Bangunan Lingkungan dan Kesehatan

Mata Kuliah :

SIL 621. Bangunan dan Lingkungan

Topik :

Bangunan,Kualitas Lingkungan dan Penyakit

Nama :

Ifah Latifah

1. Perajin Mebel Kayu
Tabel 1. Bahaya potensial yang menyebabkan penyakit pada perajin mebel kayu
No.

Bahaya Potensial

Penyakit yang ditimbulkan

1.


Penggergajian

Iritasi dan alergi terhadap saluran
pernafasan dan kulit akibat debu kayu yang
berhamburan
Gangguan pendengaran akibat bising yang
ditimbulkan alat

2.

Penyiapan bahan
baku/komponen

Iritasi dan alergi terhadap saluran
pernafasan dan kulit akibat debu dan
partikel kecil kayu

3.


Penyerutan dan
pengampelasan

Iritasi dan alergi saluran pernafasan dan kulit
akibat debu kayu

4.

Pemutihan,
pengecatan

Peradangan saluran pernafasan, iritasi mata
akibat uap cat / zat kimia seperti H2O2,
thener, sanding sealer, melamic clear, wood
stain

Sumber : www.dinkes-sulsel.go.id

Paparan Debu Kayu dan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel
Studi di PT Alis Jaya Ciptatama, Klaten

Proses Produksi Utama

Mill
• Pembentukan pola,
pemotongan
• ƩDebu kayu :
1,264mg / m³

Sanding I
• Pengampelasan
awal
• ƩDebu kayu :
1,384 mg / m³

Sanding II
• Pengampelasan
akhir
• ƩDebu kayu :
1,197 mg / m³


Finishing
• Pengkilapan
dengan wax
• ƩDebu kayu :
1,132 mg / m³

Sebanyak 39 orang (70,9%) dengan rata – rata debu kayu respirabel yang terhisap responden
sebanyak 1,403 mg/m³ , sudah melebihi ambang batas yakni 1 mg/m³ menyebabkan gangguan
fungsi pada paru mereka (Triatmo, 2006).
Pengguna masker sebanyak 76%, namun tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap perlindungan
debu kayu karena masker terbuat dari kain kaos dengan pori-pori kain yang tidak menjamin untuk
menyaring debu kayu dibawah 10 mikron (Triatmo, 2006).

2. Perajin Penyamakan Kulit
Tabel 2. Bahaya potensial yang menyebabkan penyakit pada perajin penyamakan kulit
No.

Bahaya potensial

Penyakit yang ditimbulkan


1.

Proses perendaman dan
pengapuran

Iritasi , alergi pada kulit

2.

Pengasaman

Iritasi, alergi pada kulit akibat H2SO4 dan asam
formiat

3.

Penyamakan

Bahaya logam berat Cr yang karsinogenik,

“y dro a etal fu e fever akibat uap
chrom

4.

Pengampelasan

Gangguan saluran pernafasan dari debu/
serbuk kulit

5.

Pengecatan tutup

Gangguan saluran pernafasan dari molekul/
serbuk cat yang berasal dari spray gun

Sumber : www.dinkes-sulsel.go.id

Dermatitis Kontak pada Pekerja di

Sebuah Pabrik Penyamakan Kulit, Kodya Semarang

•Dari 167 karyawan (bagian produksi, penyimpanan dan pemrosesan) yang diperiksa,
didapatkan 21 orang (12,6%) menderita DKAK (Dermatitis Kontak Akibat Kerja).
•Lokasi terbanyak didaerah tangan dan lengan (42,86%).
•Kalium hikromat 0,5% merupakan alergen penyebab terbanyak (55,6%).
•Berdasarkan pengamatan dilapangan, nampak bahwa kebersihan tempat kerja kurang
diperhatikan, dan alat pelindung masih belum banyak tersedia, serta kurangnya
kesadaran kanyawan untuk menggunakan alat pelindung yang ada. (Kabulrachman, 1999)

3. Perajin Peleburan Aki Bekas
Tabel 3. Bahaya potensial yang menyebabkan penyakit pada peleburan aki bekas
No.
Bahaya potensial
Penyakit yang ditimbulkan
1.

Pemecahan aki bekas

Gangguan saluran pernafasan,

gangguan/iritasi pada selaput lendir
mata akibat paparan debu dari
pecahan logam

2.

