Peranan Aparatur Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Situs www.disnakjabar.prov.go.id

PERANAN APARATUR DINAS PETERNAKAN
JAWA BARAT (DISNAK JABAR) DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI SITUS
www.disnak.jabarprov.go.id
LAPORAN KKL

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Kuliah Kerja Lapangan
pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh:
ARI YUNADI
NIM: 41708010

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012

Universitas Komprter Indonesia

Fakultas ilmu Sosial dan lknu Politik
Prodi Ilmu Pemerinhhan

LESBAR PEI{GESAHAfi

Judul

:FERAI{AH APARATT

R DITAS PETERHAI(AT{

JAWA

BARAT {D|$NAK JABAR} DAI*AX HEI{$rtcKATKAIrt
KUALTAS PELAYAHI}I PUAUil HELALUT SITUS
www. 6sn atr,ja&clrpoiv,W. i d
ilama
Nim

: Ari Yunadi

:4{7080{0

Bandung, Oktoberz0l2
Itienyetujui
Pernbimbing

Tatik Rohmmati, S.lP., tr Si

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri
Nama Lengkap

: Ari Yunadi

Tempat dan Tanggal Lahir

: Muara Bungo, 20 Desember 1989

Status Perkawinan


: Kawin

Agama

: Islam

Alamat Lengkap

: Jl. Kubang Sari II No. 46 Bandung

Email

: [email protected]

Handphone

: +6282118011120

Nama Ayah


: Usman

Pekerjaan Ayah

: Wiraswasta

Nama Ibu

: Eni Marzuliana

Pekerjaan Ibu

: Wiraswasta

Alamat Lengkap

: Jaya Setia, Pasar Muara Bungo RT 10
RW 01, Muara Bungo


II. Pendidikan Formal
1. SD Negeri 290 Muara Bungo 1995-2001
2. SMP Negeri 1 Muara Bungo 2001-2004
3. SMA Negeri 1 Muara Bungo 2004-2007
4. Universitas Komputer Indonesia 2008-sekarang

90

II. Pendidikan Non Formal
1. LKPTMNas Tahun 2008 Samarinda
2. LKPTMNas Tahun 2009 Lampung
3. LKPTMNas Tahun 2010 Malang
4. Pelatihan Protokoler Pengurus Hima Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
Tahun 2009
5. LDK Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Tahun 2010
6. Table Manner 2009
7. TOEFL Tahun 2011
8. Kuliah Umum Pelaksanaan E-KTP Guna Meningkatkan Pelayanan
Publik Tahun 2012
III. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Hima Prodi Ilmu Pemerintahan Tahun 2008-2009
2. Ketua Dept Minat dan Bakat Prodi Ilmu Pemerintahan Tahun 20092010
3. Wakil Ketua Hima Prodi Ilmu Pemerintahan Tahun 2010-2011
4. Anggota Fokkermapi tahun 2008-Sekarang
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya

Bandung,

Oktober 2012

Ari Yunadi
41708010

91

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan Laporan KKL ini dengan

judul “Peranan Aparatur Dinas Peternakan Jawa Barat (Disnak Jabar)
Dalam

Meningkatkan

Pelayanan

Publik

Melalui

Situs

www.disnak.jabarprov.go.id” Usulan Laporan KKL ini diperlukan untuk
Usulan Laporan KKL Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Usulan Penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan dan kelemahan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca sebagai cerminan dan introspeksi bagi
penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pengumpulan data, penyusunan, dan
penyelesaian Usulan Penulisan ini. Secara khusus penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Retjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
2. Nia Karniawati, S.IP,.M,Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Komputer Indonesia.
3. Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si. selaku dosen pembimbing bagi penulis
dalam penyusunan Laporan KKL ini.
4. Seuluruh Staf Program Studi Ilmu Pemerintahan yang telah
membantu

kelancaran

penulis

dalam


melaksanakan

Usulan

Penulisan.
5. Aparatur Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat yang telah
membantu penulis untuk mendapatkan data daninformasi.

ii

6. Kedua Orang tua,Kakak, Adik, Dan seluruh pihak Keluarga tercinta
yang sudah memberikan dorongan dengan do’a, moril maupun
materil yang tidak ternilai, sangat berarti bagi penulis dalam
menyelesaikan Usulan Penulisan ini.
7. Dan rasa Terima Kasih kepada Ridia Yulia Dini, S.pd. orang yang
spesial dalam hari-hari saya yang slalu memberikan dorongan dan
semangat dalam penyelesaian penulisan ini.
8. Teman–teman di Program Studi Ilmu Pemerintahan.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, dorongan dan
bantuan bagi penulis dalam penyusunan Usulan Penulisan ini.

Semoga Usulan Laporan KKLini dapat berguna dan bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pihak Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Barat serta pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Bandung, Oktober 2012

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................ vii
LAMPIRAN……………………………………………….…………..……..viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2 Kegunaan KKL....……......................................................... 3
1.3 Metode Dalam KKL.............................................................. 4
1.3.1 Metode KKL................................................................ 4
1.3.2 TeknikPengumpulan Data.......................................... 5
1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL................................... 5
1.4.1 Lokasi KKL……......................................................... 5
1.4.1.1 Gambaran Umum Disnak Jabar.................... 6
1.4.1.2 Struktur Organisasi Disnak Jabar……........... 7
1.4.1.3 Visi dan Misi Disnak Jabar ............................ 16
1.4.1.4 Situs Disnak .................................................. 17
1.4.2 Jadwal Penulisan KKL....................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Peranan............................................................................... 20
2.2 Pengertian Aparatur…………………………………………. 22
2.3 Kualitas Pelayanan Publik .................................................. 22
2.3.1 Pengertian Kualitas .................................................. 22
2.3.2 Pengertian Pelayanan Pubik..................................... 23
2.3.3 Pengertian Kualitas Pelayanan Publik...................... 26
2.3.3.1 Kultur Organisasi.......................................... 31
2.3.3.2 Sistem Pelayanan Publik.............................. 38
2.3.3.3 Sumber Daya Manusia................................. 44

