Kemampuan Bermusik dan Pendapatan Pengamen (Studi Pada Pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sum-Sel)
KEMAMPUAN BERMUSIK DAN PENDAPATAN PENGAMEN (Studi Pada Pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, SumSel)
(Skripsi)
Oleh
INDRIA GITA NINGRUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(2)
ABSTRAK
Kemampuan Bermusik dan Pendapatan Pengamen
(Studi Pada Pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sum-Sel)
Oleh
Indria Gita Ningrum
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan kemampuan bermusik dan pendapatan pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sum-Sel. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan fokus penelitiannya adalah penyebab-penyebab seseorang menjadi pengamen dan pengaruh kemampuan bermusik terhadap pendapatan pengamen. Teknik yang dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam kepada 8 informan, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan bermusik sangat dibutuhkan saat mengamen, dan pendapatan pengamen di KA Prabumulih tidak hanya didapatkan dari pekerjaan mengamen pada satu tempat saja, tetapi juga di tempat-tempat selain Stasiun seperti pasar, bus, dari pekrjaan kontaknya dan lain-lain. Kemampuan bermusik dapat mempengaruhi pendapatan, yaitu dimana pengamen akan mendapatkan hasil yang baik apabila kemampuan pengamen dalam bermusik juga bagus. Aktifitas mengamen memiliki variasi yang sangat banyak, tergantung bagaimana kreatifitas dari pengamen-pengamen itu sendiri.
Kemampuan-kemapuan yang dimiliki para pengamen sangat dibutuhkan dan dilihat oleh para pendengar untuk menilai bagaimana dan dimana sisi menarik mereka. Ditemukan fakta menarik di balik kehadiran pengamen yang begitu marak saat ini, ternyata para pengamen di Stasiun KA Kota Prabumulih pandai-pandai dalam bermain musik dan mengusai banyak lagu, serta pengamen Stasiun Prabumulih adalah termasuk pengamen yang baik sehingga masyarakat, khususnya penumpang kereta api tidak keberatan untuk meberikan imbalan. Kata kunci: Pengamen, Kemampuan Bermusik, Pendapatan
(3)
ABSTRACT
Musical Ability and Income Musicians
(Studies in Musicians in Railway Station of Prabumulih,
Palembang, Sum-Cells)
By
Indria Gita Ningrum
This research aim to explain or describe musical ability and income singers in Prabumulih railway station, Palembang, Sum-Sel. The approach of this research is qualitative research focused causes someone to be singers and musical ability to influence singers income. Techniques used in the process of collecting data in this study was conduct in-depth interviews to 8 informants, observation, library research, and documentation.
Results showed that there was a correlation between income singers musical ability, where singers will get good results when performance is also good singers in music. Singing activities have many variations, depends how the creativity of musicians by themselves. Abilities that of singers are needed and seen by an audience to assess how and where their attractiveness. Found of interesting facts behind the presence of singers that are so prevalent today, it turns out singers at the Prabumulih railway station clever in playing music and mastered many of the songs, so that people, especially passenger trains would not mind to give in return.
(4)
KEMAMPUAN BERMUSIK DAN PENDAPATAN PENGAMEN (Studi Pada Pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, SumSel)
Oleh
INDRIA GITA NINGRUM
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI
Pada Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(5)
(6)
(7)
(8)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Adiluwih Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu pada tanggal 20 Januari 1993. Penulis terlahir sebagai anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Nasib Sutrisno dan Ibu Sutini.
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :
1. TK Dharma Wanita Adiluwih selama setahun pada tahun 1998 2. Sekolah Dasar Negeri 6 Adiluwih diselesaikan tahun 2004 3. SMP Negeri 1 Adiluwih yang diselesaikan pada tahun 2007. 4. SMA Negeri 2 Pringsewu yang diselesaikan pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi melalui jalur Mandiri tahun 2010. Dalam perjalanan Kuliah penulis melakukan Kerja Nyata (KKN) di Desa Kalirejo, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus pada tahun 2013.
(9)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohiim
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Ku persembahkan
karya ini kepada:
Ibuku Sutini, Bapakku Nasib Sutrisno, Mbak Lina, Mas AAN,
Mbak Maya, dan Mas Deri.
Kakek dan Nenekku yang telah tiada dan saudara-saudaraku tercinta
yang selalu mendukungku, mendoakanku dan mencintaiku sepenuh
hati.
Sahabat-sahabatku dan orang yang tersayang yang telah menemani
dan mendukungku serta memberikan aku kekuatan terus-menerus.
Teman-teman jurusan Sosiologi 2010 yang tercinta
serta
(10)
MOTTO
Manusia selalu merencanakan yang terbaik dan dianggap tepat dengan
waktunya, namun sesungguhnya Allah yang lebih tahu apa yang
terbaik dan kapan saat yang tepat.
(
Indria Gita Ningrum
)
Waktu amat sangat berharga, karna waktu terus berganti setiap detik
dan segala sesuatu yang terjadi akan terlewati seiring berjalan waktu,
maka hargai dan cintailah waktu.
(Indria Gita Ningrum)
Kebesaran seseorang tidak diukur dari kekuatannya, tapi diukur dari
bagaimana dia berdiri tegap setiap kali dia terjatuh.
(11)
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk menyelesaikan skripsi ini, selain berkat daya, upaya dan kekuatan yang dianugerahkan-Nya. Shalawat beriring salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu
kita nanti hingga hari akhir kelak.
Skripsi dengan judul “KEMAMPUAN BERMUSIK DAN PENDAPATAN PENGAMEN DI STASIUN PRABUMULIH, PALEMBANG, SUMSEL” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari, bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dari yang dicita-citakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga menjadi lebih baik. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari banyak sekali bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberi kemudahan dan Ridha pada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Untuk yang tercinta Mamak dan Bapak. Terima kasih untuk mamak dan bapakku, yang sudah menjadi orangtua sangat luar biasa. Selalu menjagaku,
(12)
menyayangiku, mendidikku, mencurahkan kasih sayang, mengerahkan segala energy, materi dan perhatian untuk penulis, ucapan terimakasih takkan pernah cukup untuk membalas semua keindahan yang telah terlukis selama hidupku ini. Semoga Allah SWT senantiasa memuliakan dan membahagiakan kedua orang tua penulis di dunia dan akhirat.
3. Untuk keluargaku, Lina Heriyati beserta suami dan anaknya, Alm Bruri Fergianto beserta isteri dan anaknya, Tria Kusmayawati beserta suami dan anaknya, dan Deri Setiawan semoga segera menyusul kakak-kakak lain, kalian amat sangat luar biasa bagi penulis.
4. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H. selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. I Gede Sidemen, M.Si. selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini, sehingga saya dapat meraih gelar Sarjana Sosiologi (S.Sos) di Universitas Lampung.
8. Ibu Dra. Yuni Ratna Sari, M.Si. selaku dosen pembahas seminar usul dan hasil serta dosen penguji penulis yang telah mengoreksi, memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.
9. Ibu Dra. Paraswati Darimilyan. selaku dosen pembimbing akademik penulis, semoga Ibu sehat selalu dan kembali ceria seperti dulu.
(13)
10.Terimakasih banyak kepada seluruh dosen-dosen sosiologi yang telah banyak memberikan ilmu dan inspirasi besar dalam hidup penulis, Ibu Anita, Ibu Paraswati, Ibu Dewi, Ibu Erna, Ibu Vivit, Ibu Yuni, Ibu Endry, Pak Ikram, Pak Ben, Pak Syani, Pak Sus, Pak Gede, Pak Bintang, Pak Suwarno, Bung Pay, serta Pak Fahmi. Terimakasih untuk setiap pengetahuan dan motivasi baru yang penulis peroleh setiap harinya selama kuliah.
11.Seluruh staf administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.
12.Untuk teman-teman Sosiologi angkatan 2010 terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup penulis, khususnya Marcelly Puspa P S.Sos (terimakasih atas kasih sayang dan dukunganmu yang tak pernah henti mak), Rara Hayunityas S.Sos (terimakasih juga sayang, jangan suka marah-marah di medsos neneeeek, cepet tua ntar :p sinarkan kebaikan diri kita sendiri syg), Dian Palupi S.Sos (terimakasih atas semangat darimu tanteee, mudah-mudahan jadi istri dan ibu yang solehaaah ya, doakan penulis segera menyusul amiin), Hesti Elisa (mami kiting sayang jangan galau ya sama papi, makasih mami atas dukanganmu.. smoga langgeng ;) ), Herlin Desy S.Sos (terimakasih selalu menenangkanku yank), Delsi Alfianita (semoga sukses yank, dan gak terjebak masalalu inul daratista, terimakasih slalu ada dan memberikan doa untuk penulis), Lesy Gustina S.Sos (semoga sukses ya lesong sama Bruno nya, semangat syg untuk skripsinya, pasti kelar), Desi Ratnasari S.Sos (desi yang selalu bergembira, terimakasih atas bantuan dan sayangmu. Semoga cpet nikah hihi), Hanif Fadillah (Terimakasih ayank hanif yang cantik, sukses ya syg), Widi Emilia S.Sos (yeyeye akhirnya nyusul, makasih syg atas
(14)
semangatmuuu untuk bimbingan bareng dan sedih bareng, semoga suksses), Arini S.Sos (dirimu sudah duluan yaaa, tapi saya menyusul. Semoga sukses syg, terimakasih yaa), Nora Laras V. S.Sos (semoga sukses yank dan tercapai cita-citanya menjadi dancer ke korea yeyeyeiii), Terimakasih atas bantuan dan semangat selama ini dan penulis sangat bangga tak hanya mengenal tapi memiliki kalian semua. Kalian sahabat lebih dari sahabat dan kalian yang terbaik.
