Peranan Aparatur Pemerintah Dalam Pelayanan Publik (Studi tentang Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai)

(1)

PERANAN APARATUR PEMERINTAH

DALAM PELAYANAN PUBLIK

(Studi tentang Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

FABER HOTMAN SITANGGANG

090921012

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan kemuliaan hanya bagiMU Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah sumber segala hikmat dan pengetahuan yang memberikan kasih yang kekal dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Peranan Aparatur Pemerintah Dalam Pelayanan Publik (Studi tentang Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai)”.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian, pengumpulan literatur, maupun penulisan karya ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan semua pihak, kesulitan yang ada dapat diatasi dan karya ilmiah ini pun dapat diselesaikan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih setulusnya kepada berbagai pihak yang sudah membantu penulis selama menempuh studi dan selama penulisan skripsi ini, baik materil maupun moral.

1. Bapak Prof. Dr Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Kak Siswati Saragi, S.Sos, M.Sp, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberi bimbingan, arahan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

4. Kepada Kak Mega dan Kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

5. Bapak Imran Doni Fauzi, SE selaku Sekretaris Camat di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai yang mengeluangkan waktu untuk memberikan masukan-masukan dan bantuan dalam penulisan Skripsi ini. 6. Kepada seluruh Pegawai Kantor Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang

Bedagai yang telah membantu dan juga membimbing didalam pelaksanan penelitian.

7. Keluarga yang aku sayangi teristimewa kedua oraang tuaku Bapak dan Mama yang telah memberikan kepercayaan dan cinta kasih, buat Kakak (Kak Romauli, Kak Meri, Kak Dorlina) dan Abang (Bang Benhard, Bang Sahat) yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

8. Siska Yuni C Girsang yang selalu mendampingi dan menemani penulis mulai dari perkuliahan sampai saat ini dan sekaligus memberi dukungan dan


(4)

9. Lae Ardi, Endi, Hendro, Mangatur, Kak Marlina etc, yang selalu memotivasi dan menemani penulis di dalam pengetikan skripsi ini. Thanks for all of you brother.

10. Buat rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara (Ekstensi) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

11. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Medan, April 2011

Penulis

FABER HOTMAN SITANGGANG NIM: 090921012


(5)

ABSTRAKSI

Peranan Aparatur Pemerintah Pemerintah dalam Pelayanan Publik (Studi tentang Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Sei

Bamban Kabupaten Serdang Bedagai) Skripsi disusun oleh :

Nama : Faber Hotman Sitanggang

NIM : 090921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Siswati Saragi, S.Sos.,M.SP

Aparatur pemerintah selaku abdi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik, karena kelancaran dan kemajuan roda pemerintahan tidak terlepas dari keikutsertaan aparatur pemerintah. Salah satu peranan aparatur pemerintah adalah memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Misalnya pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa. Dalam hal ini aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat harus benar-benar mengetahui dan memahami apa yang sebenarnya menjadi bidang pekerjaaanya, agar hasil dari pelayanan tersebut dapat diterima oleh masyarakat secara optimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan untuk mengetahui pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban selama ini telah memenuhi keinginan dan menginginkan masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

ABSTRAKSI ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I. 1 . Latar Belakang Masalah ... 1

I. 2. Perumusan Masalah ... 6

I. 3. Tujuan Penelitian ... 6

I. 4. Manfaat Penelitian ... 7

I. 5. Kerangka Teori ... 7

I.5.1 Peranan ... 7

I.5.2 Aparatur Pemerintah ... 8

I.5.3 Kartu Tanda penduduk ... 13

I.5.4 Tata Cara Pengurusan KTP ... 21

I.5.5 Pelayanan Publik ... 23

I.5.6 Kualitas Pelayanan Publik... 27

I.5.7 Bentuk-bentuk Pelayanan publik ... 29

I.5.8 Peranan Pemerintah dalam Pelayanan Publik ... 31

I. 6 . Defenisi Konsep ... 33


(7)

BAB II METODE PENELITIAN ... 36

II.1. Metode Penelitian ... 36

II.2. Lokasi penelitian ... 36

II.3 Informan Penelitian ... 36

II.4. Teknik Pengumpulan Data ... 37

II.5. Teknik Analisis Data ... 38

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 40

III.1 Sejarah Singkat Kecamatan Sei Bamban ... 40

III.2 Visi dan Misi Pembangunan ... 46

III.2.1 Visi ... 46

III.2.2 Misi ... 47

III.2.3 Struktur Organisasi Pemerintah ... 47

III.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan ... 48

III.3.1 Pembinaan ... 49

III.3.2 Kepemimpinan ... 50

III.3.3 Fasilitas ... 51

III.3.4 Rekomendasi... 52

III.3.5 Perijinan ... 53

III.3.6 Realisasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ... 53

III.3.7 Penyelenggaraan ... 54


(8)

IV.1.2 Hasil Wawancara ... 62

IV.1.3 Peraran Aparatur Pemerintah dalam Pengurusan KTP ... 63

IV.1.4 Tata Cara pengurusan KTP ... 65

IV.1.5 Hambatan-Hambatan yang Ditemukan dalam Pengurusan KTP ... 71

IV.2 Analisis Data ... 75

IV.2.1 Peranan Aparatur Pemerintah dalam Pengurusan KTP ... 76

IV.2.2 Kelurahan ... 76

IV.2.3 Kecamatan ... 77

IV.2.4 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ... 78

IV.2.5 Tata Cara Pengurusan KTP ... 79

IV.3.3 Hambatan-hambatan yang Ditemukan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk ...82

BAB V PENUTUP... 88

V.1 Kesimpulan ... 88

V.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Mata Pencaharian Penduduk 2010 ... 44

Tabel 3.2 Daftar Sarana Rumah Ibadah 2010 ...44

Tabel 3. 3 Daftar Jumlah Pemeluk Agama 2010 ...45

Tabel 3. 4 Daftar Tingkat Pendidikan 2010 ...45

Tabel 3.5 Daftar Sarana Pendidikan 2010 ...45


(10)

ABSTRAKSI

Peranan Aparatur Pemerintah Pemerintah dalam Pelayanan Publik (Studi tentang Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Sei

Bamban Kabupaten Serdang Bedagai) Skripsi disusun oleh :

Nama : Faber Hotman Sitanggang

NIM : 090921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Siswati Saragi, S.Sos.,M.SP

Aparatur pemerintah selaku abdi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik, karena kelancaran dan kemajuan roda pemerintahan tidak terlepas dari keikutsertaan aparatur pemerintah. Salah satu peranan aparatur pemerintah adalah memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Misalnya pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa. Dalam hal ini aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat harus benar-benar mengetahui dan memahami apa yang sebenarnya menjadi bidang pekerjaaanya, agar hasil dari pelayanan tersebut dapat diterima oleh masyarakat secara optimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan untuk mengetahui pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban selama ini telah memenuhi keinginan dan menginginkan masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban dalam pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk secara umum dapat dikatakan berperan baik. Hal ini dapat dilihat dari prosedur


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Sering sekali muncul berbagai masalah dalam pelayanan pemerintah terhadap masyarakat yang mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik pemerintah, antara lain pelayanan yang mahal, kaku dan berbelit-belit, sikap dan tindakan aparat, pelayanan yang suka menuntut imbalan, kurang ramah, arogan, lambat dan fasilitas pelayanan.

Maraknya pungutan liar (pungli) terhadap pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) membuat masyarakat enggan untuk mengurusnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini pelayanan publik di Indonesia secara umum masih sangat buruk. Berbagai peraturan yang dibuat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik seolah tidak memberi dampak apapun kepada masyarakat. Berbagai tindakan menyimpang dari aparat pelayan publik (public servant) tidak juga berkurang, bahkan cenderung menjadi-jadi.