iv

2.4 Pengertian e-Government................................................... 50
BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN KKL
3.1 HasilKegiatan KKL……………….……………………... 55
3.2 Pembahasan KKL……………….………………………. 57
3.2.1 Peranan Aparatur Dinas Peternakan................... 57
3.2.2 Kualitas Pelyanan Publik…..….…………………. 60
3.2.3 Konsep Situs Dinas Peternakan ………………… 62
3.2.4 Fitur Website Dinas Peternakan……..…………. 65
3.2.4.1 Produk Ternak Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat ………………………………… 72
3.2.4.2 Forum Konsultasi ………………………… 74
3.2.4.3 Kontak Bisnis……………………………… 76
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………. 78
5.2 Saran……………………………………………………… 89
DAFTAR PUSTAKA...…………………………………………...…......…. 80

v

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Jadwal KKL............................................................................ 19
Tabel 1.2 Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan …………………… 13
Tabel 3.1 Kegiatan Harian Pelaksanaan KKL….………………………. 56

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi ............................................................ 15
Gambar 1.2 Situs Disnak Jabar ............................................................ 18
Gambar 2.1 Model Mekanisme Voice ................................................... 30
Gambar 3.1 Tampilan Menu Awal Disnak Jabar……………..………… 71
Gambar 3.2 Tampilan Website ProdukTernak....................................... 73
Gambar 3.3 Tampilan Wesite Forum Konsultasi……………………….. 75
Gambar 3.4 Tampilan Website Kontak Bisnis…………………………… 77

vii

LAMPIRAN
Lembar Form Aktivitas Harian Dilokasi KKL……………………………. 83
Lembar Form Bimbingan…………………………………………………. 85
Surat Permohonan KKL…………………………………………………… 87
Surat Persetujuan KKL……………………………………………………. 88
Surat Telah Melaksanakan KKL…………………………….……………. 89
Riwayat Hidup………………………………………………….…………… 90

viii

DAFTAR PUSTAKA
A.

Buku – Buku

Andrianto, Nico. (2007). Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui
E-Government.Malang :Bayumedia
Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S. Asianti. (2004).SIMDA:Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah.
Jakarta: PustakaPelajar.
Bungin, Burhan.(2001). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.
Yogyakarta:Gajah Mada Press.
Dirgantoro, Crown. (2001). Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan
Implementasi. Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dirgantoro, Crown. ( 2004). Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan
Implementasi. Jakarta: PT Gramedia
Goetsch, L. Davis (2000). Quality Management for Production, Processing,
and Services. Columbus: Prentice Hall
Handayaningrat, Soewarno. (1983). Administrasi Pemerintahan dalam
Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung.
Hasibuan, Malayu. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:PT. Toko Gunung Agung.
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Prabu Anwar. (2005). Perilaku Dan Budaya Organisasi.
Bandung: PT Refika Aditama. Moenir, A.S. 2006. Manajemen
Pelayanan Umum Di Indonesia.Jakarta :BumiAksara,.
Mahmudi.(2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta:Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
Moenir, H.A.S. (1995). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sarwoto, (1985).Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Gahlia
Indonesia.
Siagian P. Sondang. (2005). Manajemen Stratejik.Jakarta:PT. Bumi Aksara
80

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik:Teori,
Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supranto, (1997).Pengukuran Tingkat Kepuasan untuk Menaikkan Pangsa
Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriatna, Tjahya. (1996). Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Nimas Multima.
Pabundu, Mohammad. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ratminto.(2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pamudji, (1994).Profesionalisme Aparatur Negara dalam Meningkatkan
Pelayanan dan Perilaku Politik Publik. Jakarta: Widya Praja
Tampubolon, Manahan. (2004). Perilaku Keroganisasian. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Tjiptono, Fandi. (1996). Total Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset.
Triguno. (1997). Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif
Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja.Jakarta: Puskap
Winarno, Budi. 2005.Teori dan Proses Kebijakan Publik.Yogyakarta:Media
Pressindo (Anggota IKAPI).
Wasistiono, dkk.(2002). Manajemen Sumber Daya Aparatur Pemerintah
Daerah.Jatinangor:Pusat Kajian Pemerintahan STPDN.
Wasistiono, Sadu. (2001). Kapita
Daerah.Sumedang: Alqoprint

Selekta

Manajemen

Pemerintah

Yudoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
B. RujukanElektronik
http://www.disnak.jabarprov.go.id diakses Mei 2012 19.20 WIB
C.

Dokumen-Dokumen

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Pengadilan Tata Usaha
Negara pasal 1 ayat 3
81

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 1992 tentang PokokPokok Kebijaksanaan Sistem Informasi Manajemen Departemen
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 81
Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2000 jo No 5 Tahun
2002 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat
Peraturan Gubernur Jawa Barat No 07 tahun 2009 tentang pendayagunaan
website pemerintah provinsi jawa Barat
Peraturan Gubernur Jawa Barat No 36 tahun 2009 tentang tugas pokok,
fungsi, rincian, tugas unit dan tata kerja, Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat

82

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar BelakangMasalah
Era globalisasi menuntut adanya kompetisi dari beberapa negara

untuk saling bersaing guna merebutkan kedudukan sebagai negara penentu
dalam dunia baik dalam bidang perekonomian, sosial budaya, politik dan
sebagainya.Perkembangan sumber daya manusia juga dituntut agar lebih
baik karena kemajuan teknologi, perdagangan dan sebagainya ditentukan
oleh sumber daya manusia selaku pelaku dan penggerak semua itu.
Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting di
dalam pembangunan, disamping unsur lainnya seperti bahan, modal, dan
teknologi.Pembangunan nasional dapat tercapai dengan baik, apabila
ditunjang oleh sumber daya manusia yang handal.Sumber daya manusia
merupakan unsur yang sangat penting untuk tercapainya keberhasilan
pembangunan.
Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan upaya
mewujudkan hasil tertentu kegiatan orang lain. Hal ini berarti bahwa sumber
daya

manusia

mempunyai

peran

penting

dan

dominan

dalam

manajemen.Manajemen sumber daya manusia mengatur dan menetapkan
program kepegawaian.
Peran manajemen sumber daya manusia sangat menentukan bagi
terwujudkan tujuan organisasi, tetapi untuk memimpin manusia merupakan
hal yang cukup sulit.Tenaga kerja selain diharapkan mampu, cakap dan
terampil, hendaknya berkemauan dan mempunyai kesungguhan untuk
bekerja efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan akan bekerja efektif
jika tidak di ikuti oleh kerja dan kedisiplinan pegawai dalam mewujudkan
tujuan.
Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan
pekerjaan dan merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk
bekerja giat dan mengerjakan pekerjaannya.Persyaratan yang sangat
mendasar bagi aparatur adalah kemampuan intelektual dengan motivasi