13.Terimakasih kepada Wenny Apriyani S.Sos sudah mau bareng-bareng penulis untuk menyelesaikan segala urusan study. Monalia Sakwati S.Sos makasih atas sarannya, semangatnya, dan bantuan yang tak henti untuk selesai. Semoga sukses. Chintya Masta S.Sos terimakasih icin cantik atas bantuan-bantuannya, semoga segera menyusul.
14.Terima kasih untuk yang tersayang Prima Marihot Pasaribu, atas waktumu menemaniku, menyemangatiku saat aku terpuruk, memberikan aku cinta, kasih dan kebahagian, semoga kita bahagia selalu dan dalam lindungan Allah SWT. Jadi Tentara yang bijaksana ya dan jaga kesehatan kamu disana.
15.Terimakasih untuk mas Ari Putra Kusuma sudah sempat hadir di hidupku, terimakasih atas inspirasi yang mas lintaskan. Terimakasih atas pertemuan pertama yang mengesankan, semoga bahagia dan jadi Tentara yang bijaksana. 16.Terima kasih untuk sahabat-sahabatku Dwi Aslamiya (mimi) semoga sukses
jadi bidan sayang. Sahabatku Claresta (Petong) sabar terus ya dalam menghadapi semua ujian sayang. Edi (Ulet) terimakasih do’anya sayang uleeet, semoga sukses.
(15)
17.Kepada kakak-kakak pengamen (Kak Rio, Kak Andre, Kak Andra, Kak Teddy, Kak Karyono, Kak Ari Ondrix, Dani, Kak Midun, dan semua yang penulis moho maaf tidak dapat menyebutkan satu-persatu) terima kasih banyak atas kesedian dan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Dan untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
18.Terima Kasih pada Yuk Beti, Mas Ulil dan aulia sudah memberikan tumpangan tempat tinggal, menjaga, membantu, dan menyayangiku sepenuh hati selama disana, semoga jadi keluarga sakinah mawadah warahmah.
19.Terimakasih kepada Bapak Kuntoro selaku Kepala Desa Kelurahan Kalirejo yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis saat pelaksanaan KKN Tematik di Kelurahan Kalirejo, Kab. Tanggamus. Terima kasih juga kepada masyarakat kalirejo yang telah menerima penulis dengan baik dan penuh rasa sayang, khususnya untuk mbak Sulis yang sudah sangat memberikan perhatian dan sayangnya selama disana hingga terasa seperti keluarga sendiri.
20.Untuk teman-temanku KKN Tematik di kelurahan Kalirejo, Wonosobo, kususnya Fidya sudah jadi teman karibku disana, semoga kalian sukses, makasi banyak temen-temen untuk kebaikannya selama KKN.
21.Seluruh pihak yang berperan besar dalam perjalanan penulis mencapai semua ini, penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
(16)
Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Penulis
(17)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
SANWACANA ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
(18)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Tinjauan Tentang Kemampuan dan Musik ... 8
1. Pengertian Kemampuan... 8
2. Pengertian Musik …... 9
2.1. Jenis-jenis Aliran Musik... 11
2.2.Fungsi Musik…... 14
B. Kemampuan Bermusik ... C. Fenomena Pengamen ... 16 18 1. Macam dan Jenis Pengamen... 21
2. Tipe-tipe dan Pengelompokkan Pengamen……….. 23
24 25 3. Faktor-faktor Penyebab Munculnya Pengamen ……….. D. Perbedaan Ngamen dan Pengamen... E. Faktor-faktor Penyebab Seseorang Menjadi pengamen... 26
F. Pendapatan Pengamen dengan Mengamen di Stasiun dan Tempat-tempat Lainnya ... 28 G. Kerangka Pikir... 30
BAB III. METODE PENELITIAN 32 A. Pendekatan Penelitian... 32
B. Fokus Penelitian... 33
C. Lokasi Penelitian……… 34
D. Teknik Penentuan Informan... 34
E. Teknik Pengumpulan Data... 35
(19)
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 39
A. Sejarah Singkat Kota Prabumulih... 39
B. Topografi……… 42
C. Hidrologi………... 42
D. Klimatologi………. 43
E. Penggunaan Lahan………. 44
F. Profil Kelurahan Karang Raja……… 45
a. Profil Singkat Kelurahan Karang Raja………. 45
b. Sarana Peribadatan dan Pendidikan……….. 46
G. Sejarah Stasiun Prabumulih……… 47
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 A. Identitas Informan... 49
B. Latar Belakang atau Kondisi Keluarga dan Penyebab Menjadi Mengamen………... 51 C. Kemampuan Bermusik……….. 57
D. Jam Kerja Per hari dan Pendapatan……….. 63
E. Pembahasan... 67
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 71 A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA 74
(20)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan/Desa Per Kecamatan
di Kota Prabumulih………. 39
2. Sarana Peribadatan Kelurahan Karang Raja pada Tahun
2013………. 45
3. Sarana Pendidikan di Kelurahan Karang Raja pada Tahun
(21)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang subur dan kaya akan sumberdaya alamnya, namun di balik semua itu, negara ini masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. Negara Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, namun rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai sekitar 29,13 juta orang (11,96 persen) sampai pada bulan Maret 2012 (BPS, 2012). Sementara pendapatan negara, menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengalami kenaikan di tahun 2013. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2013 mencapai Rp.1.507,7 triliun atau naik 11 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 (Hasan Kurniawan, 2013).
Tujuan pembangunan nasional Indonesia pada hakekatnya adalah berusaha menempatkan manusia sebagai objek kesejahteraan. Pembangunan ekonomi diyakini harus sejalan dengan pembangunan sosial sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas kesejahteraan sosial, begitu juga sebaliknya, pembangunan sosial dapat
(22)
2
berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi. Sayangnya pembangunan ekonomi mengalami ketidaksempurnaan pasar yang cukup serius sehingga pertumbuhan yang dicapai tidak serta-merta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Masalah sosial tersebut dapat menyebabkan lemahnya nilai-nilai serta hubungan antar manusia. Lebih lanjut, semua masalah sosial tersebut telah menjadi hambatan utama bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Salah satu masalah yang paling mencolok saat ini ialah masalah kemiskinan, dimana kemiskinan telah membawa dampak-dampak buruk lainnya, seperti peningkatan jumlah anak jalanan, terutama di kota-kota besar (Rendiansyah, 2013).
Menurut Lewis (dalam Budi Rajab, 2004: 20), kemiskinan adalah ketidakcukupan yang dimiliki seseorang atau keluarga untuk bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan primernya, seperti sandang, pangan, dan papan untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan posisi ekonominya. Tetapi masalahnya adalah, sumber-sumber daya material yang dimiliki masyarakat miskin keadaannya sangat terbatas, hanya dapat digunakan untuk mempetahankan kehidupan fisiknya, dan tidak memungkinkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan.
Sungguh sesuatu hal yang sangat ironis, di kota-kota besar banyak anak yang berkeliaran di jalan raya. Mereka tidak bermain, melainkan bekerja, seperti mengamen, menjajakan dagangan, mengemis, bahkan mencopet demi sesuap nasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 35), pengertian anak jalanan adalah anak-anak berumur kurang dari 18 tahun yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan dan masih memiliki hubungan dengan keluarganya, namun mereka ingin mencari nafkah sendiri.
(23)
3
Sulitnya perekonomian di Indonesia semakin memaksa setiap orang untuk berfikir lebih kreatif dalam mempertahankan hidup. Berbagai cara dilakukan dalam upaya untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan perekonomian yang sulit tentu saja membuat anak-anak dan remaja terpaksa harus bekerja untuk membantu orangtua dan keluarga. Aktifitas anak-anak dan remaja kebanyakan dilakukan di jalanan, seperti di lampu merah (trafic light), di pasar, dan pertokoan. Keadaan ini diperburuk dengan besarnya jumlah anggota keluarga yang dimiliki. Hal tersebut juga dapat mendorong mereka untuk bekerja. Mereka mempunyai kewajiban untuk ikut membantu orangtua yang mempunyai pendapatan rendah. Selain itu adanya salah satu atau lebih bagian keluarga yang bekerja dapat mendorong seseorang tersebut untuk ikut bekerja (Hasanudin, 2000).
Jumlah penduduk yang terus bertambah banyak, menjadikan pemerintah Indonesia lalai dan mengalami kesulitan dalam menangani kemiskinan. Hal tersebut juga merupakan penyebab lain dari banyaknya anak-anak Indonesia yang akhirnya menjadi anak jalanan. Alasan yang sering terdengar dari anak-anak jika ditanya kenapa mereka sampai harus bekerja di jalanan, beberapa kajian menyebut karena motivasi ekonomi dan adanya problem keluarga. Alasan inilah yang membuat mereka akhirnya memilih untuk menekuni kehidupan di jalan yang sarat dengan kekerasan. Karena di tempat inilah mereka bisa mencari nafkah secara serabutan tanpa bekal pendidikan maupun keterampilan.
Ngamen saat ini lebih banyak dijadikan lahan atau kegiatan untuk mencari pendapatan. Pengamen sebagian besar berasal dari anak jalanan yang mengadu nasib demi mencari pendapatan. Pengamen adalah orang-orang yang mencari
(24)
4
pendapatan dengan cara bernyanyi menggunakan alat bantu seperti gitar, gendang, atau alat lainnya sebagai pengiring ketika bernyanyi. Pengamen juga sering disebut sebagai penyanyi jalanan. Pengamen juga memiliki sisi-sisi yang menarik karena pengamen memiliki banyak karya atau kaya karya.
