Prosedur Pengeluaran Kas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Pada umumnya, baik itu perusahaan swasta maupun pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh laba, agar kesinambungan perusahaan terjamin. Laba yang diperoleh merupakan tolak ukur keberhasilan yang dicapai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan suatu manajemen yang mampu bekerja secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan pencapaian laba yang optimal. (Kawang Maeswary : 2007)

Pada setiap perusahaan, tentunya tidak lepas dari penggunaan kas. Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan karena sifatnya yang likuid atau lancar. Tanpa tersedianya kas yang memadai, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang akan berakibat pada terhambatnya aktivitas dan tujuan suatu perusahaan. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru berupa aktiva tetap. (Soemarso S.R, 2010 : 295)

Kas bersifat sangat likuid, oleh karena itu perlu adanya pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi penyimpanan, pelaksanaan, dan pencatatan, juga perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap penerimaan dan pengeluaran kas dan pencatatannya. Jumlah penerimaan dan pengeluaran kas merupakan aktiva yang mudah dimanipulasi, digunakan,


(5)

bahkan diselewengkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atas otorisasi kas tersebut. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban dan menghindari penyelewengan terhadap kas perlu adanya suatu sistem tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang tersusun dengan baik. Hal ini dilakukan agar terhindar dari penyelewengan penggunaan dana, sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan. (E Sutan Nur Meyliana : 2012)

PDAM selaku BUMD memiliki peran penting dalam mensejahterakan masyarakat melalui penyediaan air bersih. Operasional PDAM yang tidak efisien dan efektif akan menyebabkan meningkatnya keluhan masyarakat terhadap pelayanan sektor publik. Salah satu tujuan pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas operasi. (Muhamad Farid Khudhori : 2014)

Untuk kelancaran pada kas diperlukan suatu prosedur yang jelas karena kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dipakai pada setiap perusahaan memiliki perbedaan yang sangat kompleks sehingga memberikan kemudahan bagi pemakainya dan memberikan kejelasan dari segi pertanggungjawaban tersebut. Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. (Wa Surbakti : 2010)


(6)

Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan.

Melihat luas serta banyaknya hal tentang kas maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu hanya pada siklus pengeluaran kas saja. Mengingat pentingnya kas pada perusahaan penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan kas khususnya pada fungsi pengeluarannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul: “PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG”.


(7)

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari laporan kerja praktek tersebut, antara lain :

1) Untuk mengetahui prosedur pengeluaran kas di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

2) Untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 3) Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis

Dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan dengan masalah yang berkaitan dengan prosedur pengeluaran kas pada PDAM Tirtawening Bandung.

1.3.2 Kegunaan Akademis

Untuk mengetahui informasi mengenai proses pengeluaran kas pada PDAM Tirtawening Bandung. Juga agar penulis mampu menerapkan ilmu yang didapat di masa perkuliahan dan dapat mengaplikasikannya pada lokasi kerja praktek dan juga dapat berguna untuk menjadi bahan referensi khususnya bagi pihak-pihak yang akan mengkaji suatu topik yang berkaitan dengan prosedur pengeluaran


(8)

kas. Dan sebagai bahan kajian untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan baik secara teoritis maupun prakteknya dalam dunia nyata.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, yang berlokasi di Jl. Badak Singa No.10 telp (022) 2509030 Bandung 40132.

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dimulai tanggal 01 September 2015 sampai dengan 13 Oktober 2015, dengan aktifitas dan jadwal pelaksanaan kerja praktek sebagai berikut :

Tabel 1.1

Aktifitas Kerja Praktek

NO AKTIFITAS HARI WAKTU

1 Kerja Senin –Jum’at 08.00 – 16.00 WIB

2 Istirahat Senin – Kamis 12.00 – 13. 00 WIB

Jum’at 11.15 – 13.00 WIB


(9)

Tabel 1.2

Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun 2015

No Kegiatan Kerja Praktek

Bulan Mei

Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des I Persiapan Kerja Praktek

Permohonan Ijin Kerja Praktek Realisasi Ijin Kerja Praktek Penentuan Tempat Kerja Praktek

Surat Penerimaan dari Instansi II Pelaksanaan Kerja Praktek

Aktivitas Kerja Praktek

Bimbingan Kerja Praktek dengan Pembimbing Perusahan III Pelaporan Kerja Praktek

Konsultasi dengan Dosen Kerja Praktek

Bimbingan dengan Dosen Kerja Praktek

Pembuatan Laporan Kerja Praktek

Final Laporan Kerja Praktek Pengumpulan Laporan Kerja Praktek


(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung

Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974 jo Perda Nomor 22/1981 jo Perda Nomor 08/1987 yang telah diubah untuk terakhir kalinya dengan Perda nomor 15 Tahun 2009, dengan perkembangan organisasi sebagai berikut :

 Tahun 1916 – 1928 : Stadgemente Water Leiding Bandung  Tahun 1928 – 1943 : Technische Ambtenaar

 Tahun 1943 – 1945 : Sui Doko  Tahun 1945 – 1954 : Perusahaan Air

 Tahun 1953 – 1965 : Dinas Perusahaan Bagian B (DPB)  Tahun 1965 – 1974 : Dinas Teknik Penyehatan (DTP)

 Tahun 1974 : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung

 Tahun 1987 : Pengelolaan Air Kotor masuk ke dalam PDAM

 Tahun 2009 – Sekarang : PDAM Kota Bandung berganti nama menjadi Perusahaan Daerah Air Minum


(11)

Pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1985 untuk meningkatkan debit air, mulai dilaksanakan fisik Pengembangan Air Minum Tahap I atau BAWS I, dengan membuat Sumur Artesis sepanjang jalan kereta api. Tahun 1985 sampai dengan 1991 membangun Mini Plant Cibeureum dengan air bakunya dari Sungai Cibeureum, Mini Plant Pakar, air bakunya dari Sungai Cikapundung dan membangun Intake Siliwangi serta pembangunan saluran air kotor sepanjang 176,30 km. Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, maka masalah-masalah sanitasi lingkungan merupakan masalah yang cukup penting untuk diperhatikan, diantaranya masalah pembuangan air kotor.

Pada tahun 1978 - 1979 Pemerintah Kota Bandung melaksanakan studi "Bandung Urban Development and Sanatary" yang mengusulkan strategi penanganan pengembangan Divisi Air Kotor Kota Bandung. Pada tahun 1979 - 1994 Pemerintah Kota Bandung melalui " Bandung Urban Development Project (BUDP)" tahap I dan II memperoleh bantuan dana dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan penyertaan modal dari Pemerintah untuk membangun sarana air limbah dan Instalasi Pengolahan Pengolahan Air Limbah. Sarana air limbah yang dibangun berupa jaringan perpipaan air limbah yang berada di daerah berpenduduk padat yaitu Bandung Barat, Bandung Timur dan Bandung Tengah-Selatan, sedangkan Instalasi Pengolahan Air Kotor dibangun di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.


(12)

2.1.1 Visi, Misi Dan Motto PDAM Tirtawening Kota Bandung

2.1.1.1 Visi PDAM Tirtawening Kota Bandung

“Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan.”