2
kerja yang tinggi sehingga tercipta kinerja aparatur yang kondusif untuk
merealisasikan potensi kerja yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Manajemen

sumber

daya

manusia

keberadaannya

sangat

dibutuhkan oleh organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta.
Penilaian kinerja aparatur dalam organisasi merupakan hal yang sangat
penting karena akan bermanfaat untuk mengetahui efektifitas kerja
organisasi sehingga tujuan organisasi tersebut akan dapat tercapai.
Penilaian kinerja pegawai bagi organisasi swasta atau perusahaan belum
memiliki ukuran yang baku, namun organisasi pemerintah atau instansi
pemerintah sudah mempunyai aturan yang baku dalam penilaian kinerja
aparatur.
Peran yang begitu besar sumber daya manusia sebagai pelaku
utama dan juga merupakan input dari proses produksi dalam pembangunan
akan tercapai apabila faktor-faktor penunjang optimalisasi peran tersebut
tercapai. Salah satu faktor yang menentukan peran SDM adalah kinerja.
Jika aparatur dalam organisasi atau perusahaan mempunyai kinerja yang
baik, maka diharapkan akan mempunyai kontribusi positif terhadap
organisasi atau perusahaan. Kinerja aparatur sangat ditentukan oleh
seberapa baik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki aparatur dan
memfasilitasi

penyelesaian

atau

pencapaian

kinerja

mereka,

diklat

berkorelasi positif dengan kinerja pegawai.
Keseluruhan aspek penilaian tersebut diibaratkan bahwa semua
aparatur memiliki tingkat kemampuan dan latar belakang yang sesuai
dengan tuntutan kerja sebagaimana diatur dalam TUPOKSI (Tugas Pokok
dan Fungsi) dari instansi tersebut. Penilaian perananaparatur yang
merupakan cara pembinaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi
perlu dilakukan dengan prinsip-prinsip pembinaan personil yang tepat sesuai
dengan kesepakatan bersama. Semakin kompleksnya tugas dan tanggung
jawab yang diemban oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (Disnak
Jabar) tersebut mengharuskan para aparaturnya untuk lebih profesional,
taat hukum, rasional, inovatif, dan memiliki integritas yang tinggi serta

3
menjunjung tinggi etika administrasi publik dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat maupun aparatur pemerintah itu sendiri.
Padahal penilaian Peranan aparatur apabila kita tinjau lebih
mendalam, penilaian Perananaparaturakan dipengaruhi oleh beberapa hal
yang antara lain insentif, motivasi, disiplin kerja, budaya kerja, tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan, komunikasi, dan sebagainya.
Pemberian insentif merupakan imbalan yang diberikan kepada
seorang pegawai telah melakukan suatu pekerjaan diluar tugas pokoknya
atau melebihi target dari pekerjaan tersebut. Insentif sangat penting bagi
aparatur guna merangsang seseorang untuk melakukan pekerjaan melebihi
apa yang diinginkan oleh organisasi. Disamping itu insentif juga berfungsi
sebagai penghargaan dari pegawai yang telah melakukan suatu pekerjaan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
Disiplin

kerja

sangatlah

penting

dalam

suatu

organisasi

dalammelaksanakan tugas-tugasnya guna mewujudkan tujuan organisasi
tersebut.Disiplin kerja mengatur aparaturakan mentaati segala norma,
kaidah dan peraturan yang berlaku dalam organisasi. Tujuan disiplin kerja ini
dalam rangka memperlancar seorang aparatur dalam melaksanakan
pekerjaannya agar pencapaian tujuan organisasi tepat waktu,tepat sasaran
serta efektif dan efesien.
Berdasar latar belakang penulisan diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti titik permasalahan dan berupaya mencari pemecahannya dengan
mencoba mengangkat masalah tentang

“Peranan

Aparatur Dinas

Peternakan Jawa Barat (Disnak Jabar) Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Masyarakat Melalui Situs www.disnak.jabarprov.go.id”.
1.2

Kegunaan KKL
Kegunaan dari penulisan ini adalah :

1.

Bagi kepentingan

penulis,Laporan KKL ini dapat berguna untuk

menambahwawasan
perananaparatur

dan

Disnak

pengetahuan
Jabardalam

penulis

meningkatkan

peternakan melalui situs www.disnak.jabarprov.go.id.

mengenai
informasi

4
2. Secara teoritis, penulisan ini untuk mengembangkan teori-teori yang
penulis gunakan yang relevan dengan permasalahan dalam usulan
Laporan KKL ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan Ilmu Pemerintahan.
3. Secara praktis, diharapkan Laporan KKL ini dapat bermanfaat dalam
meningkatkan

kualitas

memberikan

pelayanan

pelayananaparatur
kepada

Disnak

masyarakat

Jabar

dalam

melalui

situs

www.disnak.jabarprov.go.id.
1.3 Metode Dalam KKL
1.3.1. Metode KKL
Sesuai dengan masalah yang ditulis pada

Laporan KKLini,

khususnya yang berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka dasardasar yang digunakan adalah dengan mencari kebenaran dalam penulisan
berdasarkan suatu metode.Metode tersebut dapat lebih mengarahkan
penyusun dalam melakukan penulisan dan pengamatan.
Dengan demikian, penulis dalam melakukan KKL ini menggunakan
metode penulisan deskriptif. Menurut Burhan Bungin yang berjudul
”Metodologi Penulisan Kualitatif Dan Kuantitatif”. Metode penulisan deskriptif
dapat diartikan sebagai berikut:
Penulisan yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagai variableyang timbul dimasyarakat
yang menjadi permasalahannya itu, kemudian menarik ke
permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi
ataupun variable tertentu. Penulisan deskriptif dapat bertipe kualitatif
dan kuantitatif sedangkan yang bertipe kualitatif adalah data
diungkapkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat serta uraian-uraian
(Bungin,2001:124).
Berdasarkan

pengertian

di

atas,

maka

metode

deskriptif

menggambarkan tentang kinerja aparatur Disnak Jabar dalam memberikan
informasi peternakansesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan
bukti-bukti yang ada untuk dianalisa dan interpretasi terhadap data tersebut.

