Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Peranan Sistem Informasi Akuntansi Atas Aktiva Tetap Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

37 pertimbangan yang mendalam, untuk memecahkan masalah yang timbul setiap hari, bahkan setiap saat dalam suatu organisasi.

C. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Jenis-jenis pada tingkatan manajemen perusahaan menggambarkan perencanaan dan pengendalian yang baik yanng menyangkut operasional sehari-hari maupun hubungannya dengan sumber daya manusia dalam perusahaan untuk mencapai efisiensi. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang diambil untuk menghindarai dampak negatif yang mungkin timbul dari masalah. Keputusan manajemen bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa dimensi atau kerangka. Menurut buku yang ditulis oleh Widjajanto 2001;125 Berikut ini adalah beberapa dimensi yang dapat dijadikan klasifikasi keputusan manajamen : 1. Klasifikasi menurut aktivitas manajerial: a. Keputusan perencanaan strategis, misalnya masalah peluncuran produk baru. b. Keputusan perencanaan masalah taktis, misalnya jadwal produksi c. Keputusan pengendalian manajamen, misalnya evaluasi kinerja manajer sebagai bahan kenaikan jabatan. d. Keputusan pengendalian operasional, misalnya menetapkan jumlah barang yang perlu dipesan. Universitas Sumatera Utara 38 2. Keputusan menurut struktur persoalan yang dihadapi: a. Keputusan yang terprogram,misalnya persetujuan permohonan kredit pelanggan. b. Keputusan yang semi otomatis, misalnya menetapkan harga produk c. Keputusan tidak terprogram, misalnya memprakarsai promosi produk atau keputusan membuka cabang baru di daerah lain. 3. Keputusan menurut sumber daya perusahaan: a. Keputusan mengenai tenaga kerja, misalnya keputusan untuk merekrut karyawan baru. b. Keputusan mengenai bahan baku, misalnya keputusan untuk meningkatkan kualitas bahan. c. Keputusan mengenai fasilitas, misalnya keputusan untuk membeli mesin atau peralatan baru. d. Keputusan mengenai pendanaan, misalnya keputusan untuk menggunakan jasa asuransi kredit untuk mengganti garansi bank. e. Keputusan mengenai data, misalnya keputusan untuk meghimpun data mengenai tingkat fertilitas dan mortalitas guna menentukan kebijakan distribusi obat dan sarana keluarga berencana. 4. Keputusan menurut sifat persoaalan: a. Keputusan yang berulang, misalnya keputusan untuk menetapkan anggaran. b. Keputusan insidentil, misalnya keputusan untuk melakukan merger dengan perusahaan lain. Universitas Sumatera Utara 39 c. Keputusan jangka pendek, misalnya keputusan untuk meminta penangguhan pembayaran cicilan utang d. Keputusan jangka panjang, misalnya keputusan untuk membuka usaha baru. e. Keputusan yang kompleks, misalnya keputusan untuk mencari lokasi usaha. f. Keputusan yang sederhana, misalnya keputusan untuk memberhentikan karyawan yang jelas-jelas melakukan kesalahan yang fatal. 5. Keputusan menurut fungsi operasional: a. Keputusan akuntansi, misalnya memilih metode penyusutan. b. Keputusan logistik dan produksi, misalnya keputusan menetapkan jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi. c. Keputusan pemasaran, misalnya keputusan untuk memasukkan iklan suatu produk di televisi. d. Keputusan personalia, misalnya keputusan untuk menyelenggarakan program pelatihan karyawan. e. Keputusan keuangan, misalnya keputusan untuk melakukan hedging guna meredam risiko kerugian akibat fluktuasi nilai mata uang asing. Disamping berdasarkan dimensi-dimensi seperti diuraikan di atas, klasifikasi keputusan juga dapat dilakukan berdasarkan tingkat struktur dari Universitas Sumatera Utara 40 situasi persoalan yang ada. Persoalan yang dihadapi oleh manajamen bisa diklasifikasikan ke dalam: 1. Persoalan yang terstruktur, dan 2. Persoalan yang tidak terstruktur. Suatu persoalan dikatakan tersuruktur apabila persoalan itu didasarkan pada logika yang jelas, sehingga pengambil keputusan bisa melihat dengan jelas keterkaitan antara satu faktor kunci dengan faktor kunci lainnya yang tercakup dalam persoalan itu. Dengan adanya kejelasan itu, penyelesaian dari persoalan tersebut dapat diprogram dan staf pelaksanan dapat menyelesaikan persoalan itu tanpa banyak kesulitan. Keputusan-keputusan yang dihasilkan dari persoalan yang terstruktur ini disebut keputusan yang tersturuktur stuructured decision atau keputusan yang terprogram programmed decision. Di sisi lain, terdapat persoalan yang tidak terstruktur, yaitu persoalan yang sulit didefinisikan dan hubungan–hubungan antara satu faktor kunci dengan faktor kunci lainnya sulit dipahami. Untuk menyelesaikan persoalan jenis ini, diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat kebijaksanaan atau dengan pendekatan coba-coba. Keputusan-keputusan untuk menyelesaikan persoalan jenis ini tidak dapat diprogram, karena sturkturnya tidak jelas atau bahkan tidak ada. Keputusan-keputusan tersebut dinamakan keputusan tidak tersturktur unstructured decision, atau keputusan yang tidak terprogram non programmed decision. Universitas Sumatera Utara 41 Jadi, jenis-jenis keputusan yang diambil berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat manajemen akan semakin tidak terprogram keputusan yang diambilnya sesuai dengan situasi dan kebutuhan pada saat itu, seballiknya pada manajemen tingkat bawah keputusan yang diambil cenderung terprogram karena semua keputusan biasanya bersifat rutin. Semenatara itu pada manajemen tingkat atas karena keputusan yang diambil menyangkut kelangsungan perusahaan, maka pihak manajemen diharapkan menganalisa kepastian, resiko, dan kepastian yang berkaitan dengan alternatif yang tersedia.

D. Proses Pengambilan Keputusan