Pelayanan publik itu sendiri pada hakekatnya adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Namun kondisi yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa pelayanan publik dalam bentuk pelayanan administrasi kependudukan khususnya dalam hal pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)


(12)

Secara umum, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi politik untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga negara yang memerlukan berbagai jenis pelayanan, mulai dari urusan sosial dan politik, berupa pembuatan Akte Lahir, Kartu Tanda Penduduk ( KTP), Sertifikat Tanah, kemudian aspek ekonomi dan bisnis, seperti izin berusaha atau berinvestasi, izin mendirikan bangunan, maupun melakukan kegiatan bisnis untuk alasan dan tujuan-tujuan tertentu, sampai kepada berbagai jenis pelayanan publik lainnya (Marsuki, 2006:52)

Setiap warga Negara tidak pernah bisa menghindar dari berhubungan dengan birokrasi pemerintah. Pada saat yang sama, birokrasi pemerintah adalah satu-satunya organisasi yang memiliki legitimasi untuk memaksakan berbagai peraturan dan kebijakan yang menyangkut masyarakat dan setiap warga negara. Itulah sebabnya pelayanan yang diberikan oleh birokrasi pemerintah menuntut tanggung jawab yang tinggi.

Setiap individu agar diakui keberadaannya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), maka mereka berkewajiban untuk memiliki dokumen resmi seperti Kartu tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, Akte Kelahiran dan lainnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, yaitu diperlakukan sebagai kartu identitas diri dan menjalankan aktivitas sehari-hari. Untuk mendapatkan kartu identitas/ sejenisnya merupakan kewajiban dari pihak kelurahan sebagai instansi pemerintah yang berada dibawah kecamatan dan langsung berhadapan dengan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang baik dan maksimal dalam rangka


(13)

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, orientasi pada kekuasaan yang amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi semakin jauh dari misinya yaitu memberikan pelayanan publik. Birokrasi dan para pejabatnya lebih menetapkan dirinya sebagai penguasa dari pada sebagai pelayanan masyarakat. Akibatnya, sikap dan perilaku birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik cenderung mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat. Berkembangnya budaya paternalistik ikut memperburuk sistem pelayanan publik melalui penempatan kepentingan politik dan birokrasi sebagai variabel yang dominan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Hal seperti ini sering mengusik rasa keadilan dalam masyarakat yang merasa diperlakukan secara tidak wajar oleh birokrasi publik (Dwiyanto, 2005:2).

Seperti diketahui bahwa birokrasi pemerintah mempunyai fungsi mengatur, memerintah, menyediakan fasilitas, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan supaya kepentingan-kepentingan umum pelayanan administrasi dapat dipenuhi melalui serangkaian aturan-aturan yang sama bagi semua pihak (Ghuffan, 1991:37).

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka dalam sistem birokrasi telah diatur suatu struktur yang dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan mempermudah kinerja para pejabat pemerintah dalam mencapai sturktur ini mencakup adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, dan prinsip impersonalitas yang tidak berbeda-beda dalam pemberian layanan. Salah


(14)

Pelayanan publik merupakan proses pemberian layanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat atau publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara sukarela atau dengan biaya tertentu sehingga kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya. Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah pada dasarnya tidak berorientasi pada profit yaitu pelayanan yang dilakukan sebenarnya untuk kepuasan daripada masyarakat sebagai pelanggan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah.

Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam bentuk pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan suatu tanda atau keterangan yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada yang merupakan sebagai identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu tempat. KTP merupakan suatu hal yang dekat dengan masyarakat dan dapat dikatakan pembuatan KTP ini merupakan pelayanan dasar pemerintah kepada masyarakatnya, KTP merupakan unsur penting dalam administrasi kependudukan. Alasannya adalah karena menyangkut masalah legitimasi seseorang dalam eksistensinya sebagai penduduk dalam suatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan sesuai dengan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1999 pasal yang berbunyi setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau yang sudah menikah atau pernah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Adapun syarat seseorang berhak mempunyai KTP salah satunya adalah apabila sudah genap berusia 17 tahun dan bagi yang berstatus menikah tetapi usianya belum mencapai 17 tahun juga berhak mempunyai KTP.


(15)

Adanya perbedaan jumlah yang cukup besar, kemungkinan besar disebabkan oleh lambatnya aparatur serta berbelit-belitnya proses yang dilalui dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tersebut, serta kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai besarnya biaya dalam pengurusan KTP, atau kalaupun biaya dalam pembuatan KTP tadi sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda), namun dalam realisasinya biaya pembuatan KTP sering berbeda dengan apa yang tercantum dalam peraturan. Hal ini bisa saja disebabkan karena kesalahan pada faktor sumber daya pemerintahnya dan bisa juga karena faktor minimnya dukungan fasilitas pengadaan atau fasilitas kerja pemerintah, yang mana masih dominan manual dalam pengerjaan tugas. Akibat hal-hal tersebut diatas harus diakui secara perlahan-lahan akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan dan kenerja pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah harus lebih responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan yang prima dan dapat memuaskan masyarakat.

Maka dengan demikian pelayanan publik dapat ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan publik atau masyarakat yang mengandung adanya unsur-unsur perhatian dan kesediaan serta kesiapan dari pelaksana pelayan tersebut. Untuk itu aparat pemerintah tentunya lebih meningkatkan keterampilan atau keahlian dan semangat yang tinggi sebagai public service (pelayan publik), sehingga pelayanan


(16)

I.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun permasalahannya yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Peranan Aparatur Pemerintah Dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk?

I.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Peranan Aparatur Pemerintah Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk kepada masyarakat.

2. Mendeskripsikan tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2006 di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Kendala-kendala yang ditemukan dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan Sei Bamban.


(17)

1. Secara subjektf, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya di dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara praktis, sebagai masukan/sumbangan pemikiran bagi kantor pelayanan Kecamatan Sei Bamban Serdang Bedagai

3. Secara akademis, sebagai refernsi bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik dalam bidang ini.

I.5 Kerangka Teori

Singarimbun menyebutkan bahwa teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstuksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 1995:18). Untuk memudahkan penulis dalam menyusun suatu pemikiran yang dapat dijadikan fundamen dalam meneliti hal tersebut di atas, maka disusunlah beberapa kerangka pemikiran sebagai berikut :

I.5.1 Peranan

Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.


(18)

Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan (Soekamto, 2004:238).

Menurut Biddle dan Thomas dalam Soekamto, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.

I.5.2 Aparatur Pemerintah

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Aparatur dapat diartikan sebagai alat Negara atau Pegawai Negeri yang bekerja di badan pemerintah ( Depdikbud, 2002 :17). Selain itu, mengenai aparatur tersebut, Handayaningrat (1998 : 33) juga menyatakan pendapatnya bahwa, Aparatur adalah aspek adminstrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan/Negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan (organisasi) dan kepegawaiaan.

Dalam pemikirannya, Nawawi (1995: 19) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan diperlukan sejumlah personil yang disebut pegawai. Setiap pegawai sebagai aparatur


(19)

tertentu. Nawawi juga menambahkan bahwa, Aparatur Pemerintah adalah organisasi kerja yang sebahagian besar bertugas melayani kepentingan umum atau masyarakat. Aparatur pemerintah selaku abdi Negara memiliki peranan penting yang sangat penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik, karena kelancaran dan terhambatnya pemerintahan dan pembangunan yang sedang dilaksanakan tidak terlepas dari keikutsertaan aparatur pemerintah.

Menurut Wasistiono (2002 : 53), aparatur pemerintah sebagai wakil rakyat menjalankan tugas administrasi umum, antara lain :

a. Menyediakan pelayanan umum ( public service)

b. Melindungi hak dan kewajiban setiap warga Negara secara adil c. Menciptakan rasa aman dan tentram bagi setiap warga Negara.

Menurut pendapat Situmorang (1994:18), Secara etimologis istilah aparatur berasal dari kata aparat yakni alat, badan, instansi, pegawai negeri. Sedangkan aparatur disamakan artinya dengan aparat diatas, yakni dapat diartikan sebagai alat Negara, aparat pemerintah. Jadi aparatur pemerintah adalah alat kelengkapan Negara yang terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari.

Aparatur pemerintah atau disebut juga dengan perangkat pemerintah di daerah dapat dibedakan dalam beberapa jenis atau kelompok dari mana melihatnya, yakni dapat dilihat dari :


(20)

a. Segi kelembagaan, yakni yang dilihat menurut asas-asas penyelenggaraan pemerintah di daerah, ada aparatur desentralisasi, aparatur dekonsentralisasi dan aparatur desentralisasi sekaligus juga aparatur dekonsentrasi.

b. Segi struktur kewilayahan, yakni ada aparatur provinsi, aparatur kabupaten dan kotamadya, kota administratif serta aparatur kecamatan, aparatur kelurahan/desa.

c. Segi status kepegawaiannya, yakni ada pegawai pusat dan pegawai daerah, serta yang sifatnya di pekerjakan dan ada yang diperbantukan (Situmorang, 1994 : 21).