Banyak hal menarik yang dapat diciptakan oleh para pengamen, dari lagu-lagu yang berkisah tentang kehidupan golongan atas terhadap kondisi yang ada di bawah maupun tentang kehidupan dirinya sendiri, puisi dan syair, atau yang lain-lainnya. Dengan karya tersebut terkadang pengamen dapat menghasilkan pendapatan lebih apabila ada sukarelawan yang tertarik dan memperkenalkan lagu tersebut pada masyarakat melalui media dan teknologi yang mutakhir. Namun, di luar sisi-sisi menariknya itu, mereka juga tidak terlepas dari kesulitan hidup di jalanan, banyak sekali fenomena atau kejadian buruk yang terjadi pada pengamen. Menjadi seorang pengamen memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan karena mereka umumnya dalam kondisi masa depan yang kurang jelas serta menjadi masalah bagi banyak pihak. Padahal mereka adalah manusia ciptaan Tuhan yang mempunyai kedudukan sama dengan manusia lainnya, hanya nasib yang menggariskan lain. Semua yang mereka lakukan bukanlah untuk bersenang-senang seperti kebanyakan anak-anak diusia mereka, melainkan demi mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak semua
pengamen berasal dari kondisi yang tidak baik, banyak diantara pengamen yang berasal dari kondisi keluarga yang baik dan menjadikan ngamen sebagai hobi yang sekaligus dapat mendatangkan keuntungan. Alat musik yang masih sering digunakan dan dikenali ketika melihat pengamen bermain di pinggiran jalan
(25)
5
adalah gitar, kicikan tutup botol, dan harmonika. Beberapa dari alat-alat tersebut sering digunakan pengamen untuk menciptakan lagu dan lirik, memilih nada, dan mengaransemen musik. Lagu-lagu yang mereka ciptakan juga tidak jauh dari realitas yang mereka hadapi, yakni tentang jalanan, tentang perkawanan, tentang ketidakadilan, dan lain-lain. Dengan seni mereka berjuang hidup dan dengan musik mereka memberontak. Seni, sebagaimana dikemukakan Albert Camus (1942), seni benar-benar telah dijadikan sebagai alat pemberontakan, memberontak terhadap realita, terhadap kebijakan yang disikriminatif, terhadap tatapan curiga, juga terhadap kemapanan musik (seni) itu sendiri.
Pengamen sudah menjadi fenomena umum, keberadaannya tidak hanya di tempat-tempat umum seperti pasar atau depan-depan toko, tapi juga di stasiun-stasiun kereta api. Pengamen mencari nafkah di stasiun KA dengan berkeliling dari satu gerbong ke gerbong lain ketika kereta sedang berhenti. Stasiun menjadi fenomena umum yang sering dimanfaatkan pengamen jalanan, bahkan sampai di dalam gerbong-gerbong kereta. Sudah menjadi umum bagi masyarakat sebagai penumpang kereta api melihat dan mendengar pengamen-pengamen menyanyikan lagu-lagu. Mereka menjadi pengamen dan memperlihatkan kemampuannya dalam bernyanyi dan bermain alat musik. Dengan kemampuan berkomunikasi kepada para penumpang, suara yang baik untuk didengar, dan permainan alat musik yang kreatif, tentu bisa menjadi daya tarik bagi para penumpang sehingga mereka akan mengeluarkan uang seiklasnya.
Banyak hal-hal menarik dari aktifitas para pengamen, karena tidak hanya dilakukan secara individual tetapi juga banyak yang dilakukan secara
(26)
6
berkelompok dan menggunakan berbagai jenis alat musik. Hal tersebut tampaknya lebih mengundang perhatian jika dibandingkan dengan mengamen yang dilakukan secara individual yang lebih sering hanya menggunakan satu atau dua alat musik, seperti gitar, gendang, dan lain sebagainya. Karena itu, tidak hanya uang yang didapat, namun orang-orang yang ada di sekitarnya juga banyak yang mengabadikan permainan alat musiknya dengan telepon genggam dan lainnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan kajian tentang kehidupan pengamen dan pendapatan sehari-hari. Penelitian ini difokuskan pada
pengamen- pengamen di stasiun KA Prabumulih. Peneliti memberi judul
penelitian ini: “Kemampuan Bermusik dan Pendapatan Pengamen (Studi pada Pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sum-Sel)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana kemampuan bermusik dan pendapatan pengamen? C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan kemampuan bermusik dan pendapatan pengamen sehari-hari.
D.Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis diharapkan karya ilmiah ini dapat memberi kata kunci tentang pengamen dengan kemampuan bermusiknya dan pendapatan pengamen
(27)
sehari-7
hari, serta menambah wawasan ilmiah yang berkaitan dengan ruang lingkup sosiologi khususnya sosiologi kemiskinan.
2. Secara praktis, diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi bahan dan informasi bagi pemerintah dan masyarakat tentang bagaimana kemampuan bermusik dan pendapatan pengamen. Diharapkan pula dapat menjadi acuan bagi mahasiwa-mahasiswa lain dalam konteks penelitian yang sama.
(28)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan tentang Kemampuan dan Musik
1. Pengertian Kemampuan
Menurut Mohammad Zain dalam Milman Yusdi (2010: 10), mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan seseorang berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati (2001: 34), mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Sementara itu, Robbin (2007: 57), kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan, dan lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang (Milman Yusdi, 2011).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor (Robbin,2007:57) yaitu :
(29)
9
a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental, berfikir, menalar dan memecahkan masalah.
b. Kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. 2. Pengertian Musik
Sejarah perkembangan musik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah satu hasil dari budaya manusia di samping ilmu pengetahuan, arsitektur, bahasa, sastra, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), musik diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan.
Di bawah ini beberapa pengertian musik menurut para ahli, yaitu:
1. Menurut Banoe (2003: 288), musik yang berasal dari kata muse (bahasa Yunani) merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia. 2. Menurut Jamalus (1988: 1), musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi
dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, serta ekspresi sebagai suatu kesatuan.
(30)
10
Dari pengertian musik menurut para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa musik merupakan seni yang timbul dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri yang diolah dalam suatu nada atau suara-suara yang harmonis. Sebagai salah satu bagian dari seni, pengertian seni musik secara umum merupakan suatu kumpulan atau susunan bunyi atau nada yang mempunyai ritme tertentu, serta mengandung isi atau nilai perasaan tertentu (Rusyanti, 2013). Seni musik (instrument art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan instrument musik. Masing-masing alat musik mempunyai nada tertentu, di samping itu seni musik juga membahas cara membuat not dan bermacam aliran musik, misalnya musik vokal dan musik instrument. Seni musik dapat disatukan dengan seni vokal. Seni instrument adalah seni suara yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik, sedangkan seni vokal adalah melagukan syair yang hanya dinyanyikan dengan perantara suara saja tanpa iringan instrument musik. Pada tingkat peradaban manusia yang masih rendah, seni musik telah diinterpretasikan sedemikian rupa pada hampir seluruh aspek kehidupan. Masyarakat primitif memanfaatkan musik tidak hanya sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga sebagai alat untuk upacara ritual keagamaan, adat kebiasaan, bahkan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sosial. Kesadaran dan penilaian mereka menunjukkan bahwa musik mempunyai peran yang cukup penting dalam kehidupan manusia.
Salah satu peran yang cukup menonjol pada seni musik yaitu sebagai mediator. Pada konteks ini seni musik merupakan bahasa umum yang diekspresikan lewat
(31)
11
simbol-simbol estetis. Sebagai alat komunikasi, musik menjelma secara substansial menjadi sarana aktivitas interaktif antara musisi dan pendengarnya. Pada tingkat inilah seni musik menunjukkan peran yang cukup luas yang mencakup kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, dan kehidupan religius (keagamaan).
2.1 Jenis-jenis Aliran Musik
Musik adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, dengan musik, seseorang bisa menyampaikan perasaan dalam dirinya. Berikut ini beberapa jenis musik, yaitu:
a. Musik berjenis Pop, adalah jenis musik yang mudah diterima oleh masyarakat. Musik Pop adalah jenis musik paling umum yang ada di dunia dan juga memiliki penggemar yang banyak. Berikut ini beberapa contoh dari pemusik yang beraliran Pop: Justin Bieber, Ungu Band, dan masih banyak yang lainnya. b. Musik berjenis Rock, adalah musik yang sering disebut dengan musik yang berkarakter keras. Musik Rock juga memiliki banyak penggemar baik di dalam maupun di luar negri. Berikut ini beberapa contoh dari pemusik yang beraliran Rock: Linkin Park, Muse, dan masih banyak yang lainnya.
c. Musik berjenis Jazz, adalah musik yang memiliki banyak improvisasi dari musik dasarnya. Musik Jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan saxofon. Berikut ini beberapa contoh dari pemusik yang beraliran Jazz: Andien, Abdul and The Coffee Theory, dan masih banyak yang lainnya.
(32)
12
d. Musik Blues, adalah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat. Musik Blues lebih dominan menggunakan alat musik bass dan instrumental. Berikut ini beberapa contoh dari pemusik yang beraliran Blues: John Mayall, Jimy Hendrix, dan masih banyak yang lainnya.
e. Musik Dangdut, adalah musik yang berkembang di Indonesia sehingga sering disebut sebagai musik asli Indonesia. Musik Dangdut lebih mirip dengan musik-musik di India. Berikut ini beberapa contoh dari pemusik yang beraliran Dangdut: Rhoma Irama, Iis Dahlia, dan masih banyak yang lainnya.
f. Musik Disco, adalah salah satu aliran musik untuk dansa yang berkembang pada tahun 1970-an di klub-klub dansa Amerika Serikat. Disk Jockey di klub dansa memutar serangkaian lagu dari piringan hitam tanpa terputus agar orang dapat terus menari tanpa berhenti. Musik Disco banyak digemari oleh orang-orang dan anak-anak muda di kalangan atas.
g. Musik Reggae, jenis musik ini sangat terkenal di kalangan anak muda. Musik Reggae adalah jenis musik yang berkarakter slow, sehingga membuat para pendengarnya akan berjoget ala Reggae. Musik Reggae berasal dari negara Jamaica, dan Bob Marley adalah bintang musik "dunia ketiga" yang berhasil memperkenalkan Reggae lebih universal.
h. Musik Punk, merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok Punk selalu dikacaukan oleh golongan Skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an (saat Punk merajalela di Amerika), golongan Punk dan Skinhead seolah-olah menyatu karena mempunyai semangat yang sama.