5
1.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengambil data penulisan dilakukan dengan langkah –
langkah yang sesuai dengan keadaan atau kondisi data yang diambil yaitu:
a) Observasi
Observasi adalah dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan maka dengan itu
penulis menggunakan metode observasi.
b) Studi Pustaka
Yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data tertulis, yaitu
buku – buku, peraturan dan sumber lain yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
c) Wawancara
Wawancara dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara,
dengan kata lain dilakukan dengan cara tidak terstruktur. Wawancara
dilakukan dengan kepala Kasi dan Informasi Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat Ir. Rina Fajarwati.
1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL
1.4.1. Lokasi KKL
Penulisan ini dilaksanakan di Dinas Perternakan Provinsi Jawa
Barat, yang beralamat di Jln. Ir. H. Juanda No. 358 Bandung. Telepon (022)
2501151. Adapun judul dari masalah tentang "Peranan Aparatur Disnak
Jabar

Dalam

Meningkatkan

Kualitas

Situshttp://www.disnak.jabarprov.go.id."

Pelayanan

Publik

Melalui

6
1.4.1.1. Gambaran Umum Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
Struktur organisasi dalam suatu lembaga atau instansi sangat
diperlukan keberadaannya. Karena struktur organisasi ini dapat dijadikan
pedoman dalam pembagian tugas, oleh setiap bagian sesuai dengan
fungsinya masing-masing agar lebih mengarah pada pelaksanaan pedoman
kerja yang telah disusun sebelumnya. Jika pembagian tugas tidak jelas,
maka akan menghambat dalam pengambilan keputusan dan dalam
pencapaian tujuan yang sudah direncanakan.
Dinas Peternakan Jawa Barat mempunyai struktur organisasi garis
dan staf, maksudnya adalah dalam setiap tingkat level organisasi dikepalai
oleh seseoarang atasan yang membawahi beberapa orang aparatur. Jadi
seoarang aparatur hanya bertanggungjawab kepada seorang atasan.
Pada tahun 1961 terjadi perubahan pelaksanaan kepemerintahan,
yaitu penyerahan sebagian urusan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah
Kabupaten/Kotamadya melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 15/PD-DPRD-GR/1961, tentang Penyerahan urusan-urusan dalam
lapangan kehewanan kepada Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten di
seluruh Jawa Barat.
Untuk

penyerahan

urusan

peternakan

yang

diserahan

ke

Kota/Kabupaten meliputi:
1.

Urusan kesehatan ternak, dan hal-hal yang bersangkutan dengan itu,
sepanjang urusan ini belum menjadi urusan Daerah tersebut

2.

Usaha-usaha tentang pemeriksaan pengangkutan hewan-hewan,
memperlindungi dan mencegah serta mengawasi penganiayaanpenganiyaan hewan.
Dengan telah diserahkannya sebagain urusan lapangan kehewanan

dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kota/Kabupaten diseluruh
Jawa Barat, maka sejak saat itu terbentuk pula Jawatan Kehewanan di DT
IIKabupaten/Kotamadya

diseluruh

Jawa

Barat

sebagai

instansi

OtonomTingkat II.Pada tahun 1968 melalui Keputusan Presiden Nomor 19
Tahun 1968 yang merubahnama /istilah Direktorat Jenderal Kehewanan
pada Departemen Pertanian menjadi Direktorat Jenderal Peternakan, maka

7
dengan Keputusan Presiden tersebut, nomen klatur Jawatan Kehewanan
disesuaikan menjadi Jawatan Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Dengan meningkatnya urusan penyelenggaraan pemerintahan dan
fasilitasi pembangunan, pada tahun 1975 terjadi perubahan struktur instansi
otonom dilingkungan Pemerintah Provinsi, yang ditetapkanmelalui Surat
Keputusan Gubernur Nomor 107/A/V/18/SK/1975, tentang perubahan
Jawatan (Otonomi) menjadi Dinas. Maka sejak itu Jawatan Peternakan
Provinsi Daerah Jawa Barat menjadi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.
1.4.1.2. Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
Struktur organisasi dan tata kerja Dinas Peternakan diatur melalui
Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 tahun 1979, tentang
susunan organisasi dan tata kerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat,
kemudian dengan keluarnya Instruksi Menteri dalam Negeri Nomor 6 Tahun
1980, tentang petunjuk pelaksanaan mengenai pembentukan susunan
organisasi

dan

tata

kerja

peternakan,

maka

struktur

dinas

disesuaikankembali melalui Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 13 Tahun
1983, tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas Peternakan Provinsi
Daerah Tingkat Jawa Barat, dengan sub sistem organisasi Dinas terdiri atas:
1. Kepala Dinas
Kepala Bagian Tata Usaha membawahi:
a. Subag Kepegawaian
b. Subag Perlengkapan
c. Subag Umum
d. Subag Humas
2. Sub Dinas Teknis yang terdiri atas:
a. Sub Dinas Bina Program
b. Sub Dinas Produksi
c. Sub Dinas Bina Usaha
d. Sub Dinas Kesehatan Hewan
e. Sub Dinas Penyuluhan
f.

Sub Dinas Pengembangan dan Penyebaran Ternak

8
Untuk sub sistem tatalaksana pemerintahan mengacu kepada
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang pokok-pokok Pemerintahan
di Daerah, yang intinya penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan
secara sentralistik (terpusat) dengan Gubernur juga merangkap sebagai
Kepala Daerah, sehingga seluruh Daerah Kota/Kabupaten juga bertanggung
Jawab Kepada Gubernur, dan untuk bidang peternakan melalui Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Dengan

terbitnya

Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor

803/Kpts/OT.210/12/94,tentang Penyerahan sebagain urusanPemerintahan
di

Bidang

Pertanian

kepada

Pemerintah

Kota/Kabupaten,

untuk

bidangpeternakan yang diserahkan adalah sebagai berikut:
a.

