13
Holy Days yaitu Rosh Hashanah dan Yom Kippur, namun pengecualian
tersebut tidak berlaku jika hari raya jatuh bersamaan dengan hari Sabat. Kemudian larangan yang kedua, meski tidak berlaku secara universal,
mengacu pada diskriminasi jenis kelamin dalam pertunjukan musik relijius. Repertoar pria dan wanita Yahudi terdiri dari gaya musik dan bahasa yang
berbeda secara umum bahasa Ibrani untuk pria dan, bahasa daerah Yahudi untuk wanita dan kemudian ditampilkan dalam konteks sosial yang berbeda
acara liturgi dan semi-liturgi dalam sinagoga dilakukan pria; iringan pekerjaan rumah dan perayaan upacara-upacara adat dalam siklus kehidupan dilakukan
wanita. Meski demikian, perbedaan berdasarkan jenis kelamin ini biasanya tidak ditekankan secara berlebihan. Pria dan wanita tidak selalu dipisahkan
satu dari yang lainnya dalam konteks pertunjukan, seperti contohnya penggunaan melodi dari repertoar lagu wanita dalam lagu nyanyian relijius
berbahasa Ibrani yang dinyanyikan oleh pria.
2. Pembelajaran tentang musik Yahudi.
Topik yang paling sering diperbincangkan sampai pada abad ke-19 adalah seputar musik di Bait Allah di Yerusalem. Topik lain yang mendapat perhatian
sejarahwan adalah pelantunan lagu Yahudi yang diambil dari Alkitab, topik yang didiskusikan oleh akademisi Ibrani Renaisans seperti Johannes Reuchlin
dan teoris musik seperti Zarlino sejak awal abad ke-16. Pembelajaran musik yang sistematis dan modern tentang komunitas
Yahudi terkait erat dengan munculnya Wissenschaf des Judenthums di Jerman pada awal abad ke-19. Kumpulan akademisi Yahudi ini mempelajari teks-teks
suci Yudaisme dari sisi akademis, contohnya dari segi perkembangan bahasa
14
dan sastra. Tokoh yang paling terkemuka dari bidang ini adalah Eduard Birnbaum 1855-1920. Ia mengumpulkan secara sistematis sumber-sumber
yang terkait dengan musik Yahudi yang ada pada masanya manuskrip dan partitur yang tertulis serta bukti-bukti literatur, mengunjungi komunitas-
komunitas di Eropa untuk mencari materi-materi di perpustakaan dan institusi- institusi pribadi, dan menerbitkan banyak tulisan-tulisan tentang aspek-aspek,
era, dan tradisi dari musik Yahudi. Riset-riset yang dilakukan oleh ilmuwan sebelum Birnbaum dapat ditemui
pada bagian pendahuluan dalam koleksi musik liturgi Yahudi dan dalam buletin yang diterbitkan oleh asosiasi penyanyi di sinagoga. Riset-riset tersebut
mulai meluas di Jerman dan Kerajaan Austria-Hungaria setelah tahun 1840 contohnya Doe judische Kantor, Bromberg, 1879-98. Contoh lain dari jenis riset
yang terdahulu adalah esai lengkap yang mebicarakan tentang musik liturgi Sephardi oleh Pastor David Aharon de Sola, pendaras dari Sinagoga Spanyol-
Portugis di London, dicetak dalam buku The Ancient Melodies of the Liturgy of the Spanish and Portuguese Jews London, 1857
; contoh 1
–melodi tradisional Sephardi
– menunjukkan gaya notasi pada mula-mulanya, dengan iringan organ, yang digunakan dalam karya ini. Dua tonggak dari pembelajaran musik
Yahudi di akhir abad ke-19 adalah penelitian Joseph Singer tentang mode-mode musik shteyger Yahudi dari liturgi Ashkenazi 1886 dan koleksi pembelajaran
Abraham Baer tentang musik liturgi Ashkenazi 1887.
15
Contoh 1
Notasi pada mula-mulanya, dengan iringan organ, ditulis oleh E. Aguilar dan D.A. de Sola yang diambil dari melodi tradisional Sephardi dari
„Song of Moses‟ Nyanyian Musa dari liturgi pagi Sabat.
Pendekatan secara tekstual yang dilakukan oleh Birnbaum dan penerus- penerusnya di Jerman, yang berfokus pada dokumen tertulis, tidak
mengangkat permasalahan yang menyangkut natur musik Yahudi yang bersifat oral. Terlebih, tradisi musik dari Yahudi „yang lainnya‟ contohnya
Yahudi non-Eropa masih belum diketahui dan dipelajari. Kekosongan ini kemudian diisi oleh A.Z. Idelsohn yang meneliti lebih lanjut tentang „mata
rantai yang hilang‟ dari sejarah musik Yahudi. Setelah ia pindah ke Palestina pada tahun 1907, ia menemukan kekayaan dari tradisi Sephardi dan Yahudi
asli, dan kemudian terlibat dalam kegiatan perekaman, transkripsi, analisa, dan pembelajaran komparatif contoh, penelitiannya tentang maqamat Arab dalam
liturgi Sephardi yang didukung oleh Phonograph Archiv di Wina. Idelsohn menerbitkan hasil investigasinya di Palestina dalam lima jilid pertamanya,
Hebraisch-orientalischer Melodienschatz1913-32; kemudian dikenal sebagai HoM
; lima jilid selanjutnya yang berisi tentang dokumentasi dari tradisi Ashkenazi dikompilasi setelah Idelsohn pergi dari Palestina menuju USA pada
16
tahun 1921. Dalam publikasi-publikasi Idelsohn yang seterusnya, ia meneliti berbagai macam subyek yang berbeda yang menginspirasi tren penelitian
modern dalam bidang ini.
3. Sumber