(33)
13
Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
i. Musik Klasik, sebagian orang mendefinisikan musik Klasik identik dengan orkestra dengan berbagai alat musik. Namun, dalam pengertiannya, musik Klasik adalah musik yang lahir dari budaya di Eropa sekitar tahun 1750 sampai 1825-an.
j. Musik Arab atau Musik Al Arabia (bahasa Arab: الموسيقى العربية /al
-mūsīqā al-„Arabīyah) adalah musik dari Arab Saudi yang memiliki beberapa jenis, dari gaya musik Arab klasik, hingga musik pop arab dan musik keagamaan.
k. Musik Keroncong, merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik flute dan penyanyi wanita.
l. Musik Heavy Metal, adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970-an dengan akar dari blues rock dan psychedelic rock. Aliran musik ini ditandai dengan distorsi gitar yang sangat kuat, solo gitar panjang, dan ketukan cepat di semua instrumentasi alat musiknya. Lirik heavy metal berkaitan dengan maskulinitas atau kejantanan.
m.Musik Country, adalah campuran dari sejumlah unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, yaitu musik kelt dan musik gospel yang
(34)
14
berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik country mulai dipakai sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly yang berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country telah menjadi istilah populer.
n. Musik Kolaborasi, jenis musik ini merupakan campuran dari dua jenis musik yang unik dan menciptakan musik baru yang lebih unik lagi.
Jenis musik yang ada di dunia ini sangat beragam terlebih dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus mengembangkan inovasi-inovasi dalam jenis musik. Dengan begitu, ini menjadi ajang kreativitas bagi para pemusik untuk mengeksplore jenis-jenis musik tersebut. Berbagai jenis aliran musik yang ada di dunia ini membawa pengaruh yang baik bagi pendengarnya, yakni dapat membuat pendengarnya menjadi tenang, rileks, dan dengan keberadaan musik dapat dijadikan sebagai alat terapi kesehatan.
2.2 Fungsi Musik
Merriam (1964: 32-33) menyatakan ada 10 fungsi musik, yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi pengungkapan emosi
Musik berfungsi sebagai media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya.
2. Fungsi penghayatan estetis
Musik merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni apabila dia memiliki unsur keindahan atau estetika di dalamnya. Melalui
(35)
15
musik seseorang dapat merasakan nilai-nilai keindahan, baik melalui melodi atupun dinamikanya.
3. Fungsi hiburan
Musik memiliki fungsi hiburan mengacu kepada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur. Hal tersebut dapat dinilai dari melodi ataupun liriknya.
4. Fungsi komunikasi
Musik memiliki fungsi komunikasi, berarti bahwa musik yang berlaku di suatu daerah kebudayaan tertentu mengandung isyarat-isyarat tersendiri yang hanya diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari teks ataupun melodi musik tersebut.
5. Fungsi perlambangan
Musik memiliki fungsi dalam melambangkan suatu hal. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek musik tersebut, misalnya tempo musik jika tempo sebuah musik lambat, maka kebanyakan teksnya menceritakan hal-hal yang menyedihkan, sehingga musik itu melambangkan akan kesedihan. 6. Fungsi reaksi jasmani
Jika sebuah musik dimainkan, musik itu dapat merangsang sel-sel saraf manusia sehingga menyebabkan tubuh kita ikut bergerak mengikuti irama musik . Jika musiknya cepat maka gerakan tubuh juga cepat, demikian juga sebaliknya.
(36)
16
7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial
Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma-norma atau peraturan-peraturan. Penyampaiannya kebanyakan melalui teks-teks nyanyian yang berisi aturan-aturan.
8. Fungsi pengesahan lembaga sosial
Fungsi musik disini berarti bahwa musik memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu upacara. Musik merupakan salah satu unsur yang penting dan menjadi bagian dalam upacara, bukan hanya sebagai pengiring.
9. Fungsi kesinambungan budaya
Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang berkaitan dengan norma sosial. Dalam hal ini musik berisi tentang ajaran-ajaran untuk meneruskan sebuah sistem dalam kebudayaan terhadap generasi selanjutnya.
10. Fungsi Pengintregasian Masyarakat
Musik memiliki fungsi dalam pengintegrasian masyarakat. Suatu musik jika dimainkan secara bersama-sama maka tanpa disadari musik tersebut
menimbulkan rasa kebersamaan diantara pemain atau penikmat musik itu. B. Kemampuan Bermusik
Kemampuan bermusik adalah bakat, kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki seseorang dalam bidang musik baik dalam bentuk bernyanyi, bermain alat musik yang baik, menyusun nada dengan baik ataupun kemampuan menciptakan lagu-lagu dan hal-hal baru dalam bidang musik. Kemampuan tersebut dapat membawa
(37)
17
seseorang menuju keadaan yang lebih baik apabila kemampuan tersebut dikembangkan dan digunakan secara baik. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih untuk mencapai suatu ketrampilan khusus. Seseorang yang berbakat dalam bidang musik biasanya akan lebih cepat menguasai musik saat mereka berlatih dengan teman yang lainnya. Bakat tersebut akan berkembang dengan adanua minat, latihan, pengetahuan, dan pengalaman agar bakat tersebut dapat berkembang dan teraktualisasi dengan baik (Mohammad, 2010).
Menurut fungsinya, ada 2 jenis kemampuan atau bakat, yaitu :
1. Kemampuan pada bidang khusus (talent), misalnya bakat seseorang dalam musik atau melukis, dan lain-lain.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan dibidang kemampuan khusus.
Kemampuan atau bakat akan dapat berkembang apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Tanpa minat untuk mengembangkan kemampuan bermusik, seseorang tidak akan berkembang menjadi seseorang musisi atau seseorang yang ahli dalam bidang musik. Bakat dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam musik adalah merupakan interaksi antara bakat bawaan diri sendiri dengan faktor lingkungan serta didukung dengan faktor kepribadian dan sikap kerja seseorang.
(38)
18
C. Fenomena Pengamen
Pengamen adalah sebutan untuk anak atau orang dewasa di jalanan yang mencari pendapatan dengan menggunakan musik sebagai media dan sarana, atau dengan sebutan lain yaitu penyanyi jalanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada fungsi lain dari musik di kalangan masyarakat. Musik menjadi penting ketika cara-cara lain dianggap sudah tidak bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap pendapatan sehari-hari. Pengamen sering disebut sebagai penyanyi jalanan (street singers), sedangkan musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai musik jalanan. Pengertian dari musik jalanan dan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, hal ini karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai pengertian yang khusus, bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian. Keberadaan pengamen telah ada sejak abad pertengahan. Di kota London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington (sebagai tempat awal adanya pengamen). Pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya menjadikan pengamen sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia karena mengamen sebagai penghibur dan telah menjadi hal umum bagi masyarakatnya (Wikipedia Bahasa Indonesia, 2013). Perkembangan jaman yang saat ini semakin kompleks, mengakibatkan budaya ngamen juga ikut berkembang menjadi salah satu peluang untuk mencari nafkah dari sebagian orang. Seperti banyaknya pengamen yang saat ini terlihat di tempat-tempat umum, sebenarnya juga menyimpan
(39)
bermacam-19
macam tujuan dan alasan. Ada yang melakukannya untuk mencari identitas, ada yang melakukannya karena iseng, dan ada pula yang menjadi pengamen
dengan maksud untuk mencari penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari berbagai karakter musik jalanan, terkadang muncul sebuah bentuk musik baru yang menarik untuk didengar. Pada umumnya anak jalanan memiliki karakter diri yang kuat, walaupun sebenarnya banyak dari musisi jalanan yang memiliki keterbatasan di sisi pendidikan secara akademik. Namun mereka memiliki keberanian dan karakter diri yang kuat sehingga anak jalanan dapat bertahan hidup. Terkadang dari sebuah lagu yang mereka bawakan, terdapat banyak perbedaan. Walaupun mereka memainkannya dengan peralatan terbatas, tetapi dengan kemampuan yang mereka miliki membuat lagu-lagu yang dinyanyikan terdengar dalam bentuk atau versi yang berbeda dari aslinya. Lagu-lagu tersebut dapat terdengar dengan aransemen yang berbeda-beda, tergantung kemampuan kreatifitas dan keinginan dari para pengamen yang membawakan lagu tersebut.
Saat ini musik sudah dijadikan modal utama bagi sebagian orang untuk mencari pendapatan bagi kehidupannya. Namun, harus diakui bahwa musik akan lebih memiliki nilai yang indah ketika para pengamen dapat mengkreasikan musik dan lagu dengan permainan alat musik dan suara yang mereka miliki. Bahkan mereka mampu menciptakan lagu sendiri dengan tema dari kisah-kisah yang dialami oleh pencipta lagu tersebut, sebagaimana salah satu fungsi musik adalah sebagai ungkapan emosional seseorang dan dituangkan dalam bentuk nada dan lirik
(40)
20
sehingga menjadi sebuah lagu yang memiliki nilai estetika yang tinggi apabila didengar oleh para pendengar.