2.1.1.2 Misi PDAM Tirtawening Kota Bandung

1) Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh masyarakat melalui pelayanan air minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan.

2) Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara mandiri melalui pendapatan yang diperoleh dari masyarakat dan dikembalikan lagi kepada masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum maupun sarana air limbah.

3) Meningkatkan pengolahan kualitas air minum dan air limbah yang sesuai dengan standar kesehatan dan lingkungan.

4) Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang disesuaikan dengan pertambahan penduduk kota Bandung.


(13)

2.1.1.3 Motto PDAM Tirtawening Kota Bandung “TIRTA DAYA MARTA UTAMA” Pengertian :

a) Tirta : Air

b) Daya : Kekuatan, Tenaga, yang menyebabkan sesuatu bergerak

c) Marta : Kehidupan d) Utama : Utama, Baik

2.1.2 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung

Gambar 2.1

LOGO PDAM TIRTAWENING

1) Arti Lambang PDAM Tirtawening Kota Bandung  Tirta artinya air

 Wening artinya benih, jernih, bersih (dari bahasa sunda kuno) Makna Semboyan : Secara harafiah tugas mulia PDAM Kota Bandung ialah menyediakan air bersih, air jernih untuk kebutuhan utama makhluk hidup (terutama manusia). Namun pengertian WENING juga bisa diterapkan sebagai landasan etos kerja yang


(14)

bersih, jujur, ikhlas (”WENING ATI” dalam ungkapan karifan tradisi Sunda bermakna bersih hati, jujur, ikhlas).

2) Makna Warna Pada Lambang PDAM Tirtawening Kota Bandung

Berbagai warna yang terdapat pada lambang PDAM Tirtawening Kota Bandung memiliki arti sebagai berikut :

a) Visual Logo

Logo terdiri dari dua bagian yakni Logogram (gambar butir air) dan Logotype (tulisan TIRTAWENING). Dalam penggunaannya Logogram dan Logotype bisa terapkan bersama maupun terpisah sesuai dengan kebutuhan bidang dan ruang terapannya (fleksibilitasnya tinggi).

b) Visual Rupa

 Dua Tetes Air, warna Biru dan Abu-abu, simbolisasi dari Visi dan Misi PDAM Kota Bandung.

 Bidang Irisan dua tetes air, berwarna putih, sebagai inti atau lembaga atau mataholang, simbolisasi dari sinergisitas kerja mewujudkan visi dan misi.

 Tetes Air, berwarna Hijau, yang menyatukan keduanya simbolisasi air yang berasal dari lingkungan (ramah lingkungan, berwawasan lingkungan).

c) Visual Warna


(15)

 Warna ABU-ABU simbolisasi dari Air kotor.

 Warna PUTIH simbolisasi dari Wening Ati (bening hati) sebagai landasan Etos Kerja.

 Warna HIJAU simbolisasi dari Ramah Lingkungan (Berwawasan Lingkungan)

d) Visual Huruf Typografi

 Kata TIRTAWENING menggunakan type font BOOK ANTIQUA mencitrakan identitas PDAM Kota Bandung, berkarakter: Formal, Jelas, Teratur.

 Keterangan PDAM KOTA BANDUNG menggunakan type

font ARIAL mencitrakan karakter: Jelas, Kokoh,

Terpercaya.

2.2 Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya, dan dengan adanya struktur organisasi yang baik akan memudahkan para pemimpin dan para karyawan untuk mengetahui batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja tiap-tiap bagian tersebut.

Selain itu, dengan adanya struktur organisasi akan terlihat seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan, maka masalah yang dihadapi akan semakin sulit dan kompleks. Hal ini membutuhkan pembagian tugas dan


(16)

wewenang (pengorganisasian) dari orang-orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu struktur organisasinya harus jelas, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

2.2.1 Struktur Organisasi Umum PDAM Tirtawening Kota Bandung Struktur Organisasi Umum PDAM Tirtawening Kota Bandung meliputi unit pimpinan, unit pengawasan, unit pelaksanaan, unit penelitian pengembangan. Untuk dapat mengetahui bagaimana bentuk dan susunan dari struktur organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung, dapat dilihat pada gambar 2.2 :


(17)

(18)

2.2.2 Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung Dalam struktur Organisasi Khusus ini, penulis ditempatkan di bagian keuangan tepatnya di bagian seksi kas. Penulis ditugaskan untuk mencatat dokumen ke dalam buku pengeluaran kas, dan buku ekspedisi, serta menginput data ke dalam software simaster.

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung

2.3 Uraian Tugas Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung Adapun tingkat dalam Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung beserta tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut :

A. Tugas Pokok dan Fungsi Unit

1) Unit Satuan Pengawasan Intern, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan para auditor;

Bagian Keuangan

Seksi Verifikasi

& Biaya

Seksi Anggaran

Seksi Pembukuan

Umum


(19)

c) Menyusun rencana untuk pengujian keuangan dan pembukuan secara berkala untuk mendapatkan perseujuan dari Direktur Utama;

d) Melaksanakan pengujian pada semua bagian/unit operasional Perusahaan Daerah untuk memastikan kebenaran pembukuan yang sesuai dengan program kerja yang telah disahkan oleh Direktur Utama;

e) Memberikan pendapat dan saran/rekomendasi untuk perbaikan sistem dan prosedur Perusahaan Daerah.

2) Unit Penelitian dan Pengembangan, mempunyai tugas dan wewenang:

a) Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan para peneliti;

c) Mengarahkan dan mengkontrol kegiatan penelitian dan pengkajian dalam upaya pengembangan perusahaan , baik di bidang air bersih, air kotor maupun bidang umum;

d) Menyusun program jangka panjang dan jangka menengah Perusahaan Daerah;

e) Mengatur dan mengkontrol kegiatan pengelolaan seluruh penerapan dan administrasi sistem teknologi informasi Perusahaan Daerah;


(20)

B. Tugas pokok dan Fungsi Bidang

1) Bidang Teknologi dan Sistem Informasi, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Sub Bidang Analisa, Desain dan Integrasi Sistem, Sub Bidang Penerapan dan Pengembangan Aplikasi, Sub Bidang Pemeliharaan dan Aplikasi Sistem;

c) Melakukan analisa, desain, dan integrasi sistem berbasiskan komputer sesuai dengan kebutuhan perusahaan;

d) Melakukan penerapan dan pengembangan aplikasi untuk pelaksanaan operasional kegiatan rutin;

e) Melakukan pemeliharaan dan administrasi sistem yang menggunakan peralatan teknologi informasi.

Bidang Teknologi dan Sistem Informasi terdiri dari: 1. Sub Bidang Analisa, Desain, dan Integrasi Sistem. 2. Sub Bidang Penerapan dan Pengembangan Aplikasi. 3. Sub Bidang Pemeliharaan dan Administrasi Sistem. 2) Bidang Sekretariat, mempunyai tugas dan wewenang;

a) Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan Sub Bidang Humas, Tata Usaha dan Protokol serta Sub Bidang Pengamanan;


(21)

c) Membangun dan memelihara citra Perusahaan Daerah baik kepada pelanggan, masyarakat maupun mitra kerja media massa, media publik dan elektronik;

d) Mengevaluasi sistem protokoler, kearsipan dan dokumentasi Perusahaan Daerah;

e) Menyusun pola produk hukum, menangani masalah-masalah hukum dan mewakili Perusahaan Daerah dalam penyelesaian hukum, baik melalui pengadilan maupun di luar pengadilan. Bidang Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bidang Humas.

