DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG KECAMATAN KIBANG BUDI JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

ABSTRAK
DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG KECAMATAN KIBANG
BUDI JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
Oleh :
RIA ANDRESTA

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tentang Deskripsi Petani Singkong di Desa Lambu Kibang
Kecamatn Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012. Titik tekan
penelitian ini adalah jenis singkong yang di budidayakan, luas lahan, produksi singkong,
pemasaran, biaya produksi, pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum petani
singkong.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi penelitian ini sebanyak 251 KK, di
ambil sampel sebanyak 20% (50 KK) petani singkong. Pengumpulan data primer dengan
menggunakan teknik observasi,wawancara dan kuesioner. Analisis data dengan tabulasi dan
persentase sebagai dasar deskripsi dalam mengumpulkan hasil penelitian.
Hasil penelitian : 1). Sebanyak 100% petani singkong menanam singkong racun. 2). Total lahan
garapan 141 ha, dengan rata-rata luas lahan 2,82 ha,dengan lahan tersempit 2 ha dan terluas 4
ha. 3). Total jumlah produksi singkong 2.820.000 kg, dengan rata-rata 56.800 kg/petani. 4).
Semua produksi di jual dengan harga Rp. 780 dan dipasarkan ke pabrik. 5) Total biaya produksi
Rp.616.170.000 dengan rata-rata Rp. 12.323.400/petani. 6). Total pendapatan bersih dalam 1 kali
tanam Rp.1.559.450.000 dengan rata-rata pendapatan bersih 26 responden Rp.490.791.600

dengan rata-rata Rp.18.876.600/petani, sedangkan pendapatan bersih 24 responden
Rp.1.068.638.400 dengan rata-rata Rp 44.526.600/petani. 7). Hampir semua responden dengan
persentase 302% mampu untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan pokok minimum.

DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG
KECAMATAN KIBANG BUDI JAYA KABUPATEN TULANG
BAWANG BARAT TAHUN 2012
(Skripsi)

Oleh

Ria Andresta

FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP


Ria Andresta, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 05
Oktober 1987, anak pertama dari 4 bersaudara pasangan bapak
Adri Talib dan ibu Asnani.
Pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Sejahtera 4 Kedaton
diselesaikan Tahun 2000. Tahun ajaran 2000/2001 melanjutkan ke SLTP AlKautsar,yang lulus pada tahun 2003. Pada tahun ajaran 2003/2004 melanjutkan ke
SMA Al- Kautsar, dan lulus pada tahun 2007.
Pada pertengehan tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas
Lampung di fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Program studi Pendidikan Geografi.

MOTO

“Berbeda bukan berarti yang terbaik,tapi yang terbaik sudah pasti berbeda “
(Pena Biru)

“Ketika seseorang menghina/menyakitimu lagi dan lagi. Anggap saja mereka seperti amplas.
Anda mungkin akan terbaret dan terluka. Tapi ingatlah pada akhirnya anda akan menjadi
mengkilap/berkilau dan mereka menjadi tak berguna lagi.
( Hitam Putih)


SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan karena atas rahmat dan hidyahnya skripsi
ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deskripsi Petani Singkong Di Desa Lambu
Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2012” ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku Dosen Pembimbing Utama, dan Bapak Drs. I Gede
Sugiyanta, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang keduanya telah banyak
memberikan arahan, Pemikiran, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak
Drs. Budiyono, M.S. selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan
pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
selama menempuh perkuliahan.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S.,Bapak Drs. Arwin Achmad, M.si., Bapak Drs.
Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademis dan telah

membantu memperlancar mengurusi dalam penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama penulis menjadi
mahasiswa di Juruskan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Drs. Zulkanain, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang
telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh
perkulihan dan selama penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi.
6. Seluruh petani singkong di Desa Lambu Kibang selaku mitra yang telah banyak
membantu selama penulis melaksanakan penelitian.
7. Sahabat-sahabat tercinta Dr. Ade utia, Lidya Riski S.kom., Diara Santiana S.H.,
Anggi Chintya M.H., Fitri Damayanti S.Pd., Mok Ray S.E., Olvrias Tenisa S.Pd.,
Prayoga aditya S.Pd.,Erika Penni Munandar A.md,keb ,Lingga Sari S.Pd, Irma fajar,
M. Aziz Shulton S.Ip serta seluruh teman-teman seperjuangan di Geografi angkatan
Tahun 2007 terima kasih atas do’a, semangat dan motivasi yang telah diberikan.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,yang tidak
bisa di sebutkan satu persatu

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi dengan harapan
semoga sripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin

Bandar lampung, 2014

Ria Andresta

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

F.

Latar Belakang ................................................................................. 1
Identifikasi Masalah ........................................................................... 9
Rumusan Masalah .............................................................................. 10
Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
Kegunaan Penelitian .......................................................................... 11
Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 13
1.Pengertian Geografi ....................................................................... 13
2. Budidaya Singkong ....................................................................... 16
3. Luas Lahan .................................................................................... 18
4. Jumlah Produksi ............................................................................ 20
5. Pemasaran ..................................................................................... 20
6. Biaya Produksi ........................................................................... 21
7. Pendapatan Bersih ......................................................................... 21
8.Jumlah Tanggungan Keluarga ....................................................... 22
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 25

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .............................................................................. 27
B. Populasi dan Sampel………………………………………………...28
1.Populasi . ........................................................................................ 28
2.Sampel ............................................................................................ 28
C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ..................................... 30
1.Variabel Penelitian ......................................................................... 30
2.Indikator Penelitian ......................................................................... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31
1. Observasi ....................................................................................... 32
2.Kuesioner ........................................................................................ 32
3.Wawancara Terstruktur ................................................................... 32
4.Dokumentasi ................................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 33
1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografis ............................................................................... 35
1.Letak Astronomi ............................................................................... 35
2.Letak Administratif ........................................................................... 36
3.Batas Desa ......................................................................................... 36