Aparatur pemerintah juga berusaha diarahkan untuk menciptakan aparatur yang lebih efisien, efektif, dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan sebaik-baiknya dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian pada masyarakat, bangsa, dan negara. dalam hubungan ini kemampuan aparatur pemerintah untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pembangunan perlu ditingkatkan. Untuk itu perlu ditingkatkan mutu, kemampuan dan kesejahteraan manusianya, organisasi dan tata kerja termasuk koordinasi serta penyediaan sarana dan prasarana.

Pembinaan aparatur pemerintah baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah, perlu dilakukan secara terus menerus sehingga dapat meningkatkan kemampuan, pengabdiaan, disiplin, dan keteladanannya. Sejala dengan itu aparatur pemerintah harus makin mampu melayani, mengayomi, serta


(21)

tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

Kualitas aparatur pemerintahan yang handal dan berbobot untuk melaksanakan tugas-tugas dapat dilihat dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tanggung gugat, yaitu berkenan dengan meningkatnya kesadaran tentang keinginan dari aparatur negara untuk memberikan pertanggung jawaban (accountability), dan kewenangan memegang tanggung gugat.

b. Transparan, keterbukaan, yaitu bertalian dengan keinginan yang berlandaskan konstitusional.

c. Efisien dan efektif, yaitu berhubungan dengan kemampuan yang tinggi untuk mengoptimalkan kemanfaatan segala sumber daya dan dana yang tersedia dalam rangka melaksanakan tugas tersebut sehingga mencapai hasil yang maksimal.

d. Pertanggung jawaban, yaitu ikut menciptakan suatu kondisi masyarakat dan aparatur negara yang melaksanakan tugas memberikan dukungan kepada kelembagaan masyarakat tentang hasil-hasil dari tugas sosialnya.

e. Partisipatif, yaitu jaminan bahwa perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat secara keseluruhan yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyatakan keinginan-keinginan dan harapan-harapan mereka kepada pemerintah.


(22)

g. Bersih, dalam arti perilaku seluruh aparatur negara dapat dipertanggung jawabkan baik dilihat dari segi peraturan perundang-undangan, moral serta sikap tindak tanduknya didalam melaksanakan tugasnya.

Agar tugas-tugas pemerintah dapat dilaksanakan secara efektif, maka setiap aparatur dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan demikian, maka bagi seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mampu memperlancar tujuan dari organisasi.

Menurut Thoha (1993:34), kemampuan aparatur sangat tergantung pada pengetahuan dan keterampilan/kecakapan, adapun tingkat pengetahuan ini bisa dilihat melalui :

a) Jenjang pendidikan formal yang ditempuh.

b) Pendidikan non formal seperti kursus, pelatihan dan penataran. c) Pengalaman kerja

Sedangkan pada tingkat keterampilan/kecakapan bisa dilihat melalui : 1) Cara pelaksanaan kerja

2) Ketepatan waktu dalam pelaksanaan kerja 3) Hasil yang dicapai

I.5.3 Kartu Tanda Penduduk ( KTP )

Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan suatu keterangan atau tanda bukti yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada, KTP merupakan


(23)

memiliki KTP begitu besar bagi masyarakat, hanya karena tidak punya KTP seseorang membatalkan niatnya untuk melamar pekerjaan (jadilah ia pengangguran), dan seorang miskin tertunda untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah hanya karena diragukan legitimasinya sebagai penduduk diwilayah itu karena tidak memiliki KTP, saat bepergian ketika ada pemeriksaan (razia KTP) tidak dapat menunjukkan KTP bisa panjang urusannya dan didenda paling banyak Rp 50.000 sesuai Pasal 91 UU No.23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan (sungguh merepotkan) dan berbagai urusan penting lainnya yang menuntut untuk menunjukkan KTP sebagai bukti diri penduduk negeri ini.

Berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1997 pasal yang berbunyi setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau yang menikah atau pernah menikah wajib memiliki kartu Tanda Penduduk (KTP). Dalam hal pelayanan KTP, masyarakat menginginkan pelayanan yang benar-benar berkualitas, hal ini dapat dilihat dari prosedur yang diterapkan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat akan memberikan pelayanan serta sikap aparatur yang bertugas yang bersahabat dan ramah kepada yang memerlukan bantuan.

Pelayanan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan publik yang oleh pemerintah merupakan proses pemberian pelayanan kepada publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara cuma-cuma atau dengan sejumlah biaya tertentu sehingga kelompok yang paling tidak mampu sekalipun tidak dapat menjangkaunya. masyarakat tidak bisa lepas dari pelayanan


(24)

birokrasi ada untuk melayani kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks secara efektif dan efisien.

Menurut Kumorotomo (1994: 70), pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara privat. Pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

Menurut Wasistiono, (2002: 50-51) yaitu, Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuh kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.

Dengan demikian, yang dapat memberikan pelayanan umum atau pelayanan publik itu bukan hanya instansi atau lembaga pemerintah saja, melainkan pihak swasta pun dapat memberikan pelayanan publik. Kegiatan pelayanan publik yang diselenggrakan pemerintah kepada masyarakat meliputi banyak hal yang menyangkut semua kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Pramudji, bahwa : jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa. Jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa yaitu seperti pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji, pelayanan pencarian keadilan dan lain-lain (Pramudji, 1994 : 74).

Menurut Kepetusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, Daerah dan di


(25)

Lingkungan Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dan juga mengatur beberapa sendi-sendi yaitu :

1. Kesederhanaan, dalam arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat, tidak berblit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan yang mencakup :

- Prosedur/tata cara umum, baik teknis maupun administratif.

- Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik.

- Rincian biaya/tarif pelayanan publik.

3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi, yaitu produk pelayanan publik harus dapat diterima dengan benar, tepat dan sah secara hukum.

5. Keamanan, dalam arti proses dan produk pelayanan publik dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan personal dalam melaksanakan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu meliputi tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan alat pendukung lainya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.


(26)

8. Kemudahan akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat\ memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, yaitu pemberi layanan harus bersikap disiplin, sopan, dan sntun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10. Kenyamanan, yaitu pelayanan harus tertip, teratur disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi \fasilitas pendukung pelayanan lainnya.

Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka maka masyarakat dalam mengurus kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara perlayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat. Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan sekurang-kurangnya mengandung tiga unsur pokok, yaitu :

1. Terdapatnya pelayanan yang merata dan sama

Yaitu dalam pelaksanaan tidak ada diskriminasi yang diberikan oleh aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan tidak menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku, agama dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini membutuhkan kejujuran dan tertantang rasa dari para pemberi pelayanan tersebut.


(27)

Pelayanan oleh aparat pemerintah dengan mengulur waktu dengan berbagai alasan merupakan tindakan yang dapat mengecewakan masyarakat. Mereka yang membutuhkan secepat mungkin diselesaikan akan mengeluh kalau tidak segera dilayani. Lagi pula jika mereka mengulur waktu tentunya merupakan beban untuk tahap selanjutnya karena berbarengan dengan semakin banyaknya tugas yang harus diselesaikan.

3. Pelayanan harus merupakan pelayanan yang berkesinambungan

Dalam hal ini berarti aparat pemerintah harus selalu siap untuk membrikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan (Kencana, 2004). Dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu :

a. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu bentuk palayanan yang menghasilkan berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik. Misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang, dan lain-lain. Dokumen-dokumen ini antara lain KTP, Akte Kelahiran, Buku Pemilik Kendaraan bermotor, Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan lain-lain.

b. Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan publik. Misalnya jaringan telepon penyediaan tenaga listrik, air bersih dan lain-lain.


(28)

c. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik. Misalnya pendidikan, pelayanan kesehatan, penyelenggaraan transportasi dan lain-lain.

Dalam konteks ini, pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan masyarakat yang merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan pemerintah atau organisasi publik kepada masyarakat secara materi maupun nonmateri. Berbicara tentang pelayanan yang diberikan pemerintah tentunya tidak terlepas dari pelayanan pemerintah pada sektor publik karena umumnya pelayanan yang diberikan pemerintah itu dalam bidang/sektor yang menyangkut kepentingan umum seperti pengurusan KTP, Akte Lahir, Kartu Keluarga, penyaluran kredit dan lain-lain yang semuanya itu dilakukan demi kesejahteraan masyarakat.