Pengujian dan penerapan teknologi

b.

Sumber daya lahan, Penyebaran dan pengembangan peternakan

c.

Perbibitan dan silsilah ternak

d.

Pakan ternak, dan tanah pengembalaan

e.

Obat Hewan

f.

Pembinaan alat dan mesin

g.

Peredaran dan mutasi ternak

h.

Kesehatan hewan

i.

Pelayanan dan perijinan usaha

j.

Pembinaan pemasaran

k.

Pembinaan manajemen usaha tani

l.

Tenaga kerja peternakan

m.

Data dan statistik peternakan

n.

Penyuluhan pertanian.
Sejalan dengan penyerahan sebagain urusan kepada pemerintah

Kota/Kabupaten, maka struktur organisasi dinas berubah kembali, yang
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Nomor 17
Tahun 1995, tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat, yaitu dengan tugas pokok menyelenggarakan sebagaian urusan
rumah tangga daerah di bidang peternakan dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada Pemerintah Daerah. Adapun struktur organisasinya

9
berubah menjadi : Kepala Dinas; Kepala Bagian Tata Usaha membawahi
Subag Perencanaan, Subag Kepegawaian, Subag Perlengkapan, Subag
Umum; dan 6 Sub Dinas Teknis yang terdiri atas : Sub Dinas Bina Produksi,
Sub Dinas Bina Usaha, Sub Dinas Bina Kesehatan Hewan, Sub Dinas Bina
Penyuluhan, Sub Dinas Bina Pengembangan dan Penyebaran Ternak serta
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Perubahan Pemerintahan yang cukup besar terjadi setelah terbitnya
Undang Undang 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang Nomor 25Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, Dari sistem pemerintahan yang sentralistik
menuju pemerintahan desentralisasi, yang lebih menitikberatkan fungsi dan
kewengan lepada pemerintah kabupaten dan Kota dengan maksud lebih
mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat. Undang-undang tersebut
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
2000 tentang kewenangan pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom,
kewenangan bidang pemerintahan tertentu lainnya di bidang pertanian,
terdapat 12 kewenangan peternakan yang harus di laksanakan Provinsi
yaitu:
1.

Penetapan standar pelayanan minimal dalam bidang pertanian yang
wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.

2.

Penetapan standar pembibitan/pembenihan pertanian.

3.

Penetapan standar teknis minimal RPH, Rumah Sakit Hewan dan
satuan pelayanan peternakan terpadu.

4.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM aparat pertanian
teknis fungsional,keterampilan dan diklat kejuruan tingkat menengah.

5.

Promosi ekspor komoditas pertanian unggulan Daerah Provinsi.

6.

Penyediaan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam
bidang pertanian.

7.

Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan
penyakit menular.

8.

Pengaturan penggunaan bibit unggul pertanian.

10
9.

Penetapan kawasan pertanian terpadu berdasarkan kesepakatan
dengan Kabupaten/Kota.

10.

Pelaksanaan

penyidikan

penyakit

di

bidang

pertanian

lintas

Kabupaten/Kota.
11.

Penyediaan

dukungan

pengendalian

eradikasi

organisme

pengganggu tumbuhan, hama dan penyakit di bidang peternakan.
12.

Pemantauan,peramalan dan pengendalian serta penanggukangan
eksplosi organisme pengganggu tumbuhan dan penyakit di bidang
pertanian.
Untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi maka terjadi pula

penyesuaian instansi/dinas-dinas di tingkat Provinsi, dan berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2000 jo No 5 Tahun
2002 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat. Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat mempunyai tugas pokok:
Merumuskan kebijakan Operasional di bidang peternakan yang
merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi serta kewenangan
yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.
Adapun fungsi yang dimilikinya adalah dalam rangka:
1.

Perumusan kebijakan operasional di bidang peternakan.

2.

Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang peternakan.

3.

Fasilitasi pelaksanaan tugas di bidang peternakan meliputi program,
perbibitan,

pengembangan

peternakan,

kesehatan

hewan,

kesehatan masyarakat veteriner serta UPTD.
4.

Penyelenggaraan urusan ketatausahaan.
Dalam melaksanakan Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas, Kepala Dinas

dibantu oleh,1 (satu) orang Wakil Kepala, 5 (lima) orang Kepala Sub Dinas,
1 (satu)orang Kepala Bagian Tata Usaha, 15 orang Kepala Seksi dan 3(tiga)
orang Kepala Sub Bagian.
Selain perangkat diatas, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002, tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2000 Tentang

11
Dinas DaerahProvinsi Jawa Barat, maka Dinas PeternakanProvinsi Jawa
Barat mempunyai perangkat Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) setingkat
eselon III, yang terdiri dari 8 (delapan) UPTD yaitu 5(lima) UPTD
pengembangan, 2 (dua) UPTD pelayanan dan 1 (satu) UPTDpelatihan,
yaitu:
1.

UPTD pengembangan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak
Unggas Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

2.

UPTD Pengembangan Balai Perbibitan Ternak Sapi Perah Cikole
Kab. Bandung.

3.

UPTD Pengembangan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi
Perah Bunikasih Kab. Cianjur.

4.

UPTD

Pengambangan

Balai

Pengembangan

Ternak

Domba

Margawati Kab. Garut dengan instalasi SPTD Trijaya Kab. Kuningan.
5.

UPTD Pengembangan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi
Potong Kab. Ciamis.

6.

UPTD Pelayanan Balai Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan
MasyarakatVeteriner di Cikole Kab. Bandung dengan instalasi Check
Point BanjarKab. Ciamis, Check Point Losari Kab. Cirebon, dan
Laboratorium Kesehatan Hewan Kab. Majalengka.

7.

UPTD Pelayanan Balai Pengujian Sarana Produksi Peternakan
Cikole Kab. Bandung.