4.Keadaan Iklim ................................................................................... 36
B. Keadaan Penduduk............................................................................... 38
1. Jumlah Penduduk ............................................................................. 38
2.Kepadatan Penduduk ......................................................................... 38
3.Komposisi Penduduk ........................................................................ 39
C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan ........................................ 44
1.Identitas Responden .......................................................................... 44
a. Umur Responden ........................................................................... 44
2.Penyajian Data Penelitian ................................................................. 45
a. Budidaya Singkong ....................................................................... 45
b.Luas Lahan Garapan. ..................................................................... 49
c.Jumlah Produksi ............................................................................. 49
d.Pemasaran ...................................................................................... 50
f.Biaya Produksi ................................................................................ 50
g.Pendapatan Total dan Rata-rata ..................................................... 51
h.Pemenuhan Pokok Minimum ......................................................... 51
3. Pembahasan Hasil Analisa Data.................................................... 52
a. Budidaya Singkong ....................................................................... 53
b.Luas Lahan Garapan ...................................................................... 53
c.Jumlah produksi ............................................................................. 53

d. Pemasaram .................................................................................... 54
f. Biaya Produksi ............................................................................... 54
g.Pendapatan Total dan Rata-rata ..................................................... 54
h. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ..................................... 55

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Efisiensi Beberapa Jenis Tanaman Dalam Menghasilkan kalori .................................. 5
2. Pengelompokan Iklim Menurut F. Junghuhn................................................................ 38
3. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Lambu

Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2012 ................................................................................................................... 40
4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Lambu Kibang
Kecamatan Kibang Budi Jaya Tahun 2012 ................................................................... 43
5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lambu Kibang
Kecamatan Kibang Budi Jaya Tahun 2012 ................................................................... 44
6. Umur Responden di Desa Lambu Kibang
Kecamatan Kibang Budi Jaya Tahun 2012 .................................................................. 44
7. Jumlah responden menurut frekuensi penjagaan lahan (pengemburan
Tanah) di Desa Lambu Kibang Tahun 2012 ................................................................. 47
8.

Jumlah responden menurut penyulaman tanaman singkong di Desa
Lambu Kibang Tahun 2012 ........................................................................................ 48

9. Jumlah responden menurut pemupukan tanaman singkong di Desa
Lambu Kibang Tahun 2012 .......................................................................................... 49
10. Jumlah responden berdasarkan luas lahan garapan di Desa Lambu
Kibang Tahun 2012 ..................................................................................................... 49
11. Jumlah produksi usaha petani singkong di Desa Lambu Kibang

Tahun 2012 ................................................................................................................... 50
12. Jumlah biaya produksi singkong per tahun di Desa Lambu Kibang
Tahun 2012 ................................................................................................................... 51
13. Jumlah pendapatan petani singkong di Desa Lambu Kibang Tahun ............................ 51
14. Jumlah responden menurut pemenuhan kebutuhan pokok minimum........................... 52

.

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Peta administrasi kec. Lambu kibang ..................................................................... 37

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.
Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan
selalu berubah dari waktu ke waktu, atas terjadinya perubahan-perubahan. Jadi
manusia bahkan seluruh organisme hidup di dunia perlu melakukan, penyesuaian
agar mereka tetap dapat mempertahankan hidupnya, dalam arti kata mereka tetap
bisa mempertahankan hidup yang diperlukannya.

Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun
manusia. Hal ini dapat mengkibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara
daerah satu dengan daerah lainya. Bidang pertanian merupakan bidang yang
sangat penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di
bidang ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Bidang pertanian
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan merupakan satu kesatuan dari
pembangunan nasional.

Salah satu hasil pertanian yang menunjukkan peningkatan produksi dan
konsumsinya dari tahun ke tahun adalah beras, yang meruapakan bahan makanan
pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain usaha peningkatan produksi
beras, pemerintah juga memperhatikan usaha peningkatan produksi tanaman

2

pangan lainnya termasuk ketela pohon atau singkong sebagai usaha alternative
hasil pertanian.

Singkong (Manihot esculenta) adalah salah satu produk pertanian yang populer
di Indonesia karena produksinya yang cukup tinggi. Akan tetapi, hasil panen yang
melimpah tersebut tidak sejalan dengan pemanfaatannya yang optimal. Ubi kayu
dikonsumsi rakyat ketika bahan makanan pokok, yaitu beras, sudah tidak
diharapkan. Sampai saat ini, ubi kayu masih dijadikan sebagai salah satu makanan
pokok oleh golongan masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan masyarakat
golongan menengah ke atas umumnya mengonsumsi ubi kayu dalam berbagai
bentuk olahannya. Padahal, singkong merupakan hasil pertanian pangan kedua
setelah beras yang mampu menyediakan sumber karbohidrat dan kalori bagi menu
rakyat serta keperluan industri (Kadarisman dan Sulaeman, 1991).

Terdapat fakta di tengah masyarakat Indonesia bahwa tingkat ketergantungan
masyarakat terhadap beras cukup tinggi (Koran Kampus,November 2011).
Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sebagai
bahan makanan pokok menimbulkan banyak masalah. Salah satu dampaknya
adalah impor beras Indonesia yang semakin meningkat seiring dengan laju
pertambahan penduduk. Peningkatan jumlah kebutuhan beras tersebut tidak
disertai dengan peningkatan produksinya akibat lahan pertanian yang kian
menyempit. Apabila hal ini terus terjadi, bukanlah tidak mungkin jika suatu saat
Indonesia mengalami krisis beras, di mana harga beras melambung tinggi dan
susah ditemui di pasaran.

