Kibang

Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengidenfikasikan masalah yang berkaitan dengan Deskripsi Petani Singkong Di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang BaratTahun 2012 yaitu :

1. Apakah jenis singkong yang dibudidayakan oleh petani di Desa Lambu Kibang?

2. Berapakah rata-rata luas lahan tanaman setiap responden di Desa Lambu Kibang?

3. Berapakah jumlah produksi singkong rata-rata setiap responden di Desa Lambu Kibang?

4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi singkong setiap responden di Desa Lambu Kibang?

5. Berapakah biaya produksi rata-rata setiap responden dalam satu kali tanam/panen di Desa Lambu Kibang?


(25)

10

6. Berapakah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh responden dalam satu kali panen di Desa Lambu Kibang?

7. Apakah penghasilan dari bertani singkong mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum keluarga responden di Desa Lambu Kibang?

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Jenis tanaman singkong apakah yang diusahakan oleh petani singkong di Desa Lambu Kibang?

2. Berapakah rata-rata luas lahan tanaman setiap responden di Desa Lambu Kibang?

3. Berapakah jumlah produksi singkong rata-rata setiap responden di Desa Lambu Kibang?

4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi singkong setiap responden di Desa Lambu Kibang?

5. Berapakah biaya produksi rata-rata setiap responden dalam satu kali tanam/panen di Desa Lambu Kibang?

6. Berapakah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh responden dalam satu kali panen di Desa Lambu Kibang?

7. Apakah penghasilan dari bertani singkong mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum keluarga responden di Desa Lambu Kibang?


(26)

11

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Untuk memperoleh informasi tentang petani singkong meliputi : 1) Jenis singkong yang di budidayakan , 2) luas lahan tanaman , 3) Jumlah produksi , 4) Pemasaran , 5) Biaya untuk produksi dalam satu kali tanam , 6) Pendapatan bersih , 7) jumlah tanggungan keluarga dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang bawang Barat Tahun 2012

E. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi.

3. Untuk dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis .

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah :

1. Ruang lingkup subyek, yaitu petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah Budidaya singkong yang diusahakan petani luas lahan garapan, produksi pertanian, pemasaran, biaya produksi, dalam satu kali produksi yang dikeluarkan petani singkong, pendapatan bersih


(27)

12

serta pemenuhan pokok minimum setiap petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. . 3. Ruang lingkup tempat, yaitu usaha singkong di Desa Lambu Kibang

Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. 5. Ruang lingkup ilmu adalah geografi Ekonomi

Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi . Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian , industry , perdangan , transportasi , komunikasi , dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1988:54).

Alasan digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang limgkup ilmu, karena topik kajian dalam penetian ini karena penelitian ini mengkaji tentang petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.


(28)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Petani Singkong

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Seminar dan lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11)

Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan manusia. Geografi fisik terdiri dari Geomorfologi, Hidrologi, Klimatologi, Pedologi, dan lain-lain. Sedangkan geografi manusia terdiri atas Geografi Ekonomi, Geografi Penduduk, Geografi Pedesaan, Geografi Kota, dan lain-lain. Dalam hal ini Geografi Pertanian merupakan cabang dari Geografi Ekonomi.

Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi . Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk didalamnya bidang pertanian, industry, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1988:54


(29)

14

Petani selalu berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan tentang bagaimana petani harus mengoperasikan usaha taninya, sehingga diperoleh hasil dan kepuasaan maksimal. Sebelum mengambil keputusan maka petani dalam melaksanakan usaha tani umumya mengadakan perhitungan penerimaan dan biaya, betapa pun primitif atau majunya metode bertani. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Mubyarto (1986 : 34) yang menyatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan (revenue) dengan biaya (korbanan) yang harus dikeluarkannya.

Dengan demikian, petani perlu memutuskan apakah produknya dijual atau tidak, pada tingkat harga yang berlaku. Selanjutnya menurut Mubyarto (1986 : 65), harga adalah nilai dan suatu barang-barang dan jasa-jasa. Adanya harga disertai dengan ketentuan harga pasar yang berlaku akan mempengaruhi sesuatu usaha.

Mubyarto (1986 : 78) menyatakan bahwa, keputusan untuk menetapkan harga menyangkut jalannya usaha, apakah dengan harga tersebut barang dan jasa dapat dijual. Jika dijual apakah menguntungkan atau merugikan, tetapi bila menguntungkan maka pada suatu saat usaha tersebut akan berhenti, paling tidak mengalami kemunduran (adanya siklus produksi).