2. Sub Bidang Tata Usaha dan Protokol. 3. Sub Bidang Pengamanan.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Divisi Umum

1) Bagian keuangan mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Kas, Seksi Verifikasi dan Biaya, Seksi Pembukuan Umum dan Seksi Anggaran;

c) Melaksanakan dan mengawasi penerimaan, penggunaan dan penyimpanan dari dana Perusahaan Daerah termasuk alat-alat pembayaran dan surat berharga, mengawasi dan memeriksa


(22)

penyelanggaraan kas sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku;

d) Menyusun target pendapatan rekening-rekening air dan menerbitkan rekening tagihan jasa pelayanan Air Kotor non pelanggan dan Air Bersih setiap bulan;

e) Membukukan semua transaksi keuangan dan biaya Perusahaan Daerah secara tepat waktu.

2) Seksi Kas mempunyai tugas dan wewenang:

a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya; b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi

pelaksanaan tugas bawahan;

c) Menerima bukti penerimaan pendapatan berupa cek, giro serta surat berharga lainnya dan bukti setoran ke Bank serta menerima alat pembayaran surat berharga dengan terlebih dahulu meneliti keabsahannya;

d) Melakukan pembayaran atas kewajiban dan keperluan Perusahaan Daerah berdasarkan bukti-bukti yang sah;

e) Memeriksa dan menerima bukti transaksi dan kelengkapannya mengenai keabsahan bukti penerimaan dan pengeluaran uang;

3) Seksi Verifikasi dan Biaya mempunyai tugas dan wewenang: a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya;


(23)

b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan;

c) Mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang verifikasi;

d) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis di bidang verifikasi;

e) Memeriksa kelengkapan administrasi, syarat-syarat bagi pengeluaran/pembayaran dan mengeluarkan voucher untuk keperluan di maksud.

4) Seksi Pembukuan Umum mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya; b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi

pelaksanaan tugas bawahan;

c) Mencatat setiap transaksi yang terjadi pada Perusahaan Daerah dengan menggunakan model Formulir yang telah ditentukan, baik mengenai dokumen Intern maupun Extern; d) Menyelenggarakan Buku Jurnal yang meliputi Buku Jurnal

Penjualan, Jurnal Return, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pembayaran Kas, Jurnal Penerimaan Bank, Jurnal Pembayaran Bank, Jurnal Alat-alat dan Persediaan, Jurnal Memorial/Umum dan menyelenggarakan Register Voucher;


(24)

e) Menyelenggarakan Buku Besar dengan cara memindahkan data-data dari Buku Jurnal ke Buku Besar sesuai dengan kode Perkiraan.

5) Seksi Anggaran mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya; b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi

pelaksanaan tugas bawahan;

c) Mempersiapkan dan menyusun Rencana Anggaran Perusahaan Daerah secara sistematis setiap tahun;

d) Mencatat realisasi anggaran menurut mata anggaran yang telah disahkan oleh Badan Pengawas / Walikota;

e) Membuat laporan secara periodik seperti Bulanan / Triwulan / Tahunan mengenai realisasi anggaran dan perubahan anggaran.

6) Bagian Penagihan, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Umum dalm bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dari Seksi Pelayanan Pembayaran, Seksi Penagihan, dan Seksi Pengelolaan Data Rekening;

c) Mengawasi pengelolaan dan mengontrol pengelolaan database pelanggan air kotor serta data-data teknis dan non teknis untuk melakukan penagihan jasa pelayanan air kotor;


(25)

d) Mengarahkan upaya-upaya optimalisasi penagihan jasa pelayanan air kotor dan mengontrol pelaksanaan penagihan jasa pelayanan air kotor, khususnya untuk non-pelanggan air bersih.

Bagian Penagihan terdiri dari : 1. Seksi Pelayanan Pembayaran. 2. Seksi Penagihan.

3. Seksi Pengolahan Data Rekening.

7) Bagian Langganan, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Seksi Administrasi dan Pelayanan Langganan, Seksi Pelayanan Pengaduan, dan Seksi Pengelolaan Data Pelanggan;

c) Melaksanakan sosialisasi dan komunikasi terhadap pelanggan mengenai ketentuan kepelangganan, penggunaan air secara efisien dan program peningkatan pelayanan yang perlu diketahui oleh pelanggan;

d) Menyelenggarakan administrasi kepelangganan serta menyusun pengaduan pelayanan dan mengarahkan bawahan untuk mengoptimalkan pelayanan;

e) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pelayanan pelanggan untuk pencapaian kepuasan pelanggan.


(26)

Bagian Langganan terdiri dari :

1. Seksi Administrasi dan Pelayanan Langganan. 2. Seksi Pelayanan Pengaduan.

3. Seksi Pengelolaan Data Pelanggan.

8) Bagian Hukum dan Sumber Daya Manusia, mempunyai tugas dan wewenang:

a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Seksi Hukum, Seksi Administrasi dan Pengembangan Pegawai, serta Seksi Kesejahteraan Pegawai;

c) Mengelola urusan kepegawaian yang meliputi seleksi pegawai, mempersiapkan penetapan pegawai baru, mempersiapkan kenaikan pangkat/golongan pegawai serta mengatur persiapan perpindahan pegawai sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku;

d) Mempersiapkan dan mengatur pensiun bagi pegawai;

e) Mengelola struktur gaji, menetapkan golongan jabatan, penyusunan daftar gaji dan penghasilan serta fasilitas kesejahteraan lainnya.

Bagian Hukum dan Sumber Daya Manusia terdiri dari: 1. Seksi Hukum.

2. Seksi Administrasi dan Pengembangan Pegawai. 3. Seksi Kesejahteraan Pegawai.


(27)

9) Bagian Perbekalan dan Perawatan, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Pergudangan, Seksi Pengadaan, Seksi Pemeliharaan Kendaraan dan Seksi Perawatan;

c) Menyelenggarakan dan mengawasi pemesanan dan pembelian barang-barang kebutuhan Perusahaan Daerah dan merencanakan kebutuhan barang pesediaan yang sesuai dengan batasan minimum;

d) Menyusun anggaran belanja untuk kebutuhan pengadaan barang persediaan;

e) Mengawasi penyimpanan barang di gudang dan melaksanakan opname secara berkala;

Bagian Perbekalan dan Perawatan terdiri dari: 1. Seksi Pergudangan.