Kebanyakan para pengamen atau penyanyi jalanan ini selalu tampil sebagai dirinya sendiri. Hingga tak jarang lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi versi lain yang tak kalah menarik dari komposisi versi aslinya. Contohnya lagu-lagu popular dari grup musik Koes Ploes, atau Noah, Slank, dan lain-lain yang hampir setiap pengamen pernah membawakannya, namun banyak yang membawakan dalam bentuk musik dan cara bernyanyi yang tidak sama. Hampir semua mempunyai versi atau gaya berbeda dalam membawakannya. Namun hal tersebut menjadi salah satu yang menarik dari pengamen. Bila keberadaan para pengamen
ini mendapatkan perhatian dan arahan yang lebih baik, bukan tidak mungkin dunia ngamen akan menjadi suatu lapangan kerja dalam bentuk-bentuk musik di Indonesia. Dengan teknologi yang saat ini sudah semakin canggih, seharusnya akan dapat memajukan kreatifitas orang Indonesia dalam bidang musik, karena pada umumnya anak-anak Indonesia memiliki kemampuan besar dan baik dalam mengolah dan menciptakan karya-karya baru dalam bidang tersebut.
Musik sejak dulu telah banyak membawa anak jalanan ke dunia yang lebih baik. Sudah banyak musisi jalanan yang saat ini menjadi terkenal dan memiliki pendapatan yang tinggi dari karya-karyanya. Menjadi orang yang dikenal banyak orang dan memiliki pendapatan yang tinggi (sehingga dapat memenuhi kebutuhannya) adalah keinginan dari setiap musisi, bahkan pengamen jalanan. Banyak musisi yang saat ini menjadi inspirator bagi anak-anak jalanan atau penyanyi jalanan, dari nama-nama besar yang asalnya juga membentuk karakter
(41)
21
dirinya lewat jalanan, seperti Leo Kristi, Iwan Fals, Kuntet Mangkulangit, Kelompok Slank, dan banyak lagi lainnya.
Sesuai fungsi dari musik yaitu sebagai hiburan, maka pengamen juga adalah orang yang menawarkan jasa dan kemampuannya menyanyi dan memainkan alat musik untuk menghibur orang lain. Pengamen sebenarnya sejajar dengan penyanyi-penyanyi kafe, orkes melayu, atau grup band yang berusaha menawarkan jasa hiburannya. Hanya tempat dan upahnya saja yang berbeda. Jika penyayi panggung dan group band upahnya sudah jelas dan disepakati di awal pementasan, tidak demikian halnya dengan pengamen yang tarifnya tidak jelas dan mereka dibayar tergantung keikhlasan pemirsanya. Professionalisme adalah hal yang membedakan antara pengamen dengan profesi penghibur yang lain. Terkadang
pengamen tidak hafal satu lagupun, mereka hanya mengulang-ulang reff, mereka seakan mengamen hanya ingin mencari uang dengan mudah tanpa bekerja lebih keras. Tetapi tidak semua pengamen seperti itu, ada juga pengamen yang professional, menyanyi dengan sungguh-sungguh dan berkualitas.
1. Macam dan Jenis Pengamen
Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan orang-orang di sekitarnya, namun tidak semua pengamen memiliki tujuan untuk mengganggu para pendengarnya. Berikut ini adalah jenis-jenis dan macam-macam pengamen
(42)
22
a. Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen yang professional yang memiliki kemampuan musik yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar merasa terhibur dengan pengamen yang baik tersebut sehingga tidak sungkan bagi pendengar untuk memberikan uang recek ataupun uang bernilai besar untuk pengamen jenis ini.
b. Pengamen tidak Baik
Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak untuk didengar, namun pengamen ini pada umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan uang. Tapi ada juga yang memberikan sindiran atau keluhan pada para pendengar yang tidak memberikan uang.
c. Pengamen Pengemis
Pengamen ini tidak memiliki musikalitas dalam permainan musik maupun vocal. Dibanding mengamen, mereka lebih mirip mengemis karena hanya bermodal nekat serta hanya berbekal belas kasihan dari orang lain.
d. Pengamen Pemalak
Pengamen jenis ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan terror kepada para pendengarnya, sehingga para pendengar merasa lebih baik memberikan uang receh daripada diganggu oleh pengamen.
e. Pengamen Penjahat
Pengamen ini adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan aksi kejahatan lain seperti mencopet, merampok dll.
(43)
23
f. Pengamen Cilik / anak-anak
Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang tidak enak saat didengar. Akan tetapi bagaimanapun pengamen jenis ini adalah anak-anak yang menjadi korban keadaan dan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
2. Tipe-tipe dan Pengelompokkan Pengamen
Menurut saya ada dua tipe pengamen, yaitu : a. Pengamen Individual
Pengamen Individu adalah pengamen yang mengamen sendiri atau terpisah dari teman-teman satu permainannya. Pengamen individual biasanya hanya membawakan satu jenis alat musik dari beberapa jenis alat musik yaitu seperti gitar, pianika dan lain-lain. Tetapi adapula yang memainkan dua jenis alat musik sekaligus sambil sesekali bernyanyi lagu yang akan dinyanyikan.
b. Pengamen Berkelompok
Pengamen Berkelompok adalah pengamen yang biasanya memiliki banyak personil atau pemain yang terdiri dari beberapa penyanyi dan sebagian besar yang memainkan jenis-jenis alat musik. Pengamen berkelompok lebih sering tampil dengan berbagai macam instrument atau alat musik dari daerah-daerah, seperti angklung, ukulele, gitar, gendang, seruling dan lain-lain. Pengamen
tipe ini dapat juga disebut pengamen kebudayaan namun modern dan tidak kuno. Pengamen jenis ini lebih banyak menarik perhatian dibanding dengan
(44)
24
pengamen individu, karena lebih menarik dan bagus saat didengar dan dinikmati.
3. Faktor- Faktor Penyebab Munculnya Pengamen
Menurut hasil penelitian Artidjo Alkastar (dalam Sudarsono, 1995) tentang potret Anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen menyatakan bahwa yang menyebabkan seseorang anak menuju kearah kehidupan jalanan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu sebagai berikut :
a) Faktor Internal meliputi : kemalasan, tidak mau bekerja keras, tidak kuat mental, cacat fisik dan psikis, adanya kemandirian hidup untuk tidak bergantung kepada orang lain.
b) Faktor Eksternal meliputi :
Faktor ekonomi, yaitu pengamen dihadapkan kepada kemiskinan keluarga dan sempitnya lapangan pekerjaan yang ada.
Faktor geografis, yaitu kondisi tanah tandus dan bencana alam yang tak terduga.
Faktor social, yaitu akibat arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota tanpa disertai partisipasi masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial. Faktor pendidikan, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan tidak
memiliki keterampilan kerja.
Faktor psikologis, yaitu seperti adanya keretakan keluarga yang menyebabkan anak tidak terurus.
(45)
25
Faktor cultural, yaitu lebih pasrah kepada nasib dan hukum adat yang sudah ada dan membelenggu.
Faktor lingkungan, yaitu anak dari keluarga pengamen memang telah mendidik anak tersebut menjadi pengamen.
Faktor agama, yaitu kurangnya pemahaman agama, tipisnya iman dan kurang tabah dalam menghadapi cobaan hidup.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya pengamen adalah adanya dua faktor, yaitu intern dan ekstern dimana faktor intern antara lain kemalasan, dan bahkan kemandirian untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa bergantung dengan orang lain, dan faktor ekstern yaitu meliputi kondisi ekonomi keluarga yang lemah yang dialami oleh orang tua, kondisi kehidupan keluarga yang kurang harmonis, lingkungan, kultural dan pendidikan.
D. Perbedaan antara Ngamen dan Pengamen
Ngamen dapat diartikan sebagai menjual “keahlian”, khususnya dalam bidang musik yang dapat berpindah-pindah tempat atau berkeliling dari atau tempat ke tempat yang lain, misalnya ada di warung, depan toko atau rumah, di jalanan, lampu merah atau persimpangan jalan. Sedangkan pengamen adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ngamen tersebut. Apabila dilihat dari sejarahnya, banyak pengamen di kota-kota memang berlatar belakang sebagai pemain yang memiliki pengetahuan musik-musik yang luas dan banyak. Maka banyak
(46)
26
menjual keahlian yang dimiliki secara suka rela, namun dengan harapan ada balasan berupa materi/ uang (Bakarrudin, 2011).
E. Faktor-faktor Penyebab Seseorang Menjadi Pengamen
Banyak penyebab kenapa seseorang menjadi pengamen jalanan. Penyebab yang klasik adalah karena faktor ekonomi keluarga sehingga mereka ikut menanggung beban yang berat. Namun, adapula yang menjadi pengamen karena merupakan hobi atau penyaluran bakat yang juga dapat menghasilkan uang untuk menambah uang jajan dan uang sekolah. Hanya bermodalkan kemampuan bernyanyi dan memainkan alat musik sebisanya, mereka tidak lagi memperdulikan bagaimana tanggapan atau pikiran orang-orang yang mereka datangi, tentang suara mereka atau bahkan kemampuan dalam memainkan alat musik. Tapi yang mereka tahu, dengan cara itu orang yang mereka datangi akan memberikan uang, meskipun uang itu bernilai sangat kecil. Namun, apabila yang mereka datangi adalah dalam jumlah banyak, maka bukan tidak mungkin pendapatan mereka akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pada hari tersebut. Faktor-faktor lain menurut Dzikri (2012) yang menyebabkan seseorang menjadi pengamen diantaranya:
1. Tidak tersedianya lapangan kerja
Pengangguran tidak hanya memotong kesempatan warga negara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan memperbaiki taraf hidup, tetapi juga menurunkan derajat dan nilai kehidupan masyarakat. Para
(47)
27
2. Upah/gaji di bawah standar minimum
Upah/gaji di bawah standar minimum akan menyebabkan kebutuhan hidup tidak terpenuhi karena kebutuhan hidup yang meningkat tidak setara dengan kemampuan daya beli. Para pengamen beranggapan bahwa penghasilan dari aktivitas mengamen akan bisa membantu menambah penghasilan dari pekerjaan yang dilakukan.
3. Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pengamen. Faktor ini selain dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan, dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet, dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, malas, egois, boros, dan sebagainya.
4. Pengetahuan dan Pendidikan
Para pengamen memiliki latar belakang pendidikan berbeda-beda, diantaranya tidak bersekolah, putus sekolah, dan mendapat pendidikan sekolah. Mereka yang tidak bersekolah menjadi pengamen sejak kecil, sedangkan yang pernah merasakan pendidikan sekolah adalah orang-orang yang tidak mendapat pekerjaan yang layak sehingga menjadi
pengamen. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan yang rendah.
(48)
28
5. Pemerintah belum memiliki rumusan srategis dan memadai
Pemerintah belum memiliki langkah-langkah yang tepat untuk para
pengamen. Pada kenyataannya banyak oknum pemerintah yang tidak optimal dalam melaksanakan suatu program, serta kurang transparannya pemerintah kepada masyarakat. Alasan pemerintah untuk menyerahkan sebagian besar fungsi dan tugas pelayanan sosial (social services) kepada masyarakat menunjukkan lemahnya komitmen dan tanggungjawab pemerintah dalam memberikan pelayanan sosial kepada rakyatnya.
6. Sumberdaya Modal
Sumberdaya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah keterampilan dan meningkatkan kualitasnya. Sumberdaya modal (berupa barang maupun uang) akan menjadi modal sangat penting untuk meningkatkan produktivitas para
pengamen untuk membuka lapangan kerja sendiri yang jauh lebih baik. F. Pendapatan Pengamen dengan Mengamen di Stasiun dan Tempat-tempat
Lainnya
Pada masa sekarang ini, usaha pemenuhan kebutuhan hidup dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bagi banyak orang menjadi pengemis sudah lazim dilakukan dan diantara mereka banyak juga yang akhirnya memilih menjadi seorang pengamen untuk memperoleh pendapatan sehari-hari. Hanya dengan modal mampu bermain alat musik dan bernyayi lagu-lagu band atau semacamnya, mereka mampu mendapat keuntungan yang terkadang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Rendahnya pendidikan dan perekonomian yang sulit membawa banyak orang harus turun ke jalanan bahkan pada usia dini dan
(49)
29
memaksa mereka agar dapat menggunakan kemampuannya untuk mencari pendapatan.
Para ahli melakukan penelitian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Peneliti menemukan fakta bahwa rata-rata terdapat satu kelompok musik di antara 100 ribu penduduk di setiap negara. Hingga kini, lebih dari 600 kelompok musik profesional maupun amatir tersebar hingga penjuru dunia. Ternyata keberadaan mereka memberi pendapatan bagi masing-masing negara. Amerika Serikat memperoleh pendapatan 1,9 miliar dolar AS, kemudian disusul Jerman dengan pencapaian pendapatan sebesar 808 juta dolar AS. Sementara di Swiss, musik
rock dan heavy metal menyumbang 105,63 juta dolar AS sebagai devisa negara tersebut. Menariknya, ditemukan fakta bahwa negara miskin sumber daya alam pun mampu mengeruk pendapatan besar dari musik, hal itu terjadi pada Jepang dan Korea Selatan. Musik berbau Korea atau Korean Wave menyebar ke seluruh dunia, sehingga pundi-pundi devisa negara pun kian bertambah. Jadi, musik juga merupakan salah satu bentuk industri yang dapat mengurangi kemiskinan serta pengangguran. Dari musik, negara bisa mendapatkan pajak (pajak pendapatan, pajak penjualan), dan dari musik juga kemiskinan & pengangguran berkurang, karena mereka mempunyai pekerjaan dan berpendapatan (Ahmad, 2012).
Ngamen adalah salah satu bentuk kreatifitas bermusik yang dilakukan untuk mencari nafkah atau pendapatan. Dengan ngamen, para pengamen dapat menambah pendapatan untuk dapat bertahan hidup. Semakin kreatif pengamen, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan uang yang dapat menambah pendapatan sehari-hari dan dapat memenuhi kebutuhan dalam keluarga atau
(50)
30
dirinya sendiri. Seharusnya para pengamen lebih diperhatikan, karena pengamen
tidak menggunakan uang negara untuk kehidupannya, melainkan berkreatifitas sendiri dengan kemampuan mereka sendiri untuk mencari pendapatan.
Selain di Stasiun KA Prabumulih, para pengamen juga melakukan pekerjaan
ngamen dibeberapa tempat seperti di dalam mobil bus, di pasar-pasar dan berkeliling dari toko satu ke toko lainnya. Hal tersebut dapat menambah pendapatan pada setiap harinya. Para pengamen juga memiliki pekerjaan lain yang menjadi pekerjaan utama bagi sebagian pengamen yang juga akan dapat menjadi simpanan untuk hari-hari berikutnya.
G. Kerangka Pikir
Pengamen sebenarnya merupakan istilah umum yang mengacu pada orang-orang baik dewasa maupun masih di bawah umur yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, dengan menggunakan musik sebagai modal utamanya. Pengamen
menggunakan berbagai kemampuannya untuk mendapatkan lebih banyak uang dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Pengamen ada yang menggunakan pasar, pertokoan, rumah-rumah penduduk, terminal, dan perempatan-perempatan jalan sebagai tempat untuk berinteraksi dan atau menjual kemampuan dan keahliannya, namun selama ini stasiun KA juga tidak luput menjadi tempat yang umum digunakan oleh pengamen untuk mencari pendapatan.
Pengamen juga banyak berasal dari orang-orang yang bekerja di jalanan yang memilih untuk bekerja dengan kemampuan bermusik yang dimiliki, sebagai sebuah aktifitas untuk mendatangkan materi. Para pengamen memperlihatkan
(51)
31
kemampuannya untuk menarik simpati para pengguna jalan atau masyarakat sebagai sasarannya, antara lain dengan kemampuan memainkan alat musik yang berbagai macam, dan ada juga yang mengasah kemampuan tarik suara (bernyanyi). Kemampuan yang dimiliki oleh pengamen diharapkan dapat membantu dalam mengumpulkan pendapatan sebanyak mungkin.
Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran ke dalam bagan sebagai berikut:
Pengamen
Pendapatan Kemampuan
(52)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif mengacu kepada strategi penelitian seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, dan sebagainya yang memungkinkan peneliti memperoleh informasi mengenai persoalan empiris yang hendak dipecahkan. Menurut Ridjal (dalam Bungin, 2001:82), penelitian kualitatif bertujuan untuk menggali atau membangun proposisi serta menjelaskan makna di balik sebuah realita. Pada penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata atau kalimat, gambar-gambar, dan penjelasan tentang data hasil penelitian. Pendekatan kualitatif juga dapat menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang apa yang diteliti.
Berdasarkan alasan di atas, metode ini dipandang relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan dapat menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh dari kemampuan bermusik terhadap pendapatan anak jalanan di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sum-Sel.
(53)
33
B. Fokus Penelitian
Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus. Fokus penelitian menjadi batasan terhadap fenomena yang akan diteliti. Tanpa ada fokus penelitian, maka peneliti akan terjebak dalam banyaknya data yang diperoleh di lapangan. Fokus dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif, artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan latar penelitian. Oleh karena itu, fokus penelitian mempunyai peranan yang sangat penting untuk memandu dan mengarahkan jalannya penelitian.
Menurut Moleong (2005), tujuan membuat fokus penelitian adalah: a. Untuk membatasi studi sehingga tidak melebar.
b. Secara efektif berguna untuk menyaring informan yang diperlukan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus kajian adalah:
1. Penyebab-penyebab mengapa memilih menjadi pengamen untuk mencari pendapatan.
2. Jenis-jenis instrumen atau alat musik yang digunakan pada saat bekerja dikereta maupun di tempat lain dan kemampuan pengamen dalam memainkan alat musik tersebut.
3. Aliran musik atau jenis-jenis lagu yang sering dibawakan saat mengamen di kereta maupun di tempat lain, serta penguasaan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan.
4. Berapa besar pendapatan pengamen dalam sehari bekerja dilihat dari jam kerja
mengamen dalam satu hari.
5. Berapa hari pengamen bekerja dalam satu minggu.
(54)
34
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekitar Stasiun Prabumulih, Palembang, Sumatra Selatan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah, karena di sekitar stasiun KA Prabumulih masih didapati banyak pengamen, serta lokasi tersebut cukup menarik bagi peneliti karena masih jarang dijadikan objek penelitian. Pada lokasi tersebut terdapat juga anak-anak jalanan yang menjadi pengamen dengan kreatifitas musik yang mereka miliki.
D. Teknik Penentuan Informan
Menurut Imam Suprayogo dan Tabroni (dalam Manalu, 2010), dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting. Ia bukan hanya sebagai sumber data, melainkan juga sebagai aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang ia berikan. Untuk itu antara peneliti dan informan harus berkedudukan sama, dan peneliti harus pandai menggali data atau informasi dengan cara membangun kepercayaan, keakraban, dan kerjasama dengan subyek yang diteliti, di samping tetap kritis.