3

Walaupun selama ini makanan pokok bangsa Indonesia masih bertumpu pada
beras, tetapi singkong memiliki andil yang cukup besar dalam penyediaan
karbohidrat pada pangan yang dikonsumsi. Tabor, 1988 (dalam Kadarisman dan
Sulaeman, 1991) menyebutkan bahwa ubi kayu atau singkong merupakan sumber
energi terbesar kedua setelah beras. Mengingat keunggulan dari singkong seperti
yang telah dijelaskan, perlu dipikirkan pemanfaatan singkong lebih lanjut, ini
sebagai bahan pangan. Sebagai kelompok tanaman penghasil karbohidrat,
singkong mempunyai peranan yang amat penting di Indonesia dan mempunyai
prospek yang baik untuk dikembangkan pada masa mendatang. Diharapakan
adanya banyak upaya untuk mempopulerkan pemanfaatan ubi kayu secara
bervariasi. Semua ini antara lain dimaksudkan untuk mendukung upaya
diversifikasi pangan berdasar sumber daya nasional.

Ubi kayu termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh pada daerah sekitar 30°LS.
Dalam pertumbuhannya, ubi kayu membutuhkan iklim yang panas dan lembap.
Produksi tertinggi singkong diperoleh pada ketinggian 150 m di atas permukaan
laut dan pada suhu optimum 25-27°C. Pertumbuhan akan terhenti pada suhu di
bawah 10°C dan pada ketinggian di atas 1500 m. Curah hujan yang dibutuhkan
yaitu antara 500 dan 1000 mm per tahun (Kadarisman dan Sulaeman, 1991).

Ubi kayu ( Manihot esculenta ),yang umumnya dikenal dengan nama singkong,
ketela pohon, atau kasava, merupakan jenis tanaman pangan yang banyak
dibudidayakan di ladang atau kebun. Ubi kayu termasuk jenis umbi akar yang
berbentuk silinder ( lonjong ) dengan warna coklat gelap. Umbi ini memiliki
diameter beberapa sentimeter dan panjang beberapa puluh sentimeter. Tanaman

4

ubi kayu mempunyai batang berkayu dan tumbuh tegak, serta beruas dan
berbuku- buku. Ketinggiannya dapat mencapai 2-4 meter. Daunnya menjari dan
hanya tumbuh pada akhir percabangan. Akar tanaman berubah menjadi umbi
yang tersimpan di dalam tanah sampai kedalaman 50-100 meter. Bunga betina
dan jantan tersusun pada ranting yang bebas, sedangkan buah berbentuk triangular
dan mengandung tiga biji yang hidup dan dapat digunakan untuk memperbanyak
tanaman (Grace, 1977 dalam Kadarisman dan Sulaeman, 1991).

Umbi singkong terdiri dari kulit luar yang tipis berwarna cokelat gelap, kulit
dalam yang tebal berwarna putih kemerahan dan daging umbi yang berwarna
putih atau kuning. Panjang umbi dapat mencapai 30- 120 cm, dengan diameter 415 cm, dan berat 1-8 kg atau lebih. Pada bagian tengah umbi terdapat serat
memanjang. Daging umbi merupakan bagian yang dapat dimakan dan jumlahnya
sekitar 75% berat umbi ( Adnyana et al. 1993 ). Berdasarkan warna daging umbi,
singkong dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu singkong putih dan singkong
kuning. Singkong putih mempunyai daging umbi berwarna putih, sedangka
singkong kuning mempunyai daging umbi berwarna kuning ( Haryadi dan
Sugiyono, 1991 ).

Sebagai tanaman pangan, singkong merupakan salah satu tanaman yang melekat
dengan petani Indonesia dalam waktu yang tidak lama setelah ubi kayu masuk ke
Indonesia. Ubi kayu diperkirakan berasal dari Brazil kemudian menyebar ke
Benua Afrika, India, Tiongkok, dan kahirnya masuk ke Indonesia (Kadarisman
dan Sulaeman, 1991). Indonesia sendiri menempati posisi kedua dalam produksi

5

umbi kayu setelah Brazil. Hal ini menunjukkan tanaman umbi kayu mudah
ditanam dengan kondisi iklim di daerah Indonesia.

Tanaman singkong berdasarkan pemanfaatannya dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu : ubi, daun, dan batang. Perlu diketahui bahwa meskipun
singkong diperkirakan berasal dari Brasil, namun dapat tumbuh dan populer di
Indonesia, karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan tanaman lainnya karena :
1. Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur.
2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.
3. Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi
beragam makanan utama maupun makanan ringan.
4. Selain itu, singkong adalah penghasil kalori yang efisien, artinya tanaman
singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang
produktif dan efisien di daerah tropis.
Tabel 1 : Efisiensi Beberapa Jenis Tanaman Dalam Menghasilkan Kalori
Jenis Tanaman
Kalori/Hari
Singkong
250
Padi
176
Gandum
110
Jagung
200
Sorgum
114
Sumber : Soenarjo (1988)
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa singkong mampu menghasilkan kalori
66,66% lebih tinggi daripada rata-rata tanaman biji-bijian tersebut di atas. Hal ini
dikarenakan yaitu :
1. Daya adaptasi luas, sebagai tanaman tropis singkong mempunyai daya
adaptasi dan penyebaran yang sangat luas. Tanaman ini juga dapat tumbuh di
dataran tinggi maupun di dataran rendah sampai ketinggian 10 m di atas