2. Seksi Pengadaan.

3. Seksi Pemeliharaan Kendaraan. 4. Seksi Perawatan.

D. Tugas Pokok dan Fungsi Divisi Air Bersih

1) Bagian Perencanaan Teknik Air Bersih, mempunyai tugas dan wewenang :


(28)

a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Perencanaan, Seksi Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi, dan Seksi Dokumentasi dan Perpetaan;

c) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rencana detail utnuk kebutuhan program investasi dan pemeliharaan di lingkungan Divisi Umum dan Divisi Air Bersih;

d) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rancangan detail pekerjaan konstruksi yang meliputi gambar teknik (shop drawing), spesifikasi teknik, volume rincian pekerjaan dan perhitungan biaya;

e) Mengontrol penyusunan dokumentasi teknik rancangan detail pekerjan konstruksi.

Bagian Perencanaan Teknik Air Bersih terdiri dari : 1. Seksi Perencanaan.

2. Seksi Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi. 3. Seksi Dokumentasi dan Perpetaan.

2) Bagian Produksi I, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya; b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

tugas dari Seksi IPA Badaksinga, Seksi Sumur Bor dan Seksi Transmisi Cikalong;


(29)

c) Mengarahkan dan mengontrol proses pengolahan air baku menjadi air minum sesuai dengan standar kualitas yang berlaku;

d) Mengarahkan upaya-upaya optimalisasi proses pengolahan air bersih;

e) Mengontrol debit air baku maupun air hasil produksi. Bagian Produksi I terdiri dari :

1. Seksi IPA Badaksinga. 2. Seksi Sumur Bor.

3. Seksi Transmisi Cikalong.

3) Bagian Produksi II, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya; b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

tugas dari Seksi IPA Pakar, Seksi Cibereum-Cipanjalu-Ciranteun dan Seksi Mata Air;

c) Mengarahkan dan mengontrol proses pengolahan air baku menjadi air minum sesuai dengan standar kualitas yang berlaku;

d) Mengarahkan upaya-upaya optimalisasi proses pengolahan air bersih;

e) Mengontrol debit air baku maupun air hasil produksi. Bagian Produksi II terdiri dari :


(30)

2. Seksi Cibereum-Cipanjalu-Ciranteun. 3. Seksi Mata Air.

4) Bagian Distribusi, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya; b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

tugas dari Seksi Distribusi Wilayah Utara, Seksi Distribusi Wilayah Tengah-Selatan, Seksi Distribusi Wilayah Barat, Seksi Distribusi Wilayah Timur, Seksi Tangki-Terminal Air dan Hidran Umum (TAHU), serta Seksi Bengkel dan Air Teknik Perpipaan;

c) Mengatur dan mengontrol pelaksanan pendistribusian air kepada pelanggan;

d) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan pemeliharaan jaringan perpipaan dan perlengkapannya;

e) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan pengendalian kebocoran pada jaringan distribusi dan kelengkapannya.

Bagian Distribusi terdiri dari : 1. Seksi Distribusi Wilayah Utara.

2. Seksi Distribusi Wilayah Tengah-Selatan. 3. Seksi Distribusi Wilayah Barat.

4. Seksi Distribusi Wilayah Timur.


(31)

6. Seksi Bengkel dan Air Teknik Perpipaan.

5) Bagian Meter dan Penerbitan Jaringan, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya; b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

tugas Seksi Meter Wilayah Utara, Seksi Meter Wilayah Tengah-Selatan, Seksi Meter Wilayah Barat, Seksi Meter Wilayah Timur, serta Seksi Bengkel dan Tera Meter;

c) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan penertiban jaringan dalam bentuk pemutusan sambungan langganan, baik atas permintaan pelanggan, karena tunggakan maupun pelanggaran lainnya;

d) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan program penggantian meter pelanggan;

e) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan pengendalian kehilangan air non-fisik baik akibat penggunaan air tidak resmi, kecurangan pelanggan, maupun akurasi meter.

Bagian Meter dan Penertiban Jaringan terdiri dari : 1. Seksi Meter Wilayah Utara.

2. Seksi Meter Wilayah Tengah-Selatan. 3. Seksi Meter Wilayah Barat.


(32)

5. Seksi Bengkel dan Tera Meter.

6) Bagian Pencatat Meter, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya; b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

tugas Seksi Pencatat Wilayah Utara, Seksi Pencatat Wilayah Tengah-Selatan, Seksi Pencatat Wilayah Barat, Seksi Pencatat Wilayah Timur, serta Seksi Evaluasi Kubikasi; c) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan

pencatatan kubikasi meter air pelanggan;

d) Mengontrol kebenaran hasil pencatatan kubikasi meter air pelanggan;

e) Mengkoordinasikan permasalahan lapangan yang berhubungan dengan pencatatan meter air pelanggan, kondisi aliran serta permasalahan lapangan lainnya kepada bagian terkait.

Bagian Pencatat Meter terdiri dari : 1. Seksi Pencatat Wilayah Utara.

2. Seksi Pencatat Wilayah Tengah-Selatan. 3. Seksi Pencatat Wilayah Barat.

4. Seksi Pencatat Wilayah Timur. 5. Seksi Evaluasi Kubikasi.


(33)

E. Tugas Pokok dan Fungsi Air Kotor

1) Bagian Perencanaan Teknik Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan menontrol pelaksanaan tugas dari Seksi Perencanaan, Seksi Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi, serta Seksi Dokumentasi dan Perpetaan;

c) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rencana detail untuk kebutuhan program investasi dan pemeliharaan di lingkungan Divisi Air Kotor;

d) Mengevaluasi potensi langganan air kotor untuk perencanaan pengembangan pelayanan;

e) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rancangan detail pekerjaan konstruksi yang meliputi gambar teknik (shop drawing), spesifikasi teknik volume rincian pekerjn dan perhitungan biaya;

Bagian Perencanaan Teknik Air Kotor terdiri dari : 1. Seksi Perencanaan.

2. Seksi Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi. 3. Seksi Dokumentasi dan Perpetaan;

2) Bagian Pengolahan Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :


(34)

a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Pengendalian Kualitas;

c) Mengarahkan dan mengontrol proses pengolaha air kotor serta pelaksanaan analisa kimia dan bakteriologi sehingga mutu air buangan yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan;

d) Mengontrol kualitas air buangan di jaringan air kotor baik sistem tertutup maupun terbuka secara kimiawi dan biologi; e) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan

perawatan dan pemeliharaan semua peralatan mekanikal dan elektrikal yang ada di Bagian Pengolahan Air Kotor dapat berfungsi dengan baik.

Bagian Pengolahan Air Kotor terdiri dari : 1. Seksi IPAL Bojongsoang.

2. Seksi Instalasi Pompa. 3. Seksi Pengendalian Kualitas.

3) Bagian Operasional Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Operasional Wilayah Utara, Seksi Operasional Wilayah Tengah-Selatan, Seksi Operasional


(35)

Wilayah Barat, Seksi Operasional Wilayah Timur serta Seksi Pemeliharaan Alat Teknik Air Kotor;

c) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan saluran air kotor untuk seluruh wilayah operasi;

d) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan penanganan saluran air kotor di seluruh wilayah operasi; e) Mengarakan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan perawatan

dan pemeliharaan serta perbaikan alat-alat teknik air kotor agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Bagian Operasional Air Kotor Terdiri dari : 1. Seksi Operasional Wilayah Utara.