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus mempunyai standart pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standart pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanana publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik standart pelayanan sekurang-kurangnya meliputi :

a. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.


(29)

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaiaan pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya pelayanan

Biaya/tariff pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

d. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diberikan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan publik

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

Ada beberapa masalah pokok dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menurut Assauri dimana faktor-faktor yang mempunyai pelayanan tersebut adalah :

1. Tingkah laku yang sopan 2. Cara penyampaian


(30)

Sementara itu suatu pelayanan yang komprehensif yang diberikan oleh aparatur pemeintah dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur dari pelayanan tersebut yaitu pada saat terjadinya suatu interaksi antar aparat pemerintah sebagai pemberi layanan kepada masyarakat sebagai konsumen dari pelayanan yang diberikan ( Assauri, 1999:178).

Menurut Moenir (2002:100), terdapat faktor-faktor yang mendukung pelayanan antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Kesadaran

Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tindakan terhadap tugas yang menjadi tangggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi. Ini akan menjadi kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugas sehingga hasilnya dapat diharapkan memenuhi standart yang telah ditetapkan.

2. Faktor Aturan

Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerja dapat berjalan dengan teratur dan terarah. Oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan.

3. Faktor Organisasi

Merupakan alat atau sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.


(31)

Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksana pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik.

5. Faktor Keterampilan Tugas

Yaitu kemampuan dan ketarmpilan petugas dalam melaksanakan pekerjaan. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki yaitu, kemampuan manajerial, kemampuan teknis, kemampuan membuat konsep.

6. Faktor Sarana

Yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanna tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu dan fasilitas yang melengkapi seperti fasilitas komunikasi.

I.5.4 Tata Cara Pengurusan Kartu Tanda Penduduk

Adapun persyaratan pembuatan Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) baru yaitu: 1. Surat pengantar dari RT/RW

2. Fotocopy Kartu Keluarga

3. Pas photo terbaru berukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar 4. Fotocopy Akta Kelahiran

Untuk memperpanjang Kartu Tanda Penduduk yang sudah habis masa berlakunya harus melengkapi syarat-syarat sebagaai berikut :

1. Kartu Tanda Penduduk lama yang sudah habis masa berlakunya 2. Fotocopy Kartu Keluarga


(32)

4. Surat Keterangan Lapor kehilangan KTP dari Kepolosian bagi yang kehilangan KTP

5. Bukti Pembayaran Keterlambatan Perpanjangan KTP

KTP berlaku untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali manula ( berusia diatas 60 tahun ), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP, sesuai dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan. KTP yang rusak, hilang atau berubah data, seperti perubahan alamat, kewarganegaraan, nama dan sebagainya harus sesuai dengan KTP baru. Yang tidak wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk adalah anggota perwakilan Negara asing, organisasi-organisasi internasional, beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.

Adapun prosedur pelayanannya yaitu :

Tugas Kewajiban Penduduk : datang ke kantor Kelurahan dengan membawa : 1. KTP lama

2. Fotocopy Kartu Keluarga dan aslinya 3. Pas photo 2 lembar ukuran 2 x 3 cm 4. Surat Pengantar dari RT/RW

5. Surat Kuasa bagi penduduk yang tidak bias mengambil sendiri dengan diketahui RT/RW

Tugas dan Kewajiban Kecamatan : Bila data penduduk sudah benar : 1. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan

2. Mencocokkan KTP lama warga dengan KTP baru 3. Menandatangani KTP dan menerima retribusinya


(33)

Namun apabila datanya salah KTP yang mengalami perubahan data agar dibuatkan Surat Mutasi Rubah. Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk bertempat di setiap sektor Kantor Kecamatan yang ada dengan waktu pelayanan satu hari ( perpanjangan ) dan 14 hari ( baru, mutasi, hilang ) dengan tarif gratis.

I.5.5 Pelayanan Publik

Pelayanan umum menurut keputusan menteri pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 26 tahun 2004 tentang pedoman Tata Laksana pelayanan Umum yang dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di pusat maupun di daerah, dan di Lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut undang-undang No. 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Sedangkan yang dimaksud dengan hakekat pelayanan publik adalah :

1) Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah di bidang pelayanan umum.


(34)

3) Mendorong tumbuh kembangnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meninggkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

4) Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dan terjangkau.

Penyelenggaraan pelayanan publik adalah setiap institusi pelenggaraan Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Yang terkandung dalam unsur pelayanan publik yaitu :

1. Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta.

2. Objek yang dilayani adalah masyarakat (publik) berdasarkan kebutuhannya. 3. Adalah atauran atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaannya. 4. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa.

Agar pelayanan publik berkualitas, sudah sepatutnya pemerintah mereformasi paradigma pelayanan publik tersebut. Reformasi paradigma pelayanan publik ini adalah penggeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula berorientasi pemerintah sebagai penyedia pengguna. Dengan begitu, tidak ada pintu masuk alternatif untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera mungkin mendengarkan suara publik itu sendiri. Hal ini


(35)

merupakan jalan bagi peningkatan partisispasi masyarakat di bidang pelayanan publik.

Secara umum stakeholder menilai bahwa kualitas pelaayanan publik mengalami perbaikan setelah dilakukannya otonomi daerah. Namun, dilihat dari sisi efisiensi dan efektivitas, responsivitas, kesamaan perlakuan (tidak deskriminatif) masih jauh dari yang diharapkan dan masih memiliki berbagai kelemahan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, memang sangat disadari bahwa pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan, antara lain :

1. Kurang responsif, kondisi terjadi hampir sama tingkatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan penanggung jawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat bahkan diabaikan sama sekali. 2. Kurang Informative, berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada

masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.

3. Kurang accessible, berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelaayanan tersebut.

4. Kurang koordinasi, berbagaai unit pelaksanaan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang koordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih maupun bertentangan dengan kebijakan antara satu instansi dengan instansi pelayanan yang terkait.


(36)

5. Birokratis, pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.

6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.

7. Inefisien, berbagai persyaratan yang di perlukan (khususnya dalam pelayanan perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Sementara itu, dari sisi kelembagaan, kelemahan utama terletak pada disain organisasi yang tidak terancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan menjadi berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien.

Terkait dengan itu, berbagai pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah tersebut masih menimbulkan persoalan (Suprijadi, 2004). Berbagai kelemahan mendasar antara lain : pertama, adalah kelemahan yang berasal dari sulitnya menentukan atau mengukur output maupun kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kedua, pelayanan pemerintah tidak mengenal ‘ bottom line’ artinya seburuk apapun kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak mengenal istilah bangkrut. Ketiga, berbeda dengan mekanisme pasar yang memiliki


(37)

menghadapi masalah berupa internalitas. Artinya, organisasi pemerintah sangat sulit mencegah pengaruh nilai-nilai dan kepentingan para birokrat dan kepentingan umum masyarakat yang seharusnya dilayaninya.

I.5.6 Kualitas Pelayanan Publik

Tujuan pelayanan publik adalah memuaskan dan bisa sesuai dengan keinginan masyarakat atau pelayanan pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 62 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pelayanan publik setidaknya mengandung sendi-sendi :

a) Kesedarhanaan, dalam arti prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

b) Kejelasan yang mencakup:

- rincian biaya atau tarif pelayanan public

- prosedur/tata cara umum, baik teknis maupun administratif

c) Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

d) Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan


(38)

e) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yakni member pelayananan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

f) Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari aparatur tetapi dari masyarakat/pelanggan. Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehigga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.

Ada beberapa dimensi yang sangat penting diperhatikan dalam mengukur pelayanan yang berkualitas (Zeithami, 2000:45) yaitu :

1. Tangibility

Dapat berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi dan nyaman serta mudah dalam mengidentifikasi antara pembeli pelayanan dengan orang lain.


(39)

Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang dijanjikan. Hal ini penting karena akan mempengaruhi perencanaan usaha dan kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

3. Responsiveness

Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

4. Assurance

Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya pelayanan.

5. Empathy

Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat memudahkan komunikasi antar pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat dengan baik dan keinginan masyarakat dalam proses pelayanan dapat dimengerti.