6

permukaan laut, juga di daerah hujan 500 m sampai daerah basah dengan
5000 mm per tahun sepanjang tergenang.
2. Bentuk dan tipe tanaman yang baik. Singkong merupakan tanaman yang ideal,
tanaman ini tidak perlu penyangga untuk buahnya sehingga kemungkinan
rebah tidak ada dan kalaupun ada dapat ditekan.
Propinsi Lampung merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi yang cukup
besar bagi penyediaan singkong keadaan ini tercermin dari hasil singkong yang
tiap tahunnnya meningkat. Salah satu daerah Lampung yang mempunyai potensi
tersebut yaitu petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi
Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Usaha Perkebunan singkong ini terletak di Desa Lambu Kibang Kecamatan
Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Lambu Kibang
Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak antara
04010’- 42’LS dan 104055’ -105010BT (Monografi Desa Lambu Kibang). Lokasi
pusat kebun dapat dicapai + 6 jam dengan menggunakan roda empat dari Kota
Bandar Lampung.
Secara umum, topografi areal yang ditanami di perkebunan singkong di Desa
Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat
merupakan daerah topografis berombak sampai bergelombang dengan kemiringan
antara 8%-15%, dan ketinggian antara 300 m – 500 m di atas permukaan laut.
Curah hujan di daerah tersebut berkisar antara 57-229 mm/bulan . Kelembapan
udara optimal berkisar antara 60-65%. Sedangkan topografi tanahnya datar serta
mudah diolah, berstruktur lemah, dan gembur. Hal ini sesuai dengan kebutuhan

7

tanaman singkong yang memerlukan tanah gembur dan kaya akan humus. Tujuan
pengolahan tanah agar singkong berkembang pesat dan tumbuh leluasa.

Jumlah penduduk di Desa Lambu Kibang tahun 2011 sebanyak 4597 jiwa.
Penduduk Desa Lambu Kibang pada umunya bermata pencaharian sebagai petani,
jenis tanaman yang diusahakan oleh petani meliputi tanaman padi, singkong,
kelapa sawit, jagung, dan lain-lain.

Jumlah penduduk Desa Lambu Kibang jenis tanaman yang diusahakan sebagian
besar bertani padi sebanyak 153 kepala rumah tangga, singkong sebanyak 251
kepala rumah tangga, kelapa sawit 52 kepala rumah tangga, jagung 19 kepala
rumah tangga dan lain-lain sejumlah 21 kepala rumah tangga (Data monografi
tahun 2011).
Perkebunan singkong dipengaruhi oleh pemilikan tanah, luas lahan yang digarap
serta kemampuan petani dalam tanam singkong yang dapat menunjang dalam
usaha perkebunan singkong. Kepemilikan lahan garapan petani singkong di Desa
Lambu Kibang berasal dari warisan keluarga dan hasil membeli sendiri lahan
singkong yang sudah ada.
Luas lahan pertanian garapan adalah jumlah tanah dari sawah, tegalan,
perkebunan yang digarap selama satu tahun yang dihitung dalam satuan hektar
(ha). Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan
tingkat pendapatan petani, semakin luas lahan tingkat pendapatan akan semakin
besar (Sayogyo, 1987). Petani singkong memiliki luas lahan pertanian sempit
(>0,5 ha), luas lahan pertanian sedang (0,5-2 ha), dan luas lahan pertanian luas (>
2 ha).

8

Pendapatan petani banyak dipengaruhi berbagai faktor internal yang berasal dari
pihak pekerja, jumlah tenaga kerja dalam keluarga, dan kemampuan ekonomi.
Sedangkan faktor eksternal adalah kondisi tanah yang dipakai pada usaha
perkebunan, tingkat kesuburan tanah, tingkat harga jual, luas daerah pemasaran,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dari perkebunan singkong
(Haryadi dan Sugiyono, 1991).

Diantara berbagai faktor produksi dari usaha pertanian produksi singkong tersebut
diperkirakan terdapat faktor produksi yang sangat menentukan dalam usaha di
bidang perkebunan yang meliputi lahan, modal, pupuk, tenaga kerja serta upah
(Haryadi dan Sugiyono, 1991).

Usaha dibidang pertanian merupakan kegiatan yang mencakup kehidupan
masyarakat yaitu di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya yang
menyangkut masalah kemasayarakat yang mana bidang tersebut dapat dipakai
sebagai obyek penelitian.

Sistem perekonomian merupakan sistem hubung dalam masyarakat yang
menentukan alokasi sumber-sumber ekonomi yang langka serta berhubungan
dengan produksi, distribusi, dan pertukaran (Reading, 1997 :131). Pengertian
kondisi ekonomi secara keseluruhan merupakan keadaan baik atau lancar dan
tersendatnya perjalanan ekonomi, sebagaimana dikutip dalam Kamus Besar
Indonesia (2002:721). Jika didefinisikan secara bebas kondisi ekonomi dalam
pembahasan ini untuk melihat bagaimana pengaruh usaha singkong terhadap
kehidupan ekonomi petani singkong yang dilihat dari jumlah pendapatan,

9

pengeluaran, tingkat kesejahteraan, dan istilah-istilah ekonomi lainnya yang
relevan dengan permasalahan yang dibahas.

Keberadaan petani singkong di Desa Lambu Kibang diharapkan mampu
menumbuhkan pembangunan pertanian itu sendiri, sehingga dapat menyerap
tenaga kerja, meratakan pembangunan daerah dan memajukan perekonomian
masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengkaji tentang “Deskripsi

Petani Singkong Di Desa Lambu Kibang

Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan

latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis

mengidenfikasikan masalah yang berkaitan dengan Deskripsi Petani Singkong Di
Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang
BaratTahun 2012 yaitu :
1. Apakah jenis singkong yang dibudidayakan oleh petani di Desa Lambu
Kibang?
2. Berapakah rata-rata luas lahan tanaman setiap responden di Desa Lambu
Kibang?
3. Berapakah jumlah produksi singkong rata-rata setiap responden di Desa
Lambu Kibang?
4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi singkong setiap responden di Desa
Lambu Kibang?
5. Berapakah biaya produksi rata-rata setiap responden dalam satu kali
tanam/panen di Desa Lambu Kibang?

