364. 6. Tinjauan tentang Dewasa Awal

23 memiliki daya kemampuan menyelesaikan masalah dengan kreatif Berk,

2009: 364. 6.

Perkembangan Emosi, Sosial, dan Moral Pada masa dewasa awal kondisi emosi yang dimiliki lebih stabil daripada masa remaja. Individu pada masa ini cenderung membangun mimpi-mimpinya untuk masa depannya. Hal tersebut berguna untuk membimbing dalam memutuskan sesuatu Berk, 2009: 367. Santrock 2009: 113 menyatakan bahwa pada masa dewasa awal terjadi transisi sosial ke perguruan tinggi adalah waktu ketika kesepian yang mungkin terbentuk karena individu meninggalkan tempat tinggal dan keluarganya. Mahasiswa akan bertemu dengan banyak orang baru dan membangun kehidupan sosial yang baru. Pada masa ini individu suka mengeksplor diri dalam pergaulannya. Hubungan dengan teman dipandang lebih stabil Santrock, 2009: 110. Persahabatan merupakan hal yang penting bagi individu di masa dewasa awal, bahkan jika persahabatan tersebut terpisah oleh jarak dan waktu sekalipun mereka akan memelihara dan memperkuatnya Papalia dan Feldman, 2014: 130. Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 161 menyatakan bahwa pada masa dewasa awal terjadi tuntutan untuk melakukan tanggung jawab secara moral atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal yang menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat. 24

D. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan. Dilakukan oleh Erlina Listyanti Widuri 2012 dengan judul Regulasi Emosi dan Resiliensi pada Mahasiswa Tahun Pertama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa resiliensi dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi kemampuan kognitif, gender, dan keterikatan individu dengan budaya, serta faktor eksternal dari keluarga dan komunitas. Individu yang resilien, memiliki kemampuan untuk mengkontrol emosi, tingkah laku dan atensi dalam menghadapi masalah. Sebaliknya, individu yang memiliki kesulitan dalam regulasi emosi sulit untuk beradaptasi, menjalin relasi dengan orang lain dan mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan orang lain. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Winda Aprilia 2013 tentang resiliensi dan dukungan sosial pada orangtua tunggal. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa resiliensi sangat penting bagi orangtua tunggal dalam menghadapi kesulitan, tekanan atau keterpurukan. Individu dengan resiliensi yang baik adalah individu yang optimis, yang percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik.

E. Kerangka Berpikir

Teori yang dirujuk adalah teori yang berasal dari Reivich dan Shatte 2002: 33 yang menyatakan bahwa resiliensi terdiri dari 7 aspek, yaitu regulasi emosi, pengendalian gerak, optimisme, kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan pencapaian. Setiap orang pasti memiliki keluarga yang harmonis dan lengkap. Namun, pada kenyataannya banyak