I.5.7 Bentuk-bentuk Pelayanan Publik

Pemerintah melalui lembaga dan segenap aparaturnya bertugas menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan kepada masyarakat.


(40)

Pelayanan dengan lisan ini dilakukan oleh petugas-petugas bidang hubungan masyarakat (humas), bidang layanan informasi dan bidnag lain yang tuganya memberikan penjelasan atau keterangan kepada masyarakat mengenai berbagai fasilitas layanan yang tersedia.

Agar pelayanan lisan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan, adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu :

- Memahami benar masalah-masalah yang termasuk kedalam bidang tugasnya - Mampu memberikan penjelasan apa-apa saja yang perlu dengan lancar,

singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

- Bertingkah laku sopan dan ramah tamah

- Harus dalam keadaan sepi, tidak berbincang, dan berbicara dengan sesama pegawai, karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas. 2) Pelayanan dengan tulisan

Dalam bentuk tulisan, pelayanan yang diberikan dapat berupa pemberian penjelasan kepada masyarakat dengan penerangannya berupa tulisan suatu informasi mengenai hal atau masalah yang sedang terjadi.

Pelayanan dalam bentuk tulisan terdiri dari dua macam yaitu :

- Layanan yang berupa petunjuk, informasi yang sejenis yang dilakukan kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.


(41)

3) Pelayanan bentuk perbuatan

Layanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan atau penjelasan secara lisan.

I.5.8 Peran Pemerintah dalam Pelayanan Publik

Peran pemerintah atau dengan kata lainnya birokrasi memiliki peranan kedudukan, dan fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang tidak dapat digantikan fungsinya oleh lembaga-lembaga lainnya. Birokrasi ini tidak hanya menyangkut kepada birokrasi tetapi akan sangat terkait dengan organisasi dan manajemen pengelolaan pemerintahan, pembangunan dan publik.

Suatu pemerintahan akan berjalan dengan baik apabila dikontrol oleh kekuatan-kekuatan politik atau organisasi massa. Namun, bila kekuatan-kekuatan politik dan organisasi massa tersebut kurang mampu menjalankan fungsi-fungsi artikulasi dan agresiasi kepentingan masyarakat, apalagi bila tidak ditunjang dengan adanya proses pengambilan keputusan (rule making) dan pengontrolan pelaksanaan keputusan yang baik, maka hal ini bias mengakibatkan kekuasaan birokrasi menjadi besar. Bila kekuasaan birokrasi lebih besar, akan memungkinkan aparat birokrasi dapat dengan leluasa mengendalikan lingkungan luar birokrasi, sehingga dapat mengokohkan kedudukannya dalam tatanan


(42)

mengakibatkan pemerintah gagal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan gagal merealisasikan program-program yang telah diputuskan.

Dalam situasi demikian, maka aparat birokrasi mengakibatkan menyusutnya sense of responsibility (rasa tanggung jawab). Menyusutnya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Inilah yang diduga menjadi pangkal tolak kurang sigapnya aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kejadian-kejadian tersebut lebih disebabkan karena paradigma pemerintahan yang masih belum mengalami perubahan mendasar. Paradigma lama tersebut ditandai dengan perilaku aparatur Negara di lingkungan birokrasi yang masih menempatkan dirinya untuk dilayani bukannya untuk melayani. Padahal pemerintahan seharusnya melayani bukannya dilayani. Seharusnya, dalam era demokratisasi dan disentralisasi saat ini, seluruh perangkat birokrasi, perlu menyadari bahwa pelayanan berarti pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan bangsa dalam membangun, yang dimanifestasikan antara lain dalam perilaku melayani bukan dilayani, mendorong bukan menghambat, mempermudah bukan mempersulit, sederhana bukan berbelit-belit, terbuka untuk setiap orang bukan segelintir orang.

I.6 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1999:33), konsep adalah merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan,


(43)

memberikan gambaran terhadap penelitian, maka diperlukan suatu konsep yang jelas mengenai batasan yang akan diteliti, yaitu :

1. Peranan aparatur kecamatan dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda penduduk ( KTP ).

2. Pelayanan Publik, yaitu segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun sebagai pelaksana peraturan perundang-undangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelayanan publik. Dalam hal ini yang menjadi pelayana publik adalah mengenai pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk ( KTP) .

Tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk yang merupakan suatu keterangan atau tanda bukti diri (legitimasi) yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

I.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu batasan yang diberikan pada suatu variable dengan cara memberikan suatu petunjuk operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel tertentu ( Singarimbun, 1999:46). Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu peranan aparatur pemerintah dalam pelayanan publik.


(44)

a) Penyelenggaraan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk

b) Kesiapan dalam pelaksanaan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk

c) Penyelesaian keluhan mengenai pelaksanaan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk

2. Kejelasan, yang mencakup :

a. Prosedur/tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk b. Rincian biaya/tariff pengurusan Kartu Tanda Penduduk c. Pelayanan yang merata dan sama

3. Ketepatan waktu, pelaksanaan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Sikap aparatur yang bertugas dalam pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk.

5. Kelengkapan sarana dan prasarana yang mencakup :

a. Tersedianya informasi mengenai pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk

b. Tersedianya loket atau kotak pengaduan untuk menampung keluhan masyarakat


(45)

I.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Defini Operasinal, dan Sistematika Penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknis Analisis Data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum tentang lokasi penelitian, profil singkat Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai, Visi dan Misi Kecamatan, Tugas dan fungsi masing-masing bagian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.


(46)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan bagaimana tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) dan peranan aparatur pemerintah yang berkecimpung dalam pelayanan pengurusan KTP tersebut. Dengan demikian penelitian ini akan mengumpulkan data tentang permasalahan yang diteliti lalu diuraikan, digambarkan, diinterpretasikan secara rasional dan diambil kesimpulan dari penelitian tersebut.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai Jalan Sei Bamban.

II.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari penelitiaanya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses


(47)

(key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti, (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti ( Suyanto, 2005:171-172).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan kunci yaitu terdiri dari satu orang Camat sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai, Sekretaris, Lurah, orang pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan sei Bamban Kabupaten serdang Bedagai 2. Informan utama yaitu masyarakat Kecamatam Sei Bamban

Kabupaten Serdang Bedagai.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu ;

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung kelokasi penelitian ( field research ) untuk mencari


(48)

data-a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Penduduk ( KTP ).

b. Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari objek penelitian.

2. Pengumpulan data sekunder, data ini diperoleh dari :

a. Penelitian Kepustakaan, cara ini ditempuh dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya denagn masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, cara ini dilakukan dengan melakukan penalaahan terhadap catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian.

II.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data yang tersedia, menelaah, menyusunnya dalam satu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006:247)


(49)

tunggal atau yang disebut dengan analisa data tabel frekuensi. Analisa ini dimaksudkan untuk memperinci data-data sekaligus menyajikan persentase dari masing-masing jawaban responden, sehingga akan dapat diketahui data yang paling dominan atau yang paling besar persentasenya.


(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Sejarah Singkat Kecamatan Sei Bamban

Kecamatan Sei Bamban adalah merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, kecamatan ini terbentuk pada tahun 2006 sesuai Perda Kabupaten Serdang Bedagai No. 10 tahun 2006 tentang pembentukan kecamatan Pegajahan, Kecamatan Sei Bamban Kecamatan Tebing Syahbandar dan Kecamatan Bintang Bayu. Kecamatan Sei Bamban merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang merupakan salah satu lubung beras di Kabupaten Serdang Bedagai. Disamping itu sektor perkebunan juga dapat diberdayakan berupa perkebunan swasta dan perkebunan rakyat.

Kecamatan Sei Bamban melaksanakan roda pemerintahan sejak dilantiknya Camat Sei Bamban pada tanggal 19 Januari 2007. Adapun Camat saat itu bernama Manutur Parulian Naibaho, S. Sos dengan surat keputusan Bupati Serdang Bedagai Nomor : 821.23/10/820/Tahun 2007 tanggal 18 Januari 2007. Selain dari pada itu camat dimaksud sampai saat ini masih tetap memimpin Kecamatan Sei Bamban dengan seluruh Program Kerja serta Visi dan Misinya.