2. Seksi Operasional Wilayah Tengah-Selatan. 3. Seksi Operasional Wilayah Barat.

4. Seksi Operasional Wilayah Timur.

5. Seksi Pemeliharaan Alat Teknik Air Kotor.

4) Bagian Pelayanan Umum Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :

a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;

b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Pendataan Pelanggan Air Kotor, Seksi Pelayanan Tanki Tinja, serta Seksi Pemasaran Air Kotor;


(36)

c) Melakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

d) Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkunga kerjanya tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan mendahulukan sikap keteladanan yang baik dn benar;

e) Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Air Kotor secara berkala dan sesuai kebutuhan.

Bagian Pelayanan Umum Air Kotor terdiri dari : 1. Seksi Pendataan Pelanggan Air Kotor.

2. Seksi Pelayanan Tanki Tinja. 3. Seksi Pemasaran Air Kotor.

2.4 Kegiatan PDAM Tirtawening Kota Bandung

Tugas pokok dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota bandung adalah bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih dan melayani sarana pembuangan air kotor (domestik) baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, PDAM Kota Bandung menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen clan penyediaan air bersih dan sarana air kotor.


(37)

2) Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup Perusahaan Pembangunan Daerah.

Sistem distribusi air ke daerah yang dilakukan oleh PDAM menggunakan beberapa cara :

1) Sistem Jaringan Pipa.

Sistem pendistribusian air melalui pipa dengan cara gravitasi ke daerah pelayanan.

2) Sistem Pelayanan Air Tangki.

Armada tangki siap beroperasi melayani kebutuhan masyarakat secara langsung selama 24 jam.

3) Sistem Kran Umum dan Terminal Air.

Merupakan sarana pelayanan air bersih untuk daerah pemukiman tertentu yang dinilai cukup padat dan sebagainya penduduknya belum mampu menjadi pelanggan air minum melalui sambungan rumah. Jumalah kran umum dan terminal air di wilayah Kota Bandung sebanyak 2.100 buah.

Sarana yang disediakan oleh PDAM Kota Bandung dalam usahanya melayani pembuangan air kotor adalah :

1) Saluran utama pembuangan air kotor yang dibangun pada jaman Belanda sepanjang 1 km.

2) Saluran tercampur yang berfungsi menyalurkan air kotor dan menampung air hujan (Brand Gaang).


(38)

3) Sarana pembuangan air basil proyek BDUP I yang meliputi sarana 176.30 km, manhole 5734 buah dan bak control 13.371.

4) Sarana pembuangan air kotor basil proyek BDUP II meliputi Saluran 128.6 km, manhole 4.100 buah dan bak control 14.000 buah.

5) Storm Over Flow sebanyak 32 Buah.

6) Daerah pelayanan saluran air kotor di wilayah Kota Bandung termasuk daerah pengembangan di 73 Kelurahan.

7) Kolam pengolahan air kotor Bojongsoang seluas 85 Ha, yang meliputi instalasi dan kolam oksidasi dengan populasi yang dilayani 400.000 jiwa.


(39)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1Landasan Teori

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal – hal atau teori – teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Teori menurut Azhar Susanto (2008) mendefinisikan prosedur sebagai berikut :

“Posedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara bersama-sama”.

Sedangkan menurut M. Nafarin (2008:84) mendefinisikan prosedur sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urutan – urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang.

3.1.2 Kas

Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan, kehidupan dan kemajuan perusahaan yang tidak dapat dipisahkan dari


(40)

kas. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap, lebih jelasnya menurut Soemarso S.R, (2010:295) menyatakan bahwa kas adalah:

Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan karena sifatnya yang likuid atau lancar. Tanpa tersedianya kas yang memadai, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang akan berakibat pada terhambatnya aktivitas dan tujuan suatu perusahaan. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru berupa aktiva tetap.

Terdapat 2 kriteria menurut Soermarso S.R, (2010:295) agar alat pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas, diantaranya:

a) Harus dapat diterima umum sebagai alat pembayaran, atau diterima oleh bank sebagai simpanan sebesar nilai nominalnya.

b) Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas adalah suatu aktiva lancar yang penting bagi suatu perusahan untuk melakukan aktivitas sehari – hari.


(41)

3.1.2.1 Pengertian Kas

Teori menurut Soemarso S.R, (2010:296) mendefinisikan kas sebagai berikut :

“Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.

Sedangkan menurut Kusnadi, (2011:60) mendefinisikan kas sebagai berikut :

“Kas merupakan suatu alat pembayaran yang mudah dipindah tangankan antara pihak yang melakukan transaksi. Kas mempunyai kegunaan yang universal dan ia merupakan kertas kecil yang mempunyai nilai yang cukup tinggi”.

Dan teori menurut Kasmir (2010:188) mendefinisikan kas sebagai berikut:

“Kas adalah segenap uang tunai yang dipegang oleh perusahaan dan tercatat dalam neraca pada posisi aktiva lancar. Kas bukan hanya meliputi uang tunai, tetapi juga meliputi pos wesel, berbagai macam cek, serta dana-dana yang tersimpan di Bank”.

Berdasarkan definisi diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kas merupakan sejumlah uang tunai, cek, bilyet giro yang digunakan sebagai alat bayar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan sifatnya sangat likuid sehingga pengalokasian harus benar-benar diawasi agar dapat


(42)

dikendalikan dan tidak menghambat pada aktivitas operasional perusahaan.

3.1.2.2 Fungsi Kas

Fungsi kas sangat penting untuk menunjang kelancaran aktivitas perusahaan yang perlu ditetapkan perusahaan untuk pengeluaran yang layak. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian fungsi kas menurut beberapa ahli:

Fungsi kas menurut Soemarso S.R, (2010:297) adalah sebagai berikut :

1) Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar atau kecil.

2) Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya.

3) Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.

Sedangkan fungsi kas menurut Mulyadi, (2003:165) adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab dalam mengisi cek. 2) Meminta otorisasi atas cek.

3) Menyerahkan cek pada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

Dapat disimpulkan maka fungsi kas ini bisa membantu perusahaan dalam kegiatan transaksi dalam persediaan


(43)

anggaran pada pemasukan dan pengeluaran dana dalam menjalankan operasi kegiatan perusahaan.

3.1.2.3 Pengelolaan Kas

Manajemen perusahaan yang dikemukakan perlu melakukan pengelolaan serta pengendalian terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Adanya manajemen kas atau pengelolaan kas merupakan salah satu fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kas yang menjadi dasar dari suatu fungsi keuangan pada kebanyakan perusahaan, dikarenakan kas mempunyai kedudukan sentral dalam operasional perusahaan sehari-hari maupun bagi pelaksanaan keperluan-keperluan yang menunjang operasional perusahaan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian pengelolaan kas menurut beberapa ahli:

Menurut Soemarso S.R, (2010:298) manajemen perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam mengelola kas dengan dilakukan pengeloaan pengendalian kas adalah sebagai berikut :

1) Adanya penganggaran kas yang direncanakan dengan baik yaitu dengan mengestimasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode yang akan datang.