Kembali pada masalah harga singkong, maka memang sulit bagi petani untuk menentukan harga singkong atas keinginannnya sendiri karena harga tidak dapat terjadi satu pihak, tetapi ditentukan oleh kekuatan antara permintaan dan penawaran (equilibrium demand and supply). Dalam hal ini petani singkong bertindak sebagai produsen atau supplier, dan pedagang atau pembeli sebagai demander atau konsumen. Konsumen ini, baik sebagai konsumen akhir maupun


(30)

15

masih sebagai pedagang perantara, pengumpulan atau lainnya, sifatnya menimbulkan permintaan produk.

Secara umum petani sebagai produsen menginginkan agar harga lebih tinggi, sedangkan konsumen mengharapkan harga serendah mungkin. Jika terdapat kesepakatan terjadilah jual beli. Dalam kenyataannya sering pihak petani yang dirugikan, karena berada dalam posisi tawar-menawar yang lemah.

Sehubungan dengan usaha tani singkong, jika harga di tingkat petani singkong tidak menguntungkan petani, maka tujuan petani untuk meningkatkan penghasilannya tidak tercapai dan mengakibatkan turunnya gairah petani melaksanakan usaha tani singkong.

Pada dasarnya untuk meningkatkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan cara: meningkatkan produksi, harga yang tinggi dan harga tetap produksi tinggi. Keadaan inilah yang dapat mendorong petani untuk mau melaksanakan usaha taninya, tanpa salah satu dari keadaan mulai berlaku maka kemungkinan untuk meningkatkan pendapatan tidak akan terjadi.

Mosher (1986 : 23) menyatakan bahwa, adanya peningkatan gairah kerja yang dapat meningkatkan produk-produk pertanian sangat berkaitan dengan adanya sistem tata niaga yang dapat menguntungkan.

Suatu sistem tata niaga yang dapat menguntungkan dianggap baik dan efisien jika tercipta keadaan dimana diperoleh kepuasaan bagi semua pihak, yaitu : produsen, lembaga-lembaga pemasaran, dan kepuasaan atas harga yang diterima oleh


(31)

16

produsen, imbalan jasa yang diterima lembaga pemasaran dan kepuasaan konsumen terhadap barang-barang dan jasa yang diterima.

Menurut Stanton (1985 : 23), bahwa pemasaran adalah sekolompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan mencakup :

1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja penawaran.

2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang memasarkan.

3. Targer pasar.

4. Perantara yang membantu arus tukar menukar antara organisasi pemasaran dengan pasar. Termsuk golongan ini adalah pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan dan sebagainya.

2. Budidaya Singkong

Tanaman singkong berdasarkan pemanfaatannya dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu: ubi, daun, dan batang. Perlu diketahui meskipun singkong diperkirakan berasal dari Brasil, namun dapat tumbuh dan dan populer di Indonesia, karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tanaman lainnya karena:

1. Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur. 2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.

3. Masa panennya tidak diburu wakyu, sehingga dapat diolah menjadi beragam makanan utama maupun makanan ringan.


(32)

17

4. Selain itu singkong adalah pengahasil kalori yang efisien, artinya tanaman singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisein di daerah tropis .

a. Syarat tumbuh

Tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi yang tingggi pada kondisi:

1. Iklim yang panas dan lembab

2. Berasa pada ketinggian 150 m dari permukaan laut 3. Suhu optimum 25- 27◦C

4. Curah hujan antara 500 – 1000 mm per tahun ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)

b. Pembibitan

Pembibitan tanaman singkong biasanya dilakukan secara generatif, yaitu menggunakan batang singkong yang sudah dipanen ( Kadarisman dan Sulaeman,1991)

c. Penanaman

Penanaman dilakukan sebagai berikut:

1. Lahan diolah sebaik mungkin sebelumnya

2. Lakukan pengemburan tanah umtuk mengatur letak tanaman dalam barisan.

3. Tancapkan bibit batang pohon singkong yang sebelumnya telah d potong antara 20 – 25 cm ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)


(33)

18

d. Pemeliharaan

Tujuan Pemeliharaan tanaman budidaya singkong secara keseluruhan antara lain untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan dan produksi serta menjaga kondisi lahan dan tanaman ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)

e. Pembersihan rumput

Tujuan Pembersihan rumput ini untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar/gulma yang hidup disekitar tanaman yang bisa memnghambat pertumbuhan tanaman budidaya singkong ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)

f. Penyulaman

Penyulaman ini bertujuan menjaga produktifitas tanaman budidaya singkongnsehingga dalam proses berproduksi ada tanaman sin gkong yang mati,bisa segera diganti dengan sisa bibit yang masih ada ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)

g. Pemupukan

Pemupukan bermanfaat untuk perbaikan kondisi tanaman, peningkatan produksi dan stabilitas produksi tanaman singkong. Pupuk yang bisa digunakan dalam budidaya singkong pypuk organik maupun unorganik

3. Luas lahan garapan

Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani. Semakin luas lahan tingkat pendapatan mungkin akan semakin besar. Sayogyo (1987 : 102) mengemukakan bahwa semakin luas usaha tani semaikn besar persentase penghasilan rumah tangga, maka jelaslah bahwa luas lahan


(34)

19

memegang peranan penting terhadap besarnya pendapatan petani dan bila sebaliknyapetani mempunyai tanah yang sempit atau tidak bertanah merupakan beban usaha pada sektor pertanian. Hal ini juga didukung juga oleh pendapat Soekartawi (1990:4) bahwa semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang akan dihasilkan dan penadapatan yang akan diperoleh bila disertai dengan pengolahan yang baik.