8.

UPTD Pelatihan Balai Pelatihan Peternakan Cikole Kab. Bandung.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, maka

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

merupakan instansi teknis daerah provinsi yang menangani bidang
peternakan dalam mengkoordinasikan dan menfasilitasi penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan peternakan di Jawa Barat.
Struktur Dinas seperti demikian berlangsung hingga keluarnya
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah. Dalam melaksanakan Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas, Kepala
Dinas dibantu oleh,1 (satu) orang Sekretaris yang membawahi subid

12
Perencanaan, subid Keuangan dan subid Umum, 4 (empat) orang Kepala
Bidang dan 12 orang Kepala Seksi dengan rincian sebagai berikut:
1.

2.

BIDANG PRASARANA DAN SARANA
a.

Seksi Penataan Kawasan

b.

Seksi Teknologi Alsin

c.

Seksi Data dan Informasi

BIDANG PRODUKSI
a.

Seksi Perbibitan

b.

Seksi Pakan Ternak

c.Seksi Budidaya
3. BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET

4.

a.

Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan

b.

Seksi Pengamatan Penyakit dan Pengawasan Obat Hewan

c.

Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner

BIDANG PENGEMBANGAN
a.

Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan

b.

Seksi Pasca Panen dan Pengolahan

c.

Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil

Sedangkan Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) setingkat eselon
III tidak mengalami perubahan yakni terdiri dari 8 (delapan) UPTD yaitu
5(lima) UPTD pengembangan, 2 (dua) UPTD pelayanan dan 1 (satu) UPTD
pelatihan.
Berdasarkan data diatas, Dinas Peternakan mempunyai tabel
rekapitulasi jumlah pegawai Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Barat dan

struktur organisasi, berikut ini adalah tabel rekapitulasi dan struktur
organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat:

13
Tabel 1.2
Rekapitulasi Jumlah Pegawai Dinas Peternakan
( Mei 2012 )
NO
1

UNIT KERJA

PNS

CPNS TKK THL JML

SEKRETARIAT

Kepala Dinas

1

-

-

-

1

-

-

-

1

-

-

-

9

2

Sekretaris

1

3

Sub Bagian Perencanaan
dan Program

9

4

Sub Bagian Keuangan

16

-

-

-

16

5

Sub Bagian Kepegawaian
dan Umum

24

-

-

-

24

51

0

0

0

51

Bidang Prasarana dan
Sarana

11

-

-

-

11

2

Bidang Produksi

16

1

-

-

17

3

Bidang Pengembangan
Usaha
Bidang Keswan dan
Kesmavet

13

1

-

-

14

12

-

-

-

12

52
103

2
2

0
0

0
0

54
105

1

-

-

38

20

1

-

-

21

BPPT Unggas Jatiwangi
Majalengka

24

1

-

-

25

4

BPPT Domba Margawati
Garut

21

1

-

-

22

5

BPPT Sapi Potong Ciamis

20

-

-

-

20

1

4

1

2
3

Jumlah Sekretariat
BIDANG

Jumlah Bidang
Jumlah Pegawai Provinsi
UPTD

BPT SP & HMT Cikole
Lembang
Balai Perbibitan &
Pengembangan IBT SP
Bunikasih

37

14
6

Balai Pengujian Mutu
Pakan Ternak Cikole
Lembang

10

-

-

-

10

17

-

-

-

17

12

1

-

-

13

Sub PPT Domba Trijaya
Kab.Kuningan

10

-

-

-

10

Sub Unit Pos pemeriksaan
hewan Losari

9

-

-

-

9

Sub Unit Pemeriksaan
Hewan Kota Banjar

6

-

-

-

6

12

Sub Unit Lab. Keswan
Losari Kab. Cirebon

3

-

-

-

3

13

Sub Unit Pos Pemeriksaan
hewan gunung Sindur

7

-

-

-

7

JUMLAH PEGAWAI UPTD
196
5
JUMLAH PEGAWAI DISNAK PROV.
299
7
JABAR
Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2012

0

0

201

0

0

306

7
8
9
10
11

BPPPH & Kesmavet
Cikole Lembang
Balai Pelatihan
Peternakan

Dari data rekapitulasi jumlah pegawai Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat beberapa jabatan penting diduduki oleh beberapa struktur
organisasi, berikut struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Barat:

15
Gambar 1.1
Struktur Organanisasi

Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2012

16
1.4.1.3. Visi dan Misi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
Visi adalah suatu cara pandang ke masa depan yang mengilhami
setiap tindakan secara emosional dan memotivasi secara positif untuk
mencapai kondisi yang diinginkan dimasa mendatang. Melalui Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, telah
memberikan perubahan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan
pembangunan daerah dengan melibatkan semua komponen masyarakat
dalam setiap tahapan perencanaan..
Adapun visi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat adalah Menjadi
Dinas yang memberdayakan masyarakat peternakan demi Ketahanan
Pangan asal hewan serta Kesejahteraan Masyarakat Jawa Barat.
Misi adalah suatu keamanan yang kuat suatu organisasi / lembaga
dengan memperhatikan kewenangan dan tanggung jawab atas kepentingan
umum ( publik ) guna mewujudkan kondisi dan situasi yang diinginkan pada
akhir kurun waktu tertentu yang menyiratkan tujuan yang harus dicapai
sebagai prasyarat terwujudnya Visi Perumusan misi harus memperhatikan
pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk
perubahan/penyesuaian

dengan

tuntutan

perkembangan

lingkungan

strategi.
Adapun misi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat adalah:
1.

Melayani masyarakat peternakan di Jawa Barat melalui kemitraan
strategis secara profesional.

2.

Memfasilitasi pemangku kepentingan dalam pengembangan kawasan
usaha peternakan yang berwawasan lingkungan untuk meningkatkan
produk yang berdaya saing dan kesejahteraan bagi masyarakat; dan

3.

Mendorong peningkatan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.