Menurut Spreadly (1990: 57), agar lebih valid perolehan datanya, perlu dipertimbangkan beberapa kriteria dalam menentukan informan, antara lain: 1. Subyek telah lama dan intensif menyatu dengan lokasi penelitian, ditandai oleh
kemampuan memberikan informasi di luar kepala tentang sesuatu yang dinyatakan.
2. Subyek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.
(55)
35
3. Subyek mempunyai cukup informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memilki banyak waktu atau kesempatan untuk dimintai informasi.
Berdasarkan kriteria di atas, penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara Snowball (karena peneliti tidak banyak tahu tentang populasi yang akan diteliti). Teknik ini adalah pencarian info yang mula-mula dari satu informan, lalu kemudian berkembang dari informasi yang diberikan oleh informan pertama sehingga menjadi dua atau lebih informan, sampai tidak ada lagi variasi informasi-informasi yang didapat. Tehnik penelitian ini ibarat bola salju menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dengan penjelasan lain bahwa pertama-tama dipilih satu atau dua orang informan, tetapi karena dengan dua orang informan tersebut belum dirasa lengkap data atau informasi yang diberikan, maka peneliti mencari pengamen yang dipandang tahu dan dapat melengkapi informasi berdasarkan petunjuk informan sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah informan semakin banyak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peranan alat pengumpul data sangat penting karena alat ini digunakan sebagai pedoman atau pegangan selama pengumpulan data itu berlangsung. Ada berbagai macam alat pengumpulan data yang digunakan sesuai dengan metode yang dipilih dalam proses pengumpulan data. Untuk memperoleh data yang lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran ilmiahnya, peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
(56)
36
1. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam yaitu melakukan wawancara langsung dengan informan mengenai pokok bahasan penelitian (Sugiyono, 2011 : 316). Wawancara mendalam ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara dengan tujuan mendapatkan keterangan secara mendalam dari permasalahan yang dikaji. Wawancara mendalam ini dilakukan melalui perbincangan secara langsung atau berhadapan muka dengan yang diwawancarai.
2. Observasi (pengamatan)
Secara singkat observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sitematis tentang unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur-unsur yang tampak itulah yang disebut data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara lansung keadaannya di lapangan sehingga diperoleh data atau fakta yang berhubungan dengan masalah yang dikaji (Sugiyono, 2011 : 309). Disini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pengamen.
3. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini adalah dengan berdasarkan catatan-catatan yang terdokumentasi (otentik atau tertulis), baik berupa data statistik, arsip, gambar-gambar, buku-buku, kumpulan peraturan dan perundang-undangan yang dapat digunakan sebagai penunjang kebenaran. F. Teknik Analisis Data
Nasir (1983) mengartikan analisis data sebagai kegiatan mengelompokkan, membuat suatu ukuran, dan memanipulasi data sehingga mudah dibaca. Proses
(57)
37
analisa data kualitatif menurut Millies dan Huberman (1992) akan melalui proses sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat ditarik dan diverifikasi. Pada tahap reduksi data, peneliti dengan seksama memilah dan memilih data mana yang akan dijadikan sandaran utama sebelum disajikan dalam penelitian ini.
2. Display (Penyajian Data)
Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Secara teknis, data yang telah diorganisir ke dalam matriks akan disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil temuan dari kegiatan wawancara terhadap informan serta menghadirkan dokumen sebagai penunjang data.
3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi adalah pencarian arti, pola-pola, dan penjelasan alur sebab-akibat. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan sehingga data yang ada teruji kebenarannya. Hasil wawancara (data) dari informan kemudian ditarik kesimpulannya (sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian) sehingga jelas
(58)
38
maknanya. Verifikasi data dilakukan berulang-ulang dan sistematis, yaitu pada waktu dan tempat yang berbeda.
(59)
39
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kota Prabumulih
Kota Prabumulih terbentuk melalui pemekaran wilayah Kabupaten Muara Enim berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001(pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1982 tentang Pembentukan Kota Administratif Prabumulih). Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001, Kota Prabumulih mempunyai 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Prabumulih Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kecamatan Cambai, dan Kecamatan Rambang Kapak Tengah. Pada tahun 2007, terjadi penambahan 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Prabumulih Utara dan Kecamatan Prabumulih Selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Prabumulih Utara dan Prabumulih Selatan.
Secara geografis Kota Prabumulih berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir/PALI.
(60)
40
b. Sebelah Timur berbatasandengan Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten Ogan Ilir.
c. Sebelah Selatan berbatasandengan Kecamatan Rambang dan Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim.
d. Sebelah Barat berbatasandengan Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim.
Adapun luas wilayah dan banyaknya kelurahan/desa tiap kecamatan di Kota Prabumulih dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan/Desa Per Kecamatan di Kota Prabumulih
No Kecamatan Luas Wilayah
(km2)
Jumlah Kelurahan Desa
1 Prabumulih Barat 61,34 5 1
2 Prabumulih Timur 134,00 8 -
3 Cambai 58,96 3 2
4 Rambang Kapak Tengah 72,34 1 8
5 Prabumulih Utara 11,04 5 -
6 Prabumulih Selatan 96,78 3 1
Jumlah 434,46 25 12
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Prabumulih Tahun 2013.
Secara geografis, Kota Prabumulih terletak pada 3˚20’09.01”sampai 3˚34’24.7” Lintang Selatan dan 104˚07’07’50.4” sampai 104˚19’41.6” Bujur Timur, dengan
luas wilayah 434,46 km2. Kota Prabumulih merupakan daerah perdagangan dan jasa. Dilihat dari posisi geografis, Kota Prabumulih merupakan daerah perlintasan antara kota-kota kabupaten dan ibukota Provinsi Sumatera Selatan.
(61)
41
Pengembangan Kota Prabumulih diarahkan untuk pemantapan perannya sebagai salah satu pusat pelayanan jasa dan kegiatan ekonomi di tingkat wilayah.Posisi Kota Prabumulih sangat strategis sebagai salah satu simpul transportasi dan perdagangan. Untuk itu perlu dikembangkan sistem jaringan perkeretaapian sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah menentukan rancangan jaringan kerata api dan jaringan prasarana dan sarana perkeretaapian. Adapun jalur jaringannya meliputi:
a. Jalur kereta api umum berupa peningkatan jalur rel kereta api menjadi jalur ganda (double track) pada rute Palembang-Prabumulih-Muara Enim dan Muara Enim-Prabumulih-Baturaja.
b. Jalur kereta api khusus berupa pengembangan jalur angkutan batubara yang menghubungkan Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir/PALI dan Kelurahan Payuputat Kota Prabumulihserta Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara Enim.
Letak Kota Prabumulih yang berada pada perlintasan antara ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu sangat mendukung peningkatan interaksi yang secara langsung atau tidak langsung akan menimbulkan intensitas kegiatan perekonomian yang cukup tinggi, yang merupakan salah satu indikator berkembangnya Kota Prabumulih.
Pemusatan berbagai kegiatan tentunya akan berdampak pada peningkatan sektor-sektor lain. Namun apabila perencanaan dan pengaturan tata kehidupan kurang baik, bukan mustahil hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat dan perkembangan pembangunan kota. Oleh karena itu, pemanfaatan
(62)
42
potensi letak geografis harus benar-benar sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan yang baik dan berwawasan lingkungan.
B. Topografi
Kondisi lahan di Kota Prabumulih sebagian besar berupa tanah PodsolikMerah Kuning (PMK).Lahan tersebut relatif datar dan bergelombang dengan tingkat kemiringan 10-40% pada ketinggian berkisar antara 10 meter sampai 50 meter di atas permukaan laut (dpl).Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Kota Prabumulih termasuk daerah yang berada di wilayah dataran rendah.
Secara geomorfologis, wilayah Kota Prabumulih juga merupakan dataran rendah dan sedikit bergelombang, terdapat sekitas 92% dari wilayah Kota Prabumulih
yang berada pada wilayah kemiringan kurang dari 12˚ dan sekitar 7,99% pada
kemiringan antara 12˚-40˚. Kondisi geomorfologis Kota Prabumulih yang relatif datar tentunya tidak akan menjadi kendala untuk pengembangan pembangunan di berbagai wilayah, terutama pembangunan sarana dan prasarana kota. Pengembangan ini sangat diperlukan mengingat kondisi yang terjadi saat ini adalah maraknya pemusatan kegiatan perekonomian di satu tempat.
Pengembangan pembangunan pada wilayah-wilayah lain sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) diarahkan untuk membentuk Kota Prabumulih menjadi suatu kota yang tertata rapi dan pada gilirannya juga akan berimplikasi pada peningkatan kegiatan-kegiatan pembangunan di bidang lainnya.
C. Hidrologi
Di wilayah Kota Prabumulih terdapat 3 (tiga) aliran sungai permanen yang mengalir sepanjang tahun dengan sub DAS, yaitu sub DAS Kelekar, Air
(63)
43
Rambang, dan Lematang. Berdasarkan data geomorfologi, struktur tanah tertutup oleh endapan batukuarter yang terdiri dari pasir halus, lanau, lempung, dan endapan alluvial dengan vegetasi penutup yang didominasi oleh rumput dan semak belukar.
Kondisi sungai-sungai yang mengalir di Kota Prabumulih dapat dikatakan cukup mengkhawatirkan.Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, dimana tinggi air permukaan dan debit air menurun drastis. Aliran sungai sebenarnya sangat potensial sebagai penunjang gerak pembangunan, namun apabila kurang diperhatikan, maka tidak mustahil kondisi ini akan menjadi lebih parah. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dan koordinasi dengan daerah-daerah sekitar (terutama daerah hulu) untuk melestarikan sumberdaya yang ada.Di wilayah Kota Prabumulih, sumber air yang utama berasal dari curah hujan.Potensi curah hujan berdasarkan data curah hujan selama 5 tahun terakhiradalah sebesar 2.464 mm/tahun.