Jadi luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas lahan garapan yaitu perkebunan singkong yang digarap oleh kepala keluarga petani singkong. Luas lahan garapan meliputi milik sendiri, sewa, dan bagi hasil.

Mengenai ukuran luas lahan garapan petani, Dawan Raharjo (2009 : 17) mengatakan :

1. Tuan tanah lebih dari 5 ha 2. Petani kaya 2-5 ha

3. Petani sedang 0,5-2 ha 4. Petani kecil 0,25-2 ha

5. Petani gurem 1-0,25 ha (petani yang memiliki pendapatannya atau penghasilannya memperoleh keuntungan Rp. 1.000.000 atau Rp. 250.000 per bulan).

6. Buruh tani, apabila luas garapannya kurang dari 0,1 ha

Berdasarkan pendapat tersebut, untuk menyederhakan hitungan, maka dibuat kriteria yaitu lahan sempit apabila luas lahan garapan kurang dari 0,5 ha, lahan sedang apabila luas lahan garapannya antara 0,5-2 ha, dan lahan luas apabila luas lahan garapannya lebih dari 2 ha..


(35)

20

4. Produksi Usaha Kebun Singkong.

Produksi dalam usaha tani berupa sesuatu yang dihasilkan dari bagian tanaman (akar, batang,getah, buah, dan sebagainya) yang diusahakan dan dapat menjadi nilasi secara komersial sehingga menjadi tujuan dalam usaha pertanian (Soekartawi, 1995:54).

Menurut Moehar Daniel (2004 :121) produksi merupakan sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu.

Mengenai produksi D.H Penny (1984 : 246) berpendapat,”Produksi adalah jumlah

hasil yang diperoleh dari proses dari kesatuan produksi (misalnya satu hektar, satu satuan kerja dan sebagainya). Berdasarkan pendapat tersebut yang dimaksud dengan produksi petani singkong adalah hasil usaha kebun singkong yang diperoleh dalam satu kali tanam namun sesuai dengan rumusan masalah yang dihitung yaitu daslam satu tahun.

5. Pemasaran

Menurut Entang Sastraatmadja (1984:160) pemasaran merupakan faktor penting yang tidak terpisahkan dari usaha tani sebagai sarana menjual hasil produksi usaha tani. Pemasaran yang biasanya dilakukan petani budidaya singkong adalah menjual langsung kepada pedagang lokal (Kecamatan), dan pedagang luar daerah (Kabupaten).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir produksi adalah pemasaran yang merupakan faktor penting yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani, pemasaran biasanya di lakukan petani adalah dengan menjual


(36)

21

kepada pedagang lokal (Desa, dan Kecamatan) dan pedagang luar daerah (Kabupaten).

6. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam suatu usaha tani (Soekartiwi, 1995:54). Biaya produksi berhubungan erat dengan uang. Biaya produksi dalam usaha tani dapat berupa uang tunai atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi . Menurut Soekardi(1993:25), biaya produksi diperlukan sebagai hal bergerak untuk pembelian pupuk , obat-obatan, bibit, upah tenaga kerja dan sebagainya .

Berdasarkan uraian di atas biaya produksi ialah banyaknya uang yang dipakai untuk pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, upah tenaga kerja, dan pembelian peralatan dalam waktu satu kali tanam .

7. Pendapatan Usaha Kebun Singkong

Menurut Soekartawi (1996 :30) pendapatan atau penghasilan merupakan gambaran yang lebih tepat tentang posisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan atau penghasilan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan . Besar kecilnya pendapatan akan membawa pengaruh pada tingkat kemakmuran penduduk, terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok suatu keluarga. Sesuai dengan pendapat Emil Salim (1994:44) bahwa rendahnya pendapatan akan menyebabkan sulit terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan.


(37)

22

Pendapatan atau penghasilan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat (Valeri JH Hull, 2006 : 16). Sehubungan dengan pendapatan petani pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil kotor produksinya, tetapi tidak semua hasil itu diterima petani. Hasil itu dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk biaya produksi taninya seperti pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, biaya pengolahan lahan, upah, dan sebagainya. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya itu, petani akan mendapatkan pendapatan bersih.