10

6. Berapakah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh responden dalam satu
kali panen di Desa Lambu Kibang?
7. Apakah penghasilan dari bertani singkong mampu mencukupi kebutuhan
pokok minimum keluarga responden di Desa Lambu Kibang?

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Jenis tanaman singkong apakah yang diusahakan oleh petani singkong di Desa
Lambu Kibang?
2. Berapakah rata-rata luas lahan tanaman setiap responden di Desa Lambu
Kibang?
3. Berapakah jumlah produksi singkong rata-rata setiap responden di Desa
Lambu Kibang?
4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi singkong setiap responden di Desa
Lambu Kibang?
5. Berapakah biaya produksi rata-rata setiap responden dalam satu kali
tanam/panen di Desa Lambu Kibang?
6. Berapakah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh responden dalam satu
kali panen di Desa Lambu Kibang?
7.

Apakah penghasilan dari bertani singkong mampu mencukupi kebutuhan
pokok minimum keluarga responden di Desa Lambu Kibang?

11

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk memperoleh informasi tentang petani singkong meliputi : 1) Jenis singkong
yang di budidayakan , 2) luas lahan tanaman , 3) Jumlah produksi , 4) Pemasaran ,
5) Biaya untuk produksi dalam satu kali tanam , 6) Pendapatan bersih , 7) jumlah
tanggungan keluarga dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga petani
singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten
Tulang bawang Barat Tahun 2012

E. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi
khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi.
3. Untuk dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis .

F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah :
1. Ruang lingkup subyek, yaitu petani singkong di Desa Lambu Kibang
Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah Budidaya singkong yang diusahakan
petani luas lahan garapan, produksi pertanian, pemasaran, biaya produksi,
dalam satu kali produksi yang dikeluarkan petani singkong, pendapatan bersih

12

serta pemenuhan pokok minimum setiap petani singkong di Desa Lambu
Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. .
3. Ruang lingkup tempat, yaitu usaha singkong di Desa Lambu Kibang
Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.
5. Ruang lingkup ilmu adalah geografi Ekonomi
Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya
struktur keruangan aktifitas ekonomi . Dengan demikian titik berat studinya
adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di
dalamnya bidang pertanian , industry , perdangan , transportasi , komunikasi ,
dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1988:54).
Alasan digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang limgkup ilmu, karena
topik kajian dalam penetian ini karena penelitian ini mengkaji tentang petani
singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2012.

13

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Petani Singkong
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks
keruangan (Seminar dan lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh
Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11)
Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan manusia.
Geografi fisik terdiri dari Geomorfologi, Hidrologi, Klimatologi, Pedologi, dan
lain-lain. Sedangkan geografi manusia terdiri atas Geografi Ekonomi, Geografi
Penduduk, Geografi Pedesaan, Geografi Kota, dan lain-lain. Dalam hal ini
Geografi Pertanian merupakan cabang dari Geografi Ekonomi.
Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur
keruangan aktifitas ekonomi . Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek
keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk didalamnya bidang
pertanian, industry, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya
(Nursid Sumaatmaja, 1988:54

14

Petani selalu berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan tentang
bagaimana petani harus mengoperasikan usaha taninya, sehingga diperoleh hasil
dan kepuasaan maksimal. Sebelum mengambil keputusan maka petani dalam
melaksanakan usaha tani umumya mengadakan perhitungan penerimaan dan
biaya, betapa pun primitif atau majunya metode bertani. Pernyataan ini sesuai
dengan pernyataan Mubyarto (1986 : 34) yang menyatakan bahwa petani
membandingkan antara hasil yang diharapkan (revenue) dengan biaya (korbanan)
yang harus dikeluarkannya.
Dengan demikian, petani perlu memutuskan apakah produknya dijual atau tidak,
pada tingkat harga yang berlaku. Selanjutnya menurut Mubyarto (1986 : 65),
harga adalah nilai dan suatu barang-barang dan jasa-jasa. Adanya harga disertai
dengan ketentuan harga pasar yang berlaku akan mempengaruhi sesuatu usaha.
Mubyarto (1986 : 78) menyatakan bahwa, keputusan untuk menetapkan harga
menyangkut jalannya usaha, apakah dengan harga tersebut barang dan jasa dapat
dijual. Jika dijual apakah menguntungkan atau merugikan, tetapi bila
menguntungkan maka pada suatu saat usaha tersebut akan berhenti, paling tidak
mengalami kemunduran (adanya siklus produksi).
Kembali pada masalah harga singkong, maka memang sulit bagi petani untuk
menentukan harga singkong atas keinginannnya sendiri karena harga tidak dapat
terjadi satu pihak, tetapi ditentukan oleh kekuatan antara permintaan dan
penawaran (equilibrium demand and supply). Dalam hal ini petani singkong
bertindak sebagai produsen atau supplier, dan pedagang atau pembeli sebagai
demander atau konsumen. Konsumen ini, baik sebagai konsumen akhir maupun