2) Adanya pengelolaan atas penerimaan serta pengeluaran kas.

3) Adanya pengendalian intern atas penerimaan serta pengeluaran kas.


(44)

5) Adanya jalinan hubungan kerjasama yang baik dengan bank.

Sedangkan menurut Kusnadi, (2011:63) adapun beberapa alasan perlu dilakukannya pengelolaan serta pengendalian kas adalah sebagai berikut:

1) Kas merupakan aktiva lancar yang paling rawan serta potensial untuk dijadikan objek penyelewengan atau penyalahgunaan, pencurian, penggelapan, manipulasi, dan tindakan-tindakan yang akan merugikan perusahaan lainnya. Pengendalian terhadap kas ini perlu diciptakan untuk meyakinkan bahwa kas milik perusahaan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau seseorang yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan operasional perusahaan.

2) Jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan harus memadai untuk keberlangsungan operasional perusahaan, oleh karena itu manajemen kas dalam suatu perusahaan harus mengatur secara hati-hati penerimaan serta pengeluaran kas nya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kas pada dasarnya adalah meminimalkan resiko perusahaan dalam keadaan insolvency, yaitu suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak mampu lagi untuk membayar hutang-hutang tepat pada waktunya”.

3.1.3 Pengertian Pengeluaran Kas

Teori menurut Soemarso S.R (2009:318) mendefinisikan pengeluaran kas sebagai berikut :

“Pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang


(45)

diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas.”

Sedangkan definisi pengeluaran kas menurut Mulyadi (2008 : 543) menyatakan bahwa :

“Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan”.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun pengeluaran-pengeluaran lainnya yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

3.1.3.1 Unsur – Unsur Pengeluaran Kas

Teori unsur-unsur pengeluaran kas menurut Mulyadi (2001:510) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi yang terkait a) Fungsi Kas

Bagian ini bertanggung jawab mengeluarkan kas berdasarkan permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan mengajukan permintaan cek.

b) Fungsi Akuntansi

Bagian ini bertanggung jawab dalam pencatatan pengeluaran kas ke dalam jurnal pengeluaran kas berdasarkan bukti kas keluar dari fungsi kas.

2. Dokumen yang digunakan a) Bukti Kas Keluar


(46)

Dokumen ini berisi rekapitulasi kas yang keluar yang dibuat oleh bagian kas. Dokumen ini sebagai dokumen sumber pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas oleh fungsi akuntansi.

b) Cek

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian yang memerlukan kas yang dibuat oleh bagian kas.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan a) Buku Kas

Buku Kas adalah buku yang berisi catatan pengeluaran kas selama 1 hari.

b) Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal pengeluaran kas adalah catatan yang berisi total penerimaan kas selama 1 ( satu ) bulan dan dibuat oleh bagian akuntansi.

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Pengeluaran Kas a) Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Dalam prosedur ini diuaraikan mengenai pembuatan bukti kas keluar yang dibuat oleh bagian kas atas permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan membuat cek dan mencatatnya dalam bukti kas keluar.

b) Prosedur pembayaran kas

Dalam prosedur ini diuraikan mengenai pembayaran kas yang dilakukan oleh bagian kas.

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan pada bagian kas di keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut, penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan-kegiatan instansi khususnya pada bagian akuntansi agar pembukuan dapat dilakukan secara tertib dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain dibimbing mengenai tatacara pembukuan, penulis juga diajarkan


(47)

mengenai pengaplikasian data untuk di entry ke dalam software simaster.

3.2.1.1Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Bandung

Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur pengeluaran kas yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Unit Bagian

Membuat pengajuan pengeluaran yang diperlukan, menyerahkannya kepada Direktur terkait agar disampaikan kepada Direktur Utama untuk dibuatkan disposisi persetujuan yang selanjutnya akan diberikan ke bagian pembukuan untuk dibuatkan voucher.

2. Direktur Utama

Menerima surat pengajuan pengeluaran dari BagianUnit yang memerlukan dana untuk membuat disposisi persetujuan dan menandatangani voucher dan cek yang diberikan oleh Direktur Umum dari bagian keuangan serta memberikan voucher dan cek yang telah di tandatangani bagian keuangan.

3. Direktur Umum

Menerima disposisi persetujuan dari Direktur Utama untuk di tandatangani dan menyerahkannya ke bagian


(48)

pembukuan, serta meneliti dan menandatangani voucher dan cek dari bagian keuangan serta menyerahkannya kepada Direktur Utama untuk di tandatangani.

4. Bagian Keuangan

Menerima disposisi persetujuan dari Direktur Umum sebagai dasar untuk dibuatkan voucher dan untuk selanjutnya akan dibuatkan cek yang sebelumnya telah di tandatangani Direktur Umum dan Direktur Utama. Menyerahkan cek yang telah di tandatangani oleh Direktur Umum dan Direktur Utama kepada unit kerja yang sebelumnya telah mengajukan surat pengajuan pengeluaran.

Dokumen yang digunakan pada prosedur pengeluaran kas yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1) Permintaan pengeluaran kas berupa nota dinas / surat permohonan pengeluaran kas.

2) Lembar Disposisi, yang digunakan sebagai untuk membubuhkan disposisi pimpinan.

3) Voucher, bukti pengeluaran kas berupa rincian bukti realisasi pembiayaan.


(49)

4) Cek / bilyet giro, surat perintah kepada Bank penyimpan dana guna memindahkan dana dalam jumlah tertentu ke rekening lain.

5) Buku Pengeluaran Kas, buku catatan akuntansi sebagai tanda bukti bahwa dokumen – dokumen pengeluaran kas telah dibuat.

6) Buku Ekspedisi, buku catatan akuntansi sebagai tanda bukti bahwa dokumen – dokumen pengeluaran kas telah diterima oleh pihak yang meminta dana.

Disamping itu terdapat prosedur pengeluaran kas (flowchart) yang dilakukan pada PDAM Tirtawening Bandung yaitu :

1) Unit bagian dimulai

2) Unit bagian yang membutuhkan dana membuat nota dinas / surat permohonan pengeluaran kas.

3) Selanjutnya diajukan kepada Direktur Umum.

4) Direktur Umum tersebut memeriksa keperluan permohonan dana yang diperlukan, apabila tidak sesuai dengan ketentuan surat ditolak, dan apabila surat disetujui diberikan lembar disposisi selanjutnya diajukan ke Bagian Keuangan.


(50)

5) Bagian keuangan membuat dokumen-dokumen berupa voucher, lalu membuat check. Dan selanjutnya dokumen tersebut dicatat pada Buku Ekspedisi.

6) Dokumen pengeluaran kas tersebut diberikan kepada Direktur Umum dan Direktur Utama untuk penandatanganan cek.

7) Selanjutnya dokumen pengeluaran kas tersebut diberikan kepada Unit Bagian yang meminta dana tersebut.

8) Unit Bagian membawa dokumen kepada Bagian Keuangan, selanjutnya Staf Bagian Keuangan mencatat dokumen pada Buku Kas Keluar dan di tandatangani sebagai tanda bukti bahwa dokumen sudah diterima oleh Unit Bagian .