Pendapatan petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga yang berupa pendapatan bersih. Pendapatan bersih adalah pendapatan kotor yang diperoleh rumah tangga petani singkong setelah dikurangi dengan biaya-biaya produksi taninya yaitu pembelian bahan baku, upah tenaga kerja serta pembelian peralatan yang dinilai dengan rupiah dan dihitung dalam waktu setahun.

8. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah jumlah banyaknya individu yang terdapat dalam suatu keluarga dan menjai beban dalam upaya mencukupi berbagai jenis kebutuhan pokok untuk hidup yang harus dapat dipenuhi demi kelangsungan kehidupanya . Atas dasr uraian tersebut maka tanggungan keluarga menurut BKKBN Tahun 2008 adalah :

 Keluarga kecil : Jumlah anak 1-2 orang


(38)

23

Menurut Daldjoeni (1977:76) tanggungan keluarga adalah anggota yang belum bekerja atau tidak bekerja , Yaitu mereka yang dibawah umur atau lanjut usia . Jumlah tanggungan dalam penelitian ini adalah jumlah anak pada kepala kelurga petani singkong . Kebutuhan pokok dapat diartikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yang hidup secara wajar yang meliputi Sembilan bahan pokok minimum yang dapat diukur dalam satuan rupiah pertahun yang meliputi sandang pangan dan papan.

Menurut Daan Damara dalam Mulyanto Sumadi dan Hans Dieter Evers (1985:50), kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan bahan makanan, perumahan, sandang serta barang-barang dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, partisipasi,. Jadi yang dimaksud kebutuhan pokok dalam penelitian ini adalah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer rumah tangga.

Menurut Totok Mardikanto (1990:23-24) menjelaskan secara rinci mengenai kebutuhan pokok minimum adalah: Kebutuhan pokok minimum manusia itu mencakup beras 140kg, ikan asin15kg, gula pasir 3,5kg, tekstil 4 meter, minyak goreng 6 kg, garam 9 kg, minyak tanah 60 liter , sabun 20 batang dan batik 2 potong. Selanjutnya dilihat dari perhitungan garis kemiskinan dengan klasifikasi sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan kurang dari 75% tergolong miskin sekali, 2. Pemenuhan 75-125% tergolong miskin,

3. Pemenuhan 125-200% tergolong hampir miskin,


(39)

24

Berdasarkan acuan tersebut untuk daerah lingkungan perdesaan dapat dipergunakan nilai uang yang harus diadakan setiap orang pertahun dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah berikut:

Tabel 2 Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Lambu Kibang

Jenis Kebutuhan Keburutuhan selama

1 tahun Harga Satuan Jumlah total

Beras 140 kg 10.000 1.400.000

Ikan asin 15 kg 20.000 300.000

Gula pasir 8 kg 12.000 96.000

Tekstil kasar 4 meter 25.000 100.000

Minyak Goreng 10 kg 12.000 120.000

Minyak Tanah 60 liter 12.000 720.000

Garam 8 kg 5000 40.000

Sabun 30 Batang 2500 75.000

Kain Batik 2 Potong 60.000 120.000

Jumlah 2.971.000

Sumber: hasil survey Harga di Pasar Lambu Kibang 2012

Berdasarkan Tabel 2. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan pokok minimum perkapita pertahun berdasarkan harga 9 bahan kebutuhan pokok minimal manusia bernilai Rp. 2.971.000,-. Untuk mengukur kebutuhan perkapita perbulan maka Rp. 2.971.000 : 12 bulan = Rp. 247.583. Sehingga kebutuhan perkapita pertahun keluarga petani singkong sebesar Rp. 247.583,perkapita perbulan. Untuk menghitung kebutuhan keluarga maka nilai tersebut mutlak dikalikan dengan jumlah jumlah jiwa dalam rumah tangga, Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga perbulan .

Jumlah individu keluarga yang dimaksud adalah jumlah banyaknya individu yang terdapat dalam suatu keluarga dan menjadi beban dalam upaya mencukupi berbagai jenis kebutuhan pokok untuk hidup yang harus dapat dipenuhi demi


(40)

25

kelangsungan hidupnya. Atas dasar uraian tersebut maka tanggungan keluarga menurut BKKBN Tahun 2008 adalah :

 Keluarga kecil : Jumlah Anak 1-2 orang

 Keluarga besar : Jumlah anak > 2 orang

Menurut Daldjoeni (1977:76) tanggungan keluarga adalah anggota yang belum bekerja atau tidak bekerja, yaitu mereka yang dibawah umur atau lanjut usia . Jumlah tanggungan dalam penelitian ini adalah jumlah anak pasa setiap kepala keluarga petani singkong.