D. Klimatologi
Kota Prabumulih memiliki iklim tropika basah, seperti halnya iklim kebanyakan wilayahdi Indonesia yang secara umum memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Pengaruh arus angin lebih banyak berasal dari Australia yang tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, angin pada umumnya bertiup dari Asia dan Samudera Pasifik yang melewati beberapa lautan, sehingga banyak mengandung uap air dan mengakibatkan terjadinya musin penghujan.Pola musim seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa transisi, yaitu pada periode April-Mei dan Oktober-November.Kedua
(1)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Para pengamen di Stasiun KA Prabumulih adalah orang-orang yang berasal dari keluarga mampu mencukupi perekonomian keluarganya dalam arti mereka masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bersekolah sampai tingkat menengah atas. Pekerjaan sebagai pengamen adalah pekerjaan yang dilakukan sudah sejak mereka masih muda dan sudah mendarah daging, meskipun sudah memiliki pekerjaan yang lebih baik.
2. Penyebab umum pengamen di Prabumulih menjadi pengamen adalah karena hobi sedangkan penyebab yang lainnya adalah kurangnya lapangan pekerjaan pada saat ini.
3. Jenis alat musik yang digunakan saat mengamen juga tidak banyak yaitu gitar, ini disebabkan karena para pengamen tersebut bukanlah pengamen berkelompok pada saat mengamen atau di dalam gerbong.
(2)
4. Kemampuan bermusik pengamen di Stasiun Prabumulih cukup baik. Para pengamen di Stasiun KA Prabumulih dapat menguasai permainan alat musik dengan cukup baik dan dalam bernyanyipun dapat disimpulkan bahwa seluruh pengamen dapat bernyanyi dengan cukup baik serta memiliki suara yang bagus-bagus.
5. Diperoleh gambaran pendapatan pengamen dalam sehari mengamen dan dilihat dari berapa kali mereka mengamen selama sehari, yaitu sebanyak 5 persen berpenghasilan antara Rp. 5.000 s/d Rp. 10.000 dengan hanya sekali mengamen dalam sehari, sebanyak 35 persen berpenghasilan antara Rp. 10.000 s/d Rp. 20.000 dari 2 kali mengamen selama sehari, sebanyak 60 persen berpenghasilan antara Rp. 30.000 s/d Rp. 50.000 dari tiga kali dalam sehari mengamen, dan sebanyak 10 persen berpenghasilan antara Rp. 50.000 s/d Rp. 100.000 apabila dilakukan selama 4 kali dalam sehari mengamen.
B.Saran
Berdasarkan kajian studi ini, peneliti memberikan saran yang bertujuan untuk merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait supaya penelitian ini nantinya dapat menyumbang pemikiran dalam meningkatkan kemampuan bermusik dan pendapatan pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sumatra Selatan. 1. Bagi Pemerintah Kota Prabumulih khususnya Dinas Pemberdayaan yang bisa
memberdayakan masyarakat menjadi lebih maju dan berkembang khususnya para pengamen, misalnya melalui penyediaan lapangan kerja, pengembangan industri musik dan seni, peminjaman modal untuk usaha, maupun yang lainnya.
(3)
2. Bagi para pengamen di Stasiun KA Prabumulih, Palembang, Sumatra Selatan diharapkan dapat terus belajar musik dengan baik, sehingga pada saat mengamen ataupun acara-acara musik akan dapat menampilkan yang terbaik bagi para pendengar dan pecinta musik.
3. Demi kebaikan dimasa mendatang sebaiknya mengamen tidak hanya dijadikan pekerjaan satu-satunya, sebaliknya hanya sebagai pekerjaan sampingan, karena masih banyak pekerjaan yang lebih baik dan menguntungkan.
4. Bagi masyarakat, khususnya setiap penumpang kereta api sebaiknya jangan terlalu menganggap bahwa pengamen adalah orang-orang yang memiliki kelakuan negative, karena banyak pengamen di Indonesia yang berperilaku positif serta dapat menguntungkan bagi ekonomi negara ini.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Adam. 2012. Mengenal Bermacam-macam Aliran Musik di Dunia.
https://askingxander.wordpress.com/2012/12/12/mengenal-bermacam-macam-aliran-musik-di-dunia. (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014). Alkastar, Artidjo dalam Sudarsono. 1995. Potret Anak jalanan yang bekerja
sebagai pengamen. Http:// ludvifp.files.wordpress.com/2013/05/finish-new.docx. (Diakses pada 16 Mei 2014).
Arsip 2011, Profil Kelurahan Karang Raja, Kecamatan Prabumulih Timur Astutik. 2005. Deskripsi Anak Jalanan dalam Ilmu Sosiologi.
Http://kafeilmu.com/anak- jalanan-dalam-pandangan-sosiologi. (Diakses pada tanggal 28 September 2013).
Badan Pusat Statistik Kota Prabumulih. 2013. (dalam Profil Kota Prabumulih). Bakaruddin. 2011. Pengamen. http://
bakaruddin-pea.blogspot.com/2012/11/pengamen.html. (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014).
Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. PT Raja Greafindo Persada. Jakarta.
Camus, Albert (1942). 2000. Anak Jalanan, Musik, dan Pemberontakan. Http://www.edukasi.compasiana.com/2010/anak-jalanan-musik-dan-pemberontakan.html. (Diakses pada tanggal 28 September 2013). Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. CV Kartika Surabaya. Godam. 2008. Macam dan Jenis-Jenis Pengamen Jalanan/Artis Penghibur
Jalanan. Http://www.organisasi.org/1970/01/macamjenisjenis -pengamen-jalanan-artis-penghibur-jalanan.html. (Diakses pada 10 Juni 2014).
Hadiati, Sri dan Anggiat M.Sinaga. 2001. (dalam Yusdi, Milman). 2011. Pengertian Kemampuan.
Http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html. (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014).
(5)
Haleluya, Cox. 2010. Fungsi Musik dalam Kehidupan Manusia.
Http://budayamusik.blogspot.com/2010_03_01_archive.html. (Diakses pada tanggal 29 September 2013).
Hasan, Kurniawan. 2013. Dua puluh delapan koma kosong tujuh juta Penduduk Indonesia Hidup Di bawah Garis Kemiskinan.
Http://daerah.sindonews.com/read/2013/10/17/29/795240/28-07-juta-rakyat-indonesia-hidup-di-garis-kemiskinan. (Diakses pada tanggal 28 September 2013).
Hasanudin, Ichwan. 2000. Latar Belakang dan Dampak Keberadaan Anak Jalanan.
Http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/7472/browse?value=Hasanu din%2C+Ichwan&type. (Diakses pada tanggal 18 Januari 2014).
Herdiana, Ike. 2012. Dunia Anak Jalanan.
Http://ikeherdiana-
fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-42211-Dunia%20AnakAnak-Dunia%20Anak%20Jalanan.html. (Diakses pada tanggal 28 September 2013).
Insan, Dzikri. 2012. Menuju Peradaban Emas.
Http://dzikri-insan.blogspot.com/2012/11/observasi-pengamen_26.html. (Diakses pada tanggal 29 September 2013).
Lewis, Oscar. (dalam Rajab, Budi). 2004. Pengertian kemiskinan.
Http//www.elib.unikom.ac.id. (Diakses pada tanggal 28 September 2014) Merriam. The Antropology of Music. (dalam Hestirustiawati). Fungsi Musik.
2013. Http://hestirustiawati.wordpress.com/tag/fungsi-musik. (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014).
Milles, Mathew dan M. Hubernam. 1992. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Putra. Bandung.
Moelong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Rosda Karya. Bandung. Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Gralia Indonesia. Jakarta.
Noviz. 2006. Musik Jalanan dan Pengamen.
Http://www.sabda.org/gema/musik_jalanan_dan_pengamen. (Diakses pada 29 September 2013)
Rendiansyah, Putra. 2013. Kemiskinan Menurut Seseorang yang Dianggap Orang Miskin (Anak Jalanan).
Http://pemudamerahputih.wordpress.com/2013/06/04. (Diakses pada tanggal 18 Januari 2014).
(6)
Robbin. 2007. (dalamYusdi, Milman). 2011. Pengertian Kemampuan.
Http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html. (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014).
Rusyanti, hetty. 2013. Pengertian Musik Menurut para Ahli.
http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-musik-definisi-musik-menurut.html. (Diakses pada tanggal 29 September 2013).
Sadli, Saparinah dan Ike Herdiana. 2012. Dunia Anak Jalanan.
Http://ikeherdiana-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-42211-Dunia%20AnakAnak-Dunia%20Anak%20Jalanan.html. (Diakses pada tanggal 28 September 2013).
Shalahuddin dan Heni Fitriyanti. 2011. HAM pada Anak Jalanan.
Http://hampadaanakjalanankembalikanhakku.blogspot.com/. (Diakses pada tanggal 28 September 2013).
Spradley. 1990. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Press. Jakarta. Situmorang, Hernika. 2013. Pengertian Musik. Http://
situmoranghernika.wordpress.com/2013/.../mungkin-takdir-berkata-lain.html. (Diakses pada tanggal 29 September 2013).
Susilo, Harry. 2010. Sejarah panjang.
Http://nasional.kompas.com/read/2010/09/14/03173071/html. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Alphabet. Jakarta. Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Pengamen.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Pengamen. (Diakses pada tanggal 28 September 2013).
Zein, Mohammad. (dalamYusdi, Milman). 2011. Pengertian Kemampuan. Http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html. (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014).