9) Staf Bagian Keuangan menginput Buku Kas Keluar yang sudah dicatat pada Software Simaster, serta dokumennya di arsipkan baik dalam bentuk fisik dan non fisik.


(51)

Daftar Simbol Flowchart

No Nama Simbol Keterangan

1 Terminal Digunakan untuk memulai,

mengakhiri atau titik henti dalam sebuah proses atau program.

2 Arus Dokumen / Pemrosesan

Arah arus dokumen atau pemrosesan.

3 Dokumen Sebuah dokumen atau laporan.

Dokumen dapat dibuat dengan tangan atau cetak oleh komputer.

4 Keputusan Sebuah tahap pembuatan

keputusan, digunakan dalam bagan alir program komputer untuk menunjukkan cabang bagi alternatif cara.

5 Operasi Manual Menunjukkan proses yang

dikerjakan secara manual.

6 Pemrosesan Komputer

Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh komputer, biasanya menghasilkan data atau informasi.

7 Penyimpanan / Storage

Menunjukkan akses langsung perangkat penyimpanan.

8 Arsip Arsip dokumen disimpan dan

diambil secara manual. Huruf didalamnya menunjukkan cara pengurutan arsip.

Tabel 3.1


(52)

FLOWCHART PENGELUARAN KAS PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG

KETERANGAN DOKUMEN

Sumber : Diolah Penulis

Gambar 3.1


(53)

KETERANGAN DOKUMEN

Tabel 3.2 Keterangan Dokumen

SINGKATAN KETERANGAN

A Arsip

ND Nota Dinas

LD Lembar Disposisi

TTD Tanda Tangan

TTD 1 Tanda Tangan Direktur Umum TTD 2 Tanda Tangan Direktur Utama TTD 3 Tanda Tangan Bag. Keuangan


(54)

3.2.1.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung

Hambatan yang dialami dalam prosedur pengeluaran kas di PDAM Tirtawening Bandung antara lain :

a) Salah pencatatan kode check dan nominal rupiah pada buku pengeluaran kas atau pada buku ekspedisi.

b) Adanya selisih nilai yang terjadi pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi.

c) Penginputan data yang salah ketika melakukan jurnal di Software Simaster.

3.2.1.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung

Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang diatas yaitu sebagai berikut :

a) Ketika melakukan pencatatan dalam buku, diperiksa kembali data yang sudah ditulis.

b) Ketika terjadi selisih staf memeriksa kembali data yang terdapat pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi.

c) Lebih teliti ketika melakukan penginputan data pada Software Simaster.


(55)

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1 Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung

Kebijakan pengeluaran kas yang terjadi pada PDAM Tirtawening Kota Bandung sudah cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP pada PDAM Tirtawening Kota Bandung karena adanya otoritas yang jelas dari pihak yang berwenang, adanya ketetapan yang jelas perihal tugas dan tanggung jawab pada bagian kas dan adanya aturan yang jelas dengan alur keluar masuknya kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung karena sudah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan tentu saja sesuai dengan teori – teori yang dikemukakan para ahli. Namun dalam proses pengeluaran kas tersebut terdapat hambatan – hambatan yang harus diperbaiki. Hambatan yang terjadi dikarenakan faktor sumber daya manusia seperti salah melakukan pencatatan dan penginputan data.

3.2.2.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung

Hambatan yang dialami dalam prosedur pengeluaran kas di PDAM Tirtawening Bandung ini adalah terletak pada pertanggungjawabannya yaitu :

a) Salah pencatatan kode check dan nominal rupiah pada buku pengeluaran kas atau pada buku ekspedisi


(56)

dikarenakan dikerjakan oleh 2 (dua) orang lebih sehingga berakibat terjadinya pencatatan yang salah dan dapat menghambat waktu pengerjaannya.

b) Terjadi selisih karena adanya kesalahan dalam hal pencatatan pembukuan karena dikerjakan oleh 1 (satu) orang lebih dalam mengerjakan pembukuan dan juga kurang teliti dalam proses pencatatan yang berakibat pengerjaan tugas yang sama dapat menghabiskan waktu yang lama sehingga pekerjaan lainnya tidak efektif.

c) Penginputan data yang salah ke dalam Software Simaster yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil total pada software tersebut sehingga dapat menghambat pekerjaan dan untuk mengkoreksi kesalahan harus dilakukan oleh pihak yang berwenang.

3.2.2.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung

Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang diatas yaitu sebagai berikut :

a) Ketika melakukan pencatatan dalam buku, diperiksa kembali data yang sudah ditulis sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi.


(57)

b) Untuk mengurangi selisih yang terjadi pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi, staf yang bersangkutan harus lebih teliti dalam mencatat dan memeriksa kembali data yang terdapat dalam buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi sehingga perbedaan nominal pada buku-buku tersebut dapat diminimalisir. c) Penginputan data pada Software Simaster dilakukan secara

lebih teliti sehingga kesalahan terhadap penginputan data dapat dihindari dan juga adanya pengawasan dari bagian kas.


(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di PDAM Tirtawening Kota Bandung, maka penulis menarik kesimpulan diantaranya :

a) Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung sudah cukup baik karena adanya otoritas yang jelas dari pihak yang berwenang, adanya ketetapan yang jelas perihal tugas dan tanggung jawab pada bagian kas dan adanya aturan yang jelas dengan alur keluar masuknya kas di PDAM Tirtawening Kota Bandung karena sudah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

b) Hambatan yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas terletak pada sumber daya manusia sering terjadinya kesalahan pencatatan pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi, adanya perbedaan nominal rupiah pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi, dan kesalahan penginputan data pada Software Simaster.

c) Upaya yang dilakukan perusahaan terhadap hambatan yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas yaitu ketika melakukan pencatatan dalam buku, diperiksa kembali data yang sudah ditulis sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dan untuk mengurangi selisih yang terjadi pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi, staf yang bersangkutan harus lebih teliti dalam mencatat dan memeriksa kembali


(59)

data yang terdapat dalam buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi sehingga perbedaan nominal pada buku-buku tersebut dapat diminimalisir dan penginputan data pada Software Simaster dilakukan secara lebih teliti sehingga kesalahan terhadap penginputan data dapat dihindari dan juga adanya pengawasan dari bagian kas.

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian di PDAM Tirtawening Kota Bandung, penulis akan mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak - pihak yang berkepentingan, diantaranya :

a) Prosedur dalam pengeluaran kas sudah baik karena berpedoman kepada SAK yang berlaku namun perlu ditingkatkan lagi dalam sikap yang profesionalisme dan disiplin dari para karyawan, agar kerjasama antar bagian – bagian di PDAM Tirtawening Kota Bandung maupun dengan pihak – pihak lain dapat merubah kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

b) PDAM Tirtawening Kota Bandung harus bertindak tegas dan melakukan upaya yang terbaik dalam menanggapi hambatan tersebut, agar permasalahan itu tidak terjadi terus-menerus.

c) Upaya yang seharusnya dilakukan yaitu perusahaan dengan cara selalu memberikan pengawasan yang tegas terhadap karyawan dan memberikan training – training yang dapat memberikan pengetahuan yang lebih terhadap para karyawan yang bertugas sehingga dengan begitu akan terbentuk sumber daya manusia yang lebih kompeten di


(60)

bidanganya dan mempunyai cara berpikir dan tujuan yang sama untuk memperbaiki kinerja perusahaan.