B. Kerangka Pikir

Dalam melakukan usaha tani terutama usaha kebun singkong tidak terlepas dari berbagai factor yang dapat mempengaruhi produksi singkong yaitu iklim tropis,berada pada ketinggian 150 m dari permukaan laut, suhu optimum 25- 27 ºC serta curah hujan antara 500 – 1000 mm per tahun, serta ketersedian bahan baku, luas lahan yang digarap, ,produksi yang dihasilkan,pemasaran, biaya produksi, dan pendapatan yang dihasilkan .

Luasnya lahan garapan akan sangat berpengaruh terhadap produksi singkong yang dihasilkan. Semakin luas lahan garapan maka semakin banyak produksi singkong yang bisa dihasilkan.

Untuk bahan baku yang digunakan untuk budidaya singkong kebanyakan petani singkong membeli atau memekai bahan baku yang sudah tersedia dari batang singkong yang telah dipanen.


(41)

26

Dalam usaha budidaya singkong, produksi yang dihasilkan bergantung pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi singkong, dianataranya ketersedian bahan baku, luas lahan, dan biaya produksi. Bila produksi yang dihasilkan ingin meningkat, maka faktor yang telah disebutkan tadi bisa ditingkatkan terlebih dahulu .

Biaya produksi dalam usaha budidaya singkong juga dapat mempengaruhi hasil produksi singkong yang dihasilkan. Semakin besar biayanya maka semakin besar pula usaha budidaya singkong yang dijalankan. Dalam memperoleh bahan baku, pengemburan tanah, perawatan, upah tenaga kerja, dan lain sebagainya, itu semua sangat tergantung dengan besarnya biaya yang dimiliki oleh petani singkong.

Pendapatan petani singkong yang dimaksud, pendapatan petani yang diperoleh dari hasil penjualan singkong secara keseluruhan setelah dikurangi biaya produksi yang dinilai dengan rupiah.

Pemenuhan kebutuhan pokok minimal keluarga yang dimaksuddi sini terpenuhinya atau tidaknya kebutuhan pokok primer dalam suatu rumah tangga yang di hitung dengan nilai rupiah perbulan.

Jumlah tanggungan keluarga dapat memberikan pengaruh pada biaya yang dikeluarkan petani singkong untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka akan meniungkatkan juga pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan pokok minimal keluarga yang dimaksud di sini yaitu, terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pokok primer dalam suatu rumah tangga yang di hitung dengan nilai rupiah perbulan .


(42)

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Pabundu Tika, 2005 : 2). Sedangkan metode penelitian geografi adalah pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial (Pabundu Tika, 2005 : 2).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena serta mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan tertentu sesuai dengan fakta-fakta yang yang tampak atau adanya di lapangan. Seperti halnya yang dinyatakan Suharsimi Arikunto (2006 : 7) bahwa penelitian yang bertujuan menggali secara luas tentang hal-hal atau sebab-sebab yang mempengaruhi terjadinya satu hal ini disebut eksplorasi.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat populasi daerah tertentu (Suryana,2010:18).


(43)

28

Berdasarkan pendapat di atas, maka metode penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya. Himpunan individu atau objek yang sulit diketahui jumlahnya walaupun batas wilayahnya kita ketahui (Pabundu Tika, 2005 : 24).

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Kepala Keluarga petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berjumlah 251 KK yang himpunan individu atau objeknya terbatas yang diketahui melalui Profil Desa Lambu Kibang tahun 2012.

2. Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti, menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa untuk sekedar ancer-ancer,apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.


(44)

29

Berdasarkan pendapat di atas, maka pengambilan jumlah sampel mengunakan

teknik proposional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan

memperhatikan jumlah populasi tiap-tiap lingkungan yang dilakukan secara acak (random) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap lingkunganya.

Teknik ini digunakan karena pada setiap lingkungan mempunyai jumlah populasi yang berbeda-beda, sehingga dapat diperoleh sampel yang mewakili dengan banyaknya subjek dalam tiap-tiap lingkunganya. Berdasarkan jumlah populasi yang ada yaitu berjumlah 251 kepala keluarga, diambil sebesar 20% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebesar 50 kepala keluarga.

Penentuan responden digunakan dengan cara undian yaitu menulis nama-nama keseluruhan populasi pada kertas kecil, kertas tersebut digulung dan dimasukkan kedalam kotak dengan cara diundi. Nama-nama yang keluar dari kocokan atau undian tersebut, diambil sebagai responden untuk dijadikan sampel tiap lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menyiapkan 3 botol undian untuk masing-masing lingkungan. Setiap botol mewakili satu lingkungan yang akan dikocok secara bergantian untuk mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan. Namun yang sudah keluar dimasukan lagi kedalam kotak. Sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Selanjutnya dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan nama responden sampai sejumlah yang telah ditentukan jumlahnya terpenuhi.