15

masih sebagai pedagang perantara, pengumpulan atau lainnya, sifatnya
menimbulkan permintaan produk.
Secara umum petani sebagai produsen menginginkan agar harga lebih tinggi,
sedangkan konsumen mengharapkan harga serendah mungkin. Jika terdapat
kesepakatan terjadilah jual beli. Dalam kenyataannya sering pihak petani yang
dirugikan, karena berada dalam posisi tawar-menawar yang lemah.
Sehubungan dengan usaha tani singkong, jika harga di tingkat petani singkong
tidak menguntungkan petani, maka tujuan petani untuk meningkatkan
penghasilannya tidak tercapai dan mengakibatkan turunnya gairah petani
melaksanakan usaha tani singkong.
Pada dasarnya untuk meningkatkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan
cara: meningkatkan produksi, harga yang tinggi dan harga tetap produksi tinggi.
Keadaan inilah yang dapat mendorong petani untuk mau melaksanakan usaha
taninya, tanpa salah satu dari keadaan mulai berlaku maka kemungkinan untuk
meningkatkan pendapatan tidak akan terjadi.
Mosher (1986 : 23) menyatakan bahwa, adanya peningkatan gairah kerja yang
dapat meningkatkan produk-produk pertanian sangat berkaitan dengan adanya
sistem tata niaga yang dapat menguntungkan.
Suatu sistem tata niaga yang dapat menguntungkan dianggap baik dan efisien jika
tercipta keadaan dimana diperoleh kepuasaan bagi semua pihak, yaitu : produsen,
lembaga-lembaga pemasaran, dan kepuasaan atas harga yang diterima oleh

16

produsen, imbalan jasa yang diterima lembaga pemasaran dan kepuasaan
konsumen terhadap barang-barang dan jasa yang diterima.
Menurut Stanton (1985 : 23), bahwa pemasaran adalah sekolompok item yang
saling berhubungan dan saling berkaitan mencakup :
1.

Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja penawaran.

2.

Produk, jasa, gagasan atau manusia yang memasarkan.

3.

Targer pasar.

4.

Perantara yang membantu arus tukar menukar antara organisasi pemasaran

dengan pasar. Termsuk golongan ini adalah pengecer, grosir, agen transportasi,
lembaga keuangan dan sebagainya.
2. Budidaya Singkong
Tanaman singkong berdasarkan pemanfaatannya dapat dikelompokan menjadi
tiga bagian yaitu: ubi, daun, dan batang. Perlu diketahui meskipun singkong
diperkirakan berasal dari Brasil, namun dapat tumbuh dan dan populer di
Indonesia, karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
tanaman lainnya karena:
1.

Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur.

2.

Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.

3.

Masa panennya tidak diburu wakyu, sehingga dapat diolah menjadi

beragam makanan utama maupun makanan ringan.

17

4.

Selain itu singkong adalah pengahasil kalori yang efisien, artinya tanaman

singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan
efisein di daerah tropis .

a.

Syarat tumbuh

Tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi yang tingggi pada
kondisi:
1.

Iklim yang panas dan lembab

2.

Berasa pada ketinggian 150 m dari permukaan laut

3.

Suhu optimum 25- 27◦C

4.

Curah hujan antara 500 – 1000 mm per tahun ( Kadarisman dan Sulaeman,

1991)

b.

Pembibitan

Pembibitan tanaman singkong biasanya dilakukan secara generatif, yaitu
menggunakan batang singkong yang sudah dipanen ( Kadarisman dan
Sulaeman,1991)

c.

Penanaman

Penanaman dilakukan sebagai berikut:
1.
2.

Lahan diolah sebaik mungkin sebelumnya
Lakukan pengemburan tanah umtuk mengatur letak tanaman dalam

barisan.
3.

Tancapkan bibit batang pohon singkong yang sebelumnya telah d potong

antara 20 – 25 cm ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)

18

d.

Pemeliharaan

Tujuan Pemeliharaan tanaman budidaya singkong secara keseluruhan antara lain
untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan dan produksi serta menjaga kondisi
lahan dan tanaman ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)
e.

Pembersihan rumput

Tujuan Pembersihan rumput ini untuk membuang semua jenis rumput/tanaman
liar/gulma yang hidup disekitar tanaman yang bisa memnghambat pertumbuhan
tanaman budidaya singkong ( Kadarisman dan Sulaeman, 1991)
f.

Penyulaman

Penyulaman

ini

bertujuan

menjaga

produktifitas

tanaman

budidaya

singkongnsehingga dalam proses berproduksi ada tanaman sin gkong yang
mati,bisa segera diganti dengan sisa bibit yang masih ada ( Kadarisman dan
Sulaeman, 1991)
g.

Pemupukan

Pemupukan bermanfaat untuk perbaikan kondisi tanaman, peningkatan produksi
dan stabilitas produksi tanaman singkong. Pupuk yang bisa digunakan dalam
budidaya singkong pypuk organik maupun unorganik
3. Luas lahan garapan
Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
petani. Semakin luas lahan tingkat pendapatan mungkin akan semakin besar.
Sayogyo (1987 : 102) mengemukakan bahwa semakin luas usaha tani semaikn
besar persentase penghasilan rumah tangga, maka jelaslah bahwa luas lahan

19

memegang peranan penting terhadap besarnya pendapatan petani dan bila
sebaliknyapetani mempunyai tanah yang sempit atau tidak bertanah merupakan
beban usaha pada sektor pertanian. Hal ini juga didukung juga oleh pendapat
Soekartawi (1990:4) bahwa semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani,
maka akan semakin besar produksi yang akan dihasilkan dan penadapatan yang
akan diperoleh bila disertai dengan pengolahan yang baik.
Jadi luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas lahan garapan
yaitu perkebunan singkong yang digarap oleh kepala keluarga petani singkong.
Luas lahan garapan meliputi milik sendiri, sewa, dan bagi hasil.
Mengenai ukuran luas lahan garapan petani, Dawan Raharjo (2009 : 17)
mengatakan :
1.

Tuan tanah lebih dari 5 ha

2.

Petani kaya 2-5 ha

3.

Petani sedang 0,5-2 ha

4.

Petani kecil 0,25-2 ha

5.

Petani gurem 1-0,25 ha (petani yang memiliki pendapatannya atau

penghasilannya memperoleh keuntungan Rp. 1.000.000 atau Rp. 250.000 per
bulan).
6.