(61)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Strata Satu

Disusun oleh :

DHEVI PUTRIARISMA Y.H 2.11.12.003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(62)

iv SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4

1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.3.2 Keguanaan Akademis ... 4

1.4Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN / INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 7


(63)

v

2.1.2 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 10

2.2 Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 12

2.2.1 Struktur Organisasi Umum PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 13

2.2.2 Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung .. 15

2.3 Uraian Tugas Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung .. 15

2.4 Kegiatan PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 33

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori... 36

3.1.1 Pengertian Prosedur ... 36

3.1.2 Kas ... 36

3.1.2.1 Pengertian Kas ... 38

3.1.2.2 Fungsi Kas ... 39

3.1.2.3 Pengelolaan Kas ... 40

3.1.3 Pengertian Pengeluaran Kas ... 41

3.1.3.1 Unsur-Unsur Pengeluaran Kas... 42

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 43


(64)

vi

Tirtawening Bandung ... 51

3.2.1.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung ... 51

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 52

3.2.2.1 Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 52

3.2.2.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung ... 52

3.2.2.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung ... 53

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 55

4.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 59


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Kusnadi. 2011. Akuntansi Keuangan Menengan (Intermediete). Malang : Universitas Brawijaya.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.

Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Soemarso S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu Edisi Lima, Jakarta : Salemba Empat.

Soemarso S.R. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar, Cetakan Keempat, Jakarta : Salemba Empat.


(66)

i

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG”.

Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan untuk memberikan segala yang dibutuhkan dalam penulisan laporan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas karunia, kelancaran dan kemudahan yang telah dilimpahkan kepada penulis.

2. Nabi Muhammad SAW, atas contoh hidup beliau yang menginspirasi menjadi manusia yang mau belajar.

3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

4. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(67)

ii

membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek. 9. Heru Suharto, SE, MH selaku Pimpinan PDAM Tirtawening Kota Bandung

yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di Bagian Keuangan.

10. Dada Juanda dan Edi Junaidi, SE selaku pembimbing perusahaan yang telah memberikan pengarahan dan kepada penulis selama pelaksanaan kerja praktek di Bagian Keuangan.

11.Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memeberikan doa, kasih sayang, dukungan, secara moril maupun materil yang menjadi motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek.

12.Kepada kedua kakakku Wildan dan Septian yang selalu mendukung dan memfasilitasi hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek.

13.Muhammad Doni Putra yang setia menemani, selalu memberi semangat, motivasi, dukungan dan kekuatan untuk terus berjuang hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini.

14.Desi, Sarah, Heppy, Rita yang dari awal kuliah banyak menemani dalam suka maupun duka.

15.Teman - teman seperjuangan kelas Akuntansi 2 angkatan 2012.

16.Teman – teman Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia angkatan 2012.


(68)

iii

banyak membantu penulis selama proses perkuliahan serta penyusunan laporan ini.

19.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan semua pihak yang tidak dapt disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari akan kekurangsempurnaan penulisan laporan. Oleh sebab itu segala kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan agar kelak dikemudian hari dapat menyelesaikan karya yang lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, November 2015 Penulis


(69)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : DHEVI PUTRIARISMA YOSANIA HERWINA

NIM : 2.11.12.003

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Agustus 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Pasir Koja, Rahayu III No. 217/91 RT. 04 RW. 05 Bandung

Telepon : 0857-2039-6073

Email : dheviputriarisma@yahoo.com

Foto :

Pendidikan Formal

1.1998 - 2000 TK Al-Ikhlas Bandung

2. 2000 - 2006 SD Kemah Indonesia 1 Bandung 3. 2006 - 2009 SMP Negeri 24 Bandung

4. 2009 - 2012 SMK Muslimin 1 Bandung


(1)

vi

3.2.1.1 Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening

Bandung Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 44

3.2.1.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung ... 51

3.2.1.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung ... 51

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 52

3.2.2.1 Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 52

3.2.2.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung ... 52

3.2.2.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung ... 53

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 55

4.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 59


(2)

58

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Kusnadi. 2011. Akuntansi Keuangan Menengan (Intermediete). Malang : Universitas Brawijaya.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.

Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Soemarso S.R.2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu Edisi Lima, Jakarta : Salemba Empat.

Soemarso S.R.2010. Akuntansi Suatu Pengantar, Cetakan Keempat, Jakarta : Salemba Empat.


(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul

“PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG”.

Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan untuk memberikan segala yang dibutuhkan dalam penulisan laporan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas karunia, kelancaran dan kemudahan yang telah dilimpahkan kepada penulis.

2. Nabi Muhammad SAW, atas contoh hidup beliau yang menginspirasi menjadi manusia yang mau belajar.

3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

4. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(4)

7. Dr. Ely Suhayati, S.E., Ak., M.Si, CA., selaku Dosen Wali Kelas 4 AK 2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 8. Dr. Adeh Ratna Komala, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek. 9. Heru Suharto, SE, MH selaku Pimpinan PDAM Tirtawening Kota Bandung

yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di Bagian Keuangan.

10. Dada Juanda dan Edi Junaidi, SE selaku pembimbing perusahaan yang telah memberikan pengarahan dan kepada penulis selama pelaksanaan kerja praktek di Bagian Keuangan.

11.Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memeberikan doa, kasih sayang, dukungan, secara moril maupun materil yang menjadi motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek.

12.Kepada kedua kakakku Wildan dan Septian yang selalu mendukung dan memfasilitasi hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek.

13.Muhammad Doni Putra yang setia menemani, selalu memberi semangat, motivasi, dukungan dan kekuatan untuk terus berjuang hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini.

14.Desi, Sarah, Heppy, Rita yang dari awal kuliah banyak menemani dalam suka maupun duka.

15.Teman - teman seperjuangan kelas Akuntansi 2 angkatan 2012.

16.Teman – teman Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia angkatan 2012.


(5)

iii

17.Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

18.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis selama proses perkuliahan serta penyusunan laporan ini.

19.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan semua pihak yang tidak dapt disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari akan kekurangsempurnaan penulisan laporan. Oleh sebab itu segala kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan agar kelak dikemudian hari dapat menyelesaikan karya yang lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, November 2015 Penulis


(6)

70

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : DHEVI PUTRIARISMA YOSANIA HERWINA

NIM : 2.11.12.003

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Agustus 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Pasir Koja, Rahayu III No. 217/91

RT. 04 RW. 05 Bandung

Telepon : 0857-2039-6073

Email : dheviputriarisma@yahoo.com

Foto :

Pendidikan Formal

1.1998 - 2000 TK Al-Ikhlas Bandung

2. 2000 - 2006 SD Kemah Indonesia 1 Bandung

3. 2006 - 2009 SMP Negeri 24 Bandung

4. 2009 - 2012 SMK Muslimin 1 Bandung