(45)

30

C. Variabel Penelitian Dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrta,1983:79). Variabel dalam penelitian ini adalah petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat yang mengusahakan kebun singkong terdiri dari luas lahan yang digarap, jumlah produksi, pendapatan, pemenuhan kebutuhan pokok minimal

2. Indikator Penelitian

1. Budidaya singkong yang dimaksud dalam penelitian ini jenis singkong yang dibudidayakan oleh petani adalah singkong racun, pembudidayaan tanaman singkong yang dilakukan dengan cara mengetahui penjagaan kondisi lahan, pembersihan rumput, penyulaman, pembasmian hama dan penyakit.

2. Luas lahan garapan adalah jumlah seluruh lahan petani singkong yang diusahakan petani singkong. Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani,semakin luas lahan garapan maka pendapatan semakin besar begitu sebaliknya semakin sempit lahan garapan semakin sedikit juga hasil produksi yang diperoleh, hal ini di dukung oleh pendapat soekartawi (1990:4)

3. Produksi adalah jumlah hasil yang diperoleh dari proses dari kesatuan produksi (misalnya satu hektar, satu satuan kerja dan sebagainya). Berdasarkan pendapat tersebut yang dimaksud dengan produksi petani singkong tinggi apabila jumlahnya ≥ rata-rata hasil produksi seluruh petani


(46)

31

singkong , dan rendah apabila < rata-rata hasil produksi seluruh petani singkong .

4. Pemasaran dalam penelitian ini adalah cara yang ditempuh untuk menjual hasil produksi singkongnya .Pemasaran yang dilakukan petani singkong dikatakan lancar apabila produksi singkong yang dihasilkan habis di pasaran. 5. Biaya produksi ialah banyaknya uang yang dipakai untuk pembelian pupuk,

bibit, obat-obatan, upah tenaga kerja, dan pembelian peralatan di hitung per ha selama satu kali masa produksi. Biaya dikatakan mendukung apabila biaya yang diperlukan selalu terpenuhi,sebaliknya biaya dikatakan menghambat apabila biaya yang diperlukan tidak selalu terpenuhi.

6. Pendapatan yang di maksud dalam peneliltian ini.adalah hasil yang diperoleh petani singkong setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang di nilai dalam rupiah dan di hitung dalam satu kali tanam . Pendapatan dikatakan tinggi apabila jumlahnya lebih dari rata-rata pendapatan seluruh petani singkong ,dan rendah apabila jumlahnya kurang dari rata-rat pendapatan seluruh petani singkong .

7. Pemenuhan kebutuhan pokok yang di maksud adalah terpenuhinya atau tidak kebutuhan pokok primer oleh suatu rumah tangga yang di hitung dengan nilai rupiah perbulan. Terpenuhi apabila pengeluaran perbulan ≥ Rp. 247.583 dan tidak terpenuhi apabila pengeluaran keluarga < Rp. 247.583,-perbulan .

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena langkah ini sangat menentukan kualitas keabsahan dan


(47)

32

kredibilitas hasil penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Pabundu Tika, 2005 : 44). Teknik pengamatan ini digunakan untuk mengetahui kondisi dan kegiatan serta berbagai saran dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan usaha petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat

2. Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dan kembalikan kepada peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 225)

menyatakan bahwa kuesioner adalah “Sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui”. Dalam melaksanakan teknik ini dilakukan dengan mendatangi beberapa responden pada setiap dusun kemudian menyebarkan kuesioner kepada seluruh responden yang dibantu oleh beberapa orang.

3. Wawancara Terstruktur

Teknik wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatakan data penelitian sebagai data primer, yang dipandu dengan menggunakan daftar pertanyaan atau panduan wawancara dan dilakukan dengan cara Tanya jawab


(48)

33

langsung terhadap subjek penelitian. Pelaksanaannya yaitu dengan mendatangi responden satu persatu untuk menjawab daftar pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti. Data yang didapat mengenai jenis singkong yang dibudidayakan, luas lahan, rata jumlah produksi dalam setiap kali tanam/panen, pemasaran, rata-rata biaya produksi dalam satu kali tanam/panen, rata-rata-rata-rata pendapatan bersih dalam 1 kali produksi, jumlah tanggungan keluarga dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, perasaan, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : 231). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang berupa data-data seperti monografi, catatan-catatan, laporan serta data-data lain yang dianggap perlu dan mendukung penelitian.