Buruh tani, apabila luas garapannya kurang dari 0,1 ha

Berdasarkan pendapat tersebut, untuk menyederhakan hitungan, maka dibuat
kriteria yaitu lahan sempit apabila luas lahan garapan kurang dari 0,5 ha, lahan
sedang apabila luas lahan garapannya antara 0,5-2 ha, dan lahan luas apabila luas
lahan garapannya lebih dari 2 ha..

20

4. Produksi Usaha Kebun Singkong.
Produksi dalam usaha tani berupa sesuatu yang dihasilkan dari bagian tanaman
(akar, batang,getah, buah, dan sebagainya) yang diusahakan dan dapat menjadi
nilasi secara komersial sehingga menjadi tujuan dalam usaha pertanian
(Soekartawi, 1995:54).
Menurut Moehar Daniel (2004 :121) produksi merupakan sejumlah hasil dalam
satu lokasi dan waktu tertentu.
Mengenai produksi D.H Penny (1984 : 246) berpendapat,”Produksi adalah jumlah
hasil yang diperoleh dari proses dari kesatuan produksi (misalnya satu hektar, satu
satuan kerja dan sebagainya). Berdasarkan pendapat tersebut yang dimaksud
dengan produksi petani singkong adalah hasil usaha kebun singkong yang
diperoleh dalam satu kali tanam namun sesuai dengan rumusan masalah yang
dihitung yaitu daslam satu tahun.
5. Pemasaran
Menurut Entang Sastraatmadja (1984:160) pemasaran merupakan faktor penting
yang tidak terpisahkan dari usaha tani sebagai sarana menjual hasil produksi
usaha tani. Pemasaran yang biasanya dilakukan petani budidaya singkong adalah
menjual langsung kepada pedagang lokal (Kecamatan), dan pedagang luar daerah
(Kabupaten).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir produksi
adalah pemasaran yang merupakan faktor penting yang tidak dapat dipisahkan
dari usaha tani, pemasaran biasanya di lakukan petani adalah dengan menjual

21

kepada pedagang lokal (Desa, dan Kecamatan) dan pedagang luar daerah
(Kabupaten).
6. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam suatu usaha tani
(Soekartiwi, 1995:54). Biaya produksi berhubungan erat dengan uang. Biaya
produksi dalam usaha tani dapat berupa uang tunai atau barang yang bernilai
ekonomis dan berguna dalam proses produksi .

Menurut Soekardi(1993:25),

biaya produksi diperlukan sebagai hal bergerak untuk pembelian pupuk , obatobatan, bibit, upah tenaga kerja dan sebagainya .
Berdasarkan uraian di atas biaya produksi ialah banyaknya uang yang dipakai
untuk pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, upah tenaga kerja, dan pembelian
peralatan dalam waktu satu kali tanam .
7. Pendapatan Usaha Kebun Singkong
Menurut Soekartawi (1996 :30) pendapatan atau penghasilan merupakan
gambaran yang lebih tepat tentang posisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Pendapatan atau penghasilan merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan . Besar kecilnya pendapatan akan membawa pengaruh pada
tingkat kemakmuran penduduk, terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok suatu
keluarga. Sesuai dengan pendapat Emil Salim (1994:44) bahwa rendahnya
pendapatan akan menyebabkan sulit terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok,
seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan.

22

Pendapatan atau penghasilan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi
sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat (Valeri JH Hull, 2006 : 16).
Sehubungan dengan pendapatan petani pada setiap akhir panen petani akan
menghitung berapa hasil kotor produksinya, tetapi tidak semua hasil itu diterima
petani. Hasil itu dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk
biaya produksi taninya seperti pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, biaya
pengolahan lahan, upah, dan sebagainya. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya
itu, petani akan mendapatkan pendapatan bersih.
Pendapatan petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah
tangga yang berupa pendapatan bersih. Pendapatan bersih adalah pendapatan
kotor yang diperoleh rumah tangga petani singkong setelah dikurangi dengan
biaya-biaya produksi taninya yaitu pembelian bahan baku, upah tenaga kerja serta
pembelian peralatan yang dinilai dengan rupiah dan dihitung dalam waktu
setahun.
8. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah jumlah banyaknya individu
yang terdapat dalam suatu keluarga dan menjai beban dalam upaya mencukupi
berbagai jenis kebutuhan pokok untuk hidup yang harus dapat dipenuhi demi
kelangsungan kehidupanya . Atas dasr uraian tersebut maka tanggungan keluarga
menurut BKKBN Tahun 2008 adalah :


Keluarga kecil : Jumlah anak 1-2 orang



Keluarga Besar : Jumlah anak > 2 orang

23

Menurut Daldjoeni (1977:76) tanggungan keluarga adalah anggota yang belum
bekerja atau tidak bekerja , Yaitu mereka yang dibawah umur atau lanjut usia .
Jumlah tanggungan dalam penelitian ini adalah jumlah anak pada kepala kelurga
petani singkong . Kebutuhan pokok dapat diartikan kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh manusia yang hidup secara wajar yang meliputi Sembilan bahan
pokok minimum yang dapat diukur dalam satuan rupiah pertahun yang meliputi
sandang pangan dan papan.
Menurut Daan Damara dalam Mulyanto Sumadi dan Hans Dieter Evers
(1985:50), kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan bahan makanan,
perumahan, sandang serta barang-barang dan jasa seperti pendidikan, kesehatan,
partisipasi,. Jadi yang dimaksud kebutuhan pokok dalam penelitian ini adalah
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer rumah tangga.
Menurut Totok Mardikanto (1990:23-24) menjelaskan secara rinci mengenai
kebutuhan pokok minimum adalah: Kebutuhan pokok minimum manusia itu
mencakup beras 140kg, ikan asin15kg, gula pasir 3,5kg, tekstil 4 meter, minyak
goreng 6 kg, garam 9 kg, minyak tanah 60 liter , sabun 20 batang dan batik 2
potong. Selanjutnya dilihat dari perhitungan garis kemiskinan dengan klasifikasi
sebagai berikut:
1.