17
1.4.1.4. Situs Dinas Peternakan
Dalam laporan kkl ini penulis melihat dari bagaimana peranan aparatur
Dinas Perternakan dalam meningkatkan kualitas pelayan melalui website,
dalam website dinas peterakan itu sendiri terdapat beberapa fitur andalan
yang dapat digunakan untuk berinteraksi langsung dengan aparatur Dinas
Peternakan itu sendiri. Yang mana dalam website tersebut terdapat informasi
yang dapat dibutuhkan oleh masyarakat atau pengguna layanan website
disnak itu sendiri. Ada tiga yang menjadi produk andalan di dalam tampilan
website Dinas peternakan Provinsi Jawa Barat yang pertama produk ternak,
yang mana di dalam produk ternak para pengusaha binaan disnak jabar dapat
mempromosikan hasil ternak mereka ke masyarakat luar, yang ke dua forum
konsultasi yang mana di dalam nya dinas peternakan provinsi jawa barat
menyediakan tempat konsultasi bagi sapa saja yang membutuhkan berkaitan
dengan peternakan, yang ke tiga kontak bisnis yang mana di dalam nya Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat menyediakan tempat bagi masyarakat luas
untuk memasarkan hasil ternak mereka bagi sapa saja yang membutuhkan.
Hal ini mempermudah masyakat untuk mengetahui berbagai informasi yang
tersedia di dalam website tersebut.Selain itu, adanya website merupakan
salah satu bentuk kualitas pelayanan yang di sediakan oleh Dinas
Perternakan. Disinilah masyarakat bisa menilai bagai mana kualitas
pelayanan yang disediakan oleh Dinas Peternakan. Berikut ini adalah
tampilan dari situs Dinas Peternakan:

18
Gambar 1.2
Situs Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Sumber:www.disnak.jabarprov.go.id, 2012

19
1.4.2

Jadwal Penulisan KKL
Penjadwalan penulisan kuliah kerja lapangan sampai dengan

pengumpulan laporan yang terdiri dari:
a). Penyusunan rancangan judul, bulan Mei 2012.
b). Penyusunan Laporan KKL, bulan Juni –Juli 2012.
c). Pelaksanaan KKL, bulanJuli- Agustus 2012
e). Pengumpulan Data bulan Juli - Agustus2012.
f). Penyusunan Laporan KKL September - Oktober 2012.
g). Pengumpulan Laporan KKL November 2012.
h). Seminar Laporan KKL
Tabel 1.1
Jadwal KKL

Waktu
No
Mei Jun
Kegiatan
1

2
3
4

Penyusunan
rancangan
judul
Penyusunan
Laporan KKL
Pelaksanaan
KKL
Pengumpulan
Data

5

Penyusunan
Laporan KKL

6

Pengumpulan
Laporan KKL

7

Seminar
Laporan KKL

Juli

2012

2013

Agst Sept Okt Nov

Jan

20
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peranan
Peranan

suatu

alasan

penting

bagi

masyarakatan

untuk

mempertanyakan kualitas yang diberikan oleh aparatur perintahan. Disinilah
masyarakat dapat menilai hasil kerja para aparatur pemerintahan dalam
peran meraka melayani semua kebutuhan masyarakat, berikut pendapat
para ahli mengenai peranan:
Menurut pendapat Soerjono Soekanto,
“peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya. Maka ia menjalankan sesuatu peranan,
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat
kepadanya” (Soekanto, 2004:243).
Sesuai dengan pendapat di atas, peranan merupakan aspek dinamis
kedudukan

atau

status

seseorang.

Seseorang

akan

dinyatakan

melaksanakan peranan setelah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya. Hak dan kewajiban tersebut juga menentukan
tindakan-tindakan

seseorang

dalam

melaksanakan

pembangunan.

Masyarakat akan memberikan kesempatan-kesempatan atas tindakantindakan tersebut. masyarakat akan memberikan tanggapan-tanggapan atas
peranan yang yang dilakukan oleh seseorang.
Menurut pendapat Soejono Soekanto peranan dapat mencakup 3
(tiga) hal, yaitu :
1. peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti
merupakan rangkaian-rangkaian peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan
2. peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi
3. peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 2004:244).

21
Berdasarkan pendapat di atas peranan diatur oleh norma-norma
yang berlaku, peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan
dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam
masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukan pada fungsi,
penyesuain diri dan sebagai proses, suatu konsep tentang apa yang
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi serta
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan. Menurut Sadu Wasistiono berpendapat
bahwa:
“perkembangan pemerintahan tak lepas dari perkembangan sejarah
terbentuknya suatu masyarakat. Pada saat beberapa orang
berkelompok secara permanen untuk kemudian membentuk
masyarakat, pada saat itu pula terbentuk embrio pemerintahan, yakni
suatu kelompok atau institusi yang berfungsi mengatur dan
mengurus kehidupan masyarakat agar dapat tetap bertahan
terhadap serangan kelompok luar” (Wasistiono, 2002:27).
Pendapat

tersebut

menandakan,

bahwa

terbentuknya

suatu

pemerintahan tak lepas dari sejarah terbentuknya masyarakat. Hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat merupakan hubungan yang saling
ketergantungan, pemerintah dibentuk oleh masyarakat dan melalui peran
pemerintah, masyarakat diatur dan dipenuhi kebutuhannya. Di lain pihak
masyarakat membutuhkan peran pemerintah sebagai pihak yang mengatur
kehidupannya, sehingga terciptalah ketertiban dan ketentraman.
Peran dan fungsi pemerintah dihadapkan pada pelaksanaan tugas
yang sangat luas dan kompleks, mulai dari hal yang bersifat pelayanan
operasional sampai pada hal yang bersifat ideologi dan spiritual, pemerintah
memegang peranan sentral dalam pembangunan yaitu menetapkan
kebijakan umum dan melaksanakannya.