E. Teknik Analisisi Data

Analisis adalah proses penyederhanaan dan ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan (Masri Singaningrum, 1995:263). Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi kuantitatif persentase artinya bahwa data yang diperoleh dari dalam laporan dimasukan dalam bentuk tabel tunggal yang dipersentasekan sebagai dasar interprestasi untuk member pengertian yang jelas terhadap data dalam tabel yang disajikan dan selanjutnya disusun sebagai laporan dari hasil penelitiaan. Untuk


(49)

34

menentukan jumlah persentase dari data kuantitatif dapat digunakan rumus sebagai berikut :

x 100% Keterangan :

F = variabel

N = Jumlah seluruh variabel 100 = Konstanta


(50)

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai deskripsi petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Petani yang membudidayakan singkong dalam penelitian ini berjumlah 50 (100) orang, melakukan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemeratasan hama dan panen. Sedangkan pemeliharaan tanaman singkong di Desa Lambu Kibang sudah baik karena dari 5 tahapan pemeliharaan, sebagaian besar petani sudah melakukan empat tahapan yaitu pengemburan tanah, penyulaman, pembersihan rumput dan pembasmian hama. Pembudidayaan singkong masih dilakukan secara tradisional oleh petani singkong. Singkong yang dibudidayakan dalam penelitian ini adalah jenis singkong racun.

2. Luas lahan rata-rata responden 2,82 ha dari total keseluruhan lahan 50 responden 141 ha.

3. Produksi singkong di Desa Lambu Kibang selama satu kali tanam oleh responden yaitu 2.820.000 kg dari luas lahan garapan 141 ha dengan rata-rata


(51)

57

jumlah produksi singkong 56.800 kg. Responden yang produksinya kurang dari 56.800 kg sebanyak 26 (52%) responden dengan rata-rata 40000kg/ha sedangkan yang lebih dari 56.800 kg sebanyak 24 (48%).dengan rata-rata 74.166 kg/ha

4. Pemasaran hasil produksi singkong meliputi wilayah Desa Lambu Kibang, dengan harga Rp. 780/kg yang dijual ke pabrik singkong.

5. Jumlah biaya produksi singkong per ha Rp. 4.370.000 dengan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan 50 responden dalam satu kali tanam Rp.12.323.400. 6. Pendapatan total dan rata-rata perpetani singkong dalam satu kali tanam ,

pendapatan bersih 50 responden Rp. 1.559.430.000 dalam satu kali tanam dengan rata-rata pendapatan bersih 26 responden Rp.490.791.600 dengan pendapatan perpetani Rp.18.876.600, sedangkan pendapatan bersih 24 responden Rp.1.068.638.400 dengan pendapatan perpetani Rp.44.526.600 dalam satu kali tanam

7. Penghasilan dari bertani singkong mampu untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan pokok minimum karena diketahui bahwa 50 responden dengan persentase 100% (tergolong tidak miskin)


(52)

58

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Petani hendaknya melakukan pengolahan lahan garapann secara maksimal seperti penyulaman, pembersihan lahan, pemberantasan hama serta pemupukan, sehingga diharapkan pada saat panen hasil produksi singkong dapat maksimal.

2. Kepada pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat diharapkan memberikan penyuluhan tentang pertanian sehingga bisa menambah wawasan petani singkong tentang cara pemeliharaan dan pengolahan lahan garapan yang baik sehingga pada saat panen bisa mendapatkan hasil panen yang memuaskan.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Sukadi Sadiman. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta : Erlangga.

Anonimus. 2011. Monografi Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011.

Coen Reijhtjes, dkk. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta. Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Alumni. Bandung.

Dadang Kurniawan. 2011. Deskripsi Usaha Tani Kebun Karet Di Desa Semuli Jaya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011.

Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Dawan Raharjo. 2009. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. PT. Gramedia : Jakarta.

Entang Sastraatmadja. 1984. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa. Bandung. Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Ilberi. 1985. Argicultural A.Sosial and Economic Analisis Geography in.Oxfrod University Press. Amerika Serikat.

Kadarisman Darwin dan Sulaeman Ahmad. 1991. Teknologi Pengolahan Ubi

Kayu dan Ubi Jalar. Bogor : IPB.

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieters Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan

Pokok. Rajawali Press. Jakarta.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian.Jakarta. PT Pustaka LP3ES. Moehar Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Moh Nazir. 1985. Metode Penelitian . Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mosher, A.T. 1983. 1983. Menggerakan dan Membangun Petani. Yayasan Guna. Jakarta


(54)

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

Nursid Sumaatmadja. 1997. Metodologi pengajaran Geografi. Bumi Aksara. Bandung

Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta Sayogyo. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan.BPFE. Yogyakarta

Subarjo. 2003. Meteorologi dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Soekartawi. 1990. Pembangunan Pertanian. PT. Rajagrafindo. Jakarta. Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Stanton. 1985. Analisis Usaha Tani. UI-Press : Jakarta

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik. Buku Ajar. Universitas Lampung. Valeri JH Hull. 2006. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya : Jakarta.