Secara geografis batas-batas wilayah Kecamatan Sei Bamban adalah sebagai berikut :


(51)

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Beringin 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dolok Masihul/Sei

Rampah

Pusat pemerintahan sekaligus Ibu kota Kecamatan Sei Bamban adalah Sei Bamban adalah Desa Sei Bamban. Luas Kecamatan Sei Bamban ± (kurang lebih) 81.610 Ha. Dengan jumlah Desa : 10 Desa dan ; 82 Dusun dengan jumlah Penduduk 43.942 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 21.798 jiwa dan perempuan 22.144 jiwa dan terbagi ke dalam 9.502 KK dan mata pencaharian utama penduduk Sei bamban adalah sebagai petani yang mencapi ± (kurang lebih) 65 %. Kecamatan Sei Bamban adalah salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai propinsi Sumatera Utara, wilayah Kecamatan Sei Bamban berada pada ketinggian ± ( kurang lebih ) 13 m di atas permukaan air laut.

Kecamatan Sei Bamban beriklim tropis dengan suhu maksimum 32 dan terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, kedua musim ini sangat dipengaruhi dua arah angin yang terdiri dari angin laut yang membawa hujan dan angin darat dari pegunungan yang membawa udara panas dan lembab. Curah hujan yang menonjol di Kecamatan Sei Bamban pada umumnya sama seperti daerah di daerah lain yaitu pada bulan September sampai dengan Desember.


(52)

b. Bamban Estate c. Gempolan d. Bakaran Batu e. Sei Belutu

f. Sei Belutu Estate g. Sei Bamban h. Penggalangan i. Pon

j. Rampah Estate

Dalam melaksanakan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diharapkan para kepala Desa, pengurus BPD, dan pengurus LKMD dapat mengemban fungsinya sebagai Administrator Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan, dengan demikian keterpaduan pelaksanaan tugas dari berbagai Dinas/Jabatan pada akhirnya akan tertempu di tingkat Desa yang merupakan organisasi terendah dan langsung dibawah kepemimpinan Camat.

Jika ditinjau dari hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi Desa tampak jelas kedudukannya sebagai sumber segala data, informasi benteng yang harus diandalkan dalam Pengamalan Pancasila, pusat pertumbuhan dan peningkatan jiwa gotong royong di segala bidang dan pusat pembinaan peran serta masyarakat serta pusat pembinaan ketertiban dan kesatuan bangsa.


(53)

Sejalan dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab dari kepala Desa yang dibantu oleh para Perangkat Desa dan BPD serta LKMD untuk melaksanakan roda Pemerintahan, maka pihak Kecamatan mengadakan pembinaan ke seluruh desa-desa yang ada di Kecamataan Sei Bamban dengan pengarahan: pengisian buku Administrasi Pemerintahan Desa dengan melaksanakan pendapatan melalui potensi yang dimiliki dan pengisian profil desa dengan menggali sumber-sumber pemasukan Keuangan Desa yang tertuang dalam bentuk Perdes ( Peraturan Desa), menggali percepatan pembangunan dengan semangat gotong royong.

III.1.1 Kependudukan

Penduduk Kecamatan Sei Bamban pada saat ini 43.942 jiwa, yang terhimpun dalam 9.502 Kepala Keluarga (KK). Adapun penduduk yang mendiami Kecamatan Sei Bamban terdiri dari beberapa suku antara lain :

1. Suku Karo : 106

2. Suku Jawa : 16.659

3. Suku Batak : 16.226

4. Suku Cina : 1.126

5. Suku Melayu : 1001

6. Suku Mandailing : 1126


(54)

10.Suku Arab : 26

Adapun mata pencaharian penduduk di Kecamatan Sei Bamban terdiri dari :

Tabel 3.1 Daftar Mata Pencaharian Penduduk 2010

No. Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 7.306

2 Nelayan 5

3 Dagang 2.379

4 Pegawaai Negeri Sipil 555

5 Pegawai Swasta 417

6 TNI/POLRI 149

7 Lainnya 29.430

Jumlah 43.942

Sumber : profil Kecamatan Sei Bamban 2010 1.2 Keagamaan

Di Kecamatan Sei Bamban selain mempunyai keanekaragamaan suku dan budaya juga terdapat penganut agama dan kepercayaan yang berbeda, tetapi dalam perbedaan tersebut dijalin rasa persatuan dan kesatuan untuk saling menghormati dan menghargai pemelik agama lain dan hal ini terlihat dari banyaknya sarana ibadah yang berdiri di wilayah Kecamatan Sei Bamban yaitu antara lain :

Tabel 3.2 Daftar Sarana Rumah Ibadah 2010

No. Sarana Rumah Ibadah Jumlah


(55)

4 Vihara 4

Jumlah 89

Sumber : profil Kecamatan Sei Bamban 2010 Dan jumlah pemeluk agamanya adalah :

Tabel 3. 3 Daftar Jumlah Pemeluk Agama 2010

No. Agama Jumlah

1 Islam 22.342

2 Protestan 17.014

3 Katolik 2.927

4 Budha 1.600

5 Hindu 10

6 Lainnya 49

Jumlah 43.942

Sumber : profil Kecamatan Sei Bamban 2010 1.3 Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Sei Bamban dikatakan sudah hampir memadai, hal ini dilihat dengan jumlah yang ada sebagai berikut :

Tabel 3. 4 Daftar Tingkat Pendidikan 2010

No. Tingkatan Jumlah

1 Tidak Tamat SD -

2 Tamat SD-SLTP 16.416

3 Tamat SLTA 8.076

4 Tamat AK/PT 772

Jumlah 25.264


(56)

2 MI - 3 3

3 SMP 3 3 6

4 MTS - 1 1

5 SLTA 1 2 3

6 MA - - -

Jumlah 44 12 56

Sumber : profil Kecamatan Sei Bamban 2010

1.4 Pertanian

Kecamatan Sei Bamban mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian dengan luas lahan ± (kurang lebih) 4554 Ha menjadi andalan bagi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras. Adapun perincian lahan pertanian per desa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Daftar Rincian Lahan Pertanian Per Desa 2010

No. NAMA DESA LUAS

BAKU SAWAH

(Ha)

Rencana Tanaman Padi Th. 2007 (A) Ha Th. 2007 (B) Ha

1 Suka Damai 192 191 191

2 Bamban Estate - - -

3 Gempolan 603 603 603

4 Bakaran Batu 610 610 610

5 Sei Belutu 1.163 1.163 1.163

6 Sei Belutu Estate 100 100 100

7 Sei Bamban 1.600 1.600 1.600

8 Penggalangan 89 89 89

9 Pon 198 198 198

10 Rampah Estate - - -

Jumlah 4.554 4.554 4554


(57)

III.2.1 Visi

Adapun yang menjadi visi dari Kecamatan Sei Bamban adalah : “Menjadikan masyarakat kecamatan Sei Bamban yang Pancasilais, Religius, Modern dan Kompetitif”.

III.2.2 Misi

Untuk mendukung visi yang telah ada maka diperlukan misi yaitu : menjadikan Kecamatan Sei Bamban sebagai salah satu Kecamatan terbaik di Kabupaten Serdang Bedagai.

III.2.3 Struktur Organisasi Pemerintah

Dilihat dari bagan struktur dibawah ini, dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi pemerintah Kecamatan Sei Bamban memiliki seksi-seksi yang dapat membantu kerja Camat di dalam menjalankan roda pemerintahan di Kecamatan Sei Bamban dan Camat dapat memberikan perintah kepada Lurah masing-masing. Bagan struktur organisasi pemerintahan Kecamatan Sei Bamban merupakan rincian aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan dalam rangka pencapaian tujuan, serta menetapkan siaapa yang akan melaksanakannya.


(58)

KANTOR CAMAT SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

CAMATCC CAMAT

MANUTUR NAIBAHO,S.Sos

Seksi Trantib dan Pol PP

KALILING LIMBONG

SEeksi Pemerintahan

SUGIMAN

Kelompok Jabatan Fungsional

Sekretaris Kecamatan

IMRAN DONI FAUZI, SE

Subbag Perenc. Prog & Keuangan

NUNUNG ELITA

Subbag Kepeg & Perlengkapan

AMER SAMOSIR

SuBbag Pel. Umum

NURSAIDA LBN

Seksi Sosbud

SARMAULI PASARIBU

Seksi Pendapatan

DAULAT PANJAITAN

Seksi Pembangunan


(59)

III.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Sei Bamban

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa tugas, kewenangan Camat terdiri dari : 1. Menyelenggarakan pembinaan terhadap ketentraman dan ketertiban

wilayah.

