Pendidikan Jasmani Deskripsi Teori 1.

13 eksternal terdapat tiga indikator, yaitu guru, sarana dan prasarana, dan lingkungan sekolah. 1 Guru Guru dapat menjadi penyebab hambatan belajar, apabila guru tidak profesional, baik dalam pengembangan metode yang digunakan, hubungan guru dengan murid kurang baik, sikap guru yang kasar, suka marah, suka mengejek, membentak, kurang jelas dalam menerangkan, sinis, sombong, menjengkelkan, dan lain- lain. 2 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang kurang lengkap akan membuat penyajian yang tidak baik. Misalnya, sekolah tidak mempunyai media gambar guling depan, jumlah matras terlalu sedikit, matras terlalu sempit, matras terbuat dari bahan yang dapat membahayakan dan permukaannya tidak merata. 3 Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah yang dapat menghambat belajar siswa misalnya, lokasi sekolah yang ramai, gedung sekolah yang tidak menukupi standar dan terlalu sempit, halaman sekolah yang terlalu panas sehingga dapat membuat siswa tidak merasa nyaman pada saat belajar senam guling depan.

4. Pendidikan Jasmani

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah termasuk sekolah dasar, karena pendidikan jasmani masuk 14 dalam kurikulum pendidikan. Pendidkan jasmani adalah proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial dan moral Depdiknas, 2007:1. Menurut Bucher dalam Soni Nopembri majalah ilmiah olahraga FIK UNY volume 11 2005: 33, menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian intergal dari proses pendidikan umum, yang bertujuan untuk mengembangkan jasmani, mental, emaosi, dan sosial anak menjadi baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya. Menurut Mutohir dalam Andun Sudijandoko jurnal pendidikan jasmani Indonesia volume 7 2010: 03, bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta keperibadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila. Pendapat senada dikemukakan oleh Cholik dan Lutan dalam Helmy Firmansyah 2009: 04, bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik 15 dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Masih menurut Helmy Firmansyah 2009: 06, secara esensial pendidikan jasmani adalah suatu proses belajar untuk bergerak learning to move dan belajar melalui gerak learning through movement. Program pendidikan jasmani berusaha membantu peserta didik untuk menggunakan tubuhnya lebih efisien dalam melakukan berbagai keterampilangerak dasar dan keterampilan kompleks yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Guru pendidikan jasmani semestinya memberikan pengalaman berhasil bagisetiap anak, karena pengalaman berhasil dapat merupakan sumber motivasi. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah termasuk sekolah dasar, karena pendidikan jasmani masuk dalam kurikulum. Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi, dan sosial anak menjadi baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya. b. Tujuan Pendidikan Jasmani Menurut Sukintaka 1992:9, secara garis besar tujuan pendidikan jasmani dapat digolongkan dalam empat kelompok yaitu : 1 Norma atau nilai, yang merupakan budaya bangsa timur pada umumnya, jadi termasuk Indonesia. Norma itu menghendaki: Manusia berbudi luhur, berbudi pekerti baik, dan atau mempunyai 16 kepribadian yang kuat. Norma itu sendiri akan terkait iman dan taqwa kepada Tuhan Yang maha Esa. 2 Jasmani, sehat dan terampil. 3 Psikis atau kejiwaan, menjadi anak cerdas, bebas dari kebodohan dan mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri. 4 Rasa sosial, rasa bertanggung jawab kemasyarakatan, mempertebal rasa kebangsaan atau rasa cinta tanah air, dan rasa kesetiakawanan sosial Menurut Muhklis 2007: 12, tujuan pelaksanaan pendidikan jasmani adalah : 1 Dalam pendidikan jasmani akan merangsang perkembangan psikis kejiwaan anak. Anak akan tumbuh menjadi cerdas seiring dengan perkembangan karakternya. 2 Pelaksanaan pendidikan jasmani sebagai sarana pengembangan keterampilan anak. 3 Penerapan sikap tanggung jawab dan sportivitas dalam kehidupan sehari-hari. 4 Pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta perilaku hidup yang sehat melalui berbagai bentuk aktivitas jasmani didalamnya. Dijelaskan pula oleh Supriyanto 2008: 15, bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah : 17 1 Melalui pendidikan jasmani, anak dapat mengembangkan dan menerapkan budaya perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehariharinya. 2 Pendidikan jasmani sebagai sarana pengembangan kepribadian anak. 3 Meningkatkan kemampuan gerak dasar anak. 4 Mengembangkan keterampilan anak untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta perilaku hidup yang sehat melalui berbagai bentuk aktivitas jasmani didalamnya.Tujuan Pendidikan Jasmani merupakan penunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SDMI, adalah sebagai berikut: 1 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 18 4 Meletakkan landasar karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 5 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis. 6 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 7 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan jasmani merupakan wahana untuk mencapai tujuan nasional yaitu untuk mencapai manusia seutuhnya baik jasmani maupun rohani. Maka bukan hanya fisik atau jasmani saja yang dikembangkan tetapi, perkembangan kognitif, afektif dan sosial juga memiliki komposisi yang sama dan saling menunjang satu sama lainnya.

5. Senam

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN DALAM SENAM LANTAI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 067240 KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 18

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM

1 2 46

PENGARUH POLA ASUH OTORITATIF TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN PUNDONG BANTUL.

0 4 103

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GULING DEPAN MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 REJASA KLATEN.

0 1 114

TINGKAT KEMAMPUAN MELEMPAR MENANGKAP DAN MEMUKUL BOLA KASTI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR SE GUGUS 01 PUNDONG UPT PPD KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 2 99

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KEC SENTOLO KULONPROGO TAHUNAJARAN 2015/2016.

3 58 112

TINGKAT KEMAMPUAN ROLL DEPAN SISWA KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SMP NEGERI 1 PUNDONG BANTUL.

0 1 97

TINGKAT KEMAMPUAN GULING DEPAN DAN GULING BELAKANG SISWA KELAS V SD NEGERI DI GUGUS GATOT SUBROTO KEC. BUKATEJA KAB. PURBALINGGA.

0 2 138

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN GULING DEPAN MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DI SD SUMBERJO KECAMATAN NGLIPAR, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015.

0 7 213

TINGKAT KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JAMBIDAN KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL.

0 0 109