22
2.2 Pengertian Aparatur
Aparatur merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu lembaga pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat
yang berbasis teknologi misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu,
sumber daya aparatur harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan untuk mewujudkan
profesional pegawai dalam melakukan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Soeworno Handayaningrat bahwa:
“Aparatur adalah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan atau Negara, sebagai alat untuk
mencapai tujuan nasional. Aspek organisasi itu terutama
pengorganisasian atau kepegawaian” (Soewarno,1982:154).
Pendapat tersebut mengemukakan bahwa aparatur merupakan
aspek-aspek

administrasi yang

penyelenggaran

pemerintahan

diperlukaan
atau

oleh

Negara.

pemerintah

Sedangkan

dalam

Sarwono

mengemukakan lebih jauh tentang aparatur pemerintahan bahwa yang
dimaksud
menduduki

tentang

aparatur

jabatan

pemerintahan
dalam

ialah

kelembagaan

orang-orang

yang

pemerintahan

(Soewarno,1982:154).
2.3 Kualitas Pelayanan Publik
2.3.1 Pengertian Kualitas
Konsep atau definisi kualitas yang dikemukakan oleh Davis L.
Goetsch:
“Quality is a dynamics state associated with product, service, people,
process and environment that meet or exceeds expectation. (Kualitas
adalah sebuah keadaan dinamis, dapat berubah – ubah sejalan
dengan waktu. Kualitas dihubungkan tidak hanya pada produk dan
jasa tetapi juga pada manusia sebagai penghasil produk atau jasa
tersebut). (Goetsch, 2000 : 50).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa sesuatu yang
berkualitas itu akan dapat berubah berdasarkan waktu dan perkembangan

23
jaman. Kualitas tidak hanya berorientasi pada layanan produk dan jasa.
Aparatur sangat menentukan bentuk dari kualitas. Kualitas pelayanan
aparatur memiliki kaitan dengan kepuasan masyarakat.
Menurut

Triguno

dalam

buku

yang

berjudul

Budaya

Kerja,

Menciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja, kualitas merupakan:
“standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau
lembaga organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia,
kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa
barang dan jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan kepada
yang dilayani, baik internal maupun eksternal dalam arti optimal
pemenuhan atas tuntutan masyarakat” (Triguno, 1997:76)
Hal ini sejalan dengan pendapat Tjiptono dalam bukunya Manajemen Jasa:
“Kualitas adalah kesesuaian dengan persyaratan, kecocokan pada
pemakaian, perbaikan atau penyempurnaan, berkesinambungan,
bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan
baik sejak awal maupun setiap saat, melakukan segala sesuatu
dengan benar sejak awal dan sesuatu dilakukan untuk
membahagiakan pelanggan“(Tjiptono, 2004 : 42).
Berdasarkan definisi-definisi kualitas di atas, dapat dilihat bahwa
kualitas merupakan suatu patokan dasar yang harus dicapai oleh seseorang
maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Proses
pemenuhan dilaksanakan dengan benar dan memuaskan masyarakat.
2.3.2 Pengertian Pelayanan Publik
Bambang Yudoyono dalam bukunya yang berjudul Otonomi Daerah
berpendapat bahwa, Aparatur Pemerintah Daerah adalah pelaksana
kebijakan publik (Yudoyono, 2001:61). Aparatur yang berada di daerah
merupakan pelaksana birokrasi. Aparatur merupakan pegawai yang
melaksanakan

setiap

kebijakan

yang

berlaku.

Sebelum

membahas

pengertian pelayanan publik, sebaiknya terlebih dahulu dibahas mengenai
pengertian pelayanan. Arti pelayanan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 adalah :

24
“Pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah pusat atau daerah, BUMN / BUMD, dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan atau peraturan perundangundangan yang berlaku” (KEPMENPAN Tentang Pedoman
Tatalaksana Pelayanan Umum, 1993 : 6).
Hal ini sejalan dengan pendapat Moenir, dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada publik dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan kemudahan dalam pengurusan hal – hal yang dianggap
penting,
2. Memberikan pelayanan secara wajar,
3. Memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih,
4. Bersikap jujur dan terus terang.
(Moenir, 2006 : 47)
Menurut kedua pendapat di atas bahwa pelayanan adalah hasil kerja
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Menyiapkan dan
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam pengurusan hal-hal yang
penting. Pelayanan yang diberikan berdasarkan aturan yang berlaku.
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dilaksanakan
secara wajar. Agar tidak timbul kecemburuan sosial di masyarakat.
Pemerintah bersikap jujur dan terbuka dalam melayani masyarakat.
Pemerintah tidak membeda-bedakan perlakuan dalam pelayanan.
Menurut Sinambela dalam bukunya yang berjudul Reformasi
Pelayanan Publik, bahwa pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai
berikut:
“Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara pemerintah serangkaian aktivitas
yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja
dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
(Sinambela, 2006:5)
Sesuai dengan definisi di atas, pelayanan publik merupakan
pemenuhan kebutuhan masyarakat oleh aparatur pemerintahan. Aparatur

25
bekerja menjalankan roda birokrasi. Aparatur bekerja dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan definisi-definisi pelayanan di atas, dapat dilihat bahwa
pemberian pelayanan merupakan proses yang dilakukan organisasi
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bersama. Pelayanan publik
merupakan pemberian layanan dari organisasi pemerintah dalam upaya
pemenuhan

kebutuhan

mengimplementasikan

masyarakat

ketentuan

yang

serta
tercantum

dalam

rangka

dalam

peraturan

perundang-undangan.
Pendapat lain mengenai definisi pelayanan publik dikemukakan oleh
Moenir sebagai: “kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur, dan metode
tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai
dengan haknya” (Moenir, 1995:26).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Sadu Wasistiono mengemukakan
bahwa:
“pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak
swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada
masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi
kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat” (Wasistiono, 2001:5152).
Berdasarkan kedua pendapat di atas bahwa pelayanan publik itu
diselenggarakan sesuai dengan sistem atau prosedur dan bukan hanya
diberikan instansi atau lembaga pemerintah saja, melainkan juga diberikan
oleh pihak swasta. Kegiatan pelayanan publik yang diselenggarakan
pemerintah untuk masyarakat meliputi banyak hal, yaitu yang menyangkut
semua kebutuhan masyarakat baik berupa barang maupun jasa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Pamudji bahwa:
“jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan jasajasa, jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti

26
pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan,
pelayanan pencarian keadilan” (Pamudji, 1994:21-22).
Berdasarkan pendapat di atas, jasa pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah kep