2. Menyelenggarakan pembinaan terhadap Ideologi Negara, Politik Dalam Negari¸dan Kesatuan Negara.

3. Menyelenggarakan koordinasi atas kegiatan-kegiatan Instansi pemerintahan Sipil di wilayahnya.

4. Menyelenggarakan pembinaan untuk menjamin jalannya Pemerintah Desa.

5. Membimbing dan mengawasi jalannya penyelenggaraan Pemerintah Desa.

6. Melaksanakan segala tugas pemerintah yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu Instansi Pemerintahan atau Pemerintah Desa.

III.3.1 Pembinaan

Dari tugas dan wewenang camat tersebut diatas, camat sebagai perangkat daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati telah menerima


(60)

selesi Upacara Kesadaran Nasional dan membina ketertiban dan keamanan di lingkungan bersama-sama dengan Muspika Plus Sei Bamban.

Dalam rangka memberhasilkan pelaksanaan tugas pokok dan tugas pelimpahan, pemerintahaan Kecamatan menjalin/ memelihara hubungan koordinasi dengan unit kerja/ Instansi yang ada di Kecamatan Sei Bamban. Adapun unit kerja atau instansi di Kecamatan Sei Bamban adalah dipimpin oleh satu orang kepala/pimpinan.

Daftar nama Pegawai di Kantor Kecamatan Sei Bamban 2010 yaitu : a. Sekretaris camat : Imran Doni Fauji, SE. b. Kasubbag. Kepeg. & Perlengkapan : Amer Samosir

c. Kasi Pendapatan : Daulat Panjaitan

d. Kasi Kesos : Sarmauli Pasaribu

e. Staf Kesos : Sofian Hadi

f. Kasi Pemerintahan : Sugiman g. Staf pemerintahan : Albert Pasaribu h. Kasi Trantib & Pol P : Kaliling Limbong i. Staf Tranti & Pol Pp : Huta Ovarius Siahaan

j. Kasi PPMD : Piator Sitohang

k. Kasubbag. Perenc. Program & Keuangan : Nunung Elita l. Staf PP & K : M. Imran Harahap m. Staf PP & K : Rumata R. Silalahi n. Kasubbag Pelayanan Umum : Nursaida LBN Tobing


(61)

o. Operator Komputer/ Staf Pelayanan Umum : Father Doni Tambunan.

p.

III.3.2 Kepemimpinan

1. Guna meningkatkan dan mentindaklanjuti setiap pekerjaan dan masalah yang timbul, para Kepala Seksi, Sekcam beserta Camat sedikitnya 1 ( satu) kali dalam sebulan mengadakan rapat kerja yang dilaksanakan sebelum rapat koordinasi pemerintahan.

2. Guna menyebarluaskan serta memberhasilkan setiap program Pembangunan Pemerintahan dan Kemasyarakatan Setiap Bulan.

3. Guna tercapainya setiap program yang disebutkan tadi, pemerintahan Kecamatan Berupaya menjalin/memelihara kerjasama yang baik dengan organisasi sosial politik, tokok masyarakat, tokoh adat dan Tokoh agama serta organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) yang ada diwilayah Kecamatan Sei Bamban.

III.3.3 Fasilitas

a. Dalam rangka penataan administrasi sesuai dengan ketentuan yang ada, maka setiap jabatan struktural yang berada di sekretariat Kecamatan Sei Bamban telah difungsikan. Dengan berfungsinya jabatan-jabatan struktural dimaksudkan maka proses administrasi baik surat masuk dan surat keluar


(62)

1. Setiap surat masuk diterima oleh staf yang ditunjuk untuk itu, kemudian dicatat nomor tanggal surat serta perihalnya pada lembar Disposisi dan selanjutnya diserahkan/ dimasukkan ke meja Camat untuk Mendapatkan Disposisi.

2. Setelah surat didisposisi oleh camat kemudian diteruskan kepada Sekretaris camat untuk diproses oleh urusan pengelola sesuai dengan isi surat dimaksudkan. Namun demikian setiap surat yang akan diproses tetap disalurkan melalui urusan administrasi denagn menggunakan tanda terima penyerahan surat. Dapat ditambahkan bahwa setip surat yang telah didisposisi yang memerlukan tindak lanjut segera dibuat catatan khusus untuk mempermudah penyelesaian surat.

3. Selanjutnya setiap surat keluar yang akaan ditandatangani oleh Camat pertinggalnya terlebih dahulu diparaf oleh Kasih sebaagai pengelola dan Sekcam sebagai pengendali.

b. Pengelola surat, baik surat keluar maupun surat masuk telah dilaksanakan dengan tertib, dengan berpedoman pada Tata Naskah Dinas, Indeks Surat dan Kode Surat serta pengarsipan sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat dicari dengan mudah.

Pengarsipan surat dilaksanakan oleh Kasi yang membidangi, dan atau yang menangani berdasarkan Disposisi : namaun demikian pengarsipan sering mendapat kendala karena sarana seperti lemari yang standar belum ada.


(63)

c. Dalam pengolahan barang Inventaris baik yang berasal dari milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Serdang Bedagai secara umum telah dibuktikan dengan baik oleh bendahara barang.

d. Guna mempermudah urusan Administrasi Kepegawaian bila suatu waktu dibutuhkan, maka data-data pegawai yang ada di Kantor Camat Sei Bamban telah dibuat buku Himpunan Daftar Hidup Pegawai yang meliputi keterangan perorangan, jabatan atau pekerjaan, demikian juga halnya dengan Daftar Urut Keperangkatan (DUK) pegawai yang dituangkan dalam sebuah papan data.

III.3.4 Rekomendasi

1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Rumah Tempat Tinggal 2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Tower

3. Izin Hiburan Pasar Malam

III.3.5 Perijinan

a. Untuk merangsang investor menanamkan modal dan membuka usahanya di wilayah Kecamatan Sei Bamban telah diupayakan memberikan kumudahan-kemudahan dalam pelayanan seperti :

1. Kemudahan proses pengurusan rekomendasi perizinan 2. Jaminan keamanan usahaa


(64)

klub-klub serta bantuan biaya kepada atlit yang mengikuti turnamen keluar Kecamatan Sei Bamban.

III.3.6 Realisasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Target Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kecamatan Sei Bamban tahun 2010 adalah sebesar Rp. 942.345.065,-. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat Sei Bamban dalam partisipasi pemangunan sudah tinggi. Hal ini dikarenakan adanya sosialisasi dan penyuluhan yang optimal dan informasi pembangunan yang merata dikalangan masyarakat, serta upaya yang maksimal dari aparat pemerintah desa dalam pengutipan PBB tersebut. Berikut rincian daftar realisasi penerimaan PBB tahun 2010 yaitu :

Tabel 3.7 Realisasi Penerimaan PBB Kecamatan Sei Bamban 2010 No. Nama Desa Target (Rp)

Reaalisasi Jumlah (RP) %

1 Pon 133.736.532 31. 805.051 23,8 %

2 Penggalangan 35.949.901 10.406.877 28,9 % 3 Sei Belutu 125.043.674 18.209.797 14,6 % 4 Bakaran Batu 86.315.461 21.995.282 25,5 % 5 Sei Bamban 229.996.792 24.434.822 10,6 % 6 Suka Damai 162.052.646 25.142.401 15,5 % 7 Gempolan 118.723.549 11.026.933 9,3% 8 Sei Buluh Estate 31.921.025 3.155.985 9,9 % 9 Sei Bamban Estate 18.603.488 18.603.488 10 %

10 Rampah Estate - - -

Jumlah 942.345.068 164.780.636 17,5 % Sumber : profil Kecamatan Sei Bamban 2010

III.3.7 Penyelenggaraan


(65)

penjagaan. Mengingat keterbaatasan kemampuan berdasarkan sebahagian kecil warga masyarakat masih terdapat gangguan kemasyarakatan seperti, pencurian, perkelahian, penyerobotan , dan penipuan.

b. Ketertiban

Kecamatan Sei Bamban mengharuskan harus terbebas dari kemacetan, kesemerautan, dan berusaha meningkatkan kebersihan, keindahan dan ketertiban/ketentraman yang diharapkaan membawa kesan positif bagi yang melintas atau yang berdomisili di Kecamatan Sei Bamban.

c. Kebersihan/Keindahan

1. Untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan jalan Protokol khususnya telah diusulkan kepada semua lapisan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya agar sampah tidak terbuang keparit yang diharapkan akan melancarkan aliran air dengan baik dan memudahkan petugas mengangkut sampah ketempat pembuangan sampah.