(1)

menentukan jumlah persentase dari data kuantitatif dapat digunakan rumus sebagai berikut :

x 100% Keterangan :

F = variabel

N = Jumlah seluruh variabel 100 = Konstanta


(2)

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai deskripsi petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Petani yang membudidayakan singkong dalam penelitian ini berjumlah 50 (100) orang, melakukan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemeratasan hama dan panen. Sedangkan pemeliharaan tanaman singkong di Desa Lambu Kibang sudah baik karena dari 5 tahapan pemeliharaan, sebagaian besar petani sudah melakukan empat tahapan yaitu pengemburan tanah, penyulaman, pembersihan rumput dan pembasmian hama. Pembudidayaan singkong masih dilakukan secara tradisional oleh petani singkong. Singkong yang dibudidayakan dalam penelitian ini adalah jenis singkong racun.

2. Luas lahan rata-rata responden 2,82 ha dari total keseluruhan lahan 50 responden 141 ha.

3. Produksi singkong di Desa Lambu Kibang selama satu kali tanam oleh responden yaitu 2.820.000 kg dari luas lahan garapan 141 ha dengan rata-rata


(3)

jumlah produksi singkong 56.800 kg. Responden yang produksinya kurang dari 56.800 kg sebanyak 26 (52%) responden dengan rata-rata 40000kg/ha sedangkan yang lebih dari 56.800 kg sebanyak 24 (48%).dengan rata-rata 74.166 kg/ha

4. Pemasaran hasil produksi singkong meliputi wilayah Desa Lambu Kibang, dengan harga Rp. 780/kg yang dijual ke pabrik singkong.

5. Jumlah biaya produksi singkong per ha Rp. 4.370.000 dengan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan 50 responden dalam satu kali tanam Rp.12.323.400. 6. Pendapatan total dan rata-rata perpetani singkong dalam satu kali tanam ,

pendapatan bersih 50 responden Rp. 1.559.430.000 dalam satu kali tanam dengan rata-rata pendapatan bersih 26 responden Rp.490.791.600 dengan pendapatan perpetani Rp.18.876.600, sedangkan pendapatan bersih 24 responden Rp.1.068.638.400 dengan pendapatan perpetani Rp.44.526.600 dalam satu kali tanam

7. Penghasilan dari bertani singkong mampu untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan pokok minimum karena diketahui bahwa 50 responden dengan persentase 100% (tergolong tidak miskin)


(4)

58

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Petani hendaknya melakukan pengolahan lahan garapann secara maksimal seperti penyulaman, pembersihan lahan, pemberantasan hama serta pemupukan, sehingga diharapkan pada saat panen hasil produksi singkong dapat maksimal.

2. Kepada pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat diharapkan memberikan penyuluhan tentang pertanian sehingga bisa menambah wawasan petani singkong tentang cara pemeliharaan dan pengolahan lahan garapan yang baik sehingga pada saat panen bisa mendapatkan hasil panen yang memuaskan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Sukadi Sadiman. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta : Erlangga.

Anonimus. 2011. Monografi Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011.

Coen Reijhtjes, dkk. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta. Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Alumni. Bandung.

Dadang Kurniawan. 2011. Deskripsi Usaha Tani Kebun Karet Di Desa Semuli Jaya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dawan Raharjo. 2009. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. PT. Gramedia : Jakarta.

Entang Sastraatmadja. 1984. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa. Bandung. Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Ilberi. 1985. Argicultural A.Sosial and Economic Analisis Geography in.Oxfrod University Press. Amerika Serikat.

Kadarisman Darwin dan Sulaeman Ahmad. 1991. Teknologi Pengolahan Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Bogor : IPB.

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieters Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Rajawali Press. Jakarta.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian.Jakarta. PT Pustaka LP3ES. Moehar Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Moh Nazir. 1985. Metode Penelitian . Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mosher, A.T. 1983. 1983. Menggerakan dan Membangun Petani. Yayasan Guna. Jakarta


(6)

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Nursid Sumaatmadja. 1997. Metodologi pengajaran Geografi. Bumi Aksara. Bandung

Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta Sayogyo. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan.BPFE. Yogyakarta

Subarjo. 2003. Meteorologi dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Soekartawi. 1990. Pembangunan Pertanian. PT. Rajagrafindo. Jakarta. Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Stanton. 1985. Analisis Usaha Tani. UI-Press : Jakarta

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik. Buku Ajar. Universitas Lampung. Valeri JH Hull. 2006. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya : Jakarta.