Pemenuhan kebutuhan kurang dari 75% tergolong miskin sekali,

2.

Pemenuhan 75-125% tergolong miskin,

3.

Pemenuhan 125-200% tergolong hampir miskin,

4.

Pemenuhan kebutuhan lebih dari 200% tergolong tidak miskin,

24

Berdasarkan acuan tersebut untuk daerah lingkungan perdesaan dapat
dipergunakan nilai uang yang harus diadakan setiap orang pertahun dapat dilihat
pada Tabel 2 dibawah berikut:
Tabel 2 Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Lambu Kibang

Beras
Ikan asin

Keburutuhan selama
1 tahun
140 kg
15 kg

Gula pasir

8 kg

12.000

96.000

Tekstil kasar

4 meter

25.000

100.000

Minyak Goreng

10 kg

12.000

120.000

Minyak Tanah

60 liter

12.000

720.000

Garam

8 kg

5000

40.000

Sabun

30 Batang

2500

75.000

Kain Batik

2 Potong

60.000

120.000

Jenis Kebutuhan

Harga Satuan

Jumlah total

10.000
20.000

1.400.000
300.000

Jumlah

2.971.000

Sumber: hasil survey Harga di Pasar Lambu Kibang 2012
Berdasarkan Tabel 2. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan pokok minimum
perkapita pertahun berdasarkan harga 9 bahan kebutuhan pokok minimal manusia
bernilai Rp. 2.971.000,-. Untuk mengukur kebutuhan perkapita perbulan maka
Rp. 2.971.000 : 12 bulan = Rp. 247.583. Sehingga kebutuhan perkapita pertahun
keluarga petani singkong sebesar Rp. 247.583,perkapita perbulan. Untuk
menghitung kebutuhan keluarga maka nilai tersebut mutlak dikalikan dengan
jumlah jumlah jiwa dalam rumah tangga, Untuk mendapatkan gambaran tentang
pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga perbulan .
Jumlah individu keluarga yang dimaksud adalah jumlah banyaknya individu yang
terdapat dalam suatu keluarga dan menjadi beban dalam upaya mencukupi
berbagai jenis kebutuhan pokok untuk hidup yang harus dapat dipenuhi demi

25

kelangsungan hidupnya. Atas dasar uraian tersebut maka tanggungan keluarga
menurut BKKBN Tahun 2008 adalah :



Keluarga kecil : Jumlah Anak 1-2 orang
Keluarga besar : Jumlah anak > 2 orang

Menurut Daldjoeni (1977:76) tanggungan keluarga adalah anggota yang belum
bekerja atau tidak bekerja, yaitu mereka yang dibawah umur atau lanjut usia .
Jumlah tanggungan dalam penelitian ini adalah jumlah anak pasa setiap kepala
keluarga petani singkong.
B. Kerangka Pikir
Dalam melakukan usaha tani terutama usaha kebun singkong tidak terlepas dari
berbagai factor yang dapat mempengaruhi produksi singkong yaitu iklim
tropis,berada pada ketinggian 150 m dari permukaan laut, suhu optimum 25- 27
ºC serta curah hujan antara 500 – 1000 mm per tahun, serta ketersedian bahan
baku, luas lahan yang digarap, ,produksi yang dihasilkan,pemasaran, biaya
produksi, dan pendapatan yang dihasilkan .
Luasnya lahan garapan akan sangat berpengaruh terhadap produksi singkong yang
dihasilkan. Semakin luas lahan garapan maka semakin banyak produksi singkong
yang bisa dihasilkan.
Untuk bahan baku yang digunakan untuk budidaya singkong kebanyakan petani
singkong membeli atau memekai bahan baku yang sudah tersedia dari batang
singkong yang telah dipanen.

26

Dalam usaha budidaya singkong, produksi yang dihasilkan bergantung pada
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi singkong, dianataranya
ketersedian bahan baku, luas lahan, dan biaya produksi. Bila produksi yang
dihasilkan ingin meningkat, maka faktor yang telah disebutkan tadi bisa
ditingkatkan terlebih dahulu .
Biaya produksi dalam usaha budidaya singkong juga dapat mempengaruhi hasil
produksi singkong yang dihasilkan. Semakin besar biayanya maka semakin besar
pula usaha budidaya singkong yang dijalankan. Dalam memperoleh bahan baku,
pengemburan tanah, perawatan, upah tenaga kerja, dan lain sebagainya, itu semua
sangat tergantung dengan besarnya biaya yang dimiliki oleh petani singkong.
Pendapatan petani singkong yang dimaksud, pendapatan petani yang diperoleh
dari hasil penjualan singkong secara keseluruhan setelah dikurangi biaya produksi
yang dinilai dengan rupiah.
Pemenuhan kebutuhan pokok minimal keluarga

yang dimaksuddi sini

terpenuhinya atau tidaknya kebutuhan pokok primer dalam suatu rumah tangga
yang di hitung dengan nilai rupiah perbulan.
Jumlah tanggungan keluarga dapat memberikan pengaruh pada biaya yang
dikeluarkan petani singkong untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Semakin
banyak jumlah anak dalam keluarga, maka akan meniungkatkan juga pengeluaran
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan pokok minimal
keluarga yang dimaksud di sini yaitu, terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pokok
primer dalam suatu rumah tangga yang di hitung dengan nilai rupiah perbulan .

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah
dalam menggali kebenaran pengetahuan (Pabundu Tika, 2005 : 2). Sedangkan
metode penelitian geografi adalah pelajaran yang menjelaskan tentang metodemetode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang
menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
sosial (Pabundu Tika, 2005 : 2).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena serta mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan tertentu sesuai dengan