2. Pimpinan Dinas/ Jawatan pemerintah, sekolah-sekolah, rumah penduduk, pemilik toko dan pengelola rumah ibadah dihimbau agar melaksanakan pembersihaan dan gotong royong.

d. Kenyamanan

Kepada seluruh penduduk/masyarakat dalam wilayah Kecamatan Sei Bamban telah dihimbau agar memanfaatkan pekarangan rumah


(66)

Untuk melancarkan tugas sehari-hari, para kepala seksi, Sekcam, dan Kades diharapkan menguasai tupoksi masing-masing dan melaksanakannya sesuai dengan aturan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan baik tidak mengesampingkan kebijakan-kebijakan yang tidak merugikan pihak lain. Didalam kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari, masing-masing staf diharapkan agar segala urusan bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

Penjabaraan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan di atur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 yaitu bahwa Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat. Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi :

Untuk melaksanakan tugas, Kecamatan mempunyai fungsi : 1. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban 3. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undangan

4. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum


(67)

6. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan 7. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya yang dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. Tugas camat dalam Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) meliputi :

a. Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan lingkungan kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan desa

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yaang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjaa kecamatan.

c. Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat diwilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta.

d. Melakukan tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Tugas camat dalam mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum yang meliputi :

a. Melakukan koordinasi denagn kepolisian Negara republik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dn


(1)

Dan jika standar pelayanan publik dilaksanakan dengan baik maka dalam jangka panjang kualitas pelayanan publik di Indonesia akan dapat ditingkatkan. Pelayanan publik kini sudah saatnya diberikan untuk memenuhi nilai-nilai tentang demokrasi, transparansi, keadian, akuntabilitas, dan mencerminkan keinginan masyarakat untuk dapat dilayani secara cepat dan dapat diakses dengan mudah dari manapun mereka berada.


(2)

BAB V PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian diatas yang telah penulis kemukakan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian.

V.1 Kesimpulan

1. Aparatur pemerintah Kecamatan Sei Bamban didalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) secara umum dikatakan berperan baik. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya peraturan-peraturan yang mengatur tentang tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) meliputi prosedur dan persyaratan dan ketentuan mengenai biaya yang harus dikeluarkan, serta kemampuan aparatur yang cukup memadai, berdasarkan kemampuannya tersebut aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat telah mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan, sehingga kecil kemungkinan aparatur pembuat kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaanya.

2. Dalam tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), aparatur pemerintah sudah melayani masyarakat dengan cukup memuaskan karena dalam melakukan pelayanan, aparatur sudah berpatok pada peraturan yang berlaku seperti Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2006.


(3)

3. Adapun hambatan-hambatan yang ada dalam pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) hanya ada pada masalah teknis saja atau seperti pemadaman listrik dan kerusakan modem komputer. Namun aparatur pemerintah berusaha untuk mengurangi dampaknya. Demikian juga dengan jumlah pegawai yang memadai sebagai unsur pelaksana yang berhadapan langsung dengan masyarakat, sehingga semua urusan masyarakat dapat terlayani dengan baik.

4. Adanya sanksi yang diatur dalam paraturan-peraturan tersebut, seharusnya cara-cara memperoleh KTP tidak menimbulkan persoalan ketidak jelasan tentang berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan KTP dan tidak ada kesempatan petugas untuk melakukan pungutan-pungutan yang sering dikeluhkan masyarakat.

Kemudian dengan adanya sistem online/simduk dalam pelaksanaan pembuatan KTP seharusnya tidak ada alasan lagi untuk memperlambat masyarakat mendapatkan KTP. Jika Pemerintah yang sekarang ini konsisten dan tegas menjalankan aturan yang ada dalam pengurusan KTP bagi masyarakat, pasti aparatur pemerintahan di bawahnya yang terkait dalam masalah ini tidak akan berani memperlambat dan melakukan kutipan-kutipan yang melampaui kewenangannya.


(4)

V.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penulis yaitu:

a) Pimpinan Camat harus menindak tegas anggotanya yang bekerja di luar dengan ketentuan/ prosedur yang ada, agar citra pemerintahan di daerah Kecamatan Sei Bamban lebih baik lagi di mata masyarakat. Diadakannya pertemuan yang intens dengan semua instansi/lembaga terkait yang ada di masyarakat serta instansi yang berada di atasnya dalam upaya pelayanan kepada masyarakat luas.

b) Hendaknya dalam pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), aparatur pemerintah hendaknya lebih gencar memberikan penjelasan dalam tata cara pengurusan KTP tersebut dan memberitahukan pentingnya KTP dalam kehidupan sehari-hari dan untuk mengakses pelayanan-pelayanan lain yang diberikan oleh pemerintah.

c) Pihak Kecamatan Sei Bamban hendaknya membuat loket/kotak pengaduan atas keluhan-keluhan masyarakat. Karena hal ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan pendapat masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, 1999. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada; Jakarta Bungin, Burhan. 2007, Penelitian Kualitatif. Kencana; Jakarta

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Balai Pustaka; Jakarta

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. UGM Press; Yogyakarta

--- 2009. Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan dan Pelayanan Publik. Gava Media; Yogyakarta

Ghuffan, Ahmad, dan Sudarsono. 1991. Hukum Kepegawaian Di Indonesia. Rineka Cipta; Jakarta

Handayadiningrat. 1998. Peranan Aparatur Pemerintah. Sinar Harapan; Jakarta Kumorotomo, Wahyudi. 1994. Manajemen Pelayanan Publik. Raja Grafindo

Persada; Jakarta

Kencana, Inu. 2004. Pemerintah Indonesia. Jakarta; Mandar Maju Manurung, Hendarso. 2005. Metode Penelitian. Jakarta; Diktat

Marsuki. 2006. Mendorong Investasi Melalui Pelayanan Publik; Jakarta

Moenir, H. A. S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesi. Jakarta; PT. Bumi Aksara

Lexy. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja RoMoleong Swakarya

Nawawi, Hadari. 1995. Penghawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur pemerintah; Penerbit Erlangga, Jakarta

Pramudji. 1994. Profesionalisme Aparatur Negar. Rineka Cipta; Jakarta

Poerwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka; Jakarta Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES; Jakarta

Sinambela, L.P. 2006. Teori Kebijakan dan Implementasi, Reformasi Pelayanan Publik.Sampara

Situmorang, M. Victor. 1994. Hukum Administrasi Pemerintahan Di Daerah, Sinar Grafika; Jakarta


(6)

Soejono, Soekamto. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press; Jakarta Thoha, Miftah. 1993. Perilaku Organisasi : konsep dan aplikasinya. Raja

Grafindo Persada; Jakarta

Wasistiono, Sadu. 2002. Manajemen Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah. Pusat Kajian Pemerintahan STPDN; Jatinagor

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1997, Tentang Penduduk Yang Wajib KTP Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 26

tahun 2004 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaara No. 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan publik

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005, Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Serdang Bedagai.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008, Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan

Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai No. 10 tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Undang-undang No.23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


Dokumen yang terkait

Peranan Aparatur Pemerintah Kota Pematang Siantar Dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Studi Pada Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

2 94 107

Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

7 74 104

Pemetaan Status Hara C-Organik Tanah Sawah Di Desa Sei Bamban Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

4 50 40

UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Studi Tentang Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi)

0 6 2

UPAYA KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (Studi tentang pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kantor Kecamatan Nganjuk Pemerintah Kabupaten Nganjuk)

0 8 2

Strategi Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai)

8 38 108

TINJAUAN TENTANG PELAYANAN PUBLIK DALAM PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) DI KECAMATAN KOTO TANGAH.

0 0 6

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI PENGURUSAN KARTU TANDA PENDUDUK ( KTP ) DI KECAMATAN KRIAN SIDOARJO.

5 23 100

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Peranan Aparatur Pemerintah Kota Pematang Siantar Dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Studi Pada Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

0 0 23

Peranan Aparatur Pemerintah Kota Pematang Siantar Dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Studi Pada Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

0 0 13