Peleburan dan pencetakan
timah hitam

“y dro e etal fu e fever akibat
uap timah hitam

Sumber : www.dinkes-sulsel.go.id

Kadar Timah Hitam Melebihi Ambang Batas
Akibat Kerja pada Pedalang (Perajin Daur Ulang) Aki Bekas di Ciampea, Bogor
Debu/fume
timah hitam
Peleburan aki bekas
Pb Lempengan


Lingkungan Kerja : Sisa kontainer berserakan dimana-mana, lantai yang tidak di
semen (dari tanah), cerobong asap yang tidak memadai (Djumedi, 1990).
Perlindungan : Pemakai sarung tangan 37%, pemakai masker 27%, tempat
tinggal > 1 km dari lokasi 11% (Djumedi, 1990).
Sebanyak 80% dari 70 pekerja peleburan aki bekas mempunyai kadar timah
hitam dalam darah sebesar 118,14 ug/100 ml darah, melampaui nilai ambang
batas yakni 25 ug/100 ml darah (Djumedi, 1990).
Dengan mempunyai masa kerja yang lebih lama dan kebiasaan merokok pada pekerja
peleburan aki bekas akan meningkatkan jumlah kadar timah hitam dalam
darah, yang mana dapat pula berpengaruh pada kadar Hb dalam darahnya (Djumedi,
1990). Penurunan Hb bisa menyebabkan anemia, kerusakan otak, bahkan kematian.

Komentar Singkat
1. Kasus yang pertama, yaitu paparan debu kayu pada pekerja mebel yang menyebabkan gangguan fungsi paru disebabkan
perlindungan yang tidak tepat. Sebaiknya masker dari kain kaos diganti dengan kain yang terbuat dari celulosa yang
mampu menyaring debu kayu respirabel kurang dari 2 mikron. Hal ini didasarkan pada penelitian Vanwiclen dan Beard
(1993) bahwa debu kayu mempunyai diameter antara 1 – 2 mikron.
2. Kasus yang kedua, yaitu dermatitis kontak pada pekerja penyamakan kulit yang disebabkan alergen Kalium hikromat
(55%). Penyakit ini bisa ditekan keberadaannya dengan cara penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan,

masker, pakaian kerja khusus; selalu membiasakan mencuci tangan setelah bekerja. Berdasarkan penelitian Erliana
(2008), pemakaian pelindung sangat berpengaruh terhadap keberadaan penyakit ini.
3. Kasus yang ketiga, yaitu kadar timah hitam dalam darah yang melebihi ambang batas dan menyebabkan penurunan
kadar Hb dalam darah. Kasus ini bisa ditekan dengan cara penggunaan alat pelindung diri, seperti masker yang sesuai
untuk mengurangi konsumsi debu timah hitam ke dalam saluran pernafasan, memakai sarung tangan saat bekerja dan
membiasakan mencuci tangan setelah bekerja untuk menghindari kontaminasi ke dalam makanan yang dimakan. Selain
itu, pemilihan lokasi industri sebaiknya jauh dari pemukiman, karena resiko terpapar limbah timah hitam di luar tempat
kerja pun cukup tinggi.
4. Berdasarkan 3 studi kasus yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara
bangunan, lingkungan, dan penyakit. Hampir dapat dipastikan keberadaan ketiganya dapat ditekan dengan memakai alat
perlindungan diri
Daftar Pustaka
1. Djumedi, Zulkifli, dkk. 1990. Analisa Resiko Penyakit Akibat Kerja pada Pedalang (Perajin Daur Ulang) Aki Bekas
di Jakarta dan Bogor. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
2. Erliana. 2008. Hubungan Karakteristik Individu dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Dermatitis
Kontak pada Pekerja Paving Block CV. F. Lhoksumawe. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
3. Kabulrachman, dkk. 1999. Dermatitis Kontak pada Pekerja di Sebuah Pabrik Penyamakan Kulit, Kodya Semarang.
Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesia FK UNDIP. Vol 34 Nomor 3. http://www.mediamedika.net/
archives/48 [03 April 2012]
4. Triatmo, Wenang, dkk. 2006. Paparan Debu Kayu dan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel

Studi di PT Alis Jaya Ciptatama, Klaten. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Paparan Debu Kayu. Vol 5 No. 2.
5. http://leatherindonesia.wordpress.com/2009/10/06/dermatitis-kontak-alergika-pada-pekerja-informal-pengrajinpenyamakan-kulit/ [03 April 2012]
6. http: //www.dinkes-sulsel.go.id/.../pedoman%20upaya%20yankes%20perajin.pdf. UPAYA KESEHATAN KERJA BAGI
PERAJIN (KULIT, MEBEL, AKI BEKAS, TAHU & TEMPE, BATIK) [03 April 2012]