42
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Model pembelajaran ini dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan dikembangkan menjadi beberapa tipe. Slavin mendefinisikan pembelajaran
kooperatif sebagai sebuah program pembelajaran yang mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam menguasi materi pembelajaran.
“Cooperative learning is an approach to instruction in which students work with a small group of peers to achieve a common goal and
help one another learn” Ormrod, 2014: 428. Pembelajaran kooperatif mengajak siswa bekerja dalam
suatu kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Yatim Riyanto 2009: 247, pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik academic skill, sekaligus keterampilan sosial social skill termasuk
interpersonal skill. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan saja, tapi juga keterampilan sosial dengan saling berinteraksi dengan orang lain dalam
menyelesaikan permasalahan. “In cooperative learning methods, students work together in four member
teams to master material initially presented by teacher “ Slavin, 1995: 4. Pada
dasarnya model pembelajaran kooperatif identik dengan siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama Erman H. Suherman, 2001: 218. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran yang tercantum dalam
rencana pembelajaran untuk setiap topik materi. Tujuan pembelajaran ini dicapai
43 melalui bahan ajar yang telah disusun dan dikerjakan oleh siswa bersama teman
sekelompok. Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah memberikan
informasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan siswa dalam kelompok, membimbing siswa, mengevaluasi, dan memberikan
penghargaan. Menurut Slavin 1995, penghargaan kelompok berdasarkan pembelajaran individu dari semua anggota kelompok tersebut penting dilakukan
dalam menghasilkan pencapaian yang positif dari pembelajaran kooperatif. Penghargaan tersebut bisa menjadi motivasi bagi siswa dalam mencapai suatu
prestasi belajar yang lebih baik. Pembelajaran kooperatif dinilai sangat baik diterapkan dalam pembelajaran
saat ini yang mana setiap kelas memiliki siswa yang heterogen, berasal dari berbagai latar belakang. Di dalam jurnal yang berjudul “Cooperative Learning in
the Secondary Mathematics Classroom ” Whicker, 1997: 42 menemukan sebuah
bukti bahwa pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa sekolah menengah.
Selain itu, studi pengaruh pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh Whicker di 16 sekolah mendapatkan hasil bahwa model pembelajaran ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. “The reseachers also examined the effects of cooperative learning
in 9
th
grade general mathematics classes in 16 schools during the school year. Results supports the conclusion that cooperative
learning positively affects student achievement; those students who worked in cooperative teams scored significantly higher than the
control groups on the same test ” Whicker, 1997: 42.
44 Sehingga model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan kepada siswa dari
berbagai level pengetahuan. Adapun Spencer Kagan telah mengidentifikasi 17 keuntungan dari
implementasi pembelajaran kooperatif secara umum Warsono, 2013: 243, yaitu: a.
meningkatkan prestasi akademik; b.
meningkatkan saling pengertian antar ras dan antar etnik; c.
meningkatkan kepercayaan diri; d.
meningkatkan tumbuhnya empati; e.
meningkatkan berbagai keterampilan sosial, seperti kemampuan mendegar pendapat orang lain, kepemimpinan, kerja sama dalam tim, dan lain-lain;
f. mempererat hubungan sosial;
g. meningkatkan kesenangan siswa dalam belajar;
h. meningkatkan rasa tanggung jawab dan inisiatif dalam belajar;
i. meningkatkan keterampilan dalam menerima perbedaan;
j. mampu berinteraksi dengan sudut pandang yang berbeda yang dimiliki orang
lain; k.
meningkatkan tanggung jawab pribadi; l.
meningkatkan partisipasi secara setara dan adil; m.
meningkatkan durasi partisipasi; n.
memperbaiki orientasi sosial; o.
memperbaiki orientasi pembelajaran; p.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pribadi; q.
meningkatkan kecakapan sebagai pekerja workplace skill.
45 Secara umum pada intinya pembelajaran kooperatif lebih memberikan keuntungan
dari perspektif sosial serta membantu mengembangkan keterampilan komunikasi. Model pembelajaran koooperatif ini memiliki banyak jenis, salah satunya
adalah model kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Eliot Aronson dan teman-temannya. Pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal H. Isjoni, 2010: 77. Model ini merupakan strategi belajar yang mana setiap siswa menjadi anggota dalam bidang
tertentu kemudian membagi pengetahuannya tersebut kepada anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat mempelajari konsep-konsep matematika dari
temannya. Pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw ini terdiri dari beberapa tahapan.
Awalnya setiap siswa menerima suatu topik untuk dipelajari. Tahapan selanjutnya adalah siswa dengan topik yang sama bertemu dan mendiskusikannya dalam
kelompok ahli. Siswa dalam kelompok ahli tersebut kemudian kembali ke dalam kelompok asal untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman
sekelompoknya. Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, siswa diberi kuis secara individu tentang semua topik yang mereka pelajari. Tahapan terakhir
adalah guru menghitung skor dari setiap individu yang akan menjadi nilai kelompok. Kelompok dengan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan sebagai
kelompok terbaik.
46
6. Problem Based Learning dengan Setting Kooperatif